Transcript for:
Teori Inti dalam Filsafat Ilmu

Halo, terkenakan semua. Assalamualaikum. Kita berjumpa kembali di pembahasan filsafat. Kali ini kita akan membahas mengenai salah satu dari subcabang utama filsafat, yaitu filsafat ilmu. Tentu rekan-rekan sudah mengetahui bahwa filsafat ilmu itu, sebagaimana halnya disiplin keilmuan lainnya, memiliki kajian utama atau yang kemudian dikenal dengan teori-teori inti. Nah, dalam kesempatan ini, kita akan mencoba untuk mengulas secara singkat mengenai teori inti dari filsafat ilmu. Baik, sebelum kita masuk ke dalam pembahasan utama, kita tentu perlu untuk mengetahui terlebih dahulu ya, mungkin secara umum saja, tentang apa sih yang disebut dengan teori inti itu. Teori inti bisa dikatakan sebagai suatu konsep utama dalam satu disiplin ilmu yang berisikan tentang prinsip atau asumsi dasar dari ilmu tersebut. Jadi teori inti itu adalah suatu konsep yang berperan sebagai dasar yang dibutuhkan untuk mengembangkan teori-teori atau ragam teori yang ada di suatu bidang keilmuan. Sebagai contohnya, di dalam ilmu fisika, maka teori inti di dalam... fisika klasik itu terdapat pada teori mekanika Newtoniannya. Jadi kalau kita bisa simpulkan sementara ini bahwa teori inti itu adalah suatu konsep yang menjadi landasan atau fondasi yang sekaligus dapat memberikan panduan baik secara teoritis maupun secara metodologis dalam pengembangan suatu ilmu tersebut. Sehingga bisa dikatakan bahwa teori inti itu juga bertanggung jawab untuk memfasilitasi konsensus yang ada, komunikasi yang mungkin, dan juga arah kolaborasi di dalam penelitian ilmiah terkait dengan disiplin ilmu. Baik, selanjutnya kita akan membahas pendahuluan untuk kajian kita pada hari ini. Sebagaimana yang diketahui bahwa filsafat ilmu adalah salah satu cabang filsafat yang membahas tentang bagaimana struktur pengetahuan manusia itu divalidasi. Dan dari hasil validasi inilah kemudian muncul makna yang ya mungkin dapat digunakan di dalam kehidupan manusia. Sehingga bisa dikatakan fisafat ilmu itu, kajiannya itu membentang ya, dari hal-hal yang sifatnya praktis, metodis, bahkan juga termasuk skeptis ya, hingga membahas hal-hal yang bersifat substansial terkait dengan pengetahuan atau ilmu pengetahuan manusia. Sebagai mana biasa ya, sebelum kita masuk membahas kajian inti ya, tentu ada permasalahan-permasalahan atau problems yang mendasari suatu kajian itu. Nah, di dalam mengkaji teori inti filsafat ilmu ini ada beberapa problems yang sebetulnya adalah problem mendasar dari filsafat ilmu yaitunya terkait dengan problem realitas dan juga problem pengetahuan nah, dua problem dasar dari filsafat ilmu ini sebetulnya disebabkan kaitannya dengan aspek kebenaran atau aspek pemuktian kebenaran itu sendiri karena kita tahu bahwa kebenaran atau the truth itu berkaitan dengan realitas manusia atau setidaknya apa yang dipandang sebagai realitas oleh manusia dan juga di dalam mendapatkan kebenaran itu atau membuktikan kebenaran itu juga selalu diperlukan pengetahuan jadi dua hal ini yang menjadi problem dasar dari filsafat ilmu sendiri oke, sebagaimana sifat dasar dari problem tentu saja kita perlu untuk menuntaskannya gitu dan agar bisa melihat lebih jauh mengenai problem tadi kita perlu untuk memulai langkah pertama penyelesaian problem yang biasanya itu disebut dengan hipotesa hipotesa ini sendiri bisa kita artikan sebagai dugaan atau kesimpulan awal, kesimpulan yang bersifat sementara yang... Kita pakai sebagai dasar gitu ya, atau sebagai landasan untuk menyelesaikan persoalan penelitian kita. Nah, hipotesa pertama yaitunya tadi ya, tentang realitas atau tentang kenyataan. Realitas ini rekan-rekan semua bisa dimaknai sebagai suatu istilah yang menunjukkan kenyataan atau kondisi kebenaran yang tampak gitu. Nah biasanya kondisi kebenaran yang tampak atau kondisi yang dianggap benar. Yang tampak itu bisa berhubungan dengan karena kondisinya sudah terlihat begitu semenjak lama, bisa juga telah diterima begitu saja juga semenjak dahulu misalkan ya, atau sesuatu yang tidak dapat diintervensi oleh pikiran manusia. Jadi betul-betul yang berada di sana gitu ya, berada di sana di luar imajinasi kita. Dan kemudian, atau sesuatu yang diakui oleh banyak orang. Nah dalam hal ini ya bisa kita katakan bahwa realitas itu bersifat ontologis. Maka nanti kita akan membahas tentang kajian ontologis dalam melihat kebenaran itu sendiri. Nah hipotesa yang kedua itu adalah berkaitan dengan pengetahuan atau persoalan pengetahuan. Yang mana pengetahuan itu adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kesadaran manusia. Ketika... berupaya untuk mendapatkan kebenaran entah melalui pengalaman, pelajaran, kemudian pengumpulan informasi, juga melihat kecakapan kita, dan juga tentu saja ketika berhadapan dengan fakta. Maka kemudian, secara potensial, pengetahuan manusia itu pasti berkaitan dengan alam, lingkungan, kemudian juga berkaitan dengan validitas, berkaitan dengan ukuran-ukuran, juga berkaitan dengan... nilai pengetahuan atau knowledge value yang biasanya adalah kajian dari epistemologi nah, hipotesa yang dua inilah yang kemudian kita jadikan langkah awal melihat kebenaran tadi sebagai salah satu teori inti dari filsafat ilmu oke, dari hipotesis yang pertama tadi, yaitunya hipotesis yang bersifat ontologis Kita akan mencoba menguraikan mengenai realitas ya. Tentu rekan-rekan semua di video yang sebelumnya kita sudah melihat dan sudah membahas secara cukup mendetail mengenai apa sih ontologi itu. Nah sekarang kita tidak usah kembali lagi ya, kita langsung saja pada realitas. Pada zaman sekarang gitu, realitas yang kita hadapi itu tidak lagi hanya satu dimensi. Namun sudah sangat banyak dimensinya. Jadi dia akan bisa saja berbeda gitu dengan berbedanya pendekatan yang digunakan. Jadi realitas itu bisa saja sekarang bersifat maya atau siber ya, bersifat fisik, bersifat numerik, bersifat sosial, bersifat politik juga. Bisa jadi bersifat ekonomi gitu. Jadi masing-masing itu sekarang bisa saja berbeda dari sisi realitas itu tergantung bagaimana pendekatan yang digunakan. Sementara itu, realitas itu sendiri teman-teman, teori-teorinya bisa kita lihat. Yang pertama, teori yang disebut dengan realisme, yaitunya orang-orang atau para realis ini memandang bahwa kenyataan atau realitas itu sepenuhnya berada di luar pikiran manusia. Jadi bisa dikatakan bahwa di dalam realitas itu terdapat sifat independen. yang itu bisa kita lihat, karena memang tampak di depan kita gitu. Jadi kalau manusia itu melihat suatu objek seperti gunung misalkan, ya citra gunung itu tidak memiliki hubungan apapun dengan imajinasi manusia. Jadi memang dia seperti itu. Dia tidak dipengaruhi oleh imajinasi manusia, dia tidak dipengaruhi oleh ide-ide yang ada di dalam pikiran manusia gitu. Jadi bisa dibilang bahwa gunung yang tampak atau objek yang tampak oleh mata kita di depan kita itu betul-betul adalah citra gunung yang asal ya yang betul-betul seperti itu itu pandangan dari masyarakat realisme yang kedua, masyarakatnya atau teorinya itu adalah teori yang disebut dengan idealisme nah idealisme ini teman-teman semua itu berbeda dengan realisme tadi bagi orang-orang idealis ada keyakinan bahwa seluruh persepsi yang ada itu adalah produk dari pikiran manusia tapi ada masalah disini karena di dalam persepsi manusia itu bisa saja muncul suatu kesan yang tidak sepenuhnya benar atau kesan yang salah misalkan kita sedang berhenti di tol atau lagi parkir mobil nah biasanya atau saya pribadi ya persepsinya itu ketika ada mobil yang berjalan maju nah terkadang ya saya merasa bahwa mobil saya yang mundur atau mobil kita yang mundur Padahal sebetulnya mobil lain lah yang maju. Nah itu persepsi. Maka ketika digantungkan pada persepsi manusia, bisa jadi itu salah. Begitupun halnya dengan hal-hal yang menciptakan indrawi. Jadi indera-indera manusia, panca indera manusia itu sangat terbatas. Contohnya kita tidak bisa melihat udara, kita tidak bisa melihat bebauan. Dan walaupun kita sebetulnya... tahu bahwa itu ada. Jadi bagi orang-orang yang idealis itu, dia meyakini bahwa seluruh yang muncul, entah itu salah, entah itu betul, yang kemungkinan lebih besarnya adalah salah, itu adalah produk dari pikiran manusia. Jadi berbeda sekali dengan yang dipahami oleh kaum realis sebelumnya. Dua teori tentang realitas sebelumnya itu, tentu saja mengungkapkan dua kelompok, Pemikiran yang sangat penting juga bagi kita di dalam visafardilmu ini. Ide-ide pentingnya atau ide utama dari dua teori itu bisa kita simpulkan begini, rekan-rekan. Yang pertama, kaum realis itu, mereka menerima kenyataan sebagai sesuatu yang tampak. Dan itu utuh menurut mereka. Sehingga tidak memerlukan penjelasan atau pemaknaan lain selain dari apa yang tampak itu. Jadi... Yang tampak ya sudah begitu. Dan itu sepurnanya begitu. Nah ini berbeda sekali tentunya dengan kaum idealis. Yang bahkan pada titik ekstrimnya itu menolak adanya kenyataan di luar pikiran manusia. Seperti yang disampaikan oleh tokoh seperti George Berkeley. Dan kalaupun mereka menerima adanya kenyataan itu. Ya mereka kemudian akan. Membaginya menjadi dua ya, seperti yang disampaikan oleh Immanuel Kant. Ada yang disebut dengan fenomena dan ada yang disebut nomena. Pada titik tertentu, terutama pada sesuatu yang disebut sebagai nomena itu, kenyataan itu ya tidak akan bisa diketahui juga. Jadi kalau pun ada kenyataan yang ada di luar pikiran manusia, ya minimal itu tidak sepenuhnya benar. Atau hanya yang tampak saja yang mewakili. kenyataan yang sebenar-benar kenyataan dalam bentuk nomena. Sehingga bisa kita simulkan bahwa secara ontologis ada satu kelompok pemikiran yang terdiri dari dua jenis mashab yang berbeda. Yang pertama adalah realisme, yang kedua adalah idealisme. Nah, kemudian kita akan masuk kepada kelompok teori kedua, yaitunya kelompok teori mengenai kebenaran yang bersifat epistemologis dan ini berkaitan dengan pengetahuan. Dalam kelompok ini, ya tentu saja kita sebagai ontologi tadi kembali lagi kepada sub-cabang utama filsafat lainnya, yaitunya epistemologi yang sudah dijelaskan di video yang lain. Dan epistemologi ini selalu berhubungan dengan pengetahuan ilmiah ya dan itu bermaksud atau dimaksud disitu adalah pengetahuan yang sudah divalidasi walaupun pada titik tertentu dia juga membahas tentang pengetahuan biasa tapi tujuan dari epistemologi itu sebetulnya untuk memperlihatkan bagaimana manusia itu dapat memvalidasi pengetahuan-pengetahuan Nah Intro Untuk itu, epistemologi itu pasti juga membahas mengenai keabsahan metodologis gitu. Di dalam struktur diri manusia ketika mendapatkan pengetahuan yang valid. Dan disebabkan oleh adanya keperluan tersebut, maka teori kebenaran di dalam pengetahuan itu kemudian juga bisa dibagi menjadi dua. Yang pertama adalah teori rasionalisme. Teori rasionalisme ini atau mashab rasionalisme ini memiliki keyakinan bahwa pengetahuan itu hanya bisa didapat secara deduktif melalui kemampuan penalaran yang dimiliki orang manusia. Jadi pengetahuan itu tidak mungkin muncul melalui pengalaman indrawi manusia. Kalaupun muncul, pasti tidak tepat atau... tidak menunjukkan kebenaran. Sehingga dengan demikian, kebenaran absolut itu hanya membutuhkan proses deduktif. Yang itu prosesnya berada pada nalar manusia yang kemudian terambil dari aksioma-aksioma atau postulat-postulat. Dalam ini, tokoh-tokoh rasionalisme itu dalam secara fisafat ada Plato, Descartes, kemudian Pascal, Spinoza, Leibniz, dan Hegel. Nah, mereka inilah orang-orang yang berpengalaman. memiliki keyakinan bahwa pengetahuan itu hanya bisa didapat secara reduktif melalui kemampuan penalaran manusia sementara mashab yang kedua yaitunya mashab empirisisme mashab empirisisme itu menyatakan bahwa pengetahuan itu justru ya hanya bisa didapatkan secara reduktif melalui pengalaman indrawi manusia jadi pikiran dalam hal ini Bersifat atau disebut sebagai tabula rasa Atau kalau kita artikan itu kondisi kertas kosong Yang kemudian dia dapat diisi oleh apapun Atau dapat ditulis oleh apapun Seperti halnya pikiran kalau kita menyebutnya Di dalam ilmu pendidikan itu seperti anak yang Belum memiliki pengetahuan apapun Sehingga apapun yang diajarkan itu akan membekas dan itulah yang keluar nanti sebagai kesadaran manusia. Nah, maka resikonya atau konsekuensinya, pengetahuan yang bersifat a priori itu tidak ada. Pengetahuan yang sifatnya a priori itu tidak ada atau pengetahuan yang sifatnya didahului oleh pengetahuan-pengetahuan yang bisa saja inherent dan segala macam itu tidak ada. Dan tokoh-tokoh empirisisme ini dalam sejarah wisafat ada Aristoteles, kemudian John Locke, kemudian David Hume kemudian Mill, kemudian Russell Ayer dan Carnap baik pada teori inti filsafat ilmu yang bersifat ontologis tadi maupun yang bersifat epistemologis sebetulnya ada benang merah atau hubungan satu sama lain yang kemudian bisa kita lihat secara mungkin lebih jelas melalui skema berikut. Jadi filsafat ilmu itu kemudian memiliki kelompok teori inti pertama, yaitunya kelompok inti ontologis, yang di situ ada teori tentang realitas, kemudian ada teori tentang pengetahuan, yaitunya kelompok epistemologis. Dari kelompok ontologis tadi, yang basisnya ada realitas, Itu kita melihat ada teori yang disebut dengan realisme dan ada teori yang disebut dengan idealisme. Sementara dari kelompok pengetahuan atau epistemologi itu, kita melihat ada teori rasionalisme dan juga teori empirisisme. Nah, jika diturunkan lagi ke bawah, maka kita akan melihat bahwa teori idealisme dan teori rasionalisme tadi, Sama-sama menggunakan atau kecenderungannya itu menggunakan pendekatan deduktif atau penalaran deduktif. Yang mana sesuatu yang deduktif itu berarti berangkat dari sesuatu yang umum atau suatu kondisi yang besar dan kemudian dicarikan kesimpulannya atau dicarikan penjelasan-penjelasan terhadap sesuatu yang besar itu. Sementara itu di teori realisme dan teori empirisisme. Itu ada kecenderungan menggunakan pendekatan induktif dengan cara mencari dulu data-data, mencari dulu banyak fakta yang bersifat indrawi, bersifat pengalaman, yang tampak kemudian membentuk suatu kesimpulan besar di akhirnya. Nah, kelompok pendekatan deduktif dan induktif inilah yang kemudian pada dasarnya membutuhkan pendekatan lain jadi ini mungkin akan kita bahas di video selanjutnya tapi kita akan singgung sedikit maka kemudian di dalam mempersatukan teori realisme dan idealisme itu muncul nanti fenomenologi yang mencoba mendamaikan pandangan ekstrim dari realisme dan juga idealisme sementara dari kubu rasionalisme dan empirisisme itu nanti akan muncul teori-teori yang bersifat konvergen atau yang berusaha mengambil beberapa hal yang bisa disatukan antara rasionalisme dan empirisisme. Dan pada dasarnya memang baik realisme versus idealisme ataupun rasionalisme versus empirisisme Tadi realisme dan idealisme dan rasionalisme dan empirisisme ini, mereka kedua-duanya ketika betul-betul digunakan untuk meneliti, terutama sekali pada saat sekarang, itu kita akan merasakan dan mempergunakan keduanya secara sekaligus. Seperti halnya di rasionalisme dan empirisisme. Ketika semua... pendekatan atau cara pandang itu menggunakan teori empirisisme misalkan, maka dan menghilangkan nalar sama sekali, data-data atau fakta-fakta tadi atau pengalaman-pengalaman yang menjadi dasar dari pendekatan empirik ini, itu tidak akan terorganisir, tidak akan mengikut urutannya dengan baik. Begitupun ketika misalkan pendekatan yang digunakan murni rasional, atau murni penalaran saja, maka, Ada potensi bahwa kebenaran tadi itu atau sesuatu yang menjadi produk dari rasio tadi tidak akan pernah selamanya dialami oleh manusia. Jadi sebetulnya teori-teori inti, baik yang secara ontologis tadi maupun secara epistemologis, ada benang-benang merah yang bisa kita simpulkan, namun pemahaman terpisah seperti yang sudah kita jelaskan tadi pada setiap slide tersebut itu mampu. dan dapat kita jadikan sebagai landasan awal sekaligus landasan utama untuk memahami mengapa filsafat ilmu itu dibutuhkan di dalam banyak sekali disiplin ilmu sebagai support sistemnya dan kemudian memiliki keunikan sendiri ketika kita memahami suatu disiplin ilmu, suatu bidang keilmuan dengan kacamata filsafat ilmu. Oke rekerakan semua, itulah pembahasan untuk pertemuan kita kali ini mengenai teori inti dari filsafat ilmu. Semoga dalam waktu dekat kita dapat berjumpa kembali untuk membahas persoalan-persoalan filsafat lainnya. Tetap semangat dan tetap meluangkan waktu untuk belajar. Sekian, terima kasih semuanya. Wassalam.