Analisis 10 Tahun Kepemimpinan Jokowi

Aug 6, 2024

Opini Mengenai Jokowi: 10 Tahun Kepemimpinan

Pemenang Pemilihan Presiden 2014

  • Pada 22 Juli 2014, Jokowi dan Yusuf Kala ditetapkan sebagai pemenang pemilihan presiden dengan 53,15% suara.
  • Latar belakang Jokowi sebagai pengusaha mebel kecil membuatnya diidentifikasi sebagai figur merakyat.

Karier Politik Jokowi

  • Memulai karier politik sebagai Walikota Solo pada 2005.
  • Gaya kepemimpinan yang humanis, berusaha membujuk pedagang daripada menggunakan kekerasan.
  • Menjadi Gubernur Jakarta pada 2012 dengan citra merakyat melalui slogan "kerja kerja kerja".
  • Menghadapi rival politik dari elit seperti Prabowo Subianto.

Konsolidasi Politik dan Kemenangan 2019

  • Menghadapi jaringan politik kuat dari era Orde Baru.
  • Merangkul partai-partai lain untuk memperkuat dukungan politik.
  • Dalam pemilihan presiden 2019, perolehan suara Jokowi meningkat menjadi selisih 11% dibanding Prabowo.
  • Maruf Amin diangkat sebagai cawapres untuk merangkul pemilih Islam.

Kebijakan dan Pembangunan

  • Fokus pada pembangunan infrastruktur dan investasi, mengabaikan isu HAM dan perlindungan lingkungan.
  • Revisi undang-undang KPK pada 2019, menjadikan KPK bagian dari eksekutif.
  • Pengesahan Omnibus Law untuk mempermudah investasi, mengancam lingkungan dan buruh.

Masalah Ekonomi dan Utang

  • Rata-rata pertumbuhan ekonomi selama 10 tahun hanya 4,73%, lebih rendah dari SBY.
  • Utang pemerintah meningkat menjadi 57.5 triliun, tiga kali lipat dibandingkan era SBY.

Demokrasi dan Penurunan Indeks

  • Kekuatan eksekutif yang berlebihan, birokrasi yang tidak netral, dan media yang tidak independen.
  • Indeks demokrasi Indonesia merosot pada urutan ke-87 dengan skor 0,36.
  • Penurunan indeks perilaku anti korupsi dari 3.8 ke 3.76.

Dinasti Politik dan Otoritarianisme

  • Jokowi mendukung anak dan keluarganya untuk maju dalam pemilihan.
  • Menggunakan kekuasaan untuk mengontrol protes dan kritik.
  • Belajar dari kesalahan Soeharto untuk membangun rezim otoritarian tanpa perlawanan publik.

Kesimpulan

  • Jokowi dianggap telah menghancurkan harapan akan kepemimpinan yang baik.
  • Ketidakpuasan publik tidak terwujud dalam demonstrasi besar seperti tahun 1998.
  • Jokowi membangun kekuasaan dengan tangan keluarga dan orang dekat, menciptakan polarisasi di masyarakat.