Halo semuanya, hari ini saya akan berbicara bersama Samuel Rey, seorang penulis dan kreator konten. Dan ini menarik sekali karena Samuel Rey ini sudah berhasil mencapai kebebasan finansial di umur 33 tahun selama menjadi karyawan. Betulkah itu? Betul sekali. Gokil.
Oke, kita langsung saja berbicara. Ini menarik sekali ya. Kita mulai dari definisi dulu. Oke. Kebebasan finansial.
Itu apa tuh? Ini kiblatnya sih fire movement ya Jadi di Amerika Serikat ada namanya Istilah fire, financial independence, retire early Dimulai sama komunitas software engineer sebenarnya disana Yang mereka earning much But they don't Jadi kerja pulang-pulang tabungannya banyak dan mereka mulai ngitung sebenarnya saya butuh berapa sih untuk bebas finansial. Dari situ mereka dapat hitungan 4% rule.
Jadi teorinya kalau kita bisa hidup dari 4% aja aset kita tiap tahunnya kita bebas finansial. Karena sisanya returnnya 3% itu bisa berkembang dan berkembang. Terus ya Bang Raditya juga sering ngomong sih tentang topik ini ya.
Ya kami... ngitung itu sih berdasarkan versi fire dan ya berdasarkan versi fire movement tadi di Amerika Serikat kalau kasarnya ya berarti katakanlah kebutuhan personal gue setahun ya itu 100 juta gitu, berarti untuk bisa pensiun gue harus punya berapa tuh? Berarti 2,5M ya?
Iya. Bener gak? Kali 25 kan? Kali 25. Kalau kebutuhan kita 100 juta setahun berarti harus punya 2,5 miliar rupiah. Betul.
Yang artinya kita bisa tarik 100 juta per tahun. Karena kita taruh mungkin di obligasi, dia naik 7% gitu ya. Kita ambil 4, sisanya 3% itu buat lawan inflasi. Dan kawan-kawannya gitu ya.
Oke, berarti kan artinya, lu itu udah punya... Angka target nih di umur 33 itu dan angka target itu persis 25 kali pengeluaran tahunan? Persis sih persis tapi dengan catatan bahwa kayak gue nggak boleh ada pengeluaran yang berubah drastis kayak misalkan tiba-tiba gue punya anak lagi itu kan berarti itungannya berubah lagi atau gue tiba-tiba mau renov rumah mau pindah ke rumah yang lebih besar berarti kan gue butuh capital lumayan gede buat renovasi rumah gitu jadi dengan catatan Lifestyle gue bisa gue maintain seperti sekarang Menghitung Atau memulai untuk mengumpulkan Dana pensiunnya, kita sebut aja dana pensiun lah ya Untuk bisa pensiun itu Itu dimulai dari umur berapa?
Jadi sebelum ada Fire Movement, sebelum ada Frugal Living Sebenernya dari tahun 2011-2012 awal gue mulai kerja itu Kami Gue sama istri itu sama-sama hemat Posisinya udah sama-sama hemat Tapi bukan karena pengen gaya hidup frugal Karena kebetulan karena ya udah orang tua, karena keadaan lah ya jadi kita sama-sama sandwich generation harus ngasih uang ke orang tua terus Kami datang dari keluarga yang orang tua sama-sama pengusaha Tapi pengusahanya tuh gak besar lah gitu Jadi kami tuh melihat ini banyakan konflik Banyakan susahnya repotnya kalau jadi pengusaha nih Buat kami ya pada saat itu Jadi kayak gue pengen deh ditipu orang Terus kadang bisa kalau lagi ada uang tuh happy banget Kalau lagi gak ada uang tuh susah gitu Jadi kayak hidup tuh kayak rollercoaster banget bang Nah buat kami berdua kebetulan sama pola pikirnya Kami tuh pengen yang stabil-stabil aja Jadi akhirnya endang punya visi tuh, gue pokoknya mau bye-bye jadi karyawan dari awal gue kerja. Syukur-syukur 2 tahun sekali, 3 tahun sekali gue promote deh. Dan akhirnya nanti gue pengen jadi direktur di kantor SCBD, ngeliatin skyscraper. punya kantor di corner office lah jendelanya gede gitu jadi punya mimpi kayak gitu jadi gue dari awal memang jalur karyawan deh yang mau gue kejar gitu nah tapi kan kalau tadi kan gue tuh lebih pengen penasaran bahwa Keluar angkanya tuh di umur berapa? Angka target, oke di umur segini, angka segini itu udah tau gitu?
Oke. Angkanya mulai ngitung itu di tahun 2020, di umur 30. Oke. Berarti untuk mencapai target dana pensiun, lo membutuhkan waktu 3 tahun?
Karena dengan catatan sebelumnya tuh kita udah memang hyper saving gitu lah. Oh, aneh sih. Kita udah kebiasaan dari mulai bangun rumah, dari mulai nikah, dari mulai nikah tuh Orang tua gak biayain, kami bayar sendiri Abis nikah, beli rumah Itu juga kami coba nabung sendiri Dan sebagainya Jadi memang terbiasa Ngurus semuanya sendiri Memang istri gue, ini harusnya yang diundang hari ini istri sih, bukan gue sih. Jadi dia sangat, ini lah, kami berdua sangat terbiasa untuk hidup dalam budget, ngatur keuangan. Tahun-tahun kan keuangan itu kan lama-lama menstabilkan dirinya sendiri gitu kan.
Awalnya kan kayak uang susah setelah semua kebutuhan tercapai, terpenuhi kan. Kayak mulai kelihatan, oh tiap bulan sebenarnya saya butuhnya segini nih. Sebenarnya dari kebutuhan segini.
50% buat bayar KPR nih kemarin, sekarang KPR udah lunas berarti kan kira-kira bisa berkurang jadi lama-lama kelihatan, nah di umur 30 itu kayak kami tuh udah mencapai posisi dimana kayaknya cukup happy deh dengan lifestyle yang sekarang anak satu, rumah cukup, ada mobil satu dan mulai kelihatan biaya hidup sebulan nah kami hitung berdasarkan itu di 2020 tuh kami nonton videonya Pak Dodi bicara investasi yang pernah diundang Bang Raditya juga jadi itu yang nge-trigger kami untuk eh kita hitung yuk 4% rule kita berapa ya Iya, karena Mas Dodi itu juga ngitung juga kan? Ngitung juga. Dan bahkan dana pensiunnya dibuka ke publik kan?
