Transcript for:
160 Pembahasan Balagatul Quran dan Makna

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Alhamdulillahirrahmanirrahim Surat Al-Ladhina An'amta Alayhim Ghayri Maqtubi Alayhim Waladzalin Amin Rabbi Surah Al-Yusadri, Wasili Amri, Wahlu Luqtattam Al-Isthani, Yaqoho Qawli Radidu Billahi Wa Rabba Biaslami Dina Wabim Muhammadin Nabiya Rasulina Amma Ba'a Kita keteruskan kajian Balagatul Quran kita dan kita masih bicarakan tentang tahawul anil ma'adi ilal amri yang kita mulakan mengelepas perubahan Mi'il dalam satu-satu ayat daripada Mahdi kepada Ammar daripada Mahdi kepada Ammar kalau dari segi jumlah perubahan daripada Jumlah insya'iyah Jumlah tolak khobariyah Menjadi jumlah insya'iyah Dalam satu-satu ayat Jumlah pertama jumlah khobariyah Memberi tahuan dengan fi'il mati Tapi kemudian dimutuhkan dengan jumlah insyaiyah insyaiyah tolabiah yang digunakan pihil amar dan mudah pas setelah kita berikan contohnya dalam surah al-aruf ayat 29 serta rahasia di sebalik tahawul tersebut Daripada Amarorobi Bilkisti menjadi Wakimu Bukannya Aksitu Wakimu Atau Amarorobi Bilkisti menjadi Amarantukimu Yang pertamanya Lepas telah kita perih bahwa yang gunakan film adi itu menurutkan bahwa Al-Qistu yakni keadilan itu telah wujud itu telah ada semenjak zaman azali Allah SWT sebelum pun Menciptakan makhluknya, Allah telah tetapkan dalam ilmunya, dalam kodok dan takdirnya bahwa segala apa yang diciptakan kelak ayat-ayat kauniah maupun segala apa yang diperintahkan kelak ayat-ayat syar'iyah yang ini ada padanya Al-Kistu Tahakuku Al-Kistu Al-Amar Barulah Kita disuruh untuk Menegakkan keadilan Meluruskan Niat Dalam beramal Semata-matakan Allah, itu adil Karena Tidak menghilaskan niat Karena Allah Itu zalim, namanya riak, namanya syirik Memberi maksud kita nak berlaku adil atau tidak Karena Allah beri kita pilihan Bahwasanya keadilan itu telah wujud Semenjak zaman azali Dalam bahasa lain Kita berlaku adil atau tidak Berlaku adil Keadilan yang Allah tetapkan tidak akan bertambah kita berlaku zalim keadilan yang Allah tetapkan tidak akan berkurang itu yang saya contohkan minggu lepas contohnya Allah Maha Suci Allah Maha Terpuji kemudian Allah suruh kita memujinya dan menyucikannya Jika kita memilih untuk memuji dan menyujikannya sekalipun, kesucian Allah dan keterpujian Allah tidak bertambah. Sebenarnya, jika kita tidak mau memuji-Nya, tidak mau menyujikannya, Maha Suci Allah, Maha Terpuji Allah pun tidak terjejas. Itulah maksudnya. Jadi, seolah-olah aku ini mahasuci, aku ini ma'adil. Lalu aku suruh kamu adil, sekarang terpulang. Jika kamu adil pun keadilan aku tidak bertambah, jika kamu zalim pun keadilan aku tidak berkurang. Tetapi, apa yang kamu pilih itu kembali kepada kamu sendiri. Itu, apa namanya, berbeza dengan... Jika Allah kata, maksudnya Aksitu Waqimu Berlaku adilah kamu dan Luruskan Niatmu dan ibadah Maknanya keadilan Belum wujud karena Allah baru menyuruh Bisa ya Disitu, jadi kalau Saya boleh Lebih dalam lagi Saya kaitkan minggu lepas Keadilan Allah SWT dalam firmanya Amarur Rupi Bilkisti itu termasuk Kodok Kauni Kodok Kauni Perintah Kauni Ia telah wujud Dan ia pasti wujud Berbeza dengan Aqimu Wajuhakum Itu adalah Kodok atau Perintah Syara'i Dan perintah syar'i, kotak syar'i belum tentu wujud. Belum tentu wujud karena itu perintah Allah. Sebab boleh jadi kita buat atau tak buat. Allah kata banyak akimus sholat, dirikan sholat. Apakah mesti sholat itu nanti berlaku? Belum tentu. Walaupun Allah mengendaki, walaupun Allah minta. Jangan kamu sirik pada aku, kata Allah. Apakah nanti tidak berlaku sirik karena Allah melarang sirik? Belum tentu. Itu namanya amar atau khotot tashri'i. Jadi ada atau tiadanya bergantung pada pilihan kita. Allah mahukan larangannya ditinggal, perintahnya dibuat. Berbeza dengan amar atau kotak takwini. Kotak takwini, amar takwini, Allah dah tetapkan. Bumi, langit, dan isinya, itu kotak takwini. Pusingan bumi pada paksinya, itu kotak takwini. Panasnya api, sejuknya air, manisnya mangga, masamnya asam. Pak Kedala, asam Jawa, asam Melayu. Melayu ada asam? Ada. Melayu tak punya asam. Yang Melayu kurang asam Asam ini Jawa yang punya Dan nasib baik hanya asam saja Yang dulu orang Melayu tak ambil semuanya Sehingga di Jawa pun masih ada asam Jawa Sebab macam mie sudah diangkut Sini semua Sehingga mie Jawa disana tak ada mie Jawa Itu sudah kota otakku ini Suka atau tak suka Bila Allah kata wahai asam Jadilah kamu asam Wahai mangga Aku kehendaki aku maukan kamu manis Manis lah dia Jadi, bab keadilan yang Amar Robi, Allah kata, Aku sudah takutkan adil, ya adil lah. Alam semesta. Baru kita disuruh, berlaku adil lah kamu. Dan yang kedua, faedah atau tujuan perubahan madi kepada Amar, yakni untuk dilalah. Aladilalatun Alasurra Surah Ati Tahakkuki Tahakkuki Kudusi Wahusuli Al-Fi'li Dilalatun ala Surra'ati tahak'uqi huduthi wa sulil fi'li Dilalah itu menunjukkan Jadi perubahan madi pada amar untuk menunjukkan Betapa cepat dan pantasnya surah Mendukkan atas betapa cepat dan pantasnya berlakunya sesuatu peristiwa perbuatan tersebut Kejadian itu berlaku begitu pantas sekali Boleh dikatakan tidak ada masa Gap masa Sangat pantas, sangat cepat Itu Faedah itu tujuan diubahnya, ditukarnya, tahawul, madi kepada amar. Mana yang menunjukkan pantasnya, segeranya, cepatnya berlakunya perbuatan pada amarnya, bukan pada madinya. pada amarnya, bukan pada matinya pada fiil amarnya untuk memudahkan memahami tujuan kedua ini coba berhati surah Al-Baqarah ayat 65 dan 66 1, 2, 3, 4, 5, semuanya mati Satu aja yang amar Dalam dua ayat ini ada lima fiil mati Mati, mati, mati, tah, bagaimana Ada satu amar dicelah-celah pula A'udzubillahiminasyaitanirrojim Ketika Allah menceritakan firmannya, kehendaknya, iradahnya Pemberitahuannya tentang Bani Israel Walakad'a wa mawa'idhatan lil muttaqin waw dan lam demi kot sungguh waw istiknaf lam kosam kot taukit waw istiknaf atau waw ibtidak waw istiknaf itu adalah waw yang digunakan untuk memulakan satu-satu ayat Jadi, kalau ditebarkan dan pun, sebenarnya dan ini nak disambung kemana? Ini bukan waktab. Jadi, ada dalam qawwa'idulluhu harabiyah memulakan ayat boleh gunakan dan tiba-tiba dan tak ada apa-apa benda tiba-tiba dan Itu namanya waw istiknaf Atau waw ibtidak Waw yang berfungsi untuk memulakan satu-satu jumlah Itu ayat Lam itu demi, namanya lam kosam Lam sumpah Dan Qod itu huruf Taukit Sangat kuat lah ini Dan demi sesungguhnya Qod itu Taukit Karena apa? Cuman anak mengenal bahwa Qod itu Taukit Cuman anak kenal bahwa Qod itu Taukit Huruf penguat Cuman anak kenal Karena masuk pada fiil madi. Alim tum Tumadin Sebab kalau Kot masuk pada film mudara Maknanya Kot itu kot apa namanya Kalau kot masuk Madin namanya Taukit Kalau kot masuk mudara Itu apa itu Apa maknanya Kot masuk mudara Kot masuk madi, taukit. Kot masuk mudarek? Hal? Nama kot itu. Kot kalau masuk madi, nama kot itu taukit. Sekarang kalau masuk mudarek, nama kot itu taukit. taksir atau taklil kot itu bila masuk mudare namanya taksir banyak atau taklil sedikit Terima kasih. Sebab itu, bila Qod masuk mudhorek, terjemahan dia ada dua. Boleh jadi, kalau diartikan taksir, maknanya? Sering kali. Sering itu kan banyak. Sering kali Sering, sering Acap kali, sering kali Dan jika Dia artikan taklil Sebagai taklil Kadang-kadang Sