Hai cerita rakyat dari Sulawesi Utara berjudul kisah sigarlaki dan limbad dari Minahasa Pada zaman dahulu kala, di sebuah daerah bernama Tondano, letaknya di Minahasa, Sulawesi Utara, hiduplah seorang pemburu perkasa. Ia bernama Sigarlaki. Akulah Sigarlaki, pemburu paling perkasa di negeri ini.
Semua orang harus mengakui itu. Sigarlaki sangat terkenal karena keahlianya dalam menombak. Kau hebat Sigarlaki.
Tidak ada satu pun sasaran. yang luput dari tombakan sigarlaki. Sigarlaki mempunyai seorang pelayan yang setia bernama Limbad.
Sigarlaki selalu menyimpan daging buruanya di gudang. Nantinya, daging tersebut menjadi persediaan makanan bagi dirinya dan Limbad. Biasanya, sigarlaki akan menyuruh Limbad untuk mengolah daging tersebut hingga menjadi masakan yang lezat.
Limbad selalu mematuhi semua peribadi. Perintah si garlaki. Masakanmu sangat lezat.
Tidak salah aku memilihmu menjadi pelayanku. Pada suatu hari, si garlaki hendak pergi ke hutan untuk memburu hewan. Aku akan pergi ke hutan untuk memburu hewan. Apakah Tuhan membutuhkan saya di sana? Tidak perlu.
Aku akan pergi sendiri. Saat di dalam hutan, si garlaki segera membidik hewan incarannya. Tentu ini bukanlah hal yang sulit, karena si garlaki selalu bisa mendapatkan hewan yang ia inginkan. Itu dia. Itu dia.
Pasti dengan mudah tombakku akan menancap di tubuhnya. Namun ketika tombak itu dilepaskan, ternyata hewan itu berhasil menyelamatkan diri. Ah, sialan.
Tidak pernah aku gagal memburu hewan. Aku harus mencari yang lainnya. Bidikan si garlaki gagal.
Baru kali ini ia merasa sangat kesal. Ah, kemana perginya hewan-hewan itu? Tumbal sekali tidak muncul di hadapanku.
Sudah lama menunggu, tetapi tidak ada seekor hewan pun yang terlihat. Ah! Menyebalkan, tidak ada dagingnya hewan yang bisa aku bawa pulang Akhirnya si garlaki pun pulang ke rumah dengan tangan kosong Sepanjang hari, si garlaki sangat kesal Aku benci hari ini Sesampainya di rumah, si garlaki menyuruh Limbad untuk memasak daging untuknya Limbad, aku sangat lapar Siapkanlah makan malam dengan daging yang lezat Baik tuan Saat Limbad sedang mengecek daging persediaan tuanya di rumah Halangkah terkejut Sebenarnya iya, semua daging itu tidak ada.
Hah? Kemana persediaan dagingnya? Aduh, Tuhan pasti marah.
Bagaimana ini? Tapi aku harus tetap memberitahunya. Limbad memberitahu jika daging persediaannya di rumah telah hilang.
Tuhan, daging yang kita simpan tidak ada. Tidak ada bagaimana. Sepertinya telah dicuri oleh orang.
Tanpa berpikir panjang, si garlaki malah menuduh Limbad yang mencuri persediaan dagingnya. Pasti kau pencurinya. Mengaku saja.
Tidak, Tuan. Bagaimana mungkin aku mengkhianati Tuan? Alah, alasan.
Limbad pun menegaskan bahwa bukan ia pencurinya. Aku bukan pencuri, Tuan. Aku adalah pelayan Tuan yang setia.
Tidak, jika kau bukan pencuri. Buktikan bahwa... Tuhan pada aku. Bagaimana caranya, Tuhan?
Si garlaki mengambil tombaknya. Menggunakan tombak ini. Si garlaki membawa tombaknya dan mengajak Limbad ke sebuah kolam. Dengarkan baik-baik.
Aku akan menancapkan tombak ini ke dalam kolam. Dan kau harus menyelam di dalam sana. Jika tombakku keluar lebih dulu, itu artinya kau tidak mencuri. Namun, jika kau yang keluar lebih dulu, berarti kau pencurinya. Mendengar persyaratan itu, Limbad ketakutan.
Tapi bagaimanapun ia harus memberanikan diri Baik, aku akan buktikan jika aku tidak mencuri daging tuan Lalu Limbad pun menyelam ke dalam kolam Bersamaan dengan si garlaki yang menancapkan tombaknya ke dalam kolam Namun tiba-tiba datanglah seekor babi hutan yang hendak meminum air di kolam tersebut Karena tidak mau kolamnya kotor Si garlaki langsung mengangkat tombaknya dan melemparkan ke arah babi hutan itu Jangan kau minum, kotor! Limbad pun muncul dari dalam kolam. Seharusnya si garlaki sudah kalah. Aku pemenangnya, Tuhan. Tombak itu keluar lebih dulu.
Karena tidak mau kalah dari Limbad, si garlaki pun meminta diulang. Ah, tidak. Itu karena babi sialan itu.
Kita ulangi lagi. Dengan berat hati, Limbad menerimanya. Baiklah, jika itu mau, Tuhan.
Yang benar akan tetap berada di dalam. Ada pada kebenaran. Limbad pun turun ke dalam kolam dan si garlaki menancapkan tombaknya di kolam. Aku akan menaati perintah Tuhan.
Memang seharusnya seperti itu. Aku akan menunjukkan jika kau bersalah. Tiba-tiba ada seekor kepiting besar menghampiri kaki si garlaki dan menggigitnya.
Dengan tidak sengaja, si garlaki mengangkat tombaknya. Ah, kepiting sialan. Dengan demikian, Limbad pun menang. Ia berhenti.
berhasil membuktikan bahwa ia tidak bersalah. Tuhan telah mengangkat tombak itu lebih dulu. Itu artinya aku terbukti tidak mencuri daging Tuhan.
Sigarlaki pun menerimanya. Ia terkena gigitan kepiting besar karena sembarangan menuduh. Rupanya saat Sigarlaki berburu di hutan, Limbad pun berburu di hutan yang berbeda.
Sehingga tidak ada yang menjaga rumah dan daging pun dicuri oleh pencuri. Terima kasih telah menonton!