Kalau gue sebagai konsultan yang gue generalis, gue gak cocok jadi founder cuma satu brand. Gue biasanya jadi growth hacker. Gue bantu lu gedein bisnis lu. Karena nature gue orangnya yang kayak gitu. Makanya gue disini entrepreneur yang membantu entrepreneur.
Hai folks, kedatangan Stanley Sebastian yang masukin Starling dan Elon Musk ke Indonesia, nah lewat beliau ini. Stanley Sebastian. Thank you, thank you for inviting bro Adit. Jadi dari tahun lalu, gue udah liat bro Stanley bareng sama pak menteri, pak Budi, itu udah approach Elon Musk dari tahun lalu.
Gue liat pas, gue tapi gak tau untuk proyek apa, apapun. Boleh gak bro diceritain itu gimana ceritanya lo masukin Elon Musk, lo ngerjain apaan, kerja dimana waktu itu, dalam konteks apa sih? Oke, mungkin backstory dikit lah gitu. Gue Stanley, gue founder dan CEO dari 7preneur. Sebelumnya gue kerja di Tony Blair Institute Itu sebuah think tank government advisory Yang dimiliki sama Sir Tony Blair Dia itu ex prime ministernya UK for 10 years Wow, 2 periode ya?
Ya, udah 2 periode Right now beliau udah umur 70-an Tapi dia punya hati besar untuk memberikan kembali ke negara-negara Terutama negara berkembang supaya bisa catch up menjadi negara maju. Nah, karena background gue banyak di digital, so I advise more in the digital government. Jadi gue tuh kemarin bantuin pembikinan e-government-nya Indonesia. Dan juga salah satunya infrastrukturnya, which is styling. Low Earth Orbit Satellite lah untuk menyeimbangkan internet di tempat-tempat yang lebih terdekat Nah pertama kali Starlink ini kenapa Starlink ini sampai jadi ini adalah ide baru buat Indonesia mau dilakuin Karena sebenarnya Pak Budi Gunadisadikin ini Pak BGS, current main case kan beliau orangnya yang visioner, ex CEO mandiri Bankers lah mindsetnya, jadi menteri.
So, dia bakalan cut semua bureaucratic prosesnya, lihat dari sisi swastanya ini kayak gimana sih sebenarnya kita bisa implement internet di daerah-daerah. Oh jawabannya adalah model-model kayak Starlink. Satellite di daerah remote dan visinya adalah 100% internet connectivity untuk puskesmas-puskesmas di daerah-daerah gitu.
Jadi pertama kali kita engage. itu maunya G2G itu dulu. Jadi kita beli dari sisi pemerintahnya.
Kita akhirnya kan engagement tuh. Nah kebetulan Pak Budi Gudandi saat bikin ini dekat sama Pak Luhut, Pak LBP. Nah Pak LBP ini kan orangnya iron fist lah. Iya.
Tangan besi lah. Jadi karena Pak LBP ini tangan besi dan beliau tuh punya mindset yang sangat-sangat bisnis. orientasi, jadi masuklah, oh Starlink mau masuk ke Indonesia, sekalian aja dikomersialin. Akhirnya kemarin baru 1 bulan atau 2 bulan lalu, Elon Musk kan datang ke Indonesia tuh, jadi akhirnya, oh ada kerjasama antara Starlink sama Indonesia dari G2G-nya, walaupun dari sisi G2B-nya. Ceritanya, cukup beruntung sih, jadi bisa kenalin Starlink ke Indonesia tuh karena Tony Blair Institute ini, udah pernah kerjasama sama Starlink.
dan Sir Tony Blair nya deket sama Elon Musk ceritanya. Jadi kita udah pernah bukain jalan ke negara di Afrika, karena kita udah punya hubungan sebelumnya, kita yang kenalin ke Indonesia. Itu ceritanya bro Adit. Nice, karena gue gak bakal masuk lebih banyak tentang kontroversinya Starlink, dan bla bla bla, nanti itu hal-hal yang tipis-tipis, tapi itu bukan krusialnya.
Yang mau gue tarik adalah, ternyata gue baru tau, Bahkan sebuah negara untuk connect dengan negara lain atau investor dari luar Dia tuh butuh semacam consultant atau agency Itulah makanya ada Tony Blair Institute itu ya Dia ngebantuin sederhananya ada sosok yang ditaro Kalau di Indonesia adalah Bro Stanley Untuk ngebantu government Indonesia, pemerintah Indonesia Bisa connect ke ya kayak tadi Elon Musk Nanti connect segala macam gunanya supaya negara berkembang bisa jadi negara maju Correct Menarik, itu pekerjaan yang luar biasa untuk anak muda bro, itu biasanya kan di bayangan gue ya, itu pekerjaan birokratis gitu usianya mungkin 40-50 yang nanganin, gimana ceritanya lu bisa masuk Tony Blair, lu anak orang kayak konglomerat dari Pate Enda Kapuk ya? Not really, not really dude. Saya datang dari keluarga yang muda di Surabaya. Sebenarnya gue dulu SD sampai SMA di Surabaya lah. Baru pindah ke universiti di Jakarta, di UI.
Gitu. Ambil UI diambil apa? Sastra apa?
Politik? Tidak. Sajra komunitas.
Itulah kenapa saya mencari pemerintah digital. Oh oke. Karena saya tahu digital banyak lah.
Oke. Nah, keluarga saya, kedua-dua ibu saya adalah dokter medis. Ehm, jadi sebenernya agak menyimpang lah. Dulu gue tuh udah di dokter, eh lu harus jadi medical doctor anak pertama. Santai, bokap gue dokter anak pertama harus nurusin kliniknya.
Bener, pengennya kayak gitu kan pasti kan, eh tolong terusin dong gitu. Legacy nya gitu kan of our parents gitu kan. Ehm, I decided not to do it.
Lu tau alasannya kenapa? Gampangannya gue paling nget gitu plek, gue gak mau jadi dokter. waktu jaman gue SMA, dikenalin namanya BBJS kok gak seberapa cuan ya kalau dibandingin sama swasta gitu kan and then I look into, eh sebenarnya kayak self-made billionaire, self-made entrepreneur itu mereka belajar apa sih one of it, oh it's computer science gitu I decided to go computer science gue di computer science pun, I have a lot of enthusiasm in business Jadi gue tuh dulu sering ikut kompetisi bisnis waktu gue mahasiswa dan gue menang mahasiswa prestasi waktu di UI.
Setelah lulus, gue kerjanya di Singapura. Ini pekerjaan pertama lu? Yes.
Di Singapura? Di Singapura, management consultant. Untuk bisnis-bisnis di Singapura atau seperti apa?
Kompetisi multinasional, MNC biasanya. Jadi lu bantu dari sisi apanya konsultasinya? Operasional, marketing atau? Apa-apa saja.
Apa-apa saja yang berkaitan. yang strategis untuk perusahaan. Jadi kami mencari, kan biasanya perusahaan multinasional, mereka punya perusahaan di mana-mana. Kita banyak di APAC, karena konsultasi saya dari waktu lalu, mereka hanya punya perusahaan di Asia atau di Singapura itu.
Jadi kalau misalnya kan banyak teman-teman di management consulting itu join di Jakarta office, oh yang ini gak punya Jakarta office. Makanya ikutan di Singapore office. So we advise on many functions lah. Growth strategies, M&A's, Marketing juga ada, operasi efisiensi banyak-banyak industri juga. Macem-macem industri nya, paling gede kemaren agak lain.
Gue ada saran tentang sains hidup, farmaseutik, perubahan kesehatan, edukasi juga gede. yang paling random itu pernah advice property company tapi mereka mencari untuk menyebarkan simetri graveyard wow di singapura? di malaysia jadi waktu itu market nya beda-beda singapura, malaysia, vietnam sampe kuburan bro bisnisnya bro ada, ada kuburan tapi kebayang gue versi san diego hills gitu ya correct, yang lebih upper end lah ya ya ya nice, itu berapa lama pengalaman jadi konsultan? uh Kira-kira 3 tahun.
Itu 3 pengalaman yang compact, nangannya langsung multi-national ya. Ya itu makanya gue juga kemarin bingung sih, ini kok gue 1st grade, langsung dihadepin kayak gini ya gitu. Gimana cara lu ceritanya gimana dari 1st graduate langsung masuk, diterima di Singapura?
Jalur-jalur kenalan orang dalam. Tidak, gue baru saja mengajar tapi memang salah satu tips yang gue selalu kasih ke anak-anak itu, kalau yang waktu mau mengajar ya apalagi yang ke Singapura itu, selalu membuat hubungan dengan orang mesej mereka di LinkedIn dulu mesej saja mesej yang keren ambil panggilan dengan mereka baru karena lu dapat insight jadi ketika kamu mendapatkan interview interviewer akan terkesan denganmu karena kayak oh kamu melakukan usaha ekstra untuk kenalin perusahaan ini lebih baik dibandingkan kandidat yang lain keren, gue sangat setuju sama Brostel ini, ini pesan mahal karena gue ada disini Atau gue waktu itu masuk ke Founder Fest, punya bro juga, itu gara-gara gue moderator satu-satunya yang ngegali lebih banyak tentang narasumber. Jadi narasumber, sama di Idea Cloud, Raymond Chin itu minta ke Founder Fest gara-gara gue galiin dia.
