Video ini bisa jadi video terpenting yang lo pernah tonton. Apalagi kalau misalnya lo mempunyai ambisi finansial yang luar biasa. Tapi gue ada kabar buruk buat lo yang susah fokus, yang gampang banget kedistraksi sama handphone lo.
Video ini akan sangat berguna buat lo pada yang tipe orangnya, kayak orang baca buku. diem dulu, resapain dulu paragraph tersebut, kagak langsung main skim terus. Video ini akan sangat berguna buat lo tipe-tipe orang yang bisa pause dulu, resapin dulu, terus maju lagi, konsumsi lagi. Layaknya orang baca buku-buku yang bener. bener-bener daging banget.
Lu tau kan buku-buku seperti itu? Dimana lu coba baca, terus berasa paragrafnya daging banget, lu diem dulu. Terus lu kontekskan dulu ke diri lu sendiri, lu take notes, terus lanjut.
Video ini akan seperti itu. Tapi kalau misalkan lu tipe orang yang udah mau skim terus aja, nonton sekali terus udahan, percaya sama gue, ini video kagak bakal berguna. Ini bakal cuma konsumsi belakang.
Tapi buat lu yang bisa fokus, tonton berulang-ulang, terus kontekskan ke diri lu sendiri, ini video bakal ngubah hidup. So dari semua perjalanan profesional gue selama 11 tahun, membangun usaha dan membangun bisnis, kiri kanan, punya startup juga. Semua pengalaman gue itu emang berharga.
Tapi gue bisa menitik beratkan ke suatu podcast yang unlock gue punya pemikiran terhadap uang. Yang akhirnya memberikan gue konklusi, yes semua orang tuh bisa kaya dari nol. Yaitu podcastnya Tim Ferriss sama Nafil Rafikan. Pas gue denger podcast itu pertama kali, itu bener bikin gue meledak. Dan gue tau kagak banyak.
Ini ke orang yang mempunyai kemampuan mengakses konten-konten bahasa Inggris. Oleh karena itu hari ini gue pengen share ke kalian gimana caranya kalian itu bisa kaya dari nol tanpa harus hoki guys. Buat masuk ke konsep ini gue rasa kita butuh sama-sama sefrekuensi dulu apa definisi kata nol.
Karena gue tau udah pasti dari sini ada beberapa orang yang skeptis. Bro, nolnya lu sama nolnya gue beda nih. Nolnya lu bla bla bla bla, nolnya gue bla bla bla bla.
Nah, untuk video ini lebih bermanfaat buat lu pada, lu harus setuju dulu, nol itu pokoknya masa sekarang. Gue gak ngomongin masa depan, gue gak ngomongin masa lalu. Kita ada sekarang, sama-sama nol nih sekarang. Jadi buat lu yang sambil bawa koper masalah lu, ini video gak bermanfaat.
Ini video yang beneran mikirnya adalah, oke dari gue yang sekarang tonton konten- Bukan cepet guys. So jadi kosongin pikiran lo pada terhadap masalah lo sama masa depan lo. Oke? Kita sama-sama di hari ini kita tuh 0. So gimana caranya kita kaya dari nol?
Pertama kita harus tau dulu apa sih definisi kaya segala macem. Pada umumnya orang-orang pasti mengasosiasikan kekayaan, kaya dengan suatu instrumen yang namanya uang. Banyaknya yang uang memberikan impresi bahwa itu kaya. Harusnya kita semua setuju kan disana.
Nah, coba kita bedah lagi terhadap apa sih uang ini kan. Kalau kita bedah, uang itu kan muncul karena ada suatu surat kertas, surat berharga seperti IOU. Dan habis itu, itu muncul pun karena... suatu komoditas, contoh emas.
Dan itu pun muncul karena dulu ada aktivitas yang namanya barter. Nah, berarti kalau kita benar-benar telanjangin uang ini, fundamentalnya adalah saat orang itu pengen melakukan sesuatu aktivitas dengan orang lain. Dia butuh suatu instrumen untuk berinteraksi sama orang tersebut. Jadi manusia satu-satunya makhluk hidup yang percaya kan sama uang tersebut.
Instrumen tersebut dipakai untuk kita bisa saling percaya, saling bergerak, saling koordinasi, saling kooperatif berdasarkan instrumen tersebut. Tapi fundamentalnya adalah saling menyelesaikan masalah. So kalau misalkan orang-orang bilang bahwa uang itu adalah sumber masalah, menurut gue kagak salah juga. Karena emang fundamentalnya memecahkan masalah. Untuk bisa koordinasi, untuk bisa kooperatif antara makhluk hidup.
Jadi premisnya ada kalau misalkan lu mau uangnya banyak, lu harus bisa memecahkan masalah juga banyak banget. As simple as that. Sesederhana itu guys. Jadi kalau ngomongin uang, gue berasa ini linear sama value-nya lu. Jadi lu punya nilai tambah, Lu bisa mendapatkan uang, uang adalah value, nilai tambah lu yang lu kontribusikan ke orang-orang sekitarnya lu.
Semakin besar masalahnya, semakin besar juga uangnya. Dari kata uang tersebut, orang-orang kan pengen nih namanya itu kaya. Dimana kalau misalnya kita ngomongin bahasa Inggrisnya adalah rich kan.
Tapi ada yang namanya wealth, ada yang namanya status. Nah ini semua ada hubungannya sama yang namanya uang. Atau money. Pada umumnya orang pengen tuh di tengah, dia pengen rich, pengen punya uang, money banyak banget gitu. Karena kalau di transfer plek-plek, rich adalah kaya, semua orang main kaya gitu kan ya.
Tapi kalau misalnya lu kejar uang, menurut gue lu kalau bisa kenal yang namanya freedom. Jadi gue punya keyakinan yang orang-orang pengen itu sebenarnya itu bukan uangnya, tapi hasil dari uang yang kita punya. Yaitu semakin banyak uangnya, ya kita semakin punya kebebasan kan ya, untuk ngelakuin apapun yang kita mau.
Tapi fakta kalau misalkan lu rich, belum tentu lu punya yang namanya freedom. Kita ngomongin paling mudah buat semua orang bisa relate mungkin adalah kita ngomongin profesi-profesi yang berpenghasilan tinggi. Seperti dokter contoh, apakah dia kaya? Secara profesi dan industri terkesan profesi yang selalu berpenghasilan tinggi. selalu diinginkan karena udah pasti demandnya ada, dan gaji dan tunjilannya pun juga luar biasa.
Tapi apakah dokter itu punya freedom? Pertanyaan. Kebebasan untuk memilih waktu yang diinginkan.
