Transcript for:
Analisis Pengkhianatan Yudas Iskariot

Apakah Judas itu masuk neraka atau masuk surga? Saya ingin melalui tayangan ini menyampaikan beberapa pernyataan atau argumentasi saya seputar tema ini. Saya berharap agar Anda dapat mengikuti tayangan ini dari awal hingga akhir.

Saudara-saudari, ada lima pernyataan yang saya ingin sampaikan seputar kasus pengkhianatan Judas Iskariot. Yang pertama adalah pengkhianatan itu merupakan bentuk tragedi kemanusiaan siapapun pelakunya, entah dilakukan oleh orang yang bernama Judas Iskariot, Yudas Iskariot, Joko, Yohanes Susanto, Agung, Anton, siapapun bisa berkianat. Entah dilakukan oleh orang yang beragama atau tidak beragama, entah oleh pria atau wanita, pengkianatan tetaplah menyakitkan. Karena itu orang berkata, kepercayaan itu mahal harganya. Yang kedua adalah, relasi antara Yudas Iskariot dan Yesus, belumlah relasi iman seperti yang kita miliki sekarang, antara kita dan Tuhan Yesus.

Pengkianatan Yudas Iskariot terhadap Yesus atau penyangkalan Petrus terhadap Yesus merupakan bentuk pengkhianatan dan penyangkalan terhadap relasi antara seorang murid dan gurunya. Terhadap persahabatan, seperti lasimnya, pengkhianatan dan penyangkalan terjadi di antara kita. Sebab sebelum kebangkitan, pemahaman para murid terhadap Yesus sebagai Allah itu belum ada.

Peristiwa kebangkitanlah yang membuat para murid berkata, Ya Tuhanku dan Allahku. Oleh karena peristiwa kebangkitanlah, maka para murid... mulai merekonstruksi kisah-kisah mereka bersama dengan Yesus, tetapi dalam bingkai yang baru.

Bukan lagi kisah antara manusia dengan manusia, bukan lagi kisah antara murid dan guru, tetapi kisah antara manusia dengan Allah. Kisah para murid dengan Allah yang menjadi manusia. Itulah sebabnya kita menemukan dalam tulisan-tulisan Injil, kisah-kisah kebersamaan para murid dengan Yesus, yang memuat pengakuan iman terhadap ketuhanan Yesus.

Bahkan dalam kisah kebersamaan, kisah-kisah kelahiran Yesus pun hal itu ada. Artinya, saudara-saudari, di dalam satu kisah Injil, itu terdapat dua hal sekaligus, yaitu memuat pengakuan iman para rasul terhadap Yesus yang sebenarnya merupakan dampak dari kebangkitan Yesus, dan berisi juga peristiwa-peristiwa yang memuat kebersamaan dengan Yesus sebelum peristiwa kebangkitan. Dua hal itu disatukan dalam satu kisah sebagai sebuah pewartaan iman bagi pembaca.

Sebagai contoh, sebut saja suatu ketika Anda pergi ke rumah saya. Di sana, di dinding rumah, Anda melihat sebuah foto. Di dalam foto tersebut terlihat saya.

menunjukkan foto-foto yang lain sembari menunjuk bahwa itu adalah pastor Abba. Padahal saat itu saya belumlah seorang pastor. Demikianlah saudara-saudariku lukisan sederhana yang menunjuk bagaimana kita seharusnya memahami sastra di dalam Injil.

Yang ketiga adalah Judas mengkhianati Yesus dan bukan Tuhan Yesus. Bagi kita saat ini sebutan Tuhan Yesus itu tidak bisa lagi dipisahkan. Kalau kita mengkhianati Yesus, itu juga berarti kita mengkhianati Tuhan. Tetapi, cara berpikir seperti ini tidak bisa kita gunakan untuk menilai kasus Yudas Iskariot.

Mari kita simak dalam contoh peristiwa berikut ini. Pada waktu saya masih di bangku SMP, saya memiliki seorang sahabat karib. Sahabat karib saya tersebut pada suatu ketika berbohong dan mengkhianati saya untuk merebut seorang gadis yang saya incar.

Lalu, lantaran kejadian itu saya menjadi kurus sekali dan sering sakit-sakitan. Dalam perjalanan waktu, saya kemudian memutuskan untuk masuk seminari, dan kini menjadi seorang imam atau seorang pastor yang sehat dan yang gemuk. Saya ingin bertanya kepada Anda, apakah sahabat karib saya yang mengkianati dan berbohong tersebut Bisa dikatakan dia berbohong dan mengkhianati pastor Abba?

Tentu saja tidak. Dia membohongi Abba itu benar, tetapi dia membohongi pastor Abba itu tidak benar. Mungkin kita akan membantah dengan mengatakan, menjadi pastor itu adalah jabatan kemudian. Tetapi ketuhanan Yesus itu bukan jabatan yang diberikan oleh manusia Tetapi memang sejak awalnya dia adalah Tuhan Saudara-saudariku, hal itu memang benar demikian Tetapi masalahnya adalah seringkali pikiran kita itu melompat terlalu jauh Kita seringkali berpikir bahwa ketika Yesus lahir ke dunia ini Seluruh dunia otomatis mengetahui bahwa dia itu Tuhan Jadi ketika Judas berkianat, dia menjadi orang terlaknat yang pernah dilahirkan Karena dia mengkianat kianati Tuhan secara langsung. Bagi saya, cara berpikir yang seperti ini adalah cara berpikir yang tidak terkait dengan Tuhan.

pikir yang keliru. Pengakuan iman, ya Tuhanku dan Allahku, itu diucapkan oleh murid-murid ketika mengalami Yesus yang bangkit. Kebangkitan itulah yang memperlihatkan identitas Yesus sebagai Allah.

Tanpa peristiwa kebangkitan, maka tidak pernah ada kisah iman mengenai Yesus dan para murid. Tanpa kebangkitan tidak akan pernah ada pengakuan iman terhadap Yesus. Yang keempat adalah pengkhianatan Judas itu justru menunjukkan betapa mengagumkan karya dan kebesertaan Allah bagi manusia.

Kalau saya tidak dibohongi dan tidak dikianati oleh sahabat karib saya, mungkin saya tidak akan masuk seminari, saya tidak akan menjadi imam, mungkin saya akan menikah dengan wanita tersebut dan memiliki tujuh anak dan entah tinggal di mana. Sukacita saya akan imamat itu menghapus dan melenyapkan kebencian saya terhadap sahabat karib itu yang merebut gadis incaran saya. Alih-alih, saya malah bersyukur dia pernah menikung saya.

Kalau tidak, saya mungkin tidak akan mendapatkan rahmat seagung ini. Itulah mengapa saudara-saudariku kita tidak menemukan catatan atau tidak menemukan tulisan yang memuat kebencian, yang memuat kekecewaan para murid terhadap Judas Iskariot di dalam Injil-Injil. Sebab sukacita mengenal Yesus yang ternyata adalah Allah yang menjadi manusia, itu jauh lebih kuat daripada keinginan untuk mengobok-obok kembali kejatuhan dan kegagalan Judas Iskariot sebagai murid Yesus.

Saudara-saudari, Allah itu juga ternyata berkarya dalam peristiwa-peristiwa yang sangat menyakitkan. peristiwa penebusan. Pengkhianatan Judas itu memang bukanlah kehendak Allah.

Tetapi Allah hadir di dalam kejatuhan Judas dan berkarya di dalam peristiwa itu dan menjadikan peristiwa itu justru menjadi peristiwa keselamatan. Justru karena inilah maka saya tiba pada sebuah pernyataan. Tragedi kemanusiaan yang dilakukan oleh Judas Iscariot terhadap Yesus justru melahirkan sebuah pemahaman baru bagi dunia perihal daya kerja Allah bagi manusia.

Peristiwa salib dan kebangkitan menjadi peristiwa yang membelalakan mata, yang menunjukkan bahwa Allah ternyata tidak tinggal diam dibalik konspirasi kejahatan model apapun. Hal ini memberikan peneguhan bagi kita orang-orang beriman di segala jaman. saudari, saya bukan menggiring Anda untuk membela Judas Iskariot, atau untuk setuju terhadap pengkhianatan Judas Iskariot. Tetapi, saya ingin mengajak Anda untuk memiliki pemahaman yang lebih jauh tentang sebuah peristiwa yang kelam, tentang sebuah peristiwa yang tidak menyenangkan, tentang sebuah peristiwa yang tidak kita harapkan. Pengkhianatan tetaplah dosa, pengkhianatan tetaplah suatu hal yang negatif.

Pengkhianatan seperti apapun bentuknya tidak pernah boleh kita benarkan. Pengkhianatan tetap harus kita tolak. Tetapi, lebih jauh Jauh dari itu, keyakinan bahwa Allah juga hadir dalam peristiwa yang menyakitkan, yang disebabkan oleh pengkhianatan itu harus lebih kuat daripada kebencian terhadap pengkhianatan itu sendiri. Yang kelima adalah semoga Judas Iskariot tetap dimusuhi, agar orang mengetahui dan sadar bahwa pengkhianatan itu buruk dan menyakitkan.

Dengan kebencian terhadap Judas Iskariot, kita tanpa sadar digiring untuk membenci pengkhianatan. Dibu di bumi ini Judas Iskariot akan menjadi ikon terburuk seorang manusia. Sebaliknya, Yesus akan menjadi ikon manusia yang sejati.

Tetapi saudara-saudariku, saya sangat percaya sebagaimana Allah tetap mencintai saya orang yang penuh dosa ini, orang yang sombong dan angkuh, orang yang seringkali juga mengkhianati dia, demikian pula Allah mencintai Judas Iskariot. Justru sebaliknya, kalau kita mengatakan bahwa kita membenci Judas Iskariot, tetapi justru kita malah mempraktekan penginjilan, pengkhianatan bisa jadi kita malah lebih buruk daripada Yudas Iskariot. Kalau kita menilai betapa jahatnya Yudas Iskariot karena dia mengkhianati Yesus, betapa lebih jahatnya kita ketika kita mengkhianati Yesus padahal kita tahu dia adalah Tuhan.

Akhirnya saudara-saudariku, sekarang apa kesimpulan kita? Apakah Yudas Iskariot itu masuk neraka atau dia masuk surga? Bagi saya, Yudas Iskariot adalah adalah tokoh penting dalam sejarah hidup kemanusiaan.

Dia adalah tokoh penting dalam catatan iman kita. Karena itulah, saya mempunyai dua harapan. Harapan yang pertama adalah, saya sangat berharap agar Judas Iskariot itu masuk neraka, sebab dengan demikian, kita tidak memiliki hasrat untuk bergabung dalam kelompok kaum pengkhianat. Harapan yang kedua adalah, saya sungguh berharap agar Yudas Iskariot itu masuk surga, agar kita semua menyadari betapa Allah sungguh mencintai kita.

Biarlah Allah yang memutuskan, analisa dan renungan kita terlalu sempit untuk mengerti rancangan agung Allah. Tetapi satu hal yang pasti adalah, neraka bukanlah tempat bagi Allah untuk balas dendam. Saudara-saudari, Tuhan memberkati kita semua.