Hukum ke delapan, usahakan agar orang lain mendatangi Anda. Pergunakan umpan bila perlu. Pertimbangan, ketika Anda memaksa orang lain bertindak, Anda lah yang memegang kendali.
Selalu lebih baik jika Anda menyuruh lawan Anda menghadang Anda sehingga dalam proses tersebut ia menelantarkan rencananya sendiri. Bujuk dia dengan keuntungan yang menakjubkan, kemudian serang dia. Andalah yang memegang kartunya.
Ketaatan kepada hukum ini. Pada Kongres Wina tahun 1814, penguasa-penguasa utama di Eropa berkumpul untuk membagi-bagikan sisa kerajaan Napoleon yang runtuh. Kota besar itu amat meriah, dan pesta-pesta dansa yang digelar adalah pesta yang paling menakjubkan dalam sejarah.
Namun demikian, yang membayangi semua peristiwa itu adalah Napoleon sendiri. Alih-alih dihukum mati atau diasingkan ke tempat terpencil, ia dikirimkan ke Pulau Elba, tidak jauh dari pesisir pantai Italia. Bahkan, saat dipenjara di sebuah pulau, seorang pria yang pemberani dan kreatif seperti Napoleon Bonaparte membuat semua orang gelisah.
Pihak Austria berencana membunuhnya di pulau Elba, tetapi memutuskan bahwa tindakan itu terlalu beresiko. Alexander I, Sarusia yang temperamental, memperbesar kegelisahan itu dengan mencak-mencak selama Kongres berlangsung, ketika sebagian dari Polandia tidak diberikan kepadanya. Hati-hatilah.
Karena aku akan membebaskan monster itu. Ancamnya. Semua orang tahu bahwa monster yang ia maksudkan adalah Napoleon. Di antara semua negarawan yang berkumpul di Wina, hanya Taliran, mantan menteri luar negeri Napoleon, yang terlihat tenang dan tidak cemas. Rasanya seolah ia sudah mengetahui sesuatu yang tidak diketahui oleh orang lain.
Sementara itu, di Pulau Elba, hidup Napoleon bagaikan sandiwara jenaka kegemilangannya di masa lalu. Sebagai Raja Elba, ia telah diizinkan membentuk penghuni istana. Ada seorang koki, seorang pengatur busana, seorang pianis resmi, dan sejumlah abdi istana. Semua ini dirancang untuk mempermalukan Napoleon, dan sepertinya taktik ini berhasil.
Namun demikian, musim dingin itu terjadi serangkaian peristiwa yang amat aneh dan dramatis, sehingga tampak seperti naskah suatu drama. Elba dikelilingi oleh kapal-kapal perang Inggris, dan meriam mereka mencakup semua titik keluar yang ada. Namun demikian, entah bagaimana, pada siang bolong tanggal 26 Februari 1815, sebuah kapal dengan 900 orang penumpangnya menjemput Napoleon dan melaut.
Pihak Inggris mengejar kapal itu. Tapi kapal itu berhasil kabur. Inilah pelarian diri yang mustahil dilakukan yang mencengangkan publik di seluruh pelosok Eropa dan membuat para negarawan yang menghadiri Kongres Wina ketakutan. Meskipun pasti lebih aman bagi Napoleon untuk meninggalkan Eropa, ia bukan hanya memilih kembali ke Eropa, tetapi juga memperbesar bahaya dengan berbaris di Paris bersama sekelompok kecil tentara dengan harapan bisa merebut kembali tahtanya. Strateginya berhasil.
Banyak orang dari berbagai kalangan menyembah-nyembahnya. Satu pasukan dibawah pimpinan Marskalni cepat-cepat dikirim dari Paris untuk menangkapnya. Tetapi ketika para tentara itu bertemu mantan pemimpin kesayangan mereka, mereka berganti pihak.
Napoleon dinyatakan sebagai kaisar lagi. Banyak relawan memadati pasukan tentaranya. Penduduk negara itu amat gembira. Di Paris, gerombolan massa menjadi liar.
Sang Raja yang telah menggantikan Napoleon kabur dari negara itu. Selama 100 hari berikutnya, Napoleon memerintah Perancis. Namun demikian, perasaan gembira yang meluap-meluap itu pun meredah. Perancis bangkrut. Sumber-sumber dayanya hampir ludes.
Dan hanya ada sedikit tindakan yang bisa Napoleon lakukan tentang hal ini. Pada Perang Waterloo bulan Juni tahun itu, akhirnya ia dikalahkan selamanya. Kali ini, musuh-musuhnya sudah mendapat pelajaran berharga. Mereka mengasingkannya ke Pulau St. Helena, sebuah pulau tandus di dekat tepi pantai Barat Afrika.
Di sana ia tidak bisa berharap untuk kabur lagi. Interpretasi Barulah bertahun-tahun kemudian, fakta tentang pelarian diri dramatis Napoleon dari Pulau Elba terkuak. Sebelum memutuskan berusaha melakukan tindakan nekat ini, para pengunjung yang mendatangi istananya memberitahunya bahwa ia lebih populer di Perancis daripada sebelumnya dan bahwa penduduk negara itu bersedia menerimanya kembali. Salah seorang pengunjungnya adalah General Kohler dari Austria.
yang meyakinkan Napoleon bahwa jika ia kabur, maka para penguasa Eropa, termasuk Inggris, bersedia menyambutnya kembali sebagai penguasa. Napoleon diberi petunjuk bahwa bangsa Inggris bersedia membebaskannya, dan pelarian dirinya memang terjadi pada siang bolong di hadapan pasukan Inggris. Yang tidak diketahui Napoleon adalah bahwa ada seorang pria dibalik semua rencana itu, dan bahwa pria ini adalah mantar menterinya sendiri, Taliran.
Taliran melakukan semua ini bukan untuk mengembalikan kejayaan Napoleon, melainkan untuk menghancurkannya secara total. Mengingat ambisi si Kaisar malah mengacaukan stabilitas Eropa, Taliran sudah menentangnya sejak dulu. Ketika Napoleon diasingkan ke Pulau Elba, Taliran protes.
Ia berkata bahwa Napoleon sebaiknya diasingkan ke tempat yang lebih jauh, kalau tidak Eropa tidak akan pernah damai. Tetapi tidak ada seorang pun yang mendengarkannya. Ali-Ali memaksakan pendapatnya, Taliran menunggu kesempatan yang baik. Sambil bekerja dengan diam-diam, akhirnya ia berhasil mempengaruhi Kassel Reh dan Maternitsch, Menteri Luar Negeri Inggris dan Austria.
Bersama-sama, kedua pria ini memancing Napoleon agar melarikan diri. Bahkan kunjungan Kohler pun untuk membisikkan janji kejayaan di telinga si Kaisar adalah bagian dari rencana ini. Layaknya seorang pemain kartu jagoan.
Taliran sudah memikirkan segalanya. Ia tahu bahwa Napoleon akan jatuh ke dalam perangkap yang telah ia atur. Ia juga bisa memprediksikan bahwa Napoleon akan memimpin negara itu untuk berperang. Dan mengingat kondisi Perancis yang lemah, perang itu hanya akan berlangsung selama beberapa bulan saja.
Seorang diplomat di Wina yang mengerti bahwa Taliranlah dalam semua rencana itu berkata, dia telah membakar negaranya demi menyelamatkannya dari wabah. Ketika aku telah memasang umpan untuk memancing rusa, aku tidak menembak kijang betina pertama yang datang untuk mengendusi umpan itu. Tetapi aku menunggu hingga segerombol rusa mengerumuninya. Otto van Bismarck, 1815-1898 Kunci Kekuasaan Berapa kali skenario ini telah terjadi dalam sejarah?
Seorang pemimpin yang agresif memulai serangkaian langkah yang berani yang dimulai dengan memberinya lebih banyak kekuasaan. Namun demikian, perlahan-lahan kekuasaannya mencapai puncaknya, dan tidak lama kemudian segalanya berbalik melawannya. Sejumlah musuhnya menggabungkan kekuatan. Saat mencoba mempertahankan kekuasaannya, ia membuat dirinya letih dengan bolak-balik ke sana kemari, jadi akhirnya ia pun ambruk.
Halasan bagi kemunculan pola ini adalah bahwa orang yang agresif itu jarang memegang kendali total. Ia tidak bisa memandang lebih dari beberapa langkah ke depan. Tidak bisa menyadari konsekuensi langkah berani ini dan langkah berani yang lain, karena ia selalu terpaksa bereaksi terhadap langkah-langkah kelompok musuhnya yang semakin besar, dan terhadap konsekuensi tindakan sembrononya sendiri yang tidak bisa ia prediksikan. Energi agresifnya malah merugikannya. Di dunia kekuasaan, Anda harus bertanya kepada diri Anda sendiri, apa gunanya mengejar musuh kesana kemari, sambil mencoba memecahkan masalah dan mengalahkan musuh Anda, jika Anda tidak pernah merasa memegang kendali.
Mengapa Anda harus selalu bereaksi terhadap beragam peristiwa alih-alih mengarahkan beragam peristiwa itu? Jawabannya sederhana, gagasan Anda tentang kekuasaan keliru. Anda telah salah, mengira tidak. Tindakan agresif sebagai tindakan yang efektif.
Dan seringkali tindakan yang paling efektif adalah mundur, tetap tenang, dan membiarkan orang lain merasa frustrasi dengan perangkap yang telah Anda pasang bagi mereka. Bermain demi kekuasaan jangka panjang, alih-alih kemenangan cepat. Ingatlah hal ini, intisari kekuasaan adalah kemampuan untuk mempertahankan inisiatif, membuat orang lain bereaksi terhadap langkah-langkah Anda, menjaga agar lawan Anda dan orang-orang di sekitar Anda mempertahankan diri.
Saat Anda membuat orang lain mendatangi Anda, tiba-tiba Anda lah orang yang mengendalikan situasi tersebut, dan orang yang memegang kedali memiliki kekuasaan. Ada dua hal yang harus terjadi untuk menempatkan Anda pada posisi ini. Anda sendiri harus belajar menguasai emosi Anda dan jangan pernah dipengaruhi amarah. Namun demikian, sementara itu Anda harus memanfaatkan kecenderungan alami orang lain untuk bereaksi marah saat didesak dan diberi umpan.
Pada akhirnya nanti, kemampuan membuat orang lain mendatangi Anda adalah senjata yang jauh lebih dasyat daripada senjata agresi. Pelajarilah cara taliran pakar seni ini melakukan trik sulit ini. Pertama-tama, ia menaklukkan dorongan untuk mencoba meyakinkan sesama negarawan lain bahwa mereka perlu mengasingkan Napoleon ke tempat yang amat jauh. Sangatlah alami untuk ingin membujuk orang lain dengan cara membela kasus Anda dan menegaskan kehendak Anda dengan kata-kata Anda sendiri.
Tetapi, seringkali tindakan ini malah merugikan Anda. Sangat sedikit, rekan sezaman taliran yang percaya bahwa Napoleon masih merupakan ancaman. Jadi, jika ia menghabiskan banyak energi dengan berusaha meyakinkan mereka, ia hanya akan membuat dirinya tampak konyol. Sebaliknya, ia menahan diri dengan menguasai emosinya. Yang terpenting dari segalanya, ia memasang perangkap yang manis dan tidak bisa ditolak untuk Napoleon.
Taliran tahu kelemahan pria itu, ketidaksabarannya, kebutuhannya untuk meraih posisi tertinggi dan disayangi oleh rakyat. Dan ia memanfaatkan semua kelemahan Napoleon ini dengan sempurna. Ketika Napoleon mencaplok umpannya, tidak ada bahaya bahwa mungkin ia berhasil dan balas menyerang taliran, yang lebih mengetahui kondisi miskin Perancis daripada siapapun juga. Dan bahkan, andai Napoleon bisa menanggulangi semua kesulitan ini, kemungkinan kesuksesannya pasti jauh lebih besar, andai ia bisa memilih sendiri kapan dan di mana ia bertindak. Dengan memasang perangkap yang tepat, taliran mengendalikan waktu dan tempat.
Kita semua memiliki energi yang terbatas, dan ada kalanya energi kita berada pada puncaknya. Ketika Anda membuat orang lain mendatangi Anda, ia membuat dirinya letih dengan menyianyiakan energinya dalam perjalanan itu. Pada tahun 1905, Rusia dan Jepang berperang.
Pihak Jepang baru-baru ini mulai memodernisasi kapal perang mereka, jadi pihak Rusia memiliki angkatan laut yang lebih kuat. Tetapi dengan menyebarkan informasi palsu, Marsikal Jepang Togo Heihachiro mengumpan pihak Rusia untuk meninggalkan pelabuhan mereka di Selat Baltik. membuat mereka yakin bahwa mereka sanggup membantai habis pasukan Jepang dalam satu serangan cepat.
Pasukan Rusia tidak bisa mencapai Jepang lewat rute tercepat, melalui Selat Gibraltar dan kemudian terusan Suez menuju Samudera India, karena semua tempat ini dikendalikan oleh pihak Inggris, dan Jepang adalah sekutu Inggris. Mereka terpaksa mengitari semenanjung harapan yang terletak di ujung Selatan Afrika dan memperpanjang perjalanan laut itu sejauh lebih dari 6.000 mil. Setelah pasukan itu melewati semenanjung harapan, pihak Jepang menyebarkan kisah palsu lain.
Mereka akan berlayar untuk meluncurkan serangan balasan. Jadi pihak Rusia berlayar terus hingga ke Jepang karena mereka telah menentukan siaga perang. Pada saat mereka tiba, para pelaut mereka tegang dan letih akibat bekerja terlalu keras.
Sementara pasukan Jepang sedang menunggu sambil ongkang-ongkang kaki. Meskipun peluang menang mereka kecil dan mereka kurang berpengalaman dalam perang zaman modern di laut, pasukan Jepang berhasil melulantakan pasukan Rusia. Satu keuntungan tambahan membuat musuh mendatangi Anda, sebagaimana yang diketahui pasukan Jepang dari pasukan Rusia, adalah bahwa tindakan itu memaksa orang lain beroperasi di daerah kekuasaan Anda.
Berada di daerah musuh akan membuat orang lain gelisah dan seringkali ia tidak bertindak tergesa-gesa dan melakukan kesalahan. Untuk melakukan negosiasi atau pertemuan, selalu lebih bijak untuk memancing orang lain ke daerah kekuasaan Anda atau daerah pilihan Anda. Anda pasti lebih memahami daerah tersebut, sedangkan mereka tidak bisa melihat apapun yang familiar dan diam-diam mereka berada pada posisi bertahan.
Manipulasi adalah permainan yang berbahaya. Setelah seseorang curiga bahwa ia sedang dimanipulasi, pasti semakin sulit bagi Anda untuk mengendalikan dirinya. Tetapi saat Anda membuat lawan Anda mendatangi Anda, Anda menciptakan ilusi bahwa dialah yang mengendalikan situasi.
Dia tidak merasakan tali-tali yang menarik dirinya. Persis seperti Napoleon yang membayangkan bahwa dia sendirilah yang merancang pelarian dirinya yang nekat dan kembalinya ia sebagai penguasa. Segalanya tergantung dari seberapa menarik umpan Anda. Jika perangkap Anda cukup menarik, maka pergolakan emosi dan keinginan musuh Anda akan membutakan mereka terhadap realita. Semakin serakah diri mereka, semakin mudah membimbing mereka ke arah yang kita inginkan.
Baron perampok hebat abad 19, Daniel Drew. adalah pakar bermain di pasar saham. Ketika ia menginginkan saham tertentu untuk dibeli atau dijual, mendongkrak harga agar naik atau turun, ia jarang melakukan pendekatan langsung.
Salah satu triknya adalah bergegas melewati sebuah klub eksklusif di dekat Wall Street, jelas-jelas dalam perjalanan ke bursa saham, dan mengeluarkan bandana merah khasnya untuk menyekadahinya yang berkeringat. Selembar kertas jatuh dari bandana itu dan ia berpura-pura tidak menyadarinya. Anggota klub itu selalu mencoba mendebak langkah Drew, jadi mereka merebut kertas itu, yang sepertinya selalu berisi tips tentang satu jari saham.
Berita itu pun tersebar, dan anggota klub itu berduyun-duyun membeli atau menjual saham itu dan bermain sesuai rencana Drew. Jika Anda bisa membuat orang lain menggali kuburan mereka sendiri, mengapa Anda membuat diri Anda bercucuran keringat? Pencopet memanfaatkan hal ini dengan sempurna.
Kunci untuk mencopet adalah mengetahui kantong mana yang berisi dompet. Para pencopet yang berpengalaman seringkali melakukannya di stasiun kereta api atau tempat-tempat lain di mana jelas-jelas dipasang papan yang bertuliskan awas copet. Para pejalan kaki yang melihat papan itu pasti meraba dompet mereka untuk memastikan agar benda itu masih ada di sana.
Bagi para pencopet yang mengamati mereka, kejadian ini seperti menembak ikan di sebuah tong. Para pencopet bahkan dikenal sering memasang papan Awas copet itu sendiri untuk memastikan kesuksesan mereka. Ketika Anda membuat orang lain mendatangi Anda, kadang lebih baik bagi Anda untuk membiarkan mereka tahu bahwa Anda memaksa mereka mengungkapkan tujuan mereka. Anda berhenti menipu untuk melakukan manipulasi yang mencolok. Percabangan psikologis taktik ini amat mendalam.
Orang yang membuat orang lain mendatanginya tampak berkuasa dan menuntut penghormatan. Filippo Brunelleschi Seniman dan arsitek hebat zaman renesan adalah pelaksana hebat seni yang membuat orang lain mendatanginya sebagai pertanda kekuasaannya. Pada suatu kesempatan, ia telah dipekerjakan untuk memperbaiki kubah katedral Santa Maria del Fiore di Florence. Tugas ini penting dan bergensi, tetapi ketika para pejabat kota itu memperkerjakan seorang pria kedua, Lorenzo Ghiberti, untuk bekerja dengan Brunelleschi, seniman hebat itu diam-diam marah. Ia tahu bahwa Ghiberti telah mendapat pekerjaan itu lewat koneksinya, dan bahwa ia tidak akan melakukan pekerjaan itu sama sekali, tetapi tetap menerima separuh pujian atas perampungan pekerjaan itu.
Karena itu, pada momen kritis pembangunan kubah, Brunelleschi tiba-tiba terserang penyakit misterius. Ia terpaksa berhenti bekerja. Tetapi ia menerangkan kepada para pejabat kota bahwa mereka telah mempekerjakan Ghiberti yang seharusnya bisa melanjutkan pekerjaan itu sendiri.
Segera menjadi jelaslah. bahwa Ghiberti tidak berguna. Jadi, para pejabat itu menemui Brunelleschi dan memohon agar ia merampungkan pekerjaannya.
Brunelleschi mengabaikan permintaan mereka dan bersih keras agar Ghiberti merampungkan proyek itu hingga akhirnya mereka menyadari masalahnya. Mereka memecat Ghiberti. Karena suatu mukjizat, Brunelleschi pulih dalam waktu beberapa hari. Ia tidak mencak-mencak atau mempermalukan dirinya sendiri.
Ia hanya mempraktikan seni membuat orang lain mendatangi dirinya. Jika pada suatu ketika Anda menunjukkan bahwa orang lain harus mendatangi Anda karena tindakan itu bermartabat, dan Anda berhasil melakukannya, mereka akan terus melakukannya bahkan setelah Anda berhenti mengusahakannya. Perangkap beruang madu. Si pemburu beruang tidak mengejar mangsanya.
Seekor beruang yang tahu bahwa ia sedang diburu hampir mustahil ditangkap. dan pasti bersikap bengis jika dipocokkan. Sebaliknya, si pemburu memasang perangkap yang diolesi madu.
Ia tidak membuat dirinya letih dan tidak mengambil resiko kehilangan nyawanya dalam mengejar si beruang. Ia memasak umpan, kemudian menunggu. Otoritas Para kesatria yang baik membuat orang lain mendatangi mereka dan tidak mendatangi orang lain. Inilah prinsip kekosongan dan kepenuhan orang lain dan diri sendiri.
Ketika Anda memancing lawan untuk mendatangi Anda, maka kekuatan mereka selalu kosong. Asalkan Anda tidak mendatangi mereka, kekuatan Anda pasti selalu penuh. Menyerang kekosongan dengan kepenuhan sama seperti melempari telur dengan batu. Zhang Yu, komentator di Art of War abad 11 Pembalikan hukum Meskipun pada dasarnya merupakan kebijakan yang lebih bijaksana untuk membuat orang lain letuh.
dan mengejar Anda. Ada kasus-kasus yang berlawanan di mana menyerang secara mendadak dan agresif kepada musuh, amat mengacaukan musuh sehingga energinya berkurang drastis. Alih-alih membuat orang lain mendatangi Anda, Anda lah yang mendatangi mereka.
Memaksakan persoalan itu dan memegang tampuk kepemimpinan. Serangan cepat bisa menjadi senjata yang menakjubkan karena serangan cepat memaksa orang lain bereaksi tanpa ada waktu untuk berpikir atau membuat rencana. Tanpa ada waktu berpikir, orang lain pasti salah menilai dan bertahan. Taktik ini adalah kebalikan taktik menunggu dan memasang umpan, tetapi memiliki fungsi yang sama. Anda membuat musuh Anda merespon terhadap keinginan Anda.
Orang-orang seperti Cesare Borgia dan Napoleon menggunakan elemen serangan cepat yang sama untuk mengintimidasi dan mengendalikan orang lain. Langkah cepat yang tidak diduga sebelumnya menakutkan dan mengacaukan pikiran orang lain. Anda harus memilih taktik Anda tergantung dari situasi yang Anda hadapi.
Jika Anda punya waktu yang cukup dan Anda tahu bahwa Anda dan musuh Anda setidaknya memiliki kekuatan yang sepadan, maka kurangi kekuatan mereka dengan membuat mereka mendatangi Anda. Jika Anda tidak punya waktu, musuh Anda lebih lemah dan menunggu hanya akan memberi mereka peluang untuk memulihkan diri. Jangan berikan peluang semacam itu kepada mereka. Seranglah dengan cepat, maka mereka tidak bisa lari kemana-mana.
Sebagaimana yang dikatakan oleh petinju Joe Louis. Dia bisa kabur, tetapi tidak bisa bersembunyi dariku. Nah, kita sudah sampai di akhir hukum ke-8. Seperti biasa, terima kasih sudah mendengarkan. Semoga bermanfaat.
Jangan lupa beli buku originalnya. Saya Justin, selamat malam, pagi, siang, atau sore.