Jadi sebenarnya yang orang inginkan itu menurut gue bukan rich, tapi kata-katanya adalah wealth. Maksudnya apa kalau wealth itu adalah bahasa Indonesia nya kekayaan. Tapi mungkin banyak orang yang masih agak bingung terhadap maksud kekayaan sama kaya bedanya apa.
Gue coba jelasin kayak gini lah ya. Kekayaan adalah saat lu punya beberapa aset yang lu tidur pun, itu tetep jalan. Kayak sekarang lu dikonsumsi video gue, lu nyantai banget karena lu tau, oh gue ada aset yang bergerak nih, lagi masukkan gue duit.
Lu nyantai-nyantai aja. Menurut gue, aspirasi orang itu harusnya bukan kaya, tapi mencari yang namanya wealth. kekayaan. Kalau misalnya lu cuma kaya doang, lu berarti belum punya aset yang bisa menggerakkan lu punya kekayaan.
Tapi bener, ini lu butuhkan untuk awal, untuk lu bisa akhirnya masuk ke wealth. Tapi poin yang pengen gue share disini adalah, begitu lu udah jadi rich, udah jadi kaya, lu pastiin kayanya itu bisa transfer jadi kekayaan. Tapi ini bukan aimnya lu. Being rich bukan aimnya lu. Lu harus cari kekayaan.
Terima kasih. Nah lanjut ada yang namanya status. Apakah lu banyak uang bisa membawakan lu status?
Mungkin aja. Tapi status ini yang gue baca dari bukunya The Courage to be Disliked, sifatnya itu kan vertikal ya, bukan horizontal. Maksudnya apa? Ada hierarkinya. Oh lu di income bracket berapa?
1M. Oh lu bayar pajak berapa? 5M, 10M, 20M, 1T, segala macem. Selalu ada hierarkinya kan. Dan untuk lu aim ke sana, fungsinya apa?
Karena sekali lagi, kita akan mencari kekayaan di konteks kita masing-masing. Kita udah mulai dari nol, dan abis itu kita punya kekayaan, setiap orang kan beda-beda. Jadi status itu terkontekskan dengan diri kalian. Definisi status ini fungsinya apa nih?
Apakah status itu memberikan freedom? Kagak. Jadi kalau ditanya, apa yang lo harus aim, apa yang lo harus targetkan, bukan reach, bukan status.
Sekali lagi, status tidak memberikan lo yang namanya freedom. Freedom. Sedangkan dari tiga kata ini yang memberikan freedom, hanyalah wealth.
Kekayaan. Buat kalian yang udah mulai paham, mungkin kalian berasa oke aksinya gimana bro, gimana caranya kita punya aset yang bergerak. Yang pada umumnya untuk mempersimpel ini semua, kalian itu bisa masuk ke beberapa instrumen keuangan. Contoh paling mudah mungkin yang orang bisa relate adalah saham. Tapi jangan berhenti di sana aja.
Kalian harus berpikir dalam konteks bahwa di sumbu X kalian itu ada waktu. Di sumbu Y adalah uang. Kalau kalian masih berpikirnya rich, dimana kalian itu pokoknya dapat proyek gede, tapi tetap kalian harus mengalokasikan waktu luar biasa banget, berarti linearkan nih, waktu dan uang. Nah, yang lu pengen adalah, gimana caranya awal-awal itu lu gak apa-apa, gak gede, tapi bisa ada sesuatu yang eksponensial banget. Nah caranya adalah saat lo mempunyai suatu equity ke suatu usaha.
Atau ngomong simpelnya saham di suatu usaha. Lo buka bisnis, buka usaha. Karena konsepnya sekali lagi.
Lu gak mau jadi cuma rich, mungkin gak lu disini bisa jadi rich? Mungkin. Nah pada umumnya orang kagak mau nih nunggu di awal-awal kayak gini.
Kenapa? Karena kan, wah anjrit. Gue kan disini udah bisa dapet contoh 10 juta per bulan nih. Karena lu masih jadi karyawan contohnya.
Tapi kalau misalnya lu jadi pengusaha, mungkin aja lu gak dapet 10 juta per bulan. Mungkin aja lu cuma dapet 2 juta, 3 juta per bulan. Kenapa gitu? Karena...
Pada umumnya yang etikal, yang bermoral, pengusaha yang punya bisnis itu kan digajipan terakhir. Kita harus mensejahterkan kita punya karyawan dahulu, baru si pemilik usahanya. Nah orang-orang tuh udah gak tahan nih disini nih.
Nah balik lagi pertanyaannya, kalian mau cari Rich atau mau cari Wild? Kalau misalnya kalian cari Rich, gak apa-apa guys, kalian lanjutin terus aja, disini 20 juta, disini 30 juta, tapi kalian bakal selalu terkontekskan ke kalian punya waktu. Kalian harus punya suatu... Usaha dimana gak terkontekskan dengan waktunya kalian.
Gak linear gitu. Mungkin disini ada yang berasa bahwa bro tapi apa yang kira-kira gue bisa lakuin ya? Usaha gue apa gitu ya?
Nah itu kan kita ngomong keterampilan ya. Tapi gue rasa jangan ngomongin dari sisi lu dulu gitu. Kita ngomongin apa sih yang bener-bener market butuhin.
Jadi kan pada umumnya kita tau lah ya. Market itu pasti punya pasarnya. Dimana ini apa yang orang butuhkan. Apa yang orang butuhkan. Disini adalah apa yang orang butuhkan tapi udah tau gimana caranya.
Jadi di sebelah kanan ini marketnya udah ada nih. Apa yang orang butuhkan tapi udah tau gimana caranya. Nah tapi lu harus cari interseksi lagi. Apalagi solusi yang bisa gue tambahkan gitu loh.
Apa yang orang butuhin gitu. Solusi apa yang lebih bagus gitu kan. Nah disinilah dimana lu bisa dapet kekayaannya lu.
Rich. Contoh kalau misalnya kita ngomongin konsep bisnis tech. Orang udah tau kan untuk dari poin A ke poin B itu butuh yang namanya transportasi. Jelas.
Nah, tapi gimana caranya bisa lebih cepat? Oke, ada yang namanya mobil. Habis itu lanjut lagi kan.
Mobil tapi gak semua orang punya mobil. Oke, ada orang menyediakan jasa mobil. Jasa sewa mobil.
Tapi jasa sewa mobil mungkin kemahalan. Lanjut lagi. Oh, ada orang memberikan jasa mobil sesuai dengan...
dari poin A ke poin B aja abis itu lanjut lagi disrupsinya terhadap marketplace yang menyediakan orang-orang yang mau jadi supirnya jadi banyak banget kan iterasi, banyak banget kan hal yang bisa kita lakukan di dalam diagram ini fundamentalnya apa bro lu bisa ngomongin bahwa banyak banget yang masih bisa dilakukan karena internet Itu menurut gue udah ngubah segalanya. Bisa dibilang dulu itu kalau misalnya kita punya karir sebelum pre-internet, paling cuma segini doang gitu. Tapi dengan adanya internet, bisa menurut gue besar banget, luas banget marketnya. Kita ngomong dulu mungkin orang-orang buka toko baju di Jogja.
