Apa yang ngebedain orang penghasilan 10 juta per bulan sama 10 miliar per bulan? Sebenarnya bisa bahas sampai 100 miliar per bulan— apa yang ngebedain orang-orang ini adalah mereka subscribe. Bercanda, back to topic. Kalau boleh jujur, gak banyak yang tau 5 tahapan kalian cari duit. Nanti kalian komen di bawah kalian tipe yang mana. Mulai dari jual waktu, usaha hasil, dampak, dan sistem. Biar ga usah basa-basi, orang yang pertama itu orang yang menjual waktu. Ini mayoritas dari teman-teman yang sekarang lagi di fase employment atau bekerja secara profesional di sebuah perusahaan. Coba bayangin, misalnya gaji kotor kalian 10 juta per bulan. Mayoritas kontrak kerja dari pekerjaan manapun itu 8 jam sehari, 5 hari seminggu selama 4 minggu. Nah kalian hitung sendiri tuh, berarti 10 juta kalau dibagi per jamnya segini. Problem dari fase 1 adalah mau kalian kerja sekeras— meeting sampai tipes sama kalian kerja biasa aja, waktu yang kalian jual rate-nya akan sama aja. Dan kita tuh cuma punya 24 jam sehari. 8 jamnya dipakai buat tidur, jangan lupa waktu buat main-main. Bakal ada mentok— Orang di fase 1 ini sampai berpenghasilan ratusan juta bahkan miliaran per bulan—itu menurut gw susah banget. Ini list gaji yang di atas 100 juta per bulan sebagai profesional di Indonesia. Dan persentasenya kurang dari 1%. Safe to say, step 1 ini susah buat kalian bisa sampai 10 M per bulan. Nah tapi jangan kecil hati. Kalau kalian udah mulai kepikiran, mau kerja lebih keras, lebih ringan kok gw dibayarnya sama aja? Biasanya orang ini masuk ke fase ke-2. Menjual usaha untuk uang. Di sini orang lebih pintar ya. Jadi untuk hourly rate mereka berdasarkan skill atau effort yang dikeluarin. Mereka akan charge lebih. Ini biasanya orang-orang yang pakai side hustle di freelancing. Mereka tau nih, coding untuk AI itu mahal. Jadi gw jual waktu gw lebih mahal. Tapi misal ya kalian orang yang sama dengan skill set yang sama, tiba-tiba dapet projcet misalnya coding website biasa, kalian pasti charge lebih murah. Nah di sini dinamikanya lebih enak. Karena dalam hati kalian bakal lebih ngerasa fair. Kerjaan yang lebih susah, butuh skill lebih gede, bakal dibayar lebih tinggi. Berdasarkan usaha kalian. Biasanya orang yang udah di fase ini mulai pelajarin high income skill atau skill-skill yang masuk ke kategori supply-demand gap-nya tinggi. Kayak lebih klik gitu. 'Oke, gw perlu belajar apa biar gw bisa lebih banyak duit?' Tapi problem-nya di fase ini, tetap ada mentoknya. Mentoknya di mana? Ya sama, 24 jam sehari. 8 jam buat tidur, sisanya buat leha-leha. Dulu pas gw lagi high performing per jam gw bisa dibayar 2-8 juta Tergantung dari project apa yang gw consult di Singapura. Tapi again, mentok. Ini berlaku buat kalian yang sekarang freelance sam agency yang masih nge-proposal berdasarkan men hour. 'Gw kerjain ini butuh segini jam jadi harganya segini.' Gw bakal introduce kalian ke fase 3. Menjual hasil untuk uang. Nah di sini gak peduli kalian mau berapa lama ngerjainnya, skillnya seberapa—kalian bisa menilai value kalian berdasarkan hasil yang diberikan. Ini bahkan bisa berlaku untuk karyawan. Misalnya kalian ngelakuin sebuah campaign yang sukses banget, berhasil ningkatin omzet perusahaan sampai 10 M. Orang di fase 3 bahkan bisa dibayar, "Gw mau dong bonus sekian persen kalau misalnya gw berhasil nyampe ke kriteria tertentu." Jadi kalian gak dibayar berdasarkan waktu waktu atau usaha. Untuk freelancer atau agency, misalnya kalian ngedesain logo lah simpelnya. Ngomongnya tuh beda. Bukan, "Gw butuh 10 hari buat ngerjain logo ini jadi gw charge segini." Itu mungkin salah satu fase 1, fase 2. Tapi kalau kalian jualannya, "Logo ini kalau dibanding kompetitor lain bisa brand statement yang lebih premium." Lu bisa naikin harga lu 2x lipat. Mereka bakal lebih kejual dan kalian dibayar berdasarkan hasil. Ada gak orang jual logo 500.000? Ada. Tapi kalau kalian bisa bikin logo yang bagus banget, gak peduli berapa jam—1-2 jam doang selesai, dibayar 5 juta ada gak? Ada. Ini rekor dunia orang jual logo harga miliaran. Karena dia menjual berdasarkan hasil. Tapi ada fase 4. Di sini kalian mencari uang dengan menjual dampak, Kebayang gak? Kalian sambil komen di bawah ya kalian lagi di tahap mana. Orang yang menjual dampak—permisalannya tuh kayak gini. 3 fase pertama itu apa yang kalian keluarin, 2 fase terakhir itu apa yang orang dapet. Nah fase ke-4 ini—analoginya kalian jago banget marketing. Kalau step 1, yaudah kalian digaji aja 15 juta buat jadi marketing manager. Di fase 2 kalian freelance. Kalian bisa jualan, kalian jago dibayar 30-50 juta per bulan. Di fase 3 kalian bisa jual, "Ide ini tuh susah buat dieksekusi sama orang lain." "Di luar dari budget lu, gw mau minta 20% karena gw jago." Di fase 4 bisa gak, berani gak kalian bilang, "Karena gw jago banget marketing, dengan budget 100 juta gw bisa bikin perusahaan lu punya omzet 10 M." "Fair dong kalau misalnya gw minta 10-20% dari hasil profit-nya?" "Kalau gw sih yakin, orang budget cuma 100 juta." So, perspektifnya berubah pas kita ngeliat beri dampak positif untuk orang lain. Dan ini bisa berlaku buat banyak banget services. Kalian mikirnya gini aja. Orang yang mau membayar kalian (itu) karena mereka ada problem yang pengen di-solve. Mayoritas dari bisnis— problem yang bakal di-solve ada dampaknya terhadap uang. Bahkan misalnya kebutuhan HR. Misalnya training, efisiensi. Mereka bisa save money, bisa ningkatin produktivitas, omzet naik. Orang yang yakin dan bisa menjual diri berdasarkan dampak itu gak ada mentoknya. Kalian cari aja terus high value client, cari link pekerjaan yang berani ngasih kompensasi berdasarkan persentase dari apa yang kalian bawa ke perusahaan itu. Nah ini fase 4. Di tahap ini—termasuk 2 project yang lagi gw kerjain— itu bisa bawa kalian ke 5-10 M per bulan. Gw gak bercanda. Misalnya kalian bisa ngeantu restrukturisasi perusahaan, kalian bisa bantu perusahaan cari dana 100 M— kalian minta 3%. Kalian bantuin perusahaan untuk IPO—banyak. Nah tapi di fase 5 ini yang sebenarnya paling gede banget. Menjual sistem. Udah gak ada batasan waktu, udah gak ada batasan hasil. Maksudnya sistem—kalau udah lewat 4 fase pertama, gunain capital kalian atau uang kalian untuk membuat kalian lebih banyak lagi. Raymond nih—sekarang Raymond gw ada 10. Mini Raymond-nya ada 20. Pasukan-pasokan mini Raymond-nya ada 50. Per sekarang hampir semua perusahaan gw nge-hire lebih dari 100 orang. Yang masing-masing dari 100 orang itu berada di salah satu dari 5 fase merka making money. Kalau dipikir-pikir lagi, semua orang di fase manapun di antara 5 ini, biasa bekerja untuk atau bersama perusahaan lain untuk mencari cuan. Bayangin lu punya 100 orang untuk ngebantu lu solve sebuah masalah terus cari uang. Nah ini banyak orang yang gak berani. Karena kesannya "Gw mau cari duit, kenapa gw malah keluar duit?" Emang bedanya di fase 5 ini kita tuh harus sedikit break mindset-nya bahwa hiring orang, membangun sistem itu sebuah investasi. Bukan sebuah ajang buat bkar duit, bukan cost. Selama kalian bisa planning itu Ini masuk kategori bisnis dari investor yang banyak dibahas di Sevenpreneur. Kepoin aja Instagram-nya, gratis. Untuk penutupannya, salah gak kalau misalnya kalian ada di fase-fase sebelumnya? Again, komen di bawah kalian lagi di fase apa. Jawabannya, gak salah. Karena sepanjang 8 tahun karir gw, gw ngerintis emang satu-satu. Step by step-nya beda. Ya mayoritas dalam bentuk agency. Kalau gw gak ngelewatin fase itu, ya gw gak bisa di fase sekarang Cuma balik lagi, kalian setuju atau gak? Itu benar-benar opini kalian. Gw sharing berdasarkan pengalaman pribadi gw. Dan gw pun sering gagal. Tahun lalu gw rugi miliaran, quarter 1 ini aja gw udah bikin 1,1 M. Tapi ya itu salah satu risiko yang emang harus diambil kalau— semakin ke belakang, risiko makin tinggi tapi reward-nya makin tinggi. Gak ada yang namanya reward-nya tinggi tapi risikonya ga ada. Jadi itu sesuatu yang harus di factor in. Kalau kalian nyaman di fase 2 atau fase 3, silakan. Gak masalah. Karena gak semua orang punya appetite untuk bisa terima itu. Feel free untuk komen di bawah. I guess I'll see you guys on the next video, bye-bye!