Transcript for:
Dasar-Dasar Psikologi dan Jiwa

Alhamdulillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahirrahmanirrahim, Alhamdul anggapnya anggap kekenyangan sarapan kok bu bukan anggap ngantuk masih salam loh bunda udah ngantuk tapi sekali lagi ternyata anggap itu gak mesti tanda ngantuk tapi seringnya tanda ngantuk kamu hari ini ngantuk ya? pagi ini ya masa itu? anggapnya kok tenanan sampai matanya berair Tidur jam berapa? Itu baru jam 11. Oh jam 11. Bangunnya? Belum terlalu malam. Bangunnya? Bangunnya itu. Akan subuh. Memang kurang ya berarti. Satu, dua, tiga, empat. Tapi kalau ya. Kurang ditambah nanti pas waktu siang ya. Jam 11. Jam 11 itu belajar ya? Baik. Nonton Youtube, Instagram, Facebook. Ya kayak gitu lah. Seperti remaja pada umumnya. Kayaknya kalau belajar gak betah sampai jam 9 ya. Gak apa-apa Mas Said. Ya besok lagi semoga ketemu Mas Said gak anggup lah. Jadi tidak menyedot Ibu lagi. Baik, ayo. Ayo, kita hari ini mau diskusi apa, teman-teman? Kita kan dari awal dalam kontrak Ibu jelaskan, everyone is a teacher. Cuman di awal-awal Ibu jelaskan, seperti pemanasan. Tidak langsung kalian Ibu kasih kesempatan untuk menyampaikan. Kita mau belajar apa ini? Tahu kita belajar apa? Satu dari kopi. Ganteng, Ibu. Begitu topiknya. Yang kedua, teman-teman tahu dari SIM itu ada capaian pembelajaran. Itu berarti hari ini yang harus dicapai apa? Itu yang akan kita lakukan hari ini. Ada tiga capaian pembelajaran ya. Yang pertama, teman-teman itu diharapkan sesudah selesai mata kuliah ini, itu bisa apa teman-teman? Bisa apa? Bisa, ada yang tahu bisa apa? Menjelaskan. Menjelaskan dan menyimpulkan korea psikologi. Psikologi, ilmu jiwa itu apa. Kemarin sudah sedikit-sedikit kita bahas, tapi sekarang yang kita bahas. Habis itu, ini dia di tengah-tengah. Nanti saya harapkan partisipasi teman-teman untuk berkomentar. yang sudah punya buku terkait dengan hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu lain terus yang terakhir baru baru apa yang terakhir baru apa ruang lingkup psikologi Coba tangannya diturunkan, sudah cukup ya. Yang reka diturunkan dulu tangannya. Ya yuk kita share dulu, bu PPT-nya di-share dulu ya bu. Itu ya teman-teman ya, jadi kalau teman-teman selesai kuliah, kok enggak paham tiga itu, ya berarti ada yang perlu diperbaiki ya. Mungkin sebelum kuliah. belum baca dulu belum punya buku belum baca bu saya mana Buddha ada di mana ini saya stop saya pin dulu ya udah saya udah pin ya pada saya share oke Iya teman-teman ya Sebelumnya ya, ini kalian lihat dari ekspresi wajah ini jiwa yang seperti apa. Ini ada ya, mana ya, gambar ibu kok tidak kelihatan. Itu kan harus dipindir gelas. Aku mohon maaf. Suaranya ibu agak jauh. Oh, oke. Berarti harus pakai headset ya. Mungkin ada yang sinyalnya kurang baik, nggak bisa nangkap suara ibu ya. Ntar ya. Teman-teman ada yang nganuhin, Ibu. Suaranya itu agak jauh. Oke, sebentar. Saya ambil dulu headsetnya. Apakah bisa ditangkap dengan baik? Sudah, Bu. Alhamdulillah. Butuh modal ya, Toh. Ini dipakai. Tidak apa-apa. Ini dipakai sampai brodol. Dipakai sudah berapa tahun sejak pandemi. Tapi tidak apa-apa. Alhamdulillah berkumpul dengan baik memang. Cuma saya pikir tadi jelas. Soalnya sering dosen-dosen saya itu mengajar tanpa pakai. Tanpa pakai ini kok jelas. Tapi mungkin karena ada teman-teman yang mungkin kesulitan sinyalnya yang ada di daerah begitu, memang lebih baik pakai ini. Baik, teman-teman. Belum bahas tentang jiwa. Ini sedikit saling memotivasi. Sedikit saling memotivasi, teman-teman. Nanti ibu dimana? Hilang mana? Nanti tak kecilin. Sedikit saling memotivasi ya teman-teman. Kalau kamu lihat. Ini jiwa yang apa? Kalau dilihat dari ekspres wajahnya. Jiwa yang sedang gelisah. Lelah. Gelisah, lelah, khawatir. Lelah. Lelah, satu lelah. Apa lagi? Khawatir. Ada rasa khawatir ya ibunya ini ya. Halo bapaknya. Kita baca jiwa ibu. Kita baca jiwa ibunya dulu. Kayak antoh kok, kayak dokter jiwa aja baca jiwa. Kita dengan kemampuan yang kita miliki kan jiwa itu bisa dilihat dari ekspresi. Dari gerak. dari ekspresi wajah, itu bisa dibaca. Kita tebak dulu, kira-kira. Ibu juga nebak, tapi nebaknya kan sudah berdasarkan ilmu yang kita pelajari. Ini kalau kalian kan belum belajar ilmu ini. Makanya coba kalian bisa enggak, walaupun belum belajar ilmu jiwa, belum belajar psikologi, bisa enggak nebak ini ibunya dulu. Ini tadi apa? Lelah. Ada lagi selain lelah? Iya, Ibu. Hai khawatir kalau panik-panik enggak kayak panik belum ya enggak ya panik bu panik jatuh kalau ngantuk itu jiwa-jiwa kau fisik nanto fisik fisik fisik fisik ngantuk kok ya lelah Oke, kalau ini berarti lebih pada lelah sama khawatir ya. Khawatir ya. Kayak wajahnya itu nggak tenang, kayak takut. Kalau takut, rasa takut itu ada nggak? Ada, Bu. Ada ya. Tapi lebih khawatir ya dari ekspresinya ya. Iya, Bu. Iya, lebih khawatir gitu loh. Ketimbang takut. Takut itu kan... Kayak orang lihat hantu itu ekspresi takut Tapi ini lebih ke Khawatir gitu Gak nyaman khawatir Ada juga serat Kelelahan juga ya Kalau yang bapaknya sekarang Udah cukup itu aja Intinya lelah Khawatir Lelah khawatir Ada takut Kalau bapaknya Fokus bu, fokus Kalian lihatnya Ada yang ngomong santai ada yang ngomong fokus fokus kalau saya saya lihatnya bapaknya fokus Iya tapi kalau lebih ke gejala jiwa itu bapaknya itu sedang betul-betul serius gitu ya kayak tegang ya tegang batak batak yang tegang serius ya ya Nah gitu loh teman-teman, jiwa itu terkadang antara khawatir sama takut. Itu kan tipis-tipis ya, ini khawatir apa takut apa. Akhirnya kita dari konteksnya ya, pada sebenarnya dari ekspresinya ini loh kita itu. Ini takut, khawatir, atau lelah, atau campur aduk begitu. Ini cenderungnya antara lelah. khawatir, wah pasrah. Pasrah begitu. Pasrah itu maksudnya, Bismillah wa'ay. Tiba apa enggak, Bismillah. Jadi jiwa itu memang begitu. Jadi tipis loh teman-teman. Antara rasa suka, cinta, senang, kepingin, itu kita bahas nanti. Jadi kayak lapisan-lapisan. Tapi itu kita bahasnya di semester 2. Semester 1 ini lebih ke teorinya. Semester 1 ini yang butuh kalian banyak baca. Kalau semester 2 nanti lebih asik karena tentang diri sendiri. Semester 2, maksudnya sesudah UTS. Itu lebih ke kita sendiri. Kalau kalian lihat topik-topiknya begitu. Kalau yang sebelum UTS ini, kalau kalian nggak baca, well hasil, well mumet. Susah, harus baca. Karena kita membahas teori-teori jiwa. Baik, dari sini ini sekedar saling memotivasi ya. Beginilah perjuangan orang tua kita dalam bentuk yang beragam. Yakinlah itu. Orang tua kita itu berjuang luar biasa, ini tentu untuk anak-anaknya. Untuk anak-anaknya ya, ada yang mungkin di sawah, ada yang mungkin di pasar, ada yang di toko, ada yang di sekolah, atau dimanapun. Tapi alhamdulillah orang tua saya nggak sempat. Sepenat itu Bu Tidak salah itu bersyukur Alhamdulillah Tapi yakinlah semua orang tua itu berjuang Luar biasa demi Kesejahteraan anaknya Demi kebahagiaan anaknya Nah kalau orang tua kita Sudah sesungguh-sungguh itu Berjuang Sudah betul-betul Melakukan usaha yang Luar biasa Yang kalau kita lihat Ya Lahir batinnya untuk kita. Maka sudah saatnya, kita ini sudah dewasa. Maka yuk kita ganti menyenangkan orang tua dengan salah satunya kesuksesan belajar kita. Itu hanya salah satu, tapi itu cukup membahagakan dan membahagiakan orang tua. Maka dari sini, yuk kita sungguh-sungguh. Kita sekarang mau belajar tentang... Jiwa. Belajar tentang jiwa. Baik, teman-teman. Sekarang masuk ya. Apa itu psikologi? Asal katanya si. Psikologi itu asal katanya si. Apa si itu? Si itu artinya jiwa. Jadi apa bedanya psikologi sama ilmu jiwa, Bu? Ada yang bisa jawab nggak? Siapa tahu udah baca. Sama aja, Bu. Sama aja, siapa itu yang berpendapat sama aja. Ya nggak apa-apa, pokoknya nggak ada pendapat yang Ibu salahkan. Yang ada diluluskan. Maksudnya disalahkan, nggak bener. Nggak ada, nggak ada. Ibu semua menghargai pendapat teman-teman. Teman-teman aktif. Itu aja, itu sudah kamu di diari kamu tulis. Saya berkomentar di meeting. Iya, Bu. Kedua, saya berkomentar. Kalau perlu berapa kali saya komentar, berapa kali saya tanya. Kalau belum komentar tanya minimal, saya serius Bu memperhatikan. Itu sudah keaktifan. Apa Ayu Nabila, kamu bilang apa? Sama saja? Ya, sama saja. Sama saja. Ada yang punya pendapat lain? Beda Bu. Ya. Nabila Dise, kamu Anda kok bilang sama saja alasannya apa? Nebak atau ada alasannya? Nebak aja, Bu. Nebak, berarti belum hasil. Oke, tadi yang ngomong beda siapa ya? Saya, Bu. Agis, tak? Oh, Rahma. Ya, coba gantian ya. Rahma dulu. Kalau ilmu jiwa itu, ilmu jiwa meliputi segala pemikiran, pengetahuan, tanggapan. Tapi juga segala khayalan dan spekulasi mengenai jiwa itu. Sedangkan psikologi meliputi pengetahuan mengenai jiwa yang diperoleh secara sistematis dengan metode-metode ilmiah. Bagus, ya itu untungnya punya buku. Tapi intinya apa itu, Rahmah? Intinya apa, gampang ngomong. Intinya kalau psikologi itu bisa dibuktikan secara sains. Pinter. Terus kalau ilmu jiwa? Ilmu jiwa tidak mesti dibuktikan. Jadi intinya kalau psikologi itu mesti ilmu jiwa, tapi ilmu jiwa tidak mesti psikologi. Ilmu jiwa itu lebih luas. Ada hal-hal yang itu tidak bisa dibuktikan secara sains, tapi itu diakini. Artinya secara sains itu tidak bisa diteliti begitu. Orang ini, apa itu yang tidak bisa diteliti? Apa itu misalnya? Kealiran kebatinan di batin. Itu kan jiwa itu. Kealiran kebatinan. Diem saja, enggak ada ekspresi yang enggak bisa diteliti. Kalau dalam setologi itu harus ada yang perilaku dari jiwa itu yang bisa diobservasi. Kalau kamu batin aja Diem bertapa Itu jiwa enggak itu Enggak hanya fisik Itu jiwa Aktivitas jiwa itu Batin itu Kebatinan Aliran-aliran kebatinan Aliran-aliran kebatinan Yang percaya Yang penting enggak sholat enggak apa-apa Yang penting ingat Tuhan Itu kan Batin itu jiwa itu. Yang ingat enggak mungkin fisik kan. Tapi itu enggak masuk dalam psikologi. Karena itu enggak masuk dalam logos. Karena psikologi itu si jiwa, logos itu ilmu pengetahuan. Jadi psikologi itu ilmu pengetahuan tentang jiwa. Artinya apa? Jiwa tapi yang bisa diteliti. Bisa diamati. bisa diteliti dengan artinya secara sains ilmu pengetahuan berarti dengan metode-metode ilmiah, dengan langkah-langkah ilmiah seperti di dalam laboratorium, diperhatikan, atau dalam ruang tertentu ada pengamatan. Ada pengamatan, ini orang ini lagi stres atau apa, itu diamati secara sistematik. Ada langkah-langkahnya. Jadi, itu yang membedakan antara ilmu jiwa dengan bagus. Itu ya, Rahmah. Saya sangat menyarankan kalian catat sendiri keaktifannya. Tanggal segini saya nanya berapa kali dan sebagainya. Karena Ibu kadang menjelaskan, walaupun bawa buku diare, kadang ada yang kelewat. Ya, baik. Selanjutnya teman-teman, kita ke slide selanjutnya ya. Tadi tentang ilmu jiwa, ternyata begitu. Nah, sebenarnya jiwa itu ada tiga ya. Tumbuh-tumbuhan itu punya jiwa enggak? Tidak, punya. Hewan itu punya jiwa enggak? Tidak. Apalagi manusia Anima intelektif Apalagi manusia Punya pikiran Punya pikiran Tapi ini kalau tidak pakai zoom Biasanya saya setel videonya Karena pakai zoom Coba kita kasih ibu waktu 2 menit Bisa tidak? Itu saya setel Biasanya agak Nyandet gitu ya Biasanya, tapi coba ya. Ini zoomnya kan, zoom yang bukan premium ya. Kalau kalian beruntung, saya akan menunjukkan bahwa tumbuhan sama hewan itu lo punya jiwa. Begitu ya teman-teman. Tumbuhan sama hewan punya jiwa. Tapi kalau enggak, ya enggak apa-apa ya. Enggak bisa ditampilkan, enggak apa-apa. Saya minta waktu. Dua menit saja siapa tahu bisa saya tampilkan videonya. Mana video? Bisa enggak maksud saya? Siapa yang pernah nyetel? Video di dalam itu. Siapa? Siapa teman-teman? Ada? Buka YouTube, Bu. Oh, dibuka YouTubenya langsung? Lupa, itu videonya kan video dulu. Udah, udah, Ibu. Ini. Oh, gitu. Ini dia, ada. Nanti ya. Coba kalian bisa lihat. Semoga aja bisa Kalian bisa lihat gak? Belum ada Belum ada Belum Sebentar Bismillah Bismillah ya Partisan now can see ya Ini ya Hai melkani diri bisa lihat ya belum belum belum ada suaranya sudah belum ya ini baru gambar belum ada ini sudah belum belum belum itu kan agak susah ini coba kalau ini sudah bisa belum sudah bisa belum sudah belum sudah bagus Hai ini video menunjukkan bahwa hewan pun memiliki jiwa dan semua jiwa-jiwa Baik hewan tumbuhan itu tunduk pada Allah. Burung sedang bersujud tertangkap CCTV di depan Masjidil Haram. Hai sehingga mulai ini ini bukan tidur kucing tidurnya nggak begitu juga tertangkap CCTV sedang sujud karena dia kalau tidur enggak begitu kucing ini dia punya jiwa dan jiwanya tunduk pada Allah hai hai semua hewan-hewan ya itu bertasbih memuji Allah hewan gunung tumbuhan Sebelum mati, burung ini menyebut nama Allah berkali-kali. Hai sapi ini sebelum disembelah menyebut nama Allah berkali-kali singa ini sebelum mati aungannya berupa kalimat Allah hai hai Metinggal Habis itu dia meninggal Jadi orang-orang yang beriman Itu pasti yakin dengan ayat-ayat Allah Baik Stop ya sharing ya Ya itu teman-teman luar biasa ya. Ini benar ya ternyata tumbuhan itu memiliki jiwa. Makanya banyak tapi enggak perlu saya tunjukkan karena waktu. Ada tomat itu ketika dibelah itu ada tulisan Allah di dalamnya. Ya tomat. Ada pohon ditemukan sujud. Karena memang tumbuhan dewan pun memiliki jiwa. Tapi sekali lagi. Ini sebagai penghantar, agar kalian paham tentang jiwa. Tapi pada bahasan kita ke depan, bahasan kita harus kita batas, yaitu kita hanya membahas jiwa manusia. Kita tidak membahas tentang jiwa hewan, jiwa tumbuhan, kita tidak membahas bahkan jiwa bayi, anak-anak, orang tua. Yang kita bahas psikologi umum itu. Itu ilmu tentang jiwa umum. Itu maksudnya manusia yang umum, yang dewasa, berakal, berbudaya. Kita enggak bahas jiwanya orang gila juga enggak kita bahas. Yang kita bahas itu yang dewasa, berakal, berbudaya. Itulah ilmu jiwa umum. Ilmu yang mempelajari tentang jiwa manusia yang dewasa, berakal, berbudaya. Nanti kalau teman-teman tertalik jiwanya bayi balita, jiwanya orang tua itu ada di mata kuliah saya di semester 3. Karena ini baru dasar saja. Begitu ya. Baik, kita bisa lanjutkan lagi ya. Itu tadi pengertian tentang jiwa. Ternyata jiwa itu ada di dalam hewan, tumbuhan. Jadi tidak hanya manusia Nah di dalam Islam Jiwa itu dibagi jadi empat Seringnya disebut kolbun Hati Kolbun salim Hati yang baik Aklun dalam Quran sering disebut Juga jiwa itu Masuknya akal Akal itu masuk dalam jiwa Kolbun hati Berarti itu juga bahasa lain dari jiwa. Masuk dalam kajian jiwa. Atau juga bisa disebut roh atau roh. Atau dalam Islam juga disebut nafsu. Nafsul mutmainah. Ya nafsul mutmainah. Irji'i ila robbika. Rodia tamarabiyah. Fadakhuli bi'ibadi, fadakhuli jannati. Ya nafsul mutmainnah, wahai jiwa-jiwa yang kenal. Itu sapaan Allah terhadap, apa teman-teman? Terhadap para syahid. Wahai jiwa-jiwa yang kenal. Irji'i ila robbika, yang hafal Quran nama apa? Robbiki. Robbiki. kembalilah kepada kepada Tuhan ya kepada Tuhanmu, baliklah pada Tuhanmu maka akan aku masukkan kamu sebagai hamba-hambaku yang masuk surga ya itu itu Dian Nanti nih, aku kok gak ada. Kasian kalau gak lihat saya ekspresi. Jadi itu teman-teman ya, kalau dalam Islam itu disebut kolbun, biasanya kolbun salib, aklun atau akal. Kalau yang paling terkenal memahami jiwa muda itu miliknya Ki Hajar Dewantoro. Jiwa itu apa yang kita... Cipta, rasa, karsa. Apa yang kita pikirkan? Cipta. Rasa, apa yang kita rasakan? Karsa. Apa yang kita kehendaki? Makanya dalam Quran tadi kan disebut akun, apa yang kita pikirkan. Kolbun, hati. Apa yang kita rasa? Bahkan dalam Islam memanai ruh, roh. Yang menggerakkan jiwa kita. Tapa badan kita ini sebenarnya ada ruhnya. Dan ruh itu abadi. Maksudnya abadi maksudnya sampai ke akhirat nanti masih ada. Kalau badan kita akan hancur. Itu nanti di dalam kajian agama itu ya. Apakah nanti di surga hanya roh kita atau juga roh dan badan kita diutuhkan kembali. Itu kajian agama