Haji Agus Salim: Diplomasi dan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
Biografi Singkat
Nama Asli: Mas Hudul Haq (Haji Agus Salim)
Tanggal Lahir: 8 Oktober 1884, Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat
Pendidikan:
Europische Lachere School (ELS)
HBS di Batavia (lulus sebagai yang terbaik)
Pendidikan dan Pengalaman Awal
Terpengaruh oleh guru revolusioner seperti Jan Brouwer dan Profesor Cox di HBS.
Menolak tawaran beasiswa kedokteran ke Belanda karena diskriminasi pemerintah Hindia Belanda.
Bekerja sebagai penerjemah di Konsulat Belanda di Jeddah, Arab Saudi.
Karir Jurnalis
Harian Raca: Menjadi redaktur setelah kembali ke tanah air pada tahun 1915.
Harian Hindia Baru: Menjadi pemimpin redaksi, mengkritik eksploitasi di perkebunan Belanda.
Mendirikan Surat Kabar Fajar Asia dan bekerja di harian Mustika.
Keterlibatan dalam Organisasi Pergerakan
Bergabung dengan Serikat Islam yang dipimpin oleh HOS Cokroaminoto.
Menjadi anggota Volksrat (Parlemen Hindia Belanda) sebagai wakil Serikat Islam.
Mengalami kekecewaan dengan Volksrat dan fokus di Serikat Islam.
Perselisihan dan Perpecahan dalam Serikat Islam
Perpecahan ideologi dalam Serikat Islam (1923) menjadi SI Putih dan SI Merah.
Agus Salim menolak pencampuran agama dengan komunis.
Dituduh sebagai mata-mata pemerintah kolonial, tetapi tetap didukung oleh banyak anggota SI.
Peran dalam Persiapan Kemerdekaan
Anggota BPUPKI dan PPKI, merancang dasar negara.
Menjadi Menteri Luar Negeri pertama Republik Indonesia.
Diplomasi untuk Pengakuan Kemerdekaan
Berperan besar dalam melobi negara-negara untuk mengakui kemerdekaan Indonesia.
Mesir: Negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada 10 Juni 1947.
Aktif di PBB untuk memperjuangkan pengakuan internasional.
Kesederhanaan dan Prinsip Hidup
Dikenal sebagai sosok yang bersahaja dan tidak pernah memiliki rumah tetap.
Mengutamakan pendidikan mandiri untuk anak-anaknya.
Warisan dan Penghargaan
Meninggal 4 November 1954, diakui sebagai Pahlawan Nasional pada 27 Desember 1961.
Keteladanan Agus Salim dalam perjuangan dan kesederhanaan hidupnya menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.
Kesimpulan
Haji Agus Salim adalah contoh pemimpin yang menderita demi kemerdekaan, menolak berkompromi dengan pemerintahan kolonial, dan tetap teguh pada prinsipnya.