Transcript for:
Kehidupan Rumah Tangga dan Ibadah

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirrabbilalamin. Wassalatu wassalamu ala rasulillahilkarim. Sayyidina Muhammadinil amin. Wa ala alihi wa sahbihi ajma'in. Wa ba'd. Assalamualaikum. bahagia bisa menjumpai teman-teman sekalian di waktu ini saat ini kita memasuki malam ahad ya waktu Indonesia bagian barat dan tentunya terhubung dengan teman-teman dalam keadaan waktu yang boleh jadi berbeda namun demikian di setiap perjalanan waktu, kita bermohon pada Allah subhanahu wa ta'ala, semoga seluruh waktu yang Allah berikan bagi kita untuk menjalani aktivitas kita dapat konversikan semua itu untuk menenun segala perbuatan baik, mulia dalam pandangan Allah subhanahu wa ta'ala sehingga memiliki nilai bermakna yang kita sebut dengan pahala untuk kita bawa pulang sebagai kebanggaan dan kemuliaan di hadapan Allah subhanahu wa ta'ala Allah subhanahu wa ta'ala menegaskan dalam Al-Quran surah ke-103 yang insyaAllah kita hafal bersama Bismillahirrahmanirrahim Aku bersumpah kata Allah demi waktu yang diberikan pada manusia untuk beraktifitas sungguh manusia berpotensi mengalami kerugian karena tak mampu memanfaatkan dan menggunakan waktu yang diberikan untuk mengkonversikannya berwujud kegiatan-kegiatan yang baik kecuali orang yang menggunakan waktu itu untuk mengimplementasikan keimanannya pada Allah SWT wa amilus salihat dan menggunakan iman yang menjadi anugerah dari Allah itu untuk menghadirkan perbuatan-perbuatan mulia. Karena itu mudah-mudahan kita bisa hidup sampai dengan saat ini dengan beriman pada Allah dan semoga diberikan taufik oleh Allah untuk mengkonversikan segala keimanan kita yang kuat itu dalam bentuk amal-amal soleh yang dicintai oleh Allah SWT wa ta'ala. wa sawabil haqqa, wa tawal sawabil sabr. Untuk itulah kemudian kita mencoba saling mengingatkan dalam kebaikan, kebenaran yang diribuai oleh Allah SWT dan sabar menjalani itu semua karena tidak mudah menjalani nilai-nilai kebenaran dalam berkehidupan dari ujung kepala sampai dengan ujung kaki. Di antara sekian aktivitas yang mungkin kita bisa rencanakan untuk membentuk kegiatan yang baik, yang mulia, yang dicintai oleh Allah SWT adalah kegiatan yang berlangsung di kehidupan rumah tangga. Dan dari kehidupan rumah tangga itu sebagai madrasah pertama tentu akan sangat berdampak bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan bergaul dengan lingkungan bahkan yang lebih luas secara global terutama di era kekinian yang seluruh konektivitasnya tersambung dengan sangat cepat dan mudah untuk diakses. Untuk itu mari kita membahas di pertemuan kali ini dengan bahasan yang singkat dan padat bagaimana Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW. memberikan pedoman kepada kita untuk menata kehidupan berkeluarga sebagai peran apapun yang Allah berikan dan amanahkan kepada kita semua untuk itu di pertemuan kali ini kita akan cepat saja menggambarkan beberapa hal-hal penting dalam kehidupan rumah tangga sejak awal dibina tentu sebagai persiapan bagi teman-teman yang belum menikah pun demikian setelah itu kita akan dapati peran-peran berkehidupan dalam rumah tangga baik sebagai anak kemudian suami istri atau juga menjadi orang tua dan turunan-turunan lainnya. Baik, mari kita mulai teman-teman dengan Quran surah ke-30, rung di ayat yang ke-21. Ya, teman-teman boleh ambil mushaf atau juga perangkat yang tersambung dengan bahasan kita. Saya hari ini mempersamai kitab tafsir Tanwirul Miqbas min tafsir ibn Abbas radiyallahu ta'ala anhumah. Tafsir yang sangat singkat, padat, dan memikat yang tersambung. sanadnya kepada sahabat mulia Abdullah bin Abbas r.a anhumah sosok yang didoakan oleh Nabi s.a.w untuk paham tentang berbagai persoalan agama dan juga memahami makna terdalam dari tuntunan-tuntunan syariah Islam khususnya yang terkait dengan keterangan-keterangan firman Allah s.w.t dalam Al-Quran. Langsung saja teman-teman Quran surah ke 30 ar-Rum di ayat ke 21 A'udzubillahimina shaitanir rajim Bismillahirrahmanirrahim Kita bacakan bersama وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتِ الْقَوْمِ يَتَفَكَّرُونَ Sunakullahul'alameen dan tentunya ayat ini termasuk ayat yang sangat viral ya terutama Dalam prosesi menjelang pernikahan bahkan sering saya mendapatkan undangan. Ya Masya Allah dan di undangan itu dituliskan surah ke 30 Ar-Rum ayat 21 ini. Dan saya berharap teman-teman yang mengundang itu mempelanjari, memahami terlebih dahulu sebelum diberikan undangan itu kepada orang lain. Sehingga yang mengundang paham dan mengerti tentang materi yang akan diundangkan kepada teman-teman yang diharapkan datang membersamai. Dan materi kali ini boleh jadi juga akan membersamai sebagai bekal yang singkat. Singkat dan padat bagi teman-teman yang akan melangsungkan pernikahan atau telah berada dalam kehidupan berumah tangga. Baik kita mulai dengan yang pertama. Bismillahirrahmanirrahim. Teman-teman sekalian, disini kita dapati Allah SWT berfirman, وَمِنْ آيَاتِهِ أَنَا خَلَقْ لَكُمْ مِنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا Dan diantara tanda yang mendekatkan seorang hamba kepada Allah SWT. Baik disini ibn. Nuh Abbas r.a memberikan satu penafsiran yang sangat luar biasa dan menyampaikan وَمِنْ آيَتِهِ يَعْلِمِنْ أَلَمَاتِ وِحْدَانِيَّتِهِ وَقُدْرَتِهِ تَعْدَى Dan diantara tanda-tanda keesaan Allah SWT, keagungan Allah SWT yang menjadikan kita lebih mengenal, menuhankan, dan dekat dengan Allah SWT. Baik, sedikit dulu sebelum kita masuk kepada inti bahasan. Kita kita belajar dari segi kebahasaan dulu. Karena bahasa itu penting secara filologis untuk mengetahui kedalaman satu makna. Jadi tak mungkin kita mengerti, memahami informasi dari manapun bila tidak mengetahui bahasanya. Orang yang ingin mengetahui tentang misalnya segala yang terkait dengan Cina, maka dia belajar bahasa Cina. Segala yang terkait dengan Jepang, dia belajar bahasa Jepang. Di masa-masa lalu ada bahasa Sansakerta. Ya teman-teman, para sejarawan kan mempelajari. pelajari itu untuk mengerti bahasanya. Sampai ke hieroglif yang masa-masa lampau. Nah tentunya, orang yang ingin mengetahui tentang isi Al-Quran, memahaminya, memanai kedalaman maknanya, dan mengamalkan isinya, tidak akan mungkin bisa diraih kecuali mendalami, mengerti, memahami tentang tata bahasanya. Baik teman-teman, disini ada ayat, dan bentuknya jama'a. Wamin. Oke. ayatihi ya, wa min ayatihi dan termasuk atau diantara minnya, ata bi'ad ya, jadi Allah menjadikan banyak hal dibentangkan di kehidupan ini baik daratan, lautan, bahkan di semesta ini, secara umum ya untuk memberikan tanda-tanda Tanda keagungan, keesaan, kebertuhanan kita kepadanya yang mendekatkan kita dengan Allah SWT. Dan di antara tanda itu, dan di antara tanda itu, nah tanda di sini menggunakan kata ayat bentuknya jama'a. Ini bentuk jama'a dari tunggalnya ayatun. Nah kalau yang begini, ini bentuk tunggal, mufrat, singular. Yang ini jama'a. Ini seringkali diantikan dengan tanda, tanda kebesaran, tanda keagungan. Ada beberapa kata dalam bahasa Arab yang menunjuk kepada tanda. Contoh, kita ambil kata alamat misalnya. sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia bahkan dengan namanya, dengan