Orang biasa kalau ginian nih, yaudah dilihat aja gitu. Kalau gue, gue coba gali dulu, gue lihat dulu, gue pelajarin dulu, mikirin apa yang bisa gue gali ya. Nah itu, itu seenggaknya orang tau lu udah. Belajarin riset lebih banyak tentang dia.
3 tahun lu dapet pengalaman kompak. Setelah itu berarti lu usia 24? Ya 24-25.
Lu ke Indonesia? Balik ke Indonesia. Ngapain?
melakukan konsultasi manajemen juga, tapi untuk pemerintah ini dibawah Tony Blair Institute itu langsung ke Tony Blair Institute? lo di hijack atau lo apply atau gimana ceritanya? gue di hijack lewat headhunter?
lewat headhunter jadi gue di approach gitu kan, gue liat oh ini menarik sih nation building nih untuk perusahaan kita jadi gue bukan, gue kerja bukan untuk ngebikin orang lain lebih kaya tapi untuk negara saya, untuk pemerintah saya sekaligus si Tony Blair lebih kaya lah ya tapi Tony Blair pun sebenarnya dia juga punya hati buat secara global naikin negara berkembang jadi negara maju benar, bukan benar, Tony Blair Institute bukan untuk keuntungan itu organisasi yang tidak keuntungan organisasi yang tidak keuntungan? Tony Blair Institute? ya, itu organisasi yang tidak keuntungan gimana caranya bro? Itu kan permasalahan bisnis model lah.
Lo bisa cek di website mereka. Gimana caranya dia maksudnya mau hijack lo dari Singapura kalau dia non profit? Oh, Tony Blair Institute punya banyak grant.
Oh iya? Ya dari orang-orang billionaire, top ten richest. Gue baru tau loh, gue pikir itu kayak, oh bisnis yang bagus juga ya, Pak Jokowi bisa bikin juga nih.
Jadi memang, itu dibina selama tahun, dekade lah. Wow. Of.
Jadi dia gaji expertise kayak lu gini sampai dia hijack dari Singapura semata-mata buat pelayanan, pengabdian? Yes. Gue bakal cek lebih banyak sih. That's why gue bener-bener salut sih.
In one of the session gue bener-bener nanya, so Tony Blair gitu. Oh fisiknya gini? Fisiknya waktu dia ke Indonesia dan waktu gue ke London waktu itu.
Bagaimana kamu membuat uang gitu? Tidak, tidak, bukan bagaimana kamu membuat uang tapi lu tuh udah tua. Kenapa lu mau ngelakuin?
Jobnya apa sih dia? Dia ingin, itu panggilan hidup dia. Jadi dia udah selesai PM. dia ngerasa ini panggilan hidup gue, wah gue mau lanjutin ini. Hebat.
That's why dia gak, dia ngelihat dia privilege enough to do things di UK. Dan makanya itu dia mau expand further daripada negara-negara yang udah develop. Makanya tapping into special... Soalnya untuk orang sejenius lu, lu pasti bisa ngebaca bisnis model, kan ini non profit organization bisa punya bisnis model yang berbeda juga gitu kan. Iya.
Tapi kalo orang secerdas lu bisa bilang ini bener-bener pure non profit organization bentuk pelayanan pengabdian, Gue salut sih sama Mr. Tony Blair ya. Yes. Wow. Amazing. Itu berarti bener-bener bentuknya dia, orang bikin foundation, dia memang bentuknya institut untuk memajukan dengan cara networking, connection, dan segala macam.
Wow. Nah setelah itu di Tony Blair lu berapa lama? 2 tahun.
2 tahun. Dan lu... founding bareng Raymond Chin jadi founder untuk 7preneur kenapa namanya 7preneur?
oke, mungkin banyak orang yang mikir 7preneur itu tujuh naga ya kayak foundernya itu tujuh gitu gue dapet banyak pertanyaan itu gitu itu tujuh kan angka hoki ya tujuh angka hoki lah buat kita juga tapi itu cuma kita berdua 7preneur itu kenapa namanya 7, tujuh preneur? karena kita percaya bahwa ada tujuh elemen atau tujuh langkah yang harus dimiliki oleh seorang founder atau entrepreneur untuk jadi sukses ini gue juga pelajarin setelah gue udah pelajarin di market berbeda, industri berbeda Oh ternyata kayak memulai bisnis ini itu cuma butuh tujuh ini. Ini sebelum gue lanjutin ya, maksudnya sebelum lu ceritain lanjut-lanjut, ini lu yang bikin, atau ini lu ambil dari teori siapa? Contoh, kalau gue biasa ngajar bisnis model canvas, Alexander Osterwalder.
Nah ini 7preneur konsepnya itu dari lu, atau lu ngambil orang lain memang udah ada tujuh itu? Atau lu yang kombinasi-kombinasiin sendiri? Kita kombinasiin dan kita baca lagi buku-buku bisnis. Bukan buku bisnis doang yang ada, tapi kita baca lagi buku-buku bisnis manajemen yang ada di kuliahan. Tapi ini 7 artinya hasil kombinasi lu nih, racikan lu gitu ya?
Jadi ibar kata framework ini gak ada di tempat lain? Correct. Kita IP-in itu, itu punya kita sendiri.
Amazing. So kan beberapa ada yang punya kayak strategizer, ada yang business model canvas gitu kan, ada BOI, board of innovation, ada macem-macem lah. And we want to be that. strategizer di Indonesia ya, keren banget terima kasih jadi, 7, ada 7 pertama, tentang Founder Foundation, jadi gimana caranya founder ini mengerti passion gue apa apa kekuatan gue apa keuntungan yang tidak adil yang gue punya nomor 2 adalah inovasi oke, maaf, gue pelan satu-satu ya Founder Foundation ini berarti lebih ke personal dia nya personal dia dan kekurangan dia itu karena di 7preneur sendiri, nama adalah 7preneur, entrepreneur kita gak percaya dalam bisnis, mau bisnisnya itu mau sebagus apapun, onsetnya sebagus apapun itu tergantung bagaimana founder atau entrepreneur nya sebagai kapten itu membawa jadi kalau istilahnya kita, kita sebut 7preneur, 7framework adalah bisnis blueprint founder itu adalah kaptennya, bisnis itu kapalnya kita percaya di kaptennya, nah kodenya dari kapal ini yang kita pasang sebagai bisnis blueprint itu bukan mapnya bukan gue kaya si bro Adit, lu bikin bisnis ini gue kasih mapnya goldnya itu ke southwest kesini, engga, kita kasih lu cuma mapnya lu tau itu sendiri, lu harus cari goldnya itu sendiri karena founder tuh beda-beda bakalan dimana cari treasure nya itu, will have your own way gak semuanya bakal sama kalau dia foundingnya berempat, lu bakal masukin empatnya itu sebagai founding?
foundation elemen pertama atau cuma salah satu? Empat-empatnya. Empat-empatnya. Biasanya apa yang kita isi disitu berarti?
Let's say itu dalam bentuk sebuah kotak yang bisa diisi coretan tangan gitu ya. Iya. Itu bakal kita isi apa sih?
Kita sebenarnya ada borangnya, one pager-nya. Oh oke. Bisa kayak business model.
canvas bisa diisi gitu untuk teman-teman atau alumni yang join our academy biasanya bakalan dapet, iya itu bahasa alus banget ya artinya kalau lu mau tau lebih detail itu ke 7runner ya itu make sense tapi kita bener-bener buka our blueprint ini for free kita oh di instagram ya? kita kasih-kasih ke university for free sekarang, karena kita mau bener-bener hey Business Model Canvas is outdated. Wah parah. Konten gue baru viral 2 hari lalu di Magna Talks. Bahasa Business Model Canvas.
Eh sekarang ada yang upgrade versi baru. Dan gue pembelajar. Jadi gue gak ada loyalitas ke kemana pun.
Tapi detik ini terakhir gue percaya Business Model Canvas. Karena Prof. Renal Kasali. Dan gue pake buat diri gue sendiri.
Buat klien it works. Nah tapi kalau ada yang upgrade. Gue sangat terbuka buat belajar baru. Nah. Ijinin gue buat belajar di elemen pertama nih.
Oke. Secara sederhana, tadi lu udah bawa tentang apa kelebihan. Jadi apa sih kalau kita kupas yang satu dulu nih, topik satu nih.
Founder Fundamental. Founder Foundation ya. Founder Foundation.
Apa yang perlu gue ngerti. Seperti terhadap elemen pertama. Gue basically kalau bawa ini yang Founders Foundation gue selalu ngomong, yang pertama itu skill lu atau kompetens lu, apa yang bedain lu dibandingin orang lain. Yang kedua itu, hard work lu, effort lu, your creed ini bedain lu sama orang lain juga lu percaya pada ide, ide conviction lu setinggi apa sama bisnis ini yang ketiga itu kita gak bisa pungkirin privilege is also part of the success lu berasal dari family yang seperti apa, punya duit sebelumnya seperti apa, segede apa juga dan network lu kayak gimana gitu dan yang terakhir is about luck are you there in the right time, right place eksekusinya juga pas atau enggak, market gapnya ada apa enggak, dan itu baru you create the perfect founder foundation. Keren.
Eh jarang banget lu bener-bener yang masukin luck element, selain psychology of money kalo gak salah tuh. Oh psychology. Buku yang masukin luck element buat sukses, keren.
Lengkap soalnya kadang-kadang luck ini dilupain. Ya. Padahal faktanya luck itu yang penting banget. Menarik.
Itu di Founders Foundation? Founders Foundation. Elemen kedua? Elemen kedua adalah tentang inovasi. Oke.
Gimana caranya lu ketemu dulu, bukan ide-nya tapi pain point-nya. Isunya yang ada di dalam masyarakat itu apa? Pain point.
Pain point-nya, isunya, problem-nya. Many of my friends who graduated from Komsai, they created startup lah. Siapa yang gak mau sih jadi CEO startup, founder startup? Everybody wants that, it's very sexy these days. Tapi one thing they forget on is focusing on the problem first.
Daripada bikin solusinya jumping straight to the solution. Kenapa lu gak mau validate? problemnya ini dulu, ini ada marketnya ada they're willing to pay, and they feel this is a necessity, must have for them, bukan it's nice to have ini di elemen kedua so you find out the innovation itu fokus innovation solve pain itu, apakah juga berlaku untuk gain, kan biasa orang kalau di value proposition disini kan pain sama gain, gainnya juga masuk juga atau ini fokusnya pain Fokus ke pain dulu, gain nya itu kita validate di nomor 3 Oh itu lu bedain? Bedain Interesting 3 itu di research and validation Sorry? Research and validation Research and validation, itu lu masukin gain disitu?
Gain nya disitu Karena lu mau validate gain nya ini paling perfect or not Karena nomor 3 ini sebenarnya We want to reach the PMF Product Market Fit Oh ok Jadi gimana caranya lu create solution yang produk market fit, yang akhirnya kita validate, oh marketnya ada. Marketnya cukup gede. Karena banyak dari bisnis juga yang bikin bisnisnya udah gede, ternyata baru sadar, oh ternyata cuma segini yang bisa gue ekstrak dari market.
Karena marketnya udah saturated. Sama satu itu marketnya, ya gedenya cuma segitu. Gak bisa lebih gede lagi.
Di konteks research and validation, ada Faisal Al-Edrus yang bikin importir.org, dia punya cara unik untuk bikin research and validation ini lewat... Dia sering banget bikin konsep bisnis, dia ads, padahal bisnisnya gak ada. Jadi dia cuma mau ngetes aja, ada gak yang beli.
Itu salah satu cara yang menarik atau biasanya lu pakai cara apa sih buat research and validation? Cara gue yang pertama karena gue background ke consulting adalah paling penting gue nemuin dulu market size-nya gede apa enggak. Cuma ada cara ngitung market size kalau kita gak punya data umumnya. Basically kan kita bisa do secondary and tertiary kan. Kita bisa desktop research lah, kita bisa let record.
Yang kasar aja gak apa-apa. Masalah aja gak apa-apa gitu kan, tapi kalau kita gak nemu paling gampang adalah kita lihat dari customer kompetitor kita Ya kan, kita lakukan interview dengan mereka atau gampangannya juga kita datang ke kompetitor Tapi jangan melihat dirimu sendiri sebagai orang-orang yang nanya iseng yang mau jadi kompetitor Menjadi seorang distributor potensial untuk mereka, menjadi seorang customer potensial untuk mereka Ya itulah yang dilakukan Raymond Chin ke idea cloud waktu itu ya Ya Hahaha Ya gak, gak, gak, gak ini lah, tidak perlu ini lah tapi paham maksudnya mempelajari tapi soalnya gini, kalau dalam konteks adiak cloud 7 itu menurut gue lebih banyak kompetitor lebih bagus karena ujung-ujungnya saya mau mencetak 1 juta entrepreneur dan segala macam nah oke itu berarti lu lihat dulu market size nya, terus Kita lihat market size-nya kan, kita mau research that, kita lihat on the customers. Kan kita mau tentuin market yang bisa diperoleh. Tipe-tipe customer-nya itu seperti apa sih? Berapa banyak yang mereka mau berbelanja?
Dari situ kita baru jump to product. Lu mau bikin product ini? adanya dimana, distribution channelnya dimana, harganya berapa sekarang abis itu cara marketing lu kayak gimana itu semua masuk di dalam poin ketiga itu? no, research and validation lu bener-bener purely targeting on marketnya, apa aja pricing lu, kayak gimana, tipe customer lu, sama kompetitor lu siapa oke, 4, itu oh wow, oke ini adalah video yang bakal gue tonton ulang, dan gue pause play pause play bro, iya iya keren, detik ini otak gue jujur aja eeeem Terangsang bahasanya gitu ya Untuk wah ini ada sesuatu yang baru nih Tapi masalahnya ini gak secepat itu bisa diserap Jujurnya gue tuh kepikiran banget Membuat join sebenernya bener-bener Cuman kayak sungkan tau gak lu Udah sungkan nih kalo gue masuk ntar gue diledekin nih Masa adit join tapi Wah kalo ini sih menarik Soalnya gue bisnis model canvas garis keras bro Untuk ngerubah pola pikir itu susah Tapi ini menurut gue menarik Karena lu memang sejujurnya Bisnis model canvas biasanya gue masih campurin lagi Sama value proposition Uhuh dan segala macam, ini udah lengkap nih dan lebih simple lagi gue sih ngeliatnya business model canvas itu cukup bingung Kalau gue ngisinya sebagai bagian, bener-bener belum punya bisnis.
Karena gak ada step by step yang menurut gue kayak pakem gitu. Oke lu ngisi dulu kayak value proposition lu, dan customer segment, dan lain-lain kan. Satu revenue, satu cost kan. Tapi sebenarnya knowing first business lu itu mau bikin apa, pin-polling problem dari customer itu apa, itu gak ada di situ.
Betul, makanya kita connect-in dan menurut gue plusnya lagi lu connect-in sama founders foundation itu. Itu plus point lagi, itu bahkan gak terpikir umumnya. Itu yang paling penting.
Karena itu membuat keuntungan yang tidak adil dari lu sebagai founder, dibandingkan Stanley dibandingkan Adit apa bedanya kalau bikin bisnis. Menarik. Wow, ini kayak bisnis dengan DNA gitu ya guys. Maksudnya dia ini dalam artian ya bisnis lu tergantung personality lu.
Correct. Oke menarik. Terus yang keempat apa bro elemen keempat? Yang keempat itu produk. Produk.
Get the product out there, test it on the market. Paling penting, lu tau pricingnya kan, pricingnya di nomor 3 nih. Lu stress test sampai yang namanya lu dapetin product market fit tadi.
Indikator terukurnya sampai disebut product market fit tuh biasanya kalau secara profesional gimana sih bro? Oh itu tergantung sama ini juga sih, tergantung sama tipe produknya seperti apa. Tapi yang paling gue ngomong.
Lestai F&B umum lah, jual mie 12 ribu gitu. Oke F&B umum 12 ribu ya, lu gak boleh boncos. Kalo lu boncos, kalo lu nombok, itu gak product market fit. Pasti itu. Lu kan mau get it out there, keluarin, jualan, mulai jualan.
tapi pakai modal yang paling minim jadi kalau lu punya bisnis sebelumnya, oh misalnya gue udah punya bisnis es krim sekarang gue mau bisnis mie, kayak lu bilang kan gue mau lihat mie nya sama-sama takeaway lah misalnya gue bakalan pakai packaging yang udah ada dulu supaya lower down my cost tapi setelah gue udah lower down my cost, orang-orang masih gak mau beli ini up-easer gue harus R&D-in lagi Atau gue harus pivot? Oke. Hal ini harus terjadi kalo Golden Rules kita dalam 3 bulan pertama.
Maaf? Dalam 3 bulan pertama. 3 bulan?
3 bulan. Lu mau pivot atau lu mau gedein lagi ide lu? Oh mantap.
R&D-in lagi. Jadi kan kita build measure learn. Measure ini weekly, ada yang weekly, ada yang bi-weekly, ada yang monthly. Metric-nya juga beda-beda. Iya, iya, iya.
Oh itu udah lu bikinin... Tapi gak spesifik di industri ini. Tapi lu udah ada gambaran disitu ya?
Ada gambarannya, metode siapa aja. Dan lu kasih gratis gitu ke universitas? Kita masuk ke universitas, kita deketin dosennya, lu coba ajarin.
Student lu pake ini Lu ngetik dosennya Biasanya dosennya agak senior Kita Make a good connection lah sama mereka Ada memang team Pengalaman Tony Blair lu kepake lah disitu ya Networking kelas dewa itu Nice Jadi founders foundation Terus founder foundation Innovation Terus research and validation Terus product Ke elemen kelima Sales and marketing Sales dan marketing gimana caranya produk yang lu bikin tadi itu diterima sama customer, dibeli sama customer. Ya ini kita mulai ngomongin tactical lah, kalau tadi kan lebih strategis dulu diatas 5, 6, 7 ini mulai tactical. 5 itu sales marketing, 6 itu ops, jadi finance sama HR, 7 itu growth.
Lu mau.. 5 sama 6 gue skip karena itu udah sering dibahas lah ya, marketing sama ops. Nah 7? Growth and beyond ya ini ya.
Apa itu? Scale up. Lu mau fundraising? lu mau ekspansi bisnis lu itu termasuk di 7 itu ya? di 7 itu itu lengkap banget jadi kalau kita ada lah kayak teori-teori nya tentang fundraising tapi buat memang temen-temen gitu yang udah join kelasnya itu kalau kalian mau bener-bener do fundraising kita ada servicenya jadi di growth ini sebenernya is a call for action untuk 7preneur itu jadi terbagi sama yang ini akademi kita yang kita lakukan adalah mengedukasi entrepreneur, membuat entrepreneur baru yang kedua lebih scaling up, gimana cara gedein bisnisnya entrepreneur tadi karena di satu udah ke filter nih entrepreneur mana yang bagus, founder mana yang bagus yang di dua kita gedein para pengembangnya, para pembangunan juga melalui program nurture, itu menjadi mentoring mentoring program bread and butternya bukan kelas menurut gue ya kalau gini ya ini sebagai venture capital sebenarnya ini adalah end to end, ekosistem lah ya, itu yang gue bilang kenapa gue bilang Raymond Chin pas di Idea Cloud itu matanya menyala-nyala karena gue liat itu emang, Idea Cloud kan emang begitu ya Nah tapi gue harus belak-belakan depan kamera karena 7 Printer itu...
Ketika lu bikin, lu bikin framework sendiri, terus agile, muda, cepet, sekarang berapa member? 10.000 Dalam waktu berapa lama sih? Kayaknya belum 1 tahun apa udah 1 tahun? 1 tahun Founder Fest itu kayak launchingnya ya?
Founder Fest itu launchingnya, hampir Gak lama itu 7preneur gitu kan ya? 7preneur itu udah, Founder Fest itu ada, udah 7preneur Udah ada waktu itu Oh, tapi ini produk pertamanya si Founder Fest itu? Eh, salah satu grand launch-nya lah. Iya, sampai ngundang launch-nya aja ngundangnya Matt Higgins ya?
Ya, waktu itu. Dari Shark Tank? Iya, luckily kita bisa undang Shark Tank judges lah.
Gila, gila, gila. Salah satu Shark Tank judge. Ah, itu luar biasa itu. Kalau Vin Vogue, semacam semi grand launching-nya pas Jordan Belfort.
Yes, tahun lalu ya. Ya, tapi Matt Higgins, Jordan Belfort itu di... Kalau nggak salah tahunnya sama lah ya?
Tahun sama. Ya itu tahun keemasan entrepreneur lah. Last year.
Keren. Jadi yang gue ngerasa keren adalah, lu selain bisa bikin framework lu sendiri, wah ini framework bakal gue coba kulitin. Siapa tau ini bisa ngerubah banyak juga. Karena gue jujur orang yang kayak gini, ketika gue share bisnis model canvas, itu pun sesuatu yang menurut gue, walaupun menurut lu itu outdated, tapi itu masih kepake untuk sangat banyak orang.
Itu pun netizen Indonesia bilang, ah kebanyakan teori yang penting praktek. Iya gak salah sih, maksud gue tapi gimana cara prakteknya kalau lu gak ada landasan sama sekali. Lu mau prakteknya pake cara apa?
4P? Bener. Atau maksudnya pake apa lu ngapain?
Gimana langsung jualan? Apa sih? Gue gak paham.
Exactly, we just kayak beberapa dari 7 steps-nya. kita itu implementable menurut kita ya, jadi tujuh itu, misalnya sales and marketing ya the action plan bener-bener ditulis disitu, matrixnya apa aja jadi ya these are the things yang lu commit untuk to do nice interesting Selama setahun ini, 10 ribu member 7preneur, nama 7preneur siapalah orang yang gak tau gitu ya. Hampir semua entrepreneur pasti tau 7preneur. Ya not really lah, masih kecil. Gue soalnya nih, kalau gak percaya ya, di pertemuan lalu, gue ada yang punya bisnis namanya 7%.
Dia udah berdiri duluan sebelum 7preneur, tapi bisnisnya tuh ringkasan buku, platform lingkaran ringkasan buku. Beberapa ownernya disini terus ngomong sama owner lain yang dateng terus... Ngobrol, oh iya saya tau tuh 7% itu kan 7 Printer yang Raymond Chin gitu. Ya hampir semua narsum tuh ya udah familiar sama 7% sampai yang punya 7% beda.
Saya udah dari cukup lama tapi beda. Menarik. Dari sudut pandang lu kita udah ngebahas kurang lebih mencakup 7 elemen dasar 7 Printer. Dari milestone satu tahun punya 10.000 member, apakah ini sesuai ekspektasi lu? Atau lu punya ekspektasi di atas ini atau justru dulu di bawah ini?
Ehm, ekspektasi yang terhadap sebenarnya gue, kalau gue ya karena gue dari sisi bisnis, manajemen, konsultan. Lu CEO nya kan sekarang? Gue CEO nya. Ya intinya karena dalam hal ini lu udah sampai ngelepas Tony Blair.
Iya. Untuk full time disini. Iya. Lu ini bebannya tuh paling gede ada di lu. Iya.
Dan keberhasilannya juga paling gede ada di nama lu, puas gak lu? So far, I can say I'm satisfied with it. Masih banyak PL, masih banyak to do's, tapi ya we're on the right track to do it. Mimpi lu satu tahun lagi 7th Planner, milestone-nya apa?
Kita sebenarnya want to be the conglomeration of brands. Konglomasi Brands Kita sadar kekuatan kita di bisnis-bisnis yang sifatnya B2C atau D2C Jadi Brands yang dikonsumsi sama masyarakat, sama pelanggan Jadi kita sadar kita kuatnya disitulah kita tahu foundationalnya yang disitu daripada kita main di sesuatu yang benar-benar baru untuk kita kita mau fokus compiling semua aset di sini oke jadi apa yang kita ingin lakukan adalah membangun perusahaan Sebenarnya sekarang kita udah bikin programnya yang namanya Venture Studio. Venture Studio?
Venture Studio. Yang tadi aku ngomong ngerjain. Jadi beberapa bisnis yang oke, biasanya dari alumni kita.
Dan kita punya database-nya kan. Kita ngerjain mereka, kita jadi mentornya dia untuk gedein dulu bisnisnya. Hmm.
Kalau bisnisnya udah oke, ya, kebanyakan pengembang, mereka berani memberikan kebutuhan ke pembakar. Karena kita sudah menjadikannya. Tapi dalam artian ini kayak dikasih saham apa namanya bahasa saham kosong atau lu invest chip-nya?
Invest. Lu batasin kategori gak? Contohnya kalau kayak Peter Shearer kemarin, bro Peter Shearer dia fokus untuk capture atau akuisisi bisnis F&B.
Lu ada kategori tertentu? Enggak juga, kita macem-macem soalnya yang what we do. Online brand, skin care, F&B.
Kita juga ada, jadi benar-benar macam-macam industri nya. Dana yang lu kelola sekarang di, kalau ada gambaran ada di angka berapa? Hmm, kita tidak bisa menghapus itu, tapi kebanyakan dananya dari kita yang kita putar-putar pribadi sih.
Bootstrap dari lu sendiri? Maksudnya bukan dari institusi keuangan mana pun? Enggak, kita melakukan banyak advisory nya tuh kayak investment bank lah sejauh ini.
Jadi kita menjual, oh ini ada project bagus. ada lagi expansion tapi dari duit mereka pribadi atau dari duit institusinya? yang akan di invest?
ada salah satunya institusi atau salah satunya juga angels tergantung apetitenya tipe bisnisnya yang kayak apa tapi lu tetep open buat misalnya ada orang yang mau tolong kelolain dana saya atau lu, ya pokoknya saya kelolain dana yang saya punya enggak, kita belum melakukan itu kita belum melakukan itu, kita belum, oh kelolain dana saya belum tapi kita punya Network of angels, jadi kalau misalnya ada barang yang oke nih, project yang oke, I give it to you. Appetite lu sesuai apa enggak lah di industri ini. Menarik.
Soalnya gue selalu pengen tanyain ke orang yang megang VC, atau ya dalam hal ini Venture Studio, adalah sebenarnya gimana sih cara lu klasifikasiin angels? Karena kayaknya ada, lu sendiri punya appetite ke angels tertentu gitu. Sepengalaman gue ketemu sama beberapa orang, dia selalu bilang sengai satu yang memang punya network juga. Yang kedua yang gak ribet.
Kalau dari sudut pandang lu? Mereka yang bisa give something to the table for this business. Whether itu mereka memang di industri yang sama, atau can create an unfair advantage. Misalnya mereka punya distribusinya nih, yang bisa bedain. Langsung menekan harga gitu ya.
jadi memang kita looking for the synergies atau orangnya memang jago buildin brand so they can advise on them karena kan kita masuk di kapal yang sama nih gimana caranya kita bukan cuma Cuman kasih fun, tapi bisa nutup kebocorannya yang ada nanti suatu saat kalau ada. Iya benar-benar. Gitu. Amazing.
Dari pengalaman membangun brand, itu kan beda sama strategi pemasaran. Brand ini kan biasanya jangka panjang, perlu investasi yang lebih besar, gak kelihatan langsung, gak ada konversinya. Umumnya susah banget ngomong sama business owner yang mindsetnya trader. Dia gak kebayang lah bikin brand apapun pokoknya jual-jual-jual profit-konversi-profit-konversi. Ada gak tips atau insight dari lu tentang pentingnya atau gimana cara atau kenapa harus buat ngebangun brand atau memang sebenarnya not that important atau gimana sih?
Apa yang saya bisa katakan adalah tidak semua orang bisa menjadi entrepreneur. Oke. Ya.
Saya punya banyak teman-teman yang memang seperti latar belakang profesional. Mereka tidak ingin menjadi entrepreneur dan tidak akan menjadi. Saya percaya entrepreneur adalah mereka bertemu, mereka bukan perempuan.
Mereka dibuat, kenapa? Karena dari ekosistem, lingkungan yang mereka tumbuhkan. Lu tuh orangnya lebih riski apa enggak.
Lu itu bisa nge-lead company atau enggak. Karena kan leading company sama being a professional tuh beda loh. dan itu sesuatu yang saya pelajari juga, bisnis yang CEO nya itu corporate misalnya tidak punya perusahaan, akan punya strategi ataupun keberanian yang lebih dibandingkan bisnis yang di punya sama dia sendiri gitu atau keluarga nya yang keluarga punya gitu Itu sangat berbeda gitu, kalau kita bisa ngomongin kemahiran bisnis yang diatas itu corporate lah yang paling gede banget dan multi-national company, dan kemudian kemahiran perusahaan mungkin itu konglomerasi lah, bisnis keluarga baru yang bawanya itu entrepreneur kemahiran kemahiran ke bisnis kecil, UMKM lah kalau kita biasanya ngomongkan mereka semua punya uniknya, mereka semua punya keinginan yang berbeda juga makanya gak semuanya itu bisa jadi entrepreneur di atas mungkin beberapa profesional yang udah jago, mereka bisa mencapai 100 plus ya udah jadi via jalur korporat aja, ketika lu jadi pemimpin dan pemimpin baru di situ perusahaannya udah gede, udah ada perancang di mana-mana, udah multi nasional Dia juga berdiri sama orang yang memang bikin-bikin dari nol. Melintis.
Let's say ini konteksnya adalah orang yang membangun bisnis, tapi mindsetnya trader. Pedagang, bukan pebisnis gitu. Yang dia gak pentingin branding, tapi fokusnya ke selling, selling, selling, marketing, selling, selling, selling, tapi branding tuh bukan jadi sesuatu yang urgensi. Itu dari sudut pandang lu gimana?
Dagang gak masalah. Menurut gue dagang gak masalah. Pedagang sama entrepreneur tapi beda. Ya kan?
Entrepreneur, berbedanya apa? mereka menciptakan nilai, mereka memberikan nilai ke segala hal, segala perusahaan atau produk yang akan mereka jual. Pedagang, mereka cuma terusin apa yang ada, oh saya melihat pasar itu, saya menjadi pemindel.
Mungkin ada pedagang yang bisa berkembang, oh ya memang sudah pegang pabrik, pegang brand gede, mungkin tembakau atau loko gitu kan, tapi pedagang-pedagang baru yang sekarang datang, mereka masih bertahan 2 tahun, 3 tahun, makanya. mereka adalah entrepreneur sepanjang mereka akan datang dan pergi, industri yang berbeda lagi datang dan pergi mereka akan melihat gap pasar ini ada dimana entrepreneur, mereka sangat bergerak mereka akan punya conviction yang lebih tinggi untuk ide nya dia blood, sweat, and tears bakalan ditaruh kesana walaupun banyak orang bakal ngomong, lu bego lu gak akan bisa mereka percaya pada diri mereka sendiri itulah sebabnya foundation founder itu paling penting untuk menjadi entrepreneur sebenarnya end goal lu tuh apa karena being an entrepreneur is not about gue jadi lebih kaya, gue punya financial freedom only, gue punya time freedom juga, tapi what eventually your impact kepada sesama kalian to your environment, to your nation that's the calling of being an entrepreneur that's what I can see and that's why gue juga jamin gue dulu sebenernya udah enak iyalah I can say lah gaji 3 digit gitu lah udah enak lah, nyantai-nyantai aja ngapain gitu kan ngebangun tapi ya sebenernya kalau dari sisi uang sejujurnya 7preneur ini sebenernya bisa jauh lebih menjanjikan juga kalau lu tarik sebagai ekosistem ya jadi itulah kenapa gue gak bilang ini sesuatu pengabdian pelayanan seperti Tony Blair karena sebenernya kalau jangka panjang ini jauh lebih besar daripada 3 digit masih warung lah kita sekarang mah bukan warung lah, warungnya udah udah tapi gini gini Gue sekarang nangkep bahwa kenapa ada orang yang dia ngejalanin usaha, terus dia hasilin untung, dia punya karyawan, terus dia nonton podcast bisnis, terus dia bilang bullshit teori doang. Sebenernya mereka trader.
Ya mereka adalah pedagang yang memang gak pake teori-teori yang mau 7th Planner bikin, mau bisnis model canvas bikin. Dia tuh bener-bener murni cuman jadi middleman, dapet margin, abis itu dia ganti kategori lagi, ganti kategori lagi, diliat tren mana. Ya menurut dia itu jalan dan itu gak ada masalah. Cuman kan gak semua orang harus jadi pedagang juga. Gak semua entrepreneur harus jadi pedagang.
Seperti gak semua pedagang harus jadi entrepreneur. Nah dalam konteks ini kalau kita lagi ngomongin bisnis. Kita lagi gak ngomongin berdagang.
Dan itu suatu hal yang berbeda. Sama-sama hasilin duit. Sama-sama tidak jadi karyawan.
Tapi bedanya adalah entrepreneur memberi value. Di setiap hal yang mereka lakuin. Di setiap touch pointnya itu keren banget. Kalimat yang lu kasih itu simple.
Tapi itu banyak menjawabkan. Value itu kan bakal ngomongin sesuatu yang lebih dari duit. Dan ketika lu berdagang ya lu ngomongin duit.
Ya lu ngomongin apa lagi? Kalau entrepreneur biasanya ada panggilan, calling, purpose, more than money. Benar.
Menarik. Dari sudut pandang bro sendiri, jauh lebih sulit mana, walaupun kesulitannya pasti berbeda, tapi jauh lebih sulit mana membesarkan brand yang baru atau scale up yang sudah berjalan steady. Karena gue memang basicnya, management consultant yang udah korporasi gede, lebih sangat, lebih sulit 0 to 1. Jauh lebih sulit menurut gue. Gue sangat salut makanya sama founder atau parentis.
Karena mereka disrupt the market. Yang udah 1 to 100, 100 plus itu beda. Beda breed. I'm telling you. Makanya.
CEO atau senior leader di setiap fase dari bisnis itu pasti beda. Mau 0 to 1, oh mereka butuh yang lebih agile. 1 to 10 beda lagi, 10 to 100 beda lagi.
Makanya sebenarnya yang kita batalkan adalah founders. 0 to 1-nya siapa? Oh these people can create business. Mereka bisa jadi pembeda dalam market. Itu yang kita lihat di 7preneur, bukan bisnis itu sendiri.
Karena sebenarnya bisnis kalau udah Bener, kalau bisnis udah gede Ya foundernya mau diganti pun, CEOnya diganti Ya gak pasalah Tapi mereka sudah mengganggu pasar Oh, saya lihat Karena kalau bisnis model canvas, kita fokus di customer segment sebagai elemen pertama, karena customer segment akan nentuin banyak hal, makanya bisnis gue, gue spesifikin customer segment adalah owner klinik kecantikan gitu. Tapi kalau dari sudut pandang lu, yang lu tekenin adalah guahnya gitu. Foundersnya.
Oke menarik. Dan berarti kalau begitu dari konsep lu, founders itu sangat penting untuk ngedisrap pasar, tapi sebenarnya untuk urusan scale up yaudah gak usah urusin dia. Berarti dalam hal ini apakah lebih ideal? Bagi para founders yang fighters ini, disruptor, dia bikin bisnis model baru, proven, terus di scale up sama professional team, terus dia bikin baru lagi. Seperti itu atau sebenarnya mendingan satu tapi udah fokus terus cuman ini doang?
Itu tergantung lagi. Nggak semua founder itu akhirnya pengen jadi punya konglomerasi. Oke.
Let's say gue di bidang nutritional gitu. oh gue gak mau segede kalbi, gue gak mau dikenal orang, gue gak mau dikejur-kejur orang pajak misalnya kayak gitu jadi memang disesuaikan dengan tujuan pembangunan gue cuma mau kebebasan finansial, misalnya gue buat 1M udah cukup gak perlu lebih dari itu, yaudah kita simpan sampai ke situ misalnya yang mau nyari duit sebanyak-banyaknya, bakalan lebih efektif mana sebagai pembangunan? Setiap kali udah berhasil yang scale up tim lain atau dia sendiri yang harus scale up bisnisnya? Nah ini juga tergantung sama bisnisnya akhirnya.
Kalau bisnisnya udah healthy, udah profitable, again balik ke kita mau jadi startup atau kita memang bener-bener mau jalanin di kita sendiri. Kita mau... bikin our own conglomeration kalau kita mau jadi startup, kita udah welcoming orang lain untuk masuk dong beda cerita, sama kalau kita, we keep the pie to ourselves the conglomeration, back to again, itu lagi karena brand memang identik sekarang banyak kan visi venture capitals, angelus itu mulai looking into conventional brands lah. Tapi kan konglomerasi pun sebenarnya ketika scale up dia bisa hire senior leader corporate buat scaling up. Bener, bener gak masalah.
Tapi dari sudut pandang lu kalau konteks startup udah jelas yang scale up-in itu banyak yang support lah gitu ya. Investor juga punya kepentingan. Tapi kalau si konglomerasi let's say dia... conventional minded gitu ya dia mau bikin konglomerasi dia sangat sensitif ini bisnis ini udah seperti anak saya dia gak mau ada orang masuk tapi dia mau ini berkembang nah cuman apakah lebih ideal dia yang upgrade diri untuk belajar scale upin bisnis dia atau dia hire orang dia gaji orang buat professionally scaling up nah justru bedanya disini kalo disini lu akan tight lu dimasukin visi hmm Mungkin kebanyakan kalau founders sudah dimasukin VC itu kayak agak di borgola. You stay here.
Di pecut-pecut lah ya. Di pecut-pecut gitu. Lu 3 years, lu gak boleh quit.
And then these are the work ethics that you need. Lu harus serah tangan lah. Itu jalur yang lebih instant.
Jalur yang disini kalau lo makasih, what you need to create is a system. Kalau lu founder bagus, lu bisa cari founder yang bagus lagi. You become a mentor, you create a system rather than lu eksekusi itu semua.
Itu makanya konglomerasi itu ada kan. Jadi kayak kalau kita ngomong konglomerat di Indonesia kan, mereka dulu gak pakai jalur visi lah kebanyakan kan. Tapi kan mereka kalau konglomerasi di Indonesia yang gue lihat ya, mereka kan jadi kayak semacam private equity sendiri dan mereka tinggal akuisisi-akuisisi kan.
Bener, bener. Kalau memang baru... What you need to create Itu biasanya memang What we call is Venture builder tadi Venture studio Slash venture builder Lu jadi founder Lu tau Cara lead lu kayak gini Lu turunin itu Lu jadi mentor Akhirnya Ke founder yang baru lagi Menarik What we bet is The founder itself Menarik Dari sudut pandang Seorang Stanley Kalau Pebisnis yang sudah berhasil Dijalanin satu bisnisnya Terus dapet Income miliaran per bulan Konteksnya Sekarang dia mau Ngembangin bisnisnya Tapi gak bisa pake Organik lagi karena growthnya ya cuman 2 digit pun susah ya paling 11% 10% dia ambisinya mau 30% at least reasonable tapi gak bisa lewat organik lebih baik dia bangun lagi ekosistem bisnisnya kayak oke saya punya klinik tapi saya sekarang mau bikin salon saya mau bikin masa atau dia mending akuisisi yaudah kalau gitu daripada bikin baru karena kan lu gak walaupun itu ekosistem tapi lu gak tau know how salon lu gak tau know how nya itu atau yang mana sih sebenernya yang lebih tepat Tergantung tipe bisnisnya, kalau kita ngomongin kayak tadi salon.
Beauty business misalnya. Beauty business paling gampang memang akuisisi. Lu bukan cuma beli.
aset-asetnya, beli ekosistemnya, tapi lu beli orangnya juga kan untuk menjalankan bisnis tapi kalo itu entiling, gak ada sinerginya misalnya startup, sama-sama tech, tapi industri yang berbeda kan tech itu hanya penyelesaian lu mendingan build dari nol lagi tapi dengan mindset yang sama, dengan sukses story yang ada lu mau fundraise itu, ya lebih gampang lah gitu kalo lu udah punya sukses storynya lu bisa replikasi jadi nya, misalnya ad-read Another adit A gitu misalnya. Interesting. Wow. Menarik, menarik, menarik.
Lu sebagai venture builder juga melihat bisnis yang sehat itu kan sudut pandangnya banyak. Ada yang lihat dari laporan keuangan, ada yang biasanya lihat timnya apakah sudah kuat. Tapi kalau dari sudut pandang lu gimana sih keseksian perusahaan atau kesehatan perusahaan sebelum kita mau scaling up?
atau sebelum lu akuisisi atau apapun itu, yang sehat dan seksi itu apa sih? ini dari sisi pandang gue ya, kalo misalnya gue mau masuk di dalam bisnis karena kita strong in online brand, kita ngerti opsnya, kita ngerti marketingnya gue first thing first bakal liat backgroundnya dia oke jadi dia itu mengerti apa sih sama industry ini gue mau orang yang spesialis soalnya menarik gue gak mau orang yang generalis, karena gue bisa jadi growth hacker lu nih Gue bantuin lo, gue jadi booster lo nih untuk gedein bisnis lo. Tapi seberapa lo in-depth into your business, kaki lo udah kebanjiran, masuk ke laut itu, seberapa dalam in that business.
Kalau lo udah ngerti disitunya, baru gue akan bantu lo. Karena kebanyakan founder di Indonesia, yang sifatnya lebih kayak konvensional atau UMKM, mereka gak ngerti caranya gimana bikin financial projection, paid advertising juga gak ngerti gimana. sesuatu yang sebenarnya itu masih kayak, ada banyak potensi di luar sana tapi sebenarnya dibalikin lagi, potensi nya ini bakal ke unlock kalau dia punya pembedanya tadi gitu seberapa dia kecemplung di dalam industri itu dan seberapa konsisten dia makanya gue bilang, kalau gue sebagai konsultan yang gue generalis gue gak cocok jadi founder cuma satu brand gue biasanya jadi growth hacker, gue bantu lu gedein bisnis lu karena nature gue orangnya yang kayak gitu Makanya gue disini entrepreneur yang membantu entrepreneur Bedanya itu bukan gue sendiri entrepreneur yang bikin brand atau bisnis gue sendiri Karena lo seorang generalis handal Dan lo butuh support dari spesialis-spesialis di bidangnya masing-masing Bener kan kita saling synergy lah T-bone kan Gue yang disini T-nya Yang diatasnya gue mau cari vertikalnya siapa aja nih Oh i see Walaupun konteksnya subjektif tapi itu bener-bener menjawab pertanyaan gue sih Jadi kadang-kadang Generalist, spesialist ini kan membingungkan. Tapi dalam konteks lu sebagai growth hacker, scaler, bisnis, lu nyari yang spesialist. Dan ini sebenarnya dari sudut pandang ini berarti bisnis yang mau nyari investasi atau investor, kalau tujuannya adalah growth, berarti dia harus pastiin investornya itu adalah orang yang bisa jadi growth hacker, dan dia sendiri adalah spesialist yang ahli di bidang dia.
Exactly. Menarik. Dan dari sisi kita, Karena kacamata kita juga entrepreneur, kita melakukannya untuk entrepreneur dan untuk entrepreneur juga. Jadi karena kita ya timnya macem-macem lah, ada yang satu dari family business, ada yang satu dari X venture capital, kita bikin sinarginya disitu. Skill set yang beda-beda tapi gue bakal lihat dari kacamata entrepreneur untuk kamu.
Bagus. Ini... Udah arah ke closing gue cuman punya pertanyaan iseng bro. Oke. Tentang Starlink.
Oke. Iya kan. Itu gimana ceritanya bisa cuman 30M, 3 orang, ya kan yang OSS-nya.
Iya. Kalau dari sudut pandang gue nih, tanpa belum klarifikasi apapun, cuman gue pikir kayak, ya gue pernah isi OSS beberapa kali ketika bikin badan usaha. OSS itu kan kayak cuman komitmen awal yang ya, yang penting itu formalitas ngisi, nanti pada prakteknya kan itu, ya gak mungkin lu persisin sama kayak OSS gitu kan.
Surut pandang gue gitu, jadi makanya mungkin di OSS dia tulisnya 30M, 3 orang, dan segala macam. Tapi sebenarnya faktanya kalau dari surut pandang yang lu yang jalanin koneksifikasi, kenapa bisa muncul berita itu dan OSSnya bisa dipublis kemana-mana gitu ya? Ya itu mungkin, all I can say is politics.
Oke. All I can say is politics. Beberapa mungkin asosiasi yang gak suka dengan itu, because Stalin is really disrupting the market.
What I can tell you is that. Gue belak-belakan ya, bro. Gue sangat...
Suka dengan Starling masuk Indonesia sebenernya Karena itu membuat setidak-tidaknya Ini incumbent-incumbent pemain operator ini Semuanya seenggaknya jangan taruh patok harga mahal Terus kualitas jelek gitu Udah lemot, mahal, terus gak ada pilihan Pas masuk Starling itu kita kayak Nah kan, lu berubah lu Lu gak berubah sih, gue pindah lu bener lu Karena sekarang jujurnya, udah jujurnya ada banyak banget yang Ya drama restart router itu buset bro Ya kan hujan, sinyal ilang Apalagi kalau di daerah, kita di kota aja Kita komplaining like this Yang di... Timur di Papua sana gimana? Exactly. Walaupun beritanya yang naik kan adalah itu kan. Gue ngerti cara, kan gue dari suruh pandang marketing.
Pas gue liat berita yang muncul, daerah sini ketika dapet internet cepat malah tercandu pornografi. Gue liat, wah ini sisa diserangannya nih. Menarik nih menarik.
Bener. Karena kan sebenernya itu kan, ya artinya apakah untuk... Itu jadi jangan-jangan kasih internet biar gak kecantikan demografi kan gak begitu kan.
Tapi poinnya berita-berita itu tuh dinaikin karena ya menurut gue ada hal-hal yang terstruktur dan sistematis. Karena ini kan ninggung puluhan ratusan triliun bro. Bener.
Jadi sebenernya menurut lu apalagi serangan legislatif yang bilang bahkan izin operasionalnya aja belum ada. Apakah ini Indonesia negara hukum katanya kan gitu. Bener.
Kalau ini negara hukum kenapa gak ada operasionalnya boleh jalan. Oke. gimana sih bro, kok gak ada izin operasionalnya bisa dibilang sih memang itu semuanya struktur dan sistematis lagi semuanya itu dikendalain sama beberapa kepentingan tapi kalau kita tarik balik, kita zoom zoom out lah dari sisi helikopter view hal ini yang terjadi udahan di negara-negara lain. Contohnya sama seperti di Malaysia, memang izin operasionalnya belum keluar, tapi udah ada red carpet yang terjadi di Staling.
Tapi at the end of the day kan, kalau kita jalanin sebuah government, jalanin sebuah project, impact-nya apa yang paling penting. Apa, berapa life, berapa hidup yang akhirnya kita ganti gitu. Kita make them better out of this project.
Kalau kita ngelihatnya dari sisi birokratis memang semuanya ini harus disini, negara kita dan lain-lain. Dibaik lagi question-nya. Seberapa pentingkah kita mengutamakan birokrasi itu dibandingkan dengan impact untuk masyarakat. Nah itu yang sebenarnya terjadi Di lapangan Sekarang pertanyaan akal kedua Ini pertanyaan akalnya gue gak ngeliat ini ditanyain orang Tapi ini ada di hati gue Ini cuma logika doang Internet murah Cepet banget 200an MBPS real, harga cuma 700 ribuan, beli alat cuma 4-6 jutaan.
Apakah ini caranya dia lu mau pake aplikasi apapun tapi data lu masuk ke internet, gue baca semua data lu. Apakah itu sebenernya memungkinkan? Enggak. juga karena di Indonesia dan ini berlaku untuk Starlink juga jadi kalau kita ngomongin Starlink ya kan labu satelitnya itu udah di Indonesia means, jadi ketika kita tembakin, kan Starlink itu kan satelit yang langsung two way, lu gak perlu ke BTS dulu, baru nembah ke atas, ini langsung tembak ke atas jadi di Indonesia itu setiap kali ada tembakan ke bawah ya Receivernya itu harus di dalam Indonesia Dan itu udah dikontrol sama Indonesia Oke, artinya gak ada privasi yang bakal leak gitu ya? Dan receivernya itu bukan punya Starlink Itu kerja sama, sama pihak ketiga Dan itu punya orang Indonesia Itu bisa memastikan, oh datanya ini gak leakage keluar.
Soal kemarin ada salah satu sosok legendaris IT, tapi jujur gue lupa persis namanya siapa, tapi dia diundang beliau, diundang ke podcast, beberapa podcast, terus beliau cerita tentang, ya itu penjelasan hal yang sama loh, Orbit itu sebenarnya harus ada ground station, itu sebenarnya Indonesia juga bisa bikin dan segala macam. Intinya memang starting juga gak pakai ground stationnya dia ya, dan datanya dikeep di situ ya. Walaupun ini gue belak-belakan aja nih, mohon maaf sekali ya, ke Indonesia. Atau pemerintah Indonesia adalah Kita bahkan udah gak terlalu peduli Mau TikTok ngambil data privasi kita Kayak mau Starling ngambil data kita Faktanya data kita emang udah ke hack terus bro Ya maksudnya data mana lagi yang belum ke hack pak Semuanya udah bank kita ke hack Kan ada bank yang datanya bocor 15 juta data nasabah bocor Ntar pusat data nasional bocor Terus nanti yang waktu itu yang data KTP Yang apalah bocor Ya udahlah jadi kayak lu privasi mana lagi, semenjak bocor ya sehari ini, sepanjang hari ini aja gue ditelepon ada 20-30 kali, semuanya suspected, spam, suspected, fraud semenjak data bocor gue liat banget banyak temen-temen di Instagram lu gue gak tau lu dapet telpon-telpon aneh gak?
dapet dapet, banyak iya dan itu sebelum data bocor itu gak segitunya ada sih ya paling ngelawarin apa sih asuransi gitu-gitu semenjak bocor kemarin itu parah bro terus ya oke lah let's say bilang aja itu kebetulan karena kan katanya Red Somewhere ini tidak membuat data kita diambil gitu yaudahlah. Tapi intinya udah sering terjadi kebocoran, maksud gue udah mau bocor apa juga udah bocor mau diapain lagi. Dia udah punya data semuanya nama, nomor KTP, alamat, mungkin ukuran baju dalem gue udah semua udah dia tau.
Iya, dan itu memang masalah yang terjadi di pemerintah kita, pemerintah kita tuh reaktif, daripada preventif. Jadi bukannya cyber security nya dikuatin dulu di depan, tapi kalau udah memang terjadi dan baru bocor, oh baru ini kita harus shut this. Dan yang bikin gue makin kesel adalah informasi 700 miliar, sebelumnya sudah turun untuk ada perbaikan-perbaikan, upgrade-upgrade, terus abis itu kehack kan itu kayak wah ada lucu-lucunya nih. Yang bikin gue lebih bete lagi adalah kalau setelah ini tiba-tiba tim cyber security nya minta dana. Saya oke-oke ya kita bisa membuat ini tidak dihack lagi Asalkan bayar sekian triliun Ya pak udah bocor Jadi kalau bapak secure sekarang menurut saya itu kayak Terus endingnya hari ini muncul berita bahwa Akan dibalikin Terus hackernya minta maaf Ya kan hackernya minta maaf Akan dibalikin datanya Kami ini ya Ya gue mau ngomong lebih lanjut lagi bahwa Itu bisa jadi sesuatu yang berbeda dari yang terlihat Tapi gue gak enak ngomong disini gitu ya Itu keindahan Indonesia.
Tapi ya, tidak apa-apa. Kita tetap berharga dengan Indonesia. Dan berharap satu hari Indonesia lebih baik lah gitu ya. Tapi pertanyaan gue adalah, ini pertanyaan terakhir yang nakalnya terakhir, tapi ini gak terlalu nakal-nakal banget. Gimana ceritanya, kenapa se-level menteri, untuk ketemu Elon Musk, butuh Tony Blair Institute?
Emang gak bisa langsung email gitu bro? Atau lewat jalur resmi, gimana kek? Kenapa harus ada Tony Blair Institute? Emang segituhnya, susahnya koneksi.
sebenarnya bukan segitu susahnya, tapi Tony Blair Institute ini sebenarnya sudah di stasiun di kementerian strategis kita tuh jadi pembisiknya menteri karena kita yang bikinin long term plan-nya, strateginya jadi sebelum kita present ke Pak Menteri, kita sudah, eh kita sudah ada koneksinya nih yang bidang infrastruktur ini kita sudah kebayang seperti manajemen konsultan pada umumnya, strateginya over the 5, 10, 20 years Eh ini kita pakai Starlink, kita sudah punya koneksi karena kita ada privilege-nya disitu Makanya pak menternya mengizinkan kita Pertanyaan gue adalah emangnya waktu lu kerja sama kementerian kesehatan lu gak meeting sama kementerian BUMN? Maksudnya ini kan impact-nya Starlink ketika pak Luhut bikin itu jadi bisnis Itu kan akan impact ke BUMN nih Itu lu waktu itu gak ngobrol sama BUM, men? Enggak, karena kita gak... Gak di stasiun ke situ gitu ya? Gak direct contact sama itu.
Oh. Jadi yang memang hubungannya birokrasi antar kementerian itu di handle sendiri sama menternya. Jadi sekat-sekat itu is real gitu ya?
Nah sekat-sekat itu yang jadi kendala jangka panjang kalau sekat-sekat itu masih selalu ada, rumit banget buat bikin apapun ya mentoknya di sekat-sekat itu gitu ya? Well that's the reality tapi memang kayak kesatuan dari... kita kan biasanya ngomong oleh publik Indonesia visinya cuma visi presiden nah itu yang paling penting untuk next administration juga yang paling penting adalah tidak ada visi menteri satu-satu adanya cuma visi presiden wow, sangat diplomatis dan menyelekit sebenarnya itu kalau yang cerdas itu pasti mengerti, menarik menarik, ya tapi pada akhirnya menurut gue pribadi secara bisnis Mungkin Starlink akan berbahaya ketika akan terjadi badai PHK.
Misalnya Starlink kuat, misalnya terjadi badai PHK, dan ternyata Starlink gak perlu lagi orang-orang yang kan sering ya, kabel internet putus, ada lagi yang dateng. Rumah gue satu tahun, kabel internet putus 13 kali, Pak. Kenapa tuh?
Too broke tuh? Seringnya gara-gara tukang potong rumput. Oke.
Fiber optiknya kecetet. Nah dan yang gue baru ketahui adalah ternyata yang nyambungin kabel itu third party. Oke.
Nah karena dia pihak ketiga dia dibayar per proyek. Jadi semakin sering kabelnya putus dia semakin berduit. Ya pantesan aja gue bilang ini kenapa dipasangnya asal-asal. Dia kalau dipasang sini udah pasti putus lagi.
Gue yang harus minta pak tolong pak ini dikasih pipa dulu. Ya, ya, model begitu. Jadi itu mungkin orang-orang yang kerjanya begitu bisa jadi ter-PHK, bisa jadi.
Gue gak tau. Nah itu mungkin akan berbahaya buat ekonomi. Kalau misalkan gara-gara Starlink, bisa kebayang lah berapa ribu, berapa puluh ribu yang ke-PHK.
Dari sudut pandang lu, gimana antisipasi ini? Karena lu kan juga pembisik pemerintah. Ehm, mungkin Pemerintah punya strategi yang beda lah karena kan gue udah resign disitu.
Iya, iya, iya. Tapi dari sudut pandang lu nih? Dari sudut pandang gue memang hal ini inevitable, udah terjadi di negara maju sebelumnya. Oke. Jadi ya, kalau kita mau upgrade ourself, ya this is the pathway to do it.
Memang harus swallow the bitter pill. Kalau misalnya memang beberapa tenaga kerja yang bakalan a bit mundane. bakalan sering-sering cuman seperti itulah pekerjaannya very technical itu akan terganti sama teknologi yang akan datang dan this is real, ini bukan cuman di sisi infrastruktur doang, di sisi AI juga gitu kan, jadi memang kita harus antisipasi kita harus upgrade skill dan one of the way memang banyak yang oh yang sebelumnya kerjaannya cuman technical sekarang dia udah ganti pekerjaan yang mungkin lebih digital minded atau pindah ke entrepreneurship.
Dan itu lagi kita memang push gitu. Dan salah satunya saya sendiri dari 7Panner. Kita mau upgrade diri kita sendiri.
Kita gak, disini aku ya, aku gak mau semua orang jadi entrepreneur. Tentu saja, siapa yang bakalan kerja gitu. Tapi semua orang harus mengadopsi mindset entrepreneur.
Yang paling penting, kamu tahu untuk menjadi entrepreneur, itu gak ada yang bakal nyambuk lu dari atas. Tapi you know whether you purpose it Tujuannya kemana, kita kan kalau punya mobil kan gak, gak paling penting adalah punya gasnya paling banyak kan, bensinnya paling banyak, bensin tuh uang lah misalnya. Tapi kita tau tujuannya kita mau kemana.
Bukan ngumpulin gas banyak-banyaknya, tapi tujuannya kemana. Amazing, keren. Ini menurut gue ya, ini mind blowing karena, kalau dari dulu gue pikirnya gimana cara meningkatkan kewirausahaan di Indonesia adalah, ningkatin angka persentase entrepreneur dari 3,4% jadi 6%, 7%, 8%. Tapi bisa jadi dengan cara sesederhana 250 juta penduduk ini, mau dia ibu-ibu rumah tangga, mau dia nenek-nenek kakek-kakek, mau dia anak kecil, dia punya mindset yang bagus.
Mindset wirausaha atau sesederhana self-aware, self-lead, self-drive. Jadi walaupun dia ibu rumah tangga, tapi dia punya mindset entrepreneur dalam artian dia tahu kebutuhan, dia bisa ngebaca. seenggaknya financial management buat keluarga dia ya hal-hal yang fundamental di entrepreneurship yang bisa dipakai di kehidupan sehari-hari orang-orang itu bakal keren banget itu bakal ngerubah banyak jadi ketika ada badai ketika Starling masuk ya karyawan-karyawan pun dia udah tau oke ini logika ini ya ini hukum alam akan terjadi entah itu mau mereka Starling mau nanti siapapun akan terjadi akan digantikan dan kalau udah digantikan mereka harus cepet-cepet ganti atau tambah ke terampilan lain. Dan sebagai seorang entrepreneur kan, salah satu fundamental yang harus dimiliki adalah agile itu.
Nah mereka kalau punya agile itu di dalam hati mereka, itu benar-benar jadi solusi jangka panjang. Nice. Revolusi mental berarti kan. Perfect.
Visi presiden. Bukan visi menteri-menteri. Yes. Menarik. Folks, sekian episode kita hari ini.
Kalau teman-teman ngerasa ini bermanfaat, teman-teman bisa subscribe. Tapi yang lebih penting kalau mau belajar lebih dalam, Walaupun ini gak ada placement dan lu gak bayar gue satu rupiah pun untuk ngomong tapi gue saranin kalau memang mau belajar lebih dalam 7 Planner mulai dari lihat Instagramnya 7 Planner yang kedua kalau lu tertarik mau join kelasnya kenapa enggak? Itu akan jadi decision yang berubah hidup menurut gue.
Thank you. Stanley ada mau tambahin sesuatu di takeaways terakhir? Apa yang gue bisa katakan adalah karena gue mungkin bahasa Indonesia lah.
Mungkin kalau gue dulu itu profesional dan gue jadi entrepreneur, gue udah cobain semuanya. Satu hal yang gue mau teman-teman perhatikan adalah, cobain semuanya juga. Dan kamu tahu tujuanmu dalam hidup itu sebenarnya, lu pengen apa?
Apa yang bisa kamu kontribusi ke komunitas? Apa yang bisa kamu kontribusi ke negara? Gue udah cobain, gue dari sisi private, dari sisi publik, dan dari sisi entrepreneurship. Dan akhirnya gue belajar, ini yang gue inginkan. Ini yang bisa saya kontribusi juga.
Jadi entrepreneur bukan selalu game akhir. Kalau lo mau jadi paling kaya, lo mau paling jadi sukses. Tapi itu hanya salah satu. Pilih sendiri dan coba semua ini.
Senang mengeksplorasi. Terima kasih. Terima kasih.
Bye folks.