ya. Terus. Nafsu Nafsul mutmainah Lawamah Lawamah itu apa Bu? Lawamah itu berarti teman-teman Tadi kan ada nafsul lawamah Apa itu Bu? Nafsul lawamah Diwa yang marah Siapa yang suka? Uring-uringan Siapa yang suka kayak gitu? Suka uring-uringan Ada? Yang suka marah-marah Enggak mutmainah Iri, dengki, sakit hati. Itu jiwanya sakit. Namanya lawa, Pak. Itu harus disembuhkan. Lihat temannya yang sukses. Panas. Tidak panas badannya, panas hatinya. Temanku kok dapat beasiswa, padahal pinteran aku. Itu berarti sakit. Sakit. Ari. Ini hari ini kenapa ini? Di mute ya. Jadi itu namanya jiwanya sakit. Sebenarnya kalau ada teman yang mendapat kenikmatan dari Allah, kita ikut senang, itu berarti kita senang dengan keputusan Allah. Nah maka kemungkinan besar kita akan tertular kebaikan itu. Wah ada yang pinter senang. Aduh senang ya punya teman pinter. Nanti bisa diskusi. Itu sebenarnya Anda berarti senang dengan anugerah Allah terhadap teman kita. Dan itu bisa membuat kita tertular. Artinya Allah jadi senang sama kita. Kita senang sama keputusan Allah. Sama anugerah Allah. Akhirnya kita bisa jadi juga akan mendapat anugerah yang tidak kalah. Tidak kalah dengan teman kita itu. Tapi kalau hatinya tadi lawa mah, iri, dengki, semakin jauh dari rahmat Allah, dari anugerah Allah. Maka kalau hati kita itu lawa mah, itu harus berusaha segera disembuhkan, dibersihkan. Caranya gimana? Banyak istighfar, puasa. Banyak-banyak sujud. Minta ampun sama Allah. Supaya bersih hatinya. Oke, gitu ya teman-teman Yang terakhir ini malah ngeri Kok ada ya manusia tega membunuh manusia lain Apa yang terjadi dengan kejiwaannya? Orang-orang yang kriminal itu apa yang terjadi dengan kejiwaannya? Ternyata dia masuknya kalau dalam isyarat itu Nafsul mumayyid Hatinya itu sudah mati Hatinya mati Kok bisa ya? Dia itu tega. Menusukkan pisau ke tubuh orang lain. Itu tidak hanya hatinya sakit atau lawamah, tapi hatinya sudah mati. Dalam Al-Quran ada, Sudah dikasih tahu kanan, kiri, depan, belakang. Tidak mau dengar. Tetap saja melakukan kemungkaran, membunuh, berzina, hal-hal yang oleh Allah sangat dilarang. Naudzubillah, semoga anak cucu kita semua jauh dari situ. Ini kalau lihat Mas Bisri ini sudah capek dengerin. Sekarang ganti, ini sudah begini Mas Bisri. Aduh, jam pira ya ini. Ah, kuida terus yang jelasin. Sekarang ganti kalian. Kalian kan juga cerdas-cerdas. Ngapain Ibu jelasin semua? Slide ini Ibu buat bukan untuk dijelasin semua. Kan sudah ada bukunya. Sekarang ganti kalian. Tadi kita sudah membahas pengertian psikologi. Bedanya psikologi dengan ilmu jiwa. Kemudian apa itu psikologi umum. Kemudian batasan kita memperlahas dari psikologi. Batasannya itu tidak mesti Tidak mesti Batasannya kita tidak Walaupun jiwa itu ada pada tumbuhan hewan Kita tidak belajar tumbuhan hewan Kita batasi pada manusia Manusia pun kita batasi Yang dewasa, berakal, berbudaya Begitu ya Manusia yang berakal, berbudaya Sehat akalnya Yang dewasa Seperti kalian itu dewasa Dewasa awal Kemarin waktu SMA itu remaja SMA SMP remaja awal Masuk SMA kelas 1 remaja tengah SMA kelas 3 remaja akhir Dan sekarang kalian masuk dewasa Nah ini yang akan kita pelajari jiwa-jiwa yang dewasa Kalian atau orang-orang dewasa di sekitar. Baik, ada komentar atau pertanyaan sebelum everyone is a teacher here? Saya mau tanya. Siapa itu? Silahkan. Apa manfaat mempelajari ilmu jiwa? Itu ada ya, banyak. Siapa lagi? Saya, Bu. Dua aja, terus dijawab oleh kalian dulu. Yang kedua siapa? Saya, Bu. Perkenalkan nama saya adalah Amelia. Saya izin bertanya. Katanya, Ibu kan dewasa itu tadi pas SMA itu remaja. Terus pas kuliah itu dewasa awal. Tapi kemarin saya pas ikut kuliahnya Pak Ali, katanya dewasa itu tidak diukur dari umur. Itu bagaimana pendapat Ibu? Ya, oke bagus. Ada yang mau berusaha aktif menanggapi dulu sebelum Ibu tanggapi? Siapa tahu ada yang sudah baca begitu. Yang pertama manfaat dari belajar psikologi itu apa? Bu, manfaatnya Bu, kenapa Bu, kok kita itu belajar psikologi memang manfaatnya apa, Bu? Ada yang mau menanggapi dulu? Saya, Bu. Bagus, siapa itu? Rais Heng. Siapa itu? Saya itu siapa? Sebut namanya. Tau Vicky. Saya, saya, itu ada, Bu. Tau Vicky, dua orang nggak apa-apa, saling menambahkan. Taufikis sama Widodo, saya pin ya, add pin lagi, Widodo tak cari dulu. Widodo berarti yang mau menanggapi pertanyaan pertama. Ini Widodo kok yang tadi dulu yang ngantuk tadi. Sekarang wajahnya udah cerah. Udah habis ngikuti kuliah Ibu Ida jadi nggak ngantuk. Ya, Mas Widodo wajahmu udah cerah. Ya, siapa dulu? Saya ingin menanggapi pertanyaan yang pertama tadi Tentang manfaat belajar psikologi Jadi manfaat yang dapat diambil dari belajar psikologi itu Kita jadi lebih mengenal pribadi kita diri sendiri Jadi saat kita dihadapkan dalam suatu masalah Kita bisa memanage diri lebih baik untuk mengontrol emosi Untuk menahan tekanan seperti apapun itu Kita bisa menahan mengontrol diri kita gitu mungkin jawabannya dari saya Mas Taufik kalau menurut saya itu mungkin bisa meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi karena misal kalau kita memahami ilmu jiwa mungkin kalau dia lagi stres atau bagaimana kita bisa tahu kondisinya dia, Bu. Begitu. Ya, bagus. Lumayan. Dua-duanya betul, ya. Jadi belajar ilmu jiwa itu nomor satu sebenarnya kalian itu untuk diri