ejaannya alamat. Alamat itu dari bahasa Arab. Dan banyak kata-kata dalam bahasa Indonesia terambil dari bahasa Arab dengan pemaknaan dan kedalamannya tentunya. Jika disebutkan alamat, ini pada umumnya, sekali lagi, pada umumnya menunjuk kepada tanda yang mendekatkan kepada tujuan. Tuh ya, tujuan. Atau membedakan satu entitas, satu benda, satu dengan yang lainnya. Membedakan satu entitas, satu benda, satu dengan yang lainnya. Makna yang pertama, mendekatkan pada tujuan ini sudah sesuai. dengan pemaknaan dalam bahasa Indonesia yang kita praktekan dalam sehari-hari. Dimana alamat Kuantum Akhir Institut. Orang yang mengetahui alamatnya, maka dia lebih cepat sampai lebih dekat ketujuan. Demikian, orang yang tidak mengetahui alamatnya tidak mudah sampai ke tujuan. Demikian, bila ada hewan tertentu dalam bahasa Arab misalnya, untuk dibedakan antara milik si Fulan dengan si Fulan, maka diberikan... tanda di hewan itu entah dengan tinta tertentu, tanda tertentu itu disebut dengan alam namanya alam, baik, to'alamat kemudian juga dari sini muncul kata alam, ya, seakar asal katanya kan dari alima yang diketahui, yang membedakan satu dengan yang lainnya, asal katanya dari ain, lam, kemudian mim dari situ ada kata alam, jemanya alamin ya, jemaahnya alamin, di Quran surah ke 1 al-fatihah ayat ke 2 alhamdulillah, alhamdulillah rabbil alamin, ya kan nah alam, kenapa disebut alam salah satunya adalah karena ada kekhususan-kekhususan pada alam itu yang menandakan ia berbeda secara entitas dengan alam-alam yang lainnya. Jelas ya? Misalnya kalau kita ingin katakan alam manusia, alam jin, alam malaikat, bahkan ke alam hewan, alam tumbuhan. Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, dunia hewan, dunia tumbuhan, dunia manusia. Kemudian dan seterusnya. Nah ini untuk membedakan satu dengan yang lainnya. Tapi kalau kita ingin jadikan di setiap tempat ini, tanda ini, ada hal-hal yang mengharuskan kita lebih mengenal penciptanya, yang mendekatkan kita dengan penciptanya, dengan Allah SWT. Maka dalam bahasa Arab, katanya berubah dari kata alamat menjadi ayat ke sini. Ya, yang semula, alam, tandanya alama, ini jama'nya alamin, Allah mengatur semua alam, menguasai semuanya, diberikan tanda membedakan satu dengan yang lainnya, mendekatkan kepada tujuan tertentu. Tapi kalau kita ingin jadikan semua... Ini sebagai tanda yang mengenalkan kita dengan penciptanya, dengan Allah SWT. Sekaligus mendekatkan kita kepada Allah, maka dirubah kalimatnya menjadi ayat. Katanya berubah menjadi apa? Ayat. baik ya, karena itulah ketika ada orang yang ingin meriset misalnya segala yang di langit, segala yang di bumi pergantian siang dan malam maka berubah katanya menjadi ayat contoh Quran surah ketiga al-imran di ayat 190 itu inna fi khalqis samawati wal ardi wa khtilafi layni wal nahari la'ayat itu, bukan la'alam la'ayat illi ulil al-bab baik, sungguh sungguh Dalam penciptaan langit dan bumi itu dan pergantian siang dan malam yang bisa engkau riset, engkau gali, engkau perhatikan, engkau amati, engkau temukan hakikatnya, terdapat tanda-tanda yang bisa mengenalkan engkau dengan penciptanya, dengan Allah. Kalau engkau memang mau mencari inti sesuatu, esensi dalam berkehidupan. Jadi puncak tertinggi pengetahuan itu ketika mengenal pencipta yang membuat pengetahuan dan objek pengetahuan itu. Intinya ke situ. Kalau cuma menganalisis ya semua punya kemampuan menganalisis. Tapi yang terhebat itu ketika analisisnya yang paling tajam menemukan siapa yang menciptakan ini. Siapa yang membuat ini. Itu yang tertinggi. Dan itu esensinya. Dalam bahasa Arab esensi inti sesuatu disebut dengan lub. jamaahnya disebut dengan al-bab orang yang pintar, yang menemukan esensi sesuatu dari segala hal disebut dengan ulul al-bab Makanya ulul albab itu sifatnya apa? Suka meriset, merenungkan, berkontemplasi untuk menemukan sesuatu, hakikat sesuatu. Kemudian setelah itu, dia menemukan pencipta. Kan intinya pada penciptanya. Kalau cuma pada luarnya saja, ya semua bisa melakukannya. Tapi kalau pada inti sesuatu sampai siapa yang bisa membuat ini, nah itu yang paling hebat. Karena itu ayatnya diteruskan kan? Al-Fatihah. Mereka mereset, merenungkan, melihat, mereset. Bukan hanya menghitung. Ini akan sekian, rahasi bintangnya sekian, perputarannya sekian, melahirkan angka-angka sekian, sekian, sekian. Menentukan kemudian tanggal-tanggal tertentu. Jauh dibalik itu, dia merenungkan siapa yang mampu menciptakan seperti ini, sehingga membuat tanda-tanda kehidupan. Memberikan jalan-jalan bagi kita untuk mengenal penanggalan dan seterusnya. Ya kan? وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقُتَ هَذَا بَاطِلًا Itu puncaknya. Ya, subhanakifah. Ini Rab, ujungnya mengenal Allah. Secara singkat, tanda yang mampu mengenalkan kita, mendekatkan kita kepada Allah disebut dengan apa? Ayat. Untuk itu Al-Quran seluruhnya disebut dengan ayat. Al-Fatiha 7 ayat. Al-Baqarah 286 ayat. Al-Imran 200 ayat. Kenapa disebut ayat? Karena setiap kali kita berinteraksi dengan Al-Quran. Keadaan kita merasa lebih dekat dengan Allah. Itu yang dimaksud Quran surah ke-8. Al-Anfal di ayat yang kedua. إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ أُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَا Zadathum imana Wa'ala rabbihim Yatawakkalun Sungguh, insan beriman yang sejati itu Tandanya, bila disebutkan nama Allah Ada konfirmasi getaran iman dalam jiwanya Untuk itu disebutkan Diperdengarkan suara adhan, 5 kali dalam sehari Diperdengarkan di telinga kita Telinga bahasa Arabnya uzun, jama'nya adhan Diperdengarkan 5 kali Dalam pergantian waktu setiap hari Dari mulai bangun tidur, ke siang, ke sore Menjelang malam, sampai ke malam Diperdengarkan Dan saat diperdengarkan, panggilan pertamanya disebutkan nama Allah. Allahu Akbar, Allahu Akbar. Nah, kalau sudah ada iman, itu akan mengonfirmasi. Sudah aman nih. Ada konfirmasi. Puncaknya apa? Wa idha tuliat alayhim ayatuhu. Dan bila dibacakan kepadanya ayat-ayat Allah, disebutnya ayat. Zadathum imana, bertambah keimanannya. Poinnya, wa ala rabbihim yatawakialun. Dan dia menjadi lebih dekat hubungannya dengan Allah. Semakin kenal. semakin dekat. Itulah ayat. Nah, diantara tanda-tanda yang menjadikan seorang hamba lebih dekat dengan Allah, membangun kedekatan dengan Allah, mengenal Allah, menuhankan Allah, mengagungkannya, beribadah kepadanya, menariknya, itu membuka ayat rumah tangga ayat pernikahan wa min ayatihi jadi bukan hanya Allah letakkan di semesta saja, langit, bumi lautan, ya kan daratannya dan seterusnya, namun di semua aspek kehidupan kita Allah berikan tanda-tanda keagungan, keesaan Allah yang dengan tanda itu kita dapat lebih mengenal Allah SWT maka diantara tanda keagungan, kebesaran yang menuntut kita untuk lebih kenal dan dekat dengan Allah adalah babnya pernikahan kehidupan rumah tangga Karena itu, para ulama kita memberikan kesan yang dalam ketika memaknai ayat ini diantara penjelasan mendalamnya adalah diantara tujuan besar. Dalam berumah tangga, untuk menikah itu bukan hanya untuk menikah. membangun kehidupan yang menyatukan cinta diantara dua insan, lelaki dan perempuan. Tapi tingkat tertingginya adalah untuk membangun kemitraan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. Jadi mohon maaf kalau ada di antara kita yang telah berumah tangga bertahun-tahun belasan puluhan. Tapi sepanjang berumah tangga itu belum mampu bahkan mengenal Allah. Ada yang kurang sempurna dalam kehidupan rumah tangganya. Ada yang kurang tepat dalam kehidupan rumah tangganya. Nah ini poin terbesar yang mesti kita garis bawahi dulu sebelum kita mengharapkan berbagai hal yang ingin dicapai dalam kehidupan rumah tangga. Dan ini kunci pembukanya teman-teman. Yang pertama. pertama jadi ketika seseorang memutuskan untuk berumah tangga atau bahkan telah berumah tangga jadikan tujuan pertama dari bab pernikahan yang membuka gerbang rumah tangganya itu adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta'ala singkatnya untuk ibadah ini di poinnya Karena itu kita akan banyak sekali dapati hadis-hadis Nabi SAW yang mengaitkan dan mengeratkan pernikahan kepada ibadah. Dan banyak sekali keterangan-keterangan Nabi SAW yang mengikat, memberikan frame dalam kehidupan rumah tangga itu dengan frame ibadah. Ini poinnya. Jadi, ini yang paling dasar, yang harus pertama kali dipastikan, apa tujuan rumah tangga itu. Ini harus diranungkan. Harus difikirkan dulu. Makanya di ujung ayatnya ditulis, ditutup dengan kalimat, la'ayatil qawmi yatafaka'un. Ini akan menjadi tanda yang hebat, dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah ini, bagi orang-orang yang mau berpikir, yang mau merenung. Nah, apa sih tujuan berumah tangga itu? Kalau sekedar hanya untuk menikah, kapan menikah, setelah itu ada apa? Setelah itu bagaimana punya aset yang baik, rumah? yang cukup megah, kendaraan-kendaraan yang memudahkan kehidupan. Setelah itu mau ngapain? Setelah itu mau ngapain? Karena manusia kan terbatas, programnya terbatas, imajinasinya juga terbatas, gambarannya terbatas, rencana yang terbatas. Setelah itu mau apa? Kalau Anda ingin mencari jawaban, Konsep berumah tangga yang lengkap, bahkan berkelanjutan dengan sifat yang abadi, dari mulai di dunia sampai kemudian kembali kepada Allah sampai di akhiratnya, Anda tidak akan pernah temukan itu. Kecuali dari bimbingan yang langsung Allah berikan. Karena Allah yang menciptakan kita, Allah tahu kita, Allah yang mengerti tentang kita, dan Allah yang maha memahami serta memberi solusi dari semua desain kehidupan kita. Dalam keadaan apapun, baik itu singkong, tinggal ataupun sudah berumah tangga dan dalam kehidupan yang lebih kompleks. Jadi kalau kita menginginkan konsep kehidupan rumah tangga yang terukur, yang baik, yang kurikulumnya memandu kita mendapatkan kebahagiaan yang sejati baik di dunia bahkan abadi sampai ke akhirat, nggak akan pernah ditemukan kecuali dari bimbingan Sang Pencipta kita Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Karena itu orang-orang yang mau menjadikan visi kehidupan rumah tangganya yang ditujukan untuk kepentingan kepada maka Allah hadir menghiburkan ketenangan yang mendamaikan dalam kehidupan rumah tangganya. Disebut dengan Sakina. Dua, limpahan materi yang memberikan kenyamanan dalam kehidupan rumah tangga. Cinta dalam bentuk wujud materi. Diberikan kecukupan materi yang melapangkan dia beraktivitas dalam kehidupan rumah tangganya. Disebut dengan Mawadda. Mawadda. Kemudian, ditanamkan dalam jiwa setiap pasangan itu rasa kasih mendalam yang mengikat keduanya dalam kerukunan dan kebaikan. Bukan berarti tidak ada perbedaan pendapat. Bukan berarti tidak ada, boleh jadi perbedaan-perbedaan yang mungkin. Mungkin melahirkan satu sisi berbeda, berselisih dalam hal-hal kecil. Namun rasa yang ketiga ini, itu yang tetap menyatukan perbedaan-perbedaan itu dan membentengi dari terjadinya persoalan-persoalan yang bahkan memecah kehidupan rumah tangga. Itulah rahmat. Rahmat. Ini dia. Ini poinnya. Jadi kalau kita satukan ayat ini, bila ditujukan pada ibadah, maka ini kunci dari tiga pintu besar yang isinya adalah Sakina, Mawadda, dan Rahmat. Karena itulah. ketiga ini yang sering kita singkat dari kata pembukanya menjadi samara sa-ma-ra itu dibuka dengan kata ayat kapan samara itu muncul? setelah ayat wamin ayatihi, itu dulu kan Itu pernikahannya, dipasangkannya itu Untuk apa? Untuk menaati Allah Dengan fisih ibadah Setelah itu apa? Baru sakinah datang Baru mawaddah dimudahkan Warahmah, rahmah ditanamkan Yaitu kalau Anda mau merenungkan Berpikir yang dalam dulu Dalami dulu nih Yang menciptakan kita siapa Yang tahu tentang kita siapa, yang mengerti dan maha memberikan solusi tentang persoalan kehidupan kita siapa yang mengetahui apa yang terjadi besok siapa, yang mengetahui berketurunan atau tidak berketurunan siapa kan kita mengembalikan semua pada Allah kalau tahu semua dari Allah bahkan kita menyimpulkan bahkan sama harapun milik Allah bahasa gampangnya kan secara logika sederhana ya kalau sudah tahu punya Allah maka dekati pemiliknya, bagaimana pemiliknya meminta kita untuk menjalankan kehidupan rumah tangga sesuai dengan pedoman yang dia berikan maka renungkan itu ya'la'ayyati laqawmi ya'tafakkarun renungkan, tafakkur sampai menemukan kendalamannya kalau kita sudah mengerti, sudah memahami oh iya, bah, begini seharusnya maka dengan itu kemudian baru kita turunkan babnya baik, teman-teman ini adalah ada yang menarik ya. Kalau kita mau gali lebih dalam lagi. Contoh misalnya. Saya keluarkan satu bab ya. Sakina. Sakina itu sering diartikan dengan ketenangan. Tenang. Padahal bukan tenang biasa. Tenang itu bahasa Arabnya setidaknya itu ada beberapa kata. Yang paling populer itu gini. Satu Sakina. Sakina. Yang kedua, Tumaknina. Tumak-ni-na. Ada Sakinah, ada Tumaknina. Saya mau bicara tentang Tumaknina dulu. Asal dari utma'inda yutma'indu Tum'anina ini ketenangan yang dilahirkan dari ibadah kalau seseorang telah menunaikan atau sedang bahkan menunaikan ibadah dan merasakan ketenangan dalam hatinya saat sedang beribadah atau telah beribadah itu disebut dengan tum'anina namanya bukankah anda ketika sudah sholat merasakan Ketenangan. Dan latihannya disebut Tumannina. Ruku. Kata Nabi. Ruku Anda. Jangan dulu bangun. Sampai merasakan ketenangan dalam ruku. Tenang. Gitu. Itu Tumannina namanya. Makanya kalau orang sholatnya itu merasakan kenikmatan, benar caranya. Begitu rokok itu dia baca doa, tenang ke hatinya. Darah mengalir dengan enak, baru dia yang tidal. Dari kan? Sampai tegak. Lalu sujud. Sampai engkau merasakan ketenangan dalam sujud. Nah ini tuh maknanya namanya. Dan ketenangan itu hadirnya dalam apa? Jiwa, dalam nafas kan? Nah nanti kalau sudah terbawa dari praktek sholat itu, dari seringnya baca Quran, hadir ketenangan pada jiwa. Nah jiwa yang terus mendapatkan suntikan ketenangan, tenang lagi, tenang lagi, maka dia punya sifat tenang nantinya. Nah kalau sudah jadi sifat yang mengikat kepemilikan, maka berubah dari Tumma'inna jadi Mutma'inna namanya. An-Nafsul Muqma'inna Ini yang menjadikan dia saat pulang pun kepada Allah merasa tenang. Karena ada ketenangan di dunia, kedekatan dengan Allah, pulang pun tenang. Maka dipanggilah dia dengan keadaan pemilik jiwa itu. Ya ayat Tuhan Nafsul Muqma'inna Quran Surah ke-89 ayat 27 itu. Nah berbeda dengan Sakina. Kalau Sakina, itu artinya ketenangan yang dilahirkan setelah tuntasnya