Transcript for:
Sejarah Kuasa Sambura Pase dan Pengaruhnya

Sebelum berlanjut kepada kuasa dari Sambura Pase, kita awali juga dengan latar belakang sejarah atau historical background kemunculan dari kuasa Sambura Pase ini yang ada di wilayah suarna bumi, sumarna duwipa atau samatira atau sumatra ini diawali dengan adanya teror yang mengerikan yang dilakukan oleh bangsa mongol itu wilayah negeri-negeri kaum muslim khususnya yang ada di wilayah Asia Tengah hingga wilayah Asia Barat. Kita mengetahui salah satu teror mengerikan yang dilakukan oleh bangsa Tartar Mongol itu adalah ketika mereka memerangi jantung kaum Muslim yang ada di pusat kehalifan Islam. Yaitu ketika bangsa Mongol tadi itu menyerang khilafah Bani Abasyah yang berkedudukan di kota Baghdad. Dan mulai pengepungannya itu dimulai semenjak tanggal 29 Januari. hari tahun 1258 dan kurang lebih selama 11 hari pengepungan mereka berhasil memasuki kota Bagdad bahkan kemudian dalam posisi itu kemudian holifah Bani Abasyah yang terakhir yang ada di kota Bagdad yaitu holifah al-mustasim billah begitu ya ini beda ya antara mu'tasim yang merupakan holifah kedelapan sekaligus juga putra dari Harun Ar-Rashid itu dengan holifah terakhir Bani Abasyah yang ada di kota Bagdad namanya mustasim kalau yang pertama itu mu'tasim kalau yang kedua ini adalah Hai mustasim yang halifah terakhir Bani Abasyah yang ada di kota Baghdad namanya adalah mustasim billah dan dia dipaksa menyerah kepada kuasa dari kolegu Khan ya bintuli Khan bin Temujin genghis Khan penguasa Mongol yang menginvasi ke halifah Islam Bani Abasyah di kota Baghdad pada waktu itu dan kita tahu akhirnya kemudian ya Oh kekuasaan Mongol yang telah menguasai ya kehalifan Islam Bani Abasyah di kota Baghdad itu semenjak tanggal 13 hingga tanggal 19 Februari tahun 1258 ya mereka bangsa Mongol itu ya tidak hanya kemudian menawan sekaligus juga mengeksekusi ya halifah Bani Abasyah bersama keluarganya hai hai Tapi juga menghancurkan Bagdad sekaligus juga membinasakan peradaban Hilafah Bani Abasyah yang ada di wilayah Mesopotamia Irak. Khususnya yang ada di kota Bagdad yang dilalui oleh Sungai Tigris, Sungai Furat, Sungai Dajlah. Itu selama kurang lebih 6 hari 6 malam, kota Baghdad luluh lantak, dibinasakan, dihancur luburkan oleh serangan pasukan Tartar Mongol yang sudah menaklukkan kota Baghdad semenjak tanggal 10 Februari tahun 1258. Dan kita mengetahui ya semenjak Bagdad itu dihancurkan oleh Tartar Mongol Bahkan di awal pengepungan semenjak akhir bulan Januari tahun 1958 Di antara keluarga Bani Abasyah yang ada di kota Baghdad yang mampu untuk meloloskan diri dari pengepungan pasukan Tartar Mongol itu kemudian ya berupaya untuk menghindarkan diri menyelamatkan diri ataupun bahkan melarikan diri ke berbagai penjuru bumi Islam karena apa karena dalam kapasitas mereka diancam untuk diburu dan dieksekusi oleh pasukan Tartar Mongol diantara keluarga Bani Abbas itu ada yang melarikan diri ke Wilayah ke wilayah Hijaz, ke wilayah Meccah, Madinah, Jeddah, dan Taif. Ada yang melarikan diri hingga ke wilayah Yaman, ada yang melarikan diri hingga ke wilayah Syam, dan juga ada yang melindungkan diri kepada kuasa dari daulah Islam, Mamluk, yang ada di kota Cairo. Ada juga yang kemudian memasuki wilayah orang-orang Mamluk Burji dan Mamluk Bahri di wilayah Syam, hingga ke wilayah pantai utara Afrika. Dan ternyata juga ada yang melarikan diri ya dari kejaran pasukan Tartar Mongolo itu hingga sampai ke wilayah ya Hindustan di wilayah Gujarat, Diu dan juga wilayah Agra, Utara Pradesh. Kemudian juga ada yang sampai melarikan diri jauh ke Kepulauan Suwarnadwipa sampai memasuki wilayah Sumatra dan disitu kemudian mereka Hai memperlindungkan diri ia menyelamatkan diri melindungkan diri ke kuasa yang baru tumbuh di wilayah ya nangruw Aceh Darussalam jadilah Pak kuasa Sambur Rapa Seh ternyata disitu ada anak kekurunan Khalifah Bani Abasyah yang melarikan diri untuk melindungkan diri dari kejaran perburuan pasukan Tartar Mongol yang hendak mengeksekusi membunuhi keluarga dari Khalifah Bani Abasyah karena orang-orang Mongol sudah memposisikan bahwa kehalifah Islam Bani Abasyah itu sebagai musuh bagi kekuasaan mereka Jadi kemanapun keluarga Bani Abasyah itu kemudian melarikan diri atau melindungkan diri, itu kerap kali diburu untuk dieksekusi oleh pasukan Tartar Mongol. Maka tidak heran kemudian keluarga Bani Abasyah yang masih bisa meloloskan diri, itu menyelamatkan diri hingga ke berbagai pelosok dunia Islam, agar kemudian bisa selamat dari perburuan yang dilakukan oleh pasukan Tartar Mongol. Termasuk satu di antaranya sampai ke negeri kita, Syamatira. atau suarne bumi suarne dwipa khususnya di wilayah nangruw Aceh Darussalam nah ini yang harus kemudian kita cermati lebih lanjut berikutnya begitu ya setelah kemudian hilafah Bani Abbas Yai itu jatuh di kota Bagdad maka di dunia Islam ada bentuk pergiliran kuasa di antaranya pada tahun yang sama ketika teror Mongol itu kemudian memasuki wilayah kehalifan Islam Bani Abbas Yai di kota Bagdad Hai pada tahun yang sama 1258 di wilayah sogood lahirlah sosok yang kemudian dikenal sebagai Adman bin Ertugrul nah Ertugrul Bey bin Sulaiman Sakutal Musoglu ini merupakan sosok yang dipastikan sebagai beylik di wilayah bilecik ya dengan ibu kota sogood di wilayah Turki Anatolia hari ini jadi Adman bin Ertugrul BUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMBUMB bin Sulaiman sah itu adalah sosok anak dari Adipati atau Bupati seljukrum di wilayah Konya yang kemudian mendapatkan amanah dari Emir atau Sultan Allah Uddin Qaikubad yang merupakan penguasa turkisel Dukrum di Konya itu kemudian memberikan kuasanya sebagai belik sebagai adipati di wilayah Belecik dengan ibukota Swogut ya namanya adalah Ertuğrul Bey bin Sulaiman sah dan dalam konteks kemudian Ertuğrul Bey bin Sulaiman sah yang menikahi Halime Hatun itu kemudian punya anak namanya adalah Atman ya at Othman itu yang kemudian dikenal oleh orang-orang Arab itu sebagai Usman dan oleh orang-orang Barat begitu ya dikenal sebagai Othman Osman Othmani atau Ottoman ya kalau nama Turkinya adalah Hai menengah Hai Adman bin Ertuğrul ya orang-orang Arab mengenal sebagai Usman dan kekuasaannya kita kenal sebagai Usmaniyah di generasi berikutnya nah Adman bin Ertuğrul itu kemudian meneruskan kepemimpinan dari bapaknya Ertuğrul Bey dan akhirnya kemudian dia menjadi yah belik di bilecik ya dan akhirnya kemudian ketika ya kuasa anak keturunan dari Sultan Allah Udin baik-baik di Konya ya di wilayah Anatolia itu jatuh oleh serangan tartar Mongol juga maka akhirnya kemudian Adman bin Ertugrul bin Sulaiman sahkut al-misoglu tadi mendirikan kuasa baru yang kemudian dinisbatkan kepada namanya yaitu kekuasaan imaroh Adman atau imaroh Otman imaroh Ottoman atau yang kita ketahui sebagai usul Osmaniyah hari ini Nah ini yang pertama ya bahwa ketika Baghdad hancur tahun 1258 di wilayah yang lain lahilah sosok ya calon penerus kepemimpinan Islam berikutnya yaitu sosok Osman Gozi atau Adman bin Ertugrul. Berikutnya ya pada saat yang sama begitu ya di wilayah Syam dan di wilayah Mesir ada dua kekuasaan ya di antara ya para mamluk yang sering kali berseteru antara Mamluk Bahri yang ada di wilayah Kairomesir dengan Mamluk Burji yang ada di wilayah Syam nah dalam kotes ini kalau kita perhatikan lebih lanjut antara Mamluk Bahri yang kemudian dipimpin oleh Malik Muzzafar Saifuddin Qutuz dengan Mamluk Burji yang dipimpin oleh Azahir Ruknuddin Baibars al-Bundukdari yang pada awalnya mereka kerap kali berseteru karena perbedaan cara pandang dan perbedaan terkait dengan batas wilayah diantara dua Mamluk tadi akhirnya mereka bisa bersatu setelah apa setelah mereka menyaksikan bahwa kehalifatan Islam Bani Abasyah di kota Bagdad dihancurkan oleh serangan pasukan tartar Mongol dan pasukan tartar Mongol berupaya untuk menyerang juga kekuasaan orang-orang Mamluk berupaya untuk merebut wilayah Syam dari Mamluk Burji dan berupaya untuk mengepung hai hai Kota Cairo di Mesir dari kekuasaan orang-orang Mamluk Bahri Makanya kemudian ketika orang-orang Mamluk tadi Baik Guahri maupun Burji Memandang ada ancaman luar biasa yang baru tiba di wilayah perbatasan Maka akhirnya Mamluk Bahri dan Mamluk Burji akhirnya dipersatukan Dengan tujuan yang sama untuk menahan serangan pasukan Tartar Mongol Dan bahkan berencana untuk mengembalikan Kemuliaan kehalifan Islam Bani Abasyah Yang sudah runtuh di kota Bagdad Itu imbas dari kejatuhan kehalifan Islam Bani Abasyah di kota Bagdad Berikutnya kemudian pada tahun 1260 hingga tahun 1267 Ada upaya di wilayah Samatirah Khususnya di wilayah Nangruh, Aceh, Darussalam Berkenaan dengan perintisan Daulah shalihiyah begitu ya ya perintisan Daulah shalihiyah itu adalah ya kita tahu bahwa Daulah shalihiyah yang ada di wilayah Aceh itu adalah kesultanan Islam yang kemudian dikenal sebagai Samudera Paseh karena dibangun di apa dibangun dari ya integrasi kuasa Islam antara buruak dengan Paseh Maka Prelak dengan Paseh itu dipersatukan menjadi Daulah Solahiyah Ataupun yang kemudian dikenal sebagai Samudera Paseh Disebut sebagai Daulah Solahiyah Karena penguasa pertamanya Yang kemudian dikenal sebagai Raja Murah Silu Itu adalah sosok yang kemudian dikenal luas sebagai Malikus Soleh Atau Raja yang Soleh Gelarnya Malikus Soleh maka kekuasanya itu adalah solehiyah atau solehiyah atau solehiyah ini yang kemudian untuk menisbatkan pada kekuasaan dari pertumbuhan Islam yang ada di wilayah Anatolia Turki ketika apa? ketika Adman bin Ertugrul atau Osman Gozi bin Ertugrul Bey itu menerikan kekuasanya atas nama-namanya maka namanya adalah Daulah Osmaniyah maka Ketika Sambura Pase dipusakai oleh Raja Merah Silu Malikus Soleh, maka kekuasaannya pun dikenal sebagai Daulah Soleh Yah. Jadi ini kalau kita perhatikan lebih lanjut, ya pertumbuhan dari kepemimpinan Islam yang ada di negeri-negeri kaum Muslim itu seiring sejalan dengan jatuhnya kehalifat Islam Bani Abasyah di kota Baghdad atas serangan yang dilakukan oleh orang-orang tartar Mongol. Berikutnya ya bagaimana kemudian keberadaan Hilafah Bani Abasyah dan juga Mamlukiyah yang akhirnya kemudian salah seorang di antara anak keturunan Bani Abasyah yang berhasil meloloskan diri dari pengejaran pasukan Tartar Mongol ada yang akhirnya kemudian berlindung pada kekuasaan Mamlukiyah. Yang ini kemudian diawali ya seperti yang tadi diurahkan bahwa pada tahun 1258 tadi ya... itu kemudian orang-orang Bani Abasyah itu kemudian melarikan diri setelah apa? Setelah kehalifan Islam Bani Abasyah itu diruntuhkan oleh peserak. Pasokan Tartar Mongol yang kemudian mengakibatkan Bagdad itu dikuasai oleh orang-orang Mongol dan akhirnya keluarga Bani Abasyah itu berdiaspora ke banyak negeri kaum Muslim. Salah seorang diantaranya adalah yang melarikan diri ke dalam kuasa Mamluk yang ada di wilayah Syam dan juga di wilayah Mesir. Dan diantaranya kita mengetahui kenapa kemudian ada anak keturunan Bani Abasyah yang kemudian dikenal sebagai Al-Muntansir Billah itu kemudian memasuki wilayah Cairo. Karena ternyata beliau itu menyaksikan apa yang dilakukan oleh pasukan Mamlukia dengan persekutuan antara Mamluk Bahri dan Mamluk Burji. antara Malik Muzaffar Saifuddin Kutus dan juga General Perang dari Mamluk Burji. Namanya adalah Az-Dahir Ruknuddin Baybars Al-Bundukdari. Maka dari situ kemudian persekutuan antara Mamluk Burji dan Mamluk Bahri, itu kemudian mereka berani menantang kekuasaan orang-orang tartar. Bahkan kemudian juga kita mengetahui bahwasannya Mamluk, Bahri, dan Burji yang pada waktu itu dipersatukan Dan juga komando perang dipimpin oleh para pemimpin mereka Yang pertama adalah Malik Muzaffar Saifuddin Qutuz Dan yang kedua adalah General Militernya yaitu Ruknuddin Baibars Al-Munduklari Dan dalam tahun 1260 terjadilah perang antara Mamluk menghadapi pasukan Tartar Mongol dalam perang Ain Jalut yang ada di wilayah Palestina dan dalam perang Ain Jalut yang dimaksud Malik Muzaffar Saifuddin Kutus dari Mamlukiyah berhasil mengalahkan pasukan tartar Mongol yang dipimpin oleh Panglima Perang Kitbuka Noyan dan bahkan Kitbuka Noyan itu dipenggal lehernya dieksekusi oleh pasukan Mamlukiyah setelah pasukan tartar Mongol dibinasakan dalam perang Ain Jalil dan setahun berikutnya ketika kekuasaan beralih dari Malik Muzaffar Seyfuddin Qutuz maka kemudian General militernya yang kemudian berasal dari Mamluk Burji namanya adalah Azdaw Hiroknudin Baybars al-Gunduk Rari itu kemudian naik takhta menjadi penguasa Mamluk Yah yang mempersatukan dari wilayah Damascus Surya hingga Cairo yang ada di Mesir dan Mamluk Yah pada waktu itu kemudian menerima suaka politik dan suaka militer yang dimohon oleh anak keturunan Holiva dari keluarga Bani Abasyah yang melarikan diri dari kota Bagdad. Namanya adalah Al-Muntansir Rukillah. Dan dalam konteks itu kemudian Jeneral Ruknudin Baibars Al-Mundukdari mengangkat Al-Muntansir Rukillah anak keruner Bani Abasyah itu kembali sebagai Holiva. Beliau ya... Malik Zahir Ruknuddin Baibars Al-Mundukdari itu mengangkat Al-Muntansir Bilah dengan akad bayat in ikad. Bayat untuk mengangkat halifah. Maka Al-Muntansir Bilah itu pun kemudian dibayat di Cairo sebagai halifah. Dan dikenal dengan gelar Al-Muntansir Bilah yang kedua. Kenapa? Karena ada Al-Muntansir Bilah yang pertama yang kemudian itu adalah ke... kekuasaan Islam ya sebelum kejatuhan ya Baghdad yang dipimpin oleh khalifahnya yang terakhir namanya adalah al-mustasim billah sebelumnya ada khalifah khalifah yang berkuasa di kota Baghdad namanya adalah al-muntansir billah yang pertama kemudian juga ada ya al-zahir bi amrillah kemudian ada berikutnya khalifah berikutnya sebelum kejatuhan Bagdad yang diserang oleh pasukan Tartar Mongol pada era kepemimpinan khalifah ya al-mustasim bila jadi akhirnya kemudian ya al-muntansir bila itu dibayat secara ini ikon oleh Azhahirokh Nudin Baybars al-bundukudari di kota Cairo dan didudukan kembali menjadi khalifah dengan gelar al-muntansir bila yang berwarna Berikutnya, ketika kekuasaan Mamlukiyah ada di tangan Az-Zahir Ruknuddin Bayi Barz al-Bundukdari, sudah lazim diketahui bahwasannya kekuasaan Mamlukiyah itu adalah penopang kekuasaan Islam yang ada di Yerusalem, Palestina. Kenapa? Karena Ruknuddin Bayi Barz al-Bundukdari sebagai anak keturunan dari Mamlukiyah gurji yang berkuasa di wilayah damaskus Syria mendapatkan amanah untuk melindungi keberadaan Yerusalem Palestina dari upaya yang dilakukan oleh pasukan salib dari Eropa untuk merebut paksa kembali Yerusalem dari tangan kekuasaan Islam dan pada saat yang sama begitu general ataupun yang berkuasa sebagai Malik pada akhirnya namanya adalah zahiruk Nudin Baybars al-bunduk dari itu kemudian telah mengumumkan pembelaannya terhadap keberadaan Al-Muntansir Biladwa sebagai holifah Bani Abasyah yang dilindungi di kota di kota Cairo, Mesir nah makanya kemudian dalam kota sini kemudian Az-Zahirudin telah membuka Ron baru bermusuhan dengan kekuatan yang berasal dari timur Yaitu kekuasan pasukan Tartar Mongol Yang sudah kemudian menguasai wilayah Bagdad Di dalam kuasa dinasti Ilhanat Yang dipimpin oleh Khulegu Khan bin Tulikan bin Temujin Genghis Khan Nah jadi akhirnya kemudian ya Kekuasan Manukiah itu kemudian dijepit oleh dua kubu Dari Barat Pasukan Salib dari timur pasukan Tartar-Mongol Sedangkan pada saat yang sama Malik Adzahirud Medin Baybars Al-Bunuk dari tadi Sudah menjamin keamanan Dengan perlindungan politik dan perlindungan militer Mamluk Yah Kepada anak keturunan Bani Abasyah Yaitu Al-Muntansir Bila untuk dibayat secara edekod Sebagai halifah Maka dalam kotex ini kemudian, Malik Az-Zahir Ruknuddin Baybars Al-Bunduk dari tadi harus memiliki visi yang kuat untuk memberikan jaminan keamanan bagi kilafah Bani Abasyah sekaligus juga diri kholipah bersama keluarganya. Maka dalam kotex ini kemudian, Malik Az-Zahir Ruknuddin Baybars Al-Bunduk dari tadi Itu berupaya untuk mengamankan teritorial daulah hilafah Islamiyah yang ada di kota Cairo, pewaris dari hilafah Bani Abasyah yang runtuh di kota Baghdad, itu berupaya untuk memberikan jaminan keamanan. Makanya kemudian dalam upaya jihad visabilillah li'illah ikalimatillah menghadapi dua kekuatan besar dari arah barat pasokan salib, dari arah timur pasokan Kartar Mongol, maka diantaranya kemudian, ya. Al-Dahiruddin Baybars Al-Mudukari tadi memiliki visi untuk apa? Menyelamatkan kedudukan khalifah dan kekhalifahan. Di antaranya dengan memohon bala bantuan ke arah timur. Untuk menjaga kekuatan kaum muslim dari serangan pihak barat pasukan salib, pihak timur pasukan Mongol. Di antaranya kemudian kalau diperhatikan lebih lanjut, begitu ya. Ada kuasa yang ada di wilayah timur berkenaan dengan keberadaan Sambulga Paseh yang pada waktu itu mulai perintisan awal kekuasaan Paseh. Bahwasannya kuasa Paseh itu pun meneruskan kepumpinan dari kekuasaan Kerajaan Islam. Purulak, yang pada waktu itu Purulak pun kemudian di era sultannya yang ke-17, yaitu Mahdum al-Aidin Malik Muhammad Amin yang kedua, yang berkuasa sekitar 1230 hingga tahun 1267. Dan di situ adalah di mana mereka juga mendengar kabar bahwa kehalifan Islam Bani Abasyah jatuh pada tahun 1258. Jadi Sultan ke-17 tadi itu kemudian dikisahkan menikahkan putrinya Ganggang Sari itu dengan Murah Silu atau yang kemudian dikenal sebagai Malikus Soleh, penguasa dari Kerajaan Samudera Pasai pada waktu itu. Dan akhirnya kemudian pernikahan antara Ganggang Sari dengan Murah Silu lahilah sosok yang kemudian dikenal sebagai Malik Az-Zahir yang pertama, Bin Murah Silu yang juga merupakan akan cucu dari Mahdum Alai Din Malik Muhammad Amin yang kedua dan ketika kekuasaan ada di tangan Sultan ke-18 pelak yang namanya adalah Mahdum Alai Din Malik Abdul Aziz Johan berdaulat yang berkuasa semenjak tahun 1297 hingga tahun 1292 akhirnya kemudian menyerahkan kuasa perlak itu kepada keponakannya yaitu Malik Az-Zahir yang pertama yang juga merupakan Sultan Paseh yang kedua yang berkuasa sekira tahun 1297 hingga tahun 1326 itu adalah alihkuasa Perlak menuju kekuasaan Saburwa Paseh dan ini erat kaitannya dengan kedatangan dari kekuasaan ini memlukiyah ya dari Cairo yang datang ke wilayah Samudera Pasir diantara kita mengetahui bahwa pada tahun 1261 Sultan Az-Zahir Ruknuddin Baybars Al-Bundukudari itu mengutus panglima perangnya yang juga kemudian senantiasa memimpin pasukan perang di lautan yaitu Sok-Sok Laksamana Laut Najimuddin Al-Kamil untuk menuju wilayah timur dunia Islam Yang pertama tugasnya itu adalah memastikan keberadaan Kesultanan-kesultanan Islam yang ada di wilayah Hindustan Baik itu adalah Kesultanan Diu, Kesultanan Gujarat, Kesultanan Goa Kemudian juga kesultanan yang ada di wilayah Agra Utar Pradesh yang disitu ada kesultanan Delhi. Dan juga kesultanan yang memiliki kuasa yang ada di kota pelabuhan Kambai atau Kambayat yang ada di Hindustan. Untuk juga menyatakan loyalitas dan ketundukannya kepada khilafah Bani Abbasiyah yang sudah dipulihkan kembali di kota Cairo dengan diangkatnya. Almuntan Sir Bilah Yang kedua sebagai Halifah Jadi laksam melalui Najibudda Al-Kamil itu Kemudian memastikan keberadaan Para Sultan yang ada di wilayah Hindustan Untuk menyatakan loyalitasnya Kepada Halifah Bani Abasyah di kota Cairo Sekaligus juga Keberadaan kota pelabuhan Kambayat Atau Kambay yang ada di India Itu menjadi salah satu Dermaga ataupun menjadi Kota pelabuhan Bahkan akan kemudian menjadi bagian dari suplai pasukan dan juga suplai amunisi, sekaligus juga suplai berkenaan dengan ketahanan pangan. Jika seandainya wilayah kehalifat Islam Bani Abasyah yang terpusat di kota Cairo, yang dilindungi oleh Kesultanan Mamlukya, menghadapi goncangan dari dua kubu yang memerangi. Kehalifan Islam Bani Abasyah Sekaligus juga memerangi Mamlukiyah Karena berupaya untuk menguasai wilayah Cairo Dan juga menguasai wilayah Sam Sekaligus juga pasukan salib dari barat Ingin berupaya mengambil alih kembali keberadaan Yerusalem Palestina Maka kota Pelabuhan Kambayat itu menjadi pusat dari wilayah timur Untuk suplai pasukan, suplai amunisi perang Suplai berkenaan dengan rempah makanan dan juga ketahanan pangan bagi kehalifan Islam Bani Abasyah di kota Cairo dan kekuasaan Mamlukiyah yang melindungi Yerusalem. Itu yang kemudian terjadi. Dan ternyata bukan hanya kota pelabuhan Kambai atau Kambai di Hindia yang kemudian harus dikuasai Bani Abasyah, harus dikuasai oleh Mamlukia, namun juga kemudian Laksaman Laut Neji Mudin Al-Kamil pun meneruskan perjalanan sampai ke wilayah timur untuk apa? Untuk datang ke wilayah Samudera Paseh, untuk datang ke wilayah kekuasaan dari penguasa pertamanya yaitu Merah Silu. Yang pada tahun 1267 ketika didatangi oleh Laksamana Lut Najmudin Al-Kamil yang diutus oleh Sultan Az-Zahir Ruknudin Baybars Al-Mudduk dari mewakili kuasa holi Fahbani Abbasiyah yaitu Al-Muntansir Billa maka pada tahun 1267 tadi Raja Murah Silu itu dipusakai sebagai Sultan dengan gerlar Malikus Soleh. Raja yang soleh Maka perintisan awal kuasa Samurra Paseh yang kemudian juga dikenal sebagai Daulah Solehia itu semenjak Merah Silu dipusakai sebagai Sultan dengan Geral Malikus Soleh oleh siapa? Oleh Laksamana Laut Najmudin Al-Kamil yang merupakan duta dari kuasa Hilafah Bani Abasyah di kota Cairo sekaligus juga mewakili mewakili kepentingan Sultan al-dohir ruknudin Baybars al-bunduk dari sebagai penguasa de facto yang ada di Kesultanan Mamluk ya yang melindungi khilafah Bani Abasyah jadi dalam petes ini kemudian ya murah silu itu menjadi sosok Sultan Islam yang terkoneksi dan terintegrasi dengan penguasa khilafah Bani Abasyah yang ada di kota Cairo Hai dan dari situ kemudian kita bisa mengetahui bahwa semenjak ya murah silu atau mesultan Malikus soleh menjadi penguasa samburapasa yang terkoneksi terintegrasi dengan Manduk Yah dan Abbasiyah maka dalam kode sini dilahiran Kalau keluarga Bani Abasyah pun ada yang sampai melarikan diri dan menyembunyikan diri, melindungkan diri ke dalam kekuasaan dari Daulah Solehiyah, Daulah Samudera Paseh. Kenapa? Karena Samudera Paseh sudah terkoneksi dengan Abasyah di kota Kajiro. Makanya kemudian ada makam anak keturunan dari Holipa Al-Muntansir Bila. yang kemudian wafat dan dikebumikan di wilayah Nangruw Aceh Darussalam ini bukti bahwa ya daulah sholahiya ataupun samurah Paseh itu melindungi keluarga Bani Abasyiah itu karena memang Raja pertamanya sendiri yaitu Sultan Malikus Sholay itu sudah terkoneksi dengan Bani Abasyiah dan dikisahkan bahwa murassilu Malikus Sholay pun menyatakan baik atau adanya kepada halifah Bani Abasyiah di kota Kewiro yaitu al-muntansir billah yang kedua begitu berikutnya ya pada era kepupinan sultannya yang keempat yang kemudian dikenal sebagai Malik al-zahir yang kedua berkuasa pada tahun 1332 hingga tahun 1349 ya kekuasaan Samurah Paseh pada waktu itu di era kepupinannya Sultan yang keempat Malik al-zahir yang kedua Itu ternyata dikunjungi oleh Imam Muhammad bin Batuwotos Hai yang pertanyaan yang bagi kita begitu Kenapa Imam Ibn Batuta itu kemudian mengunjungi kekuasaan Samburwa Paseh yang ada di wilayah Syamantirah di wilayah Sumatera di wilayah nangruw atidharussalam kan ternyata ya pada waktu itu Imam Muhammad bin bin Batu toh begitu itu kemudian mendapatkan ya perintah dari penguasa dari kesultanan-kesultanan Islam yang ada di India satu di antara kesultanan Diu dan Gujarat namanya adalah sosok yang disebut sebagai Sultan Muhammad Dukluk Timur Khan begitu ya itu memiliki nasab ke orang-orang Mongol muslim ternyata Muhammad Dukluk Timurkan itu pernah suatu waktu Dikunjungi oleh delegasi Dari Tiongkok Namanya adalah Laksamanalut Zheng He Atau kita akan mengenalnya sebagai Cheng Ho Cheng Ho itu pernah datang ke Wilayah Kesultanan Diu Kesultanan Gujarat dan Kesultanan-Kesultanan Islam Yang ada di India Yang melalui kota-kota pelabuhan Yang mereka kuasai Dengan apa? Dengan membawa pesan damai Dari dinasti Ming Hmm yang ada di wilayah Tiongkok, di wilayah Cina daratan. Dan pada waktu itu kemudian, dinasti Ming yang ada di Tiongkok, itu diketahui memiliki permaisuri, namanya adalah permaisuri Mahua, yang itu berasal dari suku Hui Muslim. Maka kebijakan dari kaisar-kaisar Cina dinasti Ming, itu begitu apresiatif. dan akomodatif dengan kepentingan serta aspirasi dari kaum muslim yang ada di wilayah Tiongkok bahkan kemudian salah satu di antara Panglima perangnya laksamana lautnya yang namanya Cheng Ho atau Zheng He itu pun adalah sosok mu'min orang yang beriman kepada Allah dan Rasulnya dan dalam kata situ kemudian pesan politik yang hendak disampaikan oleh dinasti Ming yang ada di Tiongkok tadi itu memberikan pesan damai kepada para penguasa Islam di seluruh dunia maka diantaranya Laksa Manalo Cheng Ho atau Zheng He pernah berlayar dan berlabuh di wilayah Hindustan dan pada waktu itu kemudian Laksa Manalo Cheng Ho membawa pesan politik damai dari dinasti Ming di wilayah Tiongkok kepada penguasa Hindustan yang namanya Sultan Muhammad Timur Khan begitu makanya kemudian beliau itu kemudian merasa perlu untuk mengadakan kunjungan balasan ke wilayah kuasa dinasti Ming Tiongkok melalui perairan di wilayah kota pelabuhan Guangdong atau kota pelabuhan Guangzhou begitu hari ini Dan tentu dalam kortex ini kemudian ketika ada sosok penjelajah dari Maghribil Aqsa dari Maroko namanya adalah Muhammad bin Batuto Maka akhirnya kemudian Sultan atau Malik Muhammad Tukluk Timurkan itu akhirnya berkenan untuk membiayai Imam Muhammad bin Batuto Untuk berlayar membawa pesan penting perdamaian yang hendak disampaikan oleh kekuasaan Islam yang ada di wilayah Hindustan kepada penguasa Tiongkok dinasti Ming tadi dan tentu dalam konteks ini ketika ya Muhammad bin Batu toh berlayar begitu ya Tentu dari kota Pelabuhan Gujarat, kota Pelabuhan Diu, kota Pelabuhan Goa, kemudian memutar ke kota Pelabuhan Kambayat, kemudian juga memasuki perairan dari Maladewa dan juga Sri Lanka atau Saelen, dan kemudian masuk ke wilayah perairan yang kemudian dikenal sebagai Malabar, yang ada di wilayah India Tenggara, kemudian terus berlayar sampai ke wilayah utara dan berlabuh di kota Pelabuhan Bengali, Bangladesh, kemudian memasuki kota Pelabuhan Arakan tempat dimana orang-orang yang Myanmar orang-orang rohingya muslim itu bermukim dan kemudian terus melanjutkan perjalanan hingga ke wilayah ke arah timur dan selatan serta Tenggara dan akhirnya kemudian tiba di wilayah yang kemudian dikenal sebagai wilayah Semenanjung Patani atau di wilayah Melayu dikuasaan Muang Thai Thailand siam hari ini kemudian bersiap memasuki Selat Malaka dan ketika akhirnya ya perjalanan yang ditempuh oleh Imam Muhammad bin Batuto itu memasuki wilayah ini semenanjung Pamalayu dan semenanjung Syam latirah untuk memasuki Selat Malaka dipastikan ada tiga kemungkinan untuk ya berlabuh Apakah kemudian berlabuhnya di wilayah Lamuri, atau kemudian berlabuh di wilayah Lok Jum'at, atau kemudian berlabuh di wilayah Birun, Purwak sebelumnya, atau kemudian berlabuh di kota pelabuhan Lok Sumawe di wilayah kuasa dari Daulah Soleh, atau kuasa Islam Samudera Pasir. Dan ternyata Muhammad bin Batuto itu berlabuhnya itu di kekuasaan Samurah Paseh. Karena kekuasaan Islam itu sudah ada di kota pelabuhan Lok Sumawi. Di bawah kepemimpinan dari Sultan keempat Samurah Paseh. Yaitu Malik Az-Zahir yang kedua. Dan dikisahkan bahwasannya Sultan Malik Az-Zahir kedua itu menerima dengan antusias keberadaan dari Imam Muhammad bin Batuto. Dan selama sekitar 2 pekan hingga 4 pekan atau ada yang menyatakan sampai 4 bulan begitu ya Bahwa Imam Muhammad bin Batul Toh itu ketika bermukim di Lok Sumawet itu Menyusun beberapa kitab ataupun kemudian menghatamkan, menamatkan penulisan beberapa kitab Yang sudah disusun sejak lama oleh beliau Di antaranya adalah kitab Risalah Ariflah Kemudian yang kedua itu adalah kitab Tuf tahul nadhor gitu ya kemudian yang ketiga itu adalah Kangdul Ulum dikisahkan demikian dan setelah kemudian menyelesaikan kitab-kitabnya dalam penyusunannya tadi maka kemudian Imam Muhammad bin Dabat Toto itu kemudian meminta izin kepada Malik al-zahir untuk meninggalkan Samburapase untuk meneruskan perjalanannya menuju kota Pelabuhan Guangdong di Tenggara dari Tiongkok begitu ya Dan dalam kotes ini kemudian kita mengetahui setelah kemudian ini apa namanya itu berlayar ya tentu berlayar untuk menuju kota pelabuhan Guangdong tadi harus melalui Selat Malaka. Dan ketika melalui Selat Malaka kemudian kita juga mengetahui bahwa dikisahkan bahwa Muhammad bin Batuto itu berlabuh di kota pelabuhan Semenanjung Pamalayu. Baik itu di Johor Baharu ataupun di Malaka. Berikutnya juga kemudian meneruskan perjalanan hingga sampai ke kota Poolingpang di Palembang. Kemudian sampai memutar ke arah utara sebelum berlabuh di kota pelabuhan Tumasik. Tumasik itulah wilayah Singapura hari ini. Dan setelah itu kemudian menuju wilayah utara dengan melalui perairan Laut Tan Kuning. Atau juga kita kenal hari ini sebagai Laut Cina Selatan. Dan setelah kemudian melewati jalur Laut Kuning ataupun wilayah Laut Cina Selatan, maka akhirnya Muhammad bin Batu'otoh tiba di kota pelabuhan Guangdong. Tiba di kota pelabuhan Guangzhou hari ini. Untuk apa? Untuk menyampaikan pesan perdamaian yang sama, yang kemudian dititahkan oleh penguasa dari... Kesultanan Islam di wilayah Hindustan Namanya adalah Sultan Muhammad Tukluk Timurkan Untuk menyampaikan pesan kepada penguasa dinasti Ming Bahwa pesan perdamaiannya telah kami terima Sekaligus juga kami mengutus Ya Muhammad bin Batutoh Ya penjelajah muslim Untuk ya mewakili kepentingan kami Menyampaikan kunjungan balasan Dan memberikan hadiah-hadiah terbaik Untuk penguasa dinasti Ming yang ada di wilayah kota Pelabuhan Kuangdong pada waktu itu. Ini yang kemudian ditunikan oleh Imam Ibn Battuto. Dan setelah menyelesaikan kunjungannya tadi, maka Imam Ibn Battuto pun pulang kembali. Melewati Laut Cina Selatan, Lautan Kuning, kemudian memutar ke wilayah Tumasik, kemudian juga memasuki Selat Malaka, dan akhirnya kemudian tiba kembali di kota pelabuhan India. Baik itu yang ada di Goa, kemudian Kambayat, kemudian juga Diu, dan juga Gujarat. Nah dari situ setelah kemudian menyampaikan pesan kunjungan tadi ya kepada ya penguasa yang ada di Gujarat dan Diwu namanya adalah Muhammad Tukluk Timur kan tadi, maka akhirnya kemudian Imam Ibn Batlota atau Muhammad bin Batlota kembali ke negeri asalnya yang ada di Maghribil Aqsa. Kembali di negeri asalnya yang kemudian berasal di wilayah Maroko. Kedalam kekuasaan dinasti Mauruniyah atau juga dikenal sebagai kuasa marin yang ada di wilayah Maroko. Dan ternyata disitu juga Muhammad bin Batlota itu juga memiliki banyak murid. Di antaranya adalah sosok yang kemudian dikenal sebagai Maulana Muhammad al-Magribi. Yang kemudian juga beliau itu menuliskan, meneruskan kitab-kitab yang disusun oleh Imam Ibn Batu'atah. Disempurnakan kitab-kitabnya. Di antaranya adalah Risalah Arilah dan juga Tuktahul Nadhar termasuk juga Qantul Ulum. Nah kemudian kita juga mengetahui bahwa ya di dalam kitab yang ditulis oleh Imam Ibn Battutah baik itu dalam kitab Risarali, Rah Tutah, Ulunador ataupun di dalam kitab Kandul Ulum ada harapan yang hendak disampaikan oleh Imam Ibn Battutah kepada para penguasa muslim Kenapa? Karena ketika Imam Ibn Battutah tiba di Aceh, di Samurah Paseh, di kota Blabunok, Sumawwe beliau mengetahui ternyata ternyata di wilayah Sumatera di wilayah Semenanjung Pamalayu itu sudah banyak muslim bahkan sudah ada kekuasaan kerajaan Islam dan Kesultanan Islam pada waktu itu di kedua wilayah yang dimaksud namun ketika beliau yang melewati perairan Tumasik dan mendengar kabar ada berita yang kemudian dari Jawa Duwipa bahwa masih minim muslim yang ada di wilayah pulau Jawa Dan disitu kemudian juga mengetahui bahwasannya keberadaan Jawa dikuasai oleh kerajaan kuasa Imperium Trawulan yang ada di dalam kuasa Mojopayet yang ada di Keraton Trawulan di Mojoperto, Jawa Timur. Dan mayoritas penduduk Jawa itu adalah masih memeluk ajaran-ajaran anak moyang dan juga ajaran leluhur mereka. Ya baik itu adalah ajaran Kasunden atau Sunda Wiwitan atau ajaran Sang Hyang Widi. Kemudian juga ada ajaran konsepsir Trimurti yang dianut oleh kuasa kerajaan Kraton Trawulan yang ada di Mojopayet. Dengan kekuasaan ya. ini para pewaris dari Raden Wijaya atau sosok yang dikenal juga sebagai Rana Wijaya ya bin ya rakyat ini yang ada di kuasa Galuh Pakuan begitu ya Nah dalam kode sini kemudian akhirnya ia Sultan kelima dari Sambura Paseh pewaris dari Malik al-dohir Ketika mengetahui kabar bahwasannya Muhammad bin Batutah itu begitu berharap ada kekuasaan Islam yang mengislamisasi Pulau Jawa, maka Sultan ke-5 Sampratase, yaitu Sultan Zainal Abidin I, Bahian Sah, itu kemudian ketika kekuasaannya yang bermula semenjak tahun 1349 hingga tahun 1406, akhirnya kemudian mulai mencanangkan aktivitas berdakwah hingga ke Mojopahit. Dalam kuasa hampir, mengambil dakwah ilal alam, mengembang dakwah ke seluruh penjuru alam dan dalam kateks ini kemudian ya Sultan kelima dari Nangru Aceh Darussalam dari kekuasaan Samurapase atau Daulah Solahiyah tadi mengutus wali sepuk Wali Sepuh itulah dua orang duta sebelum kedatangan Wali Songo Siapa saja mereka? Nah diketahui bahwa dua orang Wali Sepuh tadi adalah sosok yang disebut sebagai Maulana Ahmad Jamaluddin Hussein Al Akbar Orang Sunda, orang Jawa mengenalnya sebagai Sey Jumadil Kubro Sedangkan yang kedua itu adalah sosok yang kemudian dikenal sebagai Maulana Muhammad Al Bakir Beliau dikenal oleh masyarakat Sunda dan masyarakat Jawa itu sebagai Sey Subak Nah dua orang ulama itu kemudian berbagi peran Satu berdakwah di keraton perwulan untuk berdakwah kepada para pangreh peraja Dan juga kepada ya para bayang kara yang ada di keraton perwulan Sedangkan yang satunya lagi yaitu seksubakir berdakwah ke kalayan rakyat jilata Khususnya di ya lereng gunung merapi Dan ketika dia dua wali sepuh tadi berdakwah dan menerima tempat Terbang terbaik dia di lingkungan masyarakat Jawa dengan islamisasi yang telah mereka tunaikan maka akhirnya kemudian ya Malik atau Sultan dari Sabra pasir Zainal Abidin bahyansa yang pertama tadi melalui ini juga apa namanya itu merintis ya berkenaan dengan keberadaan Majlis para waliullah untuk apa untuk mengislamisasi pulau Jawa menseriusi lebih lanjut berkenaan dengan keberadaan pulau Jawa untuk diislamkan Maka di situ kemudian beliau pun menyertai dua orang duta dakwahnya yang kemudian diperintahkan diutus untuk berdakwah ke Pulau Jawa. Dua orang duta itu adalah putra-putra dari Syekh Jumadil Kubro, putra-putra dari Maulana Ahmad Jamaluddin Hussein Al Akbar. Namanya adalah yang pertama adalah Maulana Malik Ibrahim yang kita kenal sebagai Sunan Gresik. karena berdakwah di wilayah Lerangresik itulah Maulana Malik Ibrahim sedangkan yang kedua itu adalah adiknya yang kemudian dikenal sebagai Maulana Ishak Asmarkon atau Maulana Ishak yang berasal dari Samarkan Maulana Ishak itu sendiri dikenal oleh masyarakat Jawa dan Sunda dikenal sebagai Syekh Ishak Asmarkondi berasal dari Samarkon Uzbekistan atau wilayah Turkestan Imbar begitu ya Berikutnya juga kalau diperhatikan lebih lanjut, sosok yang disebut sebagai Maulana Ishak Asmarkondi atau Seh Ishak Asmarkondi tadi, itu juga dikenal sebagai tabib istana dari Samurapase, atau penanggung jawab kesehatan keluarga dari Sultan Samurapase yang dipimpin oleh Zainal Abidin pertama Bahyansah pada waktu itu. Nah itu yang terjadi begitu ya. Nah jadi disitulah kemudian Majlis Waliullah, Terima kasih. Itu kemudian pada peradu berikutnya dikenal sebagai Majelis Wali Songo. Dua orang Wali Sepuh dan dua orang Perintis dari Majelis Wali Yuloh. Itu berarti di Pulau Jawa sudah ada empat orang. Nah sejak kapan menjadi sembilan orang? Nah kita lihat dari apa yang kemudian dituneikan oleh sosok yang kemudian dikenal sebagai Imam Ibn Ubat Toto yang kemudian menyuarakan da'wah sekaligus juga. Islamisasi Jawa Dwi Palu Pada tahun 1402 Hingga tahun 1413 Itu di wilayah Usmania Itu ada upaya Pemulihan kekuasaan Kesultanan Setelah pada tahun 1402 Kesultanan Usmania di generasinya Yang keempat yang dipimpin oleh Sultan Bayezid Yildirim Itu kemudian kuasa Usmania Itu diporak-porandakan oleh serangan Kartar Memual yang dipimpin oleh Sultan yang kemudian dikenal sebagai Amir Timur Leng dari Samarkan, dari Uzbekistan. Sekalipun Amir Timur Leng itu sudah memeluk Islam, tapi kemudian mewarisi karakter orang-orang Mongol yang membinasa dan ini apa namanya itu, yang suka bikin kerusuhan begitu. Dan akhirnya kemudian Usmania berhasil dipulihkan pada era kepupinan anak keturunan atau anak bungsu dari... Bayezid Jaldirim namanya adalah Sultan Muhammad Han 1 Jalabi yang kemudian berkuasa di wilayah Bursa di wilayah Anatolia dan ketika ya Sultan Muhammad dan 1 Jalabi berhasil memulihkan kuasa Usmani di wilayah Bursa pada waktu itu kekuasaan yang ada di wilayah Tangir dan marrakesh yaitu Sultanan Mariniah tempat dimana sosok Muhammad bin Muhammad bin Batuto atau Imam Ibnu Batuto itu kemudian mengabdi dan pada waktu itu beliau juga ya mewariskan ilmunya kepada murid-muridnya diantaranya adalah sosok yang kemudian yang dikenal sebagai Maulana Muhammad Al-Maghribi. Dan pada waktu itu, ketika sosok Muhammad bin Batutoy itu sudah wafat, berkenan dengan ilmunya yang kemudian diwariskan kepada Maulana Muhammad Al-Maghribi tadi di wilayah Maroko, itu juga kitab-kitabnya juga dihadiahkan kepada Sultan Muhammad Abu Zayan yang ketiga. Dan Sultan Muhammad Abu Zayan yang ketiga, penguasa Mariniah yang ada di wilayah Marrakesh, Maroko pada waktu itu pun mendengar kabar bahwa Sultan Muhammad Hansatu Jalabi, kuasa Usmania berhasil dipulihkan di Bursa. Makanya kemudian Sultan Muhammad Abu Zayan yang ketiga itu memberikan ucapan selamat sekaligus juga memberikan hadiah kitab-kitab karya dari Muhammad bin Batuto kepada Sultan Muhammad Han Satu Jalabi di kuasa Usmania. Makanya kemudian di situ ketika diketahui ada bentuk seruan untuk mengislamkan Pulau Jawa, Jawa Dwi Pa, maka kemudian akhirnya murid dari Imam Ibn Battutoh yang namanya Maulana Muhammad Al-Magribi meminta izin kepada Sultan Muhammad Abu Zayin III untuk menindaklanjuti abad. apa yang disarankan oleh gurunya di dalam kitab-kitabnya tadi, akhirnya kemudian beliau berangkat ke Pulau Jawa. Maulana Muhammad Al-Magribi tadi berasal dari negeri Magrib, dari Maroko. Murid dari Muhammad bin Batuoto. Maka tiba lah Muhammad Al-Magribi di Pulau Jawa. Di Pulau Jawa tadi sudah ada empat. Maka dengan tambahan Maulana Muhammad Al-Magribi menjadi lima orang duta dakwah. Berikutnya, kemudian kita mengetahui bahwasannya Sultan Muhammad Han Satu Jalabi pun di wilayah Bursa, wilayah Anatolia, wilayah Kesultanan Osmania. Begitu mendapatkan hadiah kitab-kitab karya Muhammad bin Batutah, beliau pun akhirnya mengutus salah seorang dutanya yang berasal dari Turki. Namanya adalah Maulana Muhammad, Maulana Malik Israel. Maulana Malik Israel itu berasal dari Turki, berangkat ke Pulau Jawa, maka lengkaplah menjadi 6 orang duta dakwah yang ada di Pulau Jawa. Berikutnya kemudian berkenaan dengan Islamisasi Pulau Jawa, Islamisasi Biladil Jawi pun bergema di Persia. Ketika akhirnya Maulana Muhammad Ali Al Akbar itu juga... terinspirasi untuk mengikuti para duta dakwah yang kemudian tiba di Pulau Jawa maka Maulana Muhammad Ali Al Akbar itu pada periode berikutnya pun kemudian datang ke Pulau Jawa maka sudah ada tujuh orang duta dakwah berdakwah di Pulau Jawa berikutnya Islamisasi Biladil Jawi ini kemudian disuarakan oleh Sultan Muhammad Han Satu Jalabi dan gemaknya sampai ke Yerusalem Sampai ke Al-Qudbaytul Maqdis di Palestina Dan juga pada waktu itu ada dua orang yang berasal dari Al-Qud dari Palestina Yang sedang menimba ilmu di wilayah Haramain, Mekah dan Medina Khususnya di Umul Kuro di kota Mekah Al-Mukaroma Maka dua orang duta ini pun kemudian secara antusias menyambut seruan dakwah ini Dua orang duta duta dakwah yang berasal dari Alqud Palestina Yerusalem tadi yang senang menimba ilmu di ya umul Kurokota maka al-mukarramah akhirnya berangkat pula ke pulau Jawa untuk berdakwah menjadi duta mengislamkan Jawa Dwipa namanya adalah maulana ya Muhammad Ali Yudin dan maulana Muhammad Hasanuddin yang mereka berasal dari Alqud yang sama-sama sedang menimba ilmu di Umul Kuro. Maulana Muhammad Sanuddin itu yang kemudian berdakwah di wilayah pantai utara Tatar Sunda dan mendirikan padebokan Islam, mahad Islam yang ada di wilayah Karawang yang kemudian orang-orang Karawang mengenalnya sebagai Sheikh Kuro. Maulana Hasanuddin tadi dikenal sebagai Sheikh Kuro karena memang orang-orang Karawang mengetahuinya bahwa Maulana Muhammad Hasanuddin tadi datang ke Karawang itu berasal dari Umul Kuro Mekah Al-Mekaroma. Sekalipun memang Maulana Hasanuddin itu ya lahir dan kemudian tumbuh besarnya itu di tempat yang kemudian dikenal sebagai Yerusalem. atau Al-Qud atau Baitul Maqdis Palestina nah ini yang kemudian akhirnya dua orang duta tadi melengkapi tujuh orang duta dakwah sebelumnya maka lengkaplah di generasi awal Majlis Sualyullah menjadi sembilan orang yang pada perada berikutnya di generasi yang ketiga di masa kepimpinan dari Sayyid Ali Rahmatullah atau Raden Rahmat atau yang kemudian juga dikenal sebagai Sunan Ngampel karena berdakwah di kota Pelabuhan Ampel Dinta Surabaya yang juga merupakan anak dari Maulana Malik Ibrahim Sunan Gresik, memimpin Majlis Waliullah sebagai Syayidul Awliya, dan menamakan Majlis Waliullah itu dengan nama Majlis Wali Songo, Majlis Wali Sembilan, atau Majlis Dewan Salapan, kata orang Sunda. Nah, dalam kotes ini kemudian saat itu kita mengetahui istilah Wali Songo di generasi yang ketiga, Majlis Waliullah. Nah kalau dikentasi pertama itu berasal dari seruan dakwah yang dipemandangkan oleh para Sultan di luar dari Pulau Jawa Baik itu adalah penguasa Sambur Rapase, Sultan Zainal Abidin Bahyansa Kemudian juga Sultan Mariniah yang ada di Maghribil Aqsa Maroko Namanya adalah Sultan Abu Zayan ketiga, Sultan Muhammad ketiga Abu Zayan Kemudian Sultan Usmaniyah yang baru kemudian berkuasa semenjak tahun 1413. Namanya adalah Sultan Muhammad Han Satu Jalabi. Dan itu mengemakan Islamisasi Pulau Jawa di wilayah Timur Tengah. Maka berdatang adalah para alim ulama dari berbagai negeri datang ke negeri ini sebagai Majlis Waliullah yang sudah dikenal sebagai Majlis Wali Songo generasi yang pertama. Berikutnya, satu di antara bukti koneksi atau hubungan antara Samurapasa dengan kehalifan Islam Bani Abasyah ditemukannya makam keluarga Bani Abasyah yang melindungi diri dari serangan pasukan Tartar Mongol. Nama dari pemimpin yang ada di kalangan orang-orang Aceh yang mewarisi keluarga dari Bani Abasyah itu namanya adalah Sadrul Kabir Abdullah bin Muhammad Al-Azhar. Abasi yang wabat pada tahun 1413 ada tiga generasi keluarga Bani Abasiah di wilayah Lok Sumawe melindungkan diri kepada keluarga dari Kesultanan Samurapase melindungkan diri kepada Daulah Salahiyah karena Daulah Salahiyah atau Samurapase sudah terkoneksi semenjak era kepemimpinan Murah Silu Sultan Malikus Soleh di generasi sultannya yang pertama Berikutnya ya bagaimana kemudian Islamisasi Jawa Dewi Pak itu berlangsung sebagaimana yang telah tadi diureikan. Dari tahun 1408 hingga tahun 1418 para duta dakwah mulai berdatangan ke Pulau Jawa. Dan bahkan di antara para duta dakwah itu ada yang pernah bermukim di Mesir. Bahkan juga berasal dari Mesir. Di antaranya yang pernah bermukim di wilayah Mesir itu adalah Sayyidul Awliya Maulana Malik Ibrahim Maulana Malik Ibrahim pernah bermukim di wilayah Mesir Kemudian juga pernah bermukim di Samarkan Makanya kemudian punya anak yang kemudian dinisbatkan namanya sebagai Asmarkan Namanya adalah Maulana Ishak Asmarkan Jadi disitu kemudian juga ini adalah sosok yang kemudian dikenal sebagai ayah andanya Jamaluddin Hussein Al Akbar Itu yang kemudian memiliki anak namanya adalah Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ishak Asmarkan. Nah disitu kemudian kalau diperhatikan lebih lanjut, dari berbagai duta dakwah yang berasal dari berbagai nebri dan tiba di Pulau Jawa itu, di generasi yang ketiga ada sosok yang bahkan kemudian dilahirkan di Besir. yang kemudian dikenal sebagai Syarif Hidatullah bin Syarif Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alim yang nasabnya nyambung kepada Imam Hussain bin Ali bin Abi Talib. Karamallah wajah. Nah disini kalau diperhatikan lebih lanjut, para duta dakwah itu majelis Wali Yulaw itu di generasi yang pertama tiba di Pulau Jawa pada tahun 1404-1418. Dan mereka pada awalnya dua orang diantaranya itu adalah utusan dari Samurra Pasei. Kemudian dua duta berikutnya yaitu Maulana Malik Ibrahim dan juga Maulana Ishak Asmarkon itu juga diutus oleh Zainal Abidin. bahyansah dari semurah pasir Nah kita lihat bahwa sosok yang kemudian menjadi Sayyidul Awliya di generasi ya Majelis walisullah generasi pertama atau Majelis walisullah generasi pertama yaitu Maulana Malik Ibrahim yang dikenal sebagai Sunan Gresik ya yang kemudian wafatnya juga di wilayah Gresik itu kemudian di Nisan ya di batu Nisannya itu kemudian tertulis inskripsi tulisan yang kemudian disebut sebagai umdah as-salatin wal wuzorah ya umdah as-salatin wal wuzorah tadi itu kemudian kalau diterjemahkan ini merupakan ya fondasi para Sultan dan para wazir yang ini merupakan merupakan gelar wakil Sultan di Kesultanan Samudera Paseh ini menunjukkan bahwa Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik ini merupakan Duta dakwah yang diutus oleh ya sosok yang dikenal sebagai Sultan Ali Zainal Abidin bahyansah penguasa dari Samudera Paseh makanya kemudian ulamanya yang benar dikenal sebagai Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik digelari sebagai Muda as-Solatin wal-Wuzara Fondasi para Sultan dan para Wazir. Wazir itu pembantu Sultan. Dan ini keberadaan dari makna umda as-salatin wal-wazirah itu merupakan wakil dari kesultanan. Wakil dari penguasa. Wakil dari Sultan Samurapase. Maka kedudukan Murni Ibrahim ini merupakan wakil dari Sultan Zainal Abidin Bahyansa. Penguasa Samurapase pada waktu itu. Karena memang beliau diutus oleh kekuasaan Sambu Patapase untuk mengislamkan Pulau Jawa. Berikutnya yang kedua, di dalam batunisannya pun, Sunan Gresik yang wafat pada tanggal 8 April tahun 1419, dikenal pula ya tertulis Burhanudgaulahwadin, yang maknanya adalah penerang negara dan agama. Ini yang kemudian merupakan gelar para pejabat penting negara di era Hilawah Bani Abasyah maka ini menunjukkan koneksi atau hubungan antara Sunan Gresik ataupun Maulana Malik Ibrahim yang terkoneksi juga dengan keberanian Hilawah Bani Abasyah yang ada di kota Cairo, karena apa? karena kekuasaan kesultanan yang menaungi Sunan Gresik yaitu Kesultanan yang dipimpin oleh Zainal Abidin Bahyansa atau Samudera Paseh itu sudah terkoneksi semenjak era Murah Silu. Semenjak pendirinya Malikus Soleh mendirikan kekuasaan Islam yang ada di Loksemawe di wilayah Samudera Paseh. Maka kemudian Sunan Gerasik pun di makamnya di Batu Nisanya tertulis inskripsi di Batu Nisan sebagai Burhanud Daulah Wajin. penerang negara dan agama yang merupakan gelar para pejabat penting negara di era khilafah Bani Abasyah selain itu kemudian juga ada sosok yang kemudian disebut sebagai ya Raden Bagus Paseh ya atau ya sosok disebut Raden Bagus Paseh karena berasal dari Samudera Paseh dua ini yang kemudian dikenal juga sebagai anggota Majelis waliyullah anggota Majelis Wali Songo di generasi kedua dan generasi ketiga. Sosok ini yang kemudian juga disebut sebagai Maulana Fadillah Azmat Khan yang lahir di wilayah Loksemawe di wilayah Samudera Pase pada tahun 1471 miladiyah. Beliau dilahirkan di Pase. Kemudian juga pada tahun 1495 hingga tahun 1510 beliau ini kemudian mengabdi di Malaka. Bahkan kemudian menjadi murid terbaik dari Panglima Perang Kesultanan Malaka Hang Tuah. Dan kemudian sekira tahun 1510 hingga tahun 1521 sosok Maulana Fadilah Azmat Khan ini pun kemudian berguru di India. di wilayah Haramain dan juga sampai ke Usmania. Kemudian pada tahun 1521, Maulana Fadilah Azmat Khan tadi pulang kembali ke Samudra Pase. Direncanakan demikian. Namun di tengah jalan beliau mendengar kabar bahwa pada tahun yang sama, Samudra Pase tengah diserang oleh armada Portugis yang kemudian sudah menjatuhkan kekuasaan Islam di Kesultanan Malaka pada Tahun 1511 sebelumnya, 10 tahun sebelumnya. Maka akhirnya kemudian Fadila Azmat Khan itu akhirnya kemudian memutar kapal lautnya untuk bergabung pada kekuasaan Kesultanan Cirebon. dan Kesultanan Demak pada waktu itu karena Kesultanan Samurapase sudah kemudian nyaris jatuh oleh kekuasaan dari orang-orang Portugis yang sudah menguasai Malaka pada waktu itu dan akhirnya ketika diketahui bahwa penguasa dari Demak yaitu Adi Patimohamad Yunus, kita mengenalnya sebagai Pati Unus berencana untuk menyerang Portugis di Malaka maka kemudian Fadila Azmatkan pun itu kemudian bergabung dengan Pati Unus dan juga diastui oleh Majelis Wali Yulok pada waktu itu. Hingga akhirnya kemudian juga kita mengetahui akhirnya Fadillah Azmat Khan, Maulana Fadillah tadi pada tanggal 22 Juni tahun 1527 mampu mengusir orang-orang Portugis yang hendak mendirikan kuasanya di kota pelabuhan Sunda Kalapa setelah Alfonso de Albekiuqiu menjalin hubungan dengan penguasa kuasa kerajaan Pakuan yaitu Prabu ya sang surawi sesa anak dari Prabu Siliwangi Sri Bandunga Maharaja ya kemudian diusir orang-orang Portugis tadi oleh Maulana Fadila Azmat Khan dan Fadila Azmat Khan itu dikenal oleh kita sebagai Fathila atau oleh orang-orang Betawi dikenal sebagai Falei Tehan oleh orang-orang Portugis yang sebagai pagaril kemudian pada tahun 1527 hingga tahun 1568 ya sosok yang kemudian dikenal oleh masyarakat Jawa khususnya Demak sebagai Wong Agung Sabrang itu untuk memuliakan juga penguasa Demak sebelumnya yang syahid di Malaka namanya adalah Pati Unus atau Adipati Muhammad Yunus dengan gelar Wong ini ya apa namanya itu pangeran Sabrangler gitu penguasa yang kemudian menyebrang sampai ke wilayah utara Pangeran Sabrangrol atau yang kemudian dikenal sebagai Pati Unus Sedangkan sahabatnya yang juga ikut berperang bersama Adi Pati Unus Dan juga bahkan berasal dari Pasai Namanya adalah Maulana Fadilah Azbatkan Oleh orang-orang Demak dikenal sebagai Wong Agung Sabrang Orang agung, orang besar dari wilayah Seberang Dari wilayah Pasai Yang kemudian setelah menaklukkan Portugis disundak alapak dan kemudian diganti menjadi Jayakarta pada tanggal 22 Juni tadi karena disumberkan pada ayat Allah yang menyatakan Inna fathahna laka fathahna mubinah Sesungguhnya kemenangan ini adalah kemenangan yang nyata, kemenangan yang berjaya, kemenangan yang gilang-gemilang. Makakota yang berjaya tadi dikenal sebagai Jayakarta atau Jakarta hari ini. Dan saat itu kemudian beliau diangkat oleh para mertuanya yaitu Sarip Hidetullah Sunan Gunung Jati dan juga ya mertuanya yang ada di Demak namanya adalah Raden Fatah. Kemudian juga kekuasanya diteruskan oleh Adi Pati Yunus anaknya kemudian dikledik. dikuasakan oleh anaknya yang berikutnya yang ketiga yaitu Sultan Trenggono maka Sultan Trenggono mengangkatnya juga sebagai penguasa Jakarta dengan gelar Arya Jakarta yang pertama berikutnya pada tanggal 19 September tahun 1568 ya Raden Bagus Pase tadi atau penguasa yang berasal dari Pase yang terusir ke Pulau Jawa dan menjadi Arya Jakarta yang pertama ya akhirnya kemudian diangkat menjadi Sultan wakil di wilayah Kesultanan Cirebon karena pada tanggal yang sama 19 September tahun 1598 Syekh Sharif Hidetullah Sunan Gunung Jati yang pertama itu wafat maka Fadilah Azmat Khan Maulana Fadillah Azmakan atau Fatahillah atau Raden Baguspase atau Wong Agung Sabrang itu menjadi Sultan Wakil bagi Kekuasaan Kesultanan Cirebon karena cucu-cucu dari Syarif Hidatullah Sunan Gunung Jati itu masih belum siap untuk menjadi Sultan Cirebon. Maka selama dua tahun kekuasaannya, sebagai Sultan Wakil di Cirebon, beliau digelari sebagai Sunan Gunung Jati yang kedua. Jadi Sunan Gunung Jati itu gelar. Yang pertama itu melekat kepada Syarif Hidatullah, yang kedua melekat kepada Maulana Fadila Azmat Khan atau Raden Baguspase tadi. Dua tahun berikutnya, pada tahun 1570, Raden Baguspase, Wong Agung Sabrang, Maulana Fadila Azmatkan, atau Fatahillah itu wafat di Cirebon. Dan beliau dikebumikan persis di sisi dari Syekh Saripidetullah Sunan Gunung Jati. Di komplek pemakaman Syekh Saripidetullah Sunan Gunung Jati di wilayah Gunung Sembung atau Gunung Jati. Di atas puncaknya. Maka dalam protes ini kemudian Sunan Gunung Jati pertama dengan Sunan Gunung Jati kedua itu dimakamkan secara berdampingan. Makanya kadang-kadang orang-orang itu para peneliti kadang bingung. Sebenarnya Sunan Gunung Jati itu ada berapa sih? Kemudian juga Sunan Gunung Jati itu ternyata itu nama gelar bukan nama sosok tertentu. Ternyata yang namanya Sunan Gunung Jati itu ada dua. Yang pertama Sesaripidatullah Sunan Gunung Jati pertama. Yang kedua itu adalah... Maulana Fadillah Azmatan sebagai sunan gunung jati yang kedua Dan telah lazim diketahui juga bahwa Seh Syarifudatullah sunan gunung jati yang pertama tadi Itu kemudian lahir di Mesir karena memiliki bapak penguasa Mesir Namanya adalah Syarif Abdullah Umdetudin bin Ali Nurul Alim Penguasa yang ada di wilayah Ismailia Satu desa kota yang dilindungi oleh Kesultan Mamlu yang berkhidmat kepada kepemimpinan Hilafah Bani Abasyah di kota Cairo itu saja mungkin yang bisa saya sampaikan kurang lebihnya mohon maaf sosok yang kemudian dikenal sebagai Raden Bagus Pase atau Maulana Fadillah Azmatkan itulah generasi terakhir Samudera Pase yang kemudian ikut terlibat dalam Islamisasi Jawa Duwipa di generasi Walisullah yang ada di generasi kedua dan ketiga khususnya di generasi yang ketiga Allahualam biswab, bila itu lahirah Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh