Transcript for:
Sejarah dan Perkembangan Ilmu Hadis

Intro Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Saudara-saudara sekalian Pada kesempatan ini kita lanjutkan Pembahasan kita Ulumul Hadis Pada episode yang kelima Yaitu tentang sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan ilmu hadis Saudara-saudara sekalian Kalau kita mencoba melusuri Banyak sekali pengertian-pengertian Tentang ilmu hadis Pengertian ilmu hadis Yaitu menurut Sohari Ialah ilmu pengetahuan Yang membicarakan tentang Cara-cara Persambungan hadis Dari Rasul kepada para penghimpun Atau pengodifikasi Dari para dari para perawinya yang menyangkut tentang ketopitan, keadilan, dan ketersambungan atau keterbusan sanat. Jadi kalau kita sederhanakan bahwa pengertian itu adalah ilmu hadis itu adalah ilmu yang menyangkut bagaimana persambungan sanat yang meriwayatkan hadis mulai dari Nabi kemudian sampai kepada para penghimpun atau juga para perawi hadis. Maka dalam proses rangkaian sanat itulah disitu kita bicara tentang bagaimana kedobitan, bicara keadilan, dan bicara tentang kesambungan ataupun ketemusan sanat. Ini adalah pengertian yang masyur Suhari mengutip dari kitabnya yaitu Ajas Al-Khatib.

Saudara-saudara sekalian, faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan ilmu hadis. Yang pertama adalah ada dorongan keagamaan. Yang kedua dorongan sejarah.

Dan yang ketiga adanya kritik terhadap periwayatan. Lahirnya ilmu hadis, para ahli mencoba menyimpulkan, mencoba menyampaikan bahwa ilmu hadis lahir karena dorongan keagamaan. Sebagaimana kita temukan di dalam Quran Surat An-Nisa ayat 65 yang berbunyi, Falarab maka demi Tuhanmu mereka pada hakikatnya tidak beriman sehingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan-putusan yang kamu berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya.

Ayat ini disampaikan kepada Nabi bahwa kita sebagai umat ini harus menerima apa-apa yang telah diputuskan Nabi, apa-apa yang dibawa oleh Nabi. Bahkan ayat itu sangat jelas sekali bahwa layu minum, tidak dikatakan orang itu beriman sehingga mereka wayuhakimuka. Mereka menerima Nabi sebagai seorang hakim dalam memutuskan perkara-perkara. Oleh karena itu, putusan-putusan Nabi Muhammad sebagai seorang Rasul, di sini ada hal-hal yang harus ditaati.

Maka disitulah ketika Nabi memutuskan perkara-perkara, itulah yang kemudian sebagai kita ketahui bahwa inilah disebut dengan istilah kaul. Kalimat-kalimat atau kata-kata Nabi, kemudian juga Takrir atau juga fi'li nabi, perbuatan-perbuatan nabi itulah yang kemudian ketika kita mengikuti nabi, ketika kita itba nabi, maka disitulah apa yang telah diputuskan yang pada akhirnya menjadi perkataan, perbuatan maupun ketetapan itulah yang harus kita ikuti. Maka disitulah lahir apa yang disebut dengan ilmu hadis.

Meskipun ilmu itu secara formal belum terbentuk, tapi ketika kita mengikuti nabi, putusan-putusan nabi dan menggunakan hadis. Atau sunnah atau atsar itulah yang kemudian nanti akan melahirkan ilmu-ilmu pada perkembangan berikutnya Yang kedua adalah karena dorongan sejarah Ini terkait dengan periwetan-periwetan pada zaman Nabi Di situ ada dua hal yang sangat bertentangan Adanya larangan untuk menuliskan apa-apa yang datang dari Nabi Di sisi lain kita harus menerima apa yang telah diputuskan Nabi Itu juga ada anjuran di satu sisi Untuk menuliskan apa-apa yang berasal dari Nabi Pada saat itulah Maka Antara larangan dan anjuran yang kemudian nanti ditafsir oleh para tabiin, para tabiin-tabiin atau yang dikenal dengan para ahli hadis. Maka disitulah larangan yang sifatnya adalah umum, anjuran yang bersifat khusus. Begitu juga pada zaman sahabat.

Itu ada fase dimana sahabat sangat teliti sekali ketika menyampaikan hadis. Tidak semua yang datang dari nabi kemudian disampaikan oleh para sahabat-sahabat. Karena para sahabat... berkonsentrasi pada Al-Quran. Pada zaman Tabi'in muncul adanya pusat-pusat pembina hadis.

Maka di sinilah pusat-pusat pembinaan itulah kemudian juga proses periwatan-periwatan hadis selalu menjadi kajian-kajian pada zaman atau pada masa Tabi'in. Ilmu hadis pada masa Nabi Muhammad salallahu alaihi wasalam. Bidang sanat misalkan, sikap Rasul dalam menyampaikan hadis ini disebut sebagai Rasul sekali sebagai seorang guru terhadap sahabat yang juga disebutkan sebagai murid Maka disitulah ada istilah namanya Muxirun fi riwayat al-hadis Maka disitulah proses lahirnya hadis Media penyampaian hadis, ada cara bagaimana mengenali hadis Tidak semua yang berasal dari Rasul itu dikategorikan sebagai hadis Karena disitulah maka sikap-sikap para sahabat pun juga sangat hati-hati Ketika tahamul menerima dan mereka juga hati-hati dalam adat menyampaikan, al-adat menyampaikan.

Maka terhadap perintah itulah sahabat yang hadir, mereka di dalam menyampaikan pesan-pesan dan kepada orang yang tidak ada itulah kemudian juga penuh dengan kehati-hatian. Itu adalah ketika bagaimana bidang sanat pada masa Nabi. Ada proses-proses peralihan informasi.

Apa-apa yang... Berasal dari Nabi yang diterima oleh para sahabat itu Maka disinilah sesungguhnya meskipun secara formal ini ilmu sanat belum terbentuk Tetapi pada dasarnya ini sudah ada bibit-bibit atau cikal bakal dalam pembahasan hadis pada masa-masa berikutnya Di bidang matan itu kita lihat bagaimana Rasul ketika menyeleksi kalimat-kalimat Setiap kalimat-kalimat yang disampaikan oleh Rasul itu penuh dengan makna Kehatian-kehatian Rasul dalam menyampaikan matan pun seringkali juga diulang beberapa kali. Sehingga siapa yang diajak berbicara, siapa yang diberikan nasihat itu adalah betul-betul mereka itu dengan pelan-pelan bahkan sering diulang-ulang. Ini dalam rangka untuk memahamkan apa sebenarnya yang menjadikan perintah nasihat Nabi kepada para sahabat.

Kemudian ilmu hadis pada masa sahabat. Di situ berkembang. Ilmu kritik sanat pada masa sahabat Misalkan contoh, Abu Bakar dan Umar Mereka selalu memantau, melihat, menyaksikan bahwa Orang-orang yang menyampaikan hadis dari Nabi itu perlu ada saksi Pada zaman Usman bin Affan Kemudian juga pada zaman Ali bin Abi Tolik Ketika ada sahabat, mereka menyampaikan hadis, menyampaikan sunnah, menyampaikan asal atau khobar kepada Orang lain, sesuatu yang berasal dari Nabi Mereka harus disumpah dulu Adanya kewajiban saksi Adanya kewajiban bersumpah Ini adalah menggambarkan bahwa Ilmu kritik sanat Pada masa sahabat Sudah mulai ada Dan sudah mulai diperlakukan Meskipun secara formal Ini secara ilmu ulmulades Nanti pada perkembangan berikutnya akan kita lihat Tentang Al-Jahro wa-Ta'dil maupun juga ilmu ilalil, maupun juga ilmu-ilmu yang lain. Yang kedua adalah ilmu kritik matan pada masa sahabat adalah misalkan kritik terkait dengan untuk menyeleksi atau siapa-siapa yang menyampaikan itu, kalimat-kalimat redaksi itu karena hadis disampaikan itu sangat bervariasi oleh para sahabat sesuai dengan apa yang mereka lihat khususnya adalah tentang hal yang menyangkut takrir tingkah laku. Tetapi kalau hal yang bersuat kauliah itu hampir-hampir tidak ada perbedaan di kalangan sahabat.

Karena mereka ingat betul apa yang dikaulihkan oleh Nabi. Sehingga ini jarang sekali ada berbagai perbedaan. Tapi ketika hal yang menyangkut tentang fi'li, menyangkut tentang takrir, itu secara redaksi, secara kebahasaan tentu disini ada perbedaan-perbedaan. Yang ketiga adalah tentang metodologi.

Metodologi yang ada pada masa sahabat itu dikenal dengan adanya ijma. Mereka bersepakat terhadap sesuatu dan juga disitu mencoba mengkiaskan terhadap beberapa persoalan-persoalan yang kemudian muncullah nanti hadis yang disampaikan oleh sahabat. Tentu nanti ada muncul, ada hadis yang disebut dengan hadis marfu, ada hadis maukuf, ada hadis makf. yang disitu adalah tentang penyandaran ini kaitan dengan metodologi sejarah perkembangan ilmu pada masa tabi'in pada masa ini adalah mereka mencoba melacak pokok-pokok ilmu hadis yang telah ada pada masa sebelumnya yang kedua adalah melacak perkembangan ilmu hadis dilihat dari sisi periodisasinya maka pada masa tabi'in inilah lahir secara formal adanya ilmu hadis atau ulumul hadis karena...

Mereka mencoba merumuskan itu Pada masa Tabi'in Ada empat ranah yang dikembangkan Di dalam ilmu hadis Yang pertama adalah tentang Kajian sanat Yang kedua kajian matan Yang ketiga kajian tentang ilmu metodologi Pemahaman hadis Dan yang keempat tentang ilmu-ilmu kesejarahan Daripada ulumul hadis Misalkan ketika membicarakan tentang kesejarahan hadis maka lahirlah ilmu-ilmu yang disebutkan dengan namanya Azbabul Urud sebab-sebab hadis itu disampaikan tentu karena ada pertanyaan mungkin tentu ada persamaan-persamaan disitu Nabi mencoba menyampaikan hal-hal yang menyangkut tentang tugas-tugas kerasulan. Yang kedua adalah misalkan ada ilmu tentang sejarah matan atau ilmu tarikh al-matan. Ini bagaimana dulu Redaksi-redaksi dari Nabi ke sahabat maupun juga yang diterima oleh Tabiin Saudara-saudara sekalian, pada masa Tabiin inilah Maka disebut dengan masa kelahiran atau masa penamaan istilah Ulmul Hadis Atau juga nanti dikenal dengan istilah Mustalah Al-Hadis Yang membedani masa kelahiran Ulmul Hadis adalah Toplah yang cukup populer yaitu Imam Al-Rahma Harmuzi ada kitab yang mereka tulis adalah ini yang cukup populer pada waktu itu mereka menulis kitab batis yang berjudul Al-Muhaddis Al-Fasil Baina Al-Rawi Wa Al-Wa'i kitab ini membicarakan tentang bagaimana kritik terhadap sanat, bagaimana kritik tentang matan, bagaimana kajian sejarah atau sebab bulurut kemudian ad kajian tentang metodologi pemahaman hadis atau nanti mereka juga membangun sebuah pengetahuan yang disebut dengan ilmu muhtalifil hadis dan ilmu nasih wal mansoh ini adalah masa kelahiran dimana almarhum uzi adalah orang yang cukup penting di dalam merumuskan tentang ilmu ulamul hadis atau ulamul hadis selanjutnya adalah pada masa tabiin atau juga disebut dengan masa penamaan di mana ada tokoh yang bernama Al-Hakim Abu Abdillah Muhammad bin Abdillah Al-Naysyaburi. Mereka menulis kitab Ma'rifatul Ulumul Hadis, yang memiliki ciri-ciri atau isi daripada kitab itu berbicara tentang kritik sanat, kritik matan, kritik sejarah atau kajian jarah dan juga metodologi.

Sebagaimana juga yang disampaikan di dalam kitab. Al-Muhaddis, Al-Fasl, Bain al-Rawi, Wal-Wa'i yang ditulis oleh Imam Ar-Rahman Al-Muji Pada masa Tabi'in juga disebut masa perkembangan dan kejayaan Ulumul Hadis yaitu pada masa perkembangan sebagaimana melahirkan tokoh Ulumul Hadis yang cukup terkenal yaitu Abu Nu'aym Ahmad bin Abdillah al-Isfahani Mereka menulis kitab yang cukup terkenal juga namanya Al-Mustahrij. Pemikiran tentang ilmu hadis yaitu kritik sanat, kritik matan, kajian sejarah, dan juga kajian metodologi dan pemahaman hadis.

Ada masa di mana ada masa kejayaan, ada karya yang cukup terkenal yang kemudian pada akhirnya nanti akan membagi. Ulumul hadis dibagi dalam dua kategori namanya ilmu diraya dan ilmu riwayah. Ada kitab Yang cukup populer ditulis oleh Al-Bakdadi Hasil keranya yang berjudul Al-Kifaya Al-Kawanini Al-Riwayah Ini adalah pijara juga kritik matan, kritik sanat kajian sejarah, metodologi, dan pemahadis yang mereka pada dasar kemudian pemahaman hadis atau ilmu hadis itu mereka membagi dalam dua kelompok yaitu ilmu riwayah dan ilmu dirayah Selanjutnya sekalian, masa kebangkitan ilmu hadis ada tokoh-tokoh yang saya kira juga cukup populer namanya Jamaluddin Al-Qasimi dengan kitab Al-Qua'idu Tahdif Min Funun Mustolah Al-Hadis yaitu prinsip-prinsip periwatan hadis dari bidang-bidang ilmu mustolah jadi ilmu hadis, ulamul hadis yang kemudian menjadi ilmu mustolah hadis ini adalah yang disponsori oleh Jamaluddin Al-Khashimi mereka mencoba mengenalkan ilmu yang disebut dengan mustolah al-hadis ini adalah berseputar tentang kritik sanat yang juga menekankan tentang asbab bulurut kajian sejarah dan juga mereka Melanjutkan tentang adanya ilmu Muqtali Fulhadis Ada nasaan masuk yang sebelumnya telah dirintis Yang kedua adalah tokoh namanya Al-Sibai Mustafa Al-Sibai Karyanya yang juga cukup populer Al-Sunnah wa makana tuhu fi tashri al-Islami Kemudian ada tokoh Abu Zahwa Dengan judul kitabnya adalah Al-Hadis wal-Muhaddisun Kemudian ada Tokoh lain, Syekh Muhammad Al-Simahi tentang manhaj al-hadis fi ulumil hadis yaitu tentang metodologi periwayatan hadis dan ilmu-ilmu hadis. Sebagai seorang kalian, tadi telah disinggung tentang pembagian ilmu hadis.

Ada ilmu hadis yang disebut dengan ilmu riwayah dan juga ilmu diroyah yang tadi sudah dirintis oleh Al-Baqdadi yaitu ilmu riwayah adalah ilmu tentang periwayatan. Yaitu ilmu yang berhubungan dengan riwayat-riwayat yang meliputi pemindahan informasi berkaitan dengan hadis dan pengurayan para penghafalnya. Objeknya adalah orang yang menyampaikan dan orang yang menerima. Atau al-adhaq tahamul wal-adhaq. Atau al-adhaq wa tahamul.

Jadi ilmu riwayat itu adalah berbicara lebih pada orang-orang yang meriwayatkan bagaimana transformasi. Informasi dari Muhammad Rasulullah SAW kepada sahabat Kemudian sampai tabiin-tabiin sampai kepada para penghimpun Para pengkodifikasi maupun juga para perawi hadis tersebut Sedangkan ilmu diroyah Jadi ilmu diroyah atau ilmu setolah atau al-usul al-hadis yang tadi dirintis oleh Jaludin Al-Kasimi Ini adalah ilmu yang membicarakan tentang kaidah-kaidah Atau undang-undang yang menyangkut bagaimana Status terhadap hadis itu Maka ilmu diri, kalau tadi Ilmu diri hanya berbicara pada orang-orang Bagaimana rangkaian sanatnya Tapi kalau ilmu diri adalah Atau ilmu setolah itu Berkait dengan kaedah-kaedah Sebuah kesahian sebuah hadis Cabang-cabang ilmu hadis Cabang-cabang ilmu hadis yang kemudian Menjadi kajian-kajian sirus Pada masa-masa kejayaan Ilmu hadis yang pertama adalah Ilmu rijalil hadis Ilmu yang fokuskan pada pengetahuan para perawi dalam kapasitas mereka Ada ilmu jahruwa takdil, ini sudah berkembang pada masa sahabat Ilmu yang membicarakan bagaimana sifat-sifat dari perawi itu apakah mereka cacat Apakah mereka seorang adil atau mereka itu berdusta Ada ilmu ilalil hadis, ilmu yang membicarakan sebuah-sebuah kecacatan seorang perawi Ini juga berkembang pada masa tabiin Ada ilmu asbabulwurud, ilmu yang mempelajari tentang Bagaimana sebab-sebab Nabi menyampaikan sesuatu atau menyampaikan kaulnya, kemudian taklirnya, atau kemudian juga fi'liyahnya, sehingga di situ ada hal yang menyebabkan. Maka disebut dengan ilmu asbabul-urut.

Surah sesekalian, maka ada pertanyaan yang cukup mendasar. Kapan ulamul hadis terbentuk? Kalau kita bisa memahami dari...

penjelasan dari awal tadi, maka sesungguhnya ulumul hadis terbentuk adalah sejak hadis itu diproduksi atau hadis itu disampaikan atau hadis itu diterima dari nabi ke sahabat, dari sahabat ke tapiin, dari tapiin ke tapiin kemudian sampai pada para penghimpun, itu sungguhnya ulumul hadis sudah mulai terbentuk sudah selesai sekalian, maka kalau kita pelajari secara secara sederhana bahwa Sejujurnya ulamul hadis yang sejak hadis diproduksi sampai hadis terima sampai kemudian dibukukan, maka itu ulamul hadis mulai terbentuk. Tapi pada dasarnya kemudian ada perkembangan-perkembangan yang kemudian perkembangan-perkembangan itulah mulai dari kritik, mulai dari metodologinya, mulai dari penghimpunannya sampai kepada meskipun hadis itu sudah dibukukan. Kemudian ada menyeleksi, ada tahrij, ada lain-lain. Maka kemudian ilmu hadis itu terus berkembang sampai saat ini. Yang saat ini yang mungkin kekinian.

Dari kritik-kritik itu ada perubahan-perubahan yang khususnya adalah tentang yang ditekankan sekarang adalah metodologi. Bagaimana hadis itu difahami, hadis itu dihimpun, hadis itu disarah dan terus-terus berkembang. Sampai saat ini pun juga ada namanya living hadis. Atau hadis dalam...

sebuah kehidupan umat islam mudah-mudahan apa yang saya sampaikan ini bisa memberikan wawasan terkait dengan perkembangan ulumul hadis terima kasih, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh