Transcript for:
Ancaman Terhadap Sistem Keuangan Indonesia

Amerika itu dalam posisi yang sangat ketakutan, Guys. Saat ini mereka sangat ketakutan karena mereka melihat Indonesia bisa mengembangkan teknologi finansial yang begitu canggihnya, bahkan lebih canggih dibanding teknologi Mastercard visa mereka. Dan begitu hebatnya sistem kita, kita bisa melakukan jutaan transaksi setiap harinya dengan biaya yang sangat murah dibandingkan teknologi Mastercard dan Visa. Makanya ini sebuah ancaman bagi kekuasaan finansial bisnis perbankan yang ada di Amerika. Ya, perapan sistem pembayaran domestik Indonesia seperti Quick Response Indonesian Standard atau Kris dan Gerbang Pembayaran Nasional atau GPN memperoleh sorotan dari pemerintah Amerika Serikat dalam negosiasi tarif resiprokal dengan Republik Indonesia. Pemerintah Amerika Serikat menilai kedua sistem pembayaran domestik milik Indonesia tersebut membatasi gerak perusahaan asing. Halo, Guys. Ngeri banget nih proses negosiasi tarif ya antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Amerika Serikat itu semakin mencekam. Kok bisa ya? Karena ternyata proses negosiasi yang dilakukan itu sudah menjurus ke arah pengendalian perbudakan ekonomi. Teman-teman tahu di hadapan kita ini ada dokumen ini dikirim oleh follower kita nih di Instagram namanya Jenny. Thank you, Jenny. Ya, ini dokumen ratusan halaman dan gua mau bilang di dalam dokumen tuntutan oleh Presiden Amerika Serikat ini ada begitu banyak yang mereka minta dari negara kita. Bukan hanya sektor energi pertambangan, tapi ada juga bisnis perbankan, ada juga soal investasi, ada juga soal sertifikasi halal, ada juga soal obat-obatan, ada soal karantina. Di sini juga ada soal yang berhubungan dengan bisnis impor-ekspor di Indonesia dan banyak lagiah. Tapi satu spesifik ya, gua bakal bahas semuanya sih. Tapi hari ini super spesifik gua akan bahas tentang prahara curis atau orang suka bilang keris atau keris. Dan ini ada hubungannya loh dengan nyawa kalian. Karena teman-teman tahu enggak sih total nilai transaksi curies di Indonesia itu sudah ratusan juta transaksi dengan jumlah yang enggak main-main loh. Nilai transaksinya diperkirakan tahun ini hampir 1 kuadriliun alias Rp.000 triliun yang beredar di sistem KIS. Makanya ini sesuatu yang sangat fatal dan sangat urgen buat gua bahas hari ini. So, Teman-teman jangan dikip video ini karena di sini ada peri kehidupan lu khususnya nyawa lu di bidang ekonomi. Ini sesuatu yang ngeri karena bisnis perbankan itu adalah urat nadi perekonomian suatu bangsa. So, jangan dikip video ini. Let's check this out. Jadi, Teman-teman lu bisa lihat ya dokumen ini tebal banget. Total ada ratusan halaman. Gua mau masuk ke halaman 221. Very specific permintaan Donald Trump di bidang financial services ini betul-betul brutal. Ya, ini ada soal investasi perbankan lah. Amerika sangat ingin menguasai bisnis perbankan di Indonesia karena mereka berkali-kali gagal. Contohnya yang paling mutakhir ya zaman dulu Citybank tuh sangat powerful di Indonesia. Lu kalau lulusan Citybank bisa kerja di mana aja di kolong langit Indonesia ini tinggal tunjuk oh lu lulusan Citybank, lu pasti orang hebat. Ya sekarang Citybank malah mau kabur dari Indonesia. Kemarin habis jualan bisnisnya juga. So, teman-teman kenapa penting buat kita bahas ini? Karena dari dulu ya yang namanya Amerika Serikat ini begitu powerful. Ketika mereka invest di suatu negara dan mereka mengalami kesulitan, apa yang dilakukan oleh para pengusahanya di republik ini? Telepon duta besarnya. Eh, Bro, tolong lu tekan dong menterinya Indonesia, Bro. Tolong lu tekan dong presidennya Indonesia. Kok begini? Kok begitu? Jadi level mereka ketika berbisnis itu sudah sampai ke level memanfaatkan duta besar yang ada di sini. Dan di sini gua jadi ingat cerita kawan baik kita ya yang bilang, "Ya Ben, memang ada salah satu perusahaan Amerika. Ketika mereka bisnis di Indonesia katakan bisnisnya rugi atau apapun itu ada kebutuhan." Mereka itu manja, Ben. Mereka nanti nelepon orang Duta Besar. Orang Duta Besar inilah yang disuruh ngejar dan nekan pemerintah Indonesia. Wih, brutal banget. Hebat banget sih, jujur sih. Gua salut sih. Hebat banget. Nah, salah satu hal di bidang perbankan and financial service di Indonesia yang digugat oleh Donald Trump dan lu harus tahu itu yang pertama adalah GPN, gerbang pembayaran. nasional. Di situ banyak orang yang komplain, apalagi Donald Trump atas perdagangan dia. Kenapa sih kalau di Indonesia mau transaksi harus yang diutamakan itu GPN? Nah, ini banyak yang salah paham dan gua minta dengan sangat semoga tim yang kita kirim ke Amerika Serikat bisa menjelaskannya ke Amerika bahwa apa? GPN itu bukan penghalang. Pertama, yang kedua, GPN itu sifatnya sangat lokal. Lu enggak bisa pakai GPN transaksi di Brazil atau transaksi di Malaysia atau di Singapura. Enggak. GPN ini sistem switching yang berlaku di level nasional supaya perbankan kita bisa berkomunikasi dengan bank yang lain. Contoh, lu kan tahu yang namanya ATM Bersama. Mungkin lu pernah dengar juga namanya ada Alto lah, ada Link lah, dan lain sebagainya. Itulah yang ada di Indonesia dan itu betul-betul unik di Indonesia. Kalau teman-teman ke Amerika, Amerika itu susahnya naujubila transfer antar bank. Susahnya bukan main. Gua kasih tahu lu, lu pakai bank di California mau transfer ke bank yang ada di Ohio, itu susahnya buakan main. Bisa prosesnya sampai berhari-hari. Negaranya sama tapi sangat sulit. Kenapa bisa begitu? Karena konsep di negara di Indonesia itu kan provinsi satu undang-undang berlaku semua yang bikin Bank Indonesia bank sentral bersama OJK. That's it. Di Amerika itu ada begitu banyak regulator bahkan sampai di level state juga negara bagian-negara bagian ini punya hak sendiri. Mereka bikin aturan main sendiri. Akibatnya apa? komunikasi digital antar bank itu enggak otomatik kayak di Indonesia. Jadi, makanya lu jangan heran ya kalau di Amerika lu transaksi di bank itu selalu butuh pihak ketiga. Contohnya nih orang bisa pakai transfer wise atau Fanmo atau pakai PayPal. Mereka pakai pihak ketiga karena sistem legacy yang ada saat ini sangat lambat dan tidak efisien. Indonesia ini sakti. Jujur aja kalau ngomongin teknologi perbankan, Indonesia lebih sakti dibanding Amerika. Lu yang orang Amerika Serikat yang tinggal di Amerika pasti bisa merasakan painfulnya melakukan transaksi antar bank di Amerika. Sangat lelet, sangat tidak efisien, sahih itu. Nah, jadi makanya jangan heran kalau kemudian dia komplain kok di Indonesia pakai GPN. Ya, oke, ini gua kasih penjelasan. Lu enggak usah takut dengan itu wahai Amerika. Karena orang Indonesia pasti kalau ke luar negeri, kalau bertransaksi pasti gua yakin kemungkinan besar masih menggunakan yang namanya Mastercard sama Visa. untuk beberapa negara ini catatan khusus ya betul sih Malaysia, Singapura itu kita udah bisa pakai curis dan ini yang membuat mereka takut. Kalau soal GPN sebetulnya ini tolong dijelasin ya teman-teman yang negosiasi ke Amerika enggak usah takut itu kan sifatnya sangat lokal ya. Okelah anggaplah itu aplikasi pihak ketiga seperti yang kita sudah tahu ada FMO di Amerika Serik ada transfer wise dan lain sebagainya. Tapi sebetulnya yang mereka mau incer itu adalah curies. Curies ini sangat fatal, sangat signifikan, dan ini adalah inovasi yang menurut gua jujur nih, bukan gua muji-muji ya, tapi ini jujur ini inovasi yang paling spektakuler yang diciptakan oleh Bank Indonesia. Sekarang orang-orang itu bisa transaksi enggak perlu lagi bayar uang cash, pegang duit, bawa logam, bawa uang kertas yang lecek, banyak bakteri, enggak. Cukup keluarin handphone, scan, selesai lu transaksi. Dan ini membahayakan Amerika Serikat. Amerika itu dalam posisi yang sangat ketakutan, Guys. Saat ini mereka sangat ketakutan karena mereka melihat Indonesia bisa mengembangkan teknologi finansial yang begitu canggihnya, bahkan lebih canggih dibanding teknologi Mastercard visa mereka. Dan begitu hebatnya sistem kita, kita bisa melakukan jutaan transaksi setiap harinya dengan biaya yang sangat murah dibandingkan teknologi Mastercard dan Visa. Makanya ini sebuah ancaman bagi kekuasaan finansial bisnis perbankan yang ada di Amerika. Loh, kok bisa? Ini gambarannya ya. Kenapa ini sangat strategik dan sangat penting buat Amerika Serikat menghancurkan curri menyerang Bank Indonesia? Teman-teman tahu di bulan Januari 2025 saja nilai transaksi curies itu mencapai R80 triliun 1 bulan aja. Kalau lu kali 12 disahunkan, maka menjadi 960 triliun. Yang gua yakin sih nilainya pasti lebih dari itu. Jadi bisa sampai 1000 triliun alias 1 kuadriliun. Nah, kenapa mereka emosi? Emang soat dengan curious? Kenapa emosi? Ingat guys, ini soal cuan, soal profit. Kalau seandainya semua transaksi di Indonesia dilakukan pakai curies, apa yang terjadi? Amerika Serikat dapat apa? Mereka di sini ada perusahaan Mastercard, ada perusahaan Visa. Nah, lu tahu ya kalau lu transaksi pakai curies itu lu cukup membayar MDR itu senilai 0,3% alias merchant discount rate 0,3%. Gampangnya gini, kalau lu transaksi Rp100.000, lu bayar MDR 0,3%. 0,3% itu berarti cuman setara 300 perak. So, Teman-teman bayangin lu transaksi Rp100.000 V transaksi lu buat Quris itu cuma 0,3% alias 300 perak. Nah, bandingkan dengan Mastercard atau Visa. Ketika lu bayar nih sesuatu pakai mastercard atau Visa, lu akan dicharge antara 2 sampai 3% per transaksi. Nilai ril-nya yang masuk ke kantongnya Visa sama Mastercard itu sekitar 1%. Jadi, bayangin kalau transaksi Rp100.000, R000, maka Visa dan Mastercard itu akan makan Rp1.000. Nah, perbandingan jauh tiga kali lipat lebih mahal. Pakai curis lu cuma bayar 300 perak. Pakai visa, lu harus bayar Rp1.000. Oke, Pak. So what? Kenapa Donald Trump harus marah-marah sama kita? Ini kan cuman masalah 1000 perak doang. Kenapa kita sampai harus menghancurkan sistem curies yang udah kita bangun ini? Teknologi ini kita harus hancurkan. E sebentar guys, bentar guys sebelum kita lanjut videonya, good news guys. Kalau sambenic season 7 kembali dibuka nih. Jadi buat teman-teman yang belum sempat join yang season 6, kita sekarang udah masuk ke season keet7uh dan ini seru banget karena tahun ini kita membahas tentang energi terbarukan. So, teman-teman tahu enggak orang kalau ngomong energi di Indonesia ini cuman ada batu bara atau minyak bumi. Tetapi sekarang kita sudah masuk ke era di mana saham-saham perusahaan yang prospek itu justru datang bukan dari batu bara lagi, tapi dari energi terbarukan. Dan banyak loh sebetulnya energi terbarukan. Ada lu ngomong minyak sawit, ada namanya gas bumi, ada namanya tenaga surya dari matahari termasuk tenaga air. Dan masih begitu banyak lagi yang belum kita bahas. Nah, makanya di season 7 ini kita akan membahas saham-saham yang sangat prospek, investasi yang menurut gua sangat menarik buat kita pelajari bersama. Hanya di Skol Sampenix Season 7 tentang emiten-emiten dan prospek prospek yang luar biasa dari sektor energi terbarukan. Makanya jangan sampai ketinggalan, Guys. Segera buruan daftar karena kita ada promo nih diskon 25% hanya untuk 50 orang pertama yang daftar sebelum 25 April 2025. So, tunggu apaagi, Guys? Buruan yuk, segera hubungi nomor handphone yang ada di bawah ini atau www.skalashambenix.com. Eh, ingat guys, bisnis finansial itu enak ya. Mereka itu bisa duduk-duduk aja dapat fee. Lu bayangin ya, kenapa ini betul-betul strategik ya? Dan ini pintar banget menurut gua Donald Trump cara dia mengeksploitasi kita. kiss are please make ini transaksi finansial itu ya guys ini bisnis perbankan itu fe-nya itu kecil-kecilkecil tapi begitu dikali banyak nilainya itu triliunan lu enggak percaya curis itu nilai transaksinya tadi gua sudah bilang 80 triliun di bulan Januari itu cuman 1 bulan Januari 2025 lu kalis 12 bulan dalam 1 tahun nilainya R960 triliun nah Nah, R960 triliun dalam 1 tahun kalau Visa makan 1% komisi dia, berarti Visa akan terima duit 9,6 triliun per tahun. Kaget. Kaget. Gila enggak lu? 9,6 triliun per tahun lu bagi 12 bulan artinya visa bisa makan 800 miliar per bulan. Menurut lu 800 miliar per bulan? Kecil 800 miliar per bulan. Kalau lu bagi lagi 30 hari, artinya penghasilan visa dalam 1 hari itu 26 miliar. Jadi, Visa dan Mastercard dari sudut pandang mereka karena curis ini lahir di Indonesia, visa rugi 26 miliar per hari. Ngeri enggak, Guys? Jadi, lu bisa bayangin nih kalau seai tim kita negosiasinya salah, hopefully mereka bisa bela ini. Dan ini sangat penting. Ini kita baru ngomongin duit, visa itu bisa dapat 26 miliar per hari. Jadi, lu jangan bilang, "Ah, Pak, dekit kan cuman 1000.000 perak kali Rp100.000 1% doang." Iya, tapi lu harus hitung 9,6 triliun. Gila enggak tuh? Nah, kenapa mereka mencak-mencak? Ingat ya, negara Amerika Serikat itu pengin orang itu jadi berhutang. Mereka cinta banget kalau makin banyak orang-orang yang punya hutang. Bahkan kalau dari lahir aja udah punya hutang karena lu ke rumah sakit harus bayar-bayar rumah sakit mahal banget lu ngutang ke bank. Lu mau sekolah, lu mau kuliah, lu ada namanya kredit buat kuliah. Jadi school kredit atau loan atau education loan. Lu udah ngutang. Lu udah ngutang baru lahir ngutang. Lu kuliah lu ngutang lu makan lu ngutang semua ngutang. Makanya jangan heran kalau di Amerika Serikat satu manusia bisa punya sampai empat kartu kredit. Karena mereka cita-citanya adalah semua orang wajib punya hutang. Karena apa? Karena negara Amerika Serikat sampai detik ini bisa beroperasi karena ada negara lain yang ngutangin mereka. Pertama Jepang, kedua Cina. Jadi memang bisnis mereka itu ya ngutang, ngutang, ngutang, ngutang. Nah, Teman-teman, makanya lu jangan heran kalau seandainya bisnis model di Indonesia it doesn't work. Kenapa? Karena di Indonesia yang mayoritas agamanya muslim itu menentang yang namanya utang. Apalagi pakai bunga, namanya riba. Kalau antum kredit misal 0%, baiklah 0%. Kalau terlambat sehari kena denda enggak? Kena denda. Baik. Berapa dendanya? R8.000, R.000, R50.000 kecil Ustaz, saya bisa bayar. Benar. Tapi hadis Nabi, 1 dirham riba lebih berat daripada 36 kali berzina. Enggak boleh. Akibatnya apa? Inilah alasan kenapa Mastercard sama Visa itu marah. Karena di Indonesia jumlah manusia yang punya kartu kredit itu tidak sampai 10% dari jumlah penduduk Indonesia. Penetrasi kartu kredit di Indonesia itu sangat kecil. Kenapa? Karena Indonesia negaranya sangat religius. Ah, masa sih buktinya judi online rame? Ah, masa sih buktinya pinjol ramai. Ah, itu ya itulah strategi yang pintar tuh yang enggak bisa ditiru oleh Amerika Serikat. Dia gagal paham Indonesia ini mayoritas religius. Tapi ah itu ada tapinya itu dia belum bisa paham. Tapi gua mau kasih paham kenapa wajib Amerika Serikat menghancurkan curis di Indonesia. Karena penetrasi kartu kredit di Indonesia bisa dibilang gagal. Cuman 10% rakyat Indonesia yang menggunakan kartu kredit. Itu satu. Yang kedua, kalau kita ngomongin di bulan Januari 2025, berapa banyak orang yang melakukan transaksi? Pakai fiturnya si visa kartu kredit itu cuman 41 juta. Cuman 41 juta transaksi di bulan Januari 2025. Tapi Cis, jumlah orang yang bertransaksi pakai CES di bulan Januari 2025 itu 790 juta. Gila 20 kali lipat lebih banyak dibanding orang yang pakai kartu kredit. Menurut menurut gua masuk akal. Kenapa? Karena orang Indonesia yang pakai kartu kredit itu enggak nyampai 10% berarti enggak nyampai 30 juta orang. Gua yakin faktanya bahkan bisa sampai mungkin cuma 5%. Tapi yang pakai curies sekarang siapa sih di Indonesia yang enggak punya handphone? Satu orang aja mungkin bisa punya dua handphone atau tiga handphone. Tapi apakah sudah pasti punya kartu kredit? Belum tentu. Makanya di sini gua mau bilang curies ini adalah salah satu hal yang sangat revolusioner di Indonesia. Inilah satu-satunya di mana kita bisa berjaya di atas sistem kita sendiri, teknologi kita sendiri yang jauh lebih advance dibandingkan Amerika Serikat. Amerika Serikat aja bisa jalanin itu karena mereka ngecas behhang tinggi 1% beberapa bahkan bisa 2 sampai 3%. Kita bisa jalankan itu cuma dengan biaya 0,3%. Akibatnya apa? Usernya jauh lebih banyak. Pengguna Visa cuman R1 juta transaksi, pengguna CURS itu R90 juta. Ini kan sesuatu yang luar biasa. Dan yang lebih hebat ya, sistem curis ini bisa mengenable mengenable teman-teman UMKM yang selama ini tidak terjangkau oleh sistem perbankan, mereka sekarang bisa bawa diklusifkan ke dalam dunia financial services. Karena per detik ini jumlah total merchant yang ada di sistem curies Indonesia itu mencapai 36,5 juta merchan. Jadi, lu bayangin 36 juta merchan mayoritas gua yakin UMKM. Mereka terdaftar di sistem curies kita. Jadi pengusaha nih yang dibantu oleh curis, pedagang-pedagang kaki 5 termasuk di antaranya itu jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan misalkan pengusaha yang dibantuin oleh Bank Mandiri atau Bank BCA. Gua yakin UMKM yang ikut mereka enggak sebanyak ini. And ya okelah itulah salah satu kelebihannya kita. Kita bisa menciptakan teknologi sendiri yang namanya curious. Nah teman-teman kenapa ini penting buat kita bahas? Karena gua mau bilang sama lu. Oh berarti ini ada kepentingan duit di sini. Mereka nyerang curis itu bukan semata-mata karena mereka perang dagang. Enggak. Karena mereka pengin dapat cuan. Ih, cuannya 9,6 triliun setahun loh. Ini ngeri loh. Dan teman-teman tahu enggak siapa sih yang punya Mastercard sama Visa itu? Ternyata Mastercard sama Visa itu adalah perusahaan Amerika Serikat yang dimiliki oleh Black Rock bersama Vangard yang kebetulan kedua orang ini juga, kedua perusahaan investasi besar dunia ini juga saat ini ya menjadi penasihatnya Donald Trump. Jadi yang mereka belain di sini sebetulnya ya kepentingan para bohir juga. Oke, jadi di sini artinya apa? Indonesia apakah boleh mematikan keris? Menurut lu apakah itu hal yang bijaksana? Menurut gua enggak. Karena ini bukan cuman soal duit, tetapi di sini ada soal kedaulatan. Ini gua betul-betul meminta nih sama pemerintahan kita buat bisa membela supaya curies jangan dimatikan. Teman-teman tahu apa yang kita mau sharing di sini? Ini penting buat masa depan kita. Ketika lu ngomongin curious, okelah itu ngomong 9,6 triliun duit buat Mastercard visa yang kita relakan. Tetapi ada satu hal yang lebih penting daripada itu. Yaitu apa? Yang pertama yang sudah pasti ya, kerugian finansial ya, duit 1% tuh jauh lebih mahal dibanding 0,3%. Terus 1% harus keluar ke konglomerat Amerika. Gua sih enggak rela. Jujur aja gua sih enggak rela. Kita harus kasih duit ke Mastercard Visa. Gua enggak rela. 1000% enggak rela. Oke, itu kerugian devisa. Yang kedua, kita punya kerugian yang namanya merchan. Bro, kita punya data merchan R6 juta. Itu kan data-data yang menurut gua sangat spesifik. Orang bisa lihat Amerika bisa lihat. Oh, ada pedagang bakmi omzet-nya Rp300 juta sebulan di Gang Somat, Jakarta Selatan. Oh, ada pengusaha sate ayam, Omz-nya Rp0 juta sehari di Purworejo. Itu kan semua data-data merchan. Ini baru kita ngomongin data merchant. Belum lagi data transaksi. Siapa orang yang punya duit? Oh, Paijo. Pakai Jo spendingnya R juta per hari. Oh, berarti penghasilan dia di atas R0 juta sebulan. Wih, ngeri banget loh. Dia bisa lihat data merchant, dia bisa lihat data buyer. Ujung-ujungnya apa yang dia bisa lihat? Dia bisa bentuk behavior, perilaku. Kenapa ini strategic? Ini gua mohon sama Presiden untuk bisa negosiasikan ini. Jangan kita serahkan curies itu ke Amerika Serikat karena behavior itu hal yang paling penting. Presiden bisa jatuh loh gara-gara ini. Kenapa, Pak? Contohnya gampang. Misalkan berdasarkan data transaksi di Curis, mereka bisa lihat gini. Oh, ternyata mayoritas rakyat Indonesia itu beli beras naik dua kali lipat di bulan Mei. Kenapa? Ya mungkin di situ karena ada lebaran, ada orang puasa dan lain sebagainya. Kalau sebuah negara megang data itu, apa yang dia lakukan? Sebelum masuk bulan Mei dia telepon India, dia bisa telepon Vietnam. Ini negara di kuasa, Guys, yang kita ngomongin. Eh, Vietnam pokoknya minggu depan lu jangan kirim ya ke Indonesia beras, ya. Eh, India. Minggu depan lu jangan kirim, ya ke beras, ke Indonesia. Kalau enggak nanti bunga utang lu gua naikin nih. Atau kalau enggak gua enggak jadi ngirim lu senjata nuklir yang paling hebat atau pesawat jet yang paling mutakhir. Selesai. Apa yang terjadi? Indonesia krisis beras di bulan puasa. Apa yang terjadi? Presiden naik ke surga? Enggak. Gua yakin presiden jatuh. Jelas. Ini sangat spesifik. Orang bisa lihat behavior pattern dari spending kita dan dia bisa ukur penghasilan kita. Eh, berarti besok kalau kita perang sama Indonesia jangan dibom ya, Manokwari. Kenapa? Transaksi cynya cuman tiga biji sehari. Itu paling dia lagi, dia lagi cuma beli permen sama es cendol. Oh, jadi yang kita bom siapa? Oh, ini ada provinsi ini kan kelihatan. Jadi di situ. Ini nyawa ekonomi Indonesia. Oh, ini nyawa pupuk Indonesia. Oh, ini nyawa logistik Indonesia. kan bisa ketrack itu semua kalau diwajibkan nanti kita semua bertransaksi pakai Mastercard dan Visa. Itu data yang sangat strategik yang jangan sampai bahkan ya jangan sampai bocor ke negara asing. Makanya di sini gua sangat-sangat darurat nih bikin video ini urgent. Semoga pemerintah kita bisa dengar dan semoga pemerintah kita bisa mengkomunikasikan dengan baik kepada Amerika Serikat supaya itu tidak bocor ke mereka. Terus gimana, Pak, cara negosiasi? Ini gua kasih lu ilmu gratis nih. Harusnya lu bayar sama gua. Ya gampangnya gini. Negosiasi dengan Amerika Serikat. Curies bukanlah produk monopoli Indonesia. No. Curies itu hanya jembatan yang menyambungkan komunikasi antara kasir atau orang yang kita mau bayar dengan rekening bank kita. Dia cuman jembatan perantaranya. Oke. Rp3.000. Tarik dari rekening bank kita Rp3.000. Masukin ke accoun mereka 3.000. Dia hanya jembatan. Artinya gini, negosiasi dengan Mastercard Visa akan jauh lebih baik bilang di sini jembatan ini bisa dipakai oleh siapapun. Maksudnya apa? Ketika orang bertransaksi dengan curies bisa ada opsi dananya ditarik dari rekening bank dia atau ditarik dari kartu kredit dia yang menggunakan Mastercard atau visa. Fair. Jadi Mastercard atau visa juga bisa ada opsi kalau orang milih untuk pakai kartu kreditnya. Tinggal gitu aja. Artinya enggak wajib juga ya. Namanya juga ini jembatan orang bisa pilih. Karena lu masih ingat ya zaman dulu ya curies itu cuman bisa komunikasi di inter brand-nya sendiri. Contoh curies GOP itu enggak bisa berkomunikasi dengan curies Grab. Lu mungkin masih hidup di era itu. Jadi masing-masing merchan itu merchan-nya Gojek ya pakai GoPay, enggak bisa pakai Grab Pay atau OVO atau merchan-nya BCA enggak bisa pakai GoPay. Nah, inilah makanya revolusioner yang dibikin oleh Bank Indonesia. Antar bank maupun antar wallet itu bisa saling komunikasi. Jadi di sini yang mau gua bilang Amerika Sikat itu jangan takut. Semoga pejabat kita bisa ngomong benar seperti yang gua ajarin di sini. Quris kita atau GPN kita, Quries kita di sini itu adalah jembatan mengkoneksikan antara yang mau terima pembayaran dengan orang yang mau bayar. Source of fund-nya itu enggak mesti dari rekening bank. Dia bisa pilih. Sampai hari ini pun lu masih bisa pilih. Pilih pakai digital wallet. Oke, saya bayar pakai Kris ya. Nanti yang dipotong account gopay lu. Masalah enggak? Tinggal tambahin lagi opsi di sini. Oke, bisa bayar pakai dana di perbankan lu atau bayar pakai dana di digital wallet lu atau pakai dana mastercard atau visa lu. Ngutang ke bank, tempelin kartu kredit lu. Seriously, it's that simple. Tinggal gimana caranya kita mengkomunikasikan bahwa ini bukan contoh monopoli di Indonesia. Ini cuman jembatan yang memudahkan. Yang pakai jembatannya boleh siapa saja. Boleh Gojek, boleh Grab, boleh Bank BCA, boleh Bank Mandiri, boleh Mastercard, boleh Visa, that's it. Gua betul-betul sangat berharap ya, ini betul-betul isu yang sangat strategik karena data finansial, data keuangan menurut gua sangat fatal. Kalau sampai yang pegang itu adalah Amerika Serikat. Itu ngeri. Tadi yang gua bilang presiden bahkan bisa jatuh karena ini level negara adik kuasa. dia bisa lihat, "Oh, kalau bulan segini orang Indonesia makan tahu tempe. Oh, kalau bulan segini karena bentar lagi idola ada, transaksinya banyak nih beli daging lagi. Gimana tiba-tiba kalau daging hilang dari pasaran?" Mungkin enggak ya? Sangat mungkin orang kita impor daging dari sahabatnya e budaknya Amerika Serikat yang namanya Australia tinggal dibilang, "Lu jangan kirim sapi ya ke Indonesia." Habis sudah gua yakin siapapun presidennya. Selesai. Jadi, lu mau nyawa kita, data transaksi kita yang pegang itu Amerika Serikat. Jangan. Menurut gua bahaya. So, gua betul-betul berharap, sangat berharap ya video ini viral. Bukannya kenapa-kenapa? No. Karena negosiator kita itu harus bisa mengkomunikasikan dengan baik. Seperti yang tadi gua bilang, yang kita bikin ini bukan sebuah produk milik perusahaan tertentu, no. Ini adalah sebuah jembatan yang berfungsi sebagai konektor lah antara perusahaan payment gateway, perbankan, atau kartu kredit atau apapun itu dengan orang yang akan menerima pembayaran. That's seat. Di sini sama sekali enggak ada hubungannya dengan perang dagang atau terf dagang. Jadi enggak ada hubungannya dengan itu. Nah, next kita bakal bahas nih karena ada begitu banyak di sini yang berhubungan dengan pertahanan, kesehatan, energi, sumber daya mineral yang ada di dokumen Sakti yang isinya adalah tuntutan Amerika Serikat yang jujur menurut gua sangat dekat dengan perbudakan modern. Ngeri banget. Kita baru bahas satu sektor, Guys, yang namanya financial services. Jasa keuangan berhubungan dengan ya ya curis dan GPN. Orang Indonesia kalau salah nego jadi budak. Ini udah selesai nih. Nah, lu penasaran enggak sih buat kita bahas apa sih selanjutnya ya tuntutan Amerika Serikat yang begitu tebal ini yang harus kita bahas mungkin bisa sampai 8 episode nih, Guys, cuma buat bahas ini karena banyak banget permintaannya yang menurut gua sadis sih. Lu setuju enggak sih kalau kita bahas lebih detail lagi atau sebaiknya kita bahas yang salah satu yang bakal bikin heboh juga yaitu apa? Ada RUU kepolisian, ada RUU kejaksaan sampai RUU penyiaran dan mungkin juga Indonesia gelap. Lu setuju enggak? Atau kita sebaiknya sekarang fokus dulu ya selesain ini selama 8 episode ke depan. Karena ini betul-betul ngeri sih. Ngeri banget, Guys. Dan bukan cuman Indonesia loh. Lu asal tahu ya negara tetangga kita bahkan sampai Aljazair, Angola yang menurut lu negara enggak penting dan abal-abal juga itu juga ada di sini ikut masuk dalam serangan ini. Makanya jangan heran ya PM Lawrence Wong dari Singapura itu dari kemarin jerit-jerit menghina Donald Trump. Ini enggak pernah terjadi nih sepanjang sejarah Singapura. Dan ini dilakukan juga loh oleh beberapa perdana menteri yang ada di Eropa. So, Teman-teman ini seru banget sih buat kita bahas lebih lanjut. Makanya teman-teman jangan lupa like ya dan segera share video ini ke teman-teman dan saudara kalian. By the way, lu setuju enggak sih kalau curies itu harus kita jaga, harus kita pertahankan atau ya udah buka aja bisnisnya liberalisasi kasih Mastercard dan visa masuk ke Indonesia. Karena jujur aja dari dulu udah begitu banyak perbankan di Amerika Serikat yang tergiur dengan kue ekonomi yang besar di Indonesia. Tapi mereka gak berhasil merebut hati rakyat kita. Ujung-ujungnya kan lu nabung di Bank Mandiri, kalau gak di bank WC. Ya bener enggak? Oke, guys. Semoga video ini bermanfaat. Salam sehat. Salam cuan. Bye bye. [Musik]