Transcript for:
Pelajaran dari Kisah Kaum Thamud

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Teman-teman tentu ayat ini tidak asing di telinga kita I'dim ba'atha ashqoha Ya, ayat yang ke-12 dalam surat Ash-Shams Ketika seorang laki-laki yang paling celaka diantara mereka bangkit Siapa laki-laki yang dimaksudkan dalam ayat ini? Dan kenapa Allah SWT menyebutnya sebagai laki-laki yang paling celaka? Nah teman-teman, ternyata ada kisah yang menakjubkan di balik ayat yang mulia ini. Kisah yang syarat dengan pelajaran berharga, penggugah keimanan, dan insya Allah akan menambah rasa takut kita kepada Allah SWT. Dan sekaligus, epic story kita kali ini adalah jawaban dari apa yang teman-teman tuliskan di kolom komentar.

Seperti apa kisahnya? Yuk kita simak epic story-nya berikut ini. Di dalam Alkitab atau kitab-kitab terdahulu yang diturunkan kepada Bani Israel, disebutkan kisah-kisah tentang umat Nabi Nuh. Bahkan disebutkan tentang kisah Nabi Adam alaihissalam. Disebutkan tentang kisah Nabi-Nabi Bani Israel banyak sekali.

Hanya saja kita tidak menemukan kisah tentang... Al-Quran mengatakan bahwasannya Nabi Musa AS pernah mengisahkan tentang kaum Ad dan kaum Thamud kepada Bani Israel. Belumkah sampai kepada kalian kabar tentang umat-umat sebelum kalian? Umatnya Nabi Nuh AS, kaum Ad, kaum Thamud, dan orang-orang yang datang setelah mereka.

Tidak ada yang mengetahui detail tentang kabar mereka dan kisah mereka kecuali Allah SWT. Ini adalah ucapan Nabi Musa AS yang dikabarkan oleh Al-Quran. Ini adalah bukti bahwasannya Nabi Musa AS pernah menceritakan tentang kaum Ad dan kaum Thamud. Kaum Ad adalah suatu kaum yang diutus kepada mereka Nabi Hud AS.

Dan dia bukan... bukan seorang Bani Israel. Adapun, kaum Thamud, diutus kepada mereka, Nabi Saleh AS. Lagi-lagi, Nabi Saleh AS, bukanlah seorang Nabi, dari kalangan Bani Israel.

Mungkin ini adalah alasan, kenapa, kisah tentang, Nabi Hud, dan kaum Ad, dan kisah tentang, Nabi Saleh AS, dan, kaum Thamud tidak ditemukan di dalam Taurat maupun Injil. Gara-gara keduanya bukanlah dari kalangan Bani Israel. Nah teman-teman, epic story kita kali ini akan bertutur tentang kisah Nabi S.A.W bersama kaumnya, kaum Thamud. Kaum Thamud tinggal di sebuah tempat yang dikenal dengan Diyar Thamud dan dikenal juga dengan julukan Madain Saleh. Saat ini, lokasi tersebut berada di kota Al-Ula, di sebelah utara kota Madinah berjarak sekitar 320 km dan dia berada di sebelah selatan kota Tabu berjarak kurang lebih 360 km disana kita akan menemukan sisa-sisa peninggalan sejarah kaum Thamud, disana kita akan melihat bukti apa yang Allah SWT sebutkan di dalam surat Al-Fajr ayat yang ke-9 وَثَمُودَ الَّذِينَ جَابُوا Dan kaum Thamud yang mereka memotong dan memahat batu-batu yang besar di lembah.

Sisa-sisa peninggalan mereka bisa kita lihat sampai dengan hari ini. Namun, kemana mereka saat ini kaum Thamud? Mereka telah punah dan mereka telah dimusnahkan oleh Allah SWT. Ada apa dengan mereka?

Di dalam ayat yang lain, Allah SWT menyebut kaum Thamud sebagai orang-orang yang menduduki kota Al-Hijr. وَلَقَدْ كَذَّبَ أَصْحَابُ الْحِجَرِ الْمُلْسَلِينَ Sungguh, orang-orang yang tinggal di kota Al-Hijr, mereka telah mendustakan para Rasul. Padahal yang mereka dustakan adalah seorang Rasul, yaitu Nabi Salih AS. Namun, mendustakan satu orang Rasul itu sama saja dengan mendustakan Rasul-Rasul yang lain, karena mereka diutus oleh Tuhan yang sama, yaitu Allah SWT. Para ahli sejarah menyebutkan bahwasannya kaum Thamud, mereka datang setelah kaum Ad.

Dan keduanya, baik kaum Ad maupun kaum Thamud, para ulama sepakat, keduanya adalah keturunan Iram. Dan Iram, Allah sebutkan juga di dalam Al-Quran, penduduk kota Iram yang mereka memiliki bangunan-bangunan yang tinggi. Inilah nenek moyang kaum Ad dan kaum... Thamud.

Nah teman-teman, kepada kaum Thamud ini, Allah SWT mengutus seorang Nabi yaitu Salih AS. Kenapa Allah SWT mengutus Nabi kepada mereka? Karena setelah Allah SWT menghukum kaum Ad karena dosa dan kekufuran mereka, Allah SWT menyelamatkan Nabi Hud AS dan para pengikutnya.

Nabi Hud AS dan para pengikutnya ini kemudian dari generasi ke generasi, turun temurun, melahirkan orang-orang yang beriman. Sampai pada generasi ke-6 atau generasi ke-7 setelahnya, muncullah kaum Thamud kembali disitu mereka melakukan kekufuran, kesyirikan mereka beribadah kepada selain Allah mereka melakukan kemaksiatan, kezaliman dan dosa-dosa besar, maka Allah SWT mengutus kepada mereka seorang Nabi dan Rasul Salih Ani Salam yang berdakwah kepada mereka, menasihati mereka agar mereka mau kembali lagi ke jalan Allah SWT agar mereka tidak ditimpa oleh adab yang dulu pernah menimpa nenek moyang mereka dan kepada kaum Thamud Allah SWT mengucapkan mengutus Nabi S.A.W Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam menyuruhkan kepada mereka, Wahai kaumku, beribadahlah kalian hanya kepada Allah semata. Tidak ada ilah yang berhak untuk dibadahi oleh kalian, kecuali hanya dia semata.

Mulailah Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam menasihati mereka, membujuk mereka untuk kembali hanya beribadah kepada Allah SWT. Meninggalkan kemaksiatan mereka, meninggalkan kekufuran dan kesyirikan mereka, meninggalkan semua kezaliman mereka. Dan ada banyak cara yang ditempuh oleh Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam.

agar mereka mau kembali. Nabi S.A.W. disebutkan mengingatkan kepada mereka tentang nikmat-nikmat Allah yang Allah telah berikan kepada mereka. Agar mereka mau berterima kasih, bersyukur dan kembali kepada Allah S.W.T. yang telah memberikan nikmat dan anugerah tersebut.

Nabi S.A.W. mengingatkan mengingatkan bahwasannya Allah SWT telah menjadikan mereka istimewa, menjadikan mereka pemakmur dunia ketika itu. Ini disebutkan dalam surat Hud ayat yang ke-61. Kemudian Nabi S.A.W. juga mengingatkan mereka bahwasannya Allah SWT telah memberikan nikmat mereka telah dijadikan orang-orang yang berkuasa di muka bumi setelah kaum ad. Kemudian Allah SWT telah memberikan mereka kemampuan untuk membuat istana yang megah di lembah-lembah dan kemampuan untuk memahat gunung sebagai tempat tinggal.

Ini semua adalah nikmat Allah SWT untuk mereka yang tidak Allah berikan kepada umat yang lain. Dalam tafsir Al-Qurtubi disebutkan bahwasanya Kaum Thamud diberikan keistimewaan oleh Allah SWT memiliki usia yang sangat panjang Saking panjangnya usia mereka Rumah-rumah mereka yang mereka buat di lembah-lembah Lebih dulu rusak dan lapuk Sementara mereka belum wafat Maka mereka memahat gunung Memahat bebatuan di gunung untuk mereka jadikan rumah Agar mereka bisa tinggal lama di sana Nah, nikmat yang besar ini seharusnya mereka syukuri Dengan beribadahnya kepada Allah semata Dan mengikuti seruan Nabi mereka, Nabi Salli alaihi salam Namun Namun masih saja mereka tidak mengindahkan peringatan Nabi mereka. Maka Salih AS memberikan peringatan, mengingatkan bahwasanya dosa dan kekufuran yang mereka lakukan jika mereka tidak segera bertobat, itu bisa mengundang azab Allah SWT dan kemurkaannya sebagaimana yang telah menimpa umat terdahulu. وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ Ini peringatan Nabi Salih kepada mereka, jangan kalian membuat kerusakan di muka bumi dengan berbuat kemaksiatan, kezaliman. Dan kemaksiatan yang terbesar, kezaliman yang terbesar adalah kesyirikan dan kekufuran kepada Allah SWT, mendoakannya dalam ibadah.

Ini Allah SWT sebutkan dalam surat Al-A'raf ayat yang ke-74. Di antara peringatan yang diberikan oleh Nabi SAW kepada mereka adalah Nabi SAW memperingatkan bahwasannya nimat Allah yang sedang mereka rasakan ini itu sewaktu-waktu bisa Allah cabut. Kapan Allah kehendaki?

Jika mereka tidak segera bertobat kepada Allah SWT. Ini disebutkan dalam surat Ash-Shuara ayat yang ke-141 sampai dengan 152. Namun bagaimana sikap kaum Thamud? Allah mengabarkan, كَذَّبَتْ ثَمُودُ بِالنُّذُرِ Sungguh, kaum Thamud mereka telah mendustakan peringatan. Hei bukannya insab dan bertobat kembali kepada Allah SWT dan menyambut ajakan Nabi mereka, justru mereka menuduh Nabi S.A.W. dengan tuduhan yang tidak-tidak. Mereka mengatakan Nabi S.A.W. terkena sihir.

Ini disebutkan dalam surat Ash-Shu'ara ayat yang ke-153. إِنَّمَا أَنْتَ مِنَ الْمُسَحَّرِينَ Mereka juga menuduh Nabi S.A.W. sebagai seorang pendusta. بَلْهُوَ كَذَّابٌ أَشْرٌ Sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Qamar ayat yang ke-26. Demikianlah Nabi S.A.W. tidak henti-hentinya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang menasehati mereka, mengajak mereka untuk kembali bertobat kepada Allah SWT.

Tidak pernah bosan siang dan malam. Justru mereka yang bosan mendengarkan nasihat dari Nabi mereka. Maka mereka meminta mu'jizat. Mereka menantang Nabi S.A.W. untuk mendatangkan sesuatu yang luar biasa, yang mustahil untuk didatangkan.

Tujuannya bukan untuk beriman. Tujuannya untuk menghentikan dakwah Nabi S.A.W. untuk membungkam Nabi mereka. Apa yang mereka minta? Yang mereka minta, seekor unta besar, berwarna putih, bahkan sudah hamil 10 bulan, tiba-tiba keluar dari batu.

Dan mereka berjanji, jika Nabi S.A.W. bisa mewujudkannya, mereka akan beriman. Jadi sekali lagi, permintaan mereka ini sebenarnya... Bukan dalam rangka ingin membenarkan atau beriman kepada Nabi SAW Semata-mata untuk membungkam dan menolak Nabi SAW Karena menurut mereka mustahil Nabi SAW bisa mewujudkan hal tersebut Namun tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT yang telah mengutus Nabi SAW alaih salam kepada mereka.

Dan ternyata Nabi S.A.W. dengan memohon pertolongan dari Allah SWT menyambut tantangan tersebut. Karena beliau yakin tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT. Namun sebelumnya Nabi S.A.W. mengambil janji dan sumpah mereka.

Kalian berjanji ya? Bersumpah. Seandainya Allah SWT mewujudkan apa yang kalian inginkan tersebut, kalian akan beriman. Ya, kami akan beriman. Kata kaum semua.

Maka Nabi S.A.W. berdoa kepada Allah SWT memohon pertolongannya. Dan Allah SWT mewujudkan apa apa yang menjadi permintaan mereka. Inilah mu'jizat yang Allah berikan kepada Nabi S.A.W. Benar-benar seekor unta betina yang sedang hamil 10 bulan, bertubuh besar, berwarna putih, tiba-tiba keluar dari sebongkah batu yang besar.

Dan itu semua disaksikan oleh kaum Samud dengan mata kepala mereka sendiri. Kebenaran yang dibawa oleh Nabi S.A.W. tidak terbentahkan lagi. Mereka tidak bisa berkata apa-apa. Dan mereka sesuai dengan janji dan sumpah mereka, mereka harus beriman dan membenarkan Nabi S.A.W. Namun, apakah mereka benar-benar beriman?

Ternyata tidak. Walaupun, iya, di dalam tafsir Ibn Kathir disebutkan, sebagian kecil di antara mereka ada yang beriman. Tentang unta yang ajaib ini, Allah SWT menyebutkannya di dalam Al-Quran. هذه نَاقَتُ اللَّهِ لَكُمْ آيَةٌ Ini adalah unta Allah SWT yang Allah munculkan sebagai mu'jizat.

sebagai bukti atas kalian akan kebenaran Nabi S.A.W. Perhatikan, Allah S.W.T. menyebut unta ini sebagai naqatullah, untanya Allah S.W.T. Ini membuktikan, maksudnya unta ini memiliki keistimewaan. Di antara keistimewaan unta ini yang disebutkan oleh para ulema, yang pertama, dia keluar dari batu. Dan batu adalah benda mati.

Berbeda misalkan jika unta ini keluar dari laut. Di dalam laut itu ada makhluk hidup. Mungkin kaum Thamud, semuanya tidak akan beriman jika unta ini keluar dari laut. Namun mereka meminta sesuatu yang benar-benar mustahil.

Sesuatu yang hidup keluar dari yang mati. Yang kedua, unta tersebut muncul tanpa induk. Dia keluar begitu saja dari batu dalam keadaan sudah dewasa. Dia tidak lahir dari induk jantan dan betina. Keistimewaan yang ketiga, unta tersebut keluar dalam keadaan sudah besar.

Tidak melalui proses pertumbuhan dan perkembangan. Dan keistimewaan yang keempat, unta tersebut keluar dalam keadaan sudah hamil besar. Sementara tidak ada unta jantan yang pernah mengawininya.

Dan yang kelima, unta ini menghasilkan air susu yang sangat banyak sekali. Bahkan bisa bisa mencukupi untuk dikonsumsi oleh semua penduduk Thamud. Namun Allah SWT menurunkan unta ini juga sebagai ujian kepada mereka. Nabi SAW mengingatkan mereka untuk memegang teguh tiga aturan terkait unta ini. Dan ketiga aturan ini Allah SWT ceritakan dalam surat Al-A'raf, ayat yang ke-73, dan juga dalam surat Ash-Shuara, ayat yang ke-155, dan surat Al-Qamar, ayat yang ke-28.

Aturan yang pertama adalah, kaum samud tidak boleh sama sekali mengganggu unta tersebut. Tidak boleh. Apalagi sampai memukulnya, menyakitinya, apalagi sampai membunuhnya.

Aturan yang kedua, unta ini boleh makan di mana saja, di lembah mana saja. Tidak boleh diganggu. Tidak boleh dihalang-halangi Tidak boleh diusir Untuk makan di suatu tempat Karena Bumi ini adalah milik Allah SWT Dan untai ini adalah Naqatullah Untainya Allah SWT Dia berhak untuk makan dimana saja Kemudian aturan yang ketiga adalah Kaum samud Wajib membiarkan Unti Unta ini untuk minum sepuasnya, bergiliran bersama mereka di sebuah sumur. Sebagai kompensasi, ketika unta ini minum di suatu hari di sumur tersebut, dan mereka tidak boleh mengambil air di sumur tersebut saat unta ini minum, maka mereka di sore hari boleh sepuasnya memerah susu dari unta ini. Dan subhanallah, unta ini mengeluarkan air susu yang sangat melimpah, cukup untuk dikonsumsi oleh semua kaum samud.

Inilah tiga aturan yang menjadi ujian bagi mereka. Dan ternyata, banyak di antara mereka tidak lulus ujian ini. Lama kelamaan, mereka merasa bosan, mereka merasa geram dengan aturan ini.

Mereka mengatakan, kenapa kita harus mengalah kepada seekor unta? Air susunya, kita bosan. Kita lebih memilih air yang ada di sumur tersebut daripada susu unta tersebut.

Ini kata mereka. Benar-benar mereka tidak bersyukur kepada Allah SWT. Mereka yang meminta mujizat tersebut.

Setelah Allah SWT mendatangkan apa yang mereka minta, ternyata mereka juga yang merasa bosan dan ingin ingkar serta kufur kepada Allah SWT. Terima kasih. Jadi teman-teman, ada kejadian unik terkait unta ini, dan inilah yang menjadikan mereka geram. Padahal ini adalah ujian bagi mereka.

Jadi ketika musim panas, unta ini makan di bagian tengah lembah. Yang di situ tertumbuhan begitu banyak ya, sumber makanan begitu banyak. Karena unta ini besar... menjadikan hewan-hewan ternak mereka yang makan di tengah lembah juga ketakutan.

Akibatnya, hewan-hewan ternak mereka ini harus mencari tempat lain untuk mencari makan. Yang sumber makanan di situ tidak lebih banyak daripada sumber makanan di tengah lembah. Sebaliknya, ketika musim dingin, unta ini berpindah.

pindah ke pinggiran lembah. Karena di musim dingin, persediaan makanan, sumber-sumber makanan di pinggir lembah itu lebih banyak. Memaksa hewan-hewan ternak mereka untuk mencari makanan ke tengah lembah. Yang ketika musim dingin, sumber-sumber makanan di tengah lembah itu lebih sedikit.

Inilah yang menjadikan mereka marah dan geram kepada unta ini. Padahal sekali lagi itu adalah ujian dari Allah SWT kepada mereka. Pada akhirnya mereka ingin membunuh unta tersebut.

Padahal jangankan membunuh. Melukai unta tersebut saja nggak boleh. Menghalang-halanginya makan saja tidak boleh.

Dan mereka telah diwanti-wanti. Siap? Siapa yang mengganggu dan menyakiti unta ini, apalagi sampai membunuhnya, maka mereka akan ditimpa oleh azab yang sangat pedih. Mereka sudah tahu akan hal tersebut.

Namun dasar orang-orang yang tidak beriman, peringatan tersebut mereka lupakan. Mereka tidak indahkan. Al-Hafidh ibn Kathir rahimahullahu ta'ala menceritakan ada seorang wanita tua yang kafir.

Dia sangat benci sekali kepada Nabi S.A.W. Dan sangat benci kepada unta ini. Wanita tersebut bernama Unaizah bintu Ghanam bin Mijlas. Dia dikenal dengan Ummu Ghanam. Dialah yang memprovokasi agar unta ini dibunuh. Sebenarnya kaum Samud benar ingin membunuh unta tersebut, namun mereka tidak.

dan berani. Karena mereka tahu konsekuensinya Mereka akan mendapatkan adab yang pedih Akhirnya Umm Mughanam ini meminta seorang laki-laki Dia meminta seorang laki-laki yang bernama Qidar bin Salif bin Junda Agar dia mau membunuh unta tersebut Disebutkan bahwasannya Qidar bin Salif ini adalah Anak hasil zina Dia seorang laki-laki yang berwatak valim dan fasik Dia menyambut penawaran Umm Mughanam Karena dia benar-benar tertarik dengan Salah seorang putri dari Umm Mughanam Umm Mughanam ini sampai-sampai berkata kepada Qidar bin Salif Aku akan berikan putriku Bagaimana saja yang engkau sukai dari putri-putriku? Asalkan engkau benar-benar mau membunuh unta tersebut.

Bahkan untuk memotivasi Kidar, Ummu Ganam tidak sungkan-sungkan menyuruh putrinya yang paling cantik untuk menyingkap wajahnya, memperlihatkan wajahnya kepada Kidar. Dan itulah yang semakin menjadikan Kidar bersemangat. Dan benar-benar dia bangkit membunuh unta tersebut.

Inilah yang Allah sebutkan dalam ayat yang mulia, ayat yang ke-12 dalam surat Ash-Shams. Ketika salah seorang yang paling celaka di antara mereka bangkit. Bangkit untuk membunuh.

Unta Allah SWT. Allah SWT berfirman, Lantas mereka mendustakan Nabi Salih AS. Mereka membunuh unta tersebut. Perhatikan di ayat yang mulia ini, Allah SWT menyebutkan bahwasannya yang membunuh unta tersebut adalah mereka, kaum Thamud.

Padahal, para ulama menyebutkan yang bangkit membunuh adalah satu orang, yaitu Kidar bin Salif. Kenapa demikian? Karena sebenarnya kaum Thamud menyetujui pembunuhan tersebut. Bahkan mereka menyokong, mendukung pembunuhan tersebut. Sekalipun tidak semua mereka yang melakukan aksi pembunuhan.

Lantas teman-teman, apa yang terjadi setelah untan tersebut terbunuh? Disebutkan bahwasannya, mereka menyesal. Kaum Thamud menyesal. Mereka menyembelinya, lantas mereka menyesal. Kenapa mereka menyesal?

Karena mereka tahu, mereka telah melakukan... Kesalahan yang sangat fatal sekali. Mereka meyakini bahwasannya benar-benar adab Allah SWT akan turun. Karena sebelumnya mereka telah melihat mu'jizat. Apa yang menjadi permintaan mereka benar-benar bisa diwujudkan oleh Allah SWT sebagai mu'jizat bagi Nabi S.A.W. Dan mereka telah mengetahui konsekuensi jika mengganggu untat tersebut.

Apalagi sampai membunuhnya. Adab Allah SWT akan menimpa mereka. Itulah yang membuat mereka menyesal. Namun ternyata penyesalan mereka ini tidak berujung kepada taubat mereka.

Di dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman kepada mereka. Silahkan kalian bersenang-senang di tempat tinggal kalian 3 hari. Itu adalah janji yang tidak didustakan.

Bahwasannya adab pasti akan menimpa kalian setelah 3 hari. Selama 3 hari ini, sebenarnya masih ada kesempatan buat mereka untuk bertobat minta ampun kepada Allah SWT. Namun, itu tidak mereka lakukan. Kenapa? Karena mereka sudah putus asa dari rahmat Allah SWT.

Mereka merasa sudah kepalang tanggung. Mereka merasa sudah teranjur basah Ya sudah, daripada hanya kita yang akan diadap oleh Allah sekalian saja Kata mereka, kita bunuh Saleh Disebutkan dalam surat An-Naml ayat yang ke-48 sampai dengan ayat yang ke-49 Ada sembilan orang laki-laki yang fasik, yang zalim, yang banyak melakukan kerusakan di muka bumi Mereka bersumpah, berjanji setia untuk membunuh Nabi Saleh AS berserta keluarganya La ilaha illallah Allah SWT berfirman Womakarumakran, womakarnamakran, wahumlayashurun Dan mereka merencanakan makar. Kami pun akan membalas makar mereka.

Sementara mereka tidak menyadari. Sebelum mereka merealisasikan rencana mereka untuk membunuh Nabi S.A.W. Allah S.W.T. lebih dulu membunuh sembilan orang ini. Antas bagaimana dengan kaum Thamud yang lain? Selama tiga hari tersebut, Al-Hafidh Ibn Kathir R.A.

menyebutkan di hari yang pertama, wajah mereka tiba-tiba menguning. Mereka ketakutan. Mereka yakin bahwasannya dua hari lagi, adab Allah S.W.T. akan mendatangi mereka. Di hari yang kedua, wajah mereka putih-pucat. Dan di hari yang ketiga, mereka bertanya satu sama lain, adab apa yang Allah SWT akan turunkan kepada mereka.

Dan ternyata tidak tanggung-tanggung. Allah SWT menimpakan tiga adab sekaligus kepada mereka. Yang pertama, Allah timpakan kepada mereka gempa yang sangat dahsyat sekali. Mereka, Mereka ditimpa oleh gempa yang sangat dahsyat sekali yang menjadikan mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka masing-masing. Kemudian adab yang kedua, Allah mengirimkan petir yang menyambar mereka.

Allah SWT berfirman, فَأَخَذَتْهُمُ الصَّائِقَةُ وَهُمْ يَنظُرُونَ Maka mereka semua disambar petir Dan mereka melihat petir tersebut Kemudian hadap yang ketiga Mereka dibinasakan oleh Allah SWT Dengan suara guntur yang sangat dahsyat dan mengerikan Allah SWT berfirman Kemudian suara yang mengguntur dahsyat Menimpa orang-orang yang zalim tersebut Sehingga mereka menjadi mayat-mayat yang bergelimpangan di rumah-rumah mereka Teman-teman, kita tidak bisa membayangkan suara guntur yang begitu dahsyat menimpa kaum Samud. Yang dengan suara itu saja, mereka binasa. Bayangkan kita mendengar suara petir yang begitu dekat sekali jaraknya. Kita sudah terkejut luar biasa. Jantung serasa akan copot.

Tidak bisa kita bayangkan bagaimana suara guntur yang membinasakan manusia begitu banyaknya seketika. Belum lagi petirnya, belum lagi gempanya. Lengkap sudah. Azab Allah SWT yang begitu dahsyat dan mengerikan menimpa kaum samud. Azab dari bawah berupa gempa.

yang menenggelamkan mereka dan adab dari atas berupa petir dan suara guntur yang membinasakan mereka seketika namun ajaibnya orang-orang yang beriman yang disebutkan jumlah mereka kurang lebih 2800 orang justru mereka diselamatkan oleh Allah SWT padahal mereka berada di lokasi dan tempat yang sama dengan kaum Thamud yang diadab oleh Allah SWT Nabi Salih AS berucap setelah kaumnya diadab. Melihat kaumnya berkelimpangan diadab, Nabi Salih AS berkata, Wahai kaumku, sungguh aku telah menyampaikan amanat dari Rabku. Dan aku telah memberikan nasihat kepada kalian. Hanya saja kalian tidak menyukai orang-orang yang memberikan nasihat. Teman-teman, demikianlah sekelumit kisah tentang Nabi S.A.W. dan kaumnya, kaum Thamud.

Ada banyak sekali pelajaran yang berharga dari kisah ini. Di antaranya, yang pertama adalah, hidayah berupa ilmu dan keterangan, sebenarnya kaum Thamud sudah mendapatkannya. Hanya saja mereka lebih mencintai ketersesatan daripada mengikuti petunjuk ilmu tersebut. Allah SWT berfirman tentang mereka. Adapun kaum Thamud, sebenarnya, kata Allah SWT, kami telah berikan mereka hidayah berupa petunjuk ilmu dan keterangan yang nyata.

Namun, mereka lebih mencintai ketersesatan daripada petunjuk tersebut. Akibatnya, Allah SWT tidak memberikan hidayah taufik kepada mereka. Sehingga mereka tidak mau beriman, padahal mereka sudah melihat bukti mu'jizat yang nyata. Maka, mereka disambar putir sebagai adab yang menghinakan akibat dosa-dosa mereka. Pelajaran yang kedua yang bisa kita petik, bahwasannya fitnah wanita sangatlah berbahaya.

Hidhar bin Salik, laki-laki yang terlaka yang disebutkan dalam ayat Ash-Shams, ayat yang ke-12, dia berani melakukan kejahatan yang sangat besar, membunuh. Naqatullah untanya Allah SWT, gara-gara fitnah. wanita. Dia memperturutkan hawa nafsunya terkait seorang wanita. Dan bermula dari fitnah wanita tersebut, dia melakukan dosa besar yang berdampak kepada turunnya azab yang membinasakan suatu kaum.

Pelajaran yang ketiga, awas hati-hati jangan sampai kita menyetujui suatu kemaksiatan. apalagi mendukungnya, sekalipun bukan kita yang berbuat. Karena kita akan terhitung terlibat melakukan kemaksiatan tersebut.

Dan inilah yang terjadi pada kaum Thamud. Sehingga Allah SWT menyebutkan bahwasannya mereka ikut terlibat dalam dosa pembunuhan unta tersebut. Sekalipun yang melakukan pembunuhan hanya satu orang. Allah SWT berfirman, فَأَقَرُوا نَاقَتَ وَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ Mereka menyembelih unta tersebut dan mereka bersikap angkuh terhadap perintah harap mereka.

Allah SWT menyebutkan, Yang melakukan dosa penyembelihan tersebut adalah mereka, kaum Thamud. Padahal yang melakukan aksi pembunuhan, Bunuhan adalah satu orang, Kidar bin Salib. Pelajaran yang keempat, hati-hati dari perbuatan dosa, sekecil apapun itu.

Karena perbuatan dosa akan mengundang dosa yang lain. Inilah yang terjadi pada kaum Thamud. Awalnya mereka membenci unta tersebut. Kebencian ini berlanjut kepada dosa berikutnya. Mereka ingin membunuh unta tersebut.

Keinginan ini melahirkan dosa berikutnya. Benar-benar mereka membunuh unta tersebut. Dosa ini menarik dosa yang lebih besar lagi.

Mereka berencana untuk membunuh Nabi S.A.W. Jangan remehkan sekecil apapun dosa, karena dia bisa melahirkan dosa yang lain. Pelajaran yang kelima, adab yang Allah SWT timpakan kepada orang-orang yang berdosa sebanding dengan besar dosa tersebut. Semakin besar suatu dosa, maka semakin dahsyat dan besar pula adab yang menimpa.

Begitu besar dosa yang dilakukan oleh kaum Thamud. Mereka mendustakan Nabi Saleh. Mereka melanggar perjanjian dengan Nabi Saleh AS.

Mereka bahkan berencana untuk membunuh Nabi Saleh AS setelah mereka membunuh Unta Allah SWT. Maka adab yang menimpa mereka juga adalah adab yang berlipat ganda. Kempa, tersambar petir, dan binasa oleh suara gulat. Kemudian pelajaran yang keenam, selalu lakukan. berada di gerbong orang-orang yang beriman.

Karena Allah SWT pasti akan menyelamatkan orang-orang yang beriman. Perhatikan, ketika Allah SWT mengadab kaum Samud dengan gempa, dengan petir, dan suara guntur, ternyata Allah SWT menyelamatkan orang-orang yang beriman, yang mengikuti Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam, padahal mereka berada di lokasi yang sama. Pelajaran yang ketujuh, Allah SWT memusnahkan kaum Samud sehingga tidak ada yang tersisa kecuali hanya tempat-tempat tinggal mereka. Yang itu sekarang jadi peninggalan sejarah.

Hanya tinggal sejarah. Pertanyaannya, apa hukum kita berpikir? berkunjung ke tempat seperti itu.

Rasulullah s.a.w. mengajarkan para sahabat dalam hadith yang diluatkan oleh Ibn Umar dalam sahih Al-Bukhari dan sahih Muslim la tadkhulu ala ha'ulail mu'adzabin illa an takunu bakin janganlah kalian memasuki negeri orang-orang yang diadab tersebut, kecuali jika kalian memasukinya dalam keadaan menangis fa'illam takunu bakin, fa'la tadkhulu alaihim jika kalian tidak bisa menangis maka jangan kalian memasuki bekas-bekas tempat mereka diadab la yusibukum ma'asabahum jangan sampai Adab yang telah menimpa mereka menimpa kalian Kemudian teman-teman pelajaran yang terakhir yang ke delapan Berusahalah untuk mencintai Orang-orang yang menasihati kita Yang menjelaskan kepada kita kebenaran Yang menuntun kita untuk kembali kepada Allah SWT Jangan sekali-kali membenci mereka Karena dikhawatirkan jika kita membenci Orang-orang yang tulus memberikan nasihat Kita akan ditimpa oleh apa yang menimpa Kaum samud Namun kalian wahai kaum samud Tidak mencintai atau tidak menyukai Orang-orang yang memberikan nasihat Teman-teman demikianlah epic story Kita tentang Nabi Saleh dan kaum Thamud Penuh dengan pelajaran yang berharga, semoga Allah SWT Memberikan kita taufik untuk Meresapi pelajaran-pelajaran tersebut Untuk kita wujudkan dalam kehidupan kita sehari-hari Dan semoga kita dilindungi dari Apa-apa yang menimpa umat-umat terdahulu Akibat dosa dan kemaksiatan mereka Kepada Allah SWT Sampai jumpa di epic story berikutnya Dan jangan lupa silahkan ditulis Teman-teman di kolom komentar Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh