Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, bismillahirrahmanirrahim, alhamdulillahirrahmanirrahim, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Para mahasiswa, mahasiswi, YMTG, para pembelajar dan muhaddis yang saya hormati, kita lanjutkan kajian hadis kita pada hari ini. Tema kita dalam hari ini adalah tentang tahammul hadir wa adhabi, yaitu metode menerima dan menakdis. Sebelumnya, mari kita lakukan imbacaan berasal Bismillahirrahmanirrahim Tahanul hadis wa atawu terdiri dari dua kata Yaitu tahanul dan adab Kata tahanul berarti menerima, sedangkan adab berarti menyampaikan Jadi yang dimaksud dengan tahammul adalah proses penerimaan murid dari gurunya. Jadi ketika seseorang menerima hadis dari gurunya, itu namanya tahammul.
Misalnya ada seorang sahabat bergurung pada nabi, Berarti saatnya tersebut adalah tahammul kepada Nabi Muhammad SAW. Seorang tabi'i gugurah ketika menerima sohabat, Maka ketika sohabat tersebut, ketika tabi'i gugurah tersebut mendapatkan hadis dari sohabat, Maka tabi'i gugurah ini sekarang tahammul dari sohabat. Demikian juga ketika ada tabi'i usta atau subroh ketika menerima hadis dari sohabat.
tapi bukro misalnya, maka dia sekarang tahammul dari kumit hadis itu. Jadi, intinya adalah tahammul itu adalah proses penerimaan hadis dari kumitnya. Sedekat Anda, Anda proses penerimaan hadis kepada muridnya, itu namanya Anda.
Misalnya, Nabi menyampaikan kepada sahabat. Sahabat menyampaikan kepada mulainya, seorang tabib kubro. Tabib kubro menyampaikan hadis kepada tabib, usul atau suruh.
Tabib suruh menyampaikan hadis kepada atau tabib, misalnya. Itu berarti apa? Proses tata. Nah, sekarang problemnya, apakah tahammul orang kafir atau anak lain bisa diterima?
Tidak. Misalnya begini, ketika seseorang itu bertemu dengan Abu Muhammad, dia belum masuk Islam. Tetapi dia menerima hadis atau menanyakan hadis dari Allah. Dan ketika dia sudah masuk Islam, maka apakah dia boleh menyebarkan hadis dari Allah?
Misalnya dalam kasus Kapun Al-Ahbar misalnya, dia ketika dia masuk Islam, tetapi kalau setelah dia Nabi Muhammad, dia masuk Islam. Maka di dalam ilmu hadith ada Islamu hadrumu, yaitu orang yang bertemu Nabi tetapi dia belum masuk Islam tetapi setelah meninggal dunia. maka dia apa namanya dia Islam, maka hal ini bisa diperima asalkan apa proses adatnya itu memenuhi saran-saran dalam ilmu hadith bahlek, agama Islam, berakal sehat, bijakamu, uang, dan sebagainya kemudian anak-anak misalnya, apakah anak-anak itu ketika bertemu Nabi itu bisa dikatakan sebagai sohaka Tak tahu apakah dia punya hak untuk adat.
Mahyul Islam mengatakan bahwa dipembolehkan ketika dia bertemu Nabi ketika masih anak-anak, kemudian dikasihlah jilasa dan mengumumkan hadis yang diterima dari Nabi. Nah, yang menjadi problem adalah berapa batasan usia seseorang itu bisa menerima hadis Nabi. Para ulama berbicara tentang hal ini.
Ada yang mengatakan usianya 20 tahun, ada juga yang mengatakan alih hasroh. mengatakan satu tahun, Ahlusya mengatakan 30 tahun Ali Romi mengatakan bahwa yang penting ketika dia menerima hadis dia paham, bisa menulis, bisa menekan dan cermat ya, makanya 1728 mengatakan 5 tahun mengapa 5 tahun? karena anak mempunyai 5 tahun mengeluarkan air dari ujungnya anak umum Artinya Pak ketika dia berumur lima tahun dia bisa memahami omongan orang yang diajak bicara Dan juga yang memandangkan pemayis Ya mampu memahami percakapan dan menjawab pertanyaan Tapi pandang umumnya bahwa Murutama berkandang misalnya Adalah orang yang berakar gandum Umur berapa mungkin kondisional bisa jadi orang anak itu berbakat atau tidak tahu, dia sudah lebih bekerjas.
Akarnya bisa menerima dan memahami ucapan. Bahkan Musa bin Harun mengatakan bahwa Seseorang bisa pahamnya ketika bisa memberikan pembahasan kepada saswi. Mungkin diambil dari saswi karena ambil salah, tapi dia bisa membedakan.
Karena dia membedakan sesuatu hal yang ambil salah, maka dikatakan. karena itu sudah terangkal dan mengerusakan cerdas. Jadi, intinya bahwa tahammul dan antarafaktif adalah proses penerimaan dari dunia atau menyatakan hati sebegitu pada muridnya.
Tentu ini dengan berbeda pasal. Pada perkembangan berikutnya, akan kita... Sampaikan tentang metode-metode apa, tahan dulu.
Dan tentu ada beberapa syarat yang mungkin sudah saya sampaikan kemarin tentang bagaimana ada yang dikirimkan. Yang pertama adalah... Masyarakat, balik, kemudian adil, dobin, yang menjaga umat, saya kira beberapa pertemuan kemarin sudah saya sampaikan, dekat kaitan keseluruhan. Saya kira dengan pertemuan-pertemuan hari ini, kita akan dekat pada minggu berikutnya tentang metode-metode takamul yang akan saya sampaikan pada pertemuan yang akan datang.
Terima kasih, kurang lebihnya mohon maaf, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.