Transcript for:
Panduan Membaca X-ray Muskuloskeletal

Hai teman-teman, bertemu lagi dengan kita, Guliamet, media belajar online yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja. Pada hari ini kita akan membahas tentang bagaimana cara membaca X-ray muskuloskeletal secara jarana. Yuk, mari kita belajar bersama-sama.

Sebelum kita beranjak pada tema pembahasan utama, marilah kita mereview sedikit tentang kosakat anatomis, kemudian posisi anatomis. Karena ini sangat penting dalam pembahasan-pembahasan berikutnya. Kita lihat sendiri di sini bahwa bahwa posisi anatomis seperti yang digambarkan pada gambar yang ada pada slide ini, kita lihat bahwa kepala menghadap ke depan, kemudian kelapa tangan menghadap ke depan, kemudian ujung-ujung jari kaki menghadap ke depan, kemudian kedua tangan posisinya lurus, berada di samping tubuh, kemudian kaki juga merapat seperti yang ditunjukkan pada gambar ini. Kemudian kita akan beranjak pada term atau kosa-kosa anatomis, di mana posterior artinya mengarah ke arah belakang, anterior mengarah ke arah depan. Atau bisa kita juga katakan dengan dorsal, yang berarti ke arah bunggum, berarti kan ke arah posterior, dan juga ventral, ke arah perut, yang berarti anterior.

Kemudian ada lateral, lateral artinya menjauhi sumbu tengah tubuh, kemudian medial artinya mendekati sumbu tengah tubuh. Kemudian ada superior artinya mengarah ke atas, inferior artinya mengarah ke bawah. Granial, caudal ini kata lain dari superior-inferior.

Granial ini mendekati kepala berarti ke arah superior, caudal ini mendekati ekor. atau dalam tubuh manusia mendekati ke arah bawah kemudian ada juga proximal dan distal proximal itu artinya mendekat kemudian distal itu artinya menjauh sebagai contoh kita ebarkan tangan kita si proximal ini berarti menuju ke arah bahu distal itu Berarti menuju ke arah jari-jari seperti itu. Kemudian ada juga superficial dan profundus. Dimana superficial ini berarti menuju ke arah luar.

Dalam artian ke arah luar. arah permukaan, dan juga profundus, yang mengarah ke arah bagian dalam. Sebagai contoh, kulit kita berada di superficial, kemudian organ-organ dalam kita berada di profundus, seperti itu contohnya.

Kemudian juga ada dextra dan sinistra. Dextra artinya kanan, sinistra artinya kiri. Tak lupa kita harus belajar tentang anatomi tulang. Pertama kita lihat batang tulang atau diafisis.

Kemudian di ujung tulang ada yang dinamakan epifisis. Kemudian di bagian diafisis. Yang paling dekat dengan epifisis kita namakan metafisis. Kemudian di antara epifisis dan diafisis dinamakan lempeng pertumbuhan atau epifisial line. Dimana lempeng pertumbuhan ini adalah tempat tumbuh pada anak-anak.

Kemudian kita lihat di bagian ujung tulang terdapat kartilago atau tulang rawan sendi Di sini berwarna biru Kemudian tulang diselubungi oleh suatu jaringan yang kita namakan periosteum Kemudian kita lihat struktur bagian dalam tulang. Di sini kita lihat pada diafisis terdapat suatu rongga. Kita namakan medula.

Kemudian di luarnya ada kortex. Di kortex terdiri dari tulang yang kompak, kemudian pada medula terdapat tulang-tulang yang trapekular atau membentuk jaring-jaring. Kemudian di dalam, antar di dalam rongga tersebut, terdapat suatu jaringan yang dinamakan dengan sum-sum atau marrow. Sum-sum tulang terdiri dari dua jenis.

Ada sum-sum tulang yang merah, di mana berfungsi sebagai tempat membentukan darah. sebagai penyimpanan lemak Ya, kemudian kita beranjak pada X-ray. Kita tahu sendiri bahwa X-ray ini adalah salah satu modalitas dalam radiologi, di mana X-ray ini adalah modalitas radiologi yang paling pertama dan utama untuk banyak kasus. Karena apa? Karena dia itu murah, untuk menghasil gambarnya itu cepat, dan X-ray ini di mana-mana ada.

Maksudnya adalah X-ray itu... lebih banyak ada, lebih mudah kita temui daripada modalitas lain, misalkan CT scan atau MRI, seperti itu. Namun X-ray memiliki beberapa kerugian.

Yang pertama, X-ray ini karena merupakan jenis radiasi yang dapat mengion, sehingga X-ray ini berbahaya untuk pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan ibu hamil Dan yang kedua, X-ray ini tidak selalu bagus untuk merasa perantahasikan jaringan lunak Karena itu dibutuhkan jenis-jenis modalitas lain seperti CT Scan atau MRI Nah, kemudian kita akan belajar mengenai radio lusen dan radio opak. Di mana radio lusen ini artinya makin gelap, makin hitam. Kemudian radio opak itu makin putih, kalau di X-ray seperti ini. Nah, kenapa itu bisa terjadi? Jadi, dari suatu pemancar sinar X, sinar X itu akan diteruskan sampai dia akhirnya mengenai film.

Kemudian... X-ray itu jika mengenai film, dia akan menyebabkan film itu berubah menjadi gelap. Namun, Jika X-ray sebelum mencapai film itu menabrak struktur, misalkan kita contohkan di sini tulang, maka beberapa dari sinar X itu akan dipantulkan atau diserap sehingga tidak sampai kepada filmnya seperti itu.

Nah, hal itu akan membuat film tidak bisa menghitam sehingga terjadi warna putih. Nah, kemudian kenapa hal ini berbeda-beda pada tiap zat? Karena tergantung pada densitas atau kerapatan dan juga nomor atomik zat dari atom-atom yang mengusung suatu zat.

Kalau kita lihat di... Diagram yang bawah ini, kita lihat bahwa air atau udara ini adalah set yang paling radiolusen, maka dia akan tambah seperti hitam. Kemudian di atas air, makin putih, ada fat atau lemak. Fat di sini masih terlihat ya, hitam tabu seperti abu-abu gelap.

Kemudian ada water atau air, air ini terlihat abu-abu. kemudian bone, tulang, tulang disini terlihat putih, putih keabuan-abuan, kemudian yang paling putih adalah metal atau logam. Dalam X-ray kita harus mengenal yang namanya view.

View ini bergantung pada posisi pemancar dan posisi film X-ray. Posisi anteroposterior, artinya memancar sinar X-nya ada di depan tubuh, anterior. Dari anterior, dia akan bergerak ke posterior, ke arah belakang tubuh, lalu ditangkap oleh film yang ada di belakang tubuh.

Itu namanya posisi anteroposterior. Kemudian kebalikannya, posterior anterior, berarti pemancar sinar ada di belakang, di arah posterior, kemudian sinarnya akan bergerak ke arah depan, dan ditangkap oleh film yang berada di anterior dari tubuh. Itu posterior anterior. Kemudian posisi-posisi lain, posisi lateral, berarti posisi pemancarnya ada di samping, kemudian bergerak ke samping, yang sisi lainnya, kemudian oblik. disini pemancar berada tidak tegak lurus dengan sumbu tubuh namun pemancarnya sedikit miring ya bisa 45 derajat seperti itu dari sumbu tubuh Lalu kita lihat anatomi tulang di X-ray.

Kita lihat sendiri, disini terdapat diafisis ditunjukkan oleh warna kuning. Kemudian ada epifisis ditunjukkan oleh warna hijau. Kemudian diantaranya ada growth plate atau epifisial line. Disini terlihat sebagai garis yang memisahkan antara diafisis dan epifisis.

Kemudian di ujung dari diafis ada metafisis, kemudian ada apofisis yaitu bagian tulang yang mengalami penulangan secara terpisah. Kemudian di sini yang biru ini sesamoid atau tulang yang tidak tersambung dengan tulang lain. Dalam hal ini karena dia berada pada suatu tendon atau ligamen. Kita lihat di sini, karena ini lutut, maka sesamut di sini adalah tulang tempurung lutut atau patella.

Kemudian ini gambaran dari kortex dan medula. Kita tahu bahwa kortex terdiri dari tulang yang kompak, lebih padat, maka dia akan terlihat lebih radioopak. Kemudian medula terdiri dari tulang yang banyak rongga-rongganya, kemudian tersisum-sum sehingga dia tampak lebih lusen. Kemudian kita lihat pada daerah sendi.

Kita tahu sendiri bahwa tulang itu antara tulang satu dengan tulang lain itu dalam suatu persendian itu tidak saling ketemu. Alias ada suatu celah yang memisahkan, celah ini disebut joint space atau celah sendi. Tulang-tulang yang berada pada joint space Maksudnya, maaf yang menghadap jone space dilapisi oleh kartilago atau tulang rawan, namun pada X-ray tidak terlalu kelihatan.

Kemudian di sini pada X-ray lutut terdapat, maksudnya pada sendi lutut terdapat suatu struktur, jaringan tulang rawan juga yang disebut meniskus, fungsinya sebagai bantalan. Kemudian kita lihat sendiri bahwa di sekitar dari sendi terdapat shaft tissue. Soft tissue ini bisa berupa ligamen atau kapsul sendi seperti itu. Kemudian kita beranjak pada topik utama, yaitu bagaimana cara membaca X-ray muskuloskeletal. Kita simpulkan menjadi 3 bagian dulu, yaitu yang pertama kita lihat identitas, kemudian kita membaca secara sistematik atau ABCS, kemudian kita juga harus mengenal apakah yang dinamakan dengan rule of two.

Untuk identitas dan kualitas foto, kita harus melihat yang pertama identitas pasien. Identitas ini dapat berubah nama, kemudian nomor rekam medis, kemudian usia, dan lain-lain yang tercantum pada film. Kemudian kita juga sendiri waktu foto.

Di sini kita dapat lihat tanggalnya, contohnya pada foto ini tanggal 20 Januari 2020. Kemudian kita juga harus melihat posisi yaitu posisinya kanan atau kiri kita lihat sendiri disini ada tulisan L kecil L itu artinya left atau juga pada beberapa foto kita bisa menemukan tanda-tanda seperti huruf R, R itu right atau bisa juga kita temui dengan istilah latinnya dextra atau sinistra dx dextra atau sin sinistra seperti itu kemudian kita juga harus mengecek tipe filmnya apakah dia itu AP atau PA lateral atau oblique atau posisi-posisi lainnya kemudian pada S1 skolatal kita harus mengecek apakah penetrasi dari sinar X ini adekuat sehingga kita dapat melihat struktur secara jelas tidak terlalu lusan dan tidak terlalu opak lalu untuk ABCS ini adalah suatu singkatan A. Alignment B. Bone C. Cartilage dan S. Soft Tissue kita akan bahas satu persatu Alignment atau dalam bahasa Indonesia susunan berarti kita melihat susunan tulang dan sendi kita lihat disini apakah susunan tulang dan sendinya ini sesuai dengan posisi normal posisi anatomis normal ataukah dia ada bergeser atau terdapat kelainan pada susunan lain contohnya kita lihat sendiri disini pada sendi metacarpal valangeal pada jari tengah atau di GT3 Kita lihat di sini sendi metacarpal valangeal, dia yang antara tulang metacarpal dan valange proximal, valange proximal ini dia bergeser ke arah lateral. Jadi terdapat kelainan pada alignment.

Lalu alignment yang kedua kita belajar tentang cortical outline atau garis dari cortex. Kita lihat sendiri bahwa cortex itu harusnya lurus ya. Lurus kemudian.

tidak ada patahan atau geseran seperti itu, kita sendiri disini, pada gambar ini kita susuri satu persatu tiap tulang kortexnya, apakah ada kelainan apakah ada retakan, geseran seperti itu nah Lalu kita sampai pada metakarval nomor 4. Kita lihat sendiri metakarval nomor 4 atau yang sejajar dengan jari manis. Kortexnya terdapat semacam ketidaksinambungan kortex. Hal ini menunjukkan adanya fraktur atau patah pada metakarval digiti 4 seperti itu. Nah, kemudian kita beranjak pada bone atau tulang. Nah, kita tahu sendiri bahwa tulang itu selain terdiri dari tulang kompak, juga terdapat tulang trabekular yang menunjukkan medula.

Pola-pola dari teraba gula ini akan membentuk suatu pattern yang dapat kita lihat pada X-ray. Pola-pola dari teraba gula ini akan semakin jarang. kita melihat pada penderitaan dengan misal osteoporosis seperti itu.

Karena pada osteoporosis terjadi penurunan dari dentas tulang sehingga trabekular patternnya akan makin menjarang. Kemudian selain osteoporosis, kita juga dapat melihat proses trabekular yang makin jarang pada orang-orang yang tulangnya tidak dipakai lagi untuk menyanggah berat tubuh. orang yang berbaring lama kita dapat melihat terapi kulangnya juga akan jauh lebih jarang hal ini terjadi karena proses pembentukan tulang remodeling tulang ini akan sesuai dengan beban yang diterima dari tulang itu sendiri jika beban yang makin jarang maka tulang itu tidak dibentuk karena buat apa?

Buat apa dibentuk kalau beban sendiri tidak ada? Jadi, pada orang yang dirambaring lama, maka pola terapikulasinya akan paling jarang. Hal ini kita sebut juga dengan wolf law atau hukum wolf, dimana makin besar tekanan atau beban yang diterima tulang, maka makin padat tulangnya seperti itu, kira-kira kasarnya.

Kemudian, selain melihat pola trafikulasi tadi, kita juga melihat perubahan densitas atau kepadatan tulang. Contohnya pada foto di bawah ini, kita lihat bahwa bagian kiri, foto sebelah kiri, densitas tulangnya sangat meningkat. Kemudian pada foto yang kanan, densitas tulangnya menurun.

Nah, perubahan densitas tulang ini dapat disebabkan oleh berbagai kelainan. Salah satunya yang telah kita sebutkan tadi adalah osteoporosis. Bisa juga akibat dari proses keganasan atau kanker dan proses-proses lainnya.

Nah, C, cartilage. Cartilage ini atau tulang rawan merujuk pada sendi karena sebagaimana kita tahu, tulang rawan pada tulang itu terletak pada permukaan artikuler. Nah, celah sendi yang normal ditunjukkan oleh yang foto kiri.

Sementara pada foto kanan kita lihat bahwa celah sendi ini mengalami penyempitan bahkan kedua tulangnya saling bertemu. Celah sendi yang menyepit ini bisa diakarenakan proses-proses penyakit seperti osteoartritis atau reumatoartritis. Nah, khas pada proses osteoartritis, selain adanya penyempitan, kita juga dapat melihat adanya liping atau seperti orang yang seperti bebek atau mencucu di bahasa Jawa-nya.

Kita lihat ada proses pembentukan tulang baru yang membentuk seperti bibir. Kemudian pada rheumatoid arthritis, kita lihat bahwa terjadi marginal erosion. Tulang-tulang yang berada di pinggir, ini karena proses inflamasi terjadi erosi. Kemudian S atau soft tissue, jaringan lunak. Kita melihat jaringan lunak yang ada di sekitar tulang dan sendi.

Antara lain otot, kemudian jaringan lemak. Dan pada beberapa kejadian kita dapat melihat adanya hematom atau penembukan darah akibat trauma. Atau bisa juga kita lihat adanya akumulasi udara yang abnormal di dalam jaringan lunak.

Atau kita juga bisa dapat melihat adanya pembengkakan. pada jaringan lunak contohnya pada gambar di bawah ini kita dapat melihat adanya fraktur pada tibia yang menyebabkan perdarahan kemudian darahnya numpuk di sekitar area suprapatela Kita lihat sendiri di arah suprapetela itu harusnya antara tulang femur dan tulang fatela itu ada lemak. Namun pada kali ini kita melihat adanya suatu daerah yang lebih opak. Masih abu-abu tapi tidak sepadat tulang. Kita lihat sendiri adalah cairan, berarti ada darah di situ.

Kemudian contoh lain, di sini ada fraktur atau trauma pada ilmu. Kita lihat sendiri ada suatu jaringan lemak yang harusnya tidak ada di situ, membentuk seperti layar pada kapal. Ini dinamakan Seiralsign atau Fatbed Sign, terjadi pada trauma ilmu.

Kemudian bentukan lain yang dapat kita lihat pada X-ray, contohnya adalah flebolis atau trombus yang mengamai kalsifikasi, biasanya terjadi pada hemangioma. Dan ada kasus pelvic flebolis, flebolis yang ada di daerah pelvis ini terdapat pada 44,2% populasi umum. Lalu kita akan belajar mengenai rule of two yang terdiri dari two views, two joins, two sides, and two occasions.

Kita lihat sendiri di sini bahwa suatu kelainan itu mungkin tidak akan tampak pada suatu view, namun akan tampak pada view lainnya. Sehingga pada radiologi kita harus minimal mengambil dua view. Nah, contohnya di sini kita lihat sendiri pada posisi AP, pada pergelangan kaki, kita lihat sendiri mungkin tidak ada kelainan yang begitu nampak.

Namun, kalau kita lihat di view lateral, akan nampak bahwa tulang fibula ini mengalami fraktur. Contoh lain, ini pada jari tangan, falangis. Kita lihat sendiri pada posisi AP, tidak terlalu nampak ada kelainan.

Lihat AP foto di kiri, nampaknya hal yang normal saja. Namun, begitu kita lihat pada foto lateral, kita lihat bahwa ada pemenggakan pada segmen intermediate dari falang. Kemudian, 2 joints atau 2 sendi. Jadi, kalau kita temukan suatu fraktur pada tulang, kita juga harus memotret 2 sendi yang mengapit suatu fraktur tersebut.

Kenapa? Karena bisa saja selain terjadi fraktur, juga terjadi... Dislokasi pada sendi-sendi yang mengapit tulang yang fraktur Itulah pentingnya Kita melihat tujuan Lalu Aturan berikutnya adalah Two sides Atau dua sisi Mari kita lihat gambar berikut Nah Pada 2-side skaters membandingkan 2 sisi, antara sisi kiri dan sisi kanan, APCS kiri dan APCS yang kanan.

Contohnya pada gambar ini kita lihat pada yang sisi kiri normal dan sisi kanan terdapat fraktur pada kolum femoris. Hal ini penting karena banyak pada kejadian fraktur, banyak yang hanya terjadi pada salah satu sisi saja, sehingga kita bisa membandingkan apakah sisi ini benar-benar terdapat kelainan atau tidak dengan membandingkan sisi yang satunya. Hal ini juga penting pada anak-anak, di mana pada anak-anak lembeng pertumbuhan yang belum menutup dapat diinterpretasi sebagai garis fraktur. Sehingga kita harus membandingkan antara kanan dan kiri. Jika kanan dan kiri sama, terdapat satu garis, berarti itu lembeng pertumbuhan.

Dan jika hanya satu garis pada satu sisi, maka dapat berarti fraktur. Kemudian, two occasions di mana kita bisa melihat perbandingan tulang yang sama pada dua waktu yang berbeda. Nah, contohnya pada ekstrain yang sekarang, current ekstrain ini, kita lihat adanya suatu fraktur.

Namun, jika kita lihat pada ekstrain yang dulu, kita dapat melihat suatu area yang lebih lusen pada medula tulang femur. Apabila kita bandingkan dengan medula yang lain, maka dia tambah lebih lusen. Nah, hal ini kemungkinan menunjukkan...

bukan suatu proses patologis menyebabkan keramaan tulang. Nah, akibat tulang lama itu, akibat bila terjadi trauma, maka kemungkinan pada area itu terjadi fraktur. Sehingga kemungkinan fraktur ini bukan murni karena trauma, namun adanya faktor patologis yang menyebabkan tulang itu lebih rentan pada trauma. Nah, sekian penjelasan kami tentang bagaimana cara membaca foto X-ray sederhana muskuloskeletal.

Jangan lupa klik like, komen, share ke teman-teman, subscribe, dan bunyikan lonceng untuk mengetahui konten-konten terbaru dari kami. Terima kasih telah menonton. Dadah!