persoalan dilalui. Ya, baik. Ada mahasiswa atau pelajar, ujian ya. Ujian kan belum tenang ya. Makanya disebut minggu tenang itu kadang-kadang kurang tepat dalam konteks di kita ya. Yang kurang tepat itu sebenarnya bukan sistemnya, muridnya. Harusnya kan sebelum masa itu, di waktu-waktu belajar, dia belajar. Cuman kadang-kadang saat belajar main, saat harusnya tenang, sudah menguasai, di minggu-minggu tenang, apa yang dia lakukan, dia belajar gitu kan. Baik, baik. Dari situ kemudian tidak sesuai dengan apa yang kadang-kadang ingin diharapkan. Tapi tidak masalah, kita kembalikan. Dan bukankah saat... ujian itu merasakan tegang. Kadang gelisah. Tapi setelah selesai ujiannya ada ketenangan yang dirasakan. Alhamdulillah selesai. Itu ketenangan yang dihasilkan setelah melalui satu persoalan. Itu disebut dengan sakinah namanya. Jelas? Baik. Saya lukiskan lagi. Orang Arab mengatakan begini. Sakanatu syajaratu iza zahbatirriyah. Atau sakanatu safinatu iza zahbatil amwaj. Ranting pohon itu menjadi tenang ketika angin yang menerpanya itu telah pergi. Atau mereka mengatakan kapal itu menjadi tenang ketika ombak yang menerpanya itu telah pergi. Dan airnya kembali tenang. Nah ketenangan yang telah melalui perombang ambingan, diombang ambingan ombak, pohon diterpak naik turun kiri kanan begitu, setelah kemudian dia tenang lagi, ya apa yang terjadi? Nah ketentangan itu yang disebut dengan sakina. Dan biasanya kapal yang banyak diuji dengan gelombang, bahkan gelombang besar dan dia melewati itu, itu menjadikan kapalnya kualitasnya lebih kuat. Lebih mudah menghadapi persoalan-persoalan atau bahkan gelombang-gelombang kecil setelahnya. Semakin besar yang kecil lewat. Demikian pohon. Semakin diterpak anginnya kencang, dia goyang dan dia tertanam kuat, semakin kokoh akarnya. Jadi ketenangan itu bukan sekedar melahirkan ketenangan setelah gelombangnya lewat, tapi setelah itu melahirkan satu kemantapan yang dengan itu bisa mengatasi persoalan-persoalan kecil di kemudian hari atau siap untuk menghadapi tantangan yang besar di kemudian yang lainnya. Maka itu disebut dengan Sakina. Ketika kehidupan di rumah tangga, ini yang akan saya sampaikan, disebut dengan Sakina memberikan kesan kepada kita bahwa bukan berarti di rumah tangga itu akan hampa dari persoalan. Akan selalu ditemukan persoalan. Ini cara mengahaminya. Kalau tidak dipelajari dulu ini, nanti kaget. Bukan berarti nggak ada masalah. Rumah tangga itu pasti ada masalah. Yang paling ideal kan rumah tangganya Rasulullah SAW. Tapi coba lihat. Apakah dalam kehidupan rumah tangga Nabi tidak ada masalah? Jangan salah, banyak persoalan. Tapi dengan persoalan itu, turun panduan pada kita. Turun ayat, turun hadith, mengatasi ini bagaimana. Ya kalau salah persoalan pemahaman bagaimana, salah komunikasi bagaimana, meluruskan yang ini bagaimana. Kalau ingin cari teman cerita ke siapa. Kalau mengadu belum ketemu suami istri, ke siapa mengadunya? Ada semuanya. Dan pahami ketika Allah menitipkan satu persoalan dalam kehidupan rumah tangga, pada hakikatnya bukan ingin menjadikan kehidupan rumah tangganya bermasalah. Tapi Allah ingin memberikan satu ketenangan, kedamaian, yang dihasilkan setelah tuntas persoalan yang dimaksudkan. Makanya kehidupan rumah tangga kan kalau sudah masalahnya tuntas, lebih tenang dari sebelumnya kan? Dan dasarnya lebih mengerti tentang sifat-sifat pasangan atau dalam keluarga. Setelah itu punya ilmu yang baru. Punya pengetahuan yang baru, masukan yang baru, ilmu yang baru untuk mengatasi tantangan berikutnya. Itu dasarnya. Tapi problemnya begini. Bagaimana cara kita bisa mengatasi persoalannya dengan mudah? Karena tidak sedikit masalah-masalah kecil di rumah tangga bisa menjadi besar dan menyebabkan persoalan serius ketika seseorang tidak mengetahui cara menyelesaikannya. Yang ditampilkan kadang-kadang. ya, boleh jadi egonya yang ditampilkan kadang-kadang boleh jadi statusnya bahkan juga hartanya, kedudukannya dan sebagainya, itu bukan solusi teman-teman sepanjang ditampilkan kemampuan kemanusiaannya, maka sifat manusia selalu ingin bertahan dengan apa yang dimilikinya suami bicara A, mesti bicara B ya, ayah bicara A anak pun bicara B, demikian seterusnya maka yang terbaik adalah kita mesti menanyakan kepada pengatur segalanya Jadi, ya, maka ketika dikembalikan, nih, sakinah itu kan sifat jiwa, ya kan, ketenangan itu kan sifat jiwa. ingat ketenangan itu bukan sifat fisik ya, fikiran itu fikiran itu biasa ya, fikiran itu bekerja terus berfikir itu terus, gak berhenti, berfikir berfikir, berfikir, apa yang memberikan kegelisahan dan ketenangan pada fikiran? jiwa ini perintahnya disini semua dalam jiwa kita, kalau dia gelisah berarti dari nafsu, kan kalau dia tenang, nyaman berarti dari takwanya, itu di jiwanya, jadi fikiran itu normal saja, dia beraktifitas, seperti fisik pun diperintahkan fisik itu gimana perintah dari fikiran saja ya Nah apa yang memerintahkan fikiran dan mengisinya untuk mengarahkan apa yang harus dilakukan itu, maka itu dari jiwa. Maka itu saya sering katakan jiwa yang tenang akan melahirkan fikiran yang cemerlang dan aktivitas yang membahagiakan. Itu poinnya. Boleh bikin status tuh. Nah balik ke sini. Karena ketenangan sifat jiwa, yang punya jiwa siapa? Yang punya nafas siapa? Allah. makanya sering kita katakan kan mengikuti doa Nabi SAW ya muqallibal qulub ya thabit qulubana adha dinik ala al-iman wahai Allah yang mengetahui keadaan hati kami yang membolak-bolikan hati yang memberikan kedamaian pada jiwa memberikan kami kemantapan dalam jiwa kami untuk menaati ketentuanmu untuk beriman kepadamu, untuk konsisten pada dinmu, ini poinnya Nah sekarang bagaimana caranya kita bisa belajar untuk menenangkan jiwa sebelum menghadapi persoalannya? Ini poin besarnya. Jadi ada orang-orang tertentu yang Allah berikan ketenangan paripurna dalam jiwanya sehingga ketika dihadapkan pada masalah itu, dia bisa menyaring persoalannya, menjadikannya lebih kecil. Dan yang paling dahsyat jadi ringan masalahnya sebelum dihadapi. Bukan gak punya masalah, boleh jadi masalah yang sama bagi orang lain besar, bagi dia tinggal senyum selesai. Itu poinnya. Jadi bukan gak punya masalah. Masalah dia ada. Cuma dikecilkan oleh Allah kadarnya sehingga dengan kelapangan hatinya itu menjadi kecil. Karena anda punya cawan, teman-teman. Cawannya besar. Apa saja anda bisa masukkan. Dan jadi kecil di situ. Tapi kalau cawannya kecil, yang kecil pun jadi besar, garam sedikit itu asin semua. Nah, ada orang-orang yang jiwanya dilapangkan oleh Allah, sehingga ketika dia menghadapi satu persoalan, perbedaan dengan pasangannya misalnya, melihat keadaan anak dan sebagainya, Dia bisa melihat dengan hikmah. Allah lapangkan keadaan hatinya. Kenapa begini? Dia nggak langsung simpulkan. Langsung keluar. Dia bersikap dulu. Ini lapangan jiwa. Ini mahal. Dan ini tidak mungkin bisa didapatkan. Kecuali lewat skema ibadah. Menghamba. Ya, nah semua kumpulan nilai-nilai ibadah kita dalam rangka mendekat kepada Allah, saya sering ingatkan, itu disebut dengan takwa namanya. Dikin, takwa itu kan gabungan antara iman dengan amal soleh. Dikin, iman itu kan pekerjaan hati dalam jiwa, amal soleh implementasinya. Digabungkan jadi takwa. Seseorang yang membangun kehidupan rumah tangganya dengan nilai-nilai ketakwaan. Dia bangun dengan takwa. Dia jaga sholatnya, diwasiatkan pada istrinya sekalipun keluar tetap jaga sholat, anak-anak pastikan sholat, hidupkan rumah dengan Al-Quran, dekati Allah SWT, banyakin zikir. Misal, itu akan beda suasana rumahnya. Demi Allah saya katakan. Anda kalau nggak percaya silahkan. Hidupkan rumah dengan suasana ibadah kepada Allah. Anda ada di dalam ataupun sedang di luar, hidupkan. Maka akan ada suasana yang berbeda kepada jiwa. Allah akan jaga itu. Ketika takwa meningkat, bahkan diringankan persoalan. Sebelum ada masalah, solusi datang. Sehingga masalah jadi ringan. Itu yang dimaksud Quran surah 65, di akhir ayat kedua. Aptalak, ayat kedua. Aptalak itu kan satu masalah yang tinggi. Yang tidak mudah diatasi. Bahkan dalam kondisi yang paling rumit pun ketika Anda mendekat kepada Allah. Allah ringankan dan berikan solusi yang jernih. Berfikirnya jernih sekali. Tahu apa yang harus dilakukan. Maka apa yang terjadi? Wama yattaqillah yaja'allahu makhraja. Siapapun yang mampu membangun ketakwaannya kepada Allah. Dia naikkan lagi, naikkan lagi. Maka apa yang terjadi? Yaja'allahu makhraja. Ya Allah berikan jalan. dan keluar dari setiap persoalan yang ia alami. Apalagi kalau pasangan itu kompak. Mungkin tidak bersama-sama dalam beberapa kesempatan, tapi memberikan wasiat. Bangunkan istri, anak-anak, ingatkan sebelum pergi, dan sebagainya. Itu pasti. Sekian banyak persoalan. Ketika ditumpahkan di atas sejadah, dia mengecil. Dan curhatnya kepada Allah. Indama ashkubatthi wa huzni ilallah. Demikian, ya nasihat dari Nabi Yaakub AS yang diabadikan Quran. sufi itu kan, kalau mau curhat, curhat ke Allah sampaikan, sampaikan, sampaikan dan akan cenderung bahagia ketakuan membangun kebahagiaan, Quran surah kedua di akhir ayat 189 wa taqallaha la'indakum tufliha'un, ya itu sakinah namanya, tingkatkan takwamu kepada Allah, Allah tanamkan, Allah berikan kepadamu kebahagiaan, ya dan titian kesuksesan, anda pun kalau ingin mau ada tambahan dari materi-materi yang membentuk kehidupan keluarga lebih menyenangkan, insya Allah ada rumah lebih menyenangkan, ditata lah lagi, ini tempat sholat, ini musholat bersama, ini ruang ngaji, ini ruang keluarga. Lebih enak kan? Ya, punya kendaraan, dipakai, macam-macam. Mawaddah namanya. Bagian dari pemaknaan ini. Nah, ini pun jalannya takwa, teman-teman. Ya, teruskan ayatnya kan? Di ayat ketiganya. وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهِ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُهُ Yahtasih. Bahkan rizkinya pun dikirimkan dari sisi yang tidak diduga. Ya, coba lihat kisahnya Sayyidah Maryam, alaihassalam. Maryam ibu ndak ya, Nabi Isa, alaihissalam. Ya, Mesiah, Yesus. Jadi Nabi Isa A.S. punya ibu yang sangat luar biasa namanya Seda Maryam A.S. Maryam itu apa yang dibangun pertama kali oleh ibu undanya Karena ayahnya meninggal sejak beliau dalam kandungan Jadi ayahnya gak sempat melihat Maryam Emran tuh gak sempat melihat Maryam Jadi istrinya Hannah mengandung begitu lahir Ayahnya telah meninggal dunia Tapi kedua aja punya rencana Rencana strategis yang memang sudah disiapkan Kalau nanti lahir anak begini begini Jadi begini. Makanya banyak kerabat-kerabat Imran. Imran kan orang soleh. Imran tuh alaihissalam orang soleh. Maka banyak teman-teman solehnya yang ingin merawat Maryam ketika dilahirkan. Sampai harus diundi siapa yang merawat. Sehingga diputuskan pamannya. Yaitu Nabi Zakaria alaihissalam. Nah yang pertama dibangun oleh ibundanya apa? Nilai ketakuan. Ini. Apa yang terjadi? Ibunya menyiapkan perangkat-perangkat bagi anak yang mendekatkan dia dengan Allah. Dibuatkan mihrab, carikan guru yang saleh, dirawat baik-baik, diberikan risiko yang baik. Ketika dari kecil disiapkan itu semua, apa jawaban? Allah. Quran surah ketiga al-imran ayat 37 Quran surah 3 ayat 37 fa taqadbanaha rabbuhah biqabulin hasani wa anbataha nabatan hasana maka Allah menerima penerimaan semua ikhtiar dari hannah itu dibahkan dari kedua orang tua sebelumnya diterima semuanya dengan penerimaan terbaik dan ketika Allah terima dijamin semua titian kehidupan rizkinya ketenangannya kebaikannya kedamaiannya dan segala kemuliaan yang melekat kepadanya walaupun yang merawat secara ikhtiar lebih Zakaria kulam ada khala'a alaihazakariya almihraba wajada indah rizqa oleh yang menurutmu enaknya ada Setiap kalipamannya mengantarkan kebutuhan Maryam sudah ada. Loh. Ya. Dan nyaris semua persoalan itu ditepikan oleh Allah. Sehingga dia fokus untuk ibadah. Untuk mendekat kepada Allah. Masya Allah. Dan semua dipenuhi oleh Allah. Sampai bertanya dari mana semua ini? Ya karena dekat dengan Allah jawabannya apa? Dari Allah. Allahumma barik. ikan tanpa batasan. Jadi orang-orang membangun rumah tangganya. Kehidupan dalam langkah pernikahannya sampai dia berjalan dalam ketakuan kepada Allah sebetulnya gak sulit tentang dunia. Gitu. Jadi mohon maaf nih kalau dengan kalimat ini barangkali kurang menyenangkan. Kalau ada persoalan yang tidak pernah tuntas. Padahal mungkin secara materi tercukupi, masya Allah kedudukan tinggi, tapi gak tuntas nih, boleh jadi yang dibutuhkan tuh bukan harta, bukan tingginya kedudukan Anda, yang dibutuhkan ketakuan Anda kepada Allah. Itu saja. Menyadari bahwa pernikahan ini adalah bagian dari amanat Allah SWT, rumah tangga ini. amanah, setiap amanah dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT dan kalau mengerti rumah tangga itu adalah ibadah, maka kita akan jaga jaga cara kita beribadah kepada Allah Anda kan kalau sholat, Anda jaga rukun dan syaratnya kan nah rumah tangga itu ada rukun dan syaratnya kan waktu mau nikah kan ada rukunnya ada, akad itu kan syaratnya juga ada bukan cuman mahar ada dua saksi kemudian juga ijam kabul dan sebagainya, itu kan terpenuhi nah itu pembukanya dalam perjalanannya pun itu harus dijaga, karena kalau memahami pernikahan itu sebagai ibadah kepada Allah maka dijaga cara kita ibadah jaga, jangan sampai terkena sesuatu yang kotor atau melanggar ketentuan ibadah nah ini kalau dipertahankan bertahankan maka apa yang terjadi Allah anugerahkan segala kemuliaan untuk mengabadikan kehidupan keluarga ini sampai dengan kehidupan di akhirat ya kalau kita baca Quran surah ke-52 misalnya abtur ayat 21 Allah tegaskan disitu waladzina amanu wa taba'athum dhurriyatuhum bi imanin al-haqq nabihim dhurriyatuhum wa ma alatnahum min a'malihim min shay'i kullumri'im bimakasabarahi dan para orangtua yang beriman itu menjaga iman. Jadi berkeluarga itu dengan imannya. Ya bukan cuma dengan hartanya. Kalau dengan harta ya banyak bisa begitu. Dengan berkeluarga itu dengan imannya. Lalu iman diimplementasikan dalam bentuk amal saleh. Amal saleh suami kepada istri dalam bersikap. Ma'asyuruhu nabil ma'ruf. Furan surah keempat S19. Demikian sebaliknya. Dengan anak-anak dan sebaliknya. Maka apa yang terjadi? Kalau orang tua mampu begitu. Diwarisi oleh anak demikian. Diniatkan karena imannya. Maka. Mereka akan dipertemukan kembali di satu tempat di surga. Al-haq nabihim buriyatahum. Satu keluarga besar. Wa ma alat snahum min amalihim min shay'in. Dan semua kegiatan berkeluarga itu dinilai langsung oleh Allah. Untuk mewujudkan. pertemuan itu. Karena dilakukan dengan iman. Maka jadi ibadah. Tapi itu pilihan. Kalau Anda merasa itu hanya untuk melakukan kegiatan duniawi saja, hubungan seksual saja, mencari materi saja, itu pilihan Anda. Silahkan saja, itu pilihan Anda. Tapi pada saatnya, sadari ketahuan Anda akan pulang. Anda akan meninggal. Makanya patut bertanya, setelah meninggalkan dunia ini, ketemu lagi nggak? Itu kan, satu masuk ke alam kubur, itu saja kan sudah nggak ada aksesnya. Untuk bertemu kembali. Paling di zarahi balik lagi dan sebagainya. Nanti di akhirat ketemu lagi gak? Itu poinnya. Nah berbahagianya kita. Allah itu Tuhan kita yang Maha Esa lengkap menyampaikan dalam Quran. Tidak ada satupun kita bersuci di muka bumi ini. Yang menyampaikan runtutan kehidupan kita secara detil dan lengkap. Dan itu diminta bahkan oleh Allah langsung silahkan riset. Silahkan pelajar. Dari kedalamannya, kebahasaannya. Dari logikanya, dari runtutannya silahkan. Dan tidak ada satupun yang sesempurna oleh Quran. Kalahkan. Karena ini firman Allah. Maka poinnya apa? Itu pilihan. Tapi kalau Anda memang berpikir dan ingin mengabadikan ketenangan duniawi ini untuk mendapatkan kemuliaan akhirat, maka niatkan sebagai ibadah. Dan jalannya akan berbeda. Bahkan nanti ada yang tertinggi itu, itu disambut oleh para malaikat. Allah perintahkan setiap malaikat berdiri di pintu surga untuk menyambutnya. Itu ada di Quran surah ke-13. Ar-Ra'du ayat 23-24. salaha min abaihim wa azwajihim wa dhurniyatihim, wal malaikatu yadkhuluna alaihim min kulli bab, salamuna alaikum bima sabaratum fani'na uqbaddar, ada satu keluarga besar yang masuk dari surga adil satu keluarga, ya ada suami dan istrinya, ya bahkan ayah ibunya suami istri, ayah ibu, dan keturunan ke bawahnya anak cucu, keluarga besar masuk, masya Allah saat masuk itu Allah perintahkan pada malaikat berbaris di pintu surga, sambut mereka ... Dan selamati. Maka malaikat menyelamati mereka dengan kalimat, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat ya. Anda sabar dalam menjalani kehidupan di dunia. Sabar. Karena sakinah itu kan lekat dengan persoalan. Maka anda sabar menunaikan sholat. Sabar tahajud. Sabar berpuasa sunnah. Sabar berdoa kepada Allah. Sabar dengan kona'ah atas rizki yang Allah berikan. Ya kan? Sabar membina kehidupan rumah tangga. Lakukan karena Allah. Kalau cuma karena peran suami dan istri, capek rumah tangganya. Tapi kalau dilakukan untuk menaati Allah, ada keringanan nantinya. Kalau semua ditampilkan seperti itu, capek. Capek hidupnya. Tapi kalau kita lakukan, lillah, sudah. Allah yang titipkan, ya jalanin dulu aja. Bismillah, pelan-pelan, pelan-pelan. Dia akan ketemu jalannya, Allah akan arahkan pada kebaikan. Yang mendekatkan kita kepada Allah. Itu poinnya. Ya, maka malaikat mengatakan Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Sekarang nikmati hasilnya Silahkan nikmati tempat terindah ini yang belum pernah di jama'ah dirasakan oleh siapapun Ya, dari kalangan makhluk Allah Subhanahu wa ta'ala Jadi ini poinnya teman-teman sekalian Jadi, poin pertama, bila kita ingin membuka kehidupan rumah tangga yang baik Baik sebagai anak Sebagai ayah, sebagai ibu, suami, istri. Maka yang pertama, bangun visi kehidupan itu sebagai ibadah. Sebagai anak, rasakan itu seorang ibadah. Ibadahnya apa? Allah perintahkan dengan menatih orang tua. Kepada ibu bagaimana? Itu diletakkan selatau hid. Ya, dikurangkan. Surah 17, ayat 23. وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُ إِلَّا إِيَّهْتُ تَوْهِدٌ وَبِالْوَالِدَ يَنِي أَحْسَنُ Berbakti pada orang tua. Jadi, bakti pada orang tua diletakkan setelah tawheed. Makanya nilainya tinggi. Anak yang selalu berbakti pada orang tua, ayahnya, ibunya, terutama ibu itu, dekati, sayangi, muliakan, berikan apa yang mampu kita berikan. Itu ridha Allah turun. Karena letaknya itu dekat sekali. Antara tawheed Allah, menaati Allah SWT, bertuhan kepadanya, setelah itu diletakkan. Allah perintahkan. ibadah. Ibadah pertamanya apa? Setelah bertuhan. Bertuhan itu membuktikannya dengan sholat. Itu ada di Quran surah 20 ayat 14. Innani anallahu la ilaha illa ana fa'budini wa aqimis sholatul zikri. Sudah kita sholat, menyembah, bertuhan kepada Allah, diperintahkan kita. Hal pertama yang dilakukan sebagai implementasi sholat, mencegah perbuatan keji dan mungkar, dampaknya kepada halaya luas dari mahluk Allah, orang tuamu dulu. Ya, jangan sampai baik pada orang tua orang lain, baik pada orang lain, pada orang tua sendiri ada masalah. Ya, wabil walidahini ahsana. Ya, bahkan walaupun dalam keadaan sepuh, ya terus hormati, sayangi, muliakan, itu dampaknya ke rumah tangga apa? Luar biasa. dampaknya kepada pribadi kita bagaimana? lebih biasa ada-ada yang sedang belajar, teman-teman misalnya minta ridha ya, ibu saya melakukan demikian minta ridhanya, minta doanya, dan dampaknya luas sekali besar sekali, ada ketenangan kedamaian kekayaan ketentraman keyakinan ya dan Masya Allah ya babnya kedepannya kesuksesan kebahagiaan itu poinnya boleh jadi Allah akan cukupkan pokoknya kalau diarahkan ke ibadah Allah berikan konak setiap rezeki kita syukuri nanti ujung-ujung di akhir puncaknya itu semua kenikmatan datang bahkan yang dari ujung kepala sampai ujung kaki rasa-rasanya dimudahkan oleh Allah bahkan ada yang tidak membeli itu ya itu kemudahan-kemudahan yang Allah berikan tapi dasarnya dibangun untuk ketakuan itu pun dibangunnya ketakuan untuk ibadah lagi lagi. Nah ini poinnya teman-teman sekalian, bagian pertama yang kita pelajari dari fikih kehidupan berubah tangga untuk semua, bukan hanya untuk yang mau menikah. Ini babnya untuk semua. Dan semua kita kan berasal dari madrasah pertamanya di rumah. Anaknya, bapaknya, ibunya, suami, istri, dan sebagainya. Maka hal pertama niatkan kehidupan berkeluarga itu untuk menaati Allah SWT dalam konteks ibadah kepadanya. Setelah itu, lihat perannya yang Allah titipkan kepada kita apa. Laki-laki. Oke. Berarti laki-laki sebagai anak pasti itu. Karena lahir kan diatasnya ada ayah dan ibu. Setelah itu jadi apa? Di suami misalnya kan. Nah dari suami perannya bagaimana? Jadi ayah perannya bagaimana? Demikian yang perempuan sampai dengan keatasnya. Dan itu lengkap tuntas babnya. Sampai contohnya. Sampai contoh Masya Allah di Islam itu. Sampai sejarahnya. Jadi pedomanya di Quran ada. Penjelasannya di sunnah ada. Contoh idealnya ada. Ini kehidupan Nabi dari mulai jadi anak sampai keatas jadi kakek. Kemudian untuk perempuan istimewa. istri-istri beliau, makanya disebutnya Umahatul Muminin. Ibu unda kita. Ngambil contoh ke atas. Lalu itu lihat sirahnya seperti apa. Lengkap. Coba tunjukkan, setidaknya kepada kami saat ini, di mana ada ajaran yang begitu lengkap dari panduannya. Kemudian contohnya, tokohnya bukan fiktif. Ada, sejarahnya bisa dilacak. Jadi kurikulum di Islam itu sangat lengkap. Tinggal bagaimana umat muslim itu bisa mengimplementasikan semua tuntunan itu dalam wujud kehidupan yang nyata, yang kita alami saat ini. Ini nasihat juga untuk pribadi, untuk kita semua. Sama saja, saya juga demikian. para ustad yang lain, para kiai juga sama saja tidak akan pernah bisa melewati bab-bab ini ya apa dikira misalnya bahkan seorang nabi pun tidak punya persoalan dengan istrinya bahkan kalau tarik ke atas tarik ke atas lagi, era-eranya misalnya bahkan jawab jauh ke Nabi Nuh AS. Dan persoalan pertama, ketika Nabi Adam diciptakan kan dengan pasangan. Di tempat latihan di surga itu. Kan dengan pasangan juga. Itu pasti akan turun ke bawahnya. Babnya banyak sekali. Kalau kita teruskan lagi, banyak sekali. Ada suaminya sukses, setan datang lewat suami, mental, datang ke istri. Hati-hati. Kadang-kadang untuk korupsi, misalnya yang kira-kira kekinian, dorongannya bukan berarti dari pekerjaan laki-lakinya saja. Mungkin masuknya lewat ibunya, lewat istrinya, bisa jadi lewat anak. kasih hadiahnya ke anak, ya, ke suami mental, masuknya lewat dapur istri, dan sebagainya. Hal-hal demikian tuh. Nah, karena itu pesannya apa? Quran Surah ke-6, ayat ke-6, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هِيّ Semua anggota keluarga. Kuang pusakum wa ahlikum naran Jaga dirimu dan jaga keluargamu Dari ancaman neraka, jangan sampai di dunia Merasakan seakan nikmat, di akhirnya terancam Kan dunia sementara, ya kan sudah Paham betul itu, kita itu meninggal Sadarilah, ini kan malam nih waktu Indonesia ya Bukit Barat, coba sebelum tidur Renungkan, kan mau meninggal Terus setelah itu mau apa? Lalu tarik balik Apa yang selama ini dilakukan? Yang dikumpul-kumpul itu buat apa sih? Buat apa semua capaian yang mau diharapkan? Islam tuh elegan sekali. Capaian itu baru punya nilai setelah berwujud amal soleh. Kedudukan tuh, teman-teman yang di militer bintangnya, 1, 2, 3, 4, bahkan ada yang 5 untuk yang besar, itu pun terbatas sekali. Baik, 1, 2, 3, 4, apa yang mau dicapai dengan itu semua? 1, 2, 3, dan 4, semua bintang itu... berpunya nilai di hadapan Allah, kalau kebijakan-kebijakan yang dihasilkan dari kedudukan itu, itu bernilai maslahat. Dan bagi orang Islam, diniatkan ibadah. Apa yang bisa dilakukan dengan kebanggaan, itu dihisab loh. Dihisab. Beri contoh yang baik, legasi yang baik, kedisiplinan, keseluruhan. kesabaran, ketaatan, lakukan pengabdian karena ibadah kepada Allah, jaga negara dengan baik, itu kan, tegakan keadilan kebenaran, kejujuran, dan seterusnya dan itu ada iman, Sabta Marga di TNI itu kan ada 7 Sabta Marga, yang ketiga itu apa? kami kesatria Indonesia yang beriman kepada Tuhan Yang Maesah menegakkan kebenaran, kejujuran, dan keadilan baru tentara yang keempatnya pertama kan warga negara dulu tuh kami warga negara Indonesia yang bersendikan Pancasila lalu patriot, lalu kesatria yang ketiga tuh nah setelah kesatria itu, kesatria itu disebut kesatria kalau beriman Jadi kalau sudah punya kedudukan harusnya makin tinggi imannya Bukan makin rendah Kalau dapat bintang gak sholat Gak soleh itu gak keren namanya Gak keren Makin tinggi saptamarganya kan meningkat iman Iman pada Tuhan yang maesah makin tinggi Makin kuat sholatnya makin bagus kebijakannya Bagi yang muslim ya Yang lain kan punya konsep sendiri Demikian pejabat juga begitu Makin tinggi jabatan harusnya makin baik Pendidik juga begitu jangan salah loh Ustadz, ulama termasuk juga Itu kan sudah paham betul, gak diamalkan dicela oleh Allah ya, seperti orang yang tidak menggunakan akalnya kamu ngerti Al-Quran ngerti hadith, pandai menasihati orang bahkan perintahkan orang, kamu sendiri gak kerjakan apa kamu gak berakal kata Allah ya, tapi kalau kita tarik ke atasnya pendidik yang umumnya ingat, undang-undang kita di sisi kinas itu, nomor 20 tahun 2003 bahkan dari mulai menimbang ke Poin yang B itu Undang-Undang Dasar 1945 Mengamanatkan kepada pemerintah Untuk mengusahakan satu sistem pendidikan Yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan Pada Tuhan yang Maha Esa serta akhlak mulia Jadi harusnya apa? Harusnya semakin orang pintar Dia semakin beriman Semakin bertakwa dan semakin berakhlak Jadi kalau jadi dosen makin pintar itu Makin meningkat imannya, makin baik perilakunya Dia mengajarkan pada murid Dia bukan hanya dengan ilmunya, tapi praktek akhlaknya, kemuliaan, kebaikan. Hati-hati kalau ada dosen ngajarin ke muridnya untuk setoran tertentu, bahkan mohon maaf, hal-hal yang sangat memalukan sekali. Muridnya diberikan syarat kalau Kalau mau berkencan atau berhubungan yang terlarang dan sebagainya. Atau diperhatikan di tempat lain. Na'udzubillah min ta'liq. Atau terjebak korupsi. Itu bukan akhlak mulia. Diukur keilmuan itu. Bahkan dengan undang-undang kita. Dengan keimanan, ketakwaan. Ketakwaan itu. Dan akhlak mulia. Kalau itu jadi ukuran yang benar kita praktekkan dalam kehidupan. Allahu Akbar. Makmur begini. Makmur. Pejabatnya. Kemudian juga pengusahanya. Pengusaha itu penting. Karena stabilitas ekonomi itu kan bagian. bagian dari sesuatu yang menjadikan satu negara itu bisa tenggak, bisa baik kondisinya. Itu spirit disurat Al-Quraish. Itu sisi spiritual. Kalau ulamanya ada, jaga ulama yang baik-baik, yang benar ya. Ulama yang benar, yang baik, yang soleh, yang jadi paku negara itu. Nah itu diperlukan. Kalau ada yang seperti itu, dijaga. Karena nanti di saat kesulitan, kerumitan tertentu, ini yang paling berpengaruh. Ya, ada perbedaan, pertikaian, macam-macam. Ulama bicara tenang lagi, mundur semua. Itu stabilitas. Ya, أَلَّذِي أَطْعَمَهُ مِنْ جُوعٍ Jaga, jangan sampai masyarakat lapar. Itu stabilitas ekonomi. Kalau lapar, bergerak, gelisah. Apa saja bisa muncul. Banyak kasus terjadi. Jadi, bukan karena persoalan doktrin-doktrin agama, tapi lebih karena persoalan, ya, maaf, ekonomi, kelaparan. Terorisme itu kan dasarnya kelaparan. Kalau sudah lapar, cari sesuatu, dimanfaatkan orang. Orang punya kepentingan banyak hal, bisa dibuat. Nggak ada sumber dari agama. Pada asalnya adalah untuk mendapatkan aspek materi. Silahkan dicek. Pada akhirnya tawaran materi. Silahkan diruntut. Wa amanahum min khawf. Dan dia merasakan ketenangan. Dan keamanan, ketenangan, ya, termasuk di bidang politik. Ya maka kalau kita satukan semuanya ini jadi ipolexus buddhankar, ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan. Itu kan standar sekali itu. Ya gak terlalu bernegara itu. Itu ada ayat itu. Makanya kalau kita ngajinya benar itu, kita bisa praktekkan, ya itu insya Allah akan stabil, akan baik, akan damai, akan mamur, dan semua saling menghormati. Dan pendidikan awalnya, madrasah pertamanya, keluarga. Maka bangun ketakwaan di keluarga, bangun ahlak mulia, maka dibawa ke pendidikan, berhasil. Di ranah pendidikan secara formal. Dibawa ke karir, berhasil. Dan contoh terbaiknya orang tua kita dulu. Dulu berahlaknya dipraktekan. Tidak menjadi teori, sehingga karakternya muncul. Sekarang kita belajar pendidikan karakter tapi ahlaknya nggak muncul. Apa problemnya? Iman pertama. Takwanya nggak dipraktekan. Takwa itu bukan hanya di masjid. Bukan hanya di tempat ibadah, tidak. Takwa itu di kantor. Ya, takwa itu. itu di jalan, takwa dalam kehidupan masyarakat berbangsa, bernegara dan praktek pertama ini keluarga saya harus seutara akan berangkali dengan pendekatan yang lebih luas untuk apa? supaya kita mengerti bahwa dengan peran di rumah tangga itu perannya dahsyat jangan main-main, nah itu ibadah dan dihisap dan mengantarkan kita sampai kehidupan abadi si Allah subhanahu wa ta'ala