Transcript for:
Perjuangan Bung Hatta dan Warisannya

Hai Pahamers, selamat datang di channel Aku Paham Pada kesempatan kali ini, kita akan bercerita tentang perjuangan Bung Hatta dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia Muhammad Hatta menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama mendampingi Presiden Soekarno. Ia juga dinobatkan sebagai Bapak Kooperasi Indonesia. Tapi sebelum kita bahas lebih lanjut, jika kamu tertarik dengan konten seperti ini, yuk subscribe channel Aku Paham agar kamu tidak ketinggalan konten-konten inspiratif selanjutnya.

Penasaran seperti apa kisah selengkapnya? Yuk simak cerita berikut ini. Mamat Hatta lahir di Bukit Tinggi, Sumatera Barat.

Pada tanggal 12 Agustus tahun 1902, ayahnya seorang ulamatarekat dan ibunya berasal dari keluarga pedagang. Saat usianya 7 bulan, ayahnya meninggal dunia. Ia bersekolah di sekolah dasar khusus anak-anak Belanda di Bukit Tinggi dan Padang. Ia lalu diterima masuk sekolah di Batavia, Jakarta, namun tidak diizinkan merantau karena masih terlalu muda.

Dan akhirnya, ia bersekolah di Mulo, Padang. Di usianya yang ke-15 tahun, ia mulai aktif di berbagai organisasi dan mengasah ilmu politiknya di luar sekolah. Ia juga bertemu banyak tokoh di Jong Sumatera Nenbon.

Pada tahun 1921, Bung Hatta melanjutkan studi di Universitas Erasmus Rotterdam Belanda dan menjadi bendahara di Perhimpunan Pelajar Indonesia atau PPI. Ia menjadi ketua PPI selama 5 tahun. Pada tahun 1926, ia memimpin Kongres Demokrasi Internasional untuk Perdamaian di Berville, Perancis, yang membuat nama Indonesia mulai dikenal dunia. Di tahun 1931, Ia berhenti menjadi ketua PPI karena ingin fokus menyelesaikan studinya. Setahun kemudian, ia lulus sarjana dan kembali ke Indonesia.

Setelah lulus, Bung Hatta bergabung dengan Klub Pendidikan Nasional Indonesia untuk mengenalkan politik kepada masyarakat. Pada tahun 1933, ia mengkritik pengasingan Soekarno ke Flores lewat berbagai media massa. Akhirnya, ia ditangkap bersama Syahrir dan diasingkan ke Digul, Papua. Selama diasingkan, ia tetap menulis lewat Surat Kabar Jakarta maupun Medan. Ia juga rajin membaca buku-bukunya dari Batavia dan mengajarkan kepada teman-temannya di sana.

Pada tahun 1937, ia bersama Syahrir dipindahkan ke Bandanera, Maluku. Ia lalu dipindahkan kembali ke Sukagumi. selama sebulan pada tahun 1942, hingga Belanda menyerah kepada Jepang, ia lalu dibawa kembali ke Jakarta.

Pada awal Agustus tahun 1945, ia dilantik menjadi Wakil Ketua PPKI dan Soekarno sebagai Ketua Didalat Vietnam. Dan pada tanggal 16 Agustus tahun 1945, bersama Soekarno, ia dibawa ke Rengas Dengklok oleh para pemuda PETA untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Setelah sepakat bahwa proklamasi harus dilaksanakan secepatnya, ia merumuskan teks proklamasi di rumah laksamana Maeda.

Dan pada tanggal 17 Agustus tahun 1945, ia bersama Soekarno membacakan teks proklamasi di kediaman Soekarno. Keesokan harinya, ia resmi menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia pertama mendampingi Presiden Soekarno. Pada tanggal 18 November 1945, ia menikah dengan Rahmi Rahim dan dikaruniai tiga anak perempuan yaitu Mutia, Gemala, dan Halida.

Pada bulan Juli 1947, Belanda sengaja melanggar perjanjian Lingkarjati dengan melakukan agresi militer Belanda pertama. Bung Hatta lalu menemui Jawa Harlal Nehru dan Mahatma Gandhi untuk meminta bantuan. Akhirnya, permasalahan Indonesia pun dibawa ke PBB. Pada tanggal 27 Desember tahun 1949, Ratu Juliana memberikan pengakuan atas kemerdekaan Indonesia. Hingga tanggal 12 Juli tahun 1951, ia memimbing gerakan kooperasi dan berpidato di radio mengenai Hari Kooperasi.

Dari tahun 1951 hingga tahun 1961, Bung Hatta menjadi dosen di Sekolah Staff dan Komando Angkatan Darat Bandung. Dan dari tahun 1954 hingga tahun 1959, ia menjadi dosen di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Pada tanggal 17 Juli 1953, Bung Hatta diberi gelar Bapak Koperasi Indonesia atas perannya memajukan koperasi Pada tahun 1956 Ia beberapa kali mengirim surat ke DPR untuk mengundurkan diri sebagai wakil presiden.

Menurutnya, jika parlementer telah terbentuk, kepala negara hanyalah simbol, sedangkan wakil sudah tidak diperlukan lagi. Namun, permintaan pengunduran dirinya ditolak. Pada bulan November tahun 1956, ia mengirim surat lagi ke DPR untuk berhenti menjadi wakil presiden mulai tanggal 1 Desember tahun 1956. Dan pada tanggal 30 November tahun 1956, pengunduran dirinya disetujui DPR. Sebelum mundur, Ia mendapat gelar Dr. Honoris Causa dari UGM Yogyakarta. Pada tahun 1957, ia sempat diundang pemerintah RRC karena dianggap sebagai a great son of his country.

Pada tahun 1963, Ia jatuh sakit dan dirawat di Sweden karena perlengkapan medis di Indonesia kurang memadai. Pada tanggal 15 Agustus tahun 1972, Bung Hatta mendapat anugerah bintang Republik Indonesia kelas 1 dari pemerintah dan diangkat sebagai warga utama ibu kota dengan berbagai Fasilitas Bung Hatta meninggal pada usia 77 tahun di RSCM Jakarta pada tanggal 14 Maret 1980 Keesokan harinya, ia dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta Pada tanggal 1986, ia ditetapkan sebagai pahlawan proklamator oleh Presiden Suharto. Muhammad Hatta pernah berkata, Indonesia merdeka bukan tujuan akhir kita.

Indonesia Merdeka hanya syarat untuk bisa mencapai kebahagiaan dan kemakmuran rakyat. Ia juga pernah berkata, kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar, kurang cakep dapat dihilangkan dengan pengalaman, namun tidak jujur sulit diperbaiki. Aku paham sekarang. Jangan lupa subscribe, like, komen, dan nyalakan notifikasinya ya.

Agar kamu tidak ketinggalan informasi yang menarik dari Aku Paham.