Pre-internet ya berarti cuma di Jogja aja gitu kan. Tapi setelah ada internet, besar banget kan. Bisa bahkan satu Indonesia, bahkan bisa global gitu. Ini gue pengen kalian bener-bener coba resapin deh, buat kalian tuh kebayang gitu loh. Banyak orang berasa, ah bro gue mah ngelakuin ini buat apa bro?
Udah banyak pesaingnya segala macem, ada ini, ini, ini. Yes bener gitu loh. Tapi kalian harus mikir juga bahwa di dalam konteksnya global, di konteksnya internet, ternyata mereka tuh belum gede-gede amat loh. Dan kira-kira masih ada pasarnya gak ya? Itu yang harus kalian pikirin Jadi jangan terkesan kayak Aduh bro ini udah banyak kompetisinya Udah Red Ocean segala macem Enggak guys It's okay guys Mau Red Ocean pun it's okay gitu Internet itu unable Kayak ngebantu lu Untuk ngelakuin ini semua Secara masif Jadi contoh kalau misalkan Ini lu ngomong industri baju gitu kan Sebelum internet dan setelah internet Lu mungkin ngeliatnya bahwa Oh udah ada si A Si B Si C gitu kan Si D gitu kan ya Tapi disini masih Ada lu peluang disini Dan disini lu gak usah ngomongin semuanya deh Ngomongin segini aja gitu Udah Udah cukup signifikan belum dengan ambisi finansialnya lo?
Kalau misalnya cukup, kerjain. Cuma kerjain ini kan yang bikin orang-orang tuh berasa gak sabar kan. Aduh, bro kok gue udah coba kerjain gak terjadi apa-apa ya?
Ini yang kenapa gue selalu rekomendasikan buku Atomic Habits itu. Dimana dia bilang 1% aja setiap harinya itu bisa compounding sampai 37 kali. Tapi kalau misalnya lo kagak bergerak, alhasil dunia tetap bergerak berarti lo in a way mundur kan ya.
Lo 1% persen setiap harinya minus dulu ya itu lo bisa sampai minus 97,5% dalam setiap hari Jadi ngomong kasarnya, lu kagak ngapain-ngapain di tahun ini, di tahun depan lu udah nge-relevant. Lu minus 97,5% bos. Nah konsep ini, menurut gue bener-bener harusnya nge-trigger kalian gitu. Dimana ini kalian cuma nyinyirin orang bahwa, oh bro ini mah susah lah segala macem.
kayak ngapain blablabla gitu kan ya lu gerak 1% aja lu iterasi terus bakal ada akhirnya nunggu lu tapi gue ngerti, kayak semua manusia orang kagak bisa kan meng-comprehend mempunyai suatu pemahaman terhadap yang namanya compounding effect berlipat ganda terus Contoh gue bilang ke lu pada kalau misalkan lu punya uang 1 juta, di hari ini lu bisa dapet 1%. Dimana di akhir tahun bisa sampai 30 jutaan. Lu pada ambil gak? Pasti ambil dong ya. Tapi kan orang berasa anjret panjang banget kan ya.
Dan ini kagak salah, pada umumnya orang kagak bisa comprehend. Dan itu kenapa gue berasa sayang banget itu. Orang-orang karena udah kagak umum dengan kata-kata compounding, kagak umum dengan kata-kata iterasi, iterate, karena kan lo harus iterasi terus nih, karena lo harus ada perkembangan setiap 1% setiap harinya gitu, lo kagak...
Pengen cuma diem doang. Berarti kan lo harus iterasi terus nih. Apa yang salah ya?
Hmm refleksi dulu, terus tanya kiri, tanya kanan, terus coba lagi, terus ternyata salah lagi, terus tanya kiri, tanya kanan. Nah itu kan sesuatu proses yang luar biasa susahnya gitu. Ditambah kita kagak umum sama kata-katanya.
Yap. Orang-orang pasti berasa, ah udahlah gue linear aja lah. Akhirnya cuma disini-sini aja. Which is gak salah kalau misalkan itu ambisi finansial kalian. Tapi kalau misalnya fakta bahwa kalian udah nonton video gue sampai detik ini.
Gue yakin lu gak pengen kan disana-sana aja. Lu pengen yang bahasa Inggrisnya compounding. Dan di konteks compounding ini pun yang paling objektif kan pasti duit ya.
Tapi gue mau coba ngelebar dikit. Gak cuma duit loh guys. Kita ngomongin namanya relationship.
Partnership. Nah. networking, juga sama loh. Jadi lo gak usah kayak sekan-akan, oh gue besok harus ketemu A, besok gue harus ketemu B gitu kan ya.
Enggak guys, lo pelan-pelan aja, nanti ada satu titik, yang itu akan semuanya eksponensial gitu loh. Dan sama juga, mengakusisi keterampilan baru. Yang dimana terlihat gak ada duitnya juga kan. Contoh kalau misalnya lo punya habit, membaca buku aja. Menurut gue itu bisa ngebantu lo banget.
Dan lo mungkin kagak liat, untuk 6 bulan, 7 bulan pertama gitu loh. Tapi gitu bulan 8, bulan 9, bulan 10, lo mulai dapet nih efeknya nih. Anjir, bikin gue logikanya lebih nyala ya.
Bikin gue lebih berasional. Bikin gue tuh berpikir secara lambat. Bikin gue berpikir secara kritis.
Jadi banyak banget hal-hal yang bisa kalian lakukan di dalam konteks compounding ini. Gue bisa ngertiin buat orang-orang yang berasa bahwa dari nol tapi akhirnya ada orang-orang yang pengen mematahkan semangat mereka. Kayak dia punya rekan, dia punya kolega, dia punya keluarga segala macem.
Gue ngerti semua orang mempunyai. konteks masing-masing. Gue kagak bisa mengeneralisir ini semua.
Tapi gue bisa share tiga karakter yang menurut gue lo harus coba cari. Pertama jelasnya harus pintar kan ya. Intelligence. Harus punya energi luar biasa. Antusias orang ya.
Dan terakhir yang menurut gue yang penting adalah integrity. Integritas. Intelligence menurut gue no brainer, lo harus ketemu sama orang-orang yang lebih pintar daripada lo. Lo harus bisa membuat suatu ekosistem bahwa lo masuk ke ruangan tersebut, lo belajar sesuatu. Lo kagak pengen masuk ke ruangan tersebut bahwa, hajrat gue pengen pintar nih, udah gue disini terus.
Bahaya buat lo. Energi juga sama. Lo harus ketemu sama orang-orang. Yang bisa mantulin lo punya energi juga. Sama-sama positif.
Dibandingin ketemu sama orang. Aduh anjret keserap banget ya gue punya energi ya gitu kan. Lo harus bisa sama-sama antusias ke lo punya goal.
Terakhir integritas. Ini juga penting banget gitu loh. Percoba lu punya lingkaran yang bener-bener pinter banget. Energinya antusias. Tapi ternyata gak punya integritas.
Bisa tusuk lu dari belakang. Ya lu mati. So setiap kali kalian mau mencoba.
Masuk ke ekosistem baru. Atau bahkan mencari partner. Cari ini tiga. Pinter.
Punya energi. Antusias luar biasa. Dan yang menurut gue paling penting integritas.
Jangan sampai dia itu gak punya integritas. Gak punya moral. Gak punya etika.
akhirnya malah bikin ribut-ribut doang dan uniknya dari ini semua ya menurut gue ini intelligence bisa kelihatan energi bisa kelihatan integritas ini ya menurut gue butuh waktu lu harus sambil berjalan lu lihat cara dia ngomong cara dia memperlakukan kiri kanan lu background check segala macem akhirnya tau lah ini orang tuh punya integritas atau enggak ini emang paling susah buat kalian yang bingung kayak yaudah bro kalau gitu checklistnya apa ya apa yang harus gue nanya segala macem ya menurut gue simple ya dimana Pokoknya yang lo butuh tuh orang-orang. Orang tuh yang rasional dan optimis. Kalau misalnya kalian berasa energy sama intelligence itu terlalu abstrak, pokoknya rasional, dia punya fundamental kenapa dia ngomong tersebut, dan yang lebih penting lagi orangnya tuh harus optimis. Jadi rasional, fundamentalnya, tapi abis itu optimis.
Dan ini pun bisa balik lagi gitu kan ya. Dibandingin kalian ketemu sama orang yang kerjaan itu cuma jadi skeptis atau bahkan sinis kasarnya dan disini dia pesimis. Nah menurut gue ini membahaya gitu. Karena orang-orang kayak gini tuh terkesan kayak gak ada value-nya buat ngobrol sama mereka juga gitu. Kerjaannya kasih peran antagonis dulu, gak kasih solusi.
Kayaknya semua serba negatif gitu. Dan itu kalau misalkan makin di-abstrakin, lu pernah denger lah ya orang-orang yang bilang bahwa bahwa lu punya ucapan adalah doanya lu. Jadi buat Thomas kita ngomong selalu skeptis, selalu sinis dulu gitu. Terus pesimis gitu, ah udahlah gak bisa lah, kita memang ini disini-sini aja gitu loh.
Itu kalau misalkan bahasa Inggrisnya self-fulfilling, kayak lu ngomong apa, apa yang lu berasa bakal ancur segala macem, lu pesimis terjadinya, lu sinis, lu skeptis, ya akhirnya gak bakal terjadi juga gitu loh. Dan gue berasa, ngapain gue ketemu, terasosiasikan dengan orang-orang seperti itu. Yang gue notice orang-orang hebat, di sekitar gue, mereka itu optimis dan rasional.
Ada rasionalnya, walaupun rasionalnya mungkin bisa dipertanyakan gitu loh. Tapi mereka tetap optimis, hasilnya ini, mereka setuju. Dan ini yang lu harus cari.
Rational Optimist. Gue tau gak semua orang mempunyai kapasitas untuk bisa cari partner segala macem, kolega, ekosistemnya setempat, segala macem gue tau. Tapi menurut gue, kalian tuh bisa kontrol ada dirinya kalian.
Menurut gue itu kalian gak bisa lari. Lu bisa lari terhadap, lu kagak ketemu orang yang tepat segala macem. macam-macam lu bisa lari tapi lu nggak bisa lari dari lu punya keterampilan.
So, Sinaval pun bilang dia berasa kalau misalnya lu punya dua skill ini secara makro banget, ini bakal mengubah hidup lu. Dimana lu harus tahu gimana lu cara buat yaitu build. Lu harus bisa buat sesuatu terus lu harus juga bisa persuasif yaitu lu harus bisa sell, lu harus bisa jualan.
Di sini, kalau bisa dua-duanya, si Naval bilang, unstoppable. Karena lo pikirin lah, lo bisa buat, terus bisa jualan juga. Lo bayangin aja, Steve Jobs, nggak bisa build aja, bisa kayak gitu Apple. Apalagi dia bisa build.
Dan di sini pun bukan cuma dalam konteks pengembangan dia, diri lu sendiri untuk lu bisa mengejar ambisi finansial lu, tapi lu juga akhirnya nggak dibohongin orang gitu. Contoh, pada umumnya, divisi produksi dan divisi pemasaran ini biasanya tuh selalu ribut. Kenapa?
Karena divisi produksi mikirnya, ah lu cuma bisa... nyejualan lo gak ngerti prosesnya. Sama halnya dengan pemasaran.
Pemasaran berpikir, ah lo cuma bisa ngejahit doang, lo kagak ngerti cara jualannya. Mereka selalu ribut. Nah, kalau misalnya lo punya fundamental ke kiri dan ke kanan, lo jadi tau kan, lo bisa ngambil suatu keputusan yang sesuai dengan lo punya ambisi, sesuai dengan lo punya arahan.
ngomongin pengembangan diri menurut gue lu juga butuh 3 hal ini untuk lu memastikan lu itu makin berkembang lagi soalnya ini diri lu yang sekarang ya yang 0 kan ya hari ini 0 gitu kan ya lu juga butuh yang namanya accountability ini yang gue rasa per hari ini semakin generasinya kita makin muda karena terbiasa dengan semuanya yang instant accountability-nya makin rendah accountability maksudnya apa bro? maksudnya adalah rasa tanggung jawab mempunyai rasa kepemilikan yang luar biasa biasa tingginya. Gue lihat, makin kesini generasi mudanya kita, makin accountability-nya makin rendah.
Gue kagak tau apakah itu karena konten-konten dikonsumsi, atau memang namanya jamannya udah berubah aja, gue kagak ngerti. Tapi menurut gue, accountability rendah itu akan membuat efek negatif ke diri lo sendiri. Karena lo gak punya rasa pemilikan yang tinggi. Apapun lo berasa, ah yaudahlah, nyantai lah gitu kan ya. Ya, hasilnya gini, gitu kan.
Tapi kalau misalnya lo mau jadi high performance people, lo mau jadi orang yang mempunyai ambisi finansial luar biasa, apapun yang keluar dari mulut lu, harus sesuai dengan aksi lu dong. Alhasil, lu harus mempunyai yang namanya accountability. Semua yang dipegang sama lu, lu harus punya ownership tinggi banget. Rasa tanggung jawab luar biasa.
Dan kalau misalnya di generalisir, itu kenapa orang-orang pada umumnya yang merantau, orang-orang merantau ya, jadi yang udah keluar dari mereka punya zona nyaman, mereka itu mempunyai rasa ownership tinggi. Karena mereka gak pengen dong, balik lagi ke dia punya kampung, nge- Terus abis itu dikatain, ah gagal loh. Dia punya accountability tinggi banget loh.
Dia punya rationality tinggi banget. Gue udah keluar, gue mau memastikan gue balik lagi ke kampung gue. Bukan sebagai orang gagal, tapi udah jadi orang sukses. Lanjut, lo butuh ada yang namanya specific knowledge.
Specific knowledge ini si Neval bilang bahwa... Bahwa keterampilan kan banyak ya guys. Contoh keterampilan bikin Excel.
Pasti gue yakin semua orang kalau misalnya dikasih pelatihan harusnya bisa. Nah itu knowledge gak? Itu sesuatu keterampilan gak?
Yes itu sesuatu keterampilan bikin Excel gitu. Tapi kalau misalnya cuma Excel tau yang trainable, dia lo bisa di replace kapanpun kan. Tapi kalau misalnya contoh lo orang yang jago Excel terus lo jago ngonten, Ya kan?
Ngonten skillnya replaceable gak? Replaceable. Banyak orang bisa bikin konten video doang.
Ya kan? Tapi begitu lu bisa jadi excellent ngonten, ini kan yang bikin lu mendadak jadi, wih, beda ya ini orangnya. Udah jago excel, tapi jago ngonten juga.
Ini namanya specific knowledge. Yang untrainable. Gue kasih contoh lagi yang semua orang harusnya bisa relate adalah orang bisa pencet kamera.
Kita bisa melatih orang untuk bisa pencet kamera. Terus kalau orang jam terbangnya itu lebih tinggi lagi, dia jadi tau foto kayak gimana sih yang bagus. Lalu kalau misalnya di aku sih sih keterampilan lain, contohnya...
storytelling, dia bisa cerita, itu yang bakal bikin dia tuh beda. Dan itu yang bakal bikin duit dia tambah ekstrim. Gue punya ujangan terhadap orang-orang yang mau coba mengakusisi specific knowledge adalah mencari keterampilan yang bukan gara-gara ngetrend doang. Lu emang secara fundamental, secara intrinsik, lu itu pengen ngelakuin.
Contohnya gimana bro? Tesnya ada gak gitu? Simple.
Menurut gue lu coba tanya aja ke diri lu sendiri. Keterampilan yang dipenakusisi ini, yang sekarang ini, kalau misalnya gak ada orang yang ngeliatin, lu masih tetap ngelakuin gak? Jadi pada umumnya, orang-orang itu kan ngelakuin suatu keterampilan, mengakusisi suatu keterampilan, karena dia tahu kiri kanannya yang ngelakuin.
Dia juga pengen ikutan, buat terkesan populer. Tapi balik lagi, kita kan gak mau main status kan ya? Karena status itu adalah suatu hal yang bodoh.
Jadi ujangan gue adalah, kalau misalnya lu punya keterampilan baru yang dipenakusisi, contoh kita ngomongin Excel, tetap... tanpa harus ada validasi secara eksternal terhadap kalian punya effort, usaha. Nggak ada yang sama sekali tepuk tanganin loh guys. Lu masih mau belajar nggak?
Kalau lu masih mau belajar, kejar itu. Jangan kejar yang ngetrend, yang populer. Sineval pun ngejelasin ini lebih detail lagi, dimana dia kasih tau paling ideal, lu tuh ngelakuin suatu keterampilan yang udah jelas terlihat ada duitnya. Jadi contoh, dia udah bilangin ada dua kata nih lu harus tau.
Ada work? Ada play. Nah, lo punya keterampilan disini, perspektif orang itu lo kayak lagi kerja. Kayak anjrit si Agus niat banget ya bikin konten ya segala macem ya. Sampai kayak gini banget bikin konten.
Tapi buat si individu berasa, ini gue lagi berkarya kok. Nah, lo kalau misalkan bisa ketemu ini, menurut si Neval itu luar biasa banget. Perspektif orang adalah lo kerja, perspektif diri lo sendiri lo tuh lagi... Bermain, berkarya.
Nah tadi kan gue baru ngomongin dua ya guys ya. Terakhir menurut gue yang kalian butuh selain accountability, rasa ownership tinggi, specific knowledge, dan terakhir adalah leverage. Ini menurut gue ada suatu kata-kata yang jarang banget orang-orang Indonesia ngomongin.
Karena emang kalau di transap plak-plak agak susah kan. Daya ungkit. Apaan tuh daya ungkit bro gitu. Emang kita mau ngungkit apa gitu kan.
Disini gue berasa lo pada bener-bener harus fokus luar biasa. Kata ini bener-bener harusnya bisa ngubah hidup lo pada. Kenapa?
Karena lo liat kan yang tadi gue bilang eksponensial kan ya. Menadak lo kagak dapet apa-apa. Menadak ekstrim gitu kan. Nah itu karena lo punya level. Karena gue yakin ini pembeda orang yang bakal jadi stagnant linear sama orang yang eksponensial.
Bedanya tuh di leverage ini. Dan semua orang begitu lahir udah langsung punya aset, yaitu adalah waktu. Satu-satunya aset di dunia ini yang tidak bisa diambil kembali.
Semua orang punya waktu yang sama setiap harinya. Dan waktu ini adalah salah satu hal yang bisa kita leverage-kan. Dan itu masuk ke tipe leverage pertama, yaitu adalah labor. Di mana kita itu mempekerjakan orang, mendelegasikan kerjaannya kita ke aktivitas yang menurut kita, ada orang lain yang lebih bagus untuk kerjakan. Jelasnya dengan menukar dia punya waktu dengan uang yang kita punya.
Itu adalah leverage nomor satu. Jadi kalian punya orang-orang yang kalian pekerjakan untuk mengerjakan hal-hal yang menurut kalian gak butuh kalian yang kerjakan. Untuk kalian bisa mengalokasikan waktunya kalian ke hal-hal yang cuma kalian doang bisa kerjakan.
Contoh yang paling mudah apa? Kita ngomongin orang-orang pengusaha. Apakah pengusaha itu juga jadi cleaning service? Kagak kan? Terkesan bego, tapi coba kalian pikirin deh.
Ya. Iya-iya, kenapa ya? Ya simple, karena dia punya kerjaan lain yang lebih berhasil. faidah untuk mendatangkan uang lebih banyak lagi. Jadi mendingan dia fokus ke kerjaan dia, dibandingin dia ngebersihin dia punya meja sendiri.
Lanjut, ada tipe leverage berikutnya, namanya capital. Nah, di sini capital, kalian itu butuh uang kan, untuk memulai usaha segala macem. Nah, kalau misalnya kalian mulai dari nol, gimana caranya gitu?
Ya, simple. Kalian butuh uang, berarti kalian mencari orang yang mau kasih kalian uang tersebut. Tapi mungkin kalian bingung.
Kayak bro kenapa orang tersebut mau kasih uangnya? Gak bisa guys. Orang kagak kasih donasi gitu aja.
Kecuali dia orang kaya banget ya. Tajir parah ya. Dan gak tau duitnya mau dikemanain. Dan sifatnya tuh aksi sosial. Tapi kita lagi ngomongin bisnis.
ya berarti ini konteksnya bisnis. Ahasnya orang tersebut, kalau misalnya mau memberikan kalian uang, modal untuk kalian punya usaha, berarti kalian harus kasih balik lagi sesuatu dong. Dimana pada umumnya saham. Equity. Kita simulasi contoh gue punya bisnis kopi gitu kan ya, gue punya bisnis kopi dimana gue tau oh RAB nya ini kurang lebih 1 miliar gitu ngomong contoh doang kan, 1 miliar tapi gue gak punya duit 1 miliar.
Nah duit 1 miliar tersebut ya berarti kalian harus melakukan penggalangan dana. Nah disini subjektif banget kalian mau kayak gimana caranya. Jelasnya kalian juga butuh mempromosikan diri kalian ke para investor ini. Ke para calon investor ini. Bahwa kalian tuh jagonya.
apa, backgroundnya apa, kenapa kalian bisa bikin tempat kopi ini rame apa yang bikin kalian beda, semua kalian harus bisa jelasin oh si A 100 juta si B 200 juta, nah itu tergantung kalian nih mau pitchingnya gimana, contoh kalian udah belak-belakan kan, oh projectnya 1 miliar tapi kalian berasa bahwa karena gue punya sesuatu yang luar biasa banget, gue mempunyai background kopi yang kuat, gue tau gimana cara bikin kopi Google Aren yang luar biasa gue berasa walaupun project value-nya 1M, tapi gue berasa Berasa nilai perusahaannya 2M. Kenapa gitu? Ya karena diri gue sendiri. Dan belum brandingnya segala macem.
Itu ada yang intangible value-nya. Nah ini semua tergantung negosiasi. Tapi poin yang gue pengen sampaikan di tipe leverage capital ini adalah.
Untuk uang modal ini. Kalian bisa tanda kutip modal dengkul. Yang bahasa lebih kerennya lagi sweat equity. Tapi yang seperti mungkin kalian notice. Dua leverage ini terkesan kayaknya PR kan?
Anjrit bro. Boom. Harus berkomunikasi sama manusia ya. Harus berinteraksi sama manusia ya.
PR banget bro. Gue sih males ya. Kalau misalnya contoh gue mau buka pabrik gitu kan ya. Berarti gue pengen butuh manusia 100. Berarti gue harus ngobrol sama manusia tersebut. Mereka jahit terus gue harus manage gitu kan ya.
Capital juga. Berarti gue harus pitching kiri kanan atas bawah ya bro ya. Kayaknya terkesan PR kan.
Ini kan terkesan kayak bener-bener kalian tuh butuh dua arah gitu loh. Ada gak sih suatu tipe leverage yang udah kalian bisa langsung ngegong aja gitu Ada Yaitu adalah media Dulu bisa dibilangin kagak bisa nih Tapi thank you terhadap internet Sekarang media bisa Karena ngomong simpelnya aja gitu Kalian kalau misalkan sekarang itu mau ngepost aja Semua orang mempunyai kesempatan yang sama untuk bisa viral Kesempatan ya gue kagak bilang semua orang mempunyai hasil yang sama kita ngomongin kesempatan kalian yang mulai dari nol kalian bisa langsung mulai bikin konten terhadap kalian punya bisnis, usaha, apapun itu kalian mempunyai media diri sendiri dimana kita ngomongin 30 tahun lalu gak bisa guys Kalian harus masuk sekian banyak pintu untuk kalian itu bisa mempublikasikan diri kalian. Sekarang udah kagak ada nih penjaga pintunya. Bebas.
Kalau misalnya kalian emang jago, kalian tau apa yang harus diomongin, kalian tau apa yang harus dikomunikasikan, kalian bisa jadi sesuatu di media. Dan ini enaknya dibandingkan labor sama capital, bisa dibilangin ini lebih scalable. Maksudnya apa? Kalau misalnya kalian bikin labor, berarti kan kalian harus one to one kan. Kalian ngomong terhadap, oh lu harus kerjain ini.
ini segala macem berarti one on one gitu kan ya nanti kalau misalnya kalian memperkerjakan HRD HRD juga harus one on one, sama aja gitu kan harus terus-terusan one on one segala macem sama hal dengan capital akan sangat susah untuk kalian itu bisa bikin suatu forum untuk akhirnya semuanya terstruktur nah tapi kalau misalnya media, kalian itu kerjain sekali, abisnya dikonsumsi berkali-kali guys contoh, ini pas video muncul gue gak tau, mungkin cuma yang views 7 8, tapi sambil video ini berjalan, orang berasa wah ini beneran video daging banget, gue nonton berkali-kali kali gue mau share ke temen gue yang butuh caranya jadi kaya beneran cara mencari kekayaan beneran tanpa harus hoki segala macem nah yang bikin media itu menarik gitu bahwa kalian produksi sekali tapi bisa dikonsumsi berkali-kali dan ngomong apa adanya kalian bayangin deh kalau misalnya kalian punya media makanya Enak kan ya, kalian udah punya bisnis, oh medianya udah lewat gue punya channel aja, lewat gue punya akun aja gitu loh. Dimana kalau misalnya kalian gak punya media, berarti kalian harus tetap melakukan kegiatan promosi lewat media-media orang lain. Kagak ada yang salah loh, tapi gue cuma mau kasih tau, di dalam konteks kalian nol banget, ini udah kagak ada alasan kalian kagak lakuin.
Karena faktanya sekarang semua orang punya kesempatan yang sama. Dan begitu nanti kalau misalnya bisnis kalian jalan segala macem. Bisa lewat media kalian aja gitu loh.
Dan berikutnya ada yang namanya code. Coding. Layaknya media bisa dikonsumsi berkali-kali. Code juga sama kan? Buat kalian yang gak ngerti.
Arti coding basically adalah kalian itu membuat suatu algoritma, suatu logika, suatu rasional dalam bentuk kode untuk si mesinnya bisa memberikan kalian output sesuai dengan aktivitasnya kalian. Jadi contoh aplikasi dan website yang kalian konsumsi itu semua ada codingnya guys. Nah coding, kayaknya media, kalian produksi sekali dikonsumsi berkali-kali. Dan ini scalable juga.
Dan di sini, juga kagak ada penjaga pintunya kalau misalkan kalian bisa coding ya coding aja gitu disitulah bedanya gitu yang di atas ini adalah permission kayak permission leverage di bawah ini permissionless leverage jadi kalau misalkan gue agak sci-fi dikit ya menurut gue ini kan masih manusia kan ya di bawah ini kan semua robot kan media code segala macem itu kan robot lebih tepatnya mesin tapi fakta bahwa kita tuh punya akses ke mesin yang bisa bikin kita itu dikonsumsi berkali-kali tapi kita gak gunain menurut gue sih agak aneh sih. Kalau misalnya pengen eksponensial, kalau kalian berasa bahwa bro gue masih belum bisa kesini bro, gak ada alasan kalian gak bisa kesini. Dan itu kenapa gue berasa digital product itu Itu bisa ngebantu kalian gitu loh. Kalau misalkan kalian disini pengen coba.
Mulai usaha bisnis digital product. Ini adalah saat yang tepat. Dan gue ada video playlister sendiri terhadap itu semua.
Kalau misalkan udah punya empat itu. Apakah bisa langsung sukses? Jelasnya kagak lah ya. Tapi banyak banget cerita sukses terhadap empat tersebut. Kita ngomongin ya.
Mungkin semua orang bisa relate. Mungkin adalah karya anak bangsa. Yaitu Gojek.
Kita ngomongin apakah dia mempunyai sesuatu labor. Sebenernya gak punya labor. dia mampu kerjakan orang lain dan bahkan gak terikat kan namanya mitra gitu kan ya dan kalau ngomongin inventory Gojek juga gak ada gitu kan ya inventorynya dan abis itu kita ngomongin dia punya capital itu sifatnya itu raise fund lewat industri venture capitalist dan akhirnya sekarang udah jadi perusahaan TBK bikin semua engine nya jalan ya apa? coding dan abis itu dia juga punya media dia sendiri dan bahkan dia juga bikin konten sendiri segala macem itu kan yang memamplifikasikan si Gojek tersebut gitu jelasnya apakah sesimpel kalian itu punya leverage pasti sukses jelasnya kagak ya buat kalian yang levelnya udah mulai mau naik ini bedanya bener-bener musuk tajam ke atas atau masih agak linear gini adalah kalian punya judgment Penilaian, mana nih waktu gue yang bener-bener bisa bikin gue itu fokus ke kerjaan yang bisa gue lakuin. Nah, semakin judgment kalian semakin baik, leverage kalian semakin berguna.
Tapi kalau misalnya kalian tipe orang yang... yang mungkin masih susah, aduh gue mau micromanage ini, gue mau micromanage B, mau micromanage C, nah itu agak susah. Jadi kalian tetap butuh punya suatu, kedewasan pemikiran, judgement, penilaian terhadap, apa sih, waktu-waktu yang bisa gue alokasikan, lebih baik lagi gitu. Dan di detik ini gue pengen coba kita sama-sama stop dulu, gak usah nyatet, kita ngomong apa adanya dulu ya, buat sama-sama kita heart to heart. Kita harusnya setuju ya, kalau misalnya kita mau baca dilawan sama mendengar, harusnya baca lebih cepat.
Karena baca kan udah bener cuma... Kalian punya mata Sama kalian punya otak Pemikiran gitu Dimana kalian listening Kalian harus dengerin tuh orang Gitu kan Sampai beres Terus kalian cerna gitu kan Kenapa diomongin Di segala macam kode ini Harusnya lebih cepat Sama halnya Kalo misalnya kalian Disini Cuma nonton doang. Pasti lama gitu loh. Nah tapi kalau misalnya kalian doing, kalian beraksi, itu yang bikin kalian tuh exponential gitu loh.
Jadi disini gue pengen coba stop dulu, ngobrol hartu-harta sama kalian. Jangan sampai kalian konsumsi video gue, udah konsumsi doang. Ah udah gue watching aja, gue take note gitu kan ya.
That's it. Fungsinya beraksi adalah buat, lu udah tau nih, realita lapangan seperti apa, lu kontak sekali lagi ke video ini, baru masuk di akal. Kalau misalkan lu cuma nonton doang, kagak ada faydahnya.
Ya poinnya apa sih sebenernya kan manajemen waktu kan ya. Dimana kalo ngomongin manajemen waktu, di dunia dimana semua orang mempunyai 24 jam yang sama, lu harus punya suatu aspirasi, lu per jam itu dapet duit berapa. Jadi contoh gitu kan ya. Kalo misalkan lo punya aspirasi, oh bro gue setiap jam itu gue pengen dapet itu 1 juta per jam gitu kan ya.
Nah terus kalian mendapatkan suatu kerjaan yang kalian tau ternyata itu cuma nilainya 200 ribu per jam. Mendingan kalian cari orang lain untuk ngelakuin kerjaan ini. Karena ngomong padanya, kalian punya aspirasi kalian tuh 1 juta per jam gitu loh. Aspirasinya kalian. Kalo misalkan kalian gak ketemu ya jelas sih kalian kerjain lah.
Tapi kalo misalkan kalian ada orang lain. kasih ke orang lain gitu, belajar delegasi karena kalian harus fokus gimana caranya gue punya aspirasi ini jadi kenyataan kalian kagak bisa cuma tulisan-tulisan kayak gini doang nih kalian harus beneran membuat ini jadi realita, gue bisa melakukan suatu aktivitas yang masuknya 1 juta per jam Dan itu kenapa gue lumayan respect ya sama orang-orang yang memakai nama aslinya di dunia maya. Karena kayak Kanye West, Elon Musk gitu kan ya.
Walaupun terkesan negatif sama beberapa subjek kayak banyak banget kontranya. Tapi kalau misalnya terjadi... hal yang bagus juga makin eksponensi lagi kan, jadi itu kenapa lo harus punya ownership ke setiap kerjaan lo itu tuh ada nama lo dengan lo ngelakuin itu, mau terjadi hal yang negatif pun lo akhirnya beneran berasa wah gue harus perbaiki bagus karena ownership lu tinggi kan, karena lu berasa, wah ini ada nama gua nih, gua harus bagus gitu kan ya, karena kalo misalnya lu tanpa mikir itu ada lu punya, lu pasti berasa pas dikritik yaudahlah, berdiri setan perusahaan bukan perusahaan gua, gitu kan kalo misalnya lu punya mental seperti itu, lu gak bakal kemana-mana, percaya sama gua justru lu harus mulai punya kebiasaan itu dari lu belum punya usaha, karena itu pas bener-bener pas enaknya, lu bayangin lah lu bisa membuat suatu karya lu berasa itu punya lu, orang kritik, lu masih gak kenapa-napa gitu, karena lu masih bisa bisa berpikir secara unconsciously bahwa, oh yaudah gue perbaikin, gue memastikan brand ini aman gitu kan. Tapi kalau misalnya lo udah punya usaha sendiri, dan lo gak punya kebiasaan bahwa lo ambil ownership, punya tanggung jawab, itu bakal bahaya buat lo.
Karena lo bakal berasa baper banget, anjir gue dikatakan segala macem gitu. So untuk amplifikasi ini semua tadi gue bilang leverage leverage leverage. Lu punya leverage lu bisa sukses.
Lu bisa dapet yang namanya wealth kekayaan. Karena rodanya udah berputar. Lu bisa tidur. Bisa menghasilkan duit.
Itu gue rasa aspirasi semua orang. Bukannya membeli barang materialistis, bukannya mencari status sosial. Kekayaan sejati itu tidak terlihat. Kalau kalian punya uang di rekening kalian, dan kalian ubah uang itu menjadi barang-barang mewah, kalian akan terlihat kaya.
Atau lebih tepatnya, kalian akan mendapatkan validasi secara eksternal bahwa kalian itu kaya. Tapi apa fungsi validasi tersebut? Sambil bertabah umur, semakin kalian akan tahu seberapa kosong kemewahan tersebut.
Alternatifnya, cari kekayaan di mana kalian bisa memilih aktivitas yang kalian ingin lakukan secara intrinsik tanpa faktor eksternal. Kita dapat yang namanya freedom. Tapi pertanyaannya gimana caranya kita itu bisa tanpa harus hoki kan?
Karena kan banyak orang bilang sukses itu hoki segala macem. Sebenernya tipe hoki ada banyaknya yang dijelaskan sama Noval, tapi menurut gue yang buat simple. Sampelnya aja, sederhananya aja.
Gue mau bahas dua. Yaitu ada blind luck. Jadi blind luck itu basically bener-bener kita kagak tahu. Mendadak aja kita hoki dapet suatu durian runtuh.
Kayak contohnya lotre lah ya. Buat orang mungkin bisa relate gitu kan ya. Mendadak ya kita kagak tahu.
kayak aja gitu. Ini gak bisa dikontrol, jadi menurut gue juga gak butuh dikomunikasiin. Apakah mungkin terjadi buat kalian?
Ya kalian pikir aja gimana caranya. Gue sih pribadi sendiri gak tau gimana caranya membuat probabilitas ini terjadi ke kalian. Yang gue pengen bahas menurut gue paling relate banget ada motion luck ini. Jadi semakin lo bergerak, semakin tinggi juga probabilitas lo untuk bisa hoki, untuk bisa mendapatkan keberuntungan. Coba gue perjelas ya.
Karena gue kan dulu main basket ya, dimana pas lo main basket itu itu, kalau misalnya lo gak pernah ngeshoot, probabilitas bola itu masuk ke ring berapa? yep, 0 gitu tapi semakin lo ngeshoot-ngeshoot terus walaupun lo bego banget, dari lo orang tallnya parah banget lo gak bisa shoot tapi lo dikasih kesempatan sampai 100 ribu 10 ribu kali shoot, gue yakin pasti ada satu yang masuk gitu, gue gak bisa anda, lo disini yang mempunyai kapasitas sama seperti gue, bisa berdiri, bisa menggerakkan tangannya seperti ini lo kalau misalkan dikasih yuk bola basket dan disuruh shoot 10 ribu kali masa kagak ada sih yang hoki sekali so disini gue rasa buat kalian yang per detik ini konsumsi video ini berasa bahwa bro gue udah ngelakuin semuanya tapi kok gue masih belum dapet ya suatu keberuntungan yang bener wah gitu kan ya menurut gue semakin lu tinggi jam terbangnya itu tinggal nunggu waktu karena lu nge-shoot Terus nih akan ada waktunya lu jago Terkesan terlalu sederhana ya Tapi gue ngomong padanya gitu Bahwa kalo misalnya lu Semakin sering ngelakuin aktivitas yang Mempunyai probabilitas untuk menghasilkan lo uang lebih besar lagi, semakin tinggi jam terbangnya lo, akan datang juga koil. Kalau misalkan lo stop, percuma.
kayaknya kalau misalnya lu stop shooting bakal masuk itu ke ring tapi kalau misalnya lu punya jam terbang tinggi banget itu udah kayak feeling aja lu shoot-shoot aja lu bahkan gak usah liat ring sebenarnya juga dibahas lebih detail lagi ada yang namanya awareness luck sama unique luck jadi hoki karena lu itu emang udah tau nih kira-kira ada tren ini dan lu bisa masuk pas tren yang tepat tapi menurut gue itu sesuatu yang susah diajarkan karena namanya juga awareness ya kayak lu harus punya suatu intuisi kayak ini saat yang tepat nih ngelakuin ini gitu. Itu kan insting ya. Menurut gue susah diajarkan.
Dan unique luck itu karena semua orang tuh kan unique ya. Yang kayak gue bilang specific knowledge segala macem. Karena lo punya uniqueness, lo punya specific knowledge tersebut, itu bikin lo punya keberuntungan juga unique gitu loh. Dan kadang-kadang bahan gak keliatan kayak beruntungan buat lo.
Itu cuma lewat aja gitu loh. Itu juga menurut gue agak susah diajarkan. Tapi kalau misalnya kalian mau minta gue coba elaborasi kan, tinggal komennya di bawah. So itu video hari ini, dimana gue mencoba mengelaborasi. Berhasilkan gimana caranya kalian itu bisa mendapatkan wealth, kekayaan dari nol tanpa harus hoki.
Ini adalah suatu mindset, suatu pengetahuan, suatu informasi. Yang gue klaim pas gue denger podcastnya Tim Ferry sama Neval. Itu bener-bener ngebantu gue banget.
Gue harapin buat kalian nonton video ini sampai di detik ini juga bisa merasakan hal yang sama. Gue pas dengerin podcast tersebut gue akan unlock. Dan gue harapin kalian sekarang juga akan unlock.
Oh gue ngerti. Gue ngerti apa yang harus gue kejar. Yaitu leverage.
Yaitu iteration. Yaitu problems. Buat kalian yang pengen mencari kalian punya kekayaan lewat digital product. Gue juga ada kelas digital product gratis. Link di deskripsi.
Itu aja video hari ini. Next video apa yang menurut kalian menarik untuk kebawakan. Jangan lupa like, comment, subscribe.
Nyalain notifnya. Share sama kalian. And I'll see you in the next video. Salam kreatif.