Transcript for:
Kebangkitan Islam dan Idealitas Sejarah

Ya, sebenarnya sudah ada banyak sekali studi tentang kebangkitan Islam. Setidaknya studi ini melibatkan studi-studi yang lain. Kayaknya harus ada nih yang mulai untuk bangun satu kesatuan. Seperti dulu ketika Euro itu bangun dalam bidang mata uang. Kita bisa gak sih bersatu? Orang kita secara alamiah agama kita satu. Orang kita secara alamiah diarahkan pada satu kiblat. Orang zaman dulu kita pernah bersatu setidaknya sampai masa Usmani. Maka pemikiran-pemikirannya mulai muncul. Sesuai dengan tesisnya Fukuyama atau Huntington tadi. Yang lebih menarik lagi Syekh Ahmad Yassin ketika masih hidup Dia ditanya Kapan Israel hancur? 2027 2027 Ini mendekati kan 2024 nih sekarang nih 100 tahun katanya gak ada khilafah Apakah pasti 2024? Saya gak terlalu mau untuk memperdebatkan itu Karena bagi saya tanggal itu gak penting sama sekali Bagi saya yang paling penting adalah Apa yang terjadi sehingga mengakibat sebuah perubahan besar Dan saya yakin kalau ini terus kita jaga seperti ini 2027 bisa jadi ada shifting yang cukup besar 2027 Terima kasih. Oke. Atau misalnya ketika ada orang datang, gimana cara agar anak saya supaya bisa pinter? Karena dia gak bisa menjelaskan secara logika, akhirnya dia bilang, yaudah sini nih, aku pegang terus aku doain aja. Padahal itu juga merupakan sebuah mistika. Logikanya gak dapet, dia jelasin mistika. Nah sama kayak pernyataan tadi, kalau lu gak setuju, lu keluar aja. Lu, kalau gak setuju, harusnya ayo buat kita supaya setuju. Ayo ngobrol. Nah kalau lu keluar aja, nah itu karena gak bisa menjelaskan secara logika. Yang dipakai adalah selain logika. Oke. Ustadz. Kalau dari sejarah Islam itu kan kadang-kadang kita juga agak, agak saya gini-gini. Kan ini di salah satu sisi ada agama ya, tapi di satu sisi implementasi agama. Saya misalnya Mehmed II misalnya, begitu ada panglima perangnya, kalah perang mungkin pilih barat. Tiba-tiba dihukum mati gitu ya, dipenggal kepalanya. Betul. Misalnya lagi Pada Khulafur Sidin Ada pembunuhan Ada pembunuhan Ada perang Sesama muslim Hanya berapa tahun Setelah Rasul wapat Betul Kadang-kadang kalau saya memikir Gimana ya Kemarin itu kita sama-sama Di bawah Rasul Rasul gak ada Udah berkelahi Ya benar Saya gak tahu gimana cara nanyanya ya. Ada gak satu masa yang misalnya kita mengatakan wah ini contoh Islam terbaik. Silahkan. Dieksplor aja. Ya pertama gini Prof. Kalau kita berbicara tentang idealitas. Maka idealitas itu adalah sesuatu yang gak boleh ada ada flaunya. Gak boleh ada cacatnya. Maka itulah idealitas. Dan makanya kalau misalnya konsep idealitas itu diuji. Saya pikir konsep idealitas Islam adalah sesuatu yang termasuk paling teruji. Maka ya Kemarin kita pernah berdiskusi dengan beberapa orang Mereka bilang gini Di dalam demokrasi kita ada check and balances Apakah di dalam Islam ada? Kita ceritainin lo check and balances versinya Islam Gimana caranya agar orang-orang itu Tidak terjebak dalam problematika-problematika lama Misal problematika demokrasi yang paling lama Kuis custodiat, ipsus custodis Siapa yang mengawasi sang pengawas Ini kan problemama Yang sampai sekarang gak pernah bisa diselesaikan Ujung-ujungnya MK itu Terus MK siapa yang ngawasin kan gitu Atau polisi atau kepala polisi Atau presiden sama sekali Kalau orang sudah punya kekuasaan absolut Dia kan power tends to corrupt Absolute power corrupt absolutely Artinya sesama biskota dilarang saling mendahului Nah itu betul sekali Nah artinya secara idealitas Ini justru demokrasi konsep yang sangat-sangat tidak ideal Nah apalagi penerapannya Nah beda dengan Islam Idealitas Islam ini luar biasa Karena misalnya contoh ya, kalau kita bicara tentang check and balances aja, ini ada tiga lapis. Yang pertama adalah lapis individual, yang kedua adalah lapis masyarakat, peers atau pressure daripada komunitas atau masyarakat, yang terakhir adalah kepastian hukum. Nah jadi ada tiga lapis untuk orang lu agar bisa check and balances misalnya. Nah tapi balik lagi, idealitas itu beda dengan realitas. Realitas itu berkaitan dengan manusia. Makanya dikatakan bahwasannya, khilafah ataupun sistem Islam itu adalah daulah basyariah, adalah negara manusia. Kalau negara manusia dia berpotensi untuk salah. Cuman kesalahannya diminimalisir pada kesalahan user. Bukan kesalahan sistem. Jadi inget PDN, itu ada berapa banyak? Ada hardware, ada userware, ada software. Nah, di dalam Islam, itu userware-nya... Biar orang tau, PDN itu pusat data nasional. Pusat data nasional, itu yang kita bilang, backup-nya, itu kesalahan pertama gak di-backup, kesalahan kedua, userware-nya problematis. Nah, jadi artinya kalau kita bicara lagi tentang Islam, kesalahan satu-satu yang dimungkinkan adalah dari penerapan orang-orangnya. Maka terjadilah kemudian problematika-problematika seperti tadi. Tapi hanya saja kalau kita lihat pada problematika tadi, yang problem itu adalah atas-atasnya, bukan masyarakatnya. Maka ketika terjadi perebutan kekuasaan, ataupun problematika-problematika yang lain, ini rakyat tetap makan. Rakyat tidak rame. Sekarang kita sebaliknya, Prof. Di atas itu sebenarnya gak rame. Ketawa-ketawa aja mereka. Kita yang rame. Kita kan yang terbelah kan. Mereka rokok-rokok sambil ketawa-ketawa. Buktinya coba kita lihat. Mohon maaf ya Prof ya. Saya selama hidup. Di Indonesia tidak pernah mencatat pembelahan lebih besar daripada cebong dan kampret. 2019. Dan saya gak setuju banget dengan itu. Dari awal saya gak setuju banget. Kok bisa kita cuma meminimalisir atau mensimplifikasi orang menjadi cebong dan kampret. Kalau lu bukan cebong lu pasti kampret, kalau lu kampret lu pasti cebong. Itu kan ya. Cuma dua itu aja. Tapi kita lihat 2024. Dan di tengahnya Jokowi itu ya. Betul. Dan 2024. Sebagai benchmarknya kan. Benchmarkingnya dia. Betul. Nah dan jadinya seperti apa ketika 2024? Pembelahan yang sedemikian besar. Ternyata itu-itu aja. Ini kan harusnya menjadi sebuah pelajaran kepada kita. Bahwasannya orang itu tidak layak diperjuangkan. Karena people change. Tapi ideologi atau kebenaran. Atau aktivitas yang benar itu gak bisa berubah. Maka bukannya harusnya kita menginvestasikan perhatian kita. Dan loyalitas kita pada ideologi atau aktivitas yang benar ini. Kan sebenarnya seperti itu. Nah maka kalau kita bahas balik lagi. Islam itu adalah idealitas. realitasnya itu yang kita coba untuk tarik mendekati realitasnya. Itu yang pertama. Yang kedua, Sepanjang sejarah Prof, kalau kita lihat ya, separah-parahnya, separah-parahnya Islam itu masih lebih baik daripada sistem apapun yang pernah terjadi. Dan kalau ditanya, yang paling ideal itu seperti apa? Realitas yang paling mendekati idealitas itu seperti apa? Maka jawabannya tentu saja ketika Rasulullah di Madinah. Itulah idealitas yang paling mendekati realitas. Dan kemudian setelah itu ya Khulafur Rashidin. Setelah itu ya berarti kekhilafan Umayyah. Setelah itu Abbasiyah, setelah itu Munayyad Usmaniyah. makin lama makin jauh walaupun sebenarnya tidak semua raja atau sultannya itu tidak semua sultan Yazid gak bisa dijadikan patokan Yazid bin Muawiyah ketika ada problematika dengan Ahlul Bayit dan segala macam, itu adalah tadi kesalahan dalam sejarah, bagaimana ketika Usmani yang terakhir ada banyak sekali kesalahan-kesalahan dalam penerapan Islam seperti ada kayak orang yang dikebiri itu apa namanya? Kasim misalnya. Atau misalnya dia punya istri lebih daripada empat atau ada sultan-sultan yang mabuk-mabuan. Tentu saja kita tidak pungkiri itu. Yang dipanggal ketika kalah perang. Nah itu kalau kasusnya Muhammad Al-Fatih kita bisa lihat pertama gini. Pertama kita tidak bisa ngejudge sejarah dari cuma satu referensi. Maka kalau yang selama ini saya lihat Muhammad Al-Fatih jelas temperamental. Jelas ambisius. Oh memang itu ya. Nipenya memang begitu. Oke, memang penggambarannya begitu ya. Penggambarannya begitu. Tidak salah filmnya itu ya. Tidak salah. Dan itu anak 21 tahun. Kita bisa bayangin anak 21 tahun sekarang seperti apa dan itu lagi hot-hotnya di zaman itu. Dia 21 tahun memimpin pembebasan kota Konstantinopel. Dan setahu saya yang salah satu yang benar-benar langsung dieksekusi penggal itu adalah Halil Pasha. Halil Pasha itu adalah setelah... Pamannya itu ya. Itu semacam kayak paman tapi sebenarnya senior advisor. Jadi kayak ketua daripada penasehatnya Muhammad Al-Fatih. Dan itu dilakukan setelah beberapa lama dia mengumpulkan bukti bahwa ini memang mendapatkan sogokan daripada orang-orang Yunani. Ada lagi yang dihukum misalnya, apa namanya, Suleiman Balta'olu ketika dia kemudian gagal untuk mengeksplosisi pasukan laut, dia diturunkan dan kemudian dihukum tapi tidak dibunuh. Diampuni dia? Tidak dibunuh, dihukum diturunkan dari jabatan karena gak bisa melakukan tugas dengan baik. Dikanti dengan Hamzah Fas. Tapi yang ada yang melawan pasukan Eropa itu akhirnya di pas pulang di hukum mati. mungkin bisa jadi karena pada saat itu ya salah satu hukum yang diberlakukan adalah hukuman mati ketika memang kalau kita zaman sekarang kan ada pelanggaran pelanggaran level rendah ada pelanggaran level berat kalau kayak treason itu kan sudah level berat ya membocorkan rahasia negara ini kalah perang ya? kalau kalah perang sih setahu saya gak pernah dihukum mati oh berarti filmnya versi barat ya betul mungkin tapi kalau pun dihukum mati ya berarti itu bukan hukum islam tapi mungkin sekedar penyimpangan kita bisa katakan begitu Kalau kita lihat ya, yang namanya sejarah Islam ini kan membentang at least sampai tahun 1926 ya, kalau kekhalifanya. 24. 24 ya, sampai 1924. Tiba-tiba orang ngeri-ngeri sedap, wah 100 tahun akan dibangkitkan, pemimpin baru. Betul. 2024 ternyata pemimpin yang itu. Iya betul, betul. Itu bisa dikonfirmasi, lebih dielaborasi. Sebenarnya sudah ada banyak sekali studi tentang kebangkitan Islam. Setidaknya studi ini melibatkan studi-studi yang lain. Misal. Samuel Huntington itu pernah punya buku Class of Civilization. Dia sudah memprediksi bahwasannya sebuah agregasi daripada peradaban itu adalah sesuatu yang tidak bisa dielakkan. Inevitable kan itu kan ya. Maka dia waktu itu bilang bahwasannya nanti dunia akan ter... terpolarisasi. Ada Amerika, ada kemudian Eropa, ada dunia Islam dia sebutkan pada saat itu. Kalau gak salah juga sama ya, Francis Fukuyama juga pernah menulis tentang hal-hal yang sama. Tentang bagaimana dunia itu akan terbentuk ke depannya. Setelah tren dunia akan terbentuk ke depan seperti apa. Nah, kalau kita lihat daripada tren itu, kalau Eropa aja merasa perlu untuk bersatu untuk melawan hegemoni daripada Amerika. Misalnya setidaknya dalam bidang mata uang ya. Nah maka orang-orang Islam sekarang sudah men... mulai mencicipi pemikiran yang sama. Ketika kasus Baitul Maqdis, ketika kasus Palestina, mereka jadi ngerti, oh ternyata kita tidak bisa berduang sendiri-sendiri. Berharap pada Arab, negara-negara Arab, tidak mungkin. Berharap pada PBB, tidak mungkin. Maka harus ada satu kekuatan yang menyamai kekuatan-kekuatan yang dibuat oleh Barat untuk mendukung Israel. Yang paling gampang gini Prof, ketika terjadi pembantaian itu, Amerika kan membantu Israel dalam bentuk military aid. Dan itu 40 triliun sekali bantu. Sementara kita itu cuma bantu humanitarian aid. Yang jumlahnya... jauh banget di bawah itu. Dan itu humanitarian aid dan gak bisa masuk ke tempat. Ini kan sesuatu yang jomplang. Ibaratnya masalahnya apa, bantuannya apa. Kalau terjadi gempa misalnya di Aceh, tsunami di Aceh atau gempa di Tasik atau dimana. Kita kasih humanitarian aid, itu benar. Karena gempanya sudah selesai. Problemnya is solved. Masalahnya adalah ini masih ada problem di situ. Problemnya adalah problem military. Sementara kita gak bisa berbuat apapun secara military. Maka orang-orang mulai mencici pemikiran-pemikiran itu. Kayaknya harus ada nih yang mulai untuk bangun satu kesatuan. Seperti dulu ketika Euro itu bangun dalam bidang mata uang. Kita bisa gak sih bersatu? Orang kita secara alamiah agama kita satu. Orang kita secara alamiah diarahkan pada satu kiblat. Orang zaman dulu kita pernah bersatu setidaknya sampai masa Usmani. Maka pemikiran-pemikiran yang mulai muncul. Sesuai dengan tesisnya Fukuyama atau Huntington tadi. Itu yang pertama. Yang kedua. Arab Saudi bikin satu... tema 2030. Jadi apa tuh namanya ya? Kalau gak salah ya. Saudi 2030, aku lupa temanya. Tapi kemudian sekarang orang-orang semenjak perkembangan dunia terbaru, setidaknya 2030 menandakan banyak hal. Ada perubahan besar, perubahan energi karena dunia sekarang lagi mencari energi baru untuk menggantikan energi fosil. Makanya Arab Saudi harus ganti energi fosilnya menjadi energi terbarukan. 2030, Saudi 2030 itu. Kemudian setelah perubahan-perubahan banyak itu itu sekarang diganti menjadi 2027. Menarik 2027 karena banyak yang memprediksi 2027 akan ada perubahan besar. Termasuk dalam beberapa podcast itu ada juga 2027. Maju 3 tahun setelah kasusnya Palestina. Jadi ada satu pemantik yang sehingga perubahannya jadi jauh lebih cepat 2027. Dan 2027 itu yang lebih menarik lagi. Syah Ahmad Yassin ketika masih hidup, dia ditanya, kapan Israel hancur? 2027. Walalamiswaab, ini mendekati kan 2024 nih sekarang nih, 100 tahun katanya gak ada khilafah. Apakah pasti 2024? Saya gak terlalu mau untuk memperdebatkan itu karena bagi saya tanggal itu gak penting sama sekali. Bagi saya yang paling penting adalah apa yang terjadi sehingga mengakibat sebuah perubahan besar. Dan saya yakin kalau ini terus kita jaga seperti ini, 2027 bisa jadi ada shifting yang cukup besar. Harusnya sih. Jadi kalau kita lihat ya, kan sejarah Islam itu dari tahun... Kurang lebih ya 620 lah ya maksudnya. 610, 620, Mas Sehi, kemudian ke 1924. Betul. Berapa tahun itu? Sekitar 1300. 1300. Kalau dihitung Indonesia Merdeka itu sih baru berapa puluh tahun gitu ya. Maksudnya saya kadang-kadang kenapa kita, Ustaz merasa gak? Tiba-tiba kok kita dip... dipotong cara berpikirnya seribu tiga ratus seribu berapa ratus tahun itu nothing bahwa inilah kalau yang Fukuyama itu the end of history dia mengatakan kapitalisme itulah yang menang seolah-olah gak ada alternatif lagi kapitalisme, demokrasi barat itulah yang akan menang sejarah sudah berakhir Padahal ini kan baru... Ya mereka unggul kan ibaratnya baru berapa puluh tahun aja ya. Menarik banget. Jadi gini Prof, kita agak sulit berdiskusi sama orang ketika orang memang gak paham sejarah. Kalau orang melihat problematika Israel-Palestina itu dari 7 Oktober, itu mendingan kita ajak main bola aja lah. 7 Oktober? 7 Oktober 2023. Oke. Nah kita ajak main bola aja, pake sepatu yang spoolnya agak panjang. Iya, iya, iya. Jadi karena ngajak orang kayak gini diskusi percuma. Kayak gini... Profesor sering nonton series gak? Iya. Pernah nonton Game of Thrones? Iya. Pernah nonton sih gak terlalu sering. Tapi tau saya film itu. Kalau orang itu kan ada sekitar 7 season. Kalau saya gak salah. Atau 8 season. Nah kalau orang nontonnya langsung season kelima. Dia akan lost tuh. Siapa tokoh baik dan siapa tokoh jahatnya. Akan lost banget. Sama kayak orang nonton Naruto. Itu di episode ke 300. Atau 200. Itu dia udah lost tuh. Siapa yang baik siapa yang benar. Nanti orang jahat dibilang baik. Setidaknya pemahamannya tidak akan sama seperti orang-orang yang membaca dari awal. Maka jangka waktu 100 tahun kayak Indonesia. Indonesia belum 100 tahun. Jarak 100 tahun itu adalah jarak yang sangat... pendek untuk menentukan identitas satu bangsa. Maka kalau kita mau menentukan identitas satu bangsa, kita harus mundur lagi misalnya jauh ke belakang untuk melihat sebenarnya identitas orang Indonesia ini seperti apa. Nah, persis seperti sekarang. Jangankan kita, Prof, orang Amerika aja bilang mereka sudah 200 tahun bikin Amerika, itu masih muda mereka tuh. Dibandingkan misalnya, dibandingkan Persia yang 1200-an tahun. Dibandingkan Romawi. Romawi itu dari tahun berapa tuh? 1500 tahun. 1500? Lebih kayaknya, Prof. Karena kalau dihitung dari... minus 400 sampai 1400an sekian, pertengahan mungkin 1900 ya, terlalu tapi 1500 lah, mulai dari Kaisar ya, mulai dari Augustus ya. Nah berarti 1500 tahun, berarti kan ini kan 200 tahun aja masih, mereka bilang infant, mereka bilang orang baru mau, baru mau remaja nih. Berarti Indonesia masih terlalu kecil, nah itulah pentingnya belajar sejarah. Artinya belum final loh. Jauh, jauh banget daripada final, dan ini kan baru prediksi, makanya kan balik, kalau kita balik lagi berbicara ada satu penelitian yang cukup bisa dijadikan sebagai pegangan. Pew Research itu pernah meneliti judulnya tentang the fastest growing religion on all earth, kalau gak salah. Setidaknya penelitian yang sama tentang agama-agama. Mereka memprediksi bahwasannya 2050 itu titik equilibrium antara Kristen dan Muslim. Mencapai satu titik yang sama dan menurut dia secara faktual itu Islam lebih banyak. Secara demografi, secara populasi. Berarti ini sudah shifting kan? Artinya kalau dari segi demografi ini sudah shifting banget. Sekarang berapa-berapa sekarang? Sekarang 1,7 sama 1,7. Kurang dikit lah, less or more. Oke, udah mirip-mirip ya? Udah mirip-mirip. Nah sisanya? Nah sisanya yang lain. Kan banyak juga sisanya. Banyak. Jadi ada yang unidentified gitu kan ya. Ada yang kemudian mereka beragama yang lain. Tapi sebenarnya 1,7, 1,7 ini less or more. Sebenarnya Islam udah memimpin. Karena orang Islam dibandingkan, ya kalau mereka harus berbagi kan ada Kristen, Protestan, ada Katolik dan segala macam, ada Ortodoks. Kalau kita Islam ya Islam, walaupun orang bilang ada Sunni dan Syiah. Tapi yaudahlah yang penting Islam dulu. Nah ini sudah shifting dari segi populasi. Nah dari segi kemudian realnya pemain bola, pemain bola termahal sekarang orang-orang Islam menempati posisi-posisi yang lumayan. Pemain bola termahal, atlet-atlet sudah mulai muncul yang Muslim kemudian. beberapa orang-orang yang kalau UFC itu malah merajai beberapa orang-orang imigran sudah mulai masuk kemudian ke dalam panggung-panggung politik dan seterusnya, bukan tidak mungkin 2050 itu sudah terjadi change of power, minimal muslimnya walaupun bukan as a nation atau as a unity tetapi ya tiba-tiba ya, Ustaz merasa gak kalau dunia ini growing fast ya tapi kok Indonesia regresif malah ya kok ada kecerungan begitu gitu itu yang dibahas juga sama Pew Research jadi lucunya adalah Indonesia kan sekarang negara muslim terbesar di dunia mungkin saat kita berbicara ini boleh di googling mungkin tidak lagi dan 2050 menurut Pew Research kita disalib Kalau gak salah sama Bangladesh atau Pakistan Jangan-jangan banyakkan India katanya orang sekarang Dari segi number ya Cuman mereka kan tidak teridentifikasi secara baik Benar dan tidak sebebas kita Nah artinya kita tuh gak normal Artinya kita tuh gak normal Kita malah turun Nah yang saya baca dari segi pendidikan itu apa yang menyebabkan satu education. Jadi pendidikan. Balik lagi literasi prof. Kita mau mengharapkan apa? Kemarin kita bahas banyak tentang judi online. Kita bahas tentang pinjaman online. Dan kita tahu judi online, pinjaman online, segala macam yang kayak gitu-gitu itu menyasar pada negara-negara dengan literasi rendah. Karena kalau mau bohongin orang, syarat pertama adalah orangnya gak boleh pinter. Iya. Kalau orangnya pinter gak bisa dibohongin. Nah literasi rendah. Kalau ada sinogisme gimana nih? DPR banyak terpapar judi online, yang bisa dibohongi orang yang tidak pinter. Betul. Jadi DPR tidak pinter, jelas. Karena gini, saya baca beritanya dok, jadi gini. Sekarang judi online bukan hanya menimpa orang-orang yang berpenghasilan rendah, tapi juga orang-orang intelek. Saya bilang saya gak setuju dengan berita itu. Kenapa? Intelek tuh gak judi. Jadi bandar dia minimal Tapi kemudian kalau dikatakan Intelekt judi itu tanda bahwa dia tuh gak intelekt Sama kayak gini Prof Ini kita jadi kemana-mana Tapi gak apa-apa ya Ada orang abis nonton film Ipar adalah kematian Yang orang selingkuh lah Terus ngeliat banyak sekali Kasus-kasus selingkuh yang ada di Indonesia Termasuk orang-orang ngomong Iya saya tuh juga kisah asli Saya waktu itu bawa adik saya Akhirnya kemudian selingkuh sama suami saya Dan segala macam Muncul kemudian orang-orang bilang begini Prof Mending mana kalau gitu Oh Orang agama tapi dia selingkuh atau orang berengsek tapi setia? Ini kan gak mikir nih. Iya, iya, iya. Gimana ceritanya? Kalau dia paham agama dia gak selingkuh. Kalau dia selingkuh berarti dia gak paham agama. Kalau dia berengsek mana mungkin setia? Iya, iya, iya. Jadi ini gak main. Nah artinya balik lagi kalau kepada kasus seperti tadi. Kita bicara tentang Islam dan tentang kemudian masyarakat. Masyarakat itu sebenarnya adalah yang harus dididik terlebih dahulu. Agar kemudian Islam itu bisa jadi seperti idealitas yang kita inginkan. Atau setidaknya ya, walaupun regresi tapi minimal bisa untuk diperlambat. Tidak seperti yang disampaikan sama periodistats itu. Satu masalah edukasi, dua masalah imigrasi, yang ketiga adalah masalah convert. Itu yang mereka bahas. Leadership gak? Leadership itu ujungnya nanti kepada literasi, kepada edukasi. Karena efek paling instant menurut saya pada sebuah leadership adalah literasi. Jadi sebenarnya kalau dikatakan apa sih yang dilakukan oleh Nabi Muhammad sebenarnya? Nabi Muhammad itu menaikkan taraf pemikiran. Tidak harus pinter, tapi menaikkan taraf pemikiran. Tidak harus bikin universitas terbaik, universitas terbaik pada saat itu jelas bukan ada di Islam. Tempat olahraga terbaik bukan ada di Islam. Karena Islam pada saat Rasulullah memimpin itu cuma sebuah peradaban kota. Kaabah itu kota, Masjid Nabawi itu kota, gak keren-keren amat. Sementara di satu sisi yang lain ada Ayasofya, yang sudah kerennya luar biasa. Tapi Rasulullah menaikkan taraf pemikiran sehingga mereka... Siap untuk membangun apapun diatasnya Jadi fondasi pemikiran itu diset sama Rasulullah Nah maka kalau umat ini Tidak dinaikkan taruh berpikirnya Dia gak akan mungkin bangkit Nah itu disiapkan oleh Islam Tapi yang jadi masalah adalah Rasulullah kan pemimpin dunia Dan pemimpin Agama spiritual Sekarang kan Tidak satu spiritual Dan apa Ya itu namanya sekularisme Tapi tidak mungkin juga kan Dengan sistem sekarang ini Dulu juga ada juga Orang-orang yang apa dipisah, terpisah gitu ada yang pandai, ada yang memang pemimpin negara raja dan lain sebagainya. Tapi kan yang tidak in favor itu kan rajanya. Tentu saja. Kalau rajanya tidak in favor ya gimana caranya? Kalau problem Nabi kan tadi bagaimana dia mengedukasi masyarakat. Tapi problem kita Kan tau sendiri Ustadz? Betul, ada cerita bagus kalau kita mau lihat peradaban inilah pentingnya belajar sejarah bahwasannya sepanjang sejarah pemimpin-pemimpin yang mulai korup itu akan fokus bukan pada aktivitas politik atau aktivitas pembendahan umat tapi akan fokus pada entertainment. Itu sejarah tuh. Maka kita tahu bahwa kolosium Flavian Amphitheater itu dibangun ketika pajak mau dinaikkan. Ketika pajak dinaikkan, pejabat-pejabat kemudian berpesta pora, lalu kemudian gimana cara agar mereka gak dikritik? Mereka kasih entertain. Entertain kan sebenarnya bentuk pengalihan. Pengalihan politik, political diversion. Nah ini terjadi juga di Persia. Ini terjadi di zaman manapun, termasuk juga di zaman Islam sebenarnya. Ketika orang tuh gak mau dikritik, dia kasih mainan dulu. Nah sekarang pertanyaan kita nih, kita dikasih pencerdasan atau dikasih mainan? Kita dikasih hiburan atau kita dikasih edukasi? Tapi ini bad news atau good news ya? Setiap pemimpin yang mau dipilih selalu menampakkan identitas keislamannya. Ada yang tiba-tiba mulai rajin sholat jemaah. Bahkan katanya karena sudah rajin sholat jumat bisa jadi pemimpin ya? Kemana aja kita semua dulu ya? Enggak maksudnya, ini good news atau bad news terhadap satu hal maksud saya. Ya, bahwa... Agama itu gak juga siapa bilang gak laku. Laku kok. Bagi saya bad. Oh bad news ya? Karena ternyata agama itu cuma jadi pelengkap. Oke. Bukan sebuah penentu daripada sesuatu. Nah itu yang kemudian mereka perjuangkan. Ketika agama itu kemudian jadi pelengkap aja, jangan jadi penentu. Makanya gak boleh pilih pemimpin berdasarkan agama. Bukan gak boleh, itu narasinya. Nah artinya cuma bagi saya sih kayak bad news gitu. Sama aja kayak gini Prof. Kalau kita bicara misalnya tentang menjadi seorang suami. Menjadi seorang suami, kalau bicara misalnya di dalam Islam, wajibnya adalah tentu saja dia bisa menafkahi yang pertama. Yang kedua dia matang secara emosional, bisa jadi pemimpin. Yang ketiga dia punya penghasilan. Dia bisa menafkahikan, itu adalah syarat menjadi suami yang paling minim di dalam Islam. Nah tiba-tiba terus kemudian karena dia tahu preferensi orang itu adalah misalnya pergi ke masjid, maka dia pergi ke masjid. Nah berarti pergi ke masjidnya ini bukanlah sebuah karakter. Tapi sebuah penipuan. Artinya bagi saya bukan good news sih. Tapi justru sebuah praktek penipuan atau praktek manipulasi yang masih terjadi di tengah masyarakat. Oke, tapi laku masih di masyarakat. Tentu saja. Maksud saya artinya di masyarakat sendiri agama tidak ditinggalkan dong. Benar, nah itu good news. Artinya agama masih menepati posisi yang penting di masyarakat. Nah itu benar, itu good news. Tapi dari proses politiknya atau proses dari pemilihnya itu bad news. Karena itu manipulasi. Artinya karena yang paling bahayanya adalah kalau tiba-tiba masyarakat tidak suka lagi melihat orang yang beragama. Nah, itu udah mulai-mulai kali ya. Udah mulai. Udah mulai. Jadi saya lihat sih bahwasannya orang melihat orang beragama kayak tadi. Orang beragama dia tidak peduli dunia. Orang beragama nggak ngerti tentang dunia. Nah ini proses pemisan tadi. Seolah-olah kalau orang beragama dia nggak boleh ngomong politik. Udah lah lu ceramah aja loh nggak ngurus politik. Ingat nggak kemarin Prof? Soalan kasus Gibran ketika mau mencalonkan jadi wakil presiden Waktu itu kan begitu kemudian ada akademisi ngomong Apa yang orang bilang? Lu ngajar aja lah Ngapain lu ngomong tentang politik? Udah lu ngajar aja Ustadz ngomong Udah lu ceramah aja lah Ngapain lu ngomong tentang politik? Apa lagi ngomong? Siapa lagi ngomong? Pakar ahli ngomong, udah lah lu bikin ini aja, lu bikin podcast aja lah. Ngapain lu ikut-ikutan ngomong? Tapi begitu influencer ngomong, nah ini baru benar nih. Ini apa nih? Ada orang yang punya edukasi, mereka punya kapabilitas, mereka ngomong, mereka disalah-salahin. Tapi begitu ada influencer ngomong, gak apa-apa kayak gini. Lantas orang-orang bilang, nah ini baru benar nih. Padahal dia gak punya kapabilitas sama sekali. Nah ini balik lagi ke aku. Kalau aku lihat ini, aku yang jadi sendiri-sendiri sih. Karena aku belum bisa mendidik umat dengan baik. Yakin gak belum bisa mendidik umat ya? Atau karena realitasnya itu adalah realitas hegemoni? Maksudnya dari 2000 orang itu hanya 5 orang aja yang bicara dan dia menguasai alat komunikasi kan? Benar, tetap salah kita. Oh tetap salah kita. Karena gini Prof, kalau kita mikirin itu bukan salah kita, kita akan stres. Karena kita... kita akan berpikir dan mencoba mengubah sesuatu yang di luar kendali kita. Tapi kalau secara pribadi, yang saya kuasai adalah lisan saya, yang saya kuasai adalah tangan saya, maka saya menganggap saya belum cukup untuk berbuat sesuatu. Atau ada sesuatu yang harus saya ubah supaya saya bisa menjangkau lebih banyak orang. Itu lebih mudah bagi saya. Ada satu lagi soal metode. Metode menyampaikan. Ada alasan tertentu misalnya, Saya sudah pernah tanya Orang sudah pernah tanya ke Ustadz Mana yang lebih penting Gaya Penampilan Gaya bicara, penampilan fisik Dengan baju, atribu dan lain sebagainya Atau apa Karena dalam hal berkomunikasi sama ini Kalau substansi Tapi itu kan pintu gerbangnya Tidak kebuka kalau komunikasinya Nah itu Ada apa pilihan Ustadz untuk menyampaikan itu Karena saya lihat Ustadz kan Ada kan yang harus pakai imaman, kalau nggak pakai begitu-begitu nggak bisa tuh. Ini nggak sunnah. Iya, tapi Ustadz kan datang ke sini botak. Iya betul, nggak pakai apapun ya, pakai batik. Tiba-tiba kalau orang paling betul, kucuk-kucuk. Iya betul. Itu ada alasan, dan merasa efektif nggak ketika menyampaikan? Pertama-tama komunikasi itu bervarian. Tergantung siapa yang menerima Makanya teori komunikasi itu banyak Tapi sebenarnya sama-sama memperhatikan Siapa yang menerima, siapa yang menyampaikan Dan media apa yang digunakan Nah kalau teman-teman mau lihat Teori komunikasi Saya sarankan yang paling mudah Ada metode komunikasi AISAS Nah contohnya kita sudah menentukan AISAS kan kita sudah menentukan siapa pendengar kita Dan kita sudah tahu kita adalah orang yang menyampaikan dan kita sudah tahu medianya seperti apa. Nah dalam setiap tahapan itu ada aktivitas-aktivitas yang berbeda. AISAS itu kan stand for attention, interest, search, lalu kemudian action, lalu kemudian share. Nah kalau kita lagi bahas untuk mencari attention nih, maka kita jangan pikirin dulu kontennya apa. Iya, iya, iya. Kita mikirin dulu ini yang heboh seperti apa. Iya, iya, iya. Kita mikirin dulu gimana caranya can be seen, bisa terlihat. Kalau gak jadi yang paling tinggi, jadi yang paling terang, jadi yang paling pertama, jadi yang paling besar. Jadi yang paling aneh Makanya refleron gebrak meja dulu Nah itu attention Maka semua suatu gebrak itu attention Mereka pengen diperhatikan Mereka buat suara, mereka buat noise dan segala macam Berarti jangan mikirin konten dulu Nah ketika kita bicara interest Maka kita bicara emosional Maka kita gak bicara lagi tentang bagaimana untuk menarik perhatian orang Tapi bagaimana agar orang tertarik pada kita Interest itu adalah bagian emosional Kalau ini bukan bagian emosional, ini bagian orang tau aja. Nah jadi kalau misalnya attention itu menjawab pertanyaan what, kalau ini sudah menjawab pertanyaan sudah masuk ke why. Kenapa aku harus follow kamu? Kenapa aku harus dengerin kamu? Dan segala macam. Nah ini berarti masuk interest. Nah kalau dia sudah masuk ke action, maka, sorry, ke search misalnya, maka kita bukan berbicara lagi tentang attention dan interest. Kita udah berbicara tentang referensi. Dan seterusnya, dan seterusnya, dan seterusnya. Maka setiap tahapan ini ada aktivitas sendiri-sendirinya termasuk dalam dakwah. Dan jawabannya adalah, sorry, jawaban daripada pertanyaan tadi, apakah efektif atau tidak? Efektif atau tidak itu bukan hak kita, tapi hak yang dengerin. Nah kalau yang dengerin ini semakin banyak, maka itu efektif. Kalau yang dengerin ini semakin memahami, itu efektif. Dan saya melihat... mengukur dari situ. Tapi kadang-kadang itu terkait dengan kontroversi juga Tuhan. Nah kontroversi itu di attention. Oh oke. Dan itu tidak salah ya? Tidak salah. Kalau sudah sampai disini tidak boleh lagi main kontroversi. Jadi contoh nih kalau sudah masuk dari search ke action maka dia sudah masuk kepada how to. Jadi tidak masuk lagi pada what and why, tapi sudah masuk ke how to, gimana nih cara aku untuk berjuang nih, apa yang harus aku lakukan. Dari action menuju ke share, berarti dia harus memperbanyak sesuatu yang bersifat proud, nah konten baru masuk disitu. Nah jadi konten jangan ditaruh disini dulu. Untung ada Ustadz Jadi bisa dijelaskan ya Kenapa Reply Harun Tiba-tiba gaya komunikasinya marah-marah Kalau kita Itu orang tua nanti yang dengar Itu tepat sekali Ustadz Sekarang ini ada fenomena baru Soal terkait Dengan isu Perpindahan agama, convert, tapi ada yang bilang revert. Ustaz masuk wilayah itu enggak? Walaupun saya tahu Ustaz juga mu'alaf. Soalnya ini kan ngeri-ngeri sedap, in the name of Pancasila, on behalf negara yang toleransi dan lain sebagainya. Itu masuk wilayah itu enggak Ustaz sekarang? Kalau saya lihat kebebasan beragama itu termasuk yang dijamin di dalam Indonesia. Artinya orang bebas memilih agama apa saja. Nah namun balik lagi, kalau saya salah tolong dibenerin ya Prof. Kalau saya gak salah, agama itu kan termasuk salah satu bagian daripada sumber hukum ya? Daripada di Indonesia, sumber hukum positif. Iya gak sih? Atau pertimbangan agama gitu? Bukan, jadi yang namanya sumber hukum itu ada macam-macam. Nah salah satunya norma. Norma Nah norma itu ada norma agama Ada norma masyarakat Ada norma masyarakat Budaya gitu ya Nah berarti bisa dimaksud dalam pertimbangan gitu ya Iya dia bisa jadi hukum Ketika diadopsi oleh hukum negara. Misalnya dalam undang-undang, contoh undang-undang zakat. Oh itu diadopsi? Ya diadopsi dan menjadi norma agama, undang-undang haji. Berarti kalau gitu kita bisa lebih mudah mendefinisikan. Kalau gitu kebebasan beragama ini kan dijamin di Indonesia misalnya. Artinya kalau nggak salah, yang nggak boleh itu adalah secara aktif mengkampanyekan agama pada orang yang sudah beragama. Itu yang nggak boleh ya. Kalau saya yang ini. Yang saya nggak salah ya. Jadi memaksa lebih tepatnya. Itu kan nggak boleh ya. Kalau menyampaikan gak ada masalah. Gak ada masalah ya? Yang tidak boleh itu adalah memaksa. Nah kalau begitu lebih mudah lagi. Berarti sebenarnya kalau soalan agama di Indonesia tergantung kuat-kuatan siapa yang bisa mempromosikan apa gitu. Iya harusnya bukan begitu. Iya betul. Jadi sebenarnya gak ada masalah. Kita kan cenderung menghindari konflik tapi bukan mengelola konflik kan? Benar. Padahal konfliknya itu masih ada. Konfliknya masih ada. Betul. makanya perasaan saya ya di zaman dulu gak ada masalah toleransi beragama kita tinggal di Palembang kita baik-baik saja kita makan candan-candan kita kan lebih parah daripada sekarang kalau candan kita zaman dulu dipakai sekarang bisa masuk penistaan agama tuh Prof penistaan agama atau ujaran kebencian atau perbuatannya tidak menyenangkan tapi yang paling gampang itu ujaran kebencian yang berbasis sara Tapi begini, kembali pada pertanyaan saya, Ustadz masuk wilayah itu nggak? Maksudnya masuk wilayah itu? Kayak Koh Dondi gitu-gitu. Oh, masuk pembahasan wilayah itu. Kalau saya sih lebih kepada nggak sih. Karena gini, saya lebih kepada gini. Kan ada tiga untuk menyampaikan agama Islam. Pertama adalah dengan menjelaskan, dengan contoh ya, hikmah. Yang kedua adalah dengan pembelajaran. Yang ketiga ada dengan debat Saya tuh masih menghindari jelur debat ini Kecuali Abu Janda Believe it or not Itu gak direncanain Jadi waktu itu Ini baru saya buka disini Waktu itu saya bilang pada Tim DTV Saya itu cuma mau dateng Kalau saya lihat itu Kondisinya bagus Dan salah satu kondisi yang gak bagus adalah Saya tuh males memberikan panggung pada orang-orang yang yang bermasalah. Jadi saya udah nanya ini siapa aja yang hadir nih, nah dan gak ada namanya dimaksud, maka saya mau, begitu saya datang ada, jadi yaudahlah, jadi artinya saya bilang yaudahlah namanya juga sudah kejadian ya, tapi kalau saya pribadi. Tapi Believe It or Not juga itu yang paling viral sampai sekarang, puluhan juta yang nonton. Artinya kalau saya sih Saya tidak mendefinisikan diri saya sebagai seorang pendebat ya Atau tidak mendefinisikan diri saya sebagai seorang Apa namanya Apologet kalau misalnya dalam agama Kristen Atau di dalam agama Islam adalah seorang Misalnya Penjelas agama ya Kepada agama lain saya sih belum masuk ke ranah Itu sih Kan biasanya kan orang ketika dia convert itu Ada alasan macam-macam Alasan dia tahu betul Agama semulanya Benar Dan dia menemukan keanehan-keanehan Lalu dia cari perbandingannya Kayak kodondi kan? Betul Tapi ada orang yang tidak pernah Tidak pernah mempraktekan agamanya Tiba-tiba masuk nilai baru dan dia tertarik dengan nilai baru itu tanpa ada perbandingan. Nah Ustadz yang mana? Saya termasuk yang kedua kayaknya. Karena itu Ustadz gak pernah bicara tentang agama sebelumnya. Benar, kalaupun saya berbicara tentang agama sebelumnya hanyalah pengalaman pribadi. Bukan ilmu yang dipelajari secara sungguh-sungguh. Betul, makanya kemarin ada protes kan, oh Felix ini salah kamar. Loh saya tuh cerita pengalaman saya. Saya cerita kenapa saya memilih Islam. Nah pasti ada berkaitan dengan yang tadi. Berarti itu yang kemudian saya katakan bahwa saya bukan seorang ilmiah. Saya lebih tertarik kepada Islam ketimbang dengan agama yang lama. Bukan karena perbandingan ya. Betul. Tapi fun fact Prof. Saya ketika masuk agama Islam. Saya merasa bahwa Islam itu kayak beda dengan agama Katolik. Agama saya yang lama. Oke. Tapi semakin lama saya mempelajari agama Islam. Saya semakin yakin bahwa saya ini dari sumber yang sama. Oke. Contoh misalnya Prof ya. Contoh yang sederhana. Dulu kan kita anti banget nih, wah dia dibaptis nih, dibaptis nih. Kan dibaptis itu kan dimandikan Prof. Iya, iya, iya. Nah pertanyaannya di dalam Islam seperti apa sih kalau ada orang mau masuk Islam? Wudu lah. Ternyata ketika ditanya pada Musab bin Umair, dia menjawab dan tentunya dia pelajari dari Rasulullah kan ya. Maka dia berkata ketika ditanya sama orang-orang, bagaimana caranya kalau kami mau masuk Islam? Dia berkata, kamu mandi, kamu sehadat. Dan sholat turokat Berarti salah satu sunahnya adalah mandi Mandi apa? Mandi wajib itu Permandian itu kalau di kita namanya mandi wajib Sama sebenarnya Sama-sama puasa Sama-sama kemudian punya sholatnya dan segala macam Ya cuma bedanya apa ya Jelas ada bedanya Kalau enggak ngapain saya muslim Tapi maksudnya potensi konflik itu menurut saya Sama-sama melarang Memakan babi. Iya betul. Sama dan segala macam. Jadi potensi konfliknya sih jauh lebih sedikit sih kalau sekarang. Jadi saya melihat bahwa kayak, contoh kayak gini ya Prof ya. Saya melihat bahwasannya orang-orang yang ketika dulu mereka dalam tanda kutip ya. Mewartakan ajaran agama mereka. Yaitu kayak saya ketika saya mendakwakan agama Islam. Karena ini kan satu sebenarnya dari awal sampai akhir. Kita juga mengakui Nabi Isa, kita mengakui Musa, kita mengakui Daud dan segala macam. Nah dan kita tidak membeda-bedakan mereka. Termasuk orang-orang yang beriman di zaman itu mereka juga bagian daripada kita. Oke Iya makanya ini ada pertanyaan ya, boleh gak nitip pertanyaan? Boleh. Katanya soal kitab Hanok, pernah denger ya kitab Hanok? Oh belum? Belum. Karena itu gak relevan nanya ke beliau, itu tanya ke Dendy itu, kitab Hanok ya. Iya, jangan tanya yang gak ahli. Tanya ke Dendy, karena Hanok itu kalau menurut Dendy katanya sumber Bible. Bisa jadi. Karena kalau kayak gitu Prof nanti orang-orang sana pasti akan bilang, Al-Quran juga nyontek kitab ini kata dia. Iya. Dan memang lebih baik menghindari perdebatan eyel-eyelan. Iya benar. Karena nantinya jadinya kebencian. Iya. Dan tiba-tiba dilaporkan kita. Kebencian berbahasa Sarah. Iya betul. Sudah ada Sarah-nya kan. Jadi kalau kayak gitu-gitu biar diselesaikan di meja ilmiah. Supaya lebih pas. Yang tidak boleh melarang debat itu. Kalau mau berdebat ya silahkan aja Tapi dengan orang yang berilmu Karena ada banyak orang juga yang mendapatkan Hidayah lewat jalur itu Dan kita tidak bisa menutup Karena memang di dalam Al-Quran diperbolehkan Misalnya kita fenomena Zakir Naik yang gak boleh dilarang Dilarang kemarin ya Gak ada beberapa negara Kan dilarang Artinya dia tidak siap untuk adu intelektualitas Gitu kan Nah, cuman kita tahu dalam sepanjang hampir seluruh kisah Nabi, itu adalah Nabi-Nabi ketika mereka berjuang, mereka melawannya Umarok. Hanya ada Nabi yang gak lawan Umarok siapa misalnya? Nabi Daud dan Nabi Sulaiman karena mereka Umaroknya. Atau Nabi Nuh Nabi Nuh lawan statusku Nabi Musa lawan statusku Nabi Muhammad lawan statusku Artinya kenapa? Balik lagi Karena yang paling mudah untuk korup adalah orang yang punya kekuasaan Maka wajar ketika orang punya kekuasaan Dan dia tidak punya kebenaran, dia menjadi korab. Nah karena itulah kalau saya secara pribadi, bukan kita tidak memperhatikan penguasa, tapi penguasa sudah melakukan tugasnya mereka. Dan kalau mereka sudah memilih narasinya seperti ini, maka yang bisa kita sadarkan adalah umat. Kita boleh gak sih pergi ke istana kalau bagian saya, kalau saya meyakini? Tidak. Oke. Tidak. Artinya kalau diundang ke istana, Ustaz pasti akan tolak. Apalagi jabatannya. Apalagi.