Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Materi ini adalah materi pertama di mata kuliah Ekonomi Makro Islam berjudul Pengantar Ekonomi Makro Islam Bagian pertama Di sini kita perlu memahami terlebih dahulu apa perbedaan antara ekonomi makro dan ekonomi mikro Perbedaan yang sangat signifikan di antara keduanya adalah kaitannya dengan skup, dengan keluasan pembahasan, di mana ekonomi makro itu membahas, merupakan cabang ilmu ekonomi yang menganalisis perekonomian secara agregat atau menyeluruh. Jadi tidak membahas hal-hal kecil dan rinci, dan mempelajari gejala-gejala yang timbul dari perekonomian. Sedangkan untuk ekonomi mikro merupakan cabang ilmu ekonomi yang menganalisis bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Ilustrasi sederhananya adalah, misalkan kita melihat Indonesia dari perspektif ilmu ekonomi, ketika kita melihat Indonesia sebagai sebuah negara utuh, maka itu adalah konteks ekonomi makro. Namun kemudian ketika kita melihat, Jadi kita, saya dan teman-teman sekalian sebagai seorang individu dan perilaku-perilaku yang terkait di dalamnya itu adalah pembahasan di ekonomi mikro.
Jadi scoopingnya, keluasan dari pembahasannya. Selanjutnya, dari aspek sejarah, ekonomi makro itu baru dikenal setelah Perang Dunia Pertama. Setelah Perang Dunia Pertama. Di Amerika terjadi masalah besar yang dikenal dengan Great Depression yang terjadi pada tahun 1929 sampai 1933 yang mana kekacauan besar atau krisis besar di Amerika yang melanda seluruh dunia kemudian itu mendorong adanya liberalisasi ekonomi.
Kemudian di tahun 1936, John Maynard Keynes yang merupakan Perdana Menteri Inggris pada saat itu, yang juga seorang ekonom handal, mengeluarkan atau menerbitkan sebuah buku berjudul The General Economy of Employment, Interest, and Money. Yang ini merupakan cikal bakal atau buku rujukan pertama terkait dari konsep ekonomi makro. Maka, Dan Manette Gaines ini juga dikenal sebagai bapak ekonomi makro. Dan apa inti dari isi buku itu? Isi buku itu adalah yang pertama mengkritik konsep invisible hand.
Invisible hand di sini dalam bahasa Indonesia kita artikan tangan yang tidak nampak. Maknanya apa? Maknanya adalah...
bahwa perekonomian itu diserahkan kepada mekanisme pasar. Jadi harga itu diserahkan kepada pasar. Tidak boleh ada intervensi apapun dari pemerintah.
Karena pasar itu bisa membuat titik keseimbangannya sendiri. Yang mana ini adalah konsep yang dicetuskan oleh Bapak Ilmu Ekonomi Dunia, Adam Smith dalam bukunya The Well of... Dan konsep ekonomi itu disebut sebagai konsep ekonomi klasik yang sebagai akibat dari adanya depression, dianggap bahwa teori ekonomi klasiknya Adam Smith itu tidak mampu menyelesaikan permasalahan di dunia.
Sehingga muncul alternatif baru dan mendikotomikan ilmu ekonomi jadi dua bagian, satu di mikro, kemudian satu lagi menjadi ilmu ekonomi makro. Selain kritik terhadap konsep invisible hand, konsep tersebut juga mendorong peran pemerintah untuk stabilisasi, alokasi, dan distribusi. Jadi peran pemerintah bukan sebagai pemain langsung di pasar, tapi sebagai lembaga pengawas yang mengontrol ketika kondisi ekonomi mulai tidak stabil, pemerintah terus andil di dalamnya untuk kembali menyetabilkan.
Seperti bagaimana kalau teman-teman lihat di berita di Indonesia, ada operasi pasar ketika harga barang kebutuhan pokok naik. Nah, itu salah satu contohnya. Kemudian selanjutnya, Perbedaan secara lebih spesifik di antara ekonomi makro dan ekonomi mikro bisa dilihat dari beberapa aspek atau kriteria. Yang pertama adalah aspek harga.
Dari aspek harga di sini, kita bisa melihat bahwa harga dalam ekonomi makro adalah nilai dari komoditas secara keseluruhan. Sedangkan dalam ekonomi mikro, harga itu adalah harga sebuah komoditas. Harga beras, harga minyak, harga BBM, itu adalah harga mikro. Tapi kalau kita bicara price dari konsep makro, ini harga keseluruhan barang. Kemudian konsep kriteria yang kedua adalah dari aspek unit analisisnya.
Tadi yang saya sampaikan di pertama terkait dengan scooping. pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara keseluruhan, contohnya menganalisis tentang pendapatan nasional, menganalisis tentang pertumbuhan ekonomi, menganalisis tentang inflasi, pengangguran, investasi, kebijakan ekonomi, dan lain sebagainya. Yang mana ini dalam pertemuan-pertemuan akan datang, akan kita bahas secara lebih detail. Sedangkan dalam konsep ekonomi mikro, pembahasannya adalah tentang kegiatan dan ekonomi secara individual.
Jadi yang teman-teman pelajari di semester sebelumnya di ekonomi mikro itu mempelajari tentang permintaan dan penawaran, perilaku konsumen dan produsen, pasar, penerimaan, atau pendapatan, biaya, dan lapor perusahaan, dan lain sebagainya. Jadi dari ujian analisisnya sudah sangat berbeda sekali. Kemudian tujuan analisisnya apa? Dalam ekonomi makro, tujuan analisisnya itu adalah upaya untuk mempengaruhi kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Sedangkan tujuan analisis mikro itu adalah bagaimana cara mengalokasikan sumber daya agar dicapai kombinasi yang tepat atau kombinasi yang optimal.
Itu kalau konsep ekonomi mikro. Jadi teman-teman lihat dari aspek konsumsi seperti apa, dari aspek produksi seperti apa secara individual. ketika ada dua barang yang harus dikonsumsi dengan budget yang tersedia, dengan anggaran yang tersedia, bagaimana mengalokasikan agar kita dapat mencapai nilai optimal.
Itu adalah pendekatan dari ekonomi mikro. Kemudian selanjutnya, perbedaannya terkait dengan skop. Ekonomi makro melihat perusahaan sebagai negara, sedangkan ekonomi mikro melihat perusahaan sebagai individu. Dari sisi substansi, tujuan ekonomi makro itu mengatasi kelangkaan, tapi dalam perspektif negara. Sedangkan ekonomi mikro mengatasi kelangkaan dalam perspektif individu.
Terkait dengan kesempatan kerja, dalam ekonomi makro, kondisi ekonomi itu selalu tidak full employment. Jadi konsepnya seperti itu, tidak selalu full employment. Artinya apa?
Selalu ada pengangguran. bahwa lapangan pekerjaan yang tersedia tidak bisa menampung semua sumber daya yang tersedia, sumber daya manusia. Sedangkan dalam ekonomi mikro, asumsinya adalah semuanya sudah full employment.
Artinya apa? Tidak ada pengangkuran. Dalam ekonomi mikro, setiap individu itu memiliki pekerjaan, akhirnya memiliki pendapatan, sehingga dapat melakukan kegiatan konsumsi.
Atau perusahaan bisa melakukan kegiatan produksi. Itu adalah konsep dari full employment-nya ekonomi mikro. Sedangkan makro, tadi ya, masih ada pengangguran atau kondisinya adalah tidak full employment.
Kemudian terkait dengan penjualan barang. Dalam ekonomi makro, masih ada potensi kelebihan suplai barang. Jadi, Barang yang diproduksi oleh produsen itu tidak terserap secara penuh atau seluruhnya oleh pasar.
Kenapa? Karena ada kelompok masyarakat yang tidak memiliki pendapatan atau mudahnya kita sebut sebagai kategori miskin. Sedangkan dalam konsep ekonomi mikro, semua barang yang dihasilkan oleh produsen itu diasumsikan akan habis diserap oleh pasar. Apa?
dikonsumsi oleh semua masyarakat. Jadi kalau produksi 100, maka yang membeli juga akan 100 barang itu. dibeli semuanya habis dan ini tidak terjadi di konsep ekonomi makro kemudian alirannya dari konsep ekonominya dalam konsep ekonomi makro itu dikenal sebagai aliran Keynesian sedangkan ekonomi mikro itu dikenal sebagai aliran klasik tadi-tadi saya sampaikan di awal yang diperkarsai oleh Adam Smith Bapak ilmu ekonomi itu beberapa perbedaan yang menjelaskan terkait apa itu makro dan apa itu mikro. Dan mulai semester ini kita sudah meninggalkan yang mikro, kita akan melihat semua peristiwa, semua kes berdasarkan sudut pandang ekonomi, makro ekonomi, dengan beberapa perbedaan yang tadi saya sampaikan. Sebagai contoh, di akhir tahun 2019 di Wuhan terjadi kasus...
munculnya virus baru namanya COVID-19 yang kemudian oleh WHO menjadi pandemi. Apa dampaknya secara makroekonomi? Beberapa berita menjelaskan bahwa ekonom khawatir Indonesia alami krisis ekonomi berkepanjangan akibat corona, mengukur ancaman ekonomi dari lockdown virus corona. Dampak virus corona BI revisi pertumbuhan ekonomi RI jadi di bawah 5%.
Ini semua adalah fenomena-fenomena makroekonomi. Yang mana pada akhirnya Indonesia sempat mengalami resesi ekonomi. Nanti akan kita bahas di pertemuan yang lain terkait dengan resesi ekonomi itu. Nah, apa dampaknya dari kasus coronavirus ini dengan berita yang tadi itu kita perspektif makro, maka di sini kita coba lihat apa dampak di ekonomi makro dan apa dampak di ekonomi mikro. Yang pertama, terkait dari pendapatan.
khususnya pendapatan di sektor perdagangan dan pariwisata menurun. Kemudian ada pelemahan nilai tukar rupiah, pertumbuhan ekonomi melambat, terjadi resesi ekonomi, dan peningkatan jumlah pengangguran, karena banyak perusahaan tidak dapat berproduksi, sehingga harus mengurangi tenaga kerjanya. Itu dampak makro dari coronavirus.
Kemudian, adakah dampak mikro? Ada. Contoh, ini yang kita nikmati bersama-sama dalam 2 tahun terakhir, kenaikan harga barang.
Lalu sempat ketemu dengan harga masker yang mahal dan carinya susah, hand sanitizer, alkohol, kebutuhan pokok, bahkan kalau kita nyari vitamin itu juga susah. Selain susah, harganya juga mahal. Itu dampak mikro, kenaikan harga barang. Dampak mikro yang lain apa? Daya beli masyarakat menurun.
Masyarakat yang biasanya memanfaatkan uang yang dimiliki untuk berbelanja barang-barang sekunder di luar kebutuhan pokok ataupun barang-barang tersier, barang-barang mewah, itu menjadi berkurang. Kenapa? Karena mereka fokus untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, sehingga barang-barang mewah ini banyak yang kurang laku.
Sehingga barang-barang yang sifatnya sekunder dan tersier harganya turun, yang barang pokok naik. Sekundar-tersiar itu misalnya contohnya adalah kendaraan bermotor, baik roda 2 maupun roda 4. Pada saat COVID awal-awal harganya sangat turun drastis karena memang permintaan pasarnya sangat rendah sekali. Kemudian selanjutnya, masalah dalam ekonomi makro itu dibagi menjadi dua bagian.
Yang pertama adalah jangka pendek, yang kedua adalah jangka panjang. Dalam jangka pendek, masalahnya adalah stabilitas. Contohnya adalah tingkat inflasi atau harga-harga barang secara makroekonomi, lalu kemudian pengangguran, dan ketimpangan neraca pembayaran.
Apa itu ketimpangan neraca pembayaran? Ketimpangan neraca pembayaran adalah perbandingan antara ekspor dan impor. Kemudian dalam jangka panjang, apa masalahnya? Masalahnya adalah masalah pertumbuhan, baik pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan ketersediaan dana investasi.
Itu masalah dalam jangka panjang. Jadi di sini dalam satu semester ini kita akan fokus di dua hal itu, stabilitas dan pertumbuhan. Untuk aspek stabilitas yang konteks jangka pendek, ada beberapa term yang perlu kita pahami bersama terlebih dahulu.
Dalam analisa jangka pendek, Dalam konteks mengatasi atau mencapai stabilitas, faktor-faktor yang dianggap tetap itu apa saja? Yang pertama adalah kapasitas total dari perekonomian. Yang kedua jumlah penduduk dan jumlah angkatan kerja itu dianggap tetap. Lalu eksistensi dari lembaga sosial, lembaga-lembaga politik, dan lembaga ekonomi itu dianggap tetap.
Tidak ada penambahan, tidak ada pengurangan. Nah berikutnya apa saja contoh-contoh dalam kebijakan jangka pendek untuk mencapai stabilitas. Yang pertama menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat. Bank Indonesia memiliki data, di bulan Maret 2022 itu ada berapa triliun uang yang beredar di masyarakat Indonesia dalam bentuk rupiah, dalam bentuk dolar, ataupun dalam bentuk mata-mata uang asing yang lain.
Nah, untuk menjaga stabilitas, maka jumlah uang beredar ini diatur. Nanti kita akan bahas secara detail, gambaran sederhananya adalah Bank Indonesia akan menetapkan suku bunga, Di bagian kedua itu, menetapkan suku bunga untuk menambah jumlah uang beredar ataupun menariknya, atau mengurangi jumlah uang beredar. Ketika suku bunga dinaikkan, maka masyarakat akan lebih memilih untuk menyimpan uangnya atau nabung di lembaga keuangan daripada berinvestasi di sektor real, daripada digunakan untuk usaha.
Dengan demikian, jumlah uang yang beredar di masyarakat berkurang. Sebaliknya, ketika suku bunga diturunkan, maka upaya pemerintah adalah membuat jumlah uang beredar di masyarakat semakin banyak. Karena masyarakat akan lebih memilih berinvestasi, memilih berwirausaha daripada menyimpan uangnya di lembaga keuangan. Nah, dalam konteks ekonomi Islam, suku bunga itu tidak ada, digantikan dengan nisbah bagi hasil. Kemudian kebijakan yang lain apa?
mengenakan pajak impor. Agar barang-barang impor itu tidak membanjiri pasar domestik, pasar nasional, pemerintah menetapkan ini pajak impor. Sehingga jumlah barang-barang impor yang masuk nanti sedikit berkurang, harganya lebih tinggi. Sehingga produk nasional lebih kompetitif.
Berikutnya, menurunkan pajak pendapatan atau pajak penjualan. Ini juga sama. Untuk...
menjadi stimulus masyarakat melaksanakan kegiatan ekonomi. Yang ketiga, menambah pengeluaran pemerintah. Contoh pengeluaran pemerintah yang mudah adalah membangun infrastruktur, yang banyak dilakukan oleh Presiden Jokowi, ataupun BLT-BLT, bantuan-bantuan tunai dengan kartu-kartu itu. Itu adalah pengeluaran pemerintah.
Dan yang terakhir adalah, contohnya, mengeluarkan obligasi negara, atau surat hutang negara. Kalau kita lihat yang berbasis syariah adalah suku, dikenal dengan suku kriter, negara atau SSN. Dalam konteks ekonomi syariah, itu harus bebas dari prinsip maghrib, maizir, ghoror, dan riba.
Bebas dari perjudian, bebas dari ketidakjelasan atau ghoror. dan terhadap bebas dari riba. Selanjutnya, dalam jangka pendek tadi, atau secara akumulatif, isu utama dalam ekonomi makro itu ada empat.
Yang pertama adalah pemanfaatan semua sumber daya yang dimiliki oleh sebuah negara untuk mencapai full employment, untuk membuat Semua masyarakatnya memiliki pekerjaan, tidak ada yang menganggur. Yang kedua adalah masalah stabilitas ekonomi untuk menjaga tingkat inflasi. Yang ketiga adalah pertumbuhan ekonomi dibarengi dengan distribusi pendapatan untuk menghindari trade-off. Dan yang keempat adalah neraca pembayaran atas transaksi perdagangan negara. Di sini kita bahas satu per satu.
Yang pertama adalah isu pengangguran. Apa itu pengangguran? Pengangguran itu adalah kondisi di mana angkatan kerja atau jumlah sumber daya yang siap bekerja, baik tenaga kerja terdidik atau terlatih. Kalau terdidik itu basisnya adalah pendidikan, kalau terlatih itu adalah basisnya kemampuan, skill, dibandingkan dengan jumlah lapangan kerja. Ketika angkatan kerjanya lebih tinggi daripada jumlah lapangan kerja yang tersedia, maka terjadi masalah pengangguran.
Nah, dalam data statistik disajikan dalam bentuk persentase. Sebagai contoh data, ini adalah perbandingan data tahun 2020 dengan tahun 2009. Ini ada dampak COVID. Tingkat pengangguran terbuka di Indonesia per Agustus 2019 itu 5,28%. Karena COVID itu meningkat menjadi 7,07% pada bulan Agustus 2020. Dan ini hanya fokus pada laki-laki. dan tinggal di perkotaan.
Nah di sini teman-teman sekalian, apa dampak dari pengangguran itu? Pengangguran itu menyebabkan alokasi sumber daya manusia tidak efisien. Ada orang yang mendapatkan pekerjaan sehingga memiliki penghasilan, ada orang lain yang tidak memiliki pekerjaan dan tidak memiliki penghasilan. Dampak turunannya apa?
krisis sosial, kejahatan terjadi di mana-mana, kecemburuan sosial terjadi di mana-mana. Sehingga pada akhirnya masyarakat akan hilang kepercayaan terhadap pemerintah. Itu yang pertama, terkait dengan pengangguran. Yang berikutnya, ini adalah data pada bulan Agustus tahun 2020, terkait dengan pengangguran, jadi di sini total yang terdampak. COVID itu ada 29,12 juta orang, yang 2,56 juta itu karena COVID, menganggur karena COVID, kemudian 0,76 juta itu bukan angkatan kerja karena COVID, kemudian 1,7 juta orang itu sementara tidak bekerja karena COVID, dirumahkan, gitu ya.
Dan 24,03 juta itu bekerja dengan pengurangan jam. Jadi tidak tetap bekerja. Tapi paruh waktu, tidak penuh lagi.
Selanjutnya, isu yang kedua adalah stabilitas harga. Stabilitas harga itu nanti indikator utamanya adalah inflasi. Apa dampak dari inflasi?
Ketika nilai inflasi naik, maka otomatis harga akan naik. Harga barang secara makroekonomi akan naik, yang pada akhirnya akan... membuat nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing itu semakin melemah.
Sehingga naraca perdagangan itu menjadi defisit, karena uang kita lemah posisinya, sehingga ketika ada dolar masuk ke Indonesia, itu normalnya tidak sebanding dengan jumlah rupiah yang kita keluarkan. Dan pada akhirnya terjadi krisis ekonomi. Berikutnya, inflasi yang rendah akan mendorong pertumbuhan sektor finansial.
Inflasi yang rendah yang bisa dijaga kestabilannya itu akan membuat ekonomi akan tumbuh. Dan inflasi yang rendah juga itu akan mendorong pertumbuhan sektor real, pertumbuhan sektor bisnis, sehingga lapangan kerja itu terbuka semakin luas dan kesempatan kerja akan bertambah. Nah sebaliknya, kalau inflasi naik, maka akan melemahkan pertumbuhan sektor finansial dan juga akan melemahkan sektor real. yang dampak akhirnya adalah krisis ekonomi. Nah, data di bulan Maret 2021, inflasi per Maret 2021, kita itu masih dalam kategori rendah 1,37%.
Kemudian selanjutnya, isu yang ketiga adalah isu pertumbuhan ekonomi. Apa itu pertumbuhan ekonomi? Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Dan apa dampak dari pertumbuhan ekonomi? Ketika ekonomi tumbuh, dan ini kita juga sedang pada masa itu, kita hampir mencapai kondisi endemi, pasca pandemi, maka ekspektasinya adalah ekonomi tumbuh, sehingga banyak lapangan-lapangan kerja baru tersifat. yang pada akhirnya akan meningkatkan devisa atau pendapatan negara, dan tujuan akhirnya adalah meningkatkan sejahteraan masyarakat dalam bentuk peningkatan pendapatan.
Itu adalah dampak dari pertumbuhan ekonomi. Kalau kita balik, juga akan dengan mudah. Kalau ekonomi turun, maka lapangan pekerjaan juga akan semakin sedikit, devisa menurun, maka pendapatan masyarakat juga akan semakin sedikit. Kemudian ini adalah data pertumbuhan ekonomi di triwulan keempat tahun 2020. Di sini kita pertumbuhannya adalah masih minus.
Dan ini adalah indikator kenapa Indonesia mengalami resesi ekonomi di tahun 2020 kemarin. Resesi ekonomi atau resesi ekonomi itu adalah pertumbuhan negatif dalam dua periode berturut-turut. Jadi di tahun 2020 awal, periode Januari-Maret, pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah 2,97%. Kemudian di triwulan kedua, kita langsung jatuh.
Kasus COVID pertama itu adalah Maret 2020. Di bulan April sampai Juni, kita itu fokus kepada recovery, fokus kepada penanganan-penanganan kasus-kasus awal COVID, sehingga berdampak pada kondisi ekonomi, karena banyak kebijakan-kebijakan yang diperlakukan pemerintah yang menghambat kegiatan ekonomi. Sehingga kita mengalami pertumbuhan negatif, minus 5,3. 32 persen.
Di triwulan ketiga, di periode Juli-September, itu ternyata ekonomi belum membaik meskipun sudah lebih baik. Ada pertumbuhan negatif minus 34,49 persen. Nah, kuncinya itu adalah di triwulan keempat. Apakah di triwulan keempat kita bisa mendapatkan pertumbuhan positif? Ternyata di periode September sampai Desember, Tahun 2020 pertumbuhannya masih negatif, negatif 2,19 persen.
Sehingga Indonesia dinyatakan saat itu mengalami resesi ekonomi. Tapi ada hal yang mengembirakan yaitu tingkat pertumbuhan ekonominya itu semakin dapat diperbaiki. Dari minus 5 menjadi minus 2 di tribulan keempat.
Beberapa data, nah ini contohnya, konsumsi rumah tangga itu mengalami perbaikan ya pertumbuhannya itu menjadi minus 3,67 persen yang lebih baik dari sebelumnya minus 4,05 lalu konsumsi pemerintah tumbuh naik karena pemerintah banyak mengeluarkan kebijakan-kebijakan stimulus yang terkait dengan penanggulangan dan penanganan kofit dia bantuan-bantuan tunai dan lain sebagainya sehingga konsumsi pemerintah naik kemudian Investasi, investasi itu juga mengalami perbaikan dari minus 6,48% menjadi minus 6,15%. Ada perbaikan beberapa persen, 0, ya. Lalu net export, net export artinya adalah jumlah export kita lebih banyak daripada import. Karena fokusnya adalah...
penanganan COVID-19 banyak pembatasan sehingga barang-barang masuk ke Indonesia itu agak terhambat. Nah, pemerintah mengambil peluang untuk mendorong ekspor sehingga tercatat ekspor positif. Kemudian selanjutnya, isu yang keempat tadi dari isu-isu utama adalah neraca pembayaran Indonesia. Apa itu neraca pembayaran?
Neraca pembayaran adalah catatan statistik atas transaksi ekonomi antara penduduk Indonesia dan non-penduduk Indonesia yang dihitung dalam berita tertentu. MPI yang baik, neraca pembayaran Indonesia yang baik adalah yang surplus. Artinya cash inflow, dana yang masuk ke Indonesia itu lebih besar daripada cash outflow, lebih besar daripada jumlah dana yang keluar.
Cash inflow. Lebih besar daripada cash outflow. Artinya apa? Barang yang kita jual ke luar negeri, ekspor yang dilakukan oleh Indonesia, itu lebih banyak, lebih besar nilainya daripada barang yang masuk ke Indonesia atau impornya.
Itu merasa pembayaran yang baik. Nah, data, sebagai contoh data adalah MPI per Desember tahun 2020. Kan tadi ada informasi bahwa net. ekspor ya, kita mendapatkan nilai ekspor positif yaitu ada surplus 2,6 miliar USD dengan adanya surplus itu banyak dana beredar di dalam negeri karena itu uang masuk, banyak dana beredar di dalam negeri, suku bunga akhirnya bisa ditekan, suku bunga PI bisa ditekan menurun, sehingga nilai tukar rupiah itu semakin menguat, kita sempat apa namanya nilai tukar kita sampai 11 ribu kemudian dapat dikendalikan lagi turun menjadi 14-15 ribu ini dampak dari net export, meskipun di berada-berada yang lain lebih banyak Indonesia itu adalah Net import, lebih banyak import daripada ekspornya.
Kemudian selanjutnya, penjelasan yang tadi ya, neraca pembayaran Indonesia tetap baik dan ketahanan eksternal itu terkendali. Saya lanjutkan, pasar dalam ekonomi makro. Pasar dalam ekonomi makro.
Di sini ada empat jenis pasar. Yang pertama adalah pasar barang. Yang kedua adalah... pasar tenaga kerja, yang ketiga adalah pasar uang, dan yang keempat adalah pasar luar negeri.
Dan pelaku pasar yang terlibat itu ada empat. Ada rumah tangga, ada perusahaan, pemerintah, dan pemerintah negara lain. Nah disini teman-teman bisa lihat dari garisnya, untuk yang tidak putus-putus itu adalah aliran barang dan jasa.
Sedangkan yang garis putus-putus, garis panah putus-putus itu adalah aliran pembayaran. Sebagai contoh, di pasar barang. Di pasar barang, artinya produsen menghasilkan sebuah produk atau jasa ditawarkan di pasar. Itu namanya pasar barang.
Maka sebagai rumah tangga, kita sebagai rumah tangga, itu apa? Membeli barang, maka aliran barangnya ke sini, ke rumah tangga. Apa yang dikeluarkan oleh rumah tangga? Uang untuk membayar.
Jadi perusahaan menyetorkan produknya di pasar barang, mendapatkan uang keuntungan dari penjualannya. Kemudian di pasar barang juga pemerintah juga melakukan belanja-belanja yang dihasilkan oleh perusahaan. Dan pemerintah juga membayar. Pasar luar negeri sama. Ada keterkaitan di pasar luar negeri.
antar pasar dalam negeri itu dibeli oleh pasar luar negeri. Artinya kita melakukan ekspor barang. Kemudian di aspek yang lain, yaitu kedua pasar tenaga kerja.
Kalau pasar tenaga kerja terbalik rumah tangga yang menyediakan jasanya, maka panahnya yang tidak putus adalah dari rumah tangga ke pasar tenaga kerja. Kita sebagai SDM menawarkan pekerjaan kepada perusahaan, menawarkan saya bisa A. Apakah Anda mau menerima saya? Sebagai kompensasi dari pekerjaan yang dilakukan di sini mendapatkan honor atau gaji. Dan di sini tenaga kerja akan diambil oleh perusahaan, dan perusahaan akan mengeluarkan biaya untuk membayar tenaga kerja tersebut dalam bentuk sewa jasa.
Lalu berikutnya ada pasar keuangan. Ada pasar keuangan. Pasar keuangan ini adalah Pembelajaran. lembaga keuangan yang mana kalau rumah tangga itu biasanya mengajukan pinjaman, menyimpan dananya di pasar atau bisa sebaliknya.
Dan kemudian mendapatkan bagi hasil atau mendapatkan bunga. Sedangkan perusahaan membutuhkan dana dari pasar uang untuk investasi, untuk membiayai bisnisnya. Maka aliran dana dari pasar uang itu ke perusahaan.
Dan perusahaan punya kewajiban untuk membayar bunga. atau membayar bagi hasil dari akad pinjam-meminjam atau dari akad merubah, muterobah, musyarakah, dan lain sebagainya. Secara lebih detail, kita akan bahas satu per satu dari empat perspektif pelaku ekonomi.
Kita awali dari rumah tangga. Kelompok rumah tangga. Kelompok rumah tangga ini yang pertama adalah menerima penghasilan dari produsen. Ini berarti di pasar tenaga kerja. Menerima penghasilan dari para produsen dari penjualan tenaga kerja.
Atau upah, dividen, dan dari menyewakan tanah hak milik mereka. Maka dalam konsep ekonomi Islam, belanja atau konsumsi terkait dengan pekerjaan itu yang dilihat adalah kehalalan dari jenis jasa atau pekerjaan yang dijual kepada perusahaan. Yang kedua, menerima penghasilan dari lembaga keuangan berupa bunga atas simpanan-simpanan mereka. Ini di pasar uang. Kita sebagai rumah tangga menyimpan uang di perbankan, dan perbankan memberikan bagi hasil atau bunga.
Dalam konteks ekonomi Islam, itu adalah konsep. bagi hasil atau profit sharing. Kemudian di pasar barang, di pasar barang karena kita sebagai rumah tangga sudah punya uang nih. Maka kita membelajarkan penghasilan kita itu di pasar barang atau jasa Kita berperilaku sebagai seorang konsumen Dalam ekonomi Islam, konsumsi itu harus halal Barang yang dibeli, jadi kalau kita pekerjaannya pertama halal Mendapatkan bagi hasil dari lembaga keuangan Ketika kita belanjakan, ketika kita tasarufkan Itu juga prinsipnya adalah barang yang kita konsumsi harus halal Kemudian kita juga menyisihkan sisa dari penghasilan tersebut untuk ditabung pada lembaga-lembaga keuangan. Dalam masyarakat muslim, penghasilan juga disisihkan untuk syakat, infak, dan sedekah.
Lalu sebagai rumah tangga, kita punya kewajiban membayar pajak kepada pemerintah. Dan yang terakhir, kita masuk ke pasar uang sebagai demander, sebagai peminta. Karena kebutuhan mereka akan uang tunai untuk...
untuk misalnya transaksi sehari-hari. Jadi kalau itu setelah kita nabung, ketika kita membutuhkan dana, kita ambil dana yang kita punya atau kita mengajukan pembiayaan atas transaksi tertentu. Ketika kita membutuhkan investasi atau kita membutuhkan belanja modal atau kita membutuhkan barang-barang konsumtif yang lain.
Kemudian selanjutnya, kelompok perusahaan. Yang pertama adalah di pasar barang. Jadi ini sudah urut.
Di pasar barang, perusahaan memproduksi dan menjual barang dan jasa sebagai supplier di pasar barang. Dalam konsep ekonomi Islam, produksi dan distribusi barang itu harus jelas kehalalannya. Kemudian menyewa atau menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh kelompok rumah tangga untuk proses produksi.
Dan yang ketiga, menentukan pembelian barang-barang modal dan stok barang-barang lain. Menentukan pembelian barang-barang modal dan stok untuk barang lain. Jadi posisinya adalah sebagai demander, sebagai pihak yang membutuhkan. Lalu meminta kredit dari lembaga keuangan untuk membiayai investasi mereka.
Ini demander di pasar uang. Nah dalam resep ekonomi Islam, pembiayaan ini dalam bentuk pembiayaan, bukan kredit. tapi pembiayaan yang sesuai dengan syariah dan sistem bagi hasil.
Yang terakhir, membayar pajak. Dalam ekonomi Islam, kalau pajak itu juga ada dikenakan zakat penghasilan dari bisnis yang digeluti. Kemudian, kelompok yang ketiga adalah lembaga keuangan. Lembaga keuangan di sini menerima simpanan dari masyarakat. menerima simpanan dalam bentuk tabungan, giro, atau deposito dari rumah tangga.
Lalu menyediakan kredit dan uang giral sebagai supplier dalam pasar uang. Menyediakan pinjaman atau menyediakan jasa pengambilan uang kalau dibutuhkan. Dalam ekonomi Islam, tidak ada kredit, tapi pembiayaan secara syariah dan harus bebas dari bunga. Yang berikutnya adalah kelompok pemerintah.
Kelompok pemerintah ini apa yang dilakukan? Pertama, menarik pajak langsung dan tidak langsung kepada masyarakat dan perusahaan. Lalu yang kedua, membelajarkan penerimaan negara untuk membeli barang-barang kebutuhan pemerintah sebagai demander di pasar barang.
Meminjam uang dari luar negeri, menyewa tenaga kerja sebagai demander di pasar tenaga kerja, kemudian menyediakan kebutuhan uang kartal bagi masyarakat. sebagai supplier di pasar uang. Kenapa pemerintah sebagai supplier di pasar uang?
Karena otoritas yang diberikan hak untuk mencetak uang, membuat uang yang nyetak rupiah, itu hanya pemerintah yang diwakili oleh Bank Indonesia. Maka ini pemerintah sebagai supplier di pasar uang. Uang kartal, uang kertas, uang koin, dan uang-uang yang kita gunakan sebagai media transaksi.
Kemudian selanjutnya negara lain, misalkan Malaysia, Singapura, dan lain sebagainya, yang pertama adalah menyediakan kebutuhan barang impor. Jadi produk-produk yang tidak ada di Indonesia, atau di Indonesia ada tapi kurang. Di Indonesia ada, tapi jumlahnya itu tidak mencukupi kebutuhan seluruh masyarakat. Maka negara lain itu aktivitasnya adalah menyediakan kebutuhan impor. Dia sebagai supplier di pasar barang.
Sama seperti tadi, kalau sebagai supplier di pasar barang, maka produk import ini juga harus jelas kehalalnya. Lalu kemudian membeli hasil-hasil ekspor kita, sumber daya-sumber daya yang dimiliki oleh Indonesia, yang dijual ke luar negeri, baik mentah, setengah jadi, maupun jadi. Maka negara lain itu berfungsi sebagai demander di pasar uang, sebagai pihak yang membutuhkan.
yang akan membeli hasil-hasil ekspor kita. Barang dan jasa kita ke luar negeri, kemudian dari luar negeri masuk uang dolar misalkan, atau uang ringgit dan lain sebagainya. Lalu juga menyediakan kredit, menyediakan pinjaman untuk pemerintah dan swasta dalam negeri. Harus bebas riba dan bentuknya pembiayaan, bukan kredit.
Lalu membeli dari pasar barang untuk kebutuhan cabang perusahaan di Indonesia. Jadi kalau... Sebuah negara memiliki perusahaan, lalu mendirikan cabangnya di Indonesia, itu juga menjadi demander di pasar barang untuk memenuhi kebutuhan cabang perusahaannya.
Lalu masuk ke pasar uang. Masuk ke pasar uang dalam negeri sebagai penyalur uang devisa dari luar negeri. Jadi membawa dolar masuk ke Indonesia.
Dan sebagai peminta kredit atau uang kartal rupiah untuk kebutuhan cabang-cabang perusahaan mereka di Indonesia. Lainnya sebagai demander. Dalam ekonomi Islam, ini kita kenal sebagai forek atau sorf. Yang tentunya harus sesuai dengan syariah dan bebas seribah dan waror.
Ini gambaran umum dari kegiatan di ekonomi makro. Yang lebih kompleks daripada ekonomi mikro. Nanti kita akan bahas lebih detail di pertemuan yang selanjutnya.
Kemudian selanjutnya, aspek utama dari pasar. Tadi ada pasar. Pasar barang, pasar uang, pasar tenaga kerja.
Dari pasar barang, permintaan, dan penawaran barang dan jasa. Itu menentukan harga komoditas. Ini digambar di sini, di kurva.
Kalau supply semakin tinggi harga, pasti jumlah yang ditawarkan juga akan semakin banyak. Dan berlaku sebaliknya. Ketika harga turun, maka permintaannya akan semakin naik.
Maka slope dari kurva penawaran adalah positif, naik semakin ke kanan, semakin ke atas. Sedangkan slope dari kurva permintaan adalah negatif, semakin ke kanan akan semakin berkurang. Semakin ke kanan harganya akan semakin turun, dan permintaannya akan semakin banyak. Dan interaksi antara dua ini, interaksi dari...
Kurva supply perusahaan dengan kurva demand konsumen itu akan menciptakan harga keseimbangan, harga komoditas dalam perspektif makroekonomi. Yang ini dikritik oleh John Manek Gaines tadi dalam konsep invisible hand, karena pemerintah tidak itu recampur, hanya ada pertemuan antara demand dan supply. Kemudian yang kedua, pasar uang. Pasar uang adalah permintaan dan penawaran akan uang yang menentukan harga dari uang atau harga dari penggunaan uang atau tingkat suku bunga.
Di sini ada kurva X-nya adalah jumlah uang beredar dan kurva Y-nya adalah tingkat suku bunga. Nah, supply uang, jumlah uang yang ditawarkan itu adalah tetap. Maka kurvanya adalah vertikal, jumlahnya tetap. Sedangkan, Permintaan uang itu fluktuatif. Semakin tinggi suku bunga, semakin tinggi R, maka jumlah uang yang diminta oleh masyarakat itu berkurang.
Sebaliknya, semakin rendah R, maka jumlah permintaan uang oleh masyarakat atau jumlah uang beredar itu semakin banyak. Maka persinggungan antara kurva S dengan kurva D itu disebut seperti keseimbangan. Nominal uang beredar tertentu, dibandingkan dengan tingkat suku bunga tertentu. Jadi nanti gesernya itu miring ke kanan, geser ke kanan.
Ketika R-nya turun, uang beredarnya akan ke kanan, dan ketika R-nya naik, uang beredarnya akan ke kiri. Kemudian yang terakhir adalah pasar tenaga kerja. Pasar tenaga kerja adalah permintaan dan penawaran tenaga kerja menentukan harga tenaga kerja. Yang ini adalah perbandingan antara tingkat upah dan kuantitas tenaga kerja yang dipekerjakan.
Nah, di sini... Perspektifnya adalah perspektif perusahaan. Kita melihatnya, melihat kurva ini yang di sebelah kanan, itu dari perspektif perusahaan. Bagaimana perspektif perusahaan itu, kurva X-nya adalah jumlah pekerja, dan kurva Y-nya adalah wage atau upah. Dari aspek permintaan tenaga kerja oleh perusahaan, kurva demand itu slope-nya negatif.
Artinya apa? Ketika upah naik, permintaan itu akan turun. Sebaliknya, kalau W-nya itu turun, maka kurvanya akan semakin bergeser.
Titik keseimbangannya akan semakin bergeser, sehingga jumlah tenaga kerja yang... diminta oleh perusahaan itu naik. Jadi ketika upah rendah, serapan tenaga kerja tinggi. Tapi ketika upah tinggi, serapan tenaga kerja rendah.
Itu prinsip demand-nya. Kalau supply-nya gimana? Semakin tinggi tingkat gaji, maka orang yang menawarkan dirinya untuk bekerja atau supply tenaga kerja itu semakin banyak. Sebaliknya, ketika tingkat bayaran rendah, supply tenaga kerja itu juga akan turun. Dan titik pertemuan di antara keduanya, ini menjadi titik keseimbangan gaji tertentu dengan jumlah tenaga kerja tertentu.
Berikutnya, sebagai kesimpulan di pertemuan pertama ini teman-teman sekalian, karena ini masih pengantar untuk mengantarkan ke materi-materi yang selanjutnya, bahwa tujuan dari ekonomi makro itu untuk mengidentifikasi. faktor apa saja yang mempengaruhi harga dan kuantitas. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat harga dan jumlah kuantiti yang ditinjau dari apa?
Yang ditinjau dari kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mempengaruhi nilai P dan nilai K di masing-masing pasar. Di pasar tenaga kerja, di pasar uang, dan di pasar barang. Nanti kita akan lihat dari ketiga perspektif.
Jadi kebijakan apa yang ditelurkan oleh pemerintah, yang dicetuskan oleh pemerintah untuk mempengaruhi P dan I. Kemudian, untuk kedepannya, nanti teman-teman bisa mengidentifikasi ini, data perekonomian nasional sudah tersedia secara online dan gratis. Teman-teman bisa unduh, sebagai contoh, data di pasar barang.
Contohnya adalah indeks biaya hidup. GDP, inflasi, itu kita bisa melihat perilaku tingkat harga pendapatan nasional, bisa cek data di BPS dan BI. Terkait dengan pasar uang, berapa bunga deposito, berapa bunga kredit, berapa jumlah uang beredar, berapa jumlah kredit.
Itu apa yang akan kita pelajari, tingkat bunga dan volume uang atau jumlah uang beredar, kita bisa lihat ke Bank Indonesia. Di pasar tenaga kerja, kita bisa melihat indeks upah, jumlah orang bekerja, jumlah angkatan kerja, jumlah pengangguran, lapangan kerja. Perilaku yang kita pelajari, kita bisa melihat upah minimum regional, kemudian ketersediaan tenaga kerja ataupun pengangkuran, orang yang bekerja dan orang yang mengangkut. Ini kita bisa cek ke data BPS. Atau pasar luar negeri, neraca perdagangan, ekspor-impor, nilai tukar, cadangan devisa.
Di sini kita bisa melihat neraca pembayaran, perdagangan dan pembayaran, nilai falas, dan cadangan devisa. Yang mana kita bisa dapatkan data tersebut di Bank Indonesia dan badan pusat statistik atau BPS secara online dan gratis. Demikian untuk materi di pertemuan pertama.
Terima kasih atas perhatiannya. Saya cukupkan. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.