Iya. Ini gue lagi ngumpulin nih, target gue sekian gitu kan. Berarti ketika tau angkanya... tabungannya sudah ada? iya karena terbiasa untuk hidup frugal tuh ketika tau angkanya kami ngitung-ngitung oke kita rate menabung sekian nih tiap bulan kalau ratenya berlanjut berarti kan tinggal di kali 12 setahun kita nabung berapa kali berapa tahun lagi untuk tercapai angkanya gitu jadi akhirnya tercapai di umur 33 2 tahun lebih cepat dari target sebenarnya target kami itu di umur 35 Tapi kalau berarti 2 tahun lebih cepat, banyak income tambahan dong di luar perkiraan kan?
Betul, betul. Itu dari konten? Dari konten.
Oh, saya tahu. 2020, jadi kakak kan perjalanannya 2019 mulai konten di Instagram, 2020 masuk ke Youtube. Nah itu 2020-2021 cukup baik lah performance konten di Youtube dan brand-brand yang masuk.
Jadi memang ada side income dari situ. Tapi saya akan bilang... Tetap 50-50 lah, karena the journey of saving yang udah kami lakukan 10 tahun kebelakang tuh ada uangnya juga gitu.
Memang si Youtube ini mempercepat, tapi dia mempercepat mungkin ya 3-4 tahun lah. Nah udah nih berarti waktu itu Ngantor di sebuah Perusahaan Posisinya apa? Posisi terakhir senior manager Di HR di sebuah e-commerce Berarti gajian dari situ Gajian dari situ Berarti tuh kalau ada THR apa segala macam Itu nggak di spending tuh Kalau bisa kita either top up KPR atau ya tabung Gitu sih Karena udah punya angkanya ya Angka dana pensiun ya Jadi mikirin kayak aduh daripada daripada gue buat ngapa-ngapain gitu mending kita full-in dana pensiun kita.
Iya kita coba full-in kesana lah. Soalnya apa namanya ya, memang udah terbiasa untuk ngatur uang dan kita punya habit tuh dari awal nikah sama-sama tahu gaji masing-masing. Aku tahu gaji istri berapa dan sebaliknya.
Dan dari gaji itu tuh ada kayak, oke uang saku yang aku perlukan nih sebenarnya cuman sekian nih 5 juta sebulan. Sisanya langsung kami taruh di instrumen investasi-instrumen investasi gitu. Oh itu di saham ya?
Iya di saham waktu itu. Nah gimana cara komprominya terhadap keinginan-keinginan yang timbul ketika lagi dalam proses mengumpulkan dana pensiun? Awalnya sih ada apa ya berantemnya, cekcoknya pasti ada ketika kayak punya keinginan yang istri nggak approve atau sebenarnya masih bisa ditunda gitu. Jualan.
Cuman mungkin proses kali ya bang, namanya orang nikah kan gak bisa langsung kayak cocok gitu. Jadi over the years kami coba berproses, coba terbuka gitu. Terutama akunya yang laki-laki mungkin ngerasa kayak ini kan duit-duit gue ya. Gue udah cari susah payah masa harus open semua nikah istri gitu. Tapi lama-kelamaan apalagi setelah 2020 itu ketemu goal baru.
Dan kita kan tracking di Excel. Jadi aku punya network tracker gitu. Jadi tiap bulan kami update tabungan kami berapa.
Nah. Nah ngelihat si network itu bertumbuh itu lebih besar happinessnya daripada ganti handphone. Atau ganti apa gitu.
Karena kalau ganti handphone kan paling oh iya 1-2 minggu habis itu jadi bareng biasa gitu. Tapi kalau network tuh jadi ada habit yang kita lakukan bareng-bareng suami istri. Tiap tanggal 25 duduk bareng eh network kita nambah nih 3%, 5% dan seterusnya gitu.
Jadi itu yang mungkin juga jadi motivasi. Berarti mungkin... banget untuk pensiun di umur 33 dengan menjadi karyawan ditambah konten sebagai side hustle-nya? Menurutku mungkin Tapi banyak faktor ya, karena 2020 itu kan ada momentum covid juga Dimana konten cukup growing Tapi at the end of the day, jangan jadikan angka 33 ini patokan Karena setiap orang punya kecepatannya sendiri-sendiri Bahkan kalian retire di umur 40, itu pun masih retire early gitu kan Lebih cepat dari yang lain Yang aku selalu sampaikan ke teman-teman adalah Jangan minder sama pengusaha Kita karyawan jangan minder sama pengusaha Memang jalan kita mungkin lebih pelan dari mereka Tapi jalan kita juga lebih stabil Dibandingkan teman-teman pengusaha Yang mungkin mereka harus investasi Untuk bisnisnya Mereka harus resiko ini dan itu Jalan karyawan juga sebenarnya bisa Diarahkan ke financial freedom Financial independence Asalkan kita mau sabar Mau ikut proses pelan-pelan nabung gitu sih Belum lagi resiko-resiko perubahan market Gitu-gitu kan Yang orang yang punya bisnis pasti lebih ngalamin ya. Betul.
Nah ini kan ada sandwich generation juga. Berarti lo dan istri itu juga membiayai keluarga. Iya, dua sisi.
Orang tua juga dibiayain. Sementara anak juga harus dibiayain. Betul.
Gimana ini dengan... Menafigasi bahwa lu punya dana pensiun harus dikumpulin, sementara lu harus ngeluarin uang buat keluarga juga dan anak juga, belum lagi diri sendiri, itu gimana? Sebelum ada polanya ya, sebelum ada patternnya, itu lebih ke kayak orang tua ngajak makan. Oke makan, kita mulai kita bayarin. Kan kita udah punya uang nih ceritanya awal-awal kerja gitu.
Tapi lama kelamaan... kok dirasa gak ada ininya nih, kayak keran yang muncul terus nih gitu oh ya tiap weekend kita makan gitu, udah Sabtu makan, Minggu makan lagi gitu jadi lama-lama, wah bisa boncos nih kalau kayak gini terus gitu jadi akhirnya kita coba ngobrol lah komunikasi sama keluarga Sebenernya kita mau berbakti nih Kita mau support papa mama Tapi kira-kira angkanya berapa yang kita bisa sepakatin ya Supaya sama-sama enak Karena aku juga harus ada biaya lain Yang aku harus cover gitu Kebetulan emang Salah satu sisi orang tua lebih susah lah daripada yang lain. Jadi memang ada perlu atensi khusus ke salah satu sisi gitu. Tapi kita coba berusaha fair.
Ngomong lah yang penting ngomong ke kedua belah pihak. Kita bisanya segini. Terus kan punya adik-adik juga kan.
Jadi adik-adik juga kita ajakin untuk yuk patungan yuk. Mama papa tadi ngomong butuh segini. Bisa gak ini dibagi dua.
Kalau belum bisa dibagi dua oke gue take lebih lah. Karena gue kakak gitu. Gue udah punya penghasilan.
lebih duluan gitu, jadi kayak gitu-gitu sih. Di awal-awal lebih berat karena ada masanya adik kuliah kita kayak support laptopnya, support uang kuliahnya gitu, ada masa-masa seperti itu tapi lama-lama kan selesai ya. Lama-lama itu semua selesai dan lama-lama jadi kayak udah tinggal orang tuanya aja sih yang di support gitu. Oke, oke, oke.
Jadiin kayak coba jadiin kayak happiness aja lah, jadiin kebiasaan yang yaudah memang udah jadi bagian dari hidup gitu. Dan komunikasi. Itu ya kayaknya gak banyak orang mau untuk ngobrol gitu kan sebenarnya Iya susah kan soalnya kan kita kayak oh kamu durhaka ya kamu ngatur-ngatur orang tua gitu Iya iya iya Tapi kan kalau gak kayak gitu kan kita juga gak tau Susah Kebutuhan kita dan batas kita juga sampai mana kan Betul Ter malah kalau misalnya kita nanya kenapa-napa malah jadi gak bisa support kan Makanya ya betul Oke nah terus ketika terkumpul di umur 33 Which is 2 tahun lebih cepat kan Iya Oke Apa yang lo lakuin? Langsung keluar? Dari kantor?
Gue takut awalnya untuk langsung resign Kalau di fire community itu ada istilah One more year syndrome Jadi kayak lo udah achieve Yaudah just in case lah Karena gue belum tau mau ngapain-ngapain Gue kerja dulu lah setahun lagi Daripada gue bengong di rumah Ini kerja juga Gue udah tau patternnya Dapet uang juga gitu Jadi itu yang gue lakukan di tahun 2022 Ke 2023 setahun gitu Dan pada saat itu Di kantor tuh kayak lumayan bagus lah kerjaan gue gitu. Jadi gue mulai di notice bahkan sama regional office, dikasih lebih banyak tanggung jawab. Gue merasa seneng dong ya pastinya ya karena karir naik.
Di saat bersamaan di rumah, karena kita gak pake suster jadi anak dipegang langsung sama kita berdua, istri tuh keteteran gitu, megang anak gitu di rumah. Jadi ya di tahun gue kerja itu kayak gue jadi mempertanyakan sebenernya ini udah bebas. Finansial terus gue mau ngapain ya Apakah iya gue Karena gue bebas jadi gue Semau-maunya gue mau kerja mau ngapain Atau memang harus ada hal yang gue prioritasin Dalam hal ini mungkin keluarga Nah pas gue mau risain itu gue ngomong Kanan kiri nanya sama mentor-mentor gue Bilang Pak ini harusnya gimana ya Banyak yang bilang udah kamu babysitter aja Sayang karir kamu nih kamu lagi bagus-bagusnya Lagi harum-harumnya namamu gitu, tapi ya balik lagi gue sama istri ngobrol sebenernya lo mau gak masih mau gak ambisi lo dulu tuh jadi direktur di gedung bertiga SCBD gitu kan terus gue merenung gitu di tahun itu kayak ya sebenernya enggak sih sebenernya itu mungkin dulu ambisi gue di awal 20an tapi sekarang Sekarang udah ada anak, udah ada elu di rumah gitu.
Kita udah bertiga. Kayaknya udah cukup gitu. Jadi di tahun itu gue, ini tahun lalu. Yaudah akhirnya gue memberanikan diri. Yaudah resign.
Terlepas dari segala pro dan kontranya. Bahkan bos gue sendiri bilang, ini kurang smart lah, decision yang kurang smart. Dia gak bilang langsung, dia gak bilang langsung kayak, Sam lu bodo banget gitu. Enggak, cuma kayak gue merasa dia sayang gitu, menyayangkan keputusan gue.
Cuma yaudah gue coba cabut dan memang yang dirasain langsung tuh quality of life meningkat ya. Karena gue fokusnya cuma satu ke anak, ke rumah gitu. Bisa di rumah terus? Bisa di rumah terus, jemput anak, antar anak. Gue yang jemput gitu kan, terus main sama dia.
dia gak ada lagi meeting-meeting after office, zoom malem-malem gitu. Jadi kayak kesehatan juga lebih, jam tidur jadi agak benar gitu. Tapi?
Tapi, lu tau gue mau kemana ya. Ya namanya manusia gak pernah puas ya, gue juga bingung. Dan kita banyak jalan-jalan, banyak spend time sama-sama lah as family gitu. Tapi abis itu gue mikir, hidup gue mau kemana ya gitu.
Balik lagi sih, memang kita harus punya purpose gitu loh. Gue merasa gue harus punya purpose. Apakah iya gue jadi bapak di rumah Untuk keluarga bertiga saja cukup Karena gue masih merasa kayak kadang-kadang Kalau gue konten Terus kontennya ada yang bagus nih materinya Terus di respon sama follower tuh gue seneng gitu Gue masih ngerasa Ini kan gue lagi baru nulis buku gitu kan Teman-teman pada baca buku Terus kayak kirim DM bukunya bagus segala macam Gue merasa ini gue making an impact ya gitu Jadi bingung sih intinya Sekarang kondisi bingung?
Sekarang kondisi bingung Hahaha Tuh-tuh, coba gue rangka ya. Gimana-gimana Bang Radit? Mungkin ada solusi. Jadi di umur 30, sudah tahu dan mau ngumpulin dana pensiun. Umur 33, dana pensiun tercapai.
Dengan penuh keringat dan air mata dan berdarah-darah, itu akhirnya terkumpul. Resign. Tapi setelah resign, malah ada semacam ketidakpuasan sebenarnya.
Atau ada yang kurang. Lebih ke apa yang berikutnya ya buat gua gitu. Gua tuh juga gabung di ini kan, di sebuah komunitas retirement juga.
Oke. Kalau di Reddit tuh ada yang fire. Oke.
Ada fat fire juga. Oke. Ya kan yang fat fire.
Iya. Sama ada ya komunitas orang yang sudah lebih dulu retire tapi memang nggak muda gitu, itu juga ada. Nah rata-rata dari mereka itu...
Sebenarnya alasan buat pensiun itu, buat Retimer itu pertanyaan pertama adalah bukan kita pensiun dari mana, tapi kita tuh pensiun untuk apa. Mau ngapain. Iya. Nah dalam kepala gue, dalam bayangan gue, ketika lo udah tau, tadi kan lo cerita kan. Lo udah tau lo mau pensiun buat apa.
Lo mau pensiun buat anak kan. Misalnya kualitas hidup lo mau lo tingkatin, lo mau sepenuh tenaganya buat anak gitu kan. Cuman yang gue gak nyangka adalah ternyata ada fulfillment yang yang nggak terpenuhi juga gitu.
Nah apakah itu karena, kalau gue ya contohnya ya, apakah karena nggak ada yang dilakuin, dalam artian kalau anak sekolah kan kita juga nggak ngapa-ngapain nih. Katakanlah kalau nge-content pun juga rekaman paling sejam dua jam kan. Apakah karena itu, karena gue sering juga ngerasa kayak gitu tuh, kalau lagi nggak ada yang dikerjain tuh juga kayak, aduh gue ngapain ya gitu.
Atau lebih ke apa ya, kebiasaan menghilangkan. rutinitas yang susah buat dibuang gitu apa gimana? mungkin yang kedua sih jadi gue ngerasa kehilangan dengan si berangkat jam 9 pulang jam 5 itu masuk kantor maksudnya ya dengan adanya rutin dengan adanya oke tiap Senin kita ada week limiting ya siapin ya reportnya yang ini gitu kan ada outing ada ketemu orang gitu kan jadi somehow mungkin ke Kehilangan itu sehingga Eh ini rutinnya udah gak ada Gue harus create my own rutin nih Tadinya kan orang lain yang ngebook schedule gue lah Apa segala macem Sekarang gue harus bikin schedule gue sendiri Nah mungkin gue kehilangan itu kali ya Jadi rutinitasnya Rutinitasnya Terasa gone.
Kalau tipikal hari lu gimana? Kita bisa leh selasa, hari selasa gitu. Gimana?
Bangun-bangun. Jadi bangun jam 7, gue masak sarapan buat anak gue. Oke.
Jam 8 kita berangkat ke sekolah. Sekolah dia deket jadi naik sepeda. Naik sepeda?
Naik sepeda. Diboncengin? Gue boncengin dia. Wah seru banget.
Kalau nggak hujan ya, sekarang lagi hujan. Bonceng, habis itu balik dari sana, shooting biasanya. Kan gue upload video tiap Jumat. Jadi ada shooting, biasanya kita bisa kalau lagi ada waktu dan idenya lagi banyak, bisa 2-3 video sekaligus. Oh nge-batching tuh?
Nge-batching lah gitu kan. Habis itu kirim ke editor, jam 11 udah mesti jemput. Jadi sekolahnya pendek, jam 8.30-11 udah mesti jemput. Jemput ngasih makan di rumah.
anak tidur siang habis itu, ya mungkin gue nulis atau apa ide konten gitu cuman mungkin yang nulisnya ini kan kadang kita ada ide kadang nggak gitu kan kadang kalau lagi nggak ada ide tuh ini alasan doang sih sebenernya kayak ah gue cari inspirasi browsing youtube jadi kemana-mana jadi main PS gitu kan jadi nggak kerja oke lalu? lalu sore anak bangun Nah ini lagi banyak try out-try out sih, jadi kayak nyobain ice skating. Buat anak?
Buat anak. Oke. Kelas-kelas robotik gitu-gitu.
Jadi lagi mau nyoba itu. Abis itu sore tuh? Sore jam 6-5.
Sore jam 6 pulang. makan, habis makan. Istri kerja tapi?
Istri udah gak juga. Jadi bareng-bareng kita ngurusin dia bareng-bareng berdua. Main piano sama anak, latihan piano, abis itu malam kumon, abis itu tidur. Jadi domestik.
itu domestik banget sih. Penuh juga ya. Cuman mungkin apa ya, karena itu sesuatu yang, it's very domestic life, rumahan banget. Jadi kayak kadang-kadang tuh gue lupa bahwa ini ada value-nya juga sih, lu membesarkan manusia kecil ini gitu kan sebenarnya kan kalau lu pikirkan dengan lu berada di sana.
Cuman kan gak ada KPI-nya, gak ada yang kayak tepuk-tepuk pundak lu, hebat lu achieve gitu kan. Jadi kayak mungkin... Tapi konten kan bisa jadi KPI? Iya ya.
Berapa view, apa... Nah... Ya, ya sih.
Ya, sih. Ya ini mereka lagi stress nih KPI. Dari tadi diem aja tuh.
Lagi mikirin tuh mereka tuh. Gimana ini ya? Iya, makanya.
Ini, karena gue ikut forum itu kan. Di forum itu ada yang mirip-mirip nih. Jadi, di forum pensiunan ini, ada satu bapak-bapak, dulu eksekutif, dari sebuah perusahaan. Biasa tuh ada KPI, ada lain-lain gitu kan. Abis itu dia fire lah pensiun.
Terus dia bingung gak menemukan tujuan hidup kan? Gue gak tau nih mau ngapain lagi nih setelah bisa pensiun dini gitu. Terus dia bilang, dia mau jadiin anaknya proyek dia.
Jadi oke gue pensiun. Tapi gue jadiin anak gue projek. Which is, itu bener gak sih sebenernya? Nah itu dia, itu dia. Ethically itu gimana itu anaknya?
Nah, terus sama dia tuh dijadiin projek. Iya. Projeknya nanti anaknya harus bisa ini, terus dicariin ini, ada papernya ini.
apa segala macem, terus dia obses gitu ngejadiin anaknya tuh seperti dia bikin proyek di kantor ada milestone dan lain-lain, nah terus tapi tuh heboh tuh di forum karena pada bilang, lu kayaknya ini unhealthy deh, ngerti gak maksudnya ya menurut gue juga sih, iya kan kayak lu dulu di kantor lu ngurusin produk Tapi sekarang produk itu Diterjemahkan ke anak Kan kalau produk ada product launch Kalau anak tuh gimana Nah cuman Kalau menurut gue Kadang orang tuh gak bisa lepas dari Orang tuh kadang menjadi Pekerjaan dia itu identitas dia gitu Mungkin dia seorang produk manager ya katakanlah ya Jadi merasa identitas dia itu itu gitu Ya berarti gue harus manage produk-produk yang lain juga Nah kebetulan larinya memang ke anak dia gitu Jangan-jangan memang sebelum orang, karena ini dilema banyak banget orang yang fire sih, sebelum orang pensiun itu memang mereka tuh harus tau dulu mau diisi apa gitu. Iya setuju sih. Ada satu buku gue lagi baca soal itu juga tuh, soal what next gitu dari si pensiun ini ketika lo udah bisa tercapai financial freedom lo gitu.
Gue pribadi tercapainya 2019. Oke. 2019 angka fire gue udah kecapai, tapi kalau gue, gue lupain jadinya. Gue lupain. Gue lupain gue punya itu. Jadi ya udah gue ngelanjutin aja bikin project-project yang gue seneng gitu di sini.
Tapi ya itu, gue takutnya memang kalau gak ngapa-ngapain bisa stress juga sih. Memang sih gitu. Betul, betul.
Terus lo ngangkopingnya gimana? Handlenya gimana? Ya jadi gak sampai stress kalau gue sih. Mungkin lebih kayak masih mencari gitu. What's next?
What's next? Apa ya? Jadi paradoks kan lo diberikan begitu banyak kebebasan, lo malah bingung mau pilih yang mana gitu. Jadi mencoba cari jangkarnya apa, dan ya kita temukan jangkarnya ya anak sebenarnya saat ini. Oke, karena...
Karena anak kan gimana pun juga manusia yang kita perlu nurture dan support perkembangan. Jadi kita oke kita mau adventure misalkan gitu. Kita punya mimpi kita travel yuk atau kita relokasi yuk pindah ke negara lain. Itu kita pasti mikirin. Oke, sekolahnya gimana?
Ini negara, kayak misalkan contoh kemarin ada kepikiran mau ke Jepang gitu, terus Jepang pindah maksudnya? Pindah ke Jepang Wah, serius? Kan ada business manager visa kalau di Jepang, jadi lu bayar 5 juta yen, bisa punya visa untuk keluarga lah gitu Tapi lu harus kayak punya operate business yang profitable di sana 5 juta yen itu berapa? 500 juta rupiah 500 juta rupiah Bayar itu maksudnya bayar dalam bentuk bonds?
Bayar dalam bentuk capital lu invest ke bisnis lu yang lu buat di sana. Jadi lu sewa toko, bayar gaji karyawan, atau beli bahan gitu. Itu senilai 500? 5 juta per tahun.
500 juta setahun. Oke, jadi lu ada rencana begitu. Sempet nanya-nanya sama teman yang udah begitu. Ah teman ada yang kayak gitu?
Ada orang Indonesia banyaknya kayak gitu. Kemarin gue ke Jepang kan bikin meet up. Itu yang punya cafe-nya. Kayak gitu. Jadi mereka bikin business manager visa, anaknya datang sekalian sekolah, ponakannya datang jadi social media manager cafe-nya, terus sekalian sekolah juga gitu.
Tapi kalau kayak gitu, karena lo udah fire juga, lo sebenarnya nggak terlalu peduli itu untung apa nggak kan? Exactly. Oh iya kan? Iya.
Jadi kayak gue juga. Jadi ada second... layer question gitu, habis itu oke gue mau bisnis, just for the sake of gue bisa pindah ke Jepang, tapi do I really care about the business?
Maybe yes, maybe no, tergantung gitu. Jadi kayak apa ya, ada analisis paralisis juga, kebanyakan mikir jadi kayak gak tau mau memutuskan yang mana. Tapi ya balik lagi ke pertanyaan tadi, mencoba istilahnya center of universe nya anak nih sekarang nih gitu. Kenapa akhirnya ke Jepang kita maju mundur karena kepikiran, oh itu ada, entar kena bully gak ya, karena dia gaijin gitu kan, orang asing gitu kan.
Terus kepikiran juga... Ya intinya kita coba banyak hal lah. Apa beasiswa, nyari beasiswa, S2 lagi gitu. Keluar negeri atau mungkin ya stay here, diterusin aja kontennya sekarang dan aktivitasnya sekarang.
Sampai misalkan anaknya SMP, SMA udah bisa dilepas terus kita nanya orang tuanya kemana gitu, anaknya kemana, masukin asrama. Jadi masih exploring aja sih. Jadi mencoba exploring options, banyak tanya, banyak ngobrol.
Ya ada anak itu tadi, kalau gak ada anak mungkin kayak bisa lebih bebas. Oke kita ambil nomad visa di Praha satu tahun yuk, kita pindah ke Praha gitu kan. Mungkin gitu. Itu ada agentnya sekarang. Kemarin gue baru makan malam soalnya.
Oh. Sama ada agent migration untuk pindah yang kayak gitu-gitu tuh. Oke.
Salah satu yang paling populer itu Golden Visa-nya Portugal. Oke. Jadi kalau kita spending bonds ke Portugal, Ada tuh berapa nominalnya gue lupa.
Nah kita bisa stay di sana gitu. Oh makanya banyak orang Amerika yang pensiun ke sana, ke Portugal. Istilahnya tuh Golden Visa. Tapi konteksnya tuh Retirement Visa memang gitu.
Nah beberapa negara itu punya juga kayak New Zealand. Gue nggak tau ya masih buka apa nggak ya. Cuman kemarin pas lagi ngobrol-ngobrol sih. Yang cukup populer juga Yunani.
Yunani juga punya ngebuka si Golden Visa itu gitu. Tapi ya lagi-lagi karena gue juga ikuti. nih ada Youtuber yang memang fire juga. Dia pensiun di Portugal, nama channelnya Our Rich Journey.
Ah tau. Tau ya? Gue ngikutin juga.
Iya kan? Ah itu seru banget tau. Iya, iya, iya.
Dia bikin rumah, apa bikin farm di Portugal, terus dia cerita itunya. Seru banget sih, seru banget sih. Dia beli rumah, dia jual lagi, beli rumah dia jual lagi juga di sana kan.
Iya, iya, iya. Karena dia di Amerika juga agent. Iya. Iya. Kayaknya emang orang nggak bisa 100%.
Pensiun deh kalau menurut gue. Iya gak sih? Iya sih. Kalau gak pusing juga kan.
Iya. Iya kan. Tapi gue memang pengen banget punya waktu yang lebih banyak sama anak-anak gue juga sih.
Maksudnya gue gak dengar cerita lo tuh seru banget gitu lo bisa nganter. Nextpeda ya? Kayak naik sepeda ke sekolah apa segala macem gitu.
Selama masih mau diantar lah kalau nanti kan ada masanya dia gak mau sama kita. Gengsi ya. Gengsi segala macem. Jadi gue berusaha ya spend time lah sekarang meskipun gue sendiri jadi kayak apa ya buat gue hanya pribadi.
pribadi untuk gua kerjain tapi setidaknya di waktu-waktu ini gua bisa menghabiskan waktu sama anak itu yang ini sih. Tapi keputusan satu anak ini memang secara finansial atau memang lu ngerasa kayak oke gua emang satu aja udah gak bisa di handle gitu? Ini on going discussion juga sama istri karena anak tuh udah bisa tadi kan apa gua cerita juga ya bisa suka gak suka terus bisa minta sekarang.
Nah dia tuh bisa pernah kemarin bilang minta adek. Oke. Iya, udah mulai ngomong tuh.
Ada apa, Hana mau adek, adek perempuan tapi gitu kan. Terus kita biasalah kita alihkan dulu. Ntar kalau nggak perempuan jadinya laki-laki gimana gitu. Blablabla segala macam. Tapi akhirnya gue ngomong lagi sama financial planner gue, kira-kira cukup gak sebenarnya asetnya?
Ya puji Tuhan cukup gitu ya, kalau pun nambah satu anak lagi. Balik lagi ke gue sama istri gitu, kita sebenarnya find joy gak dengan punya anak satu lagi? Jadi kayak apakah ini keputusan buat kita berdua? Atau buat si Hana nih.
Buat anak kita gitu. Sebenernya kita karena sayang dia. Oke kita kasih adek. Meskipun kita berdua sebenernya.
Ya gak suka-suka banget sih. Ngurusin anak gitu. Kayak gitu. Nah ini mungkin. Iya jadi kayak gue harus.
terus ngambil keputusan ini buat siapa nih? Buat anak gue atau buat gue? Atau itu sebagai anak kecil cuman terbesar di pikirannya aja kan?
Bisa jadi. Tanpa tau konsekuensi panjangnya kayak apa kan namanya juga anak-anak kan? Iya, iya.
Anak gue aja yang perempuan, yang paling gede, itu juga pengen minta adek perempuan juga. Oke. Padahal dia udah punya adek laki-laki. Adek laki-laki. Jadi buat dia tuh adek itu baru lucu kalau cewek.
Oh oke. Karena adeknya yang laki-laki kan lumayan random kelakuannya ya. Iya, iya.
Jadi... Dia kayak, ih apa sih lo gitu. Jadi maunya perempuan dan udah punya nama Ruby namanya. Oke. Jadi pokoknya aku mau adik perempuan namanya Baby Ruby dia bilang.
Oke. Jadi udah dinamain juga dan lain-lain gitu. Cuma kalau kita kan emang maunya dua doang kan. Terus ya yaudah biarin aja gitu. Abis itu dia bosan sendiri tiba-tiba dia mau yang lain lah pengen mainan bunglon lah apa gitu.
Hmm. Jadi buat dia tuh takaran punya adik tuh. Asal lucunya aja itu.
Sama kayak aku pengen punya mainan bunglon. Aku pengen punya adik. adek gitu. Aku pengen punya boneka Sunny Banis. Itu levelnya sama.
Ntar bosen yaudah lupa gitu. Iya. Karena kemarin juga, baru aja tadi sebelum gue kesini dia minta dibeliin mainan lagi kan.
Itu mainan bunglon yang kemarin belum kakak mainin gitu. Maksudnya cuma dipake dua kali doang. Iya pak udah gak asik kulitnya ngelupas dia bilang gitu. Soalnya kan mungkin kulitnya ngelupas gitu kan.
Lalu dia kalau punya adek kulitnya ngelupas gimana ya kan. Iya kan. Masa langsung mau nyari mainan lain. Jadi gue kayak mencoba untuk dengerin aja gitu lah selewat-selewat si anak gue ini.
Jadi tipsnya mungkin coba give it time ya. Siapa tau dia bosen atau siapa tau dia gak bener-bener mau. Terus jangan dengerin kata orang. Orang bilang kayak punya dua anak itu bisa saling jaga. Iya, iya.
Mereka saling serang nantinya tuh kayak. Berebutan ya gak deh? Iya, ribut mulu. Rumah gue ribut mulu sih. Oke, ini ada beberapa pertanyaan dari tim gue udah nyiapin ya kan.
Betul gak frugal living itu? itu tidak serta-merta bikin kaya raya. Nah, itu gimana? Oke, betul sih. Jadi, frugal living itu kan sebenarnya cuma satu bagian dari tiga, kalau gue bilang, cara kita mengelola keuangan.
Yang pertama ya, frugal living kita... Kenapa gue sering ngomong? Karena menurut gue semua orang bisa lakukan, bisa hidup hemat. Meskipun ya mungkin yang satu hematnya 50 ribu, yang satu cuma bisa 5 ribu, ya tetap kita bisa cari cara buat hidup hemat.
Tapi kalau mau cepat kaya, nah itu mungkin cepatnya itu bisa dipakai. dipercepat dengan kita naikin income. Nah itu yang kedua. Kalau misalkan teman-teman kantoran ya cari cara deh biar promosi gimana.
Cari cara deh mungkin harus pindah kantor biar ada tempat kerja lain yang gajinya lebih bagus atau responsibilitasnya lebih besar. Kalau bisnis ya mungkin cari cara buat gedein omset. Mungkin diversify produknya atau gimana. Terus yang ketiga yang bisa dilakukan ya belajar investasi.
Jadi sebenarnya kalau dibilang frugal living pasti cepat kaya. Ya benar tidak. Karena kita harus lakuin yang... Yang dua lainnya juga.
Ada tips yang lu temuin gak? Ya semacam life hack untuk frugal itu. Ternyata yang gini-gini tuh bisa diteken lu atau apa gitu.
Yang lu temuin sepanjang perjalanan lu ini. Yang gue temuin adalah kita tuh bikin sistem. Sehingga banyak hal yang tadinya kayak jadi godaan.
Itu hilang secara autopilot. Sistemnya tuh misalkan gue lemahnya di e-commerce gitu ya. E-commerce tuh bikin.
Makin gue bisa browsing lama, tadinya browsing apa misalkan sabun cuci mobil, jadi browsing lap microfiber, jadi browsing ban segala macam semua dibeli gitu kan. Yang gue lakukan adalah gue... bikin akun e-commerce gue di login di dua handphone, handphone gue dan handphone istri jadi?
jadi kalau gue masukin bucket dia akan notice, ini kenapa lo masukin sabun cuci mobil pokoknya udah ada ke dalam ke dalam kartunya terus kayak notifikasi dari e-commerce tuh gue matiin di handphone struggle kita lah untuk tiap bulan untuk tiap ada gaji tuh berasa kayak uangnya banyak gitu nah dengan cepat di pagi terima gaji, siang itu rekening sudah kosong kalau bisa. Jadi transferlah ke rekening investasi, transferlah ke rekening istri, supaya tidak berasa banyak uang. Oke.
Kalau ini sampai segininya tidak? Sampai misalnya di rumah? Terus ada lampu nyala lo matiin dalam konteks menjadi frugal ini?
Oh enggak enggak sih, enggak sampai gitu sih. Jadi gimana caranya kita bisa tetap nikmatin hidup. Karena kan frugal itu kan ada apa ya, ada level yang berbeda-beda tergantung income dan tergantung gaya hidup juga.
Jadi kalau buat kita... Nggak sampai situ, jadi tidur tetap pakai AC, lampu kalau perlu ya nyalain gitu. Berhematnya itu lebih kepada kita bikin planning, jadi apa-apa itu di planning.
Jadi hampir nggak pernah kita beli sesuatu. itu apa ya, karena kita impulsif gitu. Atau misalkan urusan mobil, gue berusaha untuk selalu tahu ban gue umurnya berapa, aki udah kapan harus diganti, servis oli kapan, segala macam. Jadi kalau... Kalau bisa tuh tidak ada kesempatan di mana gue harus, ya di jalan tiba-tiba baterainya mati, aki nya mati, gue harus pergi ke bengkel yang gue gak tau, terus di sana gue diketok mahal, atau dapet aki yang kurang bagus gitu.
Jadi kalau bisa tuh semua gue masukin kalender, gue remind diri gue sendiri gitu, kapan gue harus ganti aki segala macem. Jadi in a way mungkin lebih ke hyper planning hidup kita, supaya kayak sebisa mungkin gak ada surprise gitu. Makanya gue suka susah kalau ulang. pulang tahun istri, mau surprise apa gitu.
Udah tau? Udah tau, malah dia gak suka. Jangan surprise, mendingan kita ngobrolin aja bareng mau beli apa gitu.
Oke, bahkan kado nya sekalipun? Kado sekalipun. Oh wow. Jadi emang.
Dia udah kaget itu ya? Iya. Iya, iya, iya. Karena mau beli kado pun juga di diskusiin. Diskusi, diskusi.
Dulu tuh ada masanya kayak pas baru mulai pacaran, Gue kan mungkin gesture-nya ngasih hadiah ya, beliin bunga, beliin apa, gak suka karena menurut dia bunga ya udah dipajang 3 hari lah yuk gak bisa diapapain gitu. Mendingan beliin yang lain. Jadi yaudah sejak, ya itu dan lain-lain lah ya.
Jadi kita berusaha untuk fine tuning antara kita berdua akhirnya ketemu, ya ketemu pola yang sekarang gitu. Dan emang ini gak cocok buat semua orang. Artinya kan ada orang yang, wah gue gak bisa kayak lu kok, gue bisa, gue tipenya adventurous, gue bisa gila kalau semuanya di planning gitu. Saklak banget, tapi buat kita malah it gives us security, it gives us sense of structure dalam ngeluarin uang tiap bulan tuh kayak gue selalu tau gue keluar berapa.
Tiap akhir bulan dia bikin laporan keuangan itu di-share via WA gitu, kita baca bareng-bareng. Oh bulan lalu agak gede ya pengeluaran karena habis renov apa, renov rumah segala macem. Jadi semuanya ketebak lah, hampir semuanya kita bisa predict dan kita bisa...
Ini berarti sudah financial independence dan income pun juga masih ada dong? Karena kan masih konten. Iya, dari konten. Tapi sudah tidak kerja. Berarti next?
X nya gimana tuh? Berarti lu gak ngambil prinsip lu ya? Lu gak ngambil dana pensiun ya?
Belum. Jadi dana pensiun masih di portfolio masih utuh. Karena kan kalau udah pensiun berarti kan kita ngambil dana pensiun itu tuh 4%, 4%. Ini sama sekali gak perlu?
Sekarang sih belum perlu. Karena masih ada active income jadinya. Dan apa ya? Mungkin karena udah terbiasa dengan gaya hidup yang kemarin, kita gak ada perubahan gaya hidup yang drastis gitu, gak tiba-tiba oh gak kerja lagi, oke gue jadi hobi mobil atau hobi apa gitu, gak ada gitu. pengeluaran tetap di level yang sama berarti setelah pensiun pun juga gak ada yang kaget-kaget lagi gak ada tuh tiba-tiba jadi nambah ini nambah hobi baru gitu gak ya?
so far belum ya mudah-mudahan ini juga ya kuat banget ya menahan dirinya gitu ya Oke, kalau untuk ini sendiri perubahan lingkungan, ada nggak orang tau lu udah pensiun dan jadi bersikapnya beda gitu? Atau malah minjem duit? Belum ada sih kalau yang kayak gitu karena kita keseharian juga tetap bawaannya sederhana aja.
Paling ya jadi kayak mungkin lebih sering jalan pagi. Kan dulu kan pagi-pagi udah harus ke kantor. Sekarang mungkin tetangga bingung kali ya, ini kok suami istri pagi-pagi jalan bareng terus. Di sini juga.
Di sangka ngepet. Kerjanya apa mungkin di sangka ngepet. Di sangka ngepet kayaknya.
Mungkin. Si ada salah satu temen Youtuber waktu itu baru beli rumah di daerah mana? Ciputat.
Ke Ciputat tuh baru main ke situ. Terus pas lagi di rumah dia tiba-tiba dia cerita gitu. Gue bete banget nih sama tetangga gue gitu.
Kenapa? Gue di sangka gigolo. Karena gue di rumah doang.
Masih muda kan dia waktu itu kan. Terima tamu ya. Masih muda.
Kayaknya rumahnya rame terus gitu. Itu kan apa namanya, tapi kok mobilnya bagus. Ada macem-macem gitu kan, jadi dia... Gue disangkaki dulu.
Kadang orang tuh gitu ya, maksudnya kita udah biasa-biasa aja, malah diomongin ya. Iya. Iya nggak sih? Kalau pertanyaan dari anak, ada nggak?
Ini gue baru aja nih, sebelum berangkat ke sini, ditanya anak gue. Papa pergi dulu ya, gue bilang. Karena dia hari ini mau ke mal sama ibunya.
Terus dia, Papa mau meeting lagi ya? Dia bilang gitu. Enggak, karena kemarin gue izin gue ada meeting malam kan.
Kenapa sih Papa kerjanya meeting? Kenapa orang dewasa harus meeting? Dia bilang kayak gitu.
Ya emang kerjanya kayak gitu gitu. Kerjanya kayak apa ya? Ketemu orang ngomong gitu. Memang tidak. Harus sekali ngomong sama orang.
Iya gue bilang. Ada nggak pertanyaan dari anak kayak, Papa kok di rumah mulu, nggak kayak bapaknya si ini, gitu misalnya. Mungkin lebih ke dia ngeh profesi gue apa sih. Jadi belum ngebandingin, tapi dia udah ngeh gitu. Bahwa kan kemarin bikin PO nih, pre-order buku kan.
Buku banyak di rumah, terus kita packing gitu kan. Mbak di rumah pada bantuin, dia juga ikutan gitu. Jadi dia ngelihat, wah bapaknya jualan buku ya. Banyak yang beli bukunya gitu. Terus dia juga ngeliat gue Kalau talk show yang event-event offline Sekalian di mall kan sekalian dibawa biasanya Jadi dia ngeliat oh papa mama ada di depan Didengerin orang gitu Jadi mungkin belum figure out kita nih apa sebenarnya Tapi dia ngelihat kita, ngelihat kita kerja sih.
Gue berusaha untuk ngasih lihat bahwa kita kerja sih. Nggak pengen kelihatan nganggur. Jadi kayak gue nggak pernah lagi ada anak di rumah terus gue main PS.
Terus maksudnya terlihat anak bapaknya idol gitu ya. Itu bukan main PSS salah ya, cuman kayak gue pengen dia tau kita ada kerjaan sih. Kalau bisa mungkin apa ya, katanya kan gak boleh anak tau bahwa papanya financially stable atau udah financially independent sekarang.
Tapi dia jadi gak ada semangat juang ya. Jadi gak tau sih kita bakal umpetin dari dia apa gimana gitu kan. Still figuring things out juga tapi... Kalau bisa sih kita pengen dia juga ada ini lah, ada semangat juangnya lah gitu. Nah itu tuh.
Itu susah ya. Gue kan di awal tahun, jadi tiap tahun kan kita nge-recap nih soal keuangan kan. Jadi baru aja nih, baru mungkin seminggu yang lalu, dua minggu yang lalu.
Gue sama istri gue lagi nge-recap nih. Si anak gue itu kan suka dapet brand juga tuh, masuk ke iklan lah apa. Mereka kita sisihin juga, kita taruh di reksadana.
buat mereka nanti kita taruh, ya kita kasih umur 17 tahun. Oke. Tapi di limanya itu tuh, itu lumayan gede kan.
Belum lagi kalau ditaruh di reksadana saham kan. Kemarin tuh kita baru ngomongin itu. Dulu mungkin kayak cuma yaudah buat jajan dia, tapi lama-lama kok jadi gede juga gitu kan. Nah pas lo bilang soal anak nggak boleh tahu kita financially stable, bener juga sih ya. Bener juga ya.
Ya. Gimana ya caranya ya. Karena kemarin tuh kita kanyar juga kan. Hmm, kanyar juga terus. Terus mampir ke Alfamart buat ke WC kan sambil beli cemilan gitu lah.
Terus sih anak gue yang Aleha kan sama susternya. Terus dia ngomong dari kamar mandi gue denger tuh. Ini apa?
Kata dia gitu. Dia ngeliat ini WC jongkok dia gak tau itu lah. Ini apa mbak?
Ini apa sus? Ini WC jongkok kak gitu. Terus gue kayak kepikiran banget gitu. Anak gue gak tau WC jongkok gitu loh.
Terus aja. Terus adeknya masuk, masuk udah mau buka celana, mau kencing di ember. Karena kan dia ngeliat nggak ada WC duduk kan. Dia pikir ember kan ada air. Oke ini banyak air, gue kencing di sini kali ya, gitu.
Jadi itu yang buat gue kayak, hmm ya ini anak gue tantangannya juga lumayan ya gitu buat... Gimana biar tetap apa ya? Grounded deh. Grounded, iya.
Oke berarti next kalau buat lo apa nih? Ini ada buku sekarang lagi... promo itu atau? iya sekarang lagi, kemarin baru selesai sih November-December kita roadshow keliling Jawa plus ke Jepang karena kebetulan ada travel ke Jepang juga jadi roadshow buku, buku terbarunya judulnya anak kantoran jadi ini buku kedua gue, buku pertama itu lebih ke untuk fresh grade yang baru kerja kalau anak kantoran ini buat teman-teman yang mungkin udah kerja 3 tahun terus stuck di kantor pengen promosi Nah jadi caranya gimana Terus kalau gak bisa dipromosi Plan B nya apa Nah ini gue tulisin di buku ini Oke Karena lo dulu HR kan Gue dulu HR Oh iya oke oke Jadi lebih ke Ya mungkin Promoin buku ini Dan ada plan juga Mau nulis buku satu lagi Jadi gue mencoba untuk produktif aja sih Supaya Melupakan ini ya Supaya tetap punya rutin tadi ya mungkin ya Ya tetap berkarya sih Tetap berkarya dan tetap mencoba useful lah buat teman-teman lewat konten-konten yang ditulis, yang dibikin kalau dalam posisi sekarang ini lo bisa disebut pensiun gak?
udah pensiun belum? apa belum menurut lo? define pensiunnya kan sebenarnya kita harus define juga ya Kalau misalkan di-define benar-benar kayak traditional sense, umur 58, pensiun, off dari kerjaan, gak ngapa-ngapain, ya kayaknya enggak sih.
Gue enggak yang benar-benar doing nothing gitu. Tapi juga gue sudah tidak di-corporate lagi, tidak yang ada kewajiban 9 to 5 harus ada di satu tempat. Malah justru lebih bingung tadi yang dari kita bahas, maksudnya menemukan rutin untuk diri sendiri seperti apa. Tapi ya mencoba enjoy aja Mencoba dibawa have fun Dan yang penting coba tetap berkarya Dan useful for others gitu Oke yang mau beli bukunya itu Bisa dibeli di toko buku-toko buku Tadi anak kantoran tadi judulnya Kalau mau tau lebih banyak juga Bisa ke youtube nya dimana Di Samuel dan Claudia Itu tiktok segala macem juga Samakah atau Kalau di tiktok twitter sama instagram Bisa search Samuel Ray Oke, itu konten pendeknya semua sama platform?
Apa dibeda-bedain nggak? Sama, sama platform. Ada bedanya nggak komentar di IG sama di TikTok? Beda sih.
Kalau di TikTok gimana? Di TikTok lebih apa ya, mungkin younger audience kali ya. Jadi yang dicari beda Ini gue berusaha wise nih Menyampaikan Oh iya Bersama manis-manisin ya Iya oke oke Lebih apa ya Tutorial dong Bang gitu Tutorial dong kok gitu Kalau di Instagram mungkin ya Lu sharing mindset Sharing Pandangan yang high level Udah lebih nyampe Mungkin karena lebih Lebih umur juga kali Audience Mungkin gitu Oke siap Thank you semua yang udah nonton ya Dadah semua Thank you Oke