sendiri. Untuk mengenal diri sendiri. Karena siapa yang mengenal diri sendiri maka dia akan mengenal Allah. Allah itu menyuruh kita itu apa? Ku angkus aku. Jaga dirimu. Wa'alaikumussalam. Tapi maksudnya jaga dirimu supaya kamu... itu selamat itu kan harus kenal Allah. Tapi kenal Allah itu sulit. Kalau kenal dirinya saja nggak bisa. Saya emang udah ke dokter ya. Mungkin biasanya kalau terlalu padat itu batuknya gumat ini yang akhir-akhir ini. Ini terlalu padat minggu ini ya. Sebentar. Jadi ini terlalu padat, biasanya batuk ibu umatnya sudah ke dokter. Mohon doanya, karena cukup mengganggu, semoga dikasih kesabaran dan kesembuhan ya. Jadi teman-teman, nomor satu itu kita jadi kenal loh siapa diri kita. Apa kelebihan, kekurangan kita. Kayak tadi ya, teman-teman tuh kalau nggak tahu jiwanya sakit tuh bahaya loh. Nggak tahu kalau kita itu sosok yang jiwanya nggak sehat. Masih ada rasa iri, iri tadi, rasa benci, riak, sombong, apalagi ya. Malas. Malas itu biangnya kebodohan. Jadi itu saja untuk diri kita saja pentingnya luar biasa. Tadi kata Mas Widodo itu, ya setara dengan... Selaras dengan apa yang ibu Sampaikan ya Mas Widodo ya Berarti kamu jadi tahu sifat-sifat kamu Gitu ya tadi ya Jadi tahu sifat-sifatnya Kelebihannya, kekurangannya Jadi bisa mensikapi Terbaik, oh saya itu Kalau lagi seperti ini nih Emosi saya tinggi nih, berarti Saya ini lebih banyak Diam saja, biar tidak melukai orang lain Misal Saya kira disalahkan biasanya jengkelnya luar biasa. Itu bagaimana ya strategi saya supaya saya tidak marah-marah dengan orang lain, dengan orang tua. Itu namanya mengenali diri. Itu manfaat yang sangat besar. Belum lagi kalian semua, jendelan semua itu, teman-teman semua ini nanti akan jadi guru. Bagaimana memaham, mensukseskan belajar siswa kalau teman-teman tidak kenal jiwa mereka? Bagaimana bisa membantu mereka sukses dalam belajar? Karena belajar itu hal yang tidak mudah, kompleks, butuh sekali pemahaman akan jiwa. Teman-teman butuh sekali paham akan ilmu jiwa perkembangan anak. Agar apa? Bisa meluruskan sikap anak kalau anak lagi tidak. Anak SD, SMP, SMA, oh ini lagi uber, bagaimana kejiwa anak-anak yang uber. Ciri khasnya seperti apa, apa strateginya. Jadi juga ilmu jiwa ini bisa tadi kata Mas Taufik, bagaimana kita berkomunikasi, artinya kita berhubungan dengan orang lain, memahami jiwa orang lain, supaya kita mudah berkomunikasi, mengajar anak-anak itu gampang. Karena paham, oh ini masa-masa puber ini. Maklum kalau dia mengalami kegelisahan. Yang disebut masyarakat kenakalan remaja. Jadi enggak benci lihat muridnya nakal. Oh ya memang ini masa-masa pancar obat. Masuk SMP, ini anak-anak mulai, yang putri mulai hat. Nanti yang laki-laki jelang SMA itu mulai. Mulai keluar jakunnya, mulai mimpi basah. Jadi paham gitu. Kalau orang paham, itu enak. Mudah berempati, mudah mengerti. Akhirnya komunikasinya asik, enak. Jadi guru-guru yang idaman, yang idola. Karena enggak mudah marah, enggak mudah tersinggung. Bisa mengendalikan kejiwaannya sendiri. Karena paham dengan jiwanya. Bisa memahami. Siwa orang lain Dan masih banyak lagi manfaatnya Karena keterbatasan Cukup dua itu saya pikir Sudah luar biasa Gitu ya teman-teman Untuk pertanyaan kedua Ada yang mau menanggapi dulu Sebelum diketanggapi Saya menanggapi Siapa namanya? Raisen Saya Bu Said Bu Ratu Said sama siapa? Nur Abdul Muzakir. Said dulu. Ya, beberapa teman boleh. Nanti saling menambahkan Said. Terus siapa lagi? Nur Abdul Muzakir. Nur? Abdul Muzakir. Oh, Abdul Muzakir. Ada lagi kayaknya. Satu lagi ya, siapa lagi? Nur Adim. Adim. Coba. Adim. Said lagi tuh ini. Said. Ya, Bu. Said lagi, Bu. Yang lain dulu ya, Said ya. Tapi, ya, karena waktu, Mas Said yang lain dulu. Siapa? Soalnya ada banyak yang nagapi. Siapa selain Said tadi? Ropto Muzaki, Bu. Sudah. Siapa lagi? Oh, cuma dua. Kalau cuma dua, boleh Said masuk. Mas Abdullah dulu. Tadi ada pertanyaan menarik, loh. Loh, Ibu, kok mengelompokkan jiwa? Kedalam kelas-kelas usia sih, Ibu mengelompokkan ada yang namanya jiwa remaja awal, remaja tengah, remaja akhir, dewasa awal. Kata Pak Ali, katanya dewasa itu enggak tergantung usia. Kenapa Ibu memasukkan kami ke dalam usia dewasa? Silahkan ditanggapi. Izin menjelaskan, kalau menurut saya ikut tanggapan dari Pak Ali kemarin, untuk sifat dewasa dinilai dari sikap itu untuk segi pandang untuk berindividu seseorang. Kalau yang pengertiannya dengan yang tadi, untuk penangkapan saya itu untuk sudut pandang untuk keseluruhan atau umum. Terima kasih. Bagus. Nanti tinggal Ibu tambahkan. Sudah lumayan kena jawabannya. Sekarang Mas Said ada menambahkan? Ada beda atau sama? Intinya, kalau saya sama Bu. Yang dipaparkan Bu Ibnul tadi itu parameter umum. Bahwa usia SMA itu masuk remaja awal. Usia SMA akhir itu masuk menuju ke dewasaan. Dan kuliah itu... mulai dewasa. Sedangkan yang dipaparkan Pak Ali itu bagaimana cara berpikir kita, cara pandang kita, sudut pandang kita terhadap sesuatu sudah dewasa apa belum. Cara berpikir kita itu dinilai dari situ. Intinya ya sama. Sudah lumayan kena. Jadi begini teman-teman. Di masyarakat itu sering ada slogan begini. Kalian tahu nggak slogan begini? Tua-tua keladi. Makin tua makin menjadi. Tahu nggak? Orang tua harusnya kan dewasa, bijaksana. Ada enggak yang enggak dewasa dan enggak