♻️

Kehidupan Pemulung di Bantar Gebang

Dec 29, 2024

Catatan Kuliah: Kehidupan Pemulung di Bantar Gebang

Pengantar

  • Bantar Gebang merupakan kecamatan di Bekasi, Jawa Barat, lokasi TPST terbesar di Indonesia.
  • TPST Bantar Gebang menerima sekitar 7.360 ton sampah per hari, menarik ribuan pemulung.

Kehidupan Pemulung

  • Profil Pemulung:

    • Siti Nurcani: Pemulung, umur 29, berasal dari Indramayu, menikah usia 16.
    • Seldah: Ayah Siti, umur 60, mulung sejak lama bersama istri.
    • Pak Darka: Merantau ke Bantar Gebang sejak 1989 dari Indramayu.
  • Kondisi Kerja dan Risiko:

    • Tidak ada jam kerja tetap.
    • Sering terjadi kecelakaan akibat alat berat.
    • Banyak pemulung mengalami cedera fisik dari pekerjaan.
  • Tantangan Kesehatan:

    • Pemulung rentan terkena infeksi, cedera, dan penyakit akibat kondisi kerja yang buruk.
    • Tempat tinggal di gubuk-gubuk dengan sanitasi buruk memperburuk kesehatan.

Organisasi Pemulung

  • Ikatan Pemulung Indonesia (IP):
    • Memperjuangkan hak pemulung, seperti bantuan kesehatan.
    • Ketua IP Bantar Gebang: Atif, bertindak sebagai pendamping pemulung.

Dukungan Pemerintah

  • Rencana pemberian BPJS Kesehatan bagi pemulung belum sepenuhnya terwujud.
  • Permasalahan identitas menjadi hambatan dalam akses BPJS.

Masalah Sosial dan Ekonomi

  • Rata-rata pendapatan pemulung lebih rendah dari UMP.
  • Pemulung menghadapi diskriminasi dan stigma sosial.

Pengaruh dan Kontribusi

  • Pemulung berkontribusi besar dalam pengelolaan sampah, mengurangi 500 ton sampah per hari.
  • Tantangan pengakuan profesi dan jaminan sosial masih ada.

Harapan Pemulung

  • Pengakuan sebagai profesi resmi.
  • Jaminan sosial dan identitas yang jelas.
  • Kerjasama dengan pemerintah untuk menciptakan kesejahteraan bagi pemulung.

Catatan ini memberikan gambaran tentang kehidupan pemulung di Bantar Gebang, tantangan yang mereka hadapi, serta peran mereka dalam pengelolaan sampah di Indonesia.