Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Saya masuk Islam pada tahun 2002 karena pertanyaan kenapa? Kenapa sih Tuhan itu harus Allah? Kenapa sih Rasul itu harus Muhammad?
Kenapa sih agama itu harus Islam? Dan kenapa sih saya harus masuk Islam? Karena saya masuk Islam dengan pertanyaan kenapa? Maka pertanyaan pertama yang saya tanyakan ketika saya masuk Islam juga kenapa?
Kenapa sih Islam yang begitu hebat yang saya temukan ini, Islam yang begitu indah yang saya temukan ini, ternyata pada kejadiannya, pada faktanya, tidak seperti teorinya. Islam yang sangat hebat, sempurna, paripurna, tidak ada tandingan, tapi ternyata pada kenyataannya, kaum muslimin dimana-mana terburuk, kaum muslimin dimana-mana terjajah, sangat mudah sekali diprovokasi, mereka punya mental yang buruk, mereka punya skill individu yang tidak baik, mereka juga tidak bisa dipercaya. Senantiasa kita pun mengharap balasan-balasan atas apapun yang telah kita lakukan berupa kebaikan-kebaikan di dunia ini Dan mudah-mudahan Allah memberikan kesemuanya kepada kita dengan benar rahmah Salat dan salam semoga tercurah dan terlimpahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW Manusia paling mulia yang kita jadikan sebagai panutan Dan kita berharap mudah-mudahan kita bisa menjumpai Rasulullah SAW ketika di Yawmil Kiamat Ketika manusia semuanya dalam keadaan bingung, mudah-mudahan Rasulullah bisa menuntun kita, membersamai beliau, bersama-sama diajak untuk menuju kepada surganya Allah.
Dan saya berharap, semoga saya, semoga teman-teman saya, semoga keluarga saya, semoga orang tua saya, semoga teman-teman sekalian yang menonton live ini, yang selama ini membersamai di dalam dakwah, semuanya Allah jadikan sebagai penghuni-penghuni surga kelak. Amin. Nah, teman-teman sekalian, kita masih lanjut dalam bahasan... Bedah buku Beyond the Inspiration di bab yang ketiga, The Way to Believe, Jalan Menuju Keimanan. Dan kita sudah bahas kemarin tentang perumpamaan dokter ketika berbicara tentang keimanan.
Bahwasannya, keimanan itu adalah kepercayaan dalam tingkat 100%. Jadi kalau sudah keyakinan itu atau kepercayaan itu sudah sampai pada satu tingkat 100% dan dia tidak bisa lagi untuk dihilangkan dengan keraguan, maka jadilah dia namanya iman. Karena itu iman adalah sebuah tasdikul jazm, sebuah pembenaran yang bersifat pasti, sebuah keyakinan yang 100%. Kenapa dia bisa datang daripada keyakinan yang 100%?
Maaf, kenapa dia bisa 100%? Karena dia datang daripada bukti, dia datang daripada argumen, dia datang daripada dalil, dia datang daripada ilmu, daripada proses berpikir. Maka ketika dia datang daripada proses berpikir, jadilah.
Keyakinan ini menjadi 100% karena dia memiliki bukti, dia memiliki argumen. Sebagaimana saya ceritakan kemarin. Seseorang bisa meyakini seorang dokter, lalu dia mau ikut anjuran-anjuran dokter, dia mau ikut perintah-perintah dokter. Ketika dia sudah membuktikan dengan argumen-argumen dan bukti-bukti bahwasannya memang yang di depan dia itu adalah dokter.
Tapi begitu dia tidak mampu untuk membuktikan, mengilmui. atau mendapatkan argumen bahwa yang di depan dia adalah dokter, maka dia akan senantiasa ragu. Dan keraguan itulah yang akan membuat aktivitasnya tidak mau menurut.
Jadi kita bisa katakan, kita bisa sampaikan, bahwa aktivitas hanyalah ujung daripada keyakinan. Keyakinan itu yang mengawali, lalu kemudian ujungnya adalah aktivitas. Kalau seandainya aktivitasnya tidak ada, berarti kalau kita runut ke bawah lagi, ya berarti keyakinannya juga tidak ada. Karena keyakinan tidak ada, Tidak ada pemahaman, tidak ada kecenderungan, maka tidak ada aktivitas Kalau ada aktivitas berarti ada kecenderungan, ada keyakinan, ada kepercayaan Dan karena itulah ada yang melandasi itu semua itu adalah bukti Maka kalau kita bisa sampaikan kenapa sih di negeri kita Banyak sekali orang-orang yang mengatakan bahwa dirinya beriman Saya sudah beriman kepada Islam Tapi dia sendiri tidak mencerminkan perbuatan-perbuatan orang yang beriman Sederhana jawabannya, karena apa yang diucapkannya itu bukan berdasarkan proses berpikir.
Sehingga apa yang dia katakan tidak punya dasar keyakinan yang 100%. Sehingga pada gilirannya tidak bisa menghantarkan dia untuk beraktivitas sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh keimanannya itu. Dalam bahasa kedokterannya, ada orang sakit tapi nggak tahu diri. Dia sakit tapi nggak seperti orang sakit.
Orang sakit itu ya harusnya nurut. Orang sakit ketika dia ketemu dokter itu ya berarti dia harus menempatkan dokter itu lebih tahu daripada dia. Bukan malah mem... membantah dokternya, bukan malah ngajak debat dokternya, bukan malah nyusahin dokternya. Karena dia sendiri adalah pasien, dia harus tahu.
Dia datang dengan sebuah kesadaran bahwa saya mau sembuh. Sama kayak manusia, apabila manusia juga mengetahui posisinya, dan dia sudah membuktikan, maka aktivitasnya pasti akan menaati, atau akan mencari tahu apa yang diinginkan oleh yang menciptakan dia, kalau memang dia sudah mencapai itu. Dan kita akan melanjutkan proses. untuk mencapai semuanya itu.
Jadi kalau kemarin saya mengambil satu contoh, yaitu adalah tukang angkot gitu kan ya, yang sopir angkot maka kita coba akan bersimulasi seperti apa kalau tukang angkotnya sudah memahami keimanan, kalau tukang angkotnya sudah memahami keyakinan 100% berdasarkan proses berpikir kalau dia sudah mengimani atau sudah menjalankan proses berpikirnya dan dia sudah mencapai satu titik bahwa Islam itu benar dan Allah itu adalah Tuhannya dan Rasul Muhammad adalah Rasulnya Sudah sampai 100% maka aktivitasnya akan berbeda Dia pasti akan mengutamakan sholat jumat Maka dia akan pergi sholat jumat Dan kalaupun ada temennya yang bilang Kamu yakin kamu mau sholat jumat? Bukannya kamu harusnya nyari nafkah Dia bilang, saya memang nyari nafkah Tapi tahukah anda bahwa nafkah saya itu adalah rezeki Allah Maka kalau Allah pengen ngasih saya rezeki Maka saya akan mengasihnya kepada Allah maka Allah akan ngasih saya rezeki walaupun saya tidak nari angkot karena saya meninggalkan nari angkot saya dalam rangka menaati Allah maka tidak ada yang lebih baik daripada menaati Allah maka Insya Allah kita yakin maka ini adalah ikhtiar yang terbaik bukan berarti dia tidak ikhtiar, tapi ikhtiar dia yang terbaik dia tahu adalah menaati Allah di atas segala-galanya maka kalau dia sudah menaati Allah maka dia mengharapkan Allah mempermudah riskinya dan Insya Allah ini cuma 30 menit Kalau selain 30 menit saya menarik lagi, insya Allah itu akan menjadi sebuah kebaikan bagi saya. Dan kalaupun saya tidak jumatan, bisa jadi saya memang dapat uang. Tapi uang itu tidak akan barokah.
Kenapa tidak barokah? Karena uang itu didapatkan dengan cara membantah perintah yang sudah saya imani. Kalau ibarat dokternya, ya sama. Kalau misalnya dia sakit, sebuah ikhtiarnya adalah pergi ke dokter.
Maka kemudian ketika dia pergi ke dokter lalu nggak nyari, nggak kerja, nggak nari angkot, taruh lah dia akan bilang, iya saya memang nggak nari angkot, nggak dapat nafkah, tapi saya pergi ke dokter karena saya mau sembuh. Karena kalau saya nggak sembuh, maka saya nggak akan bisa nari angkot lagi besok-besok. Dan kalau saya nari angkot sekarang, saya dapat duit, memang betul dapat duit, tapi... penyakit saya nggak akan sembuh. Nah, sama ketika orang berhadapan dengan Allah.
Kira-kira kalau orang sudah punya keimanan, maka hidup dia akan berubah. Cara pandang dia akan berubah. Maka dia akan sholat Jumat.
Dia kemudian dikatakan, kamu agamamu apa? Islam. Yakin pada Allah? Yakin.
Yakin pada Rasulullah Muhammad? Yakin. Yaudah, kalau gitu saya kasih kamu duit 500 juta ya. Dia bilang, sorry mas, mau 500 juta, mau 2 miliar, mau 5 miliar, nggak akan saya mau.
Kenapa? karena saya punya prinsip saya yakin bahwa saya akan kembali pada Allah dan ketika saya sudah kembali pada Allah maka duit berapa pun gak akan saya bawa maka percuma Anda mau ngasih saya berapapun sebagaimana seseorang yakin dengan berdasarkan bukti Ketika dia punya dua ginjal, maka dua ginjal itu mau dibayar dengan 1,5 miliar, mau dengan 2 miliar untuk ditransplantasikan kepada orang lain, dia nggak akan mau. Kenapa? Karena dia tahu dia bakal mati. Dan ketika dia tahu dia bakal mati, 100% dia sudah mengilmui, sudah membuktikan kalau ada orang, ginjalnya nggak ada dua, pasti mati.
Karena kalau orang ginjalnya tinggal satu, itu dia setengah mati. Maka dia yakin ketika dia punya dua ginjal, itu harus untuk dia hidup. maka dia nggak akan mau diganti dengan apapun nah maka keyakinan dia terhadap Allah itu melebihi keyakinan dia bahwa ginjal itu buat dia hidup bisa difahami ya jadi kalau ada orang sudah punya bukti, sudah punya keyakinan, sudah punya sampai 1.100% yang kita katakan iman maka aktivitas dia semuanya akan berubah aktivitas dia itu semuanya akan diperhitungkan sesuai dengan cara pandang keimanannya ini yang kita katakan sebagai the ultimate vision sebagai visi yang paling Hakiki, visi yang paling tinggi Kenapa visi yang paling tinggi?
Karena dari sinilah akan disusun visi-visi yang lain Visi kehidupan, visi kematian, visi dalam dunia, visi 5 tahun ke depan, visi 10 tahun ke depan Semuanya berbasis pada The Ultimate Vision Atau sebuah visi yang paling tinggi yang pernah ada pada diri manusia Kalau orang belum pernah menyelesaikan permasalahan akidah ini, ya dia nggak akan bisa menyelesaikan permasalahan yang lain. Kenapa nggak bisa menyelesaikan permasalahan yang lain? Karena dasarnya dia belum selesaikan. Ibarat orang mau bangun rumah, tapi dia belum bangun fondasinya. Nah, fondasinya di dalam Islam adalah keimanan.
Keimanan yang produk... produktif keimanan yang berdasarkan akal maka kalau tukang angkot tadi memahami tentang keimanan yang produktif maka kehidupannya juga akan produktif ketika dia harus ikhtiar dia akan ikhtiar ketika dia harus taat pada Allah dia akan taat pada Allah karena dia tahu tujuan hidup dia ini mau kemana pertanyaannya kalau ada orang bilang kalau gua masa bodoh terus kenapa kalau gua nggak peduli itu kenapa ya terserah lu aja Lu mau kayak gitu ya terserah lu, kalau lu mau beriman, beriman aja, nggak usah ngajak-ngajak gue. Kalau lu mau so agamis ya so agamis aja.
Kalau lu mau mabok ya mabok aja, nggak usah ngajak-ngajak gue. Gue bahagia kok gini-gini. Kita punya kebahagiaan masing-masing. Kalau anda bahagia di dalam Islam, ya saya bahagia di dalam tidak Islam.
Kalau anda bahagia dengan cara anda sekarang, saya juga bahagia dengan kehidupan anda saya sekarang. Iya, itu bisa jadi dikatakan oleh orang. Makanya saya katakan...
Bahwa kita memang tidak bisa memaksakan agama ini. Kita nggak bisa memaksakan Islam. Dan Allah pun tidak pernah memaksakan Islam.
Lah kenapa kita harus memaksa orang untuk sesuatu yang nikmat? Kenapa kita harus memaksa orang untuk makan sesuatu yang enak? Sesuatu yang enak sudah jelas kenapa harus dipaksain orang.
Kata Allah, sungguh sudah sangat jelas yang mana yang enak, yang mana yang nggak enak. Kira-kira gitu lah. Ngapain kita harus memaksa orang untuk masuk Islam?
Islam nggak pernah memaksa orang. Maka Islam... Berhadapan dengan umat yang lain toleransinya jelas LAKUM DINUKUM WALIADIN Bagimu agamamu, laksanakan saja Bagiku agamaku, ya aku laksanakan juga Kenapa? Karena ini adalah bagian daripada pilihan Yang sudah kita bahas, life is choice Hidup adalah pilihan Kalau kamu mau pilih dengan cara seperti itu, ya nggak ada masalah Kita nggak akan pernah maksa orang di dalam Islam Islam ini keren kok Islam ini enak kok Ngapain saya harus maksa Anda untuk merasakan suatu kekerenan atau suatu keenaan? Nggak perlu dipaksa Adapun kalau saya pengen Anda merasakan kenikmatan yang seperti saya rasakan, Anda mendapatkan kebaikan seperti yang saya dapatkan, itu wajar.
Karena itu adalah efek daripada rasa cinta. Jangankan bicara tentang Islam. Orang yang maksiat saja, punya pacar saja ngomongin pacarnya terus. Orang yang maksiat saja, punya selingkuhan, itu nggak tahan ngomongin selingkuhannya terus. Orang yang punya cem-ceman saja, nggak tahan pengen upload foto cem-cemannya.
pengen kemudian pasang di wallpaper, selalu ngomongin terus orang yang pengen kawin aja ngomongin kawin terus nah kenapa kalau orang yang mencinta Islam nggak boleh ngomong Islam? ya kalau kita mau dakwah tentang Islam ya wajar, cuman kita nggak akan pernah maksa orang kenapa kita nggak akan pernah maksa orang? karena ini terlalu berharga jadi kalau ada orang yang bodo amat, kalau ada orang yang abai, kalau ada orang yang masa bodo ada orang yang ignorance, ya nggak ada masalah agama ini adalah pilihan gitu loh, kalau misalnya anda nggak mau juga nggak ada masalah Dan kemarin ada yang nanya, kenapa sih kalau ada orang yang ngeliat kayak gini-gini dikit banget dibandingkan ada orang yang ngeliat game, ada orang yang ngeliat musik dan segala macem, music cover dan segala macem, itu banyak banget. Bagi saya nggak ada masalah.
Kenapa nggak ada masalah? Ya saya pengen sih ketika kebaikan tuh viewersnya banyak. Saya pengen sih ketika kebaikan itu yang nonton banyak, yang sharing banyak.
Tapi nggak ada masalah dalam arti karena kita bukan melakukan untuk mereka. Dan kita tahu, kita sudah belajar dari awal, life is choice. Hidup adalah pilihan.
Dan pilihan-pilihan baik itu senantiasa sedikit orang yang mau. Kenapa? Karena lebih mudah melakukan pilihan-pilihan yang biasa, lebih mudah menjadi orang yang biasa dibandingkan menjadi orang yang istimewa.
Menjadi istimewa perlu konsekuensi. Menjadi istimewa perlu pengorbanan. Menjadi istimewa perlu sesuatu hal yang... Yang nggak biasa, gitu loh maksudnya.
Anda boleh review lagi tentang bab 1-5 tentang life is choice. Artinya adalah apa? Ya wajar, pilihan-pilihan yang terbaik itu senantiasa dikit orang yang ambil.
Jangankan pelajaran agama. Jangankan tentang akidah. Jangankan tentang kebaikan-kebaikan yang sudah Allah sediakan. Barang dunia aja yang baik-baik itu dikit orang yang mau.
Makanya dikit orang yang baca buku. Dikit orang yang kemudian jadi manager Dikit orang lebih dikit lagi yang jadi direktur Lebih dikit lagi yang jadi pengusaha dan segala macemnya Lebih dikit lagi orang-orang pengusaha yang jujur Kenapa? Untuk jadi istimewa itu susahnya minta ampun Coba bayangin, lebih mudah mana?
Baca buku atau nonton? Atau tidur-tiduran? Ya lebih mudah nonton dan tidur-tiduran lah Makanya, jangankan bicara tentang masalah akhirat Masalah dunia aja orang nggak mau tentang sesuatu yang baik Nah, balik lagi Kalau ada orang-orang kayak gitu, ketika dia masa bodoh, ketika dia ignorance, dia nggak peduli, ya nggak ada masalah.
Nabi Nuh juga ketika berdakwah 900-an tahun, pengikutnya cuma itu-itu aja. Dan itu tidak menandakan kegagalannya Nabi Nuh. Tapi itu adalah menandakan bahwa umatnya waktu itu belum mau untuk diajak. Kewajiban kita mengajak sebanyak-banyaknya, mengajak dengan sebaik-baiknya, mengajak dengan cara yang seindah-indah.
Tapi kalau itu pun sudah kita lakukan, lantas orang-orang tetap ignorance, ya itu nggak ada masalah. Cuma saya pengen cerita aja, saya pengen cerita pada teman-teman yang masih mau untuk berpikir, yang masih mau untuk membuka mind, open-minded gitu kan ya, bahwa kehidupan ini tuh kayak gini ceritanya, nih kayak gini. Anggaplah teman-teman suatu hari pergi ke airport.
Jadi karena teman-teman sekalian ya, itu disuruh sama orang, bukan disuruh. Kayak ini lah tiba-tiba Anggaplah ini sebuah game Tapi gamenya virtual Gamenya nyata gitu ya Temen-temen tiba-tiba ada di sebuah airport Ada backpack di belakang Lalu kemudian ada duit di kantong temen-temen sekalian Taruh lah duitnya Duitnya taruh lah ya 200 juta lah Atau ya Kurang ya? 500 juta.
Ada duit di kantong teman-teman sekalian 500 juta. Ada backpack isinya adalah baju dan segala macemnya. Dan teman-teman berdiri di tengah-tengah airport.
Bisa dibayangin? Teman-teman berdiri di tengah-tengah airport. Banyak sekali kemudian tujuan-tujuan destinasi-destinasi. Banyak sekali orang-orang yang ada di sana.
Semuanya berada dengan kesibukan mereka masing-masing. Dan teman-teman datang di situ bawa backpack. Kita nggak bahas tentang masa lalunya.
Ini game. Namanya game ya terserah yang buat game. tiba-tiba teman-teman ada di sana lalu kemudian ada ada di situ destinasi-destinasi teman-teman punya backpack dan teman-teman punya punya duit 500 juta dan waktu itu teman-teman melihat orang riuh lalu lalang kemana-mana dan karena teman-teman menyadari teman-teman lagi ada di airport berarti harusnya kita pergi ke satu tempat maka teman-teman mulai nanya pada sekuritinya eh kalau saya pengen berpergian dan teman-teman nggak dikasih tahu apapun cuma itu aja kondisinya Lalu teman-teman nanya kepada Satpam. Eh kalau saya mau berpergian kira-kira enaknya di mana ya?
Enaknya ke mana ya? Satpam itu kemudian bilang. Oh enaknya itu ya kalau kamu mau berpergian.
Ya nggak usah ke airport mas. Pergi ke kampung aja. Pulang kampung itu enak banget mas.
Jangan di sini mas. Udah pulang kampung aja. Loh saya mau berpergian kok.
Ini kan di airport. Berarti pasti ada sesuatu yang saya harus lakukan di airport ini. Bukan balik kampung mas. Yaudah kalau gitu.
Saya kayaknya bertanya pada orang yang salah. Kita tanya pada orang kayaknya parlente. Kayaknya bajunya bagus.
Kayaknya dia pakai dasi, dia terdidik. Lalu kita tanya, mas, mas mau kemana mas? Oh ya, saya mau pergi ke New York.
Oh gitu ya. Kenapa mas pergi ke New York mas? Ya, karena saya ada bisnis di sana.
Karena saya akan menandatangani sebuah agreement yang nilainya 2 juta USD. Oh gitu ya. Oh gitu. New York tuh bagus nggak mas? Ya New York itu gimana ya mas ya, aku kesana bukan karena bagusnya sih, aku kesana karena aku punya bisnis aja disana.
Disana cuma ada ya gedung gitu kan ya, teknologi dan segala macemnya. Kalau anda nyari-nyari ada keperluan disana ya pergi lah kesana. Kalau enggak ya saya pikir ya ngapain anda kesana, lebih baik anda cari sesuatu yang sesuai dengan anda aja.
Dia mulai mikir, oh iya apa yang sesuai dengan saya ya. Dia kemudian ke tempat orang lagi, wah ini kayaknya antrenya rame nih, kemana? Zimbabwe misalnya gitu kan ya.
Oh ini... Nanya sama orang, ini kemana mas? Zimbabwe.
Ngapain ke Zimbabwe? Ya saya itu kesana cuma untuk melihat aja bagaimana contoh negara-negara yang duitnya itu bertumpu-tumpu gitu ya. Saya melihat kemarin di internet itu saya cari-cari disitu tuh duitnya tuh pake geroba kalo jualan. Ya Zimbabwe atau bukan ya? Ya kira-kira itulah.
pokoknya saya mau ke sana, oh gitu, terus kenapa banyak orang? ya karena kami pengen dapat duit yang banyak juga gitu ya, oke kalau gitu, terus kemudian dia ngeliat lagi yang lain, oh ada tempat yang lain tempatnya lumayan rame juga, bahkan lebih rame daripada yang Zimbabwe tadi, kemana? ke Amazon, wih gila luar biasa, lalu dia tanya sama yang jual tiket mas ini, mbak ini berapa tiketnya ke Amazon?
oh tiketnya 200 juta mas PP nggak? oh ini nggak ada PP, mohon maaf, ini cuma one way tiket aja 200 juta oh 200 juta, wah berarti saya bisa beli dong, dia tanya kepada yang sebelahnya Kenapa kamu pengen pergi ke Amazon? Ya saya pengen nyari anakonda. Ngapain nyari anakonda? Kayaknya itu peliharaan yang bagus katanya.
Oh gitu ya? Tapi pernah ngeliat anakonda? Ya belum.
Cuma katanya ini peliharaan yang bagus aja. Lalu apalagi yang dicari? Tarantula. Tarantula itu apa?
Ini kayaknya bisa... Dijadikan peliharaan orang rumah nih kayaknya Tarantula ini. Oh gitu ya.
Oke lo ngapain lagi kamu disana? Katanya ada sungai yang bagus. Ada pohon-pohon.
Dan saya pengen santai-santai disana. Pengen berenang-berenang disana. Dan katanya temen berenang tuh ada yang bagus. Namanya Buaya gitu kan ya.
Buaya gede gitu ya. Oh gitu ya. Buayanya udah pernah ketemu?
Belum tapi katanya bagus. Kata siapa? Itu tadi ada orang yang di depan.
Kalau sebelum adik masuk ke bandara. Itu di depan ada orang yang ngiklanin Amazon. Oh gitu ya? Maka dia pergi keluar, lalu kemudian ke tempat orang yang ngiklanin Amazon. Orang yang ngiklanin Amazon tuh lagi ketawa-ketawa.
Oh, banyak ketipu gitu ya? Kira-kira gitu lah. Oh, ternyata dia tahu. Oh, ini orang juga nggak bisa dipercaya.
Dia nyari terus. Intinya adalah dalam kemudian airport itu, dia berusaha mencari sebenarnya destinasi dia tuh mau kemana. Ada orang yang duduk-duduk di airport. Lalu kemudian dia tanya, Ngapain mas? Ah, saya pusing mas.
Bodoh amat lah, pusing saya. Lihat nih orang-orang, semuanya ini tertipu. Lah kenapa nih semua orang-orang tertipu?
Semuanya tuh dijanjikan dengan sesuatu yang muluk-muluk. Padahal saya tahu itu semuanya adalah marketing tipuan belaka. Ada yang ke Amazon, ada yang ke Zimbabwe, ada yang ke sana kemari. Saya tahu itu semuanya salah, Mas.
Yang bener tuh adalah saya. Nggak usah kemana-mana, Mas. Ngapain? Udah di sini aja lah, Mas. Di airport aja lah.
Kita jajan aja di sini. Toki yang kita cari kan happy, Mas. Yang penting kita makan di sini, kita happy di sini, kita pacaran juga ada di sini orang-orang yang lain.
Ada yang kemudian kita bisa, kita juga bisa bangun gubuk loh di sini, nggak ada masalah. WC ada, lalu kemudian toko ada, segala macem ada, dan semuanya enak. Udah lah mas, nggak usah pergi kemana-mana, kebahagiaan tuh sudah di sini mas.
Nggak usah kemana-mana mas. Dicari aja di sini, pasti dapet mas. Ngapain cari kemana-mana?
Lalu kemudian di tengah riu rendah itu tiba-tiba ada seseorang, lalu kemudian datang kepada dia, lalu dia bilang, Mas anak baru ya mas ya? Oh iya, iya saya baru masuk ke dalam game ini. Oh iya kalau begitu baru ya mas kenalin nama saya.
Ya siapa namanya? Nama saya Felix mas. Oh misalnya taruh lagi dekat nih, ada NPC di sana. Lalu kemudian orang-orang langsung bilang, Mas, mas, mas, mas hati-hati ya mas ya, kalau nanti kamu dikenalin sama seseorang kayaknya baik mas, terus nanya-nanya mas, kamu sebagai anak baru, hati-hati aja mas. Dia itu akan bohongin Anda, Mas.
Hati-hati, Mas. Dia akan nipu Anda, Mas. Dia akan mengambil duit Anda. Oh, gitu ya? Maka dia kemudian merasa, yaudahlah kalau gitu saya nggak mau deket-deket Felix ini.
Tapi mungkin karena Felix ini memberikan satu semacam ini ya, semacam kayak, Mas, Mas, Mas, kalau mau pergi, Mas, saya mau nanya dulu, Mas, yang Mas cari ini apa sebenarnya dalam hidup? Misal, kayak gitu kan. Lalu kemudian dia kasih tahu, oh ya saya mau nyari begini, saya mau nyari begini, saya mau nyari begini.
Lalu kemudian ketika kita sudah... Kita sudah menjelaskan pada dia, saya pengen enak, saya pengen baik, dan saya tahu ketika saya di airport ini pasti ada sesuatu yang harus saya tuju. Maka saya cari tentang tujuan saya, yang kira-kira saya di sana bisa santai, saya di sana nggak susah, saya di sana bisa bahagia, bisa mendapatkan pasangan kalau bisa, dan pasangannya harus yang baik sama saya.
Nanti berkeluarga, setelah itu sampai saya mati, live happily ever after. Kira-kira gimana? Langsung kemudian tokoh yang namanya Felix ini mengeluarkan. Asik. Kan gak apa-apa ini kan terserasa ini kan gamenya kan saya yang buat.
Lalu kemudian Felix ini mengeluarkan. Oh mas ini mas. Kan yang lain itu kan ya. Itu kan kalau jualan kan cuma katanya mas. Ini saya ada trailer videonya mas.
Nah ini saya ada trailer videonya. Ini tempat yang pengen kita tuju mas. Wah ini namanya apa Felix? Ini namanya Istanbul. Wah oke gitu ya.
Ini kira-kira aja. Ini kan pemisahan. Istanbul ini.
kalau anda pergi ke tempat yang lain, contoh misalnya anda pergi ke New York, anda pergi ke Eropa, anda pergi ke Milan, anda pergi ke mana lagi, Paris, anda pergi mana, ya itu memang mungkin bagus mas, tapi mas disitu makanannya agak susah cari yang halal mas karena disana tuh ya yang jualan itu ya kebanyakan yang tidak halal, kalaupun ada yang halal mungkin agak susah dan disitu mas, mungkin kalau anda cari sesuatu kenikmatan dunia, anda akan dapat tapi kalau anda cari misalnya orang-orang yang Jujur orang-orang yang baik mungkin agak sulit di sana dan dia jelasin Dan mungkin itu nggak tahu semua itu kan katanya Nah ini saya sekarang kasih mas ini ada trailernya mas Kalau anda pergi ke Istanbul hari ini anda bisa ngunjungin ini ini ini ini Besok anda ngunjungin ini ini ini ini makanannya harganya segini dan gini-gini Pokoknya enak banget mas Nah kalau mau kesini aja mas Lalu kemudian ada orang ngomong kayak gitu menjelaskan dengan sebaik-baiknya Lalu kemudian dia nanya lagi bukan dia kita nanya lagi Mas mohon maaf mas, saya mau nanya mas. Ini kayaknya menarik banget dengan bukti-bukti yang sangat jelas. Yang lain nggak ngasih sih kayak gini. Kira-kira kalau saya milih yang ini nih, kira-kira.
Kenapa saya nggak milih untuk di airport aja? Lalu kemudian santai dan bisa makan juga, seperti yang mas tadi bilang. Saya juga bisa untuk disini menikah, disini juga bisa untuk jadi, apa namanya, bisa untuk ada WC, ada rumah. Saya disini, saya juga bisa buat tempat tinggal sementara disini.
Kenapa saya nggak disini aja? Lalu kemudian Felix ini bilang, Iya mas. Tapi masalahnya adalah, ini bandara, ini bandara, sekitar 3 bulan lagi ditutup, Mas. Gitu ya? Iya, 3 bulan lagi ditutup, Mas.
Nah, 3 bulan lagi ditutup, dan ketika ditutup, semua orang akan disingkirkan dari sini, dan inilah kesempatan terakhir, dalam waktu 3 bulan, Anda harus milih Anda mau pergi kemana. Dan kalau Anda nggak milih pun, itu juga sebuah pilihan. Anda nggak mau milih destinasi manapun, karena merasa kecewa, karena merasa destinasi ini semuanya nip dan merasa dirinya paling benar dan dia tinggal di sini, tetap dia akan untuk diusir. Dan itu adalah pilihan dia. Karena tidak memilih adalah sebuah pilihan juga, Mas.
Maka Anda boleh tetap di sini, nggak ada masalah kalau Anda mau milih, tapi saya cuma mau ngasih tahu aja, ini ada surat penggusuran. Ini ada surat penggusuran bandara, tiga bulan lagi bandaranya akan selesai. Dan itu belum kalau saya kasih tahu yang lain, bahwa kalau Anda di sini, Anda tetap harus keluar uang.
Anda naik pesawat, Anda keluar uang, Anda di sini juga Anda keluar uang. Anda di sini juga Anda harus makan, Anda di sini juga Anda harus minum, Anda di sini juga Anda harus mengeluarkan keperluan-keperluan. Dan ketika Anda naik pesawat, Anda juga ngeluarin semuanya itu.
Tapi bedanya adalah, Anda bakal punya destinasi yang lebih keren. Oke teman-teman sekalian, kira-kira bisa nangkep perumpamaannya. Ayah sabulingsanu ayut rokasuda.
Allah katakan, apakah benar manusia itu merasa benar? Mereka yakin apa kalau mereka itu dibiarkan gitu aja? Apakah mereka yakin mereka dibiarkan gitu aja tanpa ada konsekuensi tertentu?
Nggak. Setiap pilihan dalam kehidupan kita punya konsekuensi. Dan realitanya adalah kita lahir di dunia ini, kita disuruh ngamatin di dunia ini, banyak orang lalu-lalang di dunia ini dengan pilihan mereka masing-masing, dan kita sudah dikasih oleh Allah akal, kita sudah dikasih oleh Allah akal untuk melihat, menanyakan, menganalisis, lalu kemudian mengambil satu telaah dan kesimpulan kita mau milih ke destinasi yang mana. Dan kita nggak tahu apakah kemudian destinasi kita benar atau tidak sebelum kita punya ilmu dan punya bukti. Itu maksudnya keimanan.
Sampai pada satu titik ketika dia sudah punya ilmu dan sudah punya bukti, dia sudah mengamati semuanya, maka dia bilang, saya yakin Felix ini kayaknya jualannya benar. Oke kalau gitu saya mau ngambil tiket Anda. Tiket Anda berapa?
kebetulan lagi ada diskon mas berapa diskonnya? diskonnya cuma 50 ribu ini kok murah banget? iya, karena sudah banyak orang-orang yang kemudian mereka sebenarnya jual tiket terlalu mahal tapi ini yang murah dan kadang-kadang orang nggak ngeliat karena itulah selamat datang di klub orang-orang yang sedikit jadi ini kemudian ini kemudian salah satu contohnya karena itulah orang-orang yang nggak ngapa-ngapain pun sebenarnya dia juga harus memilih teman-teman sekalian bagaimanapun juga karena kehidupannya nggak ada yang bersifat netral semuanya harus memilih Termasuk ketika kita, ketika kita kemudian berada dalam kondisi kayak gitu, kondisi dunia yang sekarang, ya kita harus memilih mana yang paling kita ilmui, mana yang paling kita yakini kalau sudah sampai 100%, maka kita memilih ini.
Artinya teman-teman sekalian kesimpulannya adalah apa? Orang yang ignorance, orang yang bisa jadi abai, nggak peduli dalam kehidupan dia. Karena kenapa?
Karena dia tidak tahu apa yang menantinya berupa keindahan di depan dan apa yang menantinya berupa kesengsaraan di depan. Andaikan dia sudah mengetahui semua itu Kenikmatan apa yang menanti dia Dan kesengsaraan apa yang menanti dia ke depan Maka dia akan memilih pilihan yang terbaik Dan dia akan gerak, dia akan jalan Entah kemanapun jalannya itu Entah jalannya benar atau jalannya salah Tergantung cara dia memilih Tapi setidaknya dia nggak akan diam di tempat Karena dia tahu kenikmatan yang akan dialami Dan kesengsaraan yang akan menanti dia Mudahnya seperti ini Orang yang baru, orang mau diajak pergi ke, taruhlah misalnya gini taruhlah ke Dufan orang mau diajak ke Dufan ngapain ke Dufan mas? having fun having fun, ngapain having fun? ya, bersenang-senang kita di Dufan oke, kita pergi ke Dufan setelah pergi ke Dufan baru sampai kemudian ke pintu masuknya wih, ini keren banget bener, kita having fun disini maklum anak kampung baru ngeliat pintu Dufan aja udah seneng banget lalu dia bilang oke, kalau gitu gue sudah sampai disini belum bro, ini baru gerbangnya doang bro enggak, gue udah disini aja Gue seneng disini, gue happy disini, dan lo jangan membuat gue untuk memilih yang lain.
Kenapa? Gue sudah seneng disini, hidup gue punya jalan, lo punya jalan, gue disini lo mau terus terserah. Yang penting gue udah seneng banget sama gerbang duvan ini. Bro, this is just the beginning. Ini baru permulaan aja bro.
Di dalam ada yang lebih bagus. Bodo amat, gue nggak peduli. Gue mau disini aja.
Dunia ini kan cuma gerbang. Dunia ini kan cuma tempat awal. Lah kalau misalnya Anda disini sudah tertipu, Anda merasa bahwa disinilah destinasi Anda, Anda salah. Ini bukan destinasi kita. Mati pun bukan destinasi kita.
Destinasi kita sesuatu yang lain. Dari mana kita dapat? Nah ini nanti kita bahas di episode-episode ke depan. Tentang bagaimana mendapatkan keimanan yang itu kita yakini 100%.
Yang itu berdasarkan argumen, berdasarkan dalil. Maka jangan berhenti di gerbangnya. Karena ada keindahan-keindahan lagi yang menanti Anda.
Dan Anda harus tahu... Ada kesengsaraan yang menanti di depan, karena kalau Anda tetap di gerbang aja, suatu saat nanti akan ada security datang lalu Anda dianggap gelandangan, Anda akan dibawa ke kantor polisi. Faham ya?
Artinya adalah, hidup adalah pilihan takdir atau pilihan... Lalu kemudian sampailah kita pada pembahasan keimanan yang produktif dan keimanan yang produktif adalah keimanan yang berdasarkan argumen yang dia tetap harus milih apapun kejadiannya. Maka realitanya Anda hidup di dunia. Pilihannya adalah, destinasi Anda adalah pilihan.
Anda mau tetap di dunia? Anda suatu saat nanti akan mati Suatu saat nanti Anda akan berakhir Anda tidak mungkin dibiarkan tanpa konsekuensi oleh Allah SWT Anda, you are here for a reason Dan tugas kita adalah Tidak boleh menghentikan berpikir Sampai kita dapat apa reason kita Untuk ada di dunia ini Dengan cara yang paling meyakinkan Dengan ilmu, dengan bukti Makasih Kita insya Allah akan lanjutkan dalam pembahasan yang selanjutnya Kalau ada yang salah saya mohon maaf Ada yang baik hanya berasa daripada Allah SWT Terima kasih kalau ada manfaat bagikan pada yang lain di YouTube ya bukan disini karena ini akan segera karena ini live akan segera hilang setelah kita selesai live bagiin pada yang lain dan juga kalau ada kebaikan-kebaikan silahkan di notifikasi supaya kita bisa kasih tahu kapan video nanti berikutnya akan tayang Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh