Transcript for:
Keterlibatan Generasi Muda dan Kebinekaan

Selamat pagi Bapak Ibu, mohon kesabaran ya Bapak Ibu karena Ibu Aremi-nya ada kendala di ketika mau join Zoom ada permasalahan. Begitu Ibu Aremi sudah hadir di tengah-tengah kita, kita bisa langsung mulai webinarnya. Terima kasih untuk Bapak Ibu yang sudah bergabung di webinar ini. Acara akan kita mulai begitu Ibu Aremi sudah masuk ke ruang Zoom. Mohon pengertian Bapak dan Ibu, serta terima kasih untuk kehadirannya. Ibu Sahliah, apa kabar? Kabar baik, Bu Aprita. Alhamdulillah, kabar baik, Bu Aprita. Ini Joy masih di rumah sakit ya Bu? Iya masih di rumah sakit ini. Seolah nanti kami ke sana Bu, lihat Bapak. Oke, terima kasih Bu Aperita. Cuman parkir agak susah Bu Aperita. Ya enggak apa-apa Bu. Semangat ya Bu. Iya ya Bu Aperita. Terima kasih ya Bu Aperita. Iya ya Bu. Bu Ida, apa kabar? Baik, Bu Aprita. Sudah lama tidak jumpa Bu Ida. Iya, iya. Sementara ini saya tidak bisa ke Lida ya, Bu. Ya, Pak Giting ya. Terima kasih, Bu. Oke, oke. Assalamu'alaikum Pak Juhri. Wa'alaikumussalam Ibu. Sehat Pak? Sehat Bu, Alhamdulillah Bapak Ibu sehat semua. Alhamdulillah sehat kami semua Pak. Alhamdulillah. Bu Rapiko, apa kabar Bu? Berbaik Bu Itta. Saya belum siap Bu, laporan klinisnya Bu. Sabar ya Bu. Siapkan lah, biasanya Bu Itta cepet. Kemarin anak juga sama anak-anak. Biasanya Bu Itai ini cepat. Iya, itulah lagi banyak kerjaan, Bu. Dimaklumi kok. Besok udah siap, Bu. Oke. Ya, makasih ya, Bu. Ya. Pak Sapril, apa kabar Pak Sapril? Nggak dengar Pak Sapril. Pak Ginting, bagaimana ini, Pak? Ya, sebentar, Ibu. Begitu masuk, langsung kita ini. Begitu masuk, Bu Aremi, baru dimulai ya, Pak? Ya, siap. Baik, Pak. Sholat saya tadi, Bu Apita. Oh iya Pak, Alhamdulillah saya malah belum sholat duha, Pak. Iya, saya sempatkan karena belum dimulai. Pak Ramadan belum dimulai. Pak Ramadan, aduh. Selamat pagi Bapak dan Ibu, mohon maaf ini Bapak dan Ibu, tiba-tiba Pak Ramadan ini ngeluarin remus saya tadi, jadi nggak bisa masuk lagi, terpaksa saya restart lagi semua. Nggak apa-apa, kita mulai aja kan Bapak dan Ibu, nanti saya pindah ke laptop. Nanti kalau misalnya bahannya nggak bisa saya share screen, minta tolong Ibu Afrita untuk share screen, bisa ya Bu ya? Nanti kita minta tolong pihak lidah aja ya Pak Ginting. Ya, siap. Baik. Bu Aremi nggak mau ganti namanya, masih Elora Giovanni itu, Bu. Iya, saya ganti, Bu. Baik. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua, Bapak dan Ibu. Pagi, Bu. Yang saya hormati Bapak Dr. Simpson Ginting, Wakil Kepala Lida Universitas Sumatera Utara. Yang saya hormati Bapak Ibu, staff pengajar MKWK. Terima kasih untuk kehadirannya di webinar pada pagi ini. Yang saya hormati Ibu Dr. Aremi Tarigan selaku narasumber kita pada webinar hari ini. Anak mahasiswa MKWK yang hadir via live streaming yang saya sayangi. Uji dan syukur kehadiran Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan rahmatnya di penghujung tahun 2023 ini kita menutup. Agenda semester ganjil 2023-2024 dengan webinar pelatihan dan pemantapan nilai-nilai kebangsaan. Hafalkan rumus berulang-ulang agar lancar menjawab pertanyaan. Lancar kaji karena diulang, dengan webinar kita mantapkan nilai kebangsaan. Baiklah Bapak Ibu, kita mulai acara dengan... menyanyikan lagu Indonesia Raya. Terima kasih telah menonton! Baiklah Bapak dan Ibu untuk menjemput keberkahan acara webinar pada hari ini. Kita membacakan doa. Doa akan dipimpin oleh Bapak Dr. Ahmad Zuhri Rangkuti, LCMHI. Kepada Bapak Dr. Ahmad Zuhri, kami persilahkan. Baik, terima kasih Ibu Afrita, Bapak Ibu, dan para mahasiswa. Mari kita... Berdoa mudah-mudahan rahmat dan berkah acara kegiatan kita ini semakin kuat persatuan dan kebenekaan diantara kita khususnya. Untuk itu izinkan kami Bapak Ibu yang dikasihani oleh Allah untuk membawakan doa dengan rendahan hati menurut ajaran Islam. Baik. Ya Allah, Ya Tuhan kami kami banyak kesalahan ampunilah kami ampunkan dosa kedua orang tua kami para pahlawan bangsa kami, para pemimpin pemimpin kami dan siapapun yang pernah mengajarkan kami walau satu huruf sayangilah mereka sebagai menamreku menyayangi kami muliakanlah mereka dengan kehadiratmu yang agung ya Allah di tempat yang disenangi di sisimu Ya Tuhan kami Janganlah engkau jadikan hati kami Condong kepada kesesatan Sesudah engkau berikan petunjuk Untuk menjadi insan yang beriman Dalam bingkai kebenikan Dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisimu. Karena sesungguhnya engkau lah yang maha pemberi karunia. Ya Tuhan kami. Satukanlah hati kami. Sebagaimana engkau telah mempersatukan orang-orang sebelum kami. Antara muhajirin dan ansar. Allahumma fattah alayna futuhil a'arifin. Bihikmatik. Wanshurna alayna rahmatik. Wadhakirna mamma nasina. Ya Allah. Dengan hikmahmu. Mohon bukakan. Pitu hati kami. Amin. Bagaimana engkau membukakan Pitu hati orang-orang yang arif Dan limpahkan rahmatmu kepada kami Dan ingatkan kami Apa yang telah kami lupa Wahizat yang maha agung Lahgi maha mulia Rabbana atina fid dunya hasanah Wafil akhirati hasanah Wa qid'a'adha bannar Wa alhamdulillahi rabbil alamin Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Selamat pagi Salam sejahtera bagi kita semua Saya akan memberikan waktu Dan persilakan kepada Ibu Afrita Terima kasih Terima kasih Bapak Dr. Ahmad Zuhri. Selanjutnya kita mendengarkan kata sambutan dari Wakil Kepala LIDA untuk pembukaan webinar pemantapan nilai-nilai kebangsaan bagi mahasiswa dan dosen MKWK Usu tahun ajaran 2023-2024. Kepada Bapak Dr. Simpson Ginting, kami persilahkan dengan format. Ya, baik. Terima kasih, Bu Amita. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Shalom. Om Swastiastu. Namo Buddhaya. Salam Kebajikan. Rahayu. Selamat pagi, Bapak-Ibu semua. Yang saya hormati, Bapak Kepala PT. PT. Lida, Bapak Prof. Dr. Timbangan sendiri, yang kebetulan pada pagi hari ini berhalangan hadir karena ada... Sehingga diwakili oleh saya sebagai wakil kepala MKWK. Dan saya hormati Bapak Ibu Koordinator dan seluruh dosen MKWK yang hadir pada pagi hari ini. Dan kepada mahasiswa usuh tahun ajaran 2023. 2004 yang hadir di live streaming untuk mengikuti kegiatan webinar pemantapan dan lingkungan kebangsaan yang diadakan pada pagi hari ini. Padahal webinar ini adalah kegiatan rutin tahunan yang dilakukan oleh LIDA untuk setiap kemahaman mahasiswa baru di Universitas Sumatera Utara. Dan webinar tahun ini yang ditujukan kepada Selain kepada Bapak Ibu Dosen juga, kepada mahasiswa baru tahun ajaran 2023-2024. Semoga dengan dilaksanakannya webinar ini dapat menumbuhkan rasa kesadaran, memumpuk rasa kesadaran dan pemahaman serta semangat kebangsaan kita sebagai warga negara Indonesia dan memiliki manusia berpraktik bangsa Indonesia yang kuat. Di mana... Di komunitas Sumatera Utara, karakter kebangsaan kita adalah karakter bintang usuh, di mana kesemangat uasan kebangsaan kita itu haruslah tercermin dalam setiap perilaku dan karakter kehidupan kita sebagai warga Indonesia. Dan itu mungkin nanti narasumber kita, Dr. Remy Budutarigan. yang kemudian yang adalah juga alumnus Lehmannas, mungkin bisa lebih memotivasi dan memberikan pemahaman kepada kita mengenai nilai-nilai kebangsaan yang harus kita miliki sebagai warga Indonesia dan sebagai warga akademis tentunya di Indonesia Sementara. Mungkin nanti Orimi bisa mengaparkan lebih baik lagi. dan terkaitannya dengan karakter bintang usuh, yang mungkin demikian yang bisa kami sampaikan, terima kasih Bapak Ibu semua atas kehadirannya di webinar pembantapan milik kebangsaan ini, dan terima kasih juga kepada adik-adik mahasiswa tahun ajaran 2003-2024, semoga dengan webinar ini bisa lebih memupuk rasa semangat nasional kebangsaan kita ke depannya agar bangsa Indonesia semakin maju di kiri per kita yang dimasakan datang. Terima kasih. Untuk itu, webinar pemantapan ini, kemasan ini, kita mulai. Dan saya sarankan kembali kepada Ibu Aplita sebagai moderator. Terima kasih, Ibu Aplita. Terima kasih, Pak Dr. Simpson Ginting, untuk pembukaan webinar pada pagi ini. Bapak-Ibu yang saya hormati dan anak-anak mahasiswa yang saya sayangi, Indonesia sebagai sebuah negara kebangsaan itu bukan sebuah entitas yang hadir dalam ruang hampa. Indonesia hadir lewat dinamika sosial, budaya, politik yang hidup. di tengah ratusan bahasa, ribuan suku, dan puluhan ribu adat istiadat. Keseluruhan keping-keping kecil itu kemudian disatukan dengan proklamasi kemerdekaan. Indonesia bukan sebuah negara yang lahir lewat sebuah kontrak sosial seperti teorinya John Locke. Atau Indonesia juga bukan lahir melalui penundukan atau supremasi. kedaulatan tertinggi. Indonesia lahir melalui kesepakatan pada kesamaan nasib sama-sama bekas kolonialisme Belanda. Empat warisan nilai kebangsaan dari zaman dahulu, yaitu nilai religius, nilai gotong royong, nilai musyawarah, dan nilai keadilan, itu kemudian diadop ke dalam Pancasila yang merupakan Pancasila. ideologi bangsa Indonesia. Nilai-nilai kebangsaan ini, dewasa ini semakin tergerus oleh zaman. Harus globalisasi yang semakin pesat membawa tantangan tersendiri terhadap eksistensi nilai-nilai kebangsaan. Berbagai tantangan yang muncul akibat adanya perubahan zaman. Dan globalisasi terhadap kebersamaan nilai kebangsaan, itu merupakan tantangan dan ancaman yang besar yang tidak bisa kita hiraukan begitu saja. Pagi ini di tengah-tengah kita sudah hadir seorang narasumber, Ibu Dr. Aremi Tarigan. Sebelum beliau menyampaikan paparannya, saya ingin menyampaikan kurikulum VITES secara singkat. Beliau lahir di Kabanjahe, 13 Juli 1973. Beliau adalah dosen tetap di Universitas Prima Indonesia yang mengajar MKWK juga. di Universitas Sumatera Utara. Jinjang S1 diselesaikan di Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Sumatera Utara, Fakultas Pertanian. S2 Pendidikan Agama Kristen Protestan diselesaikan di Sekolah Tinggi Teologi Paulus Medan. Kemudian dokter diperoleh dari Sekolah Tinggi Teologi Paulus Medan. Beliau juga meraih magister akutansi di Universitas Prima Indonesia Medan. Beliau banyak menerima bantuan pendanaan untuk tulisan dan ada hasil karya buku jurnal beliau. Dan banyak menjadi narasumber. Baik untuk mempersingkat waktu, saya persilahkan kepada Ibu Dokter. dokter Aremi Tarigan untuk menyampaikan pemaparan dengan judul Keterlibatan Generasi Muda dalam Mempertahankan Kebinekaan di Era Digital. Kepada Ibu Dr. Aremi Tarigan, kami persilahkan. Baiklah, sebelum saya memulai seminar ini, saya akan... Membacakan pantun terlebih dahulu, buka puasa, makan bubur, minumnya sirup Markisa. Pancasila berjanjian luhur pasapah bangsa Indonesia. Seminar pada hari ini dengan mengambil tema khusus yakni keterlibatan generasi muda dalam mempertahankan kebinaikan di era digital. Saya mohon Ibu Lida ya bisa tolong men-share screen-nya. Jib Terima kasih. Terima kasih sudah di-share screen. Mohon maaf ya, Bapak dan Ibu salah ini dan adik-adik mahasiswa tadi jadi agak panik. Keterlipatan generasi muda dalam mempertahankan kebenakaan di era digital. Next, mengingat sejarah waktu zaman sebelum terjadi kemerdekaan, maka insinyur Soekarno Mempunyai filsafat kita akan menderikan negara Indonesia merdeka sekaligus menuju pada kekeluargaan bangsa-bangsa. Dimana pada zaman itu ada terjadi... Ya, dilanjut Pak. Di Indonesia itu, Indonesia aku menangis pada saat pemberontakan... Bukan pemberontakan, tetapi terjadinya suku-suku yang bermasalah pada disampit tahun 2001, konflik suku Madura dengan Dayak, di mana 500 jiwa meninggal, data yang didapatkan 571. Jadi pada saat itu terjadi pengungsian di langkut keluar Kalimantan, pengungsi di penampungan. Juga terjadi di Ambon pada tahun 1999 sampai 2002, yang konflik antara Islam dengan Kristen, di mana di sini terlihat bahwa adanya konflik yang merengut banyak jiwa, di mana 45 masjid hancur, 47 gereja hancur, sampai ada ruko juga hancur. Ada empat bank yang hancur di mana semuanya ini ketika konflik di Ambon itu terlihat tidak adanya kebinekaan dalam pelaksanaannya. Next, ketika ketunggalan tercabik Lampung Selatan pada tahun 2012. etnik Bali dengan Lampung yang 14 jiwa meninggal, 1.700 orang mengungsi, 166 rumah dibakar, 1 sekolah dibakar, 11 sepeda motor dibakar, 3 mobil dibakar, dan adanya tawuran pelajar yang terjadi di Indonesia, ini yang berulang-ulang terjadi ya. Tahun 2010, 102 kasus, 17 meninggal, 2011, 96 kasus, 12 meninggal, 2012, 2013 yang Penyebab tawuran ini sama sekali tidak jelas. Apa yang mereka lakukan, apa yang terjadi, sama sekali tidak jelas. Yang mengakibatkan tidak adanya kebersamaan jadinya Bhinneka Tunggal Ika dalam peradaban yang terjadi. Next. Maka sejarah membuktikan, padahal sejarah membuktikan, dari zaman... adanya haya muruk pada tahun 1350 sampai 1389, bineka tunggal ika tanhana dharma mangrove berbeda-beda tetapi satu, tidak ada kebenaran yang mendua, ini sudah jelas-jelas dilaksanakan dan diikrarkan dalam kitab sutta soma emputan tular bineka tunggal ika tanhana dharma mangrove. Yang pada tahun 1928, Sejarahnya itu dikeluarnya sumpah pemuda. Sama-sama telah diikrarkan dan dilaksanakan dari seluruh pelosok Indonesia. Hal ini terlihat pada tahun-tahun berikutnya dengan kesatuan hati dengan pada tahun 1945 lahirnya negara baru dengan tonggak sejarah. perjuangan bangsa, kemerdekaan suatu bangsa, lahirnya proklamasi. Seperti tadi yang terdahulu disampaikan oleh Ibu Alfrita tentang bahwa merasa senasib dengan adanya penjajahan Belanda dimana sudah merasa mampu dan mengambil kesempatan untuk bisa bermerdeka dan Pada tahun 1945, kita menyatakan diri kita merdeka, berdaulat dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Dijadikan menjadi semboyan negara kesatuan Republik Indonesia. Jiwa dan semangat bangsa untuk mengembangkan... Kebudayaan, adat istiadat, tradisi, agama, bahasa, tata kehidupan sesuai dengan lingkungan masyarakat. Dalam proses bineka tunggal Ika dari tahun 1928 ke tahun 1945, nilai-nilai kebinekaan tunggal Ika itu satu persatuan. Menginspirasi dan mewarnai dalam undang-undang dasar negara Republik Indonesia. pada tahun 1945 dengan sumber kekuatan yaitu adanya undang-undang. Nah, hakikat Bineka Tunggal Ika itu berjalannya sejarah dan Pancasila ditebarkan, diadakan dalam alinea keempat undang-undang dasar negara Republik Indonesia pada tahun 1945, di mana nilai baik... yang telah disepakati yaitu norma etika, ciri, kepribadian, dan bangsa. Dimana Pancasila yang berbineka tunggal ika tersebutlah menjadi landasan negara Indonesia. Sehingga pada nilai-nilai yang terkandung di dalam bineka tunggal ika ini yaitu nilai baik yang disepakati. Dimana toleransi. Toleransi yang ada dalam kehidupan sehari-hari seperti kita sekarang laksanakannya, sedikit memang sudah tergerus dan terasa di antara kita. Di mana ada satu dua kasus yang kurang bertoleransi di antara umat beragama. Seperti misalnya seperti sebelumnya ada... Demonstrasi misalnya gereja wajib ditutup, masjid juga ada yang dilempari. Hal ini membuktikan sudah mulai turunnya nilai-nilai yang terkandung dalam BINECA Tunggal Ika itu. Padahal dalam waktu tahun 1928, waktu Sumpah Pemuda itu, nilai BINECA Tunggal Ika itu sudah clear sebenarnya. Kita memiliki toleransi, kita memiliki keadilannya, keadilan di mana kita senantiasa merasa kita berada dalam posisi yang adil. Kita tidak merasa kita tertekan, kita merasa kita dihargai, di mana dalam melaksanakan segala sesuatu kita merasa dihargai. Begitu juga dengan gotong royongnya, itu merupakan salah satu wujud kebudayaan yang betul-betul terdapat dalam orang Indonesia, gotong royongnya. Misalnya ada kejadian, ada pesta, di mana yang berpesta itu agama muslim yang mempersiapkan segala sesuatunya, itu yang beragama Kristen. Itu... sering dan lajim biasa kita lihat dalam acara-acara dimana itu menunjukkan nilai-nilai yang tergantung dalam gotong royong. Jadi dalam melaksanakan gotong royong ini betul-betul kita merasakan manfaatnya kita sama-sama merasakan bahwa kita memang mempunyai kebutuhan. antara satu individu dengan individu yang lain. Bahwa kita tidak bisa berdiri sendiri dalam semua kesempatan di mana terpaksa dan harus kita membutuhkan orang lain dalam melaksanakan segala sesuatu. Satu hal yang paling terasa misalnya seperti gotong royong ini ya, ada acara kematian misalnya, saling mengisi kekurangan. Misalnya kalau ada orang meninggal di antara lingkungan kita, kalau tidak ada orang yang mengguburkan maka repot. Tidak ada orang yang membantu kita, sudah sangat repot sekali. Mengapa? Karena misalnya selama ini orang hidup dengan egois, tidak mau tahu dengan orang lain, sehingga ketika perlu bantuan orang lain, maka kebudayaan gotong royong ini. sangat dibutuhkan dalam kehidupan kita. Nah, nilai-nilai berikutnya yaitu sikap hidup solidaritas yang didasari oleh kesadarannya, kita betul-betul sadar. merasa peduli, solidaritas ya peduli dan merasa bertanggung jawab untuk seluruh warga masyarakat untuk ikut ya menangani berbagai masalah sosial. Misalnya seperti tadi ya nyambung dari misalnya ada orang kejadian meninggal kita juga merasa berempati ketika orang dalam keadaan berduka kita solidaritaslah untuk. melaksanakan, mengikuti keadaan. Seperti istilahnya orang kalau lagi menangis, kita ikut sama-sama menangis. Solidaritas ya, ketika orang tertawa, kita akan ikut juga bersama-sama orang di sekitar kita untuk tertawa. Jadi kita mempunyai sains solidaritas yang cukup baik. Nilai-nilai yang terkandung dalam BDK Tunggal Ika yang berikutnya yaitu tentang kejujuran. Merupakan kemuliaan yang dapat membawa kita hidup dengan bahagia ketika kita dapat hidup dengan kejujuran yang sejati. Di mana kejujuran yang sejati ini, ini lazimnya bapak dan ibu, adik-adik mahasiswa, lazim. Untuk tidak berbohong. Contoh kecil yang sering kita laksanakan, misalnya bertelepon ya. Itu mulai dari hal-hal yang kecil. Saya bertelepon, udah-udah, udah di jalan ini. Di jalan, tapi di jalan mana? Bapak dan Ibu di jalan mana? Keberadaannya saat ini. Itu kita mulai dengan kebohongan yang kecil. Udah di jalan nih, udah jalan, udah dekat. Tapi masih... masih sangat-sangat jauh keberadaannya. Bisa satu jam lagi dia baru nyampe. Berarti disitu kita sudah mulai membina kejujuran, kebohongan yang tidak sejati. Sudah mulai belajar berbohong. Jadi hal ini kita tunjukkan bahwa kita mulai dari diri kita sendiri untuk berkata jujur. Kalau memang kita masih jauh, bilang saja kita masih jauh. Tadi ada masalah dengan A, B, dan kita berlaku jujur kepada semua orang. Nah, untuk nilai-nilai kepercayaan ya Bapak dan Ibu, nilai-nilai kepercayaan yaitu di mana seseorang itu bertumpu ya pada orang lain. Kita sudah sangat betul-betul percaya sama orang lain sehingga kita meletakkan nilai-nilai kepercayaan kita sama orang lain. Dimana dalam melaksanakan misalnya kondisi mental ya, kita percaya bahwa didasarkan situasi dan seseorang dan konteks sosialnya. Dimana orang kalau misalnya sudah percaya betul ya, misalnya dalam... keadaan orang akan sharing ya, sharing kepada kita Bapak dan Ibu berarti orang tersebut betul-betul sudah memberi kepercayaan kepada kita untuk kita diberi sharing sehingga dalam hal ini maka kita akan menjaga betul rahasia teman kita yang sudah mau curhat atau sharing dengan kita itu Satu hal konteks yang kecil yang bisa terjadi di antara kita, Bapak dan Ibu, dan juga mahasiswa. Jadi nilai-nilai yang tergandung dalam bineka tunggal ika itu memberi kepercayaan kepada kita untuk bertumpu pada orang lain dimana kita menganggap orang ini bisa kita percaya sehingga kita layak memberikan sharing kepercayaan kita kepada orang tersebut. Nah itu juga nilai-nilai yang tergandung dalam bineka tunggal ika. Nilai-nilai berikutnya yaitu nilai tentang tanggung jawab yaitu dalam kamus bahasa Indonesia ini dibuat bahwa menanggung segala sesuatu. Tanggung jawab itu timbul karena dapat menerima wewenang, yaitu tanggung jawab yaitu yang ada hubungannya dengan konteks tertentu. Pemberi WW6 kepada yang menerima WW6. Itulah nilai-nilai yang terkandung dalam BINECA Tunggal IKA tentang tanggung jawab. Di mana tanggung jawab ini lajim atau harus sudah dapat kita bertanggung jawabkan dengan wewenang yang kita terima. Misalnya, seperti kita ya Bapak dan Ibu diberi tanggung jawab untuk memberi nilai kepada mahasiswa ketika kita selesai mengajar. Nah, memang. tanggung jawab kita untuk memberi nilai tanda tangan, memberi nilai untuk diserahkan kepada lidah sama, ketika mahasiswa menjadi mahasiswa, maka mahasiswa tersebut wajib bertanggung jawab bertanggung jawab untuk menyelesaikan seperti sekarang ini misalnya ya Bapak dan Ibu dan adik-adik mahasiswa ada tugas MKWK ya, projek projek base learning, dimana Projek ini harus sudah siap hari ini mengenai waktunya. Ini berarti semua kita harus betul-betul merasa bertanggung jawab atas wewenang yang diberikan kepada kita, termasuk mahasiswa, sebenarnya sudah 2-3 hari atau 4 hari sebelum hari ini sudah menyerahkan kepada dosennya untuk diperiksa projeknya, sehingga pada hari ini sudah bisa diaksesi. Mengapa? Karena 2-3 hari sebelumnya. sudah dikoreksi sama dosen fasilitator. Nah pada kenyataannya kalau misalnya mahasiswanya juga baru kasih tadi pagi, berarti mahasiswanya juga tidak kurang bertanggung jawab. Nah si dosen juga nggak mungkin serta-merta begitu dikirim langsung di ACC, belum dibaca, tidak juga. Maka sama-sama mempunyai keterkaitan antara WWN yang diberikan dengan pemberi WWN dan realisasinya. Seperti apa tanggung jawabnya? Nah, itu saling berkaitan ya, Bapak dan Ibu dan area di mahasiswa, berkaitan apa yang, yang mana yang posisi kita sebagai dosen, di mana posisi kita sebagai mahasiswa, maka kita harus bertanggung jawab atas peran-peran itu. Nah, pemberi WWNL ketentuan SOP ya, SOP untuk membuat proyek. membuat projek SOP-nya seperti itu, mahasiswa membuat dan yang memberi nilai itu dosen. Jadi dalam hal ini Bapak dan Ibu akan terlihat bahwa dalam melaksanakan tanggung jawab ini, kita mesti serta-merta semuanya tahu seperti apa tanggung jawab kita. Nilai-nilai yang terkandung dalam milik yang ketunggal utsaha itu akan clear untuk disepakati. Nah, berikutnya tentang kepedulian. Kepedulian ini banyak ya, Bapak dan Ibu dan adik-adik, bahwa kepedulian ini sangat penting ya dalam peranan kita sehari-hari. Saya sering perhatikan mahasiswa Skyround, mungkin saya pun nilai salahnya di mana, kepedulian itu. Tidak mengindahkan, tidak memperhatikan, dan tidak menghiraukan terhadap sesuatu objek. Contoh kecil saja, contoh kecil. Misalnya, sesi pertama tadi ya, kita kuliah, sesi pertama. Si mahasiswa yang keluar dari sesi pertama sama sekali tidak peduli, kurang peduliannya. Ada sampah di sampingnya dan dia tidak sengaja atau sengaja, saya pun kurang memperhatikan, jatuhlah sampah itu persis di sampingnya dan dia bisa dengan melenggang, si mahasiswa bisa dengan melenggang, tidak mempedulikan ada sampah. Hal kecil sebenarnya, sampah itu kalau dia angkut, dia taruh ke tempat tong sampah. Ini sudah clear sebenarnya. Maka nilai-nilai yang terkandung dalam BDK Tunggal Ika tentang kepedulian itu sudah selesai. Tapi sepenglihatan saya, sekarang kepedulian ini sangat-sangat menurun. Bahkan seperti kita ketika Bapak dan Ibu dosen mengajar di depan, kalau ada sampah di depan, di depan itu terus persis di bawah samping meja anak-anak tersebut, tidak. Sangat terganggu ya kan Bapak dan Ibu. Eh sampah ini kok ada di sini gitu. Terganggu kita. Tapi begitu kita bilang. Tolong sampahnya, ini anak-anak ini kadang-kadang dia lihat kiri kanan, lihat kiri kanan. Maksudnya kenapa lihat kiri kanan? Kan sampahnya di bawah dia gitu ya. Itu yang nilai-nilai yang terkandung dalam kepedulian ini pada saat ini sudah sangat-sangat kurang. Tidak peduli, tidak memperhatikan apa yang dilihatnya. Itu yang sering saya perhatikan yang sama sekali Bapak dan Ibu tidak ada diperhatikan anak-anak ini. Jadi dalam pikiran saya, Bapak dan Ibu, hal-hal seperti ini untuk kita sama-sama ya Bapak dan Ibu mungkin harus senantiasa kita maksimalkannya. Agak-agak. Terpaksa agak-agak cerewet lah gitu Bapak dan Ibu untuk hal ini. Sama sekali nanti mereka tidak peduli, tidak perhatikan, walaupun ya Bapak dan Ibu kita sudah menegur ya. Ini sontoh kecil di kelas dengan sampah yang ada di samping mejanya. Ini beberapa kali ya saya lihat sepanjang semester ini mengajar, nah begitu di kelas kurang. kurang diperhatikan, maka saya pikir ini nilai-nilai yang terkandung dalam Bindika Tunggal, saya ini tentang kepedulian memperhatikan lingkungan memperhatikan tidak menghiraukan padahal kita sudah bilang jadi hal seperti ini pun sebenarnya Bapak dan Ibu sudah harus kelar sebenarnya ketika menjadi mahasiswa nah sedangkan Nilai-nilai yang terkandung berikutnya yaitu tentang bineka tunggal ikat, tentang produktivitas. Produktivitas ini yaitu hubungan antara hasil nyata maupun fisik dengan maksud yang sebenarnya bahwa produktivitas ini goalnya seperti apa. Bapak dan Ibu, setelah tadi... Ada sembilan nilai-nilai yang terkandung dalam BINYAKA TUNGGALI IKA itu, yaitu toleransi, keadilan, gotong royong, solidaritas. Ini slide-nya yang sebelum Pak Ramadan. Jadi nilai-nilai yang terkandung dalam toleransi, keadilan, gotong royong, solidaritas, kejujuran, kepercayaan, tanggung jawab, kepedulian, dan produktivitas. Akhirnya produktivitas seperti apa? Produk dari nilai-nilai yang ke-8 ini. Itulah hasil dari produktivitas. Maka jika nilai-nilai salah satu dari nilai-nilai yang ke-8 di depan ini terganggu, maka hasil goalnya yang terakhir ya Bapak dan Ibu, maka tidak akan terlaksana dengan baik hasilnya. Maka dari 9 ini, dapat dilaksanakan nilai-nilai yang terkandung dalam Bindung Ketua Tumbal Ika. Esensi dari nilai-nilai ini yaitu, selanjutnya Pak, adanya toleransi Bapak dan Ibu, adanya keadilan, dan adanya gotong royong. Di mana, next Pak. implementasi, Bapak dan Ibu, implementasi adik-adik mahasiswa, implementasi dari toleransi yaitu bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal ini akan tetap harus dibangun dialog, saling terbuka, untuk mendengarkan pandangan yang berbeda. Toleransi ya, Bapak dan Ibu. Saling mengenal dan saling menghargai perbedaan yang ada. Dimana ketika orang berdialog maka tidak akan terjadi miskomunikasi. Seperti yang tadi pembukaannya terjadi tawuran antar pelajar, terjadi kasus ambon sampai beberapa tahun yang betul-betul sama-sama merugikan masyarakat itu sendiri. Itu karena tidak terjalin dengan baik dialog. Dimana saling mengenal dan saling menghargai perbedaan yang ada. toleransi Bapak dan Ibu, maka kasus Ambon tidak akan berlarut-larut agama Kristen dan Protestan yang dengan Islam. Kristen dengan Islam itu sepupu, sama-sama anak Abraham. Yang dari cikal bakalnya pun itu sebenarnya tidak ada permusuhan. Maka ketika implementasi toleransi itu harusnya saling mendengar dan saling menghargai. Di mana implementasi toleransi berikutnya itu mudah memaafkan dan bersifat sportif bila melakukan kesalahan. Etikanya kita akan cepat-cepat meminta maaf, ya Bapak dan Ibu. Maka kita ketika melaksanakan minta tolong kepada orang lain, kalaupun kepada mahasiswa ya, kita akan bilang tolong. Dan ketika kita punya salah, kita akan cepat-cepat minta maaf. Dan satu kebenaran yang lebih hakiki ketika telah terlaksananya, maka kita akan cepat-cepat. mengucapkan terima kasih. Ketika tiga kata kunci ini, maka implementasi toleransi akan sangat bagus, dapat terlaksana dengan baik, yaitu minta maaf, tolong, dan terima kasih. Tiga kata kunci etika ini yang betul-betul dapat kita nilai esensinya dari berpindah katungan kita. Adanya tenggang rasa, sadar bahwa setiap orang berbeda, ketika kita betul-betul sadar, maka perbedaan itu akan tetap menjaga kerukunan masyarakat, persatuan dan kesatuan bangsa yang terjadi dalam konteks implementasi toleransi. Maka kita akan hidup, dapat hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan sangat rukun. Ketika kita mau, mampu, dan berusaha. Berusaha bapak dan ibu dan adik-adik mahasiswa untuk senantiasa mengatakan tolong, maaf, dan terima kasih. Itu kata kunci ketika kita melaksanakan esensi nilai-nilai Pancasila dalam implementasi toleransi. Nah, berikutnya bagaimana kita membangun Next, Pak. Bagaimana kita dapat membangun toleransi? Toleransi itu, slide berikutnya, Pak. Tolong. Tadi sudah dibuat, dibangun dialog, maka setelah dibangun dialog, maka akan diantar-antar masyarakat. Jadi ketika Dialog antar masyarakat majumuk di Indonesia Dengan cara yang terbaik dan efektif Untuk saling memahami Satu dengan yang lain Maka tidak akan terjadi Misalnya Tidak akan terjadi konfliknya Bapak dan Ibu ketika Dialog itu Sudah terlaksana dengan baik Dimana Kita akan terbiasa melaksanakan dialog antara umat beragama, antara orang tua, dosen, dan anak didik. Anak didik dengan dosen dan orang tua, sehingga betul-betul bagus dalam menjalankan toleransi. Nah, ketika... Budaya pendidikannya ketika budaya pendidikan dilaksanakan dalam mengembangkan sikap terbuka dan menerima perbedaan, sportif, saling menghargai, untuk saling memahami, maka efektif satu sama lain akan saling mengerti. Sehingga dalam mencapai pendidikan pun, dalam mencapai nilai-nilai produktivitas pun, akan maksimal nilainya. Mengapa maksimal? Karena tadi sudah dibangun betul-betul apa yang mau ditoleransikan, seperti apa, sudah didialogkan benar-benar. Dan pendidikan seperti apa yang ditempuh dari nilai-nilai yang esensi dari Pancasila. Maka akan terlihat bahwa ketika melaksanakan seni budaya, slide berikutnya Pak. Ketika melaksanakan seni budaya dapat diterima dengan baik oleh semua lapisan masyarakat sebagai alat pemersatu. Pemersatu ya Bapak dan Ibu. Pemersatu bangsa, seperti tadi pemersatu bangsa bermasyarakat dan bernegara. Mengapa? Karena dalam pelaksanaan seni budaya kita sudah sama-sama saling bertoleransi, saling merasa sudah menghargai dengan pendidikan yang ada, maka sembilan nilai-nilai bineka tunggal ika itu dapat dilaksanakan. dengan baik. Next, berikutnya Pak. Nah, ini satu ini ada videonya kayaknya. Nah, implementasi toleransi yaitu sikap terbuka Bapak dan Ibu untuk mendengar pandangan yang berbeda, saling mengenal dan saling menghargai perbedaan yang ada. Tenggang rasa, sadar bahwa setiap orang berbeda, sehingga mudah memaafkan dan bersifat sportif bila melakukan kesalahan, damai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nah, tiga kata kunci seperti tadi, saya sudah sampaikan bahwa kita cepat-cepat minta tolong, minta tolong dan mohon maaf. dan mengucapkan terima kasih. Nah, nilai-nilai esensi berikutnya yaitu nilai esensi tentang keadilan. Seperti tadi ya, ada kasus ya, ada kasus nenek Minah yang dihukum penjara satu bulan lima belas hari karena mencuri tiga buah kakao di perkebunan di mana ia bekerja. Sebelum sidang ia telah menjalani tanganan rumah selama tiga bulan. Nah, kasus seperti ini. bisa saja terjadi kepada siapapun ketika keadilan harus dilaksanakannya. Kasus ini terlihat bahwa mungkin, slide berikutnya, implementasi keadilan dalam keseimbangan dan kebersamaan akses tidak terjadi ketimpangan hak dan kewajiban. Tertuju kepada... orang lain dan harus ditegakkan dan menuntut persamaan. Jadi dalam hal keadilan, Bapak dan Ibu dan adik-adik mahasiswa, kadang-kadang merupakan ketimpangannya. Ketimpang tidak terlihat ketimpangan itulah adil. Tapi dalam situasi tertentu, Bapak dan Ibu, kita tidak harus serta merata merasakan senantiasa Ketidakadilan itu terjadi pada kita. Mengapa? Karena di mata hukum sudah pasti tidak terdapat perbedaan derajat. Kita sama di mata hukum. Tidak berpihak kesana kemari ya Bapak dan Ibu. Nah adanya... Kasus yang pernah terjadi yang anaknya Armand Depary. Nah kasus seperti ini misalnya ya. Mengapa anak ini bisa menjadi seperti ini? Kita bisa katakan bahwa mungkin di dalam pendidikannya ya. Pendidikannya ketika di rumah mungkin tidak terlalu ditekankan untuk tidak. membawa-bawa nama keluarga, nama orang tua, terutama yang sifatnya memang tidak baik ya Bapak dan Ibu. Nah, tapi di zaman sekarang ini ya Bapak dan Ibu kita bisa sama-sama melihat kadang-kadang memang anak-anak mahasiswa ini pada diusianya seperti itu ya, psikologinya memang lebih merasa diri dapat di... banggakan agak lebih istilah bataknya lebih sepanggaron kalau istilah bahasa bataknya, lebih merasa lebih jagoan dengan umur yang seperti itu, tapi anak-anak kita harus berusaha ya untuk tidak gagah-gagah, untuk tidak merasa lebih super Ketika menghadapi segala sesuatu. Jadi, kasus berikutnya yaitu Lanjar Srianto yang kehilangan istrinya karena kesalahan kemudian ditahan karena dituduh kelalaian yang menyebabkan seorang meninggal dunia nah ini juga dari kasus hukum pasti akan dilihat konteksnya seperti apa gitu ya Bapak dan Ibu ya, biasanya seperti itu sehingga kesamaan derajat di depan hukum itu tidak berpihak kesana kemari mengapa? karena... Implementasi keadilan tertuju kepada orang lain harus ditegakkan menuntut persamaan. Next, berikutnya implementasi keadilan berikutnya yaitu menghargai hak orang lain, menghargai hak publik. Nah, misalnya satu contoh yang sering kita lihat ya, persis ditulis dilarang merokok orang merokok di bawahnya. gambar berikutnya Bapak dan Ibu, ini sangat-sangat lajim kita lihat ya, tidak menghargai orang lain dan tidak menghargai hak publik. Juga di khusus busway, tapi semuanya bisa masuk gitu, sehingga tidak ada lagi sains ya, rasa menghargai publik, menghargai hak orang lain. Hal ini sangat akan... Tidak baik ya Bapak dan Ibu ketika melaksanakan dan kita mengaku bahwa kita ini manusia Pancasila, orang-orang yang berbineka tunggal ikan. Sehingga implementasi berikutnya yaitu kitalah yang harus bijak, masing-masing kita bijak untuk tidak melaksanakan pilih kasih. Sehingga implementasi keadilan itu betul-betul bisa dilaksanakan mengapa? karena ketika kita bijak masing-masing ya Bapak dan Ibu gak usah kita langsung menegur orang lain, tapi kita pribadi lepas pribadi bijak maka tidak pilih kasih ya Bapak dan Ibu menegakkan keadilan, maka hal-hal yang menjadi tidak baik dalam nilai-nilai esensi ya, tetap terlaksana dengan baik. Nah inilah ada empat tentang implementasi keadilan. Nah berikutnya yaitu tentang esensi nilai-nilai gotong royong. Nah next, esensi nilai-nilai di mana adanya pelaksanaan ya, Bapak dan Ibu pelaksanaan seperti yang tadi di awal telah saya ceritakan mengenai adanya pesta ada pesta untuk kalau di Kabupaten Karo di desanya tidak di Kaban Jahenya, karena kalau di Kaban Jahenya sudah catering kalau di desanya itu masih begitu, implementasi gotong royong itu berat sama di pikul, ringan sama di cincin, ketika yang meninggal itu yang beragama Kristen, seperti baru-baru ini terjadi di desa kami, Sarimunte di desa itu yang meninggal Kristen yang marhobas menyiapkan catering, menyiapkan segala sesuatu, yaitu yang Muslim jadi betul-betul saling membantu ketika di acara adatnya pun Bapak dan Ibu, itu yang dipanggil duluan rekan-rekan yang beragama Muslim, yang meninggal ini yang Kristen Jadi kita kasih waktu dulu untuk dilaksanakan itu di betul-betul nilai-nilai keagamaannya. Maka budaya gotong royong merupakan warisan budaya bangsa yang tidak membedakan suku, agama, ras, dan budaya daerah. Betul-betul dilaksanakan berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Seperti itu Bapak dan Ibu. Berikutnya, pelaksanaannya bekerja bersama-sama dalam menyelesaikan pekerjaan dan secara bersama-sama pula menikmati hasil pekerjaan tersebut secara adil. Mengapa kita bisa mengambil kesimpulan secara adil? Karena pelaksanaan segala sesuatu itu dirembukkan, didialogkan dengan baik. Karena kita sudah sama-sama merasa sepenanggungan dalam penderitaan seseorang. Di sana dilakukan tanpa pamrih dan sukarela oleh semua warga. Menurut batas kemampuannya masing-masing. Nah, di acara-acara duka misalnya ketika sama-sama mencuci piring, sama-sama makan, mempersiapkan segala sesuatu ya dalam acara adat misalnya. Nah, itu sudah betul-betul kita akan merasa bahwa kita sedasib sepenanggungan. dengan orang-orang yang ada di satu kampung tersebut. Nah, bentuk ketergantungan dan saling membutuhkan antara individu dalam pemenuhan kebutuhannya, ini juga terlaksana dengan baik. Mengapa? Karena sudah didialogkan, sama-sama orang berpendidikan, sehingga implementasi gotong royong itu sudah sangat-sangat terasa dalam kehidupan kita. Nah, next ada... Slide ya, gambar yang tadi di depan saya paparkan, ini betul-betul dalam bentuk gambar ya Bapak dan Ibu. Sehingga dalam melaksanakan segala sesuatu itu, dalam implementasi gotong royongnya Bapak dan Ibu. Next, ada gambar berikutnya. Betul-betul dapat dilaksanakan, dapat diimplementasikannya. Nah sampai sekarang bukti ini bisa kita lihat ya sampai sekarang. Apalagi sekarang Natal ya Bapak dan Ibu berbagi kasih Natal misalnya. Nah itu kita gak pilih-pilih ya Bapak dan Ibu. Yang dikasih yang Natal aja yang gak Natal gitu. Gak seperti itu. Bukan seperti itu dalam esensi nilai-nilai binaka tunggal ika itu. Nah yang terakhir Bapak dan Ibu. Kesimpulannya, BINECA Tunggal IKA yaitu ada nilai esensi nilai toleransi, keadilan, dan gotong royong yaitu nilai yang melekat pada setiap diri warga negara. Nah ini masing-masing kita ya Bapak dan Ibu, memperjuangkan perjuangan bangsa Indonesia sebagai bangsa yaitu nation menjadi nilai dasar pemersatu bagi seluruh bangsa Indonesia. Jangan mau kita, next berikutnya, the video at emperor, cara baru. Kita jangan mau dipecah belah oleh keadaannya Bapak dan Ibu, karena dari awal Bineka Tunggal Ika ini sudah clear dalam diri kita masing-masing. Kita bertoleransi, berkeadilan, dan senantiasa melaksanakan gotong royong. Marilah kita lebih peka ya Bapak dan Ibu terhadap nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Perbedaan adalah karunia Tuhan yang Maha Esa, maka haruslah kita syukuri senantiasa dalam setiap keadaan. Terima kasih. Sebelum saya tutup, saya akan berpantun Bapak dan Ibu. Sidanar keliling Asia, di Asia hanya duduk bersila. Apa dasar negara Indonesia? yaitu hanya Pancasila. Salam Pancasila. Baik, terima kasih Ibu Dr. Aremi. Ibu Dr. Aremi, Bapak-Ibu, sudah memakarkan paparan media dengan topik keterlibatan generasi muda dalam mempertahankan kebukaan di era digital. Ibu Aremi tadi sudah memperlihatkan kepada kita bagaimana fakta-fakta yang terjadi di tengah-tengah masyarakat kita yang bisa kita lihat dari berbagai sumber tentang adanya konflik etnis, tawuran pelajar, tawuran mahasiswa. Padahal kita mengklaim bahwa kita adalah pemilik daripada Bineka Tunggal Ika. Baik, untuk mempersingkat waktu kami persilahkan kepada Bapak Ibu dan kami menunggu pertanyaan dari mahasiswa dari live streaming. Kami persilahkan terlebih dahulu Bapak Ibu yang ingin bertanya ke Ibu Narasumber, Ibu Dr. Aremi. Dari chat ini saya membaca. Sudah ada pertanyaan dari Ibu Prof. Dr. Rosnidar Sembiring. Beliau menyampaikan ibu pendeta yang kami muliakan, yang ibu paparkan, yang berbeda sekali, Bu. Hukum itu tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Ini sesuai dengan hukum-hukum. Rujut pasti bertabrakan. Bagaimana komentar Ibu, itu pertanyaan pertama dari Ibu Prof. Nidar, yang mempertanyakan tentang sesuatu yang terpampang jelas di depan kita sebagai kenyataan kita berkehidupan kebangsaan di Indonesia. Pertanyaan selanjutnya. kami menantikan bisa disampaikan secara langsung dari Bapak dan Ibu peserta webinar, mungkin ada yang ingin menyampaikan secara langsung, baik menunggu pertanyaan dari Bapak Ibu peserta webinar, dan pertanyaan dari mahasiswa via live streaming Kami persilahkan dulu Ibu Dr. Aremi menjawab atau merespon pertanyaan dari Ibu Prof. Rosnidar Sembiring. Ini baru sama-sama, baru. Baru. Baik, terima kasih Ibu Afrita sudah disampaikan. Menerangkan diri saya sedikit, saya tidak pendeta, tapi evangelis, berbeda ya Bapak dan Ibu. Pendeta itu lebih memegang satu jemaat, tapi saya pendidik, pendidikan agama Kristen. S2 dan S3-nya itu pendidik, jadi bukan pendeta. Saya tidak bisa memberkati orang, tidak bisa. Kalau berkodbah bisa, tapi tidak bisa memberkati orang. Karena saya hanya evangelis. Baik Ibu Rosnidar yang ini udah pakar hukum nih yang ngomongnya kan. Udah kalah anak mudanya. Narasumbernya ini memang pendidik agama. Jadi bukan hukumnya Ibu Rosnidar ya. Hukum tajam ke bawah, tumpul di atas. Yang kita lihat memang banyak seperti itu ya Bu. Jadi yang saya paparkan tadi tentang keadilannya, itu memang paparannya diambil dari yang indah-indah ya Bu. Sehingga ketika menegakkan keadilan ini dihukum, udah repot ya kan Bu. Jadi tanggapan saya pastilah orang-orang hukum. Orang-orang pakar hukum akan berusaha untuk lebih baik. Nah, kalaupun misalnya tidak terjadi, Bapak dan Ibu, kalau bagian saya, saya mendoakan supaya hukum itu betul-betul adil. Nah, ketika kepastian kemanfaatannya tidak pernah bisa terwujud, nah, seperti Ibu Rosnidar bilang, Pasti bertabrakan, di setiap manusia hati nurani pastilah itu untuk tidak melaksanakan tabrakan. Saya yakin ketika putusan pengadilan pun orang-orang yang telah disumpah menjadi pakar hukum pasti dia berusaha untuk menegakkan keadilan itu seadil-adilnya. Tapi kalau... Walaupun akhirnya itu tidak terwujud juga, maka bagian kita yang tidak bisa langsung memutuskan, berarti bagian kita berdoa lah supaya terwujud. Karena kita punya roh ya Bapak dan Ibu, kita punya kemampuan untuk melaksanakan itu sebenarnya. Tapi kalau misalnya memang orang-orang yang di dalam hukum itu tidak mau, maka akan bertabrakan. Nah bagian kitalah yang menjadi pendoa untuk itu. Begitu. Bisa ya. Kira-kira ya. Ibu Dr. Aremi Tarigan sudah menanggapi apa yang disampaikan Ibu Prof. Rosnidar sendiri. Mungkin gini ya Bu, yang bisa saya sambung karena saya juga orang ilmu hukum. Mungkin yang mau disampaikan Ibu Prof. Rosnidar itu bukan pertanyaan dari perspektif ilmu hukum. Mungkin pertanyaannya ini seperti ini, Bu. Nilai-nilai kebangsaan yang sebenarnya secara intrinsik itu sudah ada dalam dasar negara yang tadi Ibu sampaikan, nilai-nilai Pancasila tersebut, yang sudah tergerus Ibu tadi sampaikan lewat konflik etnis, tawuran, nilai-nilai kebangsaan yang pada faktanya mulai goyah di masyarakat. Ya kan Bu, dengan contoh konflik etnis, tawuran, dan lain-lain. Itu kan bagaimana tanggapan Ibu tentang nilai-nilai kebangsaan yang digerus oleh penguasa sendiri. Kalau tadi yang Ibu sampaikan dari perspektif bagaimana nilai itu tergerus di masyarakat. Tapi bagaimana nilai-nilai kebangsaan yang digerus oleh penguasa sendiri sebagai pemerintah. Fakta yang terpampangnya. di depan mata kita, terutama karena saya backgroundnya ilmu hukum, bagaimana semua lini kelembagaan negara itu sekarang sudah dikuasai, book quote, unquote, oleh orang bagian dari kekuasaan atau pemerintah. Bagaimana kita secara mata telanjang bisa melihat KPK sebagai sebuah lembaga ekstraordinari. dibentuk sebagai lembaga ekstraordinari untuk menyelesaikan kejahatan yang luar biasa juga, namanya korupsi, itu sudah diperlemah, Bu. Dan bagaimana petinggi-petinggi dari lembaga-lembaga negara itu adalah bahagian dari kekuasaan itu sendiri. Bagaimana mahkamah konstitusi dipelesetkan oleh ramai-ramai orang Indonesia menjadi mahkamah konstitusi. Jadi nilai-nilai kebangsaan itu sekarang, Bu. dipertontonkan dengan terang-benderang, dirusak oleh penguasa sendiri. Itu barangkali yang mau disampaikan oleh Ibu Prof. Rosnidar, dan itu menjadi pertanyaan yang menggelitik juga, karena kan harusnya penguasa itu sebagai teladan buat masyarakat. Tapi justru penguasa sendiri yang mempertontonkan. Penguasa sendiri yang memperlihatkan mereka adalah pihak yang menggerus nilai-nilai kebangsaan tersebut. Barangkali itu, Bu. Dan itu kayaknya nggak bisa pakai doa, Bu Aremi. Kita harus ikhtiar dulu. Kata Tuhan kita berikhtiar dulu. Ikhtiar dulu ya. Ikhtiar baru berdoa. Berdoa. Iya. Setelah kita ikhtiar penuh, baru kita menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Gitu kali Bu. Ini sembari nunggu karena belum ada respon ya Bu. Barangkali ada pertanyaan Pak dari live streaming. Atau ada Bapak Ibu lain, Ibu Ida, Ibu Ance, mau menyampaikan sesuatu terkait kegelisahan kita dengan nilai-nilai kebangsaan di tengah-tengah Pak. Fakta-fakta yang terjadi di tengah rakyat Indonesia saat ini. Agak-agak sensitif dia Bu, jadi agak-agak takut bertanya gitu. Enggak boleh Bu, kita ini kan dalam bingkai akademis. Ya, sebenarnya sih iya. Kita berdebat juga. Enggak ada yang sensitif Bu, ini kan kita bahas secara akademis. Pak Zuhri, ada yang mau disampaikan? Saya jadi kayak di kelas ini, Pak. Tunjuk. Kalau praprasnidar nggak berani saya tunjuk. Beliau udah tunjuk tangan duluan. Ini emang selalu bertanya duluan, praprasnidar. Oh iya, ini ada pertanyaan dari live streaming. Perkenalkan, saya Reksi Ramadhani, dari Fakultas Hukum juga ini Bu. Maksiswa Fakultas Hukum. Nim, ujungnya 096, izin bertanya, bagaimana solusi ya Bu untuk menghadapi goyahnya nilai-nilai kebangsaan? Kurang lebih pertanyaan yang sama ya Bu. Sama ya. Saya coba sedikit ditambahkan paparannya tentang nilai-nilai kebangsaan. Sebenarnya esensinya dari awal itu dari lahir, dari lahir kita sudah punya esensi nilai-nilai kebangsaan itu. Tapi seperti tadi Ibu bilang, ketika kita dipertontonkan dengan tergerusnya nilai-nilai kebangsaan itu, kita pun jadi terpaksa ikut. Bergoyang juga dengan, tergoyah juga dengan nilai-nilai kebangsaan. Hanya saya pikir ya, pada posisinya seperti sekarang misalnya Bapak dan Ibu, kita seperti tadi Ibu bilang ikhtiar ya, kalau orang Kristen itu doa dan puasa ya, baru berdoa dan puasa sehingga nilai-nilai kebangsaan ini orang per orang lah yang harus mulai. Caranya seperti apa, ini pemilu. Kita bijaklah memilih pemimpin. Mengapa? Karena dari awal kan ini sudah diperlihatkan ya, terdurusnya nilai-nilai kebangsaan, menabrak konstitusi seperti apa, pengarahan seperti apa, ini kan kita sudah bisa melihat dan kita menjadi pemilih-pemilih yang bijak, yang pintar. Sehingga kita akan... tidak akan serta-merta memilih pemimpin yang tidak punya nilai-nilai kebangsaan. Kita bisa lihat sendiri seperti apa. Jadi saya pikir dari awal seperti sekarang kita mau lihat supaya nilai-nilai kebangsaan itu tidak tergerus terlalu jauh seperti Ibu paparkan tadi. Nah ini awalnya. Terima kasih. Terima kasih Ibu Dr. Aremi. Baik, belum ada pertanyaan lagi. Mungkin karena mahasiswa juga lagi ujian akhir semester di prodinya masing-masing ya Bapak Ibu. Kami menantikan pertanyaan dari Bapak Ibu yang hadir di dalam ruang Zoom ini. Baiklah Bapak dan Ibu, karena sepertinya tidak ada pertanyaan lagi, baik dari live streaming, kita sampai pada akhir dari webinar kita pada hari ini. Terima kasih kami kepada Ibu Dr. Aremi Tarigan yang telah berkenan menjadi narasumber pada hari ini dengan judul paparan Keterlibatan Generasimu dalam Mempertahankan Kebinekaan di Era Digital. Bapak dan Ibu, paparan Ibu Dr. Aremi tadi sebagai pengingat kita. bahwa kita adalah pemilik dari semboyan bineka tunggal ika. Jadi tentu saja dalam kehidupan kita berbangsa, kita harus menjaga nilai-nilai kebangsaan yang harus kita pupuk terus di dalam kehidupan kita berbangsa dan bernegara, bagaimana kita harus memupuk nilai toleransi, keadilan, gotong royong. Nilai solidaritas, nilai kejujuran. Nilai kepercayaan, nilai tanggung jawab, nilai kepedulian, dan bagaimana kita menjadi bangsa yang produktif terus. Untuk bisa dikenal sebagai bangsa yang berhasil. Baik, terima kasih sekali lagi kepada Ibu Dr. Aremi Tarigan. Kita berikan aplaus kepada Ibu Dr. Aremi Tarigan. Kepada Bapak Dr. Simpson Ginting, kami persilahkan untuk menutup acara. Baiklah, selamat kepada kita semua yang sudah mengikuti webinar sampai selesai pada hari ini. Semoga kemamparan dari sumber yang berperikan bisa... bermanfaat bagi karakter mahasiswa tahun jalan 2023-2024 dan ke depannya. Dan juga sebagai ulasan dan pengetahuan bagi kita sekalian. Dan sebagai ucapan terima kasih, seharusnya kita menjelaskan sertifikat kepada militer sumber, tapi berhubungan dengan sertifikat belum selesai, maka nanti sertifikat akan dikirim menyusul kepada... Bapak Remi, dan kepada juga moderator Bapak Brita, terima kasih atas Bapak perannya sebagai moderator yang sudah cukup luar biasa pada pagi hari ini. Dan juga kepada Bapak Juri Raffi yang telah menguat-uat doa, terima kasih Bapak. Masa-masa yang akan datang. Dan demikian kepada Bapak-Ibu semua. Yang saya makin Bapak Ibu Koordinator dan Bapak Ibu Presiden, terima kasih atas waktu dan partisipasinya, dan kepada seluruh mahasiswa PMKWK Usu tahun 2024, terima kasih, semoga bisa diterapkan dalam kehidupan kebangsaan sebagai orang negara yang baik tentunya. Ini webinar pemata penilai kebangsaan kepada... Ini itu, dan terima kasih semuanya, wassalam, saya kembalikan kepada Bu Afrita. Terima kasih Bu Afrita. Terima kasih Pak Dr. Simpson Ginting, baiklah Bapak Ibu yang kami hormati dan anak-anak mahasiswa yang hadir via live streaming, kami mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan partisipasinya dalam webinar kita pada hari ini. Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi. Kalau ada waktu di masa mendatang, kita akan berweb. Wabillahi taufiq wa qidayah. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat siang, salam sejahtera bagi kita semua. Sekali lagi terima kasih. Saya mau ini, mau Bapak Ibu mohon maaf, lupa untuk men-screenshot ya Pak Ginting. Ya Bu. Jadi dari screen pertama, saya, Bapak Ibu kalau bisa ditampilkan wajahnya, kami beri waktu beberapa saat untuk bisa menampilkan wajah. Mungkin Bapak Ibu lagi sibuk dengan ujian skripsi dan segala macam, tapi untuk menampilkan wajah sebentar saja supaya kita punya evidence. Hai baik Bapak Ibu saya mulai dari screen pertama ya screen kedua baik Terima kasih Bapak Ibu salamualaikum warahmatullahi wabarakatuh selama-lamanya salam warahmatullahi wabarakatuh Terima kasih Bu sopan hari ini terima kasih terima kasih ya Bu Mbak berita terima kasih ya