Transcript for:
Cerita dan Dialog Warga Bagur

Saudara-saudara penonton sekalian yang berbahagia Acara demi acara Pada suri hari ini telah anda saksikan bersama Harapan kami semoga anda puas dan terhibur Untuk memenuhi permintaan, Bapak serta Ibu yang punya hajat, warga besar Bagur Mustajab Lodruk Armada, pada saat ini sengaja mempersembahkan cerita yang tersinggul di bawah kalimat besarnya. Sarep tambah oso Jangan kerik Pendak pendak sarip liwat Cang kemi kelangongan Cang kemi bengak bengok Sarip maling maling maling Apa rumahnya kamu sarip nyolong tembok Demi mu sing mu jorok alor Apa ya apa Kamu kok sarip, gak tau ngelakon ini, ngono-ngono itu. Bahkan main di pinggir rempong.

Bahkan kata yo opo, sarip yo gak tau waru-waru. Kok kebangetan lah, mau geding karo sarip. Kata saya kekerungu, lezat miko yang melok-melok gue leisarip.

Hmm. Ojo mek pistol musing kayak gono. Ojo ngomong mek beloneng musing kayak gono.

Legani hati. Tumplek lewong tambak oso. Lihat panjang keringan air batin di Rosarip, ayo maju.

Tidak bisa, di sini gelati waduknya jadi di Rosarip. Bukti Rosarip Melayu itu. Bukti Rosarip Melayu.

Tidak ada yang lebih baik dari Jatmiko. Lihat ini. Ayo, lihat nama-nama. Wong kampung kandano no, kokon nyekil gilo, sarip tambah seli Ter Ngen gena wakmu, mukamu kok wekideng paranonono, le swaya emule, heyo mule tole, koci esena wakmu yuki, lo Masih buru-buru waras, dok.

Bisa balik, ya? Sehat, ya? Alhamdulillah, satu dengan seluruh. Kalau sehat, sehat. Kalau ke sini, kalau ke sana, itu tidak terlalu.

Ya, namun ini... Kalau suhu tidak terlalu, kalau suhu lebih, itu tidak terlalu. Seperti ini, kan?

Hai Ini ngaliki lah, dan sepuh pulangnya pun Hahaha Ya, coba, coba, coba Kami mutakan barang sing rian Ya barang sing bien bien Tuek lah wongi Terus? Tandaan ni rubung etan Ah, terus, kus Sing penting lah tandaan ni ya Ah, hahaha Keng kri omah Yo, teko omah Bisa-bisa repot-repot Bisa-bisa gak ada beda Ini mah, mari mampir warung Saya setuang Wih, pokoknya yang penting Aku isi kepeduan, bawa aku maram Bawa aku maram, buatan kritikus Bawa sakit nanti Bawa aku nampak Usah mbak Desarif, yang penting awak musehat. Ini, ini ngejok ya.

Aku merenimang sepisahnya, yaudah lo segera keluar asal. Peng pindone, aku ini oleh tugas. Pembencian ini masih tua-tua, masih nyambut kawinan besok, lalu kemudian ini memang kok, ya orang ini, kalau tidak, tidak akan ditugaskan, kalau tidak, anak-anak tidak tahu bagaimana.

Jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan l Aku tidak tegas, tidak sampai, aku sudah di petinggi sampai itu. Lalu, aku sudah diperangkat ke sini. Aku, aku, aku. Kau ini, kau ini. Kau ini, kau ini.

Kau ini, kau ini. Kau ini, kau ini. Loh, ada orang, lho. Loh, jangan bersis bel kita. Loh, jangan bersis bel kita.

Anjay, ini, kau ini, wuh. Kau ini, kau ini. Diperdakan dari mantri polisi, pelapur, kongko. Wanglor, warung marak, omong-omongan, anjir lekon, bentuk, otaknya, jokor, jokor Kasar-kasar, kawan. Lasa ini aku ini kan bertamu.

Bukannya saya lebih ke tuan rumah. Orang-orang ini kabewe yang memiliki orang lurus, ini kata omong-omong, kawan, apa? Ayah, kawan, itu tetap tinggi, kak.

Tegas. Janganlah aku merata-rata. Aduh, tegas apa, wak. Mau bengkok mu ya, serah. Enggak harap, kawan.

Ayah, kawan, itu... Ayo! Mengeri yang mengeri, unat asyik mengeri.

Jangan tunggu, tidak mau lagi. Jadi orang tua, orang jokade, mencela-mencela, kalau jangan tutup-tutupi anak, jangan es, tuluh, kesulitan. Nanti anakmu sarip!

Nanti anakmu sarip! Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kep Hai Pesta 0 tahun, aku gak jadi petinggi, gak jadi nura, yose ini aku jadi nura Kau ingin mencoba? Kau ingin mencoba?

Kau ingin mencoba? Kau ingin mencoba? Ya, Oke, teman-teman. Ini orang kedangan. Apa yang perlu diberikan?

Telepon, kalau kamu mau. Oh, telepon. Telepon apa, kakak?

Bisa, Sare. Bagaimana kalau Sare? Oh, ini banyak, Sare.

Oh, ini banyak, Sare. Terus, telefon ketemu Sare, bagaimana kalau Sare? Hai buatan bayar pajak pun pinten tahun dikongerti nopo sebabnya mbok niki moton bayar pajak lawan ngembok aliku lo dipangan iki mawon lo bingung ngerasa akala jengit dan bayar Pajak, terus di sini lura ngedangan, ngeriki ini wilayah pundi.

Wilayah osok. Lagi wilayah jenengan gak kos lura? Iya, iya.

Terus jenengan gak ngerti, di sini ngerti ngeriki ini wilayah lura tambah osok. Lalu kenapa di sini keludusan ngeriki ini? Lura. Loh, lalu.

Lura. Kelurahan gedangan, kelunak-kelunuk seperti ini tapi awet. Tidak ada yang dipeleh warga. Dan di lurah ini tidak ada yang bergidakan seperti ini.

Tidak ada yang bergidakan. Warga ini gila. Tidak, tidak, apa?

Maksudnya, dikau nage pajak kawal lo, undik ngeri kini kaya tenlurai. Lek umpomo, mbok-mbok mwaten sagit bayar pajak. Lo, tak seret koyo belara, tak kowona mondran karoak. Termasuk, tambak sing bukunya bapak neku dibesla. Iya.

Nah, neku tanah isi, enten. Ya tanah yang bambu, gak kuat bayar pajak Langge, tanah yang bambu, tambah yang bambu Bapak dibayar pajak, kenapa bapak larang tanah ini? termasuk ngakoni lektanani kita naik londo.

Lek tanah ini ku tanah londo, tambak ini ku tanah londo, taksi kapan londo, moyong-moyong golemah tentang tanah Jawa. Ini bengong aku gini-gini, londo yang moyong, langkano gak yang moyong toko londo. Yang ini, terus nopo londong riki mbeto lemah.

Iya lemah. Mbeto lemah tuh gini goro londong riko. Wajahnya kau ini kakek nomong, kau gak terima no, pekoro wong tua muta.

Jangan lupa untuk berjaga-jaga. Jika orang-orang di sini berbicara dengan senang hati, jika mereka mengatakan apa-apa, saya akan menghormati mereka. Saya akan menghargai mereka.

Jangan lupa untuk berbicara dengan baik. Jangan lupa. Keluarga saya yang berbicara dengan baik, jangan lupa untuk berbicara dengan baik. Jangan lupa.

Kalau kamu peduli, kamu malang berbicara, Ndiko. Kalau salah, kamu perlu menutupi orang lain, Ndiko. Loh, kamu nantang, aku. Kamu cacat, Ndiko.

Hah, kamu sudah sampai sore. Jamu kamu, jamu apa? Jamu kamu ini namanya jamu benar. Kalau Ndiko, jamu badokan. Jadi, kamu tidak badok-badok, kamu tidak ngantik.

Jangan, ya. Nih, ngomong muka nyangkela kona, ojo dikira aku are cili, aku esembane menun soto, le ngomong ojo soko jepla hawaikona. Lek Sarepes ngomong ini, wadisah sebarang ini. Loh, ganti kita ngomong.

Sakar pun. Terima kasih. Ayo, tanggung jawab, kalau kamu ingin saya mati, pindah.

Kalau tidak, saya akan berjalan ke geraci. Mereka tidak berdiri, tidak berdiri. Loh, orang-orang yang kemelelet, mati di rumah, di rumah, di rumah, jamu-jamu, kaku, gitu.

Tidak ada apa-apa, di kota Lesniu. Ngeten, dikom buatan usa wadi, dikom buatan usa kuatir, le enten sing tang le cin ten sing mateni lu orang gedangan, buatan usa dikom aling-alingi, dikom ngomong nek klosing mateni. Aku pika melok-melok lu yuk. Neng di Sobong lah ngono, mati oh jikang Ini lo terusnya apa dikawal nanti Tak angkat ijan yang gak kuat toko gak ono Aduh wes, seret es Terima kasih telah menonton Di pasar, udah jam 6, jam 10, pasarnya ngele, tak boleh balik-balik, kalau ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, ngele, nge Ya Allah, ini aku suka-suka blon, cek dulu ya opo Lunggo disini, lunggo, ngomong-ngomong lunggo-lunggo sengenak no Wih, mau hidup orang dekawin, kok wih, bengok-bengok, kok jobo Aduh kak, ngaku gini, sapa yang pengen ande oma, hei kak Ya lunggo, lunggo, tak runggo, no Orang runggo popo kak, sampe ande oma Orang runggo, runggo apa? Aku, orang...

Janganlah saya menyerahkan kamu, saya sudah dimulai, izin saya. Izin, anakmu. Janganlah saya takut.

Saya tidak ingin menyerahkan kamu. Tidak, saya tidak ingin. Saya takut.

Saya tidak ingin. Tapi, sebenarnya, saya tidak ingin. Saya tidak ingin. Saya lagi naik ke pasar, di rumah, di kamar, karena aku.

Kan? Terus ya apa kan, lo kaya menunggu kejadiannya kan? Jangan ngerti, aku ngomong mba. Maksud aku ngerti, ngerti aja tak seneng nih.

Apa sama gak kepengen nyambangin mba dulu? Ya, nyambangin syarif lah apa. Kapan-kapan aja nyambangin mba.

Lolo lolo lolo lolo Lolo lolo lolo lolo G Lulayu gimana sih apa kan? Gak ngerti Gede Bapak ini kenapa? Tidak ada orang yang tahu dia ini Bapak ini yang menggoda Bapak ini yang menggoda Bisa menjaga Bapak ini yang menggoda, Apa-apa, dikepuin, dikepuin orang kejangan. Rep, oh iya, oh, rep, rep, gak cocok barek sumber. Sarep pinter tanpa sekolah, seti tanpa guru, bukti nih, orang tua wadon, taib baratnya pembudani.

dikepui orang, Wess bu, mata ini. Astaghfirullahaladzim. Dosa, Dosa. Ya Allah. Ya Allah.

Dosa. Berarti kamu benar, kamu benar. Kamu benar, kamu. Ya Allah. Sekarang kamu makan.

Ya, ya. Ya Allah. Tidak ada orang yang bisa menjaga suci apa.

Lho, kamu tidak tahu, menurut saya, apa yang saya lakukan. Saya tidak tahu, tapi saya tahu. Lihatlah, saya seperti anak perempuan.

Namanya memang penggambar pancet. Apa-apa penggambar saya. Jangan berbicara, jadi orang-orang jahat, ya Allah.

Bagaimana kamu Bini tak patah ini lah, saya dengar aku Wess ngomong, lek mari tak patah ini kok Dosa, re Eh, ngene loh, re Ya dihitung saya ngapik, ya dong Aduh, patahin pindah ten Dosa kan, weh, re Sembarang dosa Oh, tidak haram. Loh, apa yang kamu katakan? Oh, kamu mengatakan apa? Oh, ini saya menjelaskan.

Mertoba, adik. Mertoba, kakak. Belajar sembahyang, kakak. Belajar sembahyang.

Oh, kamu menggulung, gulung, gulung. Ya, saya sembahyang. Ya, saya sembahyang. Ya, saya sembahyang. 5 waktu saja.

Oh, Rabot! Insya Allah, kamu mau ke Sepura. Kamu mau ke Sepura, besok insya Allah, kamu mau ke Munggas Wargo. Ayo, datang ke sini.

Waduh, ngomong mucak. Ya, udah ngomong. Di kandang ini siapa yang bilang ritual itu Munggas Wargo?

Siapa sih ngomong? Ya, orang-orang di sana. Kamu bisa maling di neroka.

Ya, apa enak di neroka? Kayak kanjani. Ya Allah. Tutur, ya tutur, tutur.

Loh, lihat itu kan dari rakennya, nih. Reb, saya reb, saya nggak diperintah, saya nggak diperintah dengan caca, nih. So, gitu kan tadi.

Aku masih berdiri, saya Riko Mondo, berapa tahun? 15 tahun 15 tahun, aku tidak tahu apa itu orang Sabang ini melakukan apa, orang Islam itu, yang di ucapkan apa? Bismillahirrahmanirrahim apa artinya Bismillah?

Allah Allah apa kau tahu semua itu, aku sudah mengerti masalah itu ayo jelas dong Allah Allah orang Islam, Bismillah, Insya Allah besok bisa mengucapkan sepatu waduh Oh, sudah, waduh. Ya, apa rasanya rokok di Sampson? Ya, ya.

Apa enak, Rep. Wira, Rep. Regananya gak tahu tukar, Rep. Caca gak tahu tukar. Kalau macam ini, Riko, jok mananya dia tukar rokok. Wang belanja nih, ya, Riko, ngirit. Ya, sepuran ini, saya gak tahu.

Apa enak. Wira, Regananya, Rep. Kapan-kapan, tak cuma tak tahu tukar, Rep. Saiki, ya, gak podo. Nggak sih, orang puluh ewa, nggak sih, yang selekorewa. Nggak, orang puluh ewa, selekorewa. Ini mah nama Tuku kan, Dib?

Eh, nama Tuku kan, Dib? Orang Tuku! Nama Tuku kan, Dib?

Nolong! Astagfirullahaladzim! Dib!

Dib! Wah! Hai, ini gampang.

Caranya dosa lah. Oh, iya iya. Seperan-seperan.

Wih, enak aja. Kalau lo kurang, tep. Tep.

Barang-barang di situ, patah ini dosa. Tapi lo kena uang, jadi lat manek. Oh, ini gulau.

Ngomong itu, Jokso ngomong, Doso, Cak. Doso, benek, abewong, lakoni, dewe-dewe. Riko, santrio, santrio, dewe.

Orang usah ngilokno, wong. Jengkang, jengking, lepenggawani, ngerasani, wong. Percuma.

Leng, ini lor, rep. Apa sebabnya aku kondong? Aku rakan denger, wong. Kondong, barek, dulurku, dewe. Lah, dulur.

Dewe, kaya aku, aku melok seneng, lor, rep. Aku rakan seneng, ipo, kondong. Segera aku turun melakukan sembahyang Jadi itu oleh orang sembahyang? Apa?

Itu untuk apa jenisnya oleh orang mondok? Yang orang tua gak ngerti. Apa kiai Riko muru ingono?

Hayo, kiai Riko musim muru ingono, dudingin sendiri, tak parah nane. Lah orang yang ngomah kono, siapa yang berikir itu tak open. Mondok bilang-bilang tau, yang orang tua nyambangi, nyambangi orang.

Riko itu jahat rono yuk. Duh itu masa aja nih, katanya tak jahat rono. Bismillahirrahmanirrahim.

Diwuru anuaya apa caca ini sing di pikir mek dunyong, percuma, ngadep wangulon, sembahyangi mek roboh gedang. Eh, kon, kok iso ngomong-ngomong itu, eh, aku ngomong-ngomong itu bener-bener temen. Kok diomong caca kok iso manit. Wok sembahyang, kanjane dingkluk-dingkluk, kanjane jengking-jengking. Tapi pikirnya orang, mikirnya jalan sepuluh karusin kuasa, mikirnya dunia pun diomai kitaro.

Bila omongmu. Tak setruk itu untung, diwo. Weh, saya kini nih. Kang, ini loh Kang. Singapura kurung-kurung di pasar mangkok, coba cak kono-kono sih Kang, kok bener opo.

Yo, jirijomo apa kamu dikonong moe, nyopet bareng. Jatah ke? Nyopet lah kepepe.

Bagaimana, seperti barang aram itu? Aram itu seperti bergawatan Astagfirullahaladzim Bagaimana, Hai kiri cek cek ini rib opo awakmu adekku aku ngomong sakit tapong ngomong telur kecap wes saiki ngalir baju beliau semangat ini ya opo ya ngalir opo-opo bener Hai kenakan bener ayo diri orangnya paten itu tapi sama dengan Dewa orang nggak masalah aku jembe yuti ya Hai kau sekalipun adik-adik bahwa anda nilai tua yuk jadinya ngomong-ngomong ngerti-ngerti Hai semua Terima kasih telah menonton Jangan lupa like, share dan subscribe channel ini untuk dapat info terbaru. Hai teman-teman Hai teman-teman Hai nembal ngomongin buat itu Hai kekerasan nih orangnya Hai selamat malam Pondi Simi Ya biasa bang, orang jenis ini orang weta penggakannya ini paham bang lah ya kalau sih penjengangan kita pemenang yang kemarah ngerti kok paham marah ini kalau yang kemarah bang di sawang moreng-moreng di sawang pengarap, pake buri ngurang mikir apa, yang ngerti parah Lalu aku berang-berang di sini, tak takutnya orang-orang kelihatan.

Karpi aku itu apa? Apa yang aku lakukan itu? Jangan-jangan orang-orang ngerti.

Orang-orang ngerti, orang-orang ngerti. Lalu karpi aku apa? Aku ngomong, orang-orang jahat. kalau kamu mau berbicara, kamu harus berbicara dengan baik kalau kamu mau berbicara dengan baik, kamu harus Bapak, ibu, lalu kembali ke sana.

Ya, saya tidak bisa, saya berada di sana. Lalu kembali ke sana. Ya, pilih pilih. Ini, ibu. Ya, saya di sini, di sini, di sini.

Ya, memang dewa, saya di sini. Ya, saya tahu, ini belum menengah. Ini belum menghadap orang tua.

Tidak, ibu. Ini, ibu, ini di sini, di sini. Tidak, ibu.

Pegang, ibu. Tidak, ibu. Ini orang dewa, ibu.

Yo ho, yo ho Ini pa Lalu di sini, di sini kan, di karet mu yang apa sih pak? Karet mu apa? Matura, matura diri. Sama-sama, hahaha ya nanti besok di besok kan ya besok orang lagi menutup nah ya ngomongin jalan di hutang lepangan renang di sahur mas masan tinggal kalung sisi gitu aku betul betul apa lagi isi toh bu ini loh pak, kocak duit ga usah isi langnya ini tak dolar, tapi makanya aku jokok duit nangpeng kaya bunga, ya barang ini aku tak dolar disini, tak gaya widoku nenek Kami sudah berusaha untuk memperbaiki kursi ini.

Hai ngerti ngerti Oh Mereka selang dimakan, ya itu apa yang cukup duit, kono-kono. Mereka tidak mengerti, mereka tidak tahu apa yang ada di sana. Kami itu di tako ini mencap-mencap, di encap kejaran lah.

Tapi di kati sawo, suara tidak seperti itu. Itu dorong panen. Kanan Oh, lepati dengan ngeri, no. Oh, oh, no, no, no, no, no.

Oh, oh, oh, oh, oh, oh, oh, oh. Oh, no, no, no, no, no, no, no. Aduh, aduh.

ya Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Al Masya Allah, tidak ada yang tahu ketemu ini apa. Serius? Wih, selalu lihat-lihat.

Tuh, aman. Bukan cuma repot, mau nanya-ngerikan, bukan itu yang sempat ya Pak? Kalau orang menurutnya repot, makanya orang yang seorang itu yang sempat repot. Loh. Saat itu dia tinggal, dia bilang, Bapakmu, kakakku, apa yang kamu lakukan?

Kamu tidak sambang, kamu nambang. Eh, Pak Man itu, apa? Kamu sudah lama tidak melakukannya.

Bagaimana kalau ada yang merepotkan di tempat ini? Tapi, apa yang kamu lakukan? Kalau tinggal, suai-suai, tidak bisa berjalan.

Ya, kalau tidak, saya tidur-tidur hari ini. Kalau tidak, saya akan berjalan. Wah, kenapa? Ya, itu tidak baik. Kalo kamu bebek, kalau kamu ngeri, kamu bisa pindah.

Kalau kamu ingin, kamu bisa seger. Alhamdulillah. Kalau kamu berkali, kamu bisa.

Kamu bisa sambat. Kalau kamu berkali, Kepala di Pampung mau, enggak? Enggak bisa naik? Tambah, ini kalau tidak dibayar pajak, ini semua petang tahun. Oh, tapi kalau tidak apa-apa, Pak, ini apa?

Pajaknya gila. Bagaimana kalau kamu menjaga keamanan di sana? Menjaga keamanan di paman? Ya, ya, ya. Bagaimana, Pak?

Bagaimana, Pak? Saya sudah berbicara, saya sudah berbicara. Saya sudah berbicara, saya sudah berbicara. Ya, ya, ya, terus, terus. Ya, ya, ya, terus, terus.

Ya, ya, ya, terus, terus. Ya, ya, ya, terus, terus. Ya, ya, ya, terus, terus. Ya, ya, ya, terus, terus.

Ya, ya, ya, terus, terus. Ya, ya, ya, terus, terus. Ya, ya, ya, terus, terus. Ya, ya, ya, terus, terus.

Ya, ya, ya, terus, terus. Ya, ya, ya, terus, terus. Kalau kamu tidak berhubung dengan kami, kami tidak akan membayar pajak. Ini adalah anak lelaki.

Anak lelaki ini tanggung jawab oleh keluarga. Kami tidak akan membayar pajak. Kalau tidak, kita akan kebacot. Jangan lupa. Jika kamu tidak membayar, kami tidak akan membayar.

Kalau kamu tambak, nanti nanti kamu ganti. Kalau kamu berhasil, nanti kamu ganti. Ngerti ya. Biar kamu tambak, saya mulai tambak. Kalau Bapakmu tidak garap, ya jadi saya jika harus tambak.

Bapakmu lho, biaya ini saya yang biaya. Orang yang tidak ngopo, rumah sakit, nanti aku dibalik. Lalu itu, kalau ada pinjangan yang jelas, duit itu dibalik dengan lo. Kalau tidak, balik dengan tambak.

Kalau kamu tidak mengerti tentang apa, kamu harus menyalahkan duit untuk mengaku. Oke, kamu harus mencoba untuk mencoba untuk mencoba untuk mencoba. Jika kamu tidak mencoba, kamu akan ditakdirkan. ini sudah ditambah, saya sudah simpan ya bapakmu kamu yang nganduri aku yang ngasih aku yang bantu ini saya yang bayar Bapakmu itu yang jenengi bapakmu yang duit tambahiku lah bapakmu dihutang aku mau seorang jelas sih dulu kapan-kapan pintu ini jelas kan bisa nyaur kalau hutangi bapakmu, ya tak balik nak tambahiku, kenapa loh? Tahanan aku termasuk mulinnya tanah bapak iya tapi ini aku kasih kekuasaan dari gubermen yang ngotot kan?

yang ngotot di ikon ini kita diharani kodong lulang macan Hai memang ngigro ya oh pasti eh poni gojo sembron aku itu mergotak jayku tak Duri mener oleh Basile, ya Bapak mengutangkan uang dia, harus pindah ke sini, harus dibebas. Kalau dibebas, tak bayar, tambahin. Kalau Bapak mengutangkan uang, dikoniki kodong lulang macat. Dikoniki golek pengayoman, dikoniki golek kesempatan, epolain dikoniki wongsoge, menangkuoso, mpunwotenman, bapakniki taset. ini kita tanya Bapak lo, tambah lagi atau tambah?

aku tidak serahkan tapi ini kalau misalnya, tetap harus di Nanduri harus di PA sini, padahal itu harus dibayar kalau itu kita tambahin Bapak wah wah, no aturan itu tidak baik ini dikomboot Tapi bapak itu sudah dipatokan, dia juga ingin bayar hutangnya, saya yang wajib bayar. Tapi cuma kulungnya ini, sahabat hutang. Kau ini anak, saya ini anak, aku yang tahu. Wajahnya ini, lihat, belungnya yang anak itu.

Kau ini anak, Bebek ngomong anak, Diko ngomong anak. Kalau anak, katanya, Oh, boleh. Tidak, dikodok, panjang, jauh, sampai jangkau.

Ayo, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, eike, e Hai ke-4 Hai roto yudo Kakar gede-gede orangnya ibu tak paten ini bisa nge-rap Hai Bundi Bisa diberikan ke teman-teman. Bisa, Pak. Aduh, aduh, talah bukannya ntok, ga manu karo wang lanangin loh, eh, kepinginan. Aku bisa jadinya manu, bang, aku ngu ngasahi, sengkliru njenengan apa sarit. Saya nilai dipikir, njedengan sengkliru loh, bang.

Hei, gue mau atas aneh. Atas aneh, atas aneh. Atas angin, leh.

Punti, tarik lu, terpunti. Beri gue, ayo. Rasanya, rasanya. Ayo, lu, sedangkan. Sedangkan, leh.

Hehehe. Iya. Aduh, Syahid.

Hai Dia aja baik banget, ternyata. Buat siapa yang buat kuatir? Lihat, ada siapa yang sarip mau. Wah, kan kali Pak Iji.

Wah, ini dah. Loh, buat tak? Lihat, Pak Iji mau.

Hmm. Loh. Loh. Iya, oh. Buat kuatir.

Aku percaya kalau kondek, tanggung jawab. Tanggung jawab, loh aku gak rugi. Sabun tahun, kau kondek kaos kotang. Kenapa? Kaos kotang.

Kaos kotang? Iya. Masalah sarit.

Ulasin tamu Jawa. Gak perlu ngomong sarit, bikin orang perlu penting. Nanti saya rupanya, aku main jawab. Ya iya, iya.

Aduh, bisa keringet. Wah, udah udah boleh nih, nih, anjir. Boleh, boleh.

Nah, ini, kacang boleh. Nah, gini, gini. Nah, tadi ono-ono tugas. Tugas apa sih? Ngetor-nono, ngetor-nono, neng, neng, neng, neng, neng, neng.

Oh, ngerti. Ya, di sini ada yang bantu kami buka. Oh, di sini? Ya, di sini. Lalu, di sini ada yang membantu kami.

Kalau mas-mas ada, kalau tidak, kita akan ke sana. Tapi kamu tanggung jawab. Kamu khawatir. Jadi, ini, kamu tanggung jawab. Antara ini jarak, kalau...

Oh, jauh-jauh, jauh-jauh, kalau menengok kan. Kalau menengok, itu jauh, Pak. Loh, berbeda. Jadi jaraknya itu meter.

Oh, itu? Iya. Gimana, Bu? Saran itu, itu saran itu?

Iya, saran itu. Oh, oh. Kalau kamu lihat, ini kan butuh-butuh apa-apa. Oke, ya. Ya, ya.

Jangan lupa, ya. Jangan sampai orang-orang mencari, dan beri uang. Ya, ya. Aduh.

Tapi, ini sangat seket, ya. Seket apa, Pak? Janganlah bisa berangkat, tapi kamu yang ada duit, kamu bisa berangkat di warung.

Janganlah bisa berangkat, tapi kamu yang ada duit, kamu bisa berangkat di warung. Kolek selangan duit yang dibayar pajak yang tidak menemukan Wah, ini paman nih, panjang dejan, ini seorang umum. Muka-muka ini, tidak sebonang alas, tidak duntal macam itu.

Dilepeh, mana salah-salah. Saking pahit itu. Tuh.

Kukurungu suara sama nama lo Ayo nanti ya, ya pak mu itu Kukurungu suara ku kok malah gak metu Aku kekonejuru sama lo suara ono Wah yang sama celu-celu aku aja Walah, lo yang teko meronoy Podokar wapes petung kali Nah aku sajani meronoy emang ya Sepisan kepede awak mu, kepingin petuk Peng pindone sambat nanggainnya abah Nanggain paman Kita boleh utangan duit yang dibayar pajak, tapi sepetang tahun tidak dibayar. Nah, sampai tidak dibayar tahun ini, tambah dibeslah ke gubermen. Nah, itu ya apa?

Kalau selangan tidak ada, kan tidak ada duit ya? Tidak disimpanan? Ini itu lo lihat di arah ini, apa sih? Apa? Kalau tempat apa, tempat nage, tempat itu tambah nih ngono, tempat apa nambah?

Hmm, tempat tempat nage, terus baru nambah lagi. Iya jawabku, cerita kejadian itu ngono. Ya nek, awak mau masak naku, kalau nambah deh mu yuk, nambah selang naku. aku mau berapa lagi, biar tambah kalau kamu mau turun, jangan balik tapi kecilnya tidak apa-apa, aku kurang tidak, kalau kamu mau, tidak kurang setengah tahun, tambah satu apa nanti aku lagi hutang saja? nanti lagi hutang, kenapa kamu lihat ya boleh, tidak boleh, malah aku diubur-ubur banyak ya tidak apa-apa, lihat kamu tidak apa-apa?

tidak apa-apa, kalau kamu mau sampai, daripada aku saya mau ditambah-tambah iya, seperti ini Sisi, sisi, sisi Neng Jangan suka teman-teman Sarif Sarif Kok Niki kok mero-moro katanya Jalur mas-masa Niki Gak keliru kan? Aku ini utang di... Utang kok rupanya, kok ngoyo aja kan?

Nggak ngoyo, orang-orang jen konaan Singkatan dukwe Ya mas, yang ini kan, kalau izinnya paman, gak iso sih Eh, lihat kan, ada paiti. Gak apa-apa, kok. Nah, ada paiti aja, sampai.

Demek. Karo, kaulah, kan. Neng, kaulah. Neng, kaulah ini siapa, Neng? Ini juragan ku.

Juragan. Neng, neng. Karo aku? Konaan. Ponaan, hubungannya buruk dengan Pak Lek itu jadi apa?

Ya jadi Pak Lek Gak apa-apa, kok kamu nyangkep kodok Eh? Nah tapi kamu ngerti tanggung jawabku Oh ya tanggung jawab Tanggung jawab Ini itu pekso Tidak apa-apa, D. Kalau ini memang orang tua-tua yang mengawal.

Tapi, Pak Man memang harus mengatakan keku. Kalau itu, kalau mengawal itu apa jari aku? Untuk mas-masan yang diberikan itu apa jari aku? Tidak, tidak. Jadi, saya ingin mengatakan, D.

Saya ingin mempunyai orang tua-tua. Kalau kamu mengawal itu mengatakan keku, Tidak apa-apa. Mempunyai orang tua-tua, jadi, Menisa tidak bisa disaksikan, dan aku ini akan menyele.

Baik, saya mulai. Kaiso, kamu tetap kata merebut mas-masan ini. Orang merebuti apa? Orang merebuti?

Terus ngerti lah, kamu ngajaknya kaya bajingan aja. Dih! Apa? Sitalah. Kamu kok bajing-bajingin aku?

Ini nyatanya kan, tak iliknya gak kena. Jika kamu jantung kata gak ada, atau nyaluk mas-masan ini, mingkau lah. Aku bajing apa?

Aku nanti. Enggak tau lah, bacingan aku kan Enggak tau bacingan aku Tapi kalau kamu kapan-kapan kesuor kan Ya kesuor masih aku bacingan Lalu yang dulu, orang-orang yang saya melak Ini nyatanya kan Rupanya kamu masih Tapi saya tidak mau melakukan ini. Saya tidak mau melakukan ini. Tidak apa-apa, saya tidak punya duit. Saya tidak punya duit, kenapa saya melakukan ini?

Karena saya sudah dikejar. Ini, kamu lihat. Ini saya yang melakukan ini. Saya sudah melakukan ini.

Saya tidak mau mengatakan ini kepada orang-orang di luar. Ya, kesuruh maling. Ya, tidak apa-apa, tapi kan jujur.

Terus, Marino. Oh, ini kalau tidak, tolong, tolong, kondek. Oh, ya ampun, memang itu seperti ruang ramai itu kan.

Rupanya tidak wasna, tidak rungona, kan. Melepuh, tidak kekulon-kekulon. Mulai tidak pamitan. Hanya ini aku melepuh, kan. Tidak ada apa-apa.

Hanya ini, kan, orang-orang kecelok. Orang-orang gendeng. Orang-orang kecelok. Orang-orang edan.

Orang-orang kecelok. Orang-orang edan. kamu sudah ada?

Jawa itu apa? Janganlah orang kesegur, kalau bisa takut untuk berpindah ke sana Lho, lho, kamu harus mengaku orang Jawa Ngerti orang Jawa? Orang Jawa itu apa yang mereka berkata Aksara Jawa Singunine Kalau itu takut apa berdiri? Pada saat ini, saya tidak berdiri.

Aku tidak bisa berdiri. Aku tidak bisa berdiri. Rangpulu. Ini.

Kau tidak bisa berdiri. Kau tidak bisa berdiri. Moga-bota-ngo.

Ngerti, ya, konbal? Gedebal? Pinter, ya, Pak Ewa?

Pinternya aku, ya, Pak Bodi. Masih bengkok, kok. Hehehe. Eh, saya kira, ngerti, ya. Kalau orang-orang itu berbicara tentang Rangkulu Cacai.

Tidak ada. Rangkulu Cacai itu di Jogok sangat berbicara tentang Rangkulu Cariwira. Kalau orang-orang yang sudah dipercaya, mereka sudah berjaya.

Maksudmu, mereka sudah berjaya ya, karek? Karek berlulah. Poblok. Ya goblok itu jeneng nih Kok iso goblok?

Rongkul cacah elek di juku So nge, so karung nge kari walu las Lah iya walu las Kok pengen mu dublek aku Kari pit so belas Kon kok ngomong walu las kari so belas Kau ini harusnya gak tau makan pendidikan yuk. Eh? Kau makan apa kan?

Kau ini orang bajingan itu makan apa kan? Aku bajing itu aku ngerti. Patokan.

Lek kau ngomong aksoro Jawa, hono coro kosak pitur itu di Jogok sop. Kalau ngomong dari selas, itu bodoh. Kalau kakak orang polo di Jogok, selas.

Kalau anak cowok orang polo di Jogok, selas. Berarti dari walulas. Leru.

Walulas itu angkanya piring. Iya sih, Ji. Lalu?

Walu. Terus jumlahnya? Anak selas. Lek, selas orang polo di Jogok, selas. Orang polo di Jogok, selas.

Iya, karena selas. Kalau anak cowok orang polo di Jogok, selas. Nah, kalau 11 jokok, lalu?

Kalau ada 10, kan kepingin roh. Jadi, kalau aku ngerti, saya kata, kota Kono. 11 di jokok, lalu itu karek 10. Kalau kata Kono, apa sih?

Isinya, Tino. Isinya? 10, singkotakono, isi itu apa maksudnya?

Jumlahnya kan 10. Maksudnya, maksudnya 10 itu maka, kalau ada yang gini, wali. Wali? Wali, Soh. terus?

terus, saya berpikir, saya berpikir berpikir, saya berpikir di Jogja saja? di Jogja saja? di sini? di sini ada di windu, itu kan ada di windu itu 15 tahun di sini tadi ada di windu itu 15 tahun di Jogja saja?

di sini ada di dino dino apa? di Minggu, Senin, Selasa, Maret, Kamis semua Sabtu Ngerti ya pora? Iya ngerti Rekli itu di Jogok, Siji, Manjingi Tar...

Turun ditakori jumlah, diturun jawab jumlah, ditakori Manjingi Pasaran ini, Pak, ya? Iya. Pasaran, le di limu, cacai.

Le di cukup siji. Ono keblat papat. Ndiay. Ono etan.

Ono. Bulon. Ono elor.

Ono kedul. Ya, itu jauh. Oh iya, lalu Bapak juga sejarah, ada telur, manjingnya, ada di kemanten, terus? Kamu ngerti apa sebabnya?

Apa sebabnya? Kok telur di mangkara ini manjingnya ada di kemanten? Kalau mau menang, harus menang.

Kalau mau menang, harus menang. Kalau tidak menang, tidak bisa. Kalau tidak bisa, tidak bisa. Saya ini dari Loro. Apa?

Saya dari Jogok, Siji. Dari Loro. Manjingnya? Di sana, di sana, di sana. Di mana?

Di awan, di bunga, di lanang, di wedok, di juragan, di... Kedipal itu. Eh? Tidak apa-apa, saya ini kedipal.

hmmm yaa, sekarang kari si ji kamu takut gak, ya apa? kamu gak takut gak? takut gak kari si ji?

lah, kamu karek si ji takut gak, kalau kamu gak pengen takut oh, gak, si ji apa sih? si ji apa nih apa ya? kari si ji manjingin dia apa? jumlah si ji ini loh, karek si tu ini yang jadi takut gak? apa oh Waduh tebusannya gede.

Lek aku jawab tak kon mulai lorot di Jogok Siji. Waduh ini aku singkangelan. Kok diarani aku gak isok gak.

Tapi aku lelek jawab karek ini mangko. Uduh anak tebusannya. Kon ngerti tebusannya.

Jambi ayu Soroh ayu Lagi loh Kelopo Kelopo Gampang Yodas Durungwaya itu, di tenonwai itu. Kapan-kapan itu kebentuk karusari, pilih kebintik jagungan, siap-siap apa semudit. Biasanya ini, misalnya mulai warna, kok ya sepi, tenang ini. Pokoknya sepenting kebutuhannya warna, setatuku kabeh.

Ini megari mau lewat, kok. Kok bisa becak, ojek kok ya orang, no. Kok ya cak saharip sih, bu.

Suwet kok kelihatan... Ya, pasti terlihat. Oh ya, di bandar ini. Sama ini kok suwet. Orang tahu betul di warung.

Saya nanti diambil. Waduh, suwet apa ini? Nggak boleh.

Waduh, kopimu luarang. Ya, jenangnya orang......seingat......dodolnya orang lain, kaya ini masih larang, tau. Baca, beda, misalnya orang ngewuk-teluk ngewuk. Orang ini kok nanti tambah suwet, tambah jana, dong. Di cekil Sopo kan cekil ya?

Di cekil Sopo kan cekil? Alaya di cekil Juragan-Juragan Nanti pasang kemungkinan Wah gua kurungu kan cekil ya nanti nanti ambil misto Nolah Coba ikut istok Hei gua ya ga no Ambil perayet Ya orang level tau Kan itu kan mana tempat nanti Kuala tempat pasar, bocok, ke pulau, warung Siapa yang membuatnya? Siapa? Siapa? Siapa?

Oh, aduh. Ya, apa-apa. Aku tak nitip Aku tak nitip pesen aja kalau awak mau Lain kok awak mau mulai Iling-ilingan cak waya-waya Pak Idy teko Pak Idy di warung Tolong sampai ngomong ku Iling-ilingan aja sampai keliru Cak penoleh Rene ojo ke susu mole ojo ke susu mollet tenono Cak Syarif ati di tokno osos diko coba- Kak Baidi, Kak Baidi, lepeno, ya puman kok lah halis itu, lepeno rene, lepeno rene, ojo ke susu mole, ente nono cak sari, ente di tokno, o sus, di kopak Ini yang paling baik ya, ya.

Ini yang paling baik. Ini yang paling baik. Ini yang paling baik. Ini yang paling baik.

Ini warung jari paiti gelar rono. Kepala Kepala Kepala tambahin mana Kepala ini jenang kak Kulak Titipan Titipan ini orang Selamatan di Marung ini belas kak Bondo Mek, nyiling, hei. Betang yang unuh. Mana kopi? Mana kopi, Mangko?

Peti gendeng, warung kok kulon unuh bun. Jokibun, diwangi. Kok izin?

Bapak ada hansip? Biasanya, lebih penting kita bersama hansip dikawal Baiklah, saya berhenti Sampai? Tidak Tidak, kalau tidak kita menyolong bersama dewan Ya, saya seru Kalau tidak saya ngongkong Sintan Apa?

Belum, tidak saya ngongkong Bapak sampaikan Ya Kenapa ini? Perintahnya masih dekat Terus, kapok, siinten tue, kompeten dipangan codot, burung solo, kabare warungnya rame ya. Anakmu yang malu, totol gisanya Lombok tahan Kira-kira, orang yang mampu ngobrol, bagus ya.

Waduh, lu gimana buat ngatasi, Wak? Eh? Sama ini, barat pajak misto buat ngatasi, sama ini.

Oh, mbak, ruh. Lu ngawis gak mampu ngotot, ah. Ya, gak apa-apa. Tapi sehat.

Enggak, loh. Jari ini. Jari lu udah tambah osok, malah sehat. Maksudnya, aku ini lu waras? Wah, jeneng orang lain gak kata piang, Nel.

Kok boleh kata lalap? Sehat waras Maksudnya aku ini loh, sukeng Sukeng ini mau mperempuan bernenten Alah, bisa sembuh Ini loh, aku merenimang olah tugas Tugas apa nih? Maksudnya, olah tugas itu Tukang dorong Menteri? Menteri hewan?

Menteri hewan? Menteri polisi? Oh, ntarah menteri polisi. Entah apa, Gus? Kau ngerang ngerti?

Peraturan yang saya ini, undang-undangnya... Peraturan apa itu? Aku tahu. Kari, kari hewan. Parung bundi?

Buri. Wah, gak komplit. Kak, ini.

Terus. Wah. Eh, close.

Orang di oleh tugas, suratnya dititip di Germoliani. Itu lura-lura kucuk. Itu dipilih jadi lura.

Biar itu saya milih Sopo. Orang-orang, jadi lura sampai bupati petangatus. Jadi lura, itu dua orangnya, itu wakil.

Lurah, gagal meleren, di leren ini gak kena, gak ada kesalahan, tapi enak, le lurah. Kalau lo lihat sama ini, susu hilang-hilang, gangstar. Yang penting, yang penting, ya ini, suratnya, maka Lha, ini nyebet kok ini, leh. Ulang ini di Indonesia, ya.

Ya, apa ini? Curate, ini... Marong yomarungo.

Jamrolas warong kududidodok. Ya, apa? Ya, apa? Marong yomarungo, jamrolas warong kududitotok. Yang nama?

Yang nama? Aduh, bodek karei. Turung tuwe dublek.

Udah ngecapal. Udungak lah! Marung yo marungo, jamrolas warung kututitotop Ya apa ya apa ya apa Bola balik kok ini ngelajain olahbe Hah?

Ya apa ya? Hmm Bosan Totop yo totop Aduh Lapo kok wale ibu Lako Keliru ah Lako yo keliru dah Langge, ya nopende Nge nge nge Tutup, ya tutup Jangan Jangan lupa, marung. Marung ya marung. Jamrolas warungku tuh ditutup. Jam siji buka maneng.

Jangan lupa, ini orangnya. Tutup, tutup terus. Udah lama gak nopo anak pujuk lo. Maksudnya awanku buka maneng. Oh, gitu ya.

Jamrolan ini jamrolan bengkak. Kau ini kua aja yang jas kua ini Tuh langge Lati anak-anak ditotop, iwe jamrolas bengi Iwe jamrolas awan waro mw tetap buka Kau noloh Ngeyo Jamrolan nolak siji kali lu ruah Mbah Nih siang bener Agus Iwe nomor siji karo lu ruah Boten podo jamrolas awan kali jamrolas bengi Waiso Iwe jamrolas awan siji karo lu ruah terus jam 0.00 itu ada handphone gak tau itu TV itu ada handphone barangiku aku tak istirahat aku gak bisa berdiri berdiri gak bisa kalau hari ini gak sakit gak bisa pulang eh Ketat dua ya? Gampang.

Ya gampang. Uang, uang, ini ada uang, uang, ini ada uang. Kisikut.

Ya. Ini. Kau tidak ada busur ya?

Ini, mampu ya. Wawah itu iblis, kenang-arap itu enggak aja, re. Mau asok.

Dondo! Eh, para seno! Lo.

Para seno. Ya Allah, ini masih aku yang terjas. Aduh, aku ini juga tidak ada lagi.

Aku terus, anginnya loh. Lah, ya apa, kedamaiannya tidak ada lagi. Kau ini aku penampilamu di oleh, kau lagi ketemu hari lain kau jalan ke kamarmu, kau penyajiamu, senangnya apa wong di kaki, senangnya jangan lodeh, jangan bayam, di kaki. asal.

Nah, kan enggak? Orang, kan enggak? Orang turu, orang lanang ditinggal di sini.

Ya, ini. Kau oleh, ini. Siapa? Eh? Kan siapa, Ndo?

Siapa? Pitri. Ya Allah. Nah, ini kayak generasi.

Semen. Pebri... Pebri...

Pebri... Kok kaya uang... Pebri... Kalau uang tua ya... Uang tua itu doyan...

Seperti sepeda motor lalang, bawa kembali ke tempat lain. Jauh lebih jauh. Ya, ya, ya.

Kalau kamu mau, jauh dulu. Jangan terlalu jauh. Ya, ya, ya.

Ya, ya, ya. Nah. Aduh, jadi kutu tepak teman-teman, warung gini.

Loh, di? Oh, ini? Ini kok sepi-sepi sih, Pak?

Ya, ini ya. Ya, kadang sepi, kadang rame. Biasa rame loh, lihat di gini.

Ya. Tapi, saya lagi mau sepi. Karena-karena corona ini. Oh, mau no.

Biasanya kamu bisa? Iya, saya bisa. Saya kan ngombek.

Di sini ada macam-macam larangan. Di sini? Iya, lezat kopi boleh.

Jajan apa? Macem-macem, ada keropok. Terus ini ada keropok. Keji apa gula? Gula.

Titipan. Itu dua ribu. Iya, ini ada, anjar-anyar.

Iya. Luar sini, ini, ini, ini, ini, ini. Sibaset apa rani? Tidak bilang, loh.

Tidak bilang? Nggak, sok. Iya. Cak Jani ambil hapus gini, woy. Cak, tidak bilang?

Biasa. Hai nyenenya lebih masa gimana jauh kuatir biar syarif gelar ini pernah yang mana-mana pindah nge-review Baca dulu nama usul siapa ya? Bapak, anak sampai ini gak kelihatan.

Apa? Gak mabuk. Mabuk?

Gak kelumut. Sari pipus mati. Loh? Pus mati.

Sari pipus mati? Pus mati. Dukuh gak di sumet?

Eh? Oh, gak di sumet. Mati harusnya, gak mau tonyok.

Oh. Gitu loh. Kau ngomong apa dulu nama usul?

Gak kelihatan kan? Gak kelihatan apa sih? Ngomong apa, ngomong apa. Ini luka, sama dengan goreng Ketika dikasi kue, dikasi kue. Kalau dikasi kue, dikasi kue, dikasi kue.

Kalau dikasi kue, dikasi kue. Pak, saya ini jagoan, Keren banget ini, ini udah berapa? Ini apa ya? Sarip mengusipati Iya, terus? Iya, terus?

Ini udah mampu Mampu, ini Apa? Saiki ini. Ini bien? Ini bien. Sarip.

Ini saiki. Paiti, pak. Ini bien, ini tangkali.

Ini tangkali. Sarip. Sarip.

Pulangkali, paiti. Ini saiki. Ini saiki. Jagoan ini.

Ini tangkali. Sarip. Oh, sarip, ya.

Paiti, pak. Paiti. Biens.

Turun kali, paiti, etan kali, sarip, sarip, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, paiti, p Hai om Bu, apa kabar? Kau tuh anggar nih? Ya, gelasnya macam-macam nih. Ono gitu, ono gitu. Ngomong ambil awak, mui lu bingung.

Tidak usah ngomong, orang saya bingung-bingung. Ya, kak. Omongan, omongan Ya omongan, aku langsung nunggu, langsung bengong Aku aja, aku langsung bengong Lha ya, ini Emang omongan segini berdorong Emang omongan segini berdorong Sejahtera aja, sejahtera aja Aduh lah dorong di udak Sendo? Bik Sendo Iya Sendo Kalau Sendo yang gak saya aku lepuk Aduh Lih Eh itu kan gak ada pak Tapi lepuk itu Lih Gila ini rek Lihat aja-ajaknya gelati Kalau itu yang kapitanus Oh kapitanus siapa ya?

Tuh tadi penyakitnya Titanus? Iya itu Jajan kok, yang ini berapa? Apa? Kayan di sini, Pak.

Kayan jenggolo. Eh? Jenggolo.

Oh. Pirong ini, Pak. Telung juta. Eh? Telung juta.

Jauh-jauh, saya mau. Eh? Saya mau. Oh.

Tapi, Lek. Kayak di sini, saya khawatir, Pak. Satu kelima, saya mau. Iya, Sun.

Iya. Kandang ini kok kapitan, sok. Loh, kok diguak ini?

Kok diguak, sih? Bang, siapa yang tak goreng sempat? Salah, siapa yang bihodo, emang.

Siapa yang tak goreng? Loh, apa ini jahandi, pak? Jahandi ini. Jahandi Mediun. Mediun.

Iya, pak. Jangan lupa like, share dan subscribe channel ini. Ini yang belum tunggu. Yang belum tunggu bangsa mu maji, terus baris sedekar mu, soko.

Nanti lekon, kono cok ngomong jagoan, dih. Terus siapa? Awakmu itu gak usah ngomong jagoan, ben kong si ngono.

Ini loh, lekon ke kini dati jagoan, dih. Jagoan aku belenger bisa. Belenger?

Ngo, no, wa. Becuma, om, dati jagoan itu. Tapi gak keker ya?

Ya wesh Nah, nah Hai Hai beker matri-matri sahara aduh hai hai Riku gak usah pedih, orang usah khawatir Lek sopo no sing takon ambe penuh Lengene Sopo sing mateni paiti Ngomong oleh sing mateni paiti Sarip Beri, beri, beri, beri. Maju, Pak. Ada yang berada di mana?

Di sana, Pak. Di sana ada pembunuhan, Pak. Pembunuhan?

Iya. Rojo Patti? Iya. Iya.

Ada Rojo Patti? Siapa itu, Sok? Pak Iti, Pak.

yang dibatani? paiti pak jadi yang mati lho? satu pak, satu enggak pak kok bisa saja?

gajal berapa ini? enggak enggak enggak aku takkan? enggak carimu anak rojo pati?

enggak yang mati? paiti pak lah yang dibatani? paiti pak jadi yang mati lho? enggak, satu enggak pak kok bisa saja? ngomongnya apa?

yang kena kan? kalon Sare haik jawabannya siapa? Enggak lah, Pak Menteri Aku melok takon Alon-alon La ono rojopati Enggak, itu enggak rojopati Sing mati soko Pahit dipa La sing dipa Sing mati sing dipateni Samidi samimawan Sing mateni soko Ano pak Siapa? Sarip pak He?

Enggak, Enggak, Sarip Sarip, bong bong bong Enggak ngaku Riko yang tak bergol di sini? Bong bong bong bong bong Apa bong bong bong? Di kompong agen no Oh, di balik no Enggak, aku takut Lurahmu memang duilin rinapura?

Enggak, ngetaruhkan surat pak Ngetaruh surat? Intruksi, toko ngdoro mantri Enggak Toko kemantren Enggak Terus, landi bang isek? Ongo lepet lo, orang jero, apa orang jero?

nyenduk hei! jajal, celur nyenduk berah, berani berah berani Rene, Rene lah! Riko Mang, tanggal ini, di sini, tak tugas apa?

Ngeterno surat? Soko kemantren Lalu ini jero itu apa? Nge-jess Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat, ngasuh Lalu ini pateng celonteng ini apa? Dikroko api Apa? Ayo.

Apa ini? Si ngrikiti ini. Kok bisa sampai dikrikiti?

Jaman gak tau ngrikiti. Bisa rata-rata. Kalau ngawain, garing kok yang ngenesek dikrikiti. Jangan sampai saya kena sakit gede.

Nah, Riko itu menurut saya, saya, kena saya, tiga contoh masyarakat. Lalu saya lakukan, saya banyak menangis. Lalu apa Riko menuntut rakyat?

Apa Riko mengandalkan masyarakat? Tidak ada barang pun kadung, Doro. Ya mungkin kalau saya tidak menasar, saya balik akan balik.

Wah! Ngapunten itu lekonangan, lamun lekonangan. Wah! Terus surat mana? Sanggul.

Wiskok terang. Yang di jero, bentuk apa? Loh, loh, loh, loh, loh, loh, loh, loh. Wadah pak, ini pun sudah.

Ini sudah, sampai ini sudah. Ijin ini, mengenai izin, ini hanya untuk perdagangan. Termasuk dagang-dagang makanan dan sebagainya.

Ini aku mampu arak, mampu minuman beralkohol. Terus di sini ada yang beda-beda, ini tidak apa-apa. Ini apa yang beda-beda? Ini balon pak. Hush!

Berarti awak mau melanggar aturan surat ini, surat ini jenengnya SIU, Surat Ijin Usaha Perdagangan, untuk sementara kasus ini durung kelar, durung beres. Usahamu tak tutup dengan waktu yang tidak bisa ditentukan. Surat tak kondisi.

Terus anak buahmu ini kalau mau belajar, ya ampuh nyambut gaya. Nyai, kayak buru-buru mati, sepertinya halal. Ini, yang nonton.

Loh, laniku. Lihat soal ini. Upas, tolong carikan ambulan. Terima kasih. Pada saat ini saya berada di Paiti, di Sarik.

Raya Riko, Riko yang mulai menggunakan. Dia mulai singin, perbuatan yang mulai. Karakternya Riko yang menggunakan.

Ini Upas, Riko, dan aku. Ini kita tutup, terus ayo ke Sarik. Kau ini ditutupi, aku gak boleh di lapangan itu loh. Mbak Jorong, kau ini ngeri harus.

Ngeri tenang? Cek-cek-cek anakku dong. Kalau ya apa, apa lah gak boleh. Gak apa-apa, aku gak boleh.

Mending-mending tak parah nih, kita rapi dewe. Jangan lho, Niki Gus. Waduh, sorok gila.

Lengonnya enak banget, totoh pahit. Intro Hai Rah aku juga tolong Riko sakmate saripiki awadai butuh masyarakat butuh di kampung kongen nunggu surat ya konon gue sih saripi Mbak gini Pak Pak Tolong aku jauh, tolong ke Riko KB ya. Oke, oke. Ini tunggu anak Mayite Sarip. Oke, darah.

Aku tak keliling, deh, semuanya. Mau menawar anak Kanjani Sarip ini, kata anaknya enggak. Apa enggak terima mati ini Sarip.

Oke, darah. Rah, enggak. Oke, darah.

Oke, darah. Darah. Oke, darah. Darah.

Jangan lupa like, share, dan subscribe channel ini untuk dapat info terbaru dari kami. Mencalat, uret maleh Bener-bener, uret maleh Mergono surut, cerita no weto Nanti, iya iya Sarep ni kan jenal tembas Dan kan peng pintu, pari basah ni Tasi antar suara nim go Uret maleh ni Terus, iso matiku, pertikelmu, ya? Naya Tandoro, gua dengan Bung Kemawon. Jadi, gua yang ngono.

Sare dalam tembak, pecah. Mesti, dadilan pati, nih. Karena, tak gugulah, Miriko. Tak laksanano.

Untungnya Ele ngomongin mbak bie Caaaaa Pak Mualim, aku atas nama pemerintahan Belanda. Matunuhun, Deneriko, Wesiswa, Sumbangse, Sakmatine, Sarim. Kaya apa? Ya, ngurban no nyawa siji, tapi nyelamat.

Jangan sampai ada yang berkata-kata, mereka itu mereka. Jika mereka itu mereka, mereka itu mereka. Ya.

Ya, ya. Ini, saya, Matinny Sharif, jelasin, besok ini, aman, kelemahan. dan apa-apa sejika Rikolo Sarip surip dihenti dihenti pengenaian maling, rampuk, dan gitu saya ini aman mergo Sarip tambah oso