bijaksana? Ada enggak? Ada. Ada, Bu. Sekarang saya tanya, di antara kalian, walaupun masuk ke dewasa awal, tapi ada enggak yang masih rasanya itu belum, bukan rasanya, dari kalian sendiri, kalau introspeksi atau menilai orang lain, ada enggak yang masih manja ke ibunya atau ke orang tuanya? Masih tergantung. Ada, Bu. Masih tergantung. Bapak harus diingetin. Kalau nggak diingetin ibu, itu hidupnya nggak teratur. Sholat imbuh, manganim buh. Waktu nte gawelopo ae. Karena masih tergantung. Baiknya dia itu masih tergantung sama orang tua. Jadi teman-teman, usia itu hanya salah satu tanda. Anda dewasa, tapi bukan jaminan. Bukan jaminan. Salah satu tanda saja, tanda seseorang itu dinamakan dewasa adalah dari usia. 19 tahun ke atas itu sudah dewasa awal. Lemaja akhir masuk dewasa awal. Kalau dia belum dewasa itu kasus. Bukan kasus, itu hanya salah satu tandanya saja. Tapi ada banyak karena bentukan lingkungan dan sebagainya, maka dia yang harusnya sudah dewasa belum dewasa. Ada juga masih remaja, sudah kelihatan dewasa banget, malah sudah berpikir masa depan, sudah sambil SMA, sambil kerja, sambil nabung, sudah mikir masa depan. Ada enggak? Ada. Jadi usia itu salah satu syarat Anda dianggap dewasa. Walaupun anak-anak dewasa apapun, sikapnya sedewasa apapun, dia enggak mungkin dikategorikan jadi orang dewasa. Ya, paham? Dia belum boleh naik motor lah. Wih dewasa, usia KPW. Wih ngerti, nabung. Wih ngerti. Udah bisa karena usianya belum 17 tahun. Belum usia yang boleh naik motor. Belum menikah. Tetap usia itu penting. Jadi tetap usia itu patokan utama. Bukan segalanya. Karena itu patokan utama orang tahu kita. Dewasa atau masih anak-anak atau sudah tua. Itu patokan utama. Tapi statement bahwa usia tidak menjamin itu tidak salah. Itu juga benar. Karena banyak ditemukan yang harusnya sudah dewasa itu loh. Masih kekanakan. Jadi memang usia bukan jaminan. Tapi usia adalah faktor utama seseorang disebut. disebut dewasa. Kenapa? Karena usia itu menentukan tumbuh kembang seseorang. Badannya juga semakin tumbuh. Kalau dalam Islam yang belum balik, ya jadi balik. Artinya jadi berpikirnya juga tumbuh kan, sudah bisa memudahkan yang baik dan yang benar. Kalau anak-anak belum bisa, kenapa dia disebut dewasa? Dia sudah akal balik. Tandanya apa secara fisik? Menstruasi bagi yang putri, mimpi basah, dan keluar jagung bagi yang putra. Itu namanya masuk dewasa, sudah kena hukum. Hukum itu sudah mengenai dirinya kalau dia meninggalkan sholat. Dia ada tanggung jawab. Tidak hanya tanggung jawab di dunia akhirat, dia harus bertanggung jawab. Dia karena masuk dalam dewa dewasa. Perkara dia itu pemikirannya belum dewasa, pola pikirnya belum dewasa. Itu berarti dia tertinggal dalam tumbuh kembangnya. Kurva normalnya umumnya orang usia itu harusnya sudah mandiri dan mampu bertanggung jawab. Tapi itu bukan jaminan usia itu karena buktinya ada tidak sedikit. sedikit orang-orang di usia dewasa, pola pikirnya masih kakak, nak, kanan. Baik, saya pikir sudah sangat jelas dan sudah memakan banyak waktu. Baik ya, terima kasih Mas Said. Tulis di diarinya kalau mau dua kali. Ibu enggak terlalu ten nulis. Tapi ibu tahu apa yang aktif biasanya. Oke. Semua orang adalah guru di sini. Siapa yang bisa? Jelasin ke Ibu tentang hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu lain. Waktu kita hanya tinggal 10. Siapa yang bisa? Ya, siapa lagi? Ada hubungan psikologi dengan apa itu? Satu saja. Satu orang, satu ilmu. Hubungan psikologi tentang... Dengan apa? Dengan ilmu apa? Baca buku enggak apa-apa. Yang penting kamu paham. Hubungan psikologi dengan apa? Mas Risa? Hubungan psikologi dengan sosiologi. Boleh. Berarti ada yang beda. Ini satu yang dengan sosiologi. Ada yang dengan ilmu lain? Saya itu. Siapa itu? Sindi. Mana itu Sindi? Silahkan Mbak Cindy, siapa lagi Mbak? Dengan biologi. Dengan biologi, siapa lagi? Rahmat, Bu. Rahmat, dengan filsafat. Siapa lagi? Dengan biologi, dengan sosiologi, dengan filsafat. Dengan ilmu pasti ada? Bu, saya dengan ilmu agama. Boleh? Ilmu alam itu ilmu pasti, betul. Siapa yang ilmu agama? Boleh. Siapa yang ilmu agama? Said. Said bagus ya. Said aktif ya. Siapa lagi? Tadi yang dengan ilmu alam tadi siapa? Hani, siapa? Oh iya, oke. Cukup ya. Dengan ilmu alam atau ilmu pasti. Silahkan dari mulai yang siap dulu siapa? Riza, kanan Riza tadi duluan. Silahkan. Boleh, baca itu boleh. Kan yang penting paham. Nanti tak tanya, paham. Maksudnya yang kamu jelaskan itu opo. Kehubungan psikologi dengan sosiologi itu seperti ilmu yang melajari tentang individu. dengan individu atau dengan kelompok Bu maksudnya biaya ya tak ngajarin individu kita Bu kelebihan kita kebun kita dan juga tak bisa mengenal dengan kelompok atau Dengan orang lain. Oke. Oke, lumayan kena. Jadi maksudnya hubungan psikologi dengan... Hubungan psikologi dengan sosiologi itu apa? Maksudnya itu. Hubungannya adalah psikologi itu kan belajar tentang individu. Sosiologi itu belajar tentang bagaimana hubungan tiap individu dengan individu yang lainnya. Bagaimana kita bermasyarakat. Jadi kaitannya apa? Kita bisa memahami psikologi orang banyak itu kalau kita memahami psikologi diri kita. Jadi dasar untuk memahami psikologi masyarakat. Psikologi orang-orang, kumpulan dari orang-orang itu adalah kita paham dengan psikologi individu kita sendiri atau individu-individu yang lain. Maka akhirnya kita bisa memahami banyak orang. Jadi kaitannya adalah itu tadi, psikologi itu paham diri kita, lalu sosiologi itu membahas tentang masyarakat, kelompok. Hubungan individu dengan individu lainnya. Berarti kaitan psikologi itu dengan sosiologi itu, kalau kita itu paham dengan diri kita, individu kan kita, kita juga belajar paham dengan individu yang lain, maka kita akan memahami kumpulan-kumpulan dari individu itu. Yang namanya sosiologi itu ilmu yang mempelajari tentang masyarakat tadi, tentang sosial. Baik, bagus Mas Riza. Silakan sekarang Mbak Rahma, Mbak Cindy dulu. Ya Bu, hubungan psikologi dengan biologi. Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan. Semua benda yang hidup menjadi objek dari biologi. Oleh karena itu, baik biologi maupun psikologi sama-sama membicarakan manusia. Pada segi-segi tertentu, pada keadaan kedua ilmu itu ada di dipertemukan. Biologi khususnya, antropologi, tidak mempelajari tentang proses-proses kejiwaan. Dan inilah yang dibelajari oleh psikologi. adanya hal-hal yang berlainan tampaknya adanya hal-hal yang sama-sama diperbincangkan oleh kedua itu misalnya soal keturunan soal keturunan ditinjau dari segi biologi berarti karena itu kurang sempurna kalau orang mempelajari psikologi tanpa mempelajari biologi atau biologi maupun fisiologi Justru karena ilmu-ilmu ini membantu di dalam orang mempelajari psikologi. Membantu orang. Berarti intinya apa Mbak Sindi yang kamu tangkap dari yang dibaca itu? Intinya itu hubungannya psikologi dan biologi kok. Kalau biologi itu kan mempelajari tentang keturunannya. Jadi kalau keturunan itu juga ada hubungan dengan psikologi kejiwaannya. Ya, simpelnya ngomong begitu ya Jadi gini loh, biologi itu kan ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup Salah satunya makhluk hidup kan manusia Nah, di dalam ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup yang berupa manusia ini Itu ada yang namanya membahas tentang ras Maksudnya tentang keturunan Keturunan Tingkah laku, keturunan. Nah sekarang begini, psikologi itu kan mempelajari sifat-sifat manusia. Kalau kita mempelajari tentang keturunan tadi, ilmu biologi itu, itu akan membantu kita itu mudah memahami sifat-sifat manusia. Loh kenapa ya itu? Kok secara keturunan tuh, lihat orang Bani Israel. Pinter-pinter, cerdas-cerdas. Itu sampai disebutkan Allah keutamaan bagi Israel. Makanya sombong-sombong. Itu untuk bagi Israel. Orangnya gagah-gagah. Kalau kalian ke luar negeri, seperti orang-orang Belanda. Tinggi besar, putih, mancung. Dikasih kelebihan fisik, kecerdasan. Cerdas-cerdas juga. Kalian lihat orang Indonesia. Cilik-cilik ya, banyak yang kurang gizi. Itu bisa nggak Bu, dilihat dari faktor keturunan? Ya bisa. Kenapa mereka tinggi-tinggi, keturunannya yang moyangnya tinggi besar. Kenapa mereka rambutnya kriwil. Karena keturunannya kriwil. Kita rambutnya hitam kok pengen kriwil. Kepinginnya kita kok di rambutnya kok warnanya warna bule. Kita keturunannya rambut-rambut hitam kok pengen pirang. Secara keturunan tidak ada itu. Keturunan rambut pirang itu tidak ada. Dari situ kita akan paham mudah memahami sifat seseorang. Dilihat dibantu oleh memahami atar belakang dari gen atau keturunan. Jadi ada kaitannya dengan belajar biologi. Karena itu belajar tentang makhluk hidup salah satunya manusia. Maka akan mudah. sudah memahami kejiwaannya, sifat-sifatnya. Sifatnya, karakternya, sifat-sifat ciri-ciri fisiknya, maupun sifat-sifat yang ada di dalam kejiwaannya. Baik, sudah ya. Terima kasih Mbak Cindy masuk dalam keaktifan. Karena yang aktif ternyata sudah banyak. Jadi silakan dicatat sendiri ya. Kalian rugi kalau nggak nyatet ini. Karena Ibu kalau banyak begini, nggak telaten ya. Wah banyak aja. Nggak satu dua. Jadi kalian punya catatan sendiri, nanti dikumpulkan untuk dapat nilai keaktifan Aplus. Bagi yang tanya komentar, yang bisa menunjukkan perhatian full, dapat A. Nggak disambit, dihidupin kameranya. Ada buktinya, Bu, screenshot. Nggak ada bukti aja, Ibu percaya. Kalian kan, tapi kalian yang nyatakan sendiri. Saya di setiap meeting itu perhatian full, Bu. Saya tertarik. Ya, Ibu, saya nggak pernah nyambi-nyambi. Oke, silakan Mbak Lia dulu. Silakan Mbak Lia. Intinya aja Mbak Lia, enggak usah dibaca. Intinya aja, karena waktu. Ilmu pengetahuan alam itu berkembang sangat cepat dan mempengaruhi metode dalam psikologi. Ya, oke. Itu aja. Cukup ya. Itu intinya. Apa ya kaitan psikologi dengan ilmu alam? Ilmu alam itu teman-teman kan itu ilmu pasti. Seperti ilmu kimia, fisika, ilmu pasti itu ada metodenya yang sistematis. Kalau mau meneliti ilmu pasti itu ada metodenya, ada di dalam lab, ada tahap-tahapnya. Pertama observasi, kemudian yang kedua misalnya diukur pengukuran dan sebagainya, itu dipakai sekarang oleh psikologi. Karena psikologi itu ilmu jiwa, ada kata ilmunya. Jadi psikologi itu sangat terpengaruh oleh ilmu alam, karena psikologi itu ilmu. Kalau ilmu jiwa, itu enggak ada kaitannya sama ilmu alam, karena enggak pakai metode saintifik, enggak pakai metode ilmiah. Dalam membangun knowledge atau keilmuannya itu enggak ada tahap-tahap observasi. memberikan treatment di dalam laboratorium atau ruang pengujian itu enggak ada kalau hanya jiwa biasa. Tapi kan ini ilmu jiwa. Metode meneliti jiwa itu pakai metodenya ilmu alam, yaitu metode ilminya dengan tahap-tahap tertentu sehingga saling terkait. Psikologi secara metode terpengaruh oleh ilmu alam. Makasih Mbak Lia. Sekarang Mas Said. Waktunya dua menit lagi habis. Hubungan antara ilmu psikologi dan agama adalah mempelajari bagaimana cara orang itu bersikap atau mekanisme yang bekerja dalam diri seseorang, bagaimana cara seseorang itu berpikir, bersikap, dan bereaksi. Jadi intinya, pokoknya kalau orang yang memiliki ilmu agama baik, Insya Allah sikapnya terhadap umum baik. Dan orang yang punya sikap yang baik biasanya punya pengetahuan agama yang baik. Jadi tidak salah, tapi perlu saya perjelas. Maksudnya begini, kaitan sama agama. Tadi Ibu menjelaskan apa? Dalam psikologi itu jiwa dimaknai apa? Itu dalam Al-Quran disebutkan. Bagaimana Al-Quran memahami jiwa? Ada yang tadi, nafsun, ada kolkun, ada aklun. Itu sangat terkait dalam Islam. Jadi Islam itu menyuruh kita memahami diri kita untuk mengenal Allah. Dan memahami diri kita itu ilmunya psikolog. Kalau kita paham tentang jiwa kita, terus kita paham agama, itu jadi lengkap, kata Mas Said. Artinya kita paham agama, kita paham tentang jiwa kita. Waduh jiwaku lagi sakit. Kok aku ada rasa iri sama teman. Ada rasa males, mau baca itu males. Bisa. Terus dia tahu ilmu agama. Di dalam Islam disuruh berjihad bersungguh-sungguh. Ya, oke. Berarti dia makin bagus lagi memahami diri. Karena dituntun oleh nilai-nilai agama Islam. Ibaratnya kalau agama Islam itu seperti apa? Mobil itu dia seperti remnya. Penting sekali dan saling terkait. Terima kasih. Terakhir, ini yang paling penting ini. Kaitan psikologi dengan filsafat. Ini sebagai penutup ya. Karena khawatirnya kalian ada jam sesudah ini tentu tidak bijak kalau ibu molor. Kurang dua menit lagi waktunya selesai. Oke, silakan. Manusia juga merupakan objek studi filsafat. Hanya filsafat mempelajari hakikat kodrat manusia, tujuan hidup manusia, dan lain sebagainya. Jadi lebih bersifat spekulatif, sedangkan psikologi lebih bersifat empiris. Titik temunya dikenal dengan istilah filsafat antropologi atau manusia. Intinya apa kaitan psikologi sama filsafat, Mbak Rahmi? Kalau filsafat kan lebih mempelajari tentang hakikat dan kodrat manusia. Sedangkan psikologi mempelajari jiwa manusia. Jadi ada di manusianya itu. Hakikat, kalau filsafat kan mempelajari tentang hakikat manusia. Apa sih tujuan manusia ada di dunia ini? Untuk apa? Mengapa kita hidup di dunia ini? Hakikatnya apa? Sementara psikologi itu mempelajari jiwa manusia. Nah, ya itu tepat. Saya tambahkan ya, hubungan psikologi dengan filsafat. Filsafat itu induk dari ilmu pengetahuan. Semua ilmu pengetahuan, termasuk psikologi, itu dari dulu itu menginduk ke filsafat. Namun dalam perkembangan selanjutnya, Sebenarnya psikologi itu memisahkan diri lebih cenderung. Kenapa? Karena dalam filsafat itu enggak mesti pakai metode saintifik. Ketika orang berfilsafat, itu enggak mesti harus melakukan penelitian ilmiah ada di ruang laboratorium melalui pengamatan, enggak mesti. Filsafat itu enggak mesti melalui metode ilmiah yang dipakai oleh ilmu alam. Tapi filsafat itu induk. Karena orang itu berpikir mendalam dengan berfilsafat. Memahami hakikat alam semesta ini apa, hubungan manusia dengan Tuhan, dengan alam semesta. Jadi itu induknya ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan itu muncul karena ada filsafat itu. Itu kaitannya. Dia adalah induknya, ibunya. Walaupun pada perkembangan selanjutnya, karena lebih kepada ala apa ya, lebih kepada sains. Kalau filsafat itu kan tidak mesti ilmiah, tidak mesti kelihatan mata. Maka dia memisahkan diri dan bergabung dalam ilmu-ilmu pengetahuan atau sains. Jadi kaitannya itu, filsafat adalah induk pengetahuan. Dan benar kata Mbak Rahma, tadi belajar hakikat itu adalah yang memunculkan pemikiran-pemikiran tentang ilmu-ilmu yang lain, termasuk ilmu psikologi. Baik, teman-teman. Untuk tujuan, terima kasih Mbak Rahma. Silakan dicatat sebagai keaktifan. Berapa kali komentar, berapa kali tanya. Teman-teman, ada masih satu topik, ruang lingkup, tapi itu sangat mudah dipahami. Untuk capaian ketiga itu silakan dibaca sendiri. Jadi, karena itu tadi, khawatir. Bukan khawatir ya, tidak bijak kalau sangat molor, karena kalian kemungkinan ada kelas yang lain. Jadi tentang, waktunya habis ini mas, waktunya habis. Masih kurang ya? Ruang lingkupnya yang jelas psikologi itu, ada yang dari segi objeknya mempelajari manusia, dan mempelajari hewan. Kalau ya? terkait dengan manusia itu ada psikologi umum, yaitu yang sedang kita pelajari, dan ada psikologi khusus. Kalau psikologi umum tadi yang mempelajari manusia dewasa, berakal, berbudaya, kalau psikologi khusus itu berarti psikologi perkembangan, sosial, pendidikan, kepribadian, psikopatologi, kriminal, perusahaan belajar, klinis. Untuk psikologi belajar dan perkembangan yang masuk dalam psikologi khusus ini nanti kita pelajari. Ini di semester 2. Baik, mari kita tetap dengan kafaratul majlis. Kalau ada pertanyaan Bisa dilanjutkan besok Di minggu depan kalau ada meeting meeting lagi kami berhenti ketemu wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh Waalaikumsalam warahmatullah wabarakatuh ya Terima kasih Bu sama-sama semangat ya temen-temen ya