Transcript for:
Analisis Inflasi dan Ekonomi Indonesia

.Halo warga sipil sekalian, baru aja kemarin gue ngeliat tweetnya Spectator Index yang menyatakan bahwa Indonesia saat ini berada di titik inflasi terendahnya sejak tahun 2000 yaitu Beberapa pihak mengglorifikasi hal ini, merayakan hal ini, dan menganggap hal ini sebagai sebuah pencapaian. Tapi menurut gue... ketika kita bicara secara lebih holistik kita lihat picture-nya kita lihat secara helicopter view justru sangat kontradiktif teman-teman gue bisa bilang indikator ini justru malah membuat kita harusnya lebih waspada ataupun berhati-hati dan akhirnya tweet itu Itu gue respon dan gue buatin utas panjang kali lebar dari tweet tersebut. Yang gue kaget adalah tweet itu ternyata jadi tweet dengan adjustment paling tinggi dalam sejarah per-Twitteran gue. Ada sekitar mungkin 65 ribu like dan retweet ya. Terus ada jutaan atau puluhan juta impression. Wow, luar biasa sekali untuk sebuah tweet yang sangat berat. Nah, karena gue ngerasa dalam utas tersebut ada beberapa detail yang belum gue sampaikan. Terus gue juga ngerasa bahasanya masih sangat ekonomi sekali. sekali untuk itulah video ini gue buat tujuannya agar lebih banyak lagi orang yang paham atas situasi ini dan menjaga lebih banyak orang lagi jadi selamat menikmati ini you more than ever you are never me I'm waiting for you in our bed to you came home at three Oke, karena ini pembahasannya agak sedikit berat dan panjang kali lebar ya, kita mulai dengan terstruktur, kita mulai dulu dengan definisi. Ya, kita pahami dulu apa itu inflasi, deflasi, dan disinflasi, teman-teman. Pertama, apa itu pengertian inflasi? Inflasi itu adalah situasi di mana kumpulan barang dan jasa itu mengalami kenaikan harga dalam jangka waktu tertentu. Deflasinya penurunan. Nah, problemnya adalah banyak orang, terutama di Indonesia, yang salah mengartikan ketika rate dari inflasi itu turun, maka lantas disebut deflasi. Enggak. Itu berbeda ketika rate dari inflasi itu turun Itu tidak serta-merta deflasi Tapi bisa jadi yang terjadi adalah disinflasi Disinflasi itu apa? Disinflasi itu adalah penurunan tarif inflasi Artinya tetap terjadi kenaikan harga Tapi lebih lambat atau lebih kecil daripada sebelumnya Nah kalau deflasi itu angka inflasinya minus teman-teman Di bawah 0% Nah sekarang kita balik ke konteksnya Kenapa gue bilang inflasi rendah ini Justru membuat kita harus sangat berhati-hati Gitu Gini teman-teman, ketika angka inflasi itu turun, faktornya banyak sekali. Dan tidak selalu positif sebenarnya. Inflasi bisa turun kalau produktivitas kita meningkat. Inflasi juga bisa turun kalau pemerintah melakukan efisiensi dengan tepat sasaran. Inflasi juga bisa turun kalau memang dipengaruhi oleh kebijakan non-data dan fiskal yang memang ditujukan untuk satu tujuan tertentu. Nah, untuk saat ini kalau kita melihat indikator ekonomi yang lain kayak penggunaan tabungan, kredit, tingginya angka PHK, lemahnya daya beli, atau kalau kalian melihat di sekeliling kalian, kalian bisa lihat. kalau bisa tanya orang yang usaha toko online, atau orang yang usaha sektoril, misalnya jual makanan, jual baju, atau jual apapun, gue bisa jamin 9 dari 10 orang yang lo tanya, bakal bilang kalau omsetnya menurun, pendapatannya menurun, atau bisnisnya sepi. Artinya apa? Artinya inflasi yang rendah saat ini, itu tidak dipengaruhi produktivitas yang gue sebutin tadi, atau efisiensi yang gue sebutin tadi, melainkan lemahnya permintaan domestik. Konsumsi kita berkurang, daya beli kita juga turun, dan jika terus dibiarkan kita, kita bisa memasuki fase krisis multidimensi yang kuat banget dan menjalani kondisi yang namanya stagnasi. Orang-orang banyak di PHK, akhirnya apa? Akhirnya mereka nggak punya pendapatan. Tapi di satu sisi mereka punya kewajiban, akhirnya tabungan mereka terkuras, ya kan? Nah, ketika mereka menggunakan uangnya, jelas dalam situasi ini apa yang dikorbankan? Ya, konsumsi. Ketika konsumsi dikorbankan, berarti volume ekonomi tidak berputar, tidak berjalan atau lesu, gitu. Ketika volume ekonomi tidak berputar dan tidak berjalan, ya, investasi mandek. Ketika investasi mandek, ya, lapangan pekerjaan tidak terbuka dan menjadi sangat terbatas. Apalagi kalau kita lihat pemberitaan baru-baru ini, semakin tergambar tuh bagaimana masalah ekonomi yang sudah dihadapi negara ini. Pertama, masalah gas LPG. Berarti kan ada penyesuaian soal tarif subsidi nih, ya kan? Yang mana sempat menerjadi kelangkaan di situ, dan ya sudah ada korban jiwa juga. Yang membuat banyak sekali masyarakat protes, menjerit, dan merasa kecewa. Kenapa harus ada dalam situasi seperti ini. Kedua, masalah penghematan atau efisiensi yang harus dirasakan oleh PNS-PNS di negara ini. Men, dari dulu sampai sekarang gue baru sekali ini menghadapi situasi atau melihat situasi di mana PNS tidak lagi menjadi jaminan. Ternyata bisa diotak-atik juga. Seperti yang teman-teman ketahui sekarang itu, support system-nya mereka, pendapatannya mereka, tambahan hasil lembuah mereka itu semuanya di-cut. Dan bukan cuma itu, beasiswa ke luar negeri juga di-cut. Lebih miris lagi, biaya listrik dan air ketika mereka bekerja. bekerja juga ikut dipotong gitu. Jadi sekarang PNS itu ketika di atas jam 4, mereka nggak boleh lagi ngidupin AC di ruangan mereka. Hilang. Dan yang bikin gue heran lagi, ketika memang harus dilakukan efisiensi pada birokrasi, kenapa selalu umbi-umbinya nih, selalu PNS-PNS bawahnya ini, yang pertama kali harus menderita, yang harus merasakan penghematan tersebut, yang gajinya harus dipotong, yang THR-nya harus dipotong, yang mana dia harus tetap bekerja dengan tuntutannya normal, dengan kebutuhannya normal, tapi di sisi yang lain, ya dia harus kerja di situasi yang panas, gelap, dan lain sebagainya. sementara bos-bosnya tidak semuanya aman dari mulai dinas luar negeri nyaman ADC nya aman for rider nya aman mobil dinas juga gak ditarik rumah dinas juga gak ditarik ya kalian tahu Indonesia ini punya banyak sekali masalah kan baik birokrasinya masalah korupsinya inkompetensinya dan lain sebagainya yang mana semua ini akhirnya melemahkan sendi-sendi perekonomian kita ketika ini tidak dibenarkan dengan benar gitu kita bisa aja masuk dalam siklus stagnasi yang merepotkan teman-teman Upah rendah, konsumsi lemah, investasi terhambat, lapangan pekerjaan yang berkualitas tidak tercipta. Nah kalian tau gak sektor tenaga kerja kita itu didominasi oleh sektor informal. Dan ini jelas menunjukkan kualitas lapangan kerja yang rendah, upaya yang tidak pasti, dan produktivitas yang terbatas. Sehingga menghasilkan apa yang disebut sebagai pengangguran terselubung. Dalam angka laporan ini manis sekali kan serapan tenaga kerja, tapi ya kualitas serapannya itu yang dipertanyakan gitu. Dan akhirnya ini memperburuk ketimpangan dan mengurangi basis pajak pemerintah. Lalu kebijakan subsidi yang tidak tepat sasaran atau korupsi didistribusi juga menyebabkan terjadinya kelangkaan termasuk gas LPG kemarin. Yang justru meningkatkan biaya hidup real masyarakat miskin. Jadi ya mereka terpaksa beli LPG non-subsidi kan. Yang mana itu kosli. Kalau situasinya makin sulit. Dalam ilmu ekonomi atau dalam pemahaman makro kita jelas memahami bahwa ini sesuatu yang sangat kontradiktif dengan... Inflasi rendah secara agregat. Karena kenapa demikian? Karena inflasi rendah seharusnya memberikan ruang Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga, teman-teman. Tetapi tekanan nilai tukar akibat suku bunga Amerika Serikat yang lagi tinggi-tingginya dan resiko capital outflow membatasi ruang gerak. Jadi bisa dibilang Bank Indonesia ini terjepit antara menjaga stabilitas makro atau mendorong pertumbuhan ekonomi. Kenapa pertumbuhan ekonomi harus didorong? Karena pertumbuhan ekonomi 5% itu ternyata tidak cukup untuk memberikan lapangan pekerjaan kepada juta. pekerja baru gitu sementara di sisi yang lain sektor manggung faktor kita masih stagnan kontribusinya cuma sekitar ya 19% dari PDB kita sementara ekonomi masih bergantung pada ekspor komoditas katakan batu bara sawit yang sama-sama kita ketahui itu rentan sama fluktuasi harga global lalu subsidi energi kita lebih banyak dinikmati oleh industri besar dan rumah tangga kaya sementara masyarakat miskin kesulitan mengakses LPG subsidi ini berdampak sama makin melebarnya ketimpangan ini bisa kita lihat dari gini rasio kita yang Inflasi rendah yang menipu, ketimpangan subsidi, ketidakmampuan menciptakan lapangan pekerjaan yang berkualitas, tanpa reformasi fiskal dan industrialisasi yang radikal, ekonomi beresiko stagnasi dalam jangka waktu yang panjang. Secara makro nih semuanya terlihat baik-baik saja. Tapi secara mikro subsidi LPG jadi masalah. Kupah real stagnan dan lapangan pekerjaan yang terbatas itu memukul masyarakat. Tapi kenapa baru terasa satu tahun atau dua tahun belakangan ini? Nah, ini menarik nih. Karena semua kebusukan tadi, semua keburukannya tadi sedikit tertutupi oleh masyarakatnya sendiri, teman-teman. Karena kita punya budaya konsumsi yang tinggi, kan? Jadi ekonomi kita itu ditopang sama... Transaksi domestik gitu, sama cek gitu. Masyarakatnya suka jajan, masyarakatnya suka belanja, masyarakatnya suka spending diantara masyarakatnya sendiri. Jadi berputar itu duit gitu. Tapi ketika ada benda nih yang menyerang daya belinya langsung, maka runtuh lah itu semua. Yang menyerang daya beli langsung itu contohnya apa? Ya PHK. Terus yang lebih dekat lagi dengan kita contohnya apa? Ya judi online. Dulu orang-orang jajan, sekarang kalau punya duit 50 ribu atau 100 ribu mereka depo. Nggak lagi mereka beli kopi gitu. Mereka cuma duduk pesan air putih, yaudah main judi omel dan uangnya hilang. Jadi jangan heran, kalau sekarang udah lebih dari seribu. ribu triliun uang di negara ini hilang di judi online hilangnya kemana ya Thailand Myanmar Vietnam Kelaus dan Kamboja kalau kalian lihat datanya kalian lihat ekonominya melihat begitu luar biasa Biasanya pembunuhan ekonomi Kambodja dalam 3 tahun terakhir, ya itu uang-uang kita itu. Kisah kebangkitan Kambodja adalah sebuah kisah yang luar biasa. Dari kisah genosida dan perang sivil, negara ini telah dikembangkan dan ditukar. Ini yang gue bilang multidimensi ini, masalahnya semeraut sekali. Tentu semua hal yang gue gambarin ini udah ngasih tau kita semua kalau pemerintah kita punya PR yang banyak nih, ya kan? Pertanyaannya adalah, lalu apa yang bisa kita lakukan? Oke kalian semua tau Yono kan? Pengen bikin podcast paling pendek di dunia Yono Bukan Yono Bakri, bukan kembarannya Adikta, bukan Bukan yang pegang rekor podcast terpendek di dunia atau terpendek di dunia, bukan itu Yono itu istilah tren Jerman sekarang yaitu You only need one Alias kalau kamu cuma butuh satu Apakah gue mendukung tren ini? Ya mendukung ketimbang lo melakukan ego spending atau lo cuma spending untuk memenuhi hasrat lo gitu untuk memenuhi pengakuan dari masyarakat atau pengakuan dari publik ya membeli barang yang tepat sasaran jelas Pilihannya lebih baik. Nah problemnya gini teman-teman. Seperti yang gue jelaskan panjang kali lebar dari tadi ya. Salah satu yang bikin ekonomi kita terburuk ini kan. Karena penurunan permintaan domestik ini. Karena transaksi itu makin minim. Artinya apa? Artinya ketika lu harus belanja maka belanjalah dengan bijak. Dan bagaimana belanja dengan bijak itu? Ya belanjakan uang lu dengan benar. Spending wisely dan belajar how to spend right. Jadi apa yang butuh? Ya lu beli. Lalu bagaimana kita bisa belanja dengan bijak dan benar ini? Pertama, ya utamakan produsen lokal kita, pengusaha lokal kita, dan produk lokal kita. Bertahun-tahun gue selalu mengkampanyekan hal ini ke teman-teman ya. Ada banyak video-video sebelumnya yang pernah gue buat gitu. Bahkan termasuk ke warung-warung kecil gitu. Utamakanlah orang-orang yang ada di sekeliling kita, masyarakat kita. Kenapa? Karena ya supaya ekonomi terus berputar kan teman-teman. Produk lokal kita juga udah bagus-bagus banget gitu. Dan udah bisa bersaing banget dengan market global. Sekarang gimana caranya aja gue ngebawa itu ke global. Misalnya kayak gue sekarang nih. Head to toe itu produk lokal semua dari mulai kacamata, baju, celana, sampai sepatu gitu. Baju, celana, eksekutif, sepatu, Fortuna. Fortuna itu dari Bandung. Bagus banget. Silahkan kalian beli. Ini bukan endorse ya. Itu setidaknya sesuatu yang simple, sederhana, tapi meaningful dan impactful yang bisa lo lakukan. Kedua, lo harus mengelola finansial lo dengan baik. Bagaimana bisa mengelola finansial lo dengan baik? Apakah lo harus kuliah ekonomi? Apakah lo harus ngambil brevet pajak? Harus mengambil sertifikat finansial planner? No, no, no. You don't need to do that. Teknologi itu udah memudahkan semuanya, semuanya udah ada di apps, ada soal jurnal keuangan, ada soal pencatatan pengeluaran dan pemasukan, lu pake itu semua, lu biasain behavior lu jadi lebih baik gitu loh. Lu catat semua yang lu keluarin, lu catat semua yang masukin, lu bikin estimasi berapa pendapatan lu, berapa pengeluaran lu di waktu kedepannya nanti dan lu evaluasi apa aja yang udah dilakukan di masa lampau. Percayalah hal sesederhana itu akan sangat membantu lu dalam mengelola keuangan dan finansial secara lebih baik. termasuk yang gue bilang tadi supporting app kalau gue pakai bank jago ya itu sangat memudahkan sekali tapi gue nggak akan ngejelasin panjang lebar dah jadi tap in lah bank jago dan beberapa aplikasi lain teman-teman Nih Bang kalau beli lokal atau kayak gitu kan nanti gengsinya kurang pribnya kurang gitu ntar gue dibilang nggak nyampe kalau sepatu gue nggak easy nggak luxury brand dari luar Nah masalah disini teman-teman, kalau lu masih perlu luxury brand untuk nunjukin ke orang lain siapa diri lu sebenarnya, maka lebih baik luxury brand itu gak pernah ada. Ya kan? Jadi lu itu bukan tentang apa yang lu pakai. Contohnya tanya, ya Ayu Ting Ting lah. Eh maafin dong, saya tuh bapak UMKM, bukan bapak. Ini jajan mulu nih, kalau udah Ayu Jon udah jajan mulu nih. Ini mah bukan Ayu Ting Ting lah. Ini merenan Ayu Tong Tong, bukan ya? Kurang apa dia jadi seleb nih coba. Tapi dulu lihat konten-kontennya. Yang dia jual adalah ya gimana dia dengan UMKM, gimana dia ngajak followernya yang puluhan juta itu untuk belanja di UMKM, gimana dampak yang bisa dia kasih. Dia bukan pejabat publik, dia artis. Artis biasa gitu. Kadang nyanyi, kadang main sketsa. Lucu gitu Orang depok Tapi dampaknya kepada masyarakat udah sangat-sangat besar Dan masih banyak lagi yang bisa melakukan hal seperti itu Apakah kita melihat Ayu Tinting dengan cara yang rendah Atas apa yang dia lakukan Atas bajunya dari UMKM itu Atau atas makanan dari UMKM itu Enggak, kita masih melihat dia sebagai Ayu Tinting You got the point right? Nah disitu kuncinya teman-teman Jadi menarik juga kalau kita undang Ayu Tinting ke Hai devil alfokat atau melaka project kayak bisa aja tapi coba-coba bakal menengah di tinggi kita mau lebih banyak Oke itu aja kota kali ini semoga bermanfaat sampai jumpa di kota