ya, mohon maaf ya teman-teman sekalian ya ini panjang sedikit ulasannya, walaupun kita baru bahas satu kata tuh, ya ayat aja, dikaitkan dengan sakinah, apa kaitan ayat dengan sakinah, nanti kaitan ayat dengan mawadah, ini sedikit sudah ya, nanti kaitan ayat dengan rahmat dan bab-bab yang lainnya yang mungkin kita bisa pelajari bersama, bahkan terkurikulumkan, biasanya kalau di mirak, sya Allah Insya Allah ada kurikulumnya. Karena itu izin menyampaikan informasi teman-teman sekalian. Insya Allah saya tidak bosan untuk mengingatkan. Tadinya mau dimulai sebetulnya pagi ini ke siang. Cuma karena ada agenda yang tidak bisa dihindari. Maka dari itu mungkin kita reschedule kembali. Insya Allah sudah akan ada kajian-kajian teman-teman yang sifatnya kelas-kelas khusus. Sesuai dengan spesialisasi yang teman-teman daftarkan di Mira. Karena itu saya sarankan data sekarang dilengkapi dulu. Lengkapi semuanya dengan profesinya. Nanti insya Allah. Insya Allah setelah momen sehari bersama Al-Quran. Jadi kita kumpulin semua. Teman-teman semua, Mira khususnya datang. Dan umumnya yang terbuka. Ini semua undangan terbuka yang mencintai Al-Quran. Yang ingin belajar dari kulikulung Quran. Insya Allah saya sampaikan catat tanggalnya ya. Tanggal 28 Mei. Hari Ahad. Saya ulang. 28 Mei, hari Ahad. Bertempat di Masjid Al-Azhar, Jakapermai. Di Bekasi. Saya ulangi. Masjid Al-Azhar, Jakapermai. Di Bekasi. Yang di Bekasi ya. Dan Jakapermai. bukan yang di Sumarekon ada juga masjid disitu, tapi yang di Jakarta di pinggir jalan itu yang kubahnya biru atasnya tanggal 28 Mei jamnya dari pagi, dari jam 8 sampai menjelang Zuhur insya Allah ada momen yang sangat penting sekali, sehari bersama Al-Quran yang biasa kita selenggarakan di Istiqlal kemudian juga pernah di Islamic Center Jakarta, nah ini kita bawa ke Al-Azhar dulu, supaya agak lebih fokus ya disitu teman-teman akan melihat ahli Quran dari anak-anak kecil, kemudian dari tokoh dari luar, dan juga nah nanti dari teman-teman kita yang menghatamkan Al-Quran hitungan hari, 25 hari 23 hari, nanti tipsnya caranya bagaimana termasuk ada informasi tentang kurikulum dan beasiswa ya, tolong catat tanggalnya dari sekarang karena masih ada sepukan lebih ya, 8 hari ke depan dioptimalkan silahkan yaitu untuk tanggal 28 yang kedua insyaallah hari Senin saya akan mintakan staff untuk dibuka kembali yang paket mirak, barangkali teman-teman yang ada yang akan mendaftar, jadi dipasilitasi kembali nanti sesuai dengan paket paket yang ada di situ kuota yang dibuka untuk teman-teman semuanya lalu untuk pelajaran miranya setelah itu di bulan depan kita akan coba dulu ambil tempat-tempat spesifik nanti kita tentukan tempatnya kalaupun tidak di mesjid misalnya tempat khusus yang bisa nyaman dan tidak berbayar ya Insyaallah kami yang akan sewakan misalnya khusus nanti akan disiapkan jadwal-jadwal sesuai dengan kuota misalnya profesi A kuotanya sekian silahkan tanggal sekian sekian tanggal Jadi teman-teman diinfokan jauh sebelumnya untuk menyiapkan waktunya. Nah insya Allah kalau pesantian sudah selesai, nanti kita akan adakan di sana dulu sebelum santai-santai yang lain masuk. Supaya bisa merasakan hasil wakafnya bagaimana. Insya Allah kita kemarin rapat ingin di speed up sehingga September ini bisa selesai. September bisa selesai. Kecuali masjid. Masjid itu karena kita jadikan fokus yang terbaik. Karena ini bayitullah, rumah Allah dalam bentuk masjid. Kami ingin jadikan lebih baik dibanding bangunan lain. sebagai tanda ketakuan, ketahatan, dan kenyamanan untuk ibadah, jadi ini mungkin periodenya untuk dalam ya interior dan sebagainya itu bisa sampai ke November atau Desember tapi yang lain bisa kita gunakan mudah-mudahan ke September ini insya Allah masih ada peluang teman-teman untuk berwakaf untuk menyempurnakan ini saya sering ingatkan ya di rekening BSI Bank Syariah Indonesia sudah normal ya, insyaallah ya saling men-support lah, Bank Syariah Indonesia kemulai rekening 1, 1, 1 3x1 nya, 4, 4, 4, 4 4x4 nya 1, 4, 2 ya, 1, 1, 1 4, 4, 4, 4, 1, 4, 2 di Bank Syariah Indonesia syariah Indonesia atas nama Yayasan Ma'ahad Islam Rafi'ah Akhiyar. Dan ingat, semua wakaf. Dari tanah setiap jengkalnya sampai semua bangunannya wakaf. Jadi saya cuma mengelola. Saya pun beli lahan itu untuk buat kuburan pun tidak di lahan wakaf. wakaf ya supaya menghargai semua apa yang telah teman-teman wakafkan saya beli terpisah untuk ke depan kubur dan sebagainya itu supaya semua lahantu diamanahkan sesuai dengan fungsinya dengan baik dan semoga kita semua mendapatkan penilaian terbaik si Allah subhanahu wa ta'ala sesuai dengan kadar keikhlasan yang bisa kita lakukan dan saling mendoakan dalam kebaikan mudah-mudahan jadi aset yang baik untuk melahirkan ulama di sana ya jadi yang kedua teman-teman sekalian jadwal-jadwal ta'lim Insyaallah kita akan update untuk disesuaikan dan tentunya mohon berkenan, saya mengetahui, memahami bahwa ada banyak permintaan-permintaan yang sudah sampai kepada kami tapi mohon juga bisa dimaklumi bahwa setahun itu waktunya sangat terbatas, tidak mungkin setiap hari juga takdim, ada waktu-waktu yang disediakan dan itu kadang tidak berimbang dengan permintaan sehingga harus diatur sedapat mungkin, sebaik mungkin, jadi kalaupun belum terpenuhi bukan berarti tidak datang ya namun lebih untuk mengatur bagaimana berkesesuaian dengan jadwal yang telah ada dan mudah-mudahan semoga berrahmat Allah dan yang ketiga saya ingin ingatkan juga saya mulai temukan lagi beberapa ada campaign-campaign yang bersifat materialistik komersial baik saya temukan di youtube juga di ig juga dengan akun-akun yang mengatasnamakan kami yang bukan dari official saya ingin ingatkan jangan sampai mencari harta dengan cara yang tidak baik saya lihat di youtube itu kemarin ada gambar saya kemudian ada suara juga direkam ada ada speaker aktif, teman-teman yang punya merek Akrom, saya lihat sendiri, bahkan saya capture sendiri, ada gambar saya, kemudian video, dan saya tidak pernah punya jualan seperti itu, saya tidak berjualan demikian, dan saya tidak pernah jualan Al-Quran, saya tidak meniagakan Al-Quran. Ingat, kami cetak mushab, kami bagikan. Paket hafalan itu gratis, wakaf. Baiknya, kemudian juga hal-hal yang lainnya, ini kalau pun... Teman-teman berwakaf kita kembalikan dan itu hanya untuk ganti cetak kita keluarkan. Ya tapi kayak mushaf, kayak apapun, kayak koran kita tidak berniaga dengan itu. Dan nggak pernah saya mengambil keuntungan sedikit pun. Tidak ada. Ya karena bukan tugas saya untuk seperti itu. Jadi mohon cari kerjaan yang berkah lah. Jangan sampai gunakan Al-Quran dengan cara-cara yang tidak baik Juga dengan yang lainnya Akan lebih baik kalau disampaikan, diutarakan Sehingga tidak memberikan kesan bahwa Itu dari kita dan sebagainya Sehingga menimbulkan hal-hal yang tidak baik Itu saya mohon izin untuk menjelaskan menjaga saja, agar supaya semua kegiatannya diriduai oleh Allah subhanahu wa ta'ala, teman-teman semoga semua sehat dalam tidur Allah, dimuliakan Allah dan semoga kita dikumpulkan dalam keadaan yang baik, dengan orang-orang yang baik dan tentunya yang terbaik bersama Rasulullah s.a.w Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh