📜

Demokrasi Liberal di Indonesia

Sep 10, 2024

Catatan Kuliah tentang Demokrasi Liberal di Indonesia

Pendahuluan

  • Pemilu dan sistem kepartaian di Indonesia menunjukkan karakteristik demokrasi.
  • Sistem kepartaian berkembang sejak masa pergerakan nasional dan diterapkan setelah kemerdekaan.

Definisi dan Sejarah Demokrasi Liberal

  • Demokrasi Liberal: sistem politik dengan banyak partai, kekuasaan politik di tangan politisi sipil di parlemen.
  • Pemerintah memberi kebebasan kepada warga.
  • 17 Agustus 1950: Pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS), beralih ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan sistem pemerintahan parlementer berdasarkan UUDS 1950.

Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Parlementer

  • Sistem multipartai: ditetapkan dengan maklumat pemerintah 3 November 1945.
  • Masyarakat membentuk berbagai partai politik dengan ideologi beragam.
  • Lebih dari 28 partai politik tercatat, dengan 4 partai besar: PNI, Masyumi, NU, PKI.

Kabinet-kabinet pada Masa Demokrasi Liberal

  1. Kabinet Nasir

    • Koalisi dipimpin oleh Masyumi.
    • Jatuh karena kegagalan perundingan mengenai Irian Barat dan mosi tidak percaya dari PNI.
  2. Kabinet Sukiman

    • Program serupa dengan Kabinet Nasir.
    • Jatuh karena perjanjian dengan AS yang dianggap menyimpang dari politik luar negeri bebas aktif.
  3. Kabinet Wilopo

    • Dihadapkan dengan demonstrasi dan peristiwa Tanjung Norawah.
    • Akhirnya mengembalikan mandat pada Presiden.
  4. Kabinet Ali Sastro Amijoyo I

    • Prestasi: Konferensi Asia-Afrika (1955), pembentukan panitia pemilu.
    • Jatuh karena peristiwa 27 Juni 1955.
  5. Kabinet Burhanuddin Harahab

    • Menyelenggarakan pemilu pertama (1955).
    • Hasil pemilu: PNI, NU, Masyumi, PKI sebagai partai besar.
    • Mengembalikan mandat setelah pemilu.
  6. Kabinet Ali Sastro Amijoyo II

    • Koalisi PNI, Masyumi, NU.
    • Akhirnya menyerahkan mandat akibat pergolakan daerah.
  7. Kabinet Juanda

    • Di bawah kepemimpinan Insinyur Juanda.
    • Memperkenalkan Deklarasi Juanda untuk batas wilayah laut.

Masalah Konstituante dan Kegagalan

  • Konstituante dibentuk untuk merumuskan undang-undang dasar baru namun tidak berhasil.
  • Dibatalkan melalui Dekret Presiden 5 Juli 1959.

Kondisi Ekonomi pada Masa Demokrasi Liberal

  • Ekonomi masih lemah dan tidak stabil.
  • Kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah ekonomi:
    • Gunting Syafruddin: pemotongan nilai mata uang untuk mengatasi defisit.
    • Gerakan Benteng: sistem ekonomi untuk mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi nasional, namun gagal.
    • Sistem Ekonomi Alibaba: melibatkan pengusaha pribumi dan Tionghoa, juga tidak berhasil.

Kesimpulan

  • Masa demokrasi liberal di Indonesia ditandai dengan ketidakstabilan politik dan ekonomi.
  • Banyaknya pergantian kabinet menunjukkan tantangan dalam menerapkan demokrasi dan mengatasi masalah ekonomi.