Selamat datang dalam acara peluncuran Yayasan Padi Kapas Indonesia Dengan tema Merawat Indonesia Dengan Akal Sehat Sumbang Sih, Dr. Syahrir Untuk Negeri Helmet is back Hey, go one door Thank you Saya kagum melihat dia dan saya selalu bilang sama Pandu, kalau Pandu melihat, Bapakmu sekarang melihat dari langit sana, dia bilang, Paten juga anakku ini. Karena menurut saya, Cil hebat, tapi anaknya juga menurut saya lebih hebat dalam hal ini. Ya Pandu kamu harusnya GR, tapi memang ya itu kira-kira.
Jadi kita asik masih berbicara soal ijajah yang menurut saya sangat tidak relevan untuk dibicarakan oleh seorang apa namanya intelektual di republik ini, apa sih ijajah itu? saya pun gak tau ijajah saya dimana saya taruh kata akal sehat itu saya pake sampe sekarang tuh prinsip Thomas Paine yang judulnya Common Sense buku yang menonton ide revolusi Amerika 1776 jadi cepet-cepet saya anggap bahwa Common Sense itu terjemahan Indonesia nya adalah akal sehat Padi Kapas diluncurkan ulang untuk re-invite, remembering Syahrir Ideas atau revisiting Syahrir Political Economist Ideas itu. Mengunjungi kembali ide-ide itu dan ini logonya Padi Merah ini.
Padi Merah ini supaya gak diinjek oleh Gajah Merah. Pak Syahrir sangat kuat dalam urgensi untuk menghasilkan pedagog pendidik. Yang walaupun sekarang yang yang kuasai politik kita itu ada para demagog yang ngomong bu berbunga-bunga tapi tanpa pengetahuan sejarah intelektual intellectual history itu partai Indonesia Baru itu waktu pemilu berapa 2010-2008 ikut dalam pemilu tuh 2004-2008 ikut dalam pemilu dan menang Terima kasih. Menang di satu TPS di depan rumah Ketip Basri Pertama-tama luar biasa ya Pak Lut bicara mengenai diregulasi Bahwa kuota import itu ujungnya bisa korupsi Itu satu, saya kira satu progres yang luar biasa sebenarnya Pak kita bisa lihat Itu jindir apa puji Bang?
Bukan, betul Kenapa Bapak selalu beda pilihan Presiden sama Pak Sofian Pak selama ini Pak? Itu bagi tugas atau gimana Pak sebenarnya? Untuk sesama aktivis pun, orang seperti Pak Syahrir dan Pak Rizal.
Ramli, wah itu berdebatnya udah abis-abis Yang kedua, Bang Cie itu ngomong akal sehat Itu cocok banget sama saya sebagai Menteri Kesehatan Nah pertanyaan saya nih pertanyaan saya Pernah gak beliau ngomong mengenai fisik atau raga yang sehat? Selamat pagi, selamat datang dalam acara peluncuran Yayasan Padi Kapas Indonesia dengan tema Merawat Indonesia dengan Akal Sehat Sumbang Sih, Dr. Syahrir untuk Negeri. Boleh berikan semangat tepuk tangan pagi hari ini ya. Hari ini ya Ria kita disini akan mengenang dan merayakan kehidupan Dr. Syahrir sambil mendiskusikan relevansi pikiran, perjuangan, dan cita-cita Syahrir dalam konteks kekinian. Semari kita bisa membayangkan kira-kira dalam situasi seperti sekarang apa yang akan beliau tulis, apa yang beliau akan omongkan, dan kira-kira apa yang beliau akan briefingkan kepada Rocky Gerung untuk dibicarakan.
kita sambil membayangkan itu karena itu kan gak ada dalam kenyataan itu siapa yang memberi thing siapa itu itu pertanyaan yang lebih prinsipil dan disini juga spesial Ari karena akan diluncurkan kembali yayasan Padi Kapas Indonesia yang dulu beliau bentuk dengan nama Yayasan Padi Kapas Indonesia sebagai bentuk wadah untuk terus berikhtiar, mewujudkan ide politik akal sehat dan demokrasi ekonomi yang berkeadilan sosial di republik yang kita cintai. Jadi nyebutnya harus lengkap ini. Yayasan? Yayasan Padi Kapas Indonesia.
Kalau disingkat? Kalau disingkat Yayasan PKI, kan gak enak. Jadi nanti Pak Luhut gak boleh, kan dia dulu memberantas itu sebagai Kopassus. Jadi harus lengkap nyebutnya, Yayasan Padi Kapas Indonesia.
Gak boleh disingkat jadi? Yayasan PKI, gak boleh. Padahal PSI ya.
Iya. Padahal ini pura-pura PSI kan. Makanya ada sis Grace.
Oke. Kita perkenalkan dulu diri kita. Anda siapa nih? Ari. Anda dulu lah.
Biasanya kan perhentapnya Anda dulu. Oh iya. Nama saya Budi Adiputro.
Nama saya Ari Putra. Kamunya dipanggil? Budi Ari. Hahaha.
Menteri Kooperasi ya Saya bisa dipanggil Budi, bisa dipanggil Didit Asal jangan dipanggil Kejaksaan ya Apalagi KPK ya Apalagi KPK, takut kita Oke, sebelum kita lanjut Ri Kita akan menyapa dulu Tamu-tamu spesial yang sudah hadir pada Pagi hari ini, tapi Nun Sewu Mohon maaf kalau semuanya tidak bisa kita Sapa ya, karena spesial semua ini Karena spesial Baru ini acara Yang motoin gue tadi Rizal Malarangang Kapan lagi ya Ini sebenernya bukan hanya Kalau kata Roky Grung tadi Bisik-bisik ke saya Ini bukan hanya merayakan kehidupannya Cil atau Syahrir Pak Luhut, tapi ini kayaknya ini Munasneulip nih katanya ya Karena bikinnya di Bursa Efek Apalagi ada di Basri Jangan bacain gitu Oke kita pertama Kita berikan tepuk tangan dan kita Sambut yang beria ada Ibu Kartini Syahrir yang di Dampingi oleh Bang Pandu Syahrir Dengan Bagita Syahrir Boleh berdiri ya Terima kasih ini adalah Tuan Rumah pada acara hari ini. Ya Ibu Kartini ini, kalau kita ingat dulu Almarhum Ciel tahun 1974 demonstrasi anti-investasi asing ugal-ugalan mendemo PM Jepang Tanaka. Sekarang istrinya akan jadi dupes di Tokyo. Pesan moralnya kalau benci jangan benci-benci banget Nanti kamu bisa jatuh cinta Oke yang berikutnya kami ucapkan selamat pagi dan selamat datang kepada Wakil Presiden ke-11 Republik Indonesia Prof. Budi Ono Pak Bud Pak Bud dulu lebih banyak dikritik apa dipuji sama Cik Ilba?
Nanti kita akan minta pendapatnya Pak Bud ya. Kemudian ini yang juga gak boleh dilewatkan nih, ini lu aja yang sebutin nih, ngeri gua. Nomor 4 nih, eh nomor 5. Ketua DEN, Ketua Dewan Pembina Yayasan Padikapas Indonesia, General Luhut Panjaitan.
Kalau masih mau dibina ya Pak ya Jadi jabatan beliau sekarang ketua Dewan Pembina Yayasan PKI Kalau masih mau dibina Kemudian kita juga sudah kehadiran jajaran Menteri Kabinet ya Merah Putih, ada Pak Budi Gunadi Sadikin, ada Pak Rosan Roslani, ada Bang Van Lizon disini ya Mana lagi menteri-menteri ya? Ada wamen-wamen juga. Ada Bang Fahri Hamzah.
Bang Fahri Hamzah ini mitranya Lipu untuk ngitung KPR ya Pak ya? Perubahan. Tapi dia gak ikut-ikut yang kemarin ke Bekasi.
Disini juga hadir ada sahabat dan kolega almarhum Dr. Syahrir yang kita sangat hormati. Ada Pak Sudraja Jiwandone dan Ibu Bianti. Terima kasih. Ini sahabat keluarga ya dari sejak di Amerika ya Bu Kere ya.
Kemudian di sebelah sana saya lihat ada Pak Yusuf Wanandi dan Pak Sofian Wanandi ya. Gak usah berdiri Pak. Tahan aja.
Kasih tepuk tangan dong. Karena sangat jarang Bu, Pak Yusuf dan Pak Sofian satu forum apalagi duduk sebelahan. Pilihan presiden aja mereka beda.
Apa lagi sebelahan? Jadi cuma karena Dr. Syahrir lah mereka mau duduk bareng dan sebelahan. Terima kasih. Kita akan mulai acara pada pagi hari ini dan mohon maaf kalau ada tamu-tamu yang tidak kita sapa dan sebutnya satu persatu terutama dari yayasan karena keluarga ya. Roky mohon maaf saya tidak sapa ya pagi ini ya, gak apa-apa.
Ijazah anda asli gak Pak Roky? Jangan. Kalau dulu Roky itu di jaman ciil masih hidup, dia jabatannya kepala sekolah ilmu sosial Pak.
Kalau sekarang jabatannya kapolda, kawan politik dasko katanya. Ya kita lanjutkan ini acara sebelum kita masuk ke sesi diskusi kita akan mendengarkan opening remarks sekaligus peluncuran Yayasan Padikapas Indonesia yang akan berbicara berbicara dan akan meluncurkan siapa Rie? Ketua Dewan Pembina Yayasan PKI General Lut Panjaitan kepada General Lut Panjaitan kita berikan tepuk tangan yang beri ya Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Yang saya hormati Bapak Budiono, Wakil Presiden Republik Indonesia ke-11. Yang terhormat Bapak Prof. Sunidrajar Jiwandono dan Ibu Bianti, Joe Hediko Sumo, Bapak Ahmad Muzani, Ketua MPR RI, dan juga Banyak teman-teman Menteri dan teman-teman dekat dari Pak Sahrir hadirin yang saya hormati.
Posisi saya memang dalam acara yang unik sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional dan Ketua Dewan Pembina Yayasan. Saya juga adalah ipar dari almarhum Sahrir. Yang kalau saya ingat dulu dia waktu melamar Kartini, saya bilang sama dia, ya ngapain Anda melamar adik saya gitu.
Karena dia saya ingat demonstrasi waktu sama Hariman melari, ini adik saya ini mau jadi apa nanti gitu. Tapi dia bersekukuh. Saya bilang, udah kamu pergi aja, nanti seminggu lagi kemari gitu.
Tapi Cik Il datang lagi, disitulah saya teguhnya dia, enggak tahu adik saya bikin apa sama dia, dia tetap melamar. Dan jadilah mereka suami istri dan melahirkan dua anak, Pandu dan Gita. Saya bangga melihat mereka ini, karena mereka, saya lihat bahwa nilai-nilai yang Baik, hari ini tepat 17 tahun sejak kepergian CIL. Andai kata masih hidup, Syahrir akan berusia 80 tahun.
Saya yakin, dia akan bangga melihat bagaimana perhatian pemerintah terhadap kebutuhan dasar manusia seperti kesehatan, pendidikan, dan pangan yang terus ditingkatkan. Isu-isu ini telah menjadi fokus dalam disertasi doktoralnya di Harvard University tahun 1983 yang berjudul The Basic Human Needs in Indonesia. Gagasan-gagasan sahri tersebut sangat relevan dengan berbagai program pembangunan yang dijalankan pemerintah dalam 10 tahun terakhir, termasuk program makan bergiji. Program ini saya jujur mengatakan yang program sangat baik dan saya betul-betul kagum melihat, karena waktu C.I.L. kerja di Indokonsul, saya sering ketemu C.I.L. berapa kali mungkin, dan dia sangat pemuja dari Prof. Sumitro. Dia cerita sama saya sebenarnya Prof. Sumitro ini Hebat ini, begini bercerita lah mengenai keadilan, mengenai kesetaraan, dan sebagainya.
Dan ini saya pikir penting, dan sekarang kita lihat program ini oleh pemerintahan Presiden Prabowo dijalankan dengan sungguh-sungguh yang tentu kita harus semua mendukung supaya program ini bisa berjalan dengan implementasi yang benar. Cil bekerja, kalau saya enggak keliru, 6-7 tahun di Indokonsult yang dimiliki Pak Mitro waktu itu. Dan beliau memang selalu bercerita bagaimana membuat Indonesia ini makin maju ke depan. Hadirin yang saya muliakan dalam konteks Indonesia saat ini. Ketika ruang publik sering dipenuhi oleh polarisasi ekstremisme ideologi dan populisme tokoh yang menggabaikan akal sehat, maka pemikiran sehari perlu dikembali dihidupkan.
Kita banyak tokoh-tokoh ini tidak menggunakan akal sehat kita. Dalam kontes geopolitik sekarang ini dunia yang tidak makin jelas, kita lihat berteruan Kamboja dengan Thailand, Yang begitu sampai perang-perangan, tembak-tembakan, kita masih asik tidak menggunakan akal sehat kita. Saya ingin menghimbau pada sempatan ini, kita gunakan akal sehat kita untuk berkomentar, sehingga kita juga membantu pemerintah untuk bernavigasi dalam keadaan sulit dunia sekarang ini. Kita tidak tahu apa yang terjadi juga di Amerika beberapa waktu ke depan.
Kita tidak terjauh juga bagaimana tarif ini masih dampaknya dan seterusnya. Walaupun kami di Dewan Ekonomi. Membuat kajian-kajian yang sangat dalam mengenai ini, memang ini sangat perlu kita perhatikan semua dan kita jaga bersama-sama.
Sebagai mana diamanatkan juga dalam pasal 33 undara 145, pasal 1 dan 3, menurut ceil pertumbuhan ekonomi hanyalah alat, bukan akhir tujuan. Tujuan utama adalah kesejahteraan dan keadilan sosial. Keadilan sosial dan kesejahteraan ini perlu kita perhatikan dengan baik. Karena kalau tidak ada keadilan, berkeadilan, tidak ada kesejahteraan, itu juga tidak akan mencapai tujuan kita bernegara. Saya pikir perlu ada yang dilihat juga pentingnya peran negara sebagai pengatur dan pengawas untuk mencegah praktik curang seperti insider trading dan pelanggaran hukum lainnya.
Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati, hari ini kita meluncurkan Yayasan Padi Kapas Indonesia, sebuah lembaga yang diharapkan menjadi katalisator bagi lahirnya kebijakan dan gerakan yang berbasis pada tiga pilar utama pemikiran syahrir. Satu, keadilan sosial. Kedua, pembangunan manusia dan akal sehat.
Keadilan Sosial tadi kita sudah singgung di atas. Pembangunan manusia dengan human capital, saya kira program pemerintah untuk membuat sekolah unggulan, menurut saya itu langkah yang sangat strategis, yang harus kita dukung. Eloklah kita semua berkomentar bagaimana membuat ini supaya terwujud dengan baik, tidak membuat perpikiran pemirah untuk membuat negeri ini jadi terpecah belah. Kita asik masih berbicara soal ijajah yang menurut saya sangat tidak relevan untuk dibicarakan oleh seorang intelektual di Republik ini.
Apa sih ijajah itu? Saya pun enggak tahu ijajah saya di mana saya taruh. Dan saya pikir tidak relevan. Yang paling relevan itu apa yang kau berikan, kontribusikan pada negara ini.
Kau tanya pada dirimu apa yang sudah kau berikan pada negara ini. Apakah kau memberikan keributan atau kau memberikan juga tadi pikiran-pikiran yang untuk membuat. membuat Indonesia lebih bagus.
Jangan kita memberikan pikiran-pikiran tambahan pada pemerintah yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan karena itu adalah persoalan-persoalan yang tidak relevan dalam hams ini. Oleh karena itu saya pikir akal sehat kita perlu dikedepankan. Jangan kita mengklaim diri kita seorang intelektual, tapi kita tidak menggunakan akal sehat kita melihat perbedaan-perbedaan di sana-sini.
Perbedaan itu pasti ada sejak dunia ini sudah ada perbedaan. Tapi saya berharap perbedaan-perbedaan ini Dan itu jangan dijadikan alat untuk kita berkelahi sesama kita. Bersama dengan penuncuran ini, kita semua juga mengadakan seminar bertajuk Merawat Indonesia Dengan Akal Sehat, Sumbang Sih Sahrir Untuk Negeri.
Seminar ini menjadi ruang reflektif sekaligus momentum untuk menghidupkan kembali pemikiran dan nilainya luhur yang CIL perjuangkan. Saya juga ingin menyampaikan bahwa Saya juga berbeda dengan Cil, tapi dalam banyak hal kami banyak sama. Dan saya kagum melihat dia, dan saya suka bilang sama Pandu, kalau Pandu melihat, Bapakmu sekarang lihat dari langit sana, dia bilang, Paten juga anakku ini.
Karena menurut saya Cil hebat Tapi anaknya juga menurut saya lebih hebat dalam kali ini Ya Pandu kamu aku usah GR Tapi memang ya itu kira-kira Jadi ya saya pikir Negeri ini untung ada Seperti anak muda seperti kamu Tapi saya titip Pintar saja tidak cukup Tapi karakter is very important Jadi Pandu saya titip Kamu sekarang Ngawain begitu besar diberi percayaan oleh Presiden, lakukanlah itu dengan hati. Tidak hanya dengan kepintaran, bekerja dengan hati. Karena kalau kau bekerja dengan hati, maka banyak hal-hal yang baik yang akan bisa kau lakukan. Terima kasih atas kehadiran Bapak-Ibu sekalian.
Selamat mengikuti acara pencuran Yayasan Padi Kapas Indonesia dan seminar pada hari ini. Saya kira kehadiran kita semua ini memberi kontribusi bagi masa depan Indonesia. Dan sekali lagi, dari lubuh hati saya yang paling dalam, saya juga mohon doa supaya Kartini, Pandu, dan Gita ditemani Tuhan dalam perjuangannya, pekerjaannya ke depan ini. Biarlah mereka, khususnya Pandu dengan Gita, memberikan kontribusi yang lebih bagus buat negeri yang kita cintai ini. gunakan akal sehatnya juga dalam bekerja dan berbakti.
Sekian terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam, terima kasih.
Kami mohon Pak Luhut untuk tetap ada di atas panggung Pak, karena selanjutnya kita akan melakukan prosesi peluncuran Yayasan Padikapas Indonesia. Boleh ke tengah. Oke, kita sama-sama kita itu mundur. 3, 2, 1. Oke. Oke demikian peluncuran Yayasan Padikapas Indonesia Dengan ketua adalah Dapak Damian Mustafa Boleh tepuk tangan sekali lagi untuk Selanjutnya kita akan masuk sesi diskusi.
Kita akan masuk ke diskusi merawat Indonesia dengan akal sehat. Kalau kata General Luhut apa namanya tadi? Seminar.
Dulu di angkatan darat tak ada diskusi, ada seminar. Kita masuk ke sesi seminar sekarang. Dan langsung saja kita akan panggil ke atas panggung untuk bisa berdiskusi bersama kita.
Lagi-lagi Ketua Dewan Ekonomi Nasional dan Ketua Dewan Pembina Yayasan apa? Padikapas Padikapas Indonesia Bapak Jenderal Luhut Panjaitan Boleh tepuk tangan Boleh maju Pak Pak Luhut Monggo Duduk kesini Di sebelahnya Kami undang Juniornya Ada Dokter Muhammad Khatib Basri Bang Dede Kami persilakan Duduk sebelah Pak Luhut Ya Di sebelahnya Bang Dede, kami undang Profesor Sudrajat Jiwandono untuk bisa bergabung. The last but not least Siapa nih?
The one and only Rocky Grohl Iya Iya Eh eh Rock lu sebelah sana Sebelah padrajat Iya Enggak biar gitu Mbak Halo mbak, halo mbak Bagus dah, dia gak deket-deket aku gitu Bahaya nanti saham General Lehu turun 5% kan Oke kita start diskusi ini, kita bicara ciil dan bicara relevansi dengan situasi terkini Kita mulai dari siapa dulu? Terserah Kita mulai dari Bang Dede dulu kali ya Bang Dede, kita bicara politik akal sehat, ekonomi deregulasi Pertama pertanyaannya kalau dulu dokter Syahrir ngajar itu keluar di ujian gak kuliahnya? Kalau dia ngajar gak pernah yang dia kuliahkan keluar di ujian.
Karena isinya adalah dia menyampaikan bagaimana kebijakan pemerintah menghina akal sehat kita. Dan kemudian kita sorak tapi pertanyaan itu gak pernah muncul dalam ujian. Apa yang waktu itu paling, kalau Bang Dede pasti ingat, apa yang waktu itu paling diolok-olok oleh CIL di ruang-ruang kelas sebagai sebuah kebijakan yang paling jauh dari akal sehat. Yang itu tidak mungkin dilakukan oleh Jenderal Lohut Panjaitan. Dan yang udah pasti gak keluar di ujian kan.
Waktu itu tema yang paling rame adalah BPPC ya. Karena dia mengatakan ini satu-satunya kebijakan yang tidak ada di buku teks dan harus dapat hadiah Nobel karena ada monopsoni sekaligus monopoli. Gak ada di dunia, cuma ada di Indonesia. Oke, kita, Bang Dede, kita mungkin bisa minta ulas, Bang, mengenai refleksi pikirannya Dr. Syahrir. Kalau kita bicara politik akal sehat, kita bicara ekonomi regulasi, banyak sekali hal-hal yang mungkin punya benang merah atau relevansi dengan apa yang mungkin kita lihat sekarang mungkin Bang Dede ada perspektif itu dulu ini karena ada Roki, kalau ngomong sebelah Roki itu mesti sulit.
Jadi saya mesti bicara mengenai hal-hal yang, dan memang pemikiran Cil itu sulit ya, terutama buat kita mahasiswa. Satu hal yang jadi pertanyaan saya dan saya baru dapat jawabannya itu belakangan, adalah bagaimana menjelaskan Syahrir sebagai seorang ekonom yang di satu sisi itu sangat percaya dengan pasar. Kalau dia berbicara mengenai di regulasi ekonomi, dia berbicara mengenai ekonomi biaya tinggi, itu Syahrir bicara mirip dengan ekonom-ekonom dari University of Chicago yang tidak percaya mengenai intervensi pemerintah. Tapi di sisi lain ketika dia bicara mengenai kebutuhan pokok, maka ini nanti Rocky bisa cerita banyak, itu dia bicara di dalam perspektif Rawlsian di mana kebijakan itu harus istilahnya itu maximize the minimum, membela kelompok yang lemah. Karena itu dia berbicara mengenai pentingnya akses, mengenai pentingnya kesehatan, tadi Pak Lut menyampaikan mengenai penting Terima kasih.
Dan ini sesuatu yang bertolak belakang sebetulnya. Nah saya berpikir pada waktu itu mungkin Ekonom yang paling dekat bisa menjelaskan pemikiran Syahrir itu adalah seorang ekonom dari University of California Berkeley yang namanya Albert Hirschman. Karena Hirschman pernah menulis yang dalam bahasa CIL disebut sebagai Unholy Alliance, sebuah persekutuan yang tidak suci antara pemikiran kiri yang sosialis dengan pemikiran pasar. Syahrir menyebutnya bahwa negara itu adalah musuh buat orang kiri sebagai alat dari bourgeoisie.
Kelompok kanan menganggap itu merintangi bisnis. Dia sebutnya sebagai unholy alliance. Tapi kemudian saya pikir-pikir lagi dan ini di dalam banyak diskusi nanti Rocky juga bisa cerita lebih jauh dan itu banyak diajarkan kepada kita.
Dia pulang satu hari dari Harvard itu biasanya kalau gak salah Kak Kredi sini, Desember itu spend waktu di Harvard untuk libur biasanya kalau libur Christmas. Pulang dan kemudian cerita sama kita dan itu jadi bahan utama di dalam perekonomian Indonesia mengenai seorang ekonom yang namanya Amartya Sen. Dia Dia memperkenalkan konsep yang disebut sebagai entitlement. Nah itu dia bilang sama saya dan Rocky ini Sen adalah orang yang bisa menjembatani perdebatan antara Nozick yang percaya dengan libertarian dengan John Rawls yang percaya bahwa intervensi negara itu menjadi penting.
Nah kemudian Ciel itu berbicara di dalam konteks yang lebih jauh dia bilang bahwa tidak perlu dipertentangkan antara pasar dengan keadilan. tidak perlu perlu dipertentangkan antara deregulasi dengan konsep kebutuhan pokok. Kenapa penjelasannya? Karena banyak sebetulnya kebijakan dari deregulasi itu yang memberikan manfaat buat orang-orang kecil.
Sebagai contoh, dia memberikan contoh misalnya bagaimana liberalisasi di dalam pasar beras itu membuat harga beras turun sehingga orang miskin diuntungkan sebetulnya. Itu contoh yang diberikan Ciel. Atau bagaimana perizinan itu menjadi mudah yang membuat UMKM itu bisa masuk di dalam bisnis.
Ini yang dia sebut sebagai bagian dari keadilan. Jadi saya kalau lihat dari situ saya pikir mungkin Amartya Sen adalah salah satu ekonom yang mungkin pemikirannya paling dekat dengan apa yang disampaikan Syahrir mengenai keberpihakannya kepada kebutuhan pokok dan di sisi lain kepercayaannya kepada mekanisme pasar. Sorry kalau kepanjangan. Oke, mantap. Tepuk tangan untuk Bang Dede.
Kita ngaku-ngaku belum tentu kita ngerti, cuma kita supaya menghormati aja kan Sambil belajar, sambil belajar Oke, kita ke Pak Drajat dulu Pak Drajat Pak Drajat mungkin kalau kita bicara, sebelum nanti kita akan menukik ke hal-hal yang lebih spesifik gitu ya Pak ya Pak Drajat mungkin ada cerita tentang CIL sendiri dan perjalanannya dengan politik akal sehat dan perjuangannya terutama Kalau bicara mengenai ekonomi politik dan regulasi gitu Mungkin Pak Drajat mau go Terima kasih. Saya ini udah orang tua, jadi saya pakai catatan ya. Pernyataan teman saya Syahrir ini sederhana sekali sebetulnya. Hanya mengajak kita merawat negeri dan bangsa kita ini dengan akal sehat. Tetapi setelah dipikir lebih mendalam, rupanya ajakan sederhana ini tidak gampang dilaksanakan.
Padahal kita hanya tidak diajak untuk merawat, tapi artinya kan kita harus lebih dulu mengetahui apa yang harus dirawat. Kan jelas tidak mudah meskipun kedengarannya sederhana. Tetapi saya katakan ini bukan tidak bisa.
Tetapi memang tidak gampang dan itulah janji saya yang ingin saya jalani sekarang ini di pagi yang cerah di gedung megah yang sangat dekat di hati Pak Syahrir ini. Tentu pertanyaan yang timbul ya mengapa kok tidak mudah gitu ya sebab tidak semua kita itu menyadari apa yang kita miliki. Apa kekayaan nasional yang harus kita rawat tersebut?
Benar, banyak yang tidak tahu sejarah dan tidak mau belajar mengenai sejarah kita sendiri. Negeri dan bangsa kita dengan segala kebudayaan, tradisi, keanekaragaan, dan segalanya itu dibiarkan begitu. Gitu saja, kalau tidak tahu sejarah dan tidak mau belajar, ya mana bisa kita tentu diminta untuk merawat. Karena itu kita harus mulai dengan mengetahui sejarah kita sendiri sebagai negara dan sebagai bangsa Indonesia.
Setelah mengetahui dengan baik, kita harus mencari akal untuk memperoleh cara yang efektif dan yang efisien untuk merawat kekayaan tersebut agar tidak rusak dan tetap utuh, bahkan dapat berkembang secara lebih baik. Saya kira itulah pesan dari Syahril Almarhum. dengan istilah merawat tadi dan dalam ini dalam hal ini kita diminta untuk menggunakan akal sehat yang mohon maaf saya tidak ingin sinis tetapi saya tidak bohong ini menurut pengamatan saya dan mudah-mudahan saya ini keliru Soalnya kalau hal tersebut tidak ada, akal sehat jadi, ini sama dengan masalah stunting, tidak bisa diperbaiki lagi. Kalau akal sehatnya sedikit, apalagi tidak ada, apapun kita tidak bisa melaksanakannya. Tetapi dengan memanfaatkan akal sehat, jelas kita akan bisa menemukan cara yang efektif untuk merawat Indonesia sebagai negara dan bangsa yang sehat.
sama-sama kejad cintai dan banggakan ini. Bahkan lebih dari itu, kita boleh berambisi untuk mengembang tumbuhkan sedara baik, menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan segala tantangannya. Saya beruntung Dipinjami oleh Bukartini empat buku tulisan almarhum yang semuanya merupakan rangkuman tulisan dari almarhum di berbagai media.
Seperti Harian Kompas, Harian Surabaya Post, dan Mingguan Warta Ekonomi dari periode tahun 80 sampai tahun 92. Keempat buku tersebut single authorship, masing-masing buku tentang tinjauan pasar modal Indonesia, ekonomi politik konglomerasi Indonesia, spektrum ekonomi politik Indonesia, dan meramal ekonomi di tengah ketidakpastian. Mungkin sebagai gambaran singkat saja, yang pertama adalah penjelasan tentang bekerjanya pasar modal di Indonesia yang kala itu, di tahun 80-an ini, masih sangat baru. Bagaimana strukturnya? cara pekerjanya, pengelolaannya, masalah yang dihadapi, dan sebagainya. Yang kedua, menceritakan lahirnya sejumlah perusahaan raksasa yang menjadi konglomerat.
Sebagian karena menerima lisensi. Sebagian karena memang pengelolaan perusahaan tersebut bagus. Yang jelas Pak Syahrir mengkritisi konglomerasi yang berasal dari lisensi dan menuntut agar hal tersebut dihilangkan.
Tetapi kalau mengenai masalah ketidakpastian, siapa yang dapat menangani? Mungkin hanya dukun? Dan payahnya ada juga yang masih percaya pada dukun?
Beda yang mana ada sih? Kalau Amerika diperintah oleh presiden yang sangat unpredictable kayak Bapak Donald Trump itu bagaimana? Dia memerintah mengeluarkan diskresi karena pada waktu malamnya dia mimpi buruk misalnya. Kan susah kita menghadapi.
Kalau dulu Pak Harto suka gitu gak Pak Dredjad? Mohon maaf. Saya ini orang lama. Kerja untuk Pak Harto 10 tahun.
Meskipun akhirnya dipecat sama beliau. Tetapi Pak Harto tidak demikian. Pak Harto orang yang percaya pada orang-orang yang dianggap pinter.
Senior-senior saya. Dari Prof. Semitro sama Pak Wijoyo dan yang lain-lain semua itu didengarkan oleh Pak Artho. Kalau Pak Artho setuju ya dilaksanakan, kalau tidak ya tidak. Bantuan kayak saya ya bisa dipecat gitu, tapi gak apa-apa lah gitu sih.
Seperti saya ini. Baik Pak Derajat, nanti kita lanjutkan lagi dalam sesi diskusi boleh Pak ya? Oke, tepuk tangan untuk Pak Sudrajat Jiwanono.
Terima kasih Pak Derajat. Nah ini waktunya dulu nih, ini gue agak takut kalau nanya sama beliau. Pertanyaan pertama General.
Doktor Syahrir ini emang sekeren yang diceritain Bang Dede tadi General Hood Atau ada perspektif lain General Hood? Dari pidato General Hood kayaknya gak akrab-akrab banget Kasih dulu, kasih dulu Emang sekeren itu dokter Syahrir ini Ya kalau menurut saya memang saya udah bikin nol saya Memang saya lihat dengan sekarang saya di Dewan Ekonomi memang cerdas Bukan karena dia kebetulan ipar saya General kasih dekat dulu Prajurit di depan gak bisa dengar Karena sekarang saya gak mendalamin banyak ekonomi walaupun saya latar belakang tentara Saya lihat memang cerdas Bapaknya Pandu ini. Serdas tadi disampaikan oleh Prof. Jiwan Dono, dia ngambil ekonomi politik di Harvard pula.
Jadi lengkaplah penderitaan itu. Jadi saya pikir memang pilihan yang bagus, hanya memang kalau saya boleh sampaikan, tapi itu sudah alam mengatur. Tidak sempat digunakan secara secara luas di pemerintahan.
Tapi ya itulah CIL, saya kira dia telah memberikan banyak pikiran-pikirannya kepada banyak orang. Ya lihat Rocky Gerung, lihat Dede yang sekarang sangat berperan di Dewan Ekonomi Nasional. Sehingga pemikiran-pikirannya, mungkin Dede juga bawa-bawa juga pikiran-pikiran CIL itu dalam proses kami membuat Studi di Dewan Ekonomi yang disampaikan pada Presiden, saya terus terang melihat masih sangat relevan pikiran-pikiran CIL di keadaan era sekarang. Emang bisa didamaikan antara market dan keadilan itu selama jenderal berpraktek di perekonomian ini? Ya termasuk di kooperasi tentara ini gimana?
Ya susah lah itu. Gimana mau dinamaikan ya, kan juga ya keadilan ya tadi yang dibilang tadi dengan anu klipingnya anu beliau udah susah. Jadi memang pilihannya...
Mengambil PhD-nya dalam ekonomi politik itu memang saya kira karena mungkin saya coba mereka-reka di belakangnya memang harus mencari bagaimana stunting tadi yang disampaikan. Jadi masalah bagaimana kita address masalah stunting ini mungkin akan bergiji, itu juga salah satu untuk berkadilan. Saya pikir tadi dengan Makan bergiji kami juga dibicara, diskusi di Dewan Ekonomi, itu memberikan keadilan juga.
Jadi banyak simpul-simpul ekonomi baru, simpulkan tadi suplai-suplai telur, ikan. buah-buahan dan sebagainya. Jadi membangun sentra-sentra ekonomi baru yang mungkin tidak banyak disadari orang dan Presiden saya kira membuat keputusan ini saya kira juga dengan ide dari Pak Sumitro karena Pak Sahrir itu salah satu satu menurut saya pemuja Pak Sumitrong yang saya bisa, karena selalu bicara-bicara Indokonsul jadi ya saya pikir itu komentar saya mengenai CIL lagi.
Oke terima kasih tepuk tangan, kita ke Rocky deh ujung gimana Rocky, kasih dulu barang itu Politik akal sehat ala CIL melihat relevansi dan kondisinya sekarang. Tadi kita ada bicara black market of justice, kita bicara politik akal sehat, kita bicara ekonomi diregulasi yang berkeadilan. Coba Rocky kasih perspektif dulu. Oke, terima kasih teman-teman. Kata akal sehat itu siap pakai sampai sekarang.
Hai satu waktu ini kebiasaan Pak Syahrici ya udah malam dia bisa tidur di telepon saya rok ngobrol yuk biasanya di pikok itu di Hilton karena pikok tutup jam 3 pagi lagi kalau Kartini lagi di Amerika ada udah pasti gua satu waktu kita lagi diskusi untuk cari arah Mengucapkan keadilan tetapi bukan di dalam tata bahasa politik, perubahan sosial. Saya bilang pakai prinsip Thomas Paine yang judulnya common sense. Buku yang menonton ide revolusi Amerika 1776. Jadi cepat-cepat saya anggap bahwa common sense itu terjemahan Indonesia adalah akal sehat.
Ya saya ingat genealogi dari istilah itu. Dan itu yang kita pakai waktu Pak Syahrir artinya memutuskan untuk kita bikin partai aja. Partai itu dasarnya adalah akal sehat.
Penggunaan reason di dalam upaya untuk menuntun polisis supaya kita bisa hindari the black market of power. Jadi dari awal saya bersahabat dengan C.I.L. sebetulnya kena saya anggota ikatan Mosyakarta Pak Syahrir senior saya. Jadi di dalam konteks anak-anak imada sebetulnya tuh yang slogannya waktu itu buku pesta dan cinta tuh.
Dan sampai sekarang saya kira Pandu terusin itu secara lebih radikal. Buku Pesta dan Cinta, itu kenikmatan saya. Jadi saya, Dedek, Tovan, Ican itu, jadi grup untuk bicara banyak hal, kadangkala sangat satiris, tetapi seluruhnya basis intelektual.
Dan itu yang menerangkan beda antara percakapan politik pada waktu itu sebelum reformasi bahkan dan yang sekarang. Dan perikapas diluncurkan ulang untuk re-invite, remembering Syahrir ideas atau revisiting Syahrir political economic ideas itu. Mengunjungi kembali. ide-ide itu dan ini logonya padi merah ini supaya nggak diinjek oleh gajah merah nih karena sama-sama merah itu, mesti ada sinyal itu jadi sebetulnya persahabatan saya dengan Pak Syahrir dimulai ketika yang lebih politis dan politis dalam arti gerakan buatan Ada paper yang ditulis secara rutin oleh David Jenkins. Judulnya Soeharto and His General.
Nah kerjaan saya sama Pak Syahrir, kita koran dari Sydney Morning Herald ya. Saya terjemahin itu. Terus ini saya bocorin juga ini karena sudah 30 tahun lalu.
Terjemahin ke Bahasa Indonesia. Belum ada WA Group. Kita fotokopi diam-diam, terus kita masukin itu ke kotak-kotak pos yang ada di Menteng. Dengan ide subversi intelektual. Supaya orang ngerti bahwa Presiden Soeharto punya problem, yang ulas itu adalah seorang jurnalis internasional, dan itu harus diketahui oleh...
masyarakat Indonesia tuh. Nah seringkali kita diam-diam itu tiba-tiba pagi-pagi ribut segala macam sampai di kampus sudah ada foto komedi perbanyak Soeharto and his general orang kasih ini rock ini hebat nih, dia nggak tahu saya ngerjemahin tuh. Pak Syahrir mensponsori perbanyakan itu.
Yes, pandu. Udah selesai malam-malam, pagi-pagi, lihat efeknya ada nggak di koran tuh. Pertama kali Pak Syari ajak saya pergi ke sana nih, sebelum ke Indokonsult itu Pak Syari ajak saya dulu pergi ke ini Pak, Business News, di Tanah Abang itu, tempat Pak Sarbini. Business News namanya tuh.
itu bisnis itu stensilan aja isinya data tetapi sangat bermutu bila ditafsirkan secara politik ekonomi itu jadi sumber kedua dari subversi sebetulnya bukan sekedar tulisan David Jenkins tetapi tulisan-tulisan yang diedit oleh Pak Sardini yang ke juga Pak Pak Sadli ada di situ di bisnis Jus ya? Pak Sadli, sekali-sekali jadi kita bisa lihat tuh, kalau bintang tiga itu Pak Sayoto yang nulis, kalau bintang empat itu Pak Sadli. Jadi saya belajar sebetulnya bagaimana data itu bisa menjadi alat subversi. Jelas? Ini ada data ini, kompositinya nice, segala macam ini Pak.
Lalu orang bertanya mungkin hari ini, do you speak financial market? Yes, I do speak financial market. Tapi jangan bicara tentang kebenaran sosial, belum tentu semua. Pertanyaan ini saya ajukan ke foto sebelah kanan.
Bukan ke foto sebelah kiri yang gak bisa jawab pasti. Jadi sekali lagi, politik diasuh oleh pertengkaran akademis. Betul tadi Dede terangkan, kita kesulitan untuk membandingkan mana yang disebut cara berpikir libertarian dan mana yang liberal. Pada waktu itu orang samain aja libertarian, liberal. Padahal liberal itu kiri kalau di Eropa, di Amerika.
I am liberal, artinya saya pro partai demokrat yang ideanya social justice. Saya libertarian, saya pasti republikan. Karena saya pro-market.
Mas Cik Il berupaya untuk lihat kesimbangan itu karena dia memilih untuk menerangkan ekonomi Indonesia junto ekonomi dunia dengan perspektif politikal ekonomi. Gak mungkin seorang politikal ekonomi itu berkantor di Chicago. Belakangan memang Pandu belajar di situ.
Makanya dia jadi libertarian. di dalam rasionalitas ekonomi, tetapi social justice itu adalah ungkapan manusia untuk menghasilkan keadilan yang betul-betul otentik. Ide pertama waktu itu, coba kita lihat apa koneksi intelektual antara pada waktu itu orang toko libertarian itu dalam filosofi namanya Robert Nozick, minimal state analysis.
Lalu tokoh liberalnya adalah John Rawls tadi yang mempromosikan semacam sosialisme Amerika itu. Bukunya politik liberalisme. Yang bahkan kalau selama kabinet, semua kabinet demokrat di Amerika itu, Clinton, Obama, segala macam itu bahkan dibuat film.
Kalau lu gak ngerti, call John Rawls. Filmnya itu. Nah sekarang tau nih John siapa yang ada di Indonesia. Nah, jadi sebetulnya kami bersahabat, bersahabat di dalam pesta setiap hari. Setiap minggu pasti cil tuh, itu yang tersedia disitu adalah buku, bicara diskusi buku sambil single malt itu.
Dalmor atau Haji Biki Itu udah biasa aja kan Itu Bukartini tau gak tuh? Soal single malt Bukartini boleh kan? Bukartini cuman dikit-dikit aja Tapi Bukartini biasanya Kalo dia capek dia pergi tidur tuh Tinggal bajingan-bajingan yang ada di situ, ngoceh tentang apa aja. Jadi ada kenikmatan.
Jadi bayangin enak banget kan pada waktu itu padahal itu kekuasaan ujung dari kekuasaan Pak Harto tuh. Tetapi kebebasan untuk mengucapkan sesuatu tuh gak ada batasnya tuh. Jadi bayangkan misalnya tuh seluruh TV nasional itu di Kosecil.
Dari Indosiar pagi sampai malam Mirci TII. Temanya cuma satu. Deregulasi.
Kita mau coba lihat bagaimana tadi ditanya relevansi dari pikiran Syahrir disini. Kita berupaya untuk memantau yang pertama-tama kalau kita mau masuk dalam public policy itu adalah membangun institusi pendidikan. Karena itu kemudian Pak Syari minta saya mengetuai semacam sekolah ilmu sosial. Ideanya kita mau bikin semacam New School for Social Research dari New York atau Frankfurt School yang bicara terus tentang critical studies. Karena itu, Ini saya kira yang teman-teman mesti ingat juga.
Pak Syahrin sangat kuat dalam urgensi untuk menghasilkan pedagog, pendidik. Walaupun sekarang yang kuasai politik kita itu adalah para demagog. Yang ngomong berbunga-bunga tapi tanpa pengetahuan sejarah intelektual. Intellectual history itu.
Nah kita coba bangun itu. Mahasiswanya kita batasi 30 orang. Harus S1 supaya langsung bisa masuk dalam perdebatan ide dan sekolah itu bertahan kira-kira 3-4 kali itu lalu dibubarkan oleh pemerintah karena dianggap ini gak ada pakem ini dalam kurikulum pendidikannya. Oksoto saya di Menteri Pendidikan Panggil saya, saya bilang Ini sekolah ilmu sosial ini apa? Universitas atau kursus atau apa?
Sebenarnya namanya sekolah. Tetapi bayangkan misalnya di dalam kuliah enam bulan itu hanya ada tiga mata kuliah diajarin. Satu filosofi, satu political economy, satu sejarah intelektual. Termasuk sejarah intelektual negeri ini.
Yang ngajar itu ada Prof. Darmin Nasution, Ibu Mary Pangestu mengajar di situ, Dr. Ignas Claydon, Daniel Dakidai, Salim Said, Arief Budiman. Jadi bayangkan 30 mahasiswa pengajarnya 15 orang PhD. Rasio itu bingung orang. Sekolah gratis sebelum sekolah, makan dulu, diskusi terus-terus. Jadi bayangkan ide Pak Syahril adalah pendidikan-pendidikan-pendidikan.
Itu yang buat saya, wah saya mesti bersahabat gitu. Dan saya belajar ekonomi, diskusi dengan Dede Ican, Pak Syahril segala macam aja kan. Lama-lama kita tahu sebetulnya bahwa CIL menginginkan semacam kemerdekaan berpikir sekaligus kesejahteraan rakyat, hanya itu ide-nya. Dan kuat sekali ide itu di dalam semua soal.
Nah itu yang kemudian terputus pada suatu waktu Pak Cecil. Pak Cecil bilang, gue mau bantuin SBROK, lo pasti gak suka. Jadilah Pak Syahrir, untuk memperbaiki output polisisnya. Jadi sekali lagi, keinginan kita untuk bring intellectual back into politics itu dasarnya adalah politika kelas syarik. Kita ingin sekali.
Saya ingin sekali Pak Prabowo mengerti bahwa negeri ini didesain dengan sejarah intelektual yang panjang. Kemarin beliau bikin kesalahan presiden itu, menyamakan PSI dengan Partai Sosialis Indonesia. Salah keterangan Pak Presiden. Saya sebutkan aja.
Saya udah sebutkan ke wartawan. Dan buat saya, hal itu secara jujur mesti kita katakan. Karena Presiden adalah kepala negara, akan dikuot nanti.
Bahwa Partai Sosialis Indonesia anak cucunya membangun Partai Sosialis Indonesia itu gak salah. Secara genealogis salah, secara value juga salah. Partai Sosialis Indonesia tidak pernah disingkat sebagai PSI, mesti diucapkan secara lengkap. Partai Sosialis Indonesia dibangun oleh Sultan Syahrir.
Ide itu juga ada pada CIIL. Karena Sultan Syahrir menginginkan manusia politik itu adalah manusia yang menghormati dignitas. Dignity itu.
Bukan... Bukan mengkultuskan seseorang. Saya kira penting ini supaya bagaimanapun Pak Prabowo Pak Prabowo juga teman diskusi saya tetapi sesuatu yang salah secara akademis mesti kita benerin. Jadi sekali lagi kita ingin kembalikan ide-ide Pak Syarif itu tentang pendidikan terutama dan critical thinking.
Kemampuan-kemampuan itu saya kira yang jauh di atas standar yang pernah dipikirkan oleh ya Ustaz Tansari juga atau Pak Syari jadi sekali lagi kita senang sebelum kita beristri bahwa ini kemudian di upload Dan kita mungkin akan berimajinasi bahwa seandainya Pak Syarhan Hidup hari ini umurnya tadi 80 tahun mungkin dia sedang menyelesaikan periode kedua dari jabatan presidennya. Seandainya. Karena kalau beliau masih hidup kita akan kampanye bahwa ada seseorang yang basis pikiran intelektualnya itu menyatu dengan kehidupan politik sebagai aktivis bersama-sama Hariman dan teman-teman. Hai eh tofan dulu sekjen Partai Indonesia Baru yang dibuat oleh Pak Syahrir tuh dan mereka selalu tofan musik telepon gua proglu dimana lo kita dicariin cil bilang aja gue lagi naik gunung tuh jadi tofan atau menitrus jadi itu yang saya sebut persahabatan Partai Indonesia itu. Waktu pemilu berapa?
2010 ya? 2008 ikut dalam pemilu itu. 2004 sudah ikut.
2004 ikut dalam pemilu dan menang. Menang di satu TPS di depan rumah Ketip Basri. Yang milis itu adalah dosen-dosen UI, di situ ada rumah Pak Doro Jatun, di situ ada rumah adiknya Pak Prabowo itu. Jadi Partai Indonesia Baru itu menang.
Di satu TPS di menteng. Itu aja. Waktu kita evaluasi. Cil cuma nih biasa aja lerok. Kita gak mau menang.
Kita cuma mau uji. Sudah cukup gak IQ bangsa ini. Untuk masuk di dalam politik pikiran. Dan itu adalah. semacam ujian sejarah rog rog izin general hu tadi bisikin gua coba kau tengok kenapa partai sosialis indonesia kok dekat dengan kong lemerat ini paradok kali gitu ya coba lu bisa jelasin gak ya partai sosialis indonesia dekat dengan kong lemerat setelah partai itu berjalan kan bener-benernya ada sudarpo ada Ayah dari Ibu Mari Pangestu, Pak Panglai Kim, juga adalah anggota Partai Sosialis Indonesia.
Memang pada waktu itu nggak ada omosi pakai-pakai kartu anggota, siapapun yang punya otak, dianggap sebagai, dan bisa bahasa Inggris. Jadi PSI itu semacam subkultur. Sekarang subkultur aja.
Dan PSI tidak pernah menyerah tuh. Dibubarkan oleh Bung Karno. PSI bilang silahkan bubarkan. Tapi ide kami tidak bisa dibubarkan tuh.
Jadi the power of ideas itu yang akhirnya melanjut. Kalau saya tanya mana anggota PSI separuh dari kabinet sekarang itu berpikir secara PSI. Pasti, karena otak Kalau Fadlison, Fadlison Kalau Fadlison, PSI juga Oh Fadlison, PSI, ini Optima Forma dia Fadlison, ya dia orang minang, pasti PSI lah Jadi keadaan itu tuh, dan saya tetap bertumpu dengan Cil karena berkali-kali kita debat, kadang-kadang Cil marah pada saya, tapi enggak, saya mau berbeda pendapat. Lu memang dari awal tuh mau menentang pikiran gue. Jadi diskusi itu Adalah modal kita untuk menghidupkan harapan itu Dan diskusi yang paling keras Didasarkan pada keinginan Untuk menghasilkan kesimpulan yang paling bersih Dan itu yang disebut oleh Tom Paine Dalam satu kutipannya apa dia sebut ya di dalam buku itu dia sebut the more harder the conflict the more glorious the result the more glorious the triumph semakin kelas oposisi konflik itu semakin bagus hasilnya buat negeri ini.
Jadi saya tetap tidak akan mengubah cara saya mengkritik. Kalau bilang Rocky Gerong gak sopan dalam berpolitik gak sopan santun itu basah tubuh pikiran tidak boleh ada sopan santun. Terima kasih Oke, tepuk tangan.
Dan ini jenderal yang membedakan Pak Sudrajat Jiwanono dengan Rocky Gerung. Tadi Pak Sudrajat ketika mau sinis dia bilang, mohon maaf saya mau sinis sedikit. Kalau Rocky itu dengan terbuka dia bilang, saya pasti sinis. Dan saya bahagia lakukan sinis.
Itu bedanya. Bang Dede ada yang mau ditangkapin gak omongan Rocky tadi? Bicara misalnya gini sebelum kita ke audience, kita bicara CIL selalu bicara mengenai deregulasi dan kita tahu Presiden Prabowo kemarin juga sudah bicara mengenai pentingnya deregulasi salah satunya penghapusan kuota, adanya penyesuaian TKDN dan ini penting sekali ini menjadi bentuk jadi benang merah dari ide-ide lamanya CIL gitu tapi ada tulisan CIL yang menarik Pak Lohut dan Bang Dede dan Pak Drajat CIL mengatakan gini Implementasi deregulasi seringkali tidak terganjal oleh persoalan ekonomi Melainkan oleh resistensi politik yang berasal dari kelompok kepentingan Baik yang berbaju nasionalisme, agenda aliteknologi maupun kepentingan rent seeking Semakin dekat keterkaitan antara kelompok pencari rente dengan pusat kekuasaan Semakin sulit usaha untuk melepaskan pasar dari cengkraman distorsi kebijakan Hal ini dapat menjelaskan mengapa proses deregulasi sejak akhir 80an Khususnya di sektor real mengalami stagnasi bahkan kemunduran dalam beberapa kasus muncul yang dapat disebut sebagai re-regulasi terselubung yang dibungkus dalam narasi swasembada atau nasionalisme ekonomi wah ini sesuatu hal yang ditakutkan dan dikritisi oleh Cire sejak lama dan rasanya kok cuacanya cuacanya juga kita takutkan sekarang gitu Bang Dede atau Pak Lohut mungkin mau kasih Ya memang kami sangat jelas memberikan saran pada Presiden dalam konteks tarif ini bahwa deregulasi itu harus dilakukan.
Dan ini momentum yang sangat baik sebenarnya untuk memperbaiki Ekonomi kita ke depan, jadi sebenarnya kita mesti melihat positifnya dari tarif ini dalam karir ekonomi sekarang ini ada kesempatan kita mungkin kembali pada Impres 4 tahun 1985, zaman Pak Harto. Ini sebenarnya sehingga Saran kita pada Presiden top down, jangan diberikan dari bottom up, karena pengalaman yang saya lihat selama saya tiga kali jadi Menko, kalau itu mulai dari bawah tidak akan pernah selesai. Karena tadi yang diberikan oleh Cil tadi memang banyak kepentingan yang dimembuat, begitu ada kuota ya pastilah ada korupsi.
Jadi itu sebenarnya yang harus dibersihkan. Jadi kalau itu dilakukan, saya kira Presiden Prabowo sudah memutuskan dilakukan, tinggal kita bagaimana eksekusinya, itu saya kira akan membawakan bawa dampak ekonomi yang sangat bagus buat Indonesia ke depannya. Oke.
Bang Dede atau Pak Rajat, mau nambahin? Pertama-tama, luar biasa ya. Pak Lut bicara mengenai diregulasi bahwa kuota import itu ujungnya bisa korupsi.
Itu saya kira satu progres yang luar biasa sebenarnya. Bahwa kita bisa lihat. Itu jinder apa puji, Bang? Bukan, betul.
Jadi artinya pemikiran itu sekarang jadi satu pemikiran yang mainstream. Nah, saya mau bilang begini ya. Saya bangga dan sekaligus sedih bangganya adalah apa yang tadi dikutip sama Didit sama Budi ya bahwa pemikiran CIL itu saya gak tahu ditulis tahun berapa tuh apa yang ditulis CIL di buku itu itu masih relevan sampai saat ini dia berbicara bahwa di regulasi resistensinya akan datang bukan dari dunia usaha tetapi dari birokrasi karena kalau birokrasi kehilangan kekuasaannya dia ke kehilangan uangnya. Itu yang tadi Pak Luhut bilang. Makanya saya selalu mengatakan, itu juga dari pemikiran Cil, bahwa di Indonesia itu uang gak jadi masalah, tapi masalah jadi uang.
Bisnis paling lukratif disini adalah bisnis masalah. Kalau Anda bisa bikin orang dalam persoalan, Anda bisa create money dari situ. Nah, Cil against dengan itu. Makanya dia propose diregulasi. Jadi satu sisi saya bangga bahwa pemikirannya masih relevan.
Tapi di sisi lain saya sedih karena apa yang ditulis oleh dokter Syahrir, saya gak tau itu mungkin pertengahan 80an, sampai di tahun 2025, isunya gak berubah, artinya selama berapa 45 tahun kita mengulangi soal-soal yang sama, dan itu belum bisa solve gitu, jadi kita sangat berharap bahwa pada akhirnya ini apa yang dibicarakan mengenai economic deregulation segala macem, itu mudah-mudahan kita bisa jalan Dan kan Pak Menteri Kesehatan di sini Pak Budi Sadikin masih bisa cerita bagaimana resistensi itu munculnya justru dari dalam bukan dari bukan dari luar ya. Jadi ini saya kira itu ini hal-hal yang memang kita secara real berhadapan dan itu sesuatu yang saya kira worth it untuk diperjuangkan. Kalau butuh backing, di sebelah saya bisa kasih backing Pak.
Pak Rajat mau nambahin? Sedikit saja mengenai diregulasi terapkali diekstrimkan untuk dituduhkan menjadi orang-orang yang pro diregulasi ini menjadi neolib. Saya kira kata-kata ini tidak terlalu tepat untuk menggambarkan pemimpin-pemimpin kita.
Saya orang yang sangat mengenal yang disebut teknokrat dari Prof. Sumitro sampai Wijoyo dan yang lain mereka adalah senior-senior saya tapi kemudian juga kolega pada akhirnya karena itu saya mempelajari apa yang mereka lakukan Prof. Sumitro desertasinya adalah mengenai kredit perdesaan di masa depresi bagaimana bisa menjadi new lip melihat keadaan kredit di masa depresi. Prof. Ali Wadana, orang moneter seperti saya, orang moneter selalu dianggap orang yang terlalu liberal, kita semuanya dianggap penganutnya Milton Friedman, Segago School. dan sebagainya, dan sebagainya. Tetapi yang dipelajari Pak Ali Wadana adalah mengenai ketegangan-ketegangan struktural moneter di Amerika Latin pada waktu itu. Di Amerika Latin malah...
Uskop agong aja dituduh jadi sosialis, ya kan? Jadi sudah menjadi, menurut saya tuduhan orang dibilang neoliberal itu kurang tepat. Pak Wejoyo, apalagi, studinya mengenai population.
Kalau orang mempelajari population di Indonesia, ngomong mengenai perlunya transmigrasi, terlalu banyaknya orang yang hidup di rumah-rumah kumuh, bagaimana bisa pro dan fanatik terhadap market? Percaya kepada pekerjanya market, tapi juga kepada subsidi. Itu adalah ekonominya, kita gak tau lah namanya Pancasila, silahkan. Apalagi Pak Emil Salim, disertasinya mengenai perencanaan di Egypt. Bagaimana orang perencanaan bisa terlalu percaya pada bahasa.
Dan seterusnya, dan seterusnya. Saya sendiri orang moneter, mungkin bisa menjadi terlalu konservatif. Tapi saya mengerti kehidupan kemelaratan seperti apa. Saya anak di dalam keraton Jogja, anak paling kecil dari sembilan orang yang melarat dong.
Dan ini ngeti arti kemelaratan, belajar moneter tapi ya gak mungkin tidak merasakan kemelaratan itu seperti apa. Jadi saya hanya ingin mengorek sesikit, kita jangan terlalu cepat mengatakan apalagi. Tadi senior-senior yang saya mengetahui semuanya tadi, disertasinya saja saya semua membacanya. Jadi saya ngerti kalau untuk berdebat, untuk mengkoreksi supaya kita jangan asal. mengotak-kotakan itu banyak kotak-kotakan Terima kasih Oke tepuk tangan untuk Pak Derajat kita akan keflor untuk minta pendapat dari tamu-tamu yang ada di floor biar gua aja yang ngasih ini kita mau kasih minta pendapat boleh nanya boleh berpendapat boleh memprotes Rocky dan Pak Luhut juga silakan ke Pak Budi ono dulu Pak Bud mau Pak kasih testimoni Pak 12 kata atau mau Bicara dulu Pak, mau gak Pak?
Kalau Pak But belum ngomong, yang lain gak berani ngomong Pak. Bukannya apa-apa, meskipun yo pengen. Mau gak Pak? Wah, terima kasih banyak kesempatan ini.
Saya tidak bayangkan saya disuruh ngomong di forum yang begitu luar biasa hari ini. Begini, saya hanya menyampaikan... Sedikit cerita ya, waktu itu tahun 70-an, ini saya dengan Bang Cieil ini dari dua tempat yang berbeda.
Waktu itu Bang Cieil tentunya dari di UI, saya di UGM. Waktu itu sebenarnya ada gesekan-gesekan lah antara ekonomi mengenai pandangan, tapi kita selalu merasakan kita itu teman. Dan akhirnya ada debat-debat dan macam-macam.
Akhirnya akal sehat menguasai semuanya ini. Dan kami menyatu pada tahun 80 ke atas, banyak dari kami ke pemerintahan, dari UU ke BUM. pemerintahan, kayaknya kok gak ada yang perbedaan yang terlalu mendasar oleh sebab itu kami bekerja sama pada waktu itu Mbak Misiil pernah sama kami itu kritik mengkritik tapi akal sehat tetap kami semua adalah teman waktu itu kita merasakan kita satu perahu dan oleh sebab itu akal sehat akan menjadikan kita satu kekuatan bersama untuk Indonesia. Terima kasih Saya mau ke Budi yang lainnya Budi Gunadisadikan, Pak BGS Buker itu pernah ngomong Bud, kalau CIL masih hidup Dia pasti akan puji habis itu Kerjaannya Budi Gunadisadikan Bangun RSUD-RSUD seluruh Indonesia Dia senang dan dia happy banget Boleh tepuk tangan gak untuk Pak BGS? Boleh Pak, kasih Kastimoni 1-2 Gak saya gak pernah ketemu sama Bang Cie Tapi saya melihat diskusi ini Saya tadi pasti bisa deket sama dia Yang pertama kenapa Karena selain banyak tebuk tangan Banyak yang mencela Jadi saya banyak mencela Bang Cie Cil juga banyak yang mencelah.
Itu sama. Yang kedua, Bang Cil itu ngomong akal sehat. Itu cocok banget sama saya sebagai Menteri Kesehatan.
Nah, pertanyaan saya, pertanyaan saya. Pernah gak beliau ngomong mengenai fisik atau raga yang sehat? Pernah gak ada pemikiran? Pemikiran-pemikiran beliau di-share, ini kan ada teman-teman ngomong maknanya bukan hanya akal yang sehat, tapi raga yang sehat. Aku rasa beliau tuh akal sehatnya maju sekali, tapi mungkin raga sehat agak ketinggalan.
Itu sebabnya kenapa Ibu Ker masih ada beliau duluan gitu. Mungkin ada yang bisa kasih masukan gak? Mudah-mudahan Pandu juga selain akal sehat, raganya juga sehat. Thank you.
Thank you Pak Pegi, tepuk tangan. Itu lebih ketekanan ya untuk keluarga ya. Selanjutnya Rai.
Kita ke Pak Menteri Kebudayaan dulu. Yang dicap sosialis nih udah katanya. Karena bukan karena pikiran, karena pandang aja kalau katanya kan. Ya terima kasih, saya dulu berkali-kali sebenarnya ketemu Bang Cieil sebagai aktivis, sebagai jurnalis, sebagai penulis gitu ya Tetapi tidak pernah diskusi yang cukup mendalam, tapi dalam banyak kesempatan saya kira banyak pikiran-pikiran beliau itu yang luar biasa, yang sejalan Kalau secara ekonomi saya kira strukturalis lah gitu ya Tetapi strukturalisnya masih percaya kepada hal-hal yang... masuk akal yang tadi yang berakal sehat dan kalau kita lihat pemerintah sekarang dibawah kepemimpinan Pak Prabowo, saya kira banyak Pak Prabowo ini ingin menjalankan pasal 33 undang-undang dasar 45 dan saya Menyelami pikiran-pikiran Pak Prabowo itu Saya kira banyak juga sejalan dengan Apa yang menjadi garis Dari kalangan ekonom mungkin Strukturalis Mungkin institusionalis New institutionalis Ekonomik juga Dan saya melihat bahwa Tidak ingin membiarkan ekonomi Hanya kepada pasar bebas Tetapi ada campur Pertangan negara dan ada satu titik keseimbangannya.
Saya kira yang merumuskan pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 dulu itu, Bung Hatta dan para ekonom, para pendiri bangsa ketika itu luar biasa. Dan saya kira ini yang sedang dijalankan. oleh Pak Prabowo dengan kooperasi dengan dalantara dan kemudian bagaimana sebesar-besar kemakmuran rakyat dari bumi air dan kekayaan alam itu untuk kekayaan rakyat, saya kira ini perintah konstitusi yang sudah dijalankan dan banyak juga sejalan dengan akal sehat, dengan pikiran-pikiran Bang Cil tapi saya gak tahu tuh Bang Roki tadi kalau mungkin Pak Prabowo Mbak Apatari Soal PSI itu saya kira mungkin namanya aja ya.
Bukan esensi. Ini hak jawab dari Pak Prabowo. Hak jawab. Tapi saya kira, ya bukan, maksudnya bukan satir.
Tapi, saya kira kalau Bang Cil ini masih hidup, pasti akan menjadi salah seorang yang ikut menjadi tim penasehat dari Pak Prabowo. Saya kira itu. Terima kasih.
Oke. gue Gue mau ke sebelah sini, ada Ibu Mari Pangestu, ketua Dewan Pengawas kita. Kira-kira kalau tadi kalau kata Rocky, Rocky membayangkan kalau saat ini CIL masih hidup, dia akan menikmati periode kedua jadi presiden. Dan periode kedua jadi presiden pasti dia akan ditugaskan untuk bernegosiasi dengan Donald Trump untuk bicara tarif.
Gimana? Apa yang terjadi dan bagaimana bayangan Anda? Jawab Bu Mary.
Mungkin agak susah membayangkan bernegosiasi dengan Presiden Trump dengan akal sehat. Lebih kepada apa ya? jurus kungfu sih memang tidak banyak akal sehatnya di dalam itu, mungkin saya hanya mau komentar tadi menarik yang disampaikan Rocky dan saya rasa tadi yang diceritakan mengingatkan kita kembali sebetulnya pentingnya the power of ideas tadi mungkin kata-katanya sangat critical dari segi subversi subversi intelektual dan data sebagai alat subversi tapi I take the Dan itu yang memang mengapa saya mau bergabung dengan Pak Luhut di Dewan Ekonomi Nasional. The importance of evidence base and data. Untuk kita bisa menceritakan ya apa yang perlu dilakukan.
Dan ternyata ya memang deja vu. Kalau kita tidak punya intellectual history, seperti tadi Anda mengutip kata-katanya Bang Cil yang ternyata masih relevant today. Itu kan karena kita tidak bisa, kita tidak mereflect back apa yang pernah terjadi dan ini yang sebetulnya kita semua ini kita berharap lah bahwa Yayasan Padi dan Kapas 2.0 bisa melanjutkan tugas.
Untuk pendidikan dan bisa ada intellectual discussion tapi bukan hanya intellectual discussion bagaimana the how to nya ya saya rasa ini yang penting dan saya besarlah harapannya bahwa kita bisa mempunyai ruang diskusi dan space untuk dialog seperti yang dibayangkan Bang Cieul dan kata-kata yang penting itu akal sehat karena kita bisa berangan-angan apa yang perlu dilakukan tapi kita perlu akal sehat ini gimana sih mengimplementasinya ya negosiasi sama Trump gak bisa pakai akal sehat ibu Mary ya oke terima kasih kita ke yang pernah ikut morning briefingnya Bung Karno dulu kita minta dulu Pak Yusuf Vanandi untuk mengasih sedikit pandangannya Pak gak boleh mengumpat ya Pak kasih kata-kata aja Jadi yang mau ditanyakan kepada saya Menurut Bapak, Pak Prabowo Menurut Bapak, Pak Menurut Bapak, politik akal sehat ini masih dijalankan gak oleh pemerintahan Presiden Prabowo saat ini? Bukan harus, bukan dijalankan Harus dijalankan Kalau mau berhasil, saya kira Akhirnya tugas kita semua bersama Bukan hanya Presiden Kita semua bukan hanya berhak, berkewajiban untuk ikut serta dalam menyusun pemikiran-pemikiran baru. Pak pertanyaan kedua, kenapa Bapak selalu beda pilihan Presiden sama Pak Sofian Pak selama ini Pak?
Itu bagi tugas atau gimana Pak sebenarnya? Gue curiga itu bagi tugas. Eh, lu jangan curigation lu. Karena kita itu 3 bulan gak bicara, sehingga ibu kita mulai khawatir, ini bisa anak-anak mau apa gitu.
Jadi sebetulnya, apa yang terjadi, serius. Kita berbeda pendapat, siapa yang terbaik memimpin bangsa kita. Ini Sofian nih, coba dia menjawab. Kalau dalam soal ini mungkin saya sependapat dengan Pak Yusuf gitu. Tapi kita sebenarnya sebagai pengusaha sebenarnya itulah akal sehat itu.
Kalau kita tidak jalankan itu pasti kita rugi. Jadi akal sehat itu dan saya pikir apa yang saya mengenal Ciel ya sejak kita juga berjuang sama-sama itu betul-betul dia sangat firm sekali. terhadap akal sehat dan keras malah kalau berdebat sama kita maka itu sekarang hari ini sebenarnya saya senang melihat perdebatan itu, soalnya banyak sekali sekarang kita menunda-nunda akal sehat itu sehingga barang yang sama sampai sekarang gak selesai-selesai apa yang dikatakan Katip tadi Ini yang menurut saya, karena kita tidak mulai memakai akal sehat dan semua itu kadang-kadang kita takut karena nanti dibawa ke politik atau tidak.
Karena akal sehatnya yang tidak jalan. Maka itu saya pikir seminar dan pertemuan dan apa lagi dengan berdirinya Yayasan Yusahir ini. Kapas dan Pak Dini, saya pikir bisa gak kita mulai ini sesuatu, di mana akal sehat ini yang kita dulukan untuk kepentingan bangsa kita, yang dikatakan Pak Luhut tadi, bagaimana sulitnya kita menghadapi situasi sekarang ini, di dalam dan luar negeri sendiri, sehingga tidak ada jalan lain daripada kita harus bersatu untuk memakai akal sehat ini untuk mensukseskan daripada ekonomi kita terutama.
di dalam kita melangkah ke depan. Kalau ini tidak juga dipakai, kita kembali lagi puluhan, itu lagi yang kita bicarakan 10-20 tahun yang akan datang, karena kita tidak pakai akal sehat itu. Jadi ini yang saya harapkan kita mulai.
Saya senang Pak Dra. Raja juga bilang. Semua belum apa-apa dipakai istilah-istilah politik neoliberal dan lain-lain daripada guru-guru besar kita.
Yang sebenarnya dia doing very well pada saat dia memimpin bangsa ini. Kenapa kita tidak niru itu? Yang gini-ginian menurut saya, kesempatan hari ini saya dengar lain-lain dalam diskusi kita ini.
Let's start. Sebelum semua ini kita diganggu karena kita tidak bisa bersatu dalam soal ini. Terima kasih. Kengeriannya terhadap black market of justice. Wah itu Prof. Jimbili mungkin bisa kasih perspektif.
Baik, jadi saya rasa kesimpulannya sudah dapat dari diskusi ini. Yaitu akal sehat. Jadi kita memerlukan dialog akal sehat. Saya ucapkan selamat atas terbentuknya kembali Yayasan Padikapas mudah-mudahan jadi Yayasan Akal Sehat.
Nah, jadi saya rasa akal sehatnya penting, sangat penting, tapi dia butuh ruang dialog, jadi gak bisa sendirian. Maka kita membutuhkan ruang terbuka yang secara bersengaja dikelola, jadi jangan dibatasi, jangan dikurangi, sebab ruang bebek. untuk dialog akal sehat ini penting dan ini akan menentukan kualitas demokrasi kita. Jadi kalau akal sehat tidak tumbuh, tidak dianggap sesuatu yang diidialkan, bisa rusak ini demokrasi kita hanya formalisme. Nah, bagaimanapun pasti akan ada perbedaan.
Jadi orang berbeda pendapat, pertama karena datanya berbeda, informasinya beda, apalagi hoaks banyak sekali sekarang. Yang kedua karena sudut pandangnya berbeda. Orang dalam kekuasaan pasti beda cara melihat segala sesuatu dari orang yang di luar kekuasaan. Yang ketiga perbedaan pendapat itu bisa timbul karena kepentingan orang berbeda.
Nah kalau bisa ada ruang dialog maka semua ini bisa diselesaikan. Kepentingan yang lebih luas Harus diutamakan Kemudian sudut pandang yang berada Kita saling mendengar Begitu juga informasi dan data Kita luruskan Yang benar bagaimana Jadi saya rasa Saya rasa ini kuncinya dan saya sendiri banyak pengalaman dengan almarhum Pak Syahrir ini. Untuk sesama aktivis pun orang seperti Pak Syahrir dan Pak Rizal. Ramli, wah itu berdebatnya, udah habis-habis, saya sampai tiga kali itu, pernah satu, satu kali saya jadi moderator, sebelah kanan saya Rizal Ramli, sebelah kiri Pak Sarir. Masing-masing ngomong Sediri-sediri Jadi bagaimana nih saya moderator stop stop Ya padahal Sebetulnya Ini kan soal dua-duanya Soal akal sehat Nah perlu saling mendengar Nah terakhir Saya pernah juga Waktu perubahan Undang-undang dasar Terakhir merumuskan bab 14 tentang pasal 33 dan pasal 34. Saya ketua tim bidang hukum.
Bidang ekonomi Pak Mubiarto, wakilnya Pak Sarir, sekretarisnya Sri Mulyani. Mereka ini berdebat berminggu-minggu, gak selesai-selesai. Mempersoalkan pasal 33 dan pasal 34. Akhirnya Pak Ismail Suni sebagai ketua umum saya diajak melerai kedua kelompok ini. Antara Pak Mubiarto dan kelompok idealis dengan Pak Sahrir dan kawan-kawan. Gak bisa ketemu.
Bahkan rapat terakhir di panitiaat 1 sampai Pak Mubriyat mengundurkan diri dari tim dan kemudian di depan saya Syahrir datang salaman, Pak ini bukan masalah pribadi. Jadi soal cara berpikir Yang gak bisa ketemu Nah tapi Alhamdulillah akhirnya Komprominya adalah Pasal 33 dan 34 Diperbaiki Tadi ada ide untuk mengubah ubah sama sekali pasal 33 itu. Terutama asas kekeluargaan yang sering disalahgunakan menjadi family system. Akhirnya gitu kan. Nah jadi komprominya antara lain.
Ada pasal 33 ayat 3 yang eksplisit menyebut efisiensi berkeadilan dengan des satu napas. Ini kompromi. Oke kita harus efisiensi tapi berkeadilan. Jadi ya pengalaman saya dengan Pak Sahrir ini luar biasa orangnya idealis, punya ide, dan keras. Nah bertemu dengan Rizal Ramli sama kerasnya.
Jadi saya rasa dari pengalaman bergaul dengan Cihil dan dari diskusi ini, saya rasa pelajaran yang paling berharga untuk Indonesia ke depan. Bagaimana kita merawat akal sehat di ruang terbuka. Di ruang diskusi substantif. Semua keputusan harus diambil sesudah ada perdebatan substantif.
Semua kita ini orang-orang hebat yang insya Allah menyumbang untuk negeri. Terima kasih. Oke, tepuk tangan untuk Prof. Jimli. Terakhir saya mau ke Mbak Gita.
Mbak Gita kasih dulu sebagai orang yang setiap hari di... Jejali politik akan sehat di oleh Almarhum. Bisa kasih perspektif gak mbak tentang... Gimana Mbak Gita memandang pelajaran politik akal sehatnya Dr. Syahrir?
Mungkin ada? Ayah. Iya, silahkan Mbak.
Terima kasih. Pertama-tama saya terharu banget udah melihat begitu banyak om-om dan tante-tante. Saya grow up dengan kalian semua. Jadi sebenarnya kalau ini beneran diskusi dengan ayah saya, Om Cieel, kita pasti dibakul kok. dan kita pasti akan punya santapan sampai berpuluh-puluh piring dan semuanya kekenyangan.
Jadi ini ya bentuk lain untuk diskusi. Tetapi sebenarnya saya grow up dari dulu dengan... dengan ayah yang selalu mementingkan pendidikan karena itu adalah basis dari akal sehat. Jadi waktu itu saya apply ke Wharton dan sebenarnya gak banyak yang tau, saya waktu itu dimasukkan waiting list dan dianggap mungkin belum sampai standar kata interviewer saya dan saya menangis dan bilang ke ayah mendingan saya give up aja ya, gak perlu mungkin tahun depan aja coba.
Terus dia bilang Kamu menyerah begitu saja, kamu menyerah begitu saja untuk pendidikan, untuk sesuatu yang akan membuat kamu nanti membantu negara, kamu menyerah. Jadi saya disuruh untuk berjuang sebisa mungkin sampai saya terbang ke Pennsylvania dan mencoba bertubuh banyak orang dan akhirnya memberikan last speech, my last speech dan akhirnya saya diterima. sebulan kemudian. Dan ayah bilang, this is one of my proudest moments. Dan ayah bilang, by the way, cara ayah memberikan pendapatnya ke saya itu mungkin sama kerasnya dengan semua orang di dalam sini yang sudah pernah merasakan rasanya dibentak atau dimaki ayah saya dengan prinsip dia, kita semua sudah merasakannya.
Jadi seperti itu caranya sangat memorable. dan yang saya ingat adalah jangan pernah Give up, melakukan hal sekecil apapun, 1% pun itu agar kita terus memberikan akal sehat dan hal yang baik ke satu sama lain. Jangan pernah give up walaupun hanya 1%.
Dan itulah yang saya ingat, mau saya pergi ke Pennsylvania, mau saya bikin esay sampai 3-4 kali dan udah gitu bikin revisi puluhan kali, tapi tidak pernah give up karena... kita benar-benar perlu membantu satu sama lain. Dan itulah yang saya ambil sampai hari ini.
Oke, terima kasih Mbak Gita. Kira-kira dari wajah-wajah yang hadir, siapa yang paling banyak dimaki Mbak Cil? Oke, terima kasih. Kita sudah sampai di ujung acara. Saya masih, sebenarnya masih banyak yang mau saya tanya, tapi waktunya sudah tidak banyak lagi.
Ada Pak Darmin di sini, ada Bang Celi, ada Mbak Uni Lubis dan Pak Yopi Hidayat, dua wartawan yang selama ini ini ada dekat dengan CIL nah kita minta closing statement dulu dari keempat narasumber mungkin General Luhut bisa bisa mengawali closing statement kali ini gimana kita merawat Indonesia dengan akal sehat dan membantu pemerintahan Pak Prabowo ini kalau kata Pak Sofian mau gak mau kita harus bersatu udah gak bisa lagi kita Indonesia gelap Indonesia gelap gitu katanya kan harus bersatu bersama merawat Indonesia dengan akal sehat Gimana Pak? Ya, terima kasih. Saya pikir...
Presiden Prabowo, saya kira memang pilihan yang tepat hari ini untuk jadi presiden tinggal bagaimana kita memberikan masukan-masukan yang juga diterima dengan akal sehat juga. Karena kompleksitas masalah dunia sekarang ini dari segi geopolitik itu sangat dinamis sekali. Jadi kalau kita tidak hati-hati, ya kita juga bisa nanti kena impact daripada... perkembangan-perkembangan geopolitik dunia sekarang ini.
Nah, saran-saran saya kira banyak dan ide-ide Presiden Prabowo saya kira tidak perlu diragukan. Makan bergiji tadi sudah menjawab masalah keadilan, masalah stunting, masalah tadi simpul-simpul ekonomi baru dan dana yang cukup 171 triliun, angka yang tidak kecil. Tentu strukturnya harus diperbaiki, pengawasannya bagaimana, eksekusinya bagaimana.
very detail Kalau kita lihat Ridhalio di bukunya juga dia menuliskan memang perencanaan yang detail dibutuhkan dengan teamwork yang kuat dan berani juga mendengarkan apa yang mungkin tidak enak tetapi itu diberikan solusi. Ini saya kira akan memberikan langkah yang bagus untuk membawa Indonesia maju ke depan. Saya tidak ragu sebenarnya kalau Indonesia itu 78 persen growth pada 2029-2030 asal dengan program-program ada.
Itu akan membuat nanti rakyat akan menjadi korban daripada keegoan kita. Saya sekali lagi terima kasih pada diskusi ini yang menurut saya sangat bermanfaat buat kita semua melihat bahwa betapa banyak yang masih Relevan pikirannya Pak Cil tadi, dan saya terus terang masalah deregulasi ini buat saya adalah satu bottom line yang harus dikerjakan, karena tanpa melakukan deregulasi ini, kita punya ekonomi juga nanti tidak akan maksimal menggunakan tarif 19 persen tadi. Karena tarif 19 persen ini, masih banyak breakdown yang dibawa yang akan membuat ekonomi kita bagus ke depan. Lapangan kerja, Akan banyak orang dari Vietnam juga pengen, Taiwan pengen juga.
juga relokasi karena 1% very meaningful sebenarnya. Jadi banyak yang kita punya. Kita punya critical mineral, kita punya rare earth, punya banyak sekali seaweed dan sebagainya. Jadi Tidak ada alasan menurut saya kita tidak bisa tumbuh di 8 persen, 7-8 persen pada tahun 2029-2030.
Kecuali tadi kita tidak sungguh-sungguh melihat masalah, tidak kita detail mengerjakannya, tidak kita bangun kekompakan, kita saling menyalahkan, itu akan menjadi korban adalah rakyat. Saya kira itu komentar saya. Kalau opini Indonesia gelap itu opini akan sehat gak menurut Pak Lohan?
Ya sebenarnya kita harus lihat opini gelap itu, Indonesia gelap itu kan bisa aja orang menyampaikan. Tapi kalau menurut saya, saya gak lihat alasan kita gelap. Kenapa kita mesti bilang kita gelap? Indonesia itu bagus kok, bahwa sekarang masih ada masalah, itulah yang harus kita perbaikin. Kita tahu obatnya, diregulasi.
Deregulasi kita lakukan, kita akan menyelesaikan saya kira masalah ini. Oke, tepuk tangan untuk Pak Lut. Jangan lo tambah lagi udah.
Kirain dia mau jawab kau yang gelap. Nggak keluar warna gitu Prof Jimile. Sudah kupancing padahal. Kasih dulu Bang Dede, terakhir Bang. Saya mungkin kalau yang bagian yang serius tadi Pak Luhut sudah bilang ya dan saya cuma bayangkan bahwa tadi kalau tulisan Bang Cihil disampaikan tadi ada rekart bangun saya lihat saya gak tau.
masih ada disini atau enggak, kalau dikirimkan ke kompas, itu pasti jadi headline sekarang atau opininya akan dimuat, karena masih relevan tapi saya mau tutup dengan satu hal, kita bicara mengenai akal sehat sayangnya ciil tidak bicara mengenai mengenai makanan sehat. Jadi kalau kita berempat, Roky, saya, Bang Cil dengan Jimmy Siaan disini. Kalau kita pergi ke Ikan Today misalnya. Saya gak tau restoran itu masih ada gak di Blora. Itu kita berempat bisa pesen Ikan Today nya 16. Karena satu orang makan 4. Dan itu kalau berhasil, dia bilang sukses kita.
Dan prinsipnya adalah gue gak mau kita kekurangan makanan lebih baik lebih. meja. Oke, tepuk tangan itu Bang Dede. Menarik. Selanjutnya Pak Derajat, silahkan ditutup Pak.
Gak harus selucu Bang Dede Pak. Saya ingin menambahkan Pak Cil, orangnya sangat memberhatikan tadi yang mengatakan apakah juga memberhatikan fisik yang sehat tadi ya. Dari bodinya kan kelihatan ya Saya tidak pernah lupa ya Melihat Pak Cihildi ini Dengan Bukartini Dengan Gita dan Pandu Kalau makan pizza di Harvard Square kalau berempat ya kita kan ngertinya ya pesen yang paling besar dibagi empat kan ya kalau beliau tidak ya satu, Karena itu ya memang meyakinkan bodinya itu. Jadi itu saya senang karena saya juga orang yang senang makan ini ya. Malah senang minum juga kalau saya.
Tapi saya juga ingin meng... menggarisbawahi tadi yang saya tadi bilangkan mungkin saya yang paling tua, rupanya ada Pak Yusuf. Pak Yusuf beberapa bulan lebih tua dari saya.
Nah, yaitu bahwa tantangan ini... ini gak cuma untuk Presiden Prabowo aja loh ya, untuk kita semua, Pak Jimli tadi mengatakan let's talk with common sense among each other antara lain daripada mengerutu saya kalau diajak ngomong seneng karena orang tua gak ada yang ngajak ngomong saya gitu lah oke, saya kira ini adalah sebagai tambahan dari saya, saya sangat berterima kasih dapat bersama-sama dengan Pak Bang Luhut dan yang lain-lain untuk memberingati teman kita yang seandainya masih bersama kita berusia 80 tahun ini. Terima kasih.
Terima kasih. Tepuk tangan untuk Profesor Sudrajat Jawa Darat. Jadi Pak Derajat, habis gak satu loyang pizza besar gede itu sendiri? Habis gak satu loyang pizza itu?
habis ternyata malu-malu aja sebenarnya sama lah ya kapasitas sama juga ternyata Oke Bung Rocky terakhir Apakah kalau cil masih hidup dia percaya ijazahnya palsu apa ijazah Jokowi palsu biar enggak lapar kita Prof satu waktu saya temenin Pak Syahrir seminar terus Terus bicara soal ekonomi dengan Pak Ciputra. Terus kata Pak Cil, ya Pak Ciputra sih pengusaha saya, dosen gitu kan. Jadi bagaimana?
Kan dosen lebih mulia gitu. Kata Pak Ciputra tuh, terus kata Cil, gini aja ya Pak Ciputra, seluruh saham Pak Ciputra saya ambil, ijazah harus saya Pak Ciputra yang ambil. Jadi bagi C.I.L. sudah selesai, sekolah sudah selesai. Maka dia masuk di dalam wilayah baru. Yaitu memperjuangkan justice itu.
Dan itu yang saya suka ingat kalau Pak C.I.L. pulang dari luar negeri. Pasti bukunya banyak. Dan dia undang pertama kali milih buku.
Lima. Suatu waktu dia pulang, dia bawa buku. Dia kasih ke saya. Ini lo mesti baca nih, Rok.
Judulnya. Economics doesn't lie. Economics doesn't lie.
Ilmu ekonomi tidak pernah berbohong. Terus saya tambahin, iya gue tau itu. Tetapi, Minister Ekonomi does. Ekonomi gak berbohong, tapi Menteri Ekonomi berbohong kan?
Wah, itu ada benernya juga lho. Jadi itulah keadaan yang memungkinkan kita begitu tajam berdebat tetapi selalu ada yang indah yaitu mengerti wah ini adalah diskusi, ini adalah adu argumen itu. Jadi produce argumen, kendalikan sentimen. Dan kan itu keinginan kita sebetulnya. Ini juga kita jadikan semacam tagline dari kabinet ini.
Produce argument, minimalkan sentiment. Dan kita tahu bahwa tadi Pak Lut menerangkan ada soal dunia juga dan kita terkoneksi di situ. Gagal tarif dan kekerasan ada dimana-mana Itu juga yang membuat kita percaya bahwa Indonesia sebetulnya bisa keluar dari situ Karena kita punya naluri untuk menghasilkan justice itu Karena kita adalah negara-negara yang pernah dijajah itu Dan saya berhitung bahwa kelihatannya akan ada perang dunia itu Suatu waktu saya diskusi dengan Pak Prabowo Pak Prabowo menerangkan tentang keadaan karena itu musyadab Ya food estate, saya kira pada waktu itu, kira-kira belum jadi presiden dia, dia diskusi di tempat saya Pak Prabowo, mampir sebentar, bahwa kelihatannya akan ada perang. Karena itu mesti ada persiapan logistik.
Sangat mungkin food estate itu jauh. juga di dalam perencanaan itu dan memang kalau kita baca data itu PBB sebagai penjamin perdamaian dunia PBB penjamin perdamaian dunia kita semua store uang disitu supaya ada perdamaian berapa anggaran perdamaian dunia PBB mungkin 6 miliar dolar bandingkan dengan seluruh anggaran militeri industrial kompleks seribu kali lipat Jadi secara statistik mudah kita duga bahwa kalau anggaran perdamaian PBB seper seribu dari anggaran persiapan militer seluruh dunia kompleks industri militer itu pasti suatu waktu akan meledak. Sivis pacem para belum.
Siapa yang ingin damai siap-siap untuk berperang. Jadi saya kira itu problem kita di sinar global dan Pak Prabowo berupaya untuk riding the tidal wave of global insecurity. Dan kemungkinan-kemungkinan itu juga bisa kita lihat dalam beberapa waktu ke depan tuh.
Mulai ada konflik di ASEAN, macam-macam. Jadi sekali lagi kita ingin pastikan bahwa negeri ini bisa ditumbuhkan dengan kecepatan berpikir. Dan kita punya sejarah panjang pengetahuan kita tentang injustice tuh.
Dan sangat mungkin juga kita ingin supaya... Tesis doktoral dari Pak Syahrir, political economy of basic needs, dan juga saya kira gak ada menteri di Indonesia yang neolib tuh. Ya, Pak.
pasapai joyon di sastro dianggap sebagai tokoh utamanya oleh tapi kalau saya baca beberapa tulisan dia awal tahun 60 dia mengutip Paul Baran yang ada seorang Marsyid kiri itu the political of growth itu bukunya itu kan jadi kesosialan kita itu terbawa dalam kebijakan kabinet demikian juga hari-hari ini tapi saya ingin pastikan bahwa market ekonomi bagus sebagai sinyal efisiensi tapi tidak boleh market economy itu berubah menjadi market society. kita hindari. Karena culture, humanity itu dirawat oleh moral.
Dan ya partai politik bahkan ada moral institution. Ilmu ekonomi juga di dalamnya ada moral call. Jadi sekali lagi ini percakapan yang enak.
Mungkin nanti Yayasan Padikapas akan, Padikapas Indonesia, Yayasan PKI ini akan membuat kurikulum-kurikulum yang isinya adalah upaya menyelamatkan negara ini dengan akal sihat. Terima kasih. Oke, terima kasih Rocky. Sebelumnya gue pengen nanya, kira-kira apa nasihat CIL buat Pak Prabowo kalau dia masih hidup sekarang?
Sikat aja. pasti diajak makan pagi karena soal makan itu nih bocoran Pak Syahrir itu dia makan pagi tiga kali pasarnya rumahnya di Jalan Sukabumi kantornya Jalan Cik di Tiro itu kira-kira ia satu kilo enggak tuh Nabi nanti pasti dibilang pada ger, siap makan pagi, selesai. Terus di belakang jalan Cipitiro, ada jalan apa namanya itu, disitu ada warung soto yang enak banget. Jalan pesuruhan ada soto yang enak. Jadi dari jalan Sukabumi, habis sarapan, dia nyebrang di antara mobil.
ke jalan Pasiruan itu, makan sotok di situ. Mobilnya disuruh si Mansur. Mansur, lu pergi agak jauh-jauh. Kalo udah lima puluh sini, lu balik ke sini. Dia gak mau ketahuan mobilnya ada di situ kan.
Habis dia makan pagi di situ, baru dia ke kantor Citi Tiroh. Sarapan lagi di situ. Jadi Syahrir, tiga kali sarapan pagi.
Dan itu namanya makan pagi bergisi. Syahrir adalah sebuah pesta karena itu ia penuh warna dalam pesta orang berpindah dari satu meja ke meja yang lain Dari obrolan santai ke diskusi yang serius, dari tawa kecil ke gagasan besar, begitulah Syahrir, ia tidak bisa dipaksa masuk ke dalam kotak. Ia ekonom, dosen di Fakultas Ekonomi UI, aktivis, pelaku pasar modal, pemimpin partai, penasehat ekonomi presiden, dan mungkin juga seorang selebritis. Ciel, begitu ia disapa. berselancar nyaman di antara ombak pasar bebas dan intervensi negara.
Di antara liberalisme dan sosialisme, di antara diskusi dan pesta, mengarungi dua dunia tanpa kehilangan akal sehatnya. Ia begitu lues dan bijaksana dalam bersikap yang membuatnya tak bisa dipaksa masuk ke dalam kotak. Karena bagi Syahrir, akal sehat adalah fondasi utama dalam berpikir dan bertindak.
Ia percaya, akal sehat diperlukan publik untuk melihat politik sebagai kejala sosial yang biasa. Tak perlu dipertahankan mati-matian hanya karena ideologi, doktrin, atau karisma yang kerap membuat orang buta dan mengabaikan realita. Elemen rasionalitas harus menjadi variabel penting dalam kehidupan publik.
Ini kan luar biasa, di Indonesia iya. Kalau ada rekor Indonesia ada satu, buat utang yang terbesar, dua koruptor paling top. Itulah Indonesia.
Nah kalau kita ngaca dan melihat diri kita kayak gitu kan, wajah kita tidak terlalu rupawan kan. Demokrasi yang sehat butuh asas rasionalitas. Karena dalam demokrasi, kepentingan dan konflik harus dikelola secara beradab. Kekuasaan harus diuji secara akal sehat, bukan dipertahankan melalui paham doktriner yang membuat kita sesat. Tapi, politik akal sehat ini tak selalu nyaman bagi mereka yang senang bertransaksi di ruang-ruang gelap kekuasaan.
Karena dalam kehidupan yang penuh transaksi, sistem peradilan tidak akan pernah melahirkan keadilan. Proses hukum berhenti di ruang-ruang gelap saat hukum dijadikan komoditas. Misalnya ketika suasana sedang baik, tiba-tiba keluar keputusan Mahkamah Agung, Tommy dibebaskan. Itu betul-betul menyinggung rasa keadilan manusia.
Dan akhirnya indeks saham juga berubah. Juga apa yang disebut nilai tukar juga turut merosot. Inilah yang oleh Syahrir digambarkan sebagai black market of justice.
Dan disitulah ekonomi kita mustahil tumbuh sehat dan bersaing secara global. Di tengah kekacauan politik dan ekonomi. Muncul perdebatan klasik tentang relasi negara dan pasar. Banyak aktivis demokrasi yang menolak campur tangan negara dalam politik tapi malah menuntut negara hadir penuh dalam ekonomi. Syahrir tidak terjebak dalam dikotomi ini.
Ia memandang negara perlu hadir secara proporsional untuk menjaga demokrasi politik dan menata ekonomi dengan bijak. Negara tidak hadir untuk bersaing dengan pasar, tetapi hadir untuk memastikan tata niaga yang berkeadilan. Negara hadir sebagai fasilitator, bukan aktor dominan.
Syahrir sangat pro pasar, tapi dalam hal kebutuhan pokok, ia melihat perlunya peran negara. Ia bebas, tak terkotak-kotak. Jadi tidak per se anti subsidi, sama sekali tidak. Memang kita menyadari bahwa kita mengalami suatu defisit anggaran yang tidak terhindarkan.
Dan karena itu subsidi dinyatakan dalam deklarasi ini kita terima. Memang itu harus ada. Namun kita tidaklah golongan yang sepakat dalam hal ini sebagai ekonom bahwa subsidi harus at all cost gitu.
Subsidi harus juga mempertimbangkan masalah-masalah ekonomi yang nyata-nyata berlangsung akibat subsidi yang berlebihan. Kini kita merayakan kehidupan Syahrir dengan gelora, sukacita, dan rasa hormat atas sumbangsinya bagi negeri yang begitu ia cinta. Karena pada akhirnya, warisan Syahrir adalah pesta akal sehat yang harus terus kita rayakan agar politik kita tak melupakan rasionalitasnya, agar ekonomi kita tak mengabaikan rasa keadilannya, dan agar demokrasi kita tak kehilangan jiwanya.
Jangan kehilangan akal sehat, gitu loh. Akal sehat itu jangan sekali-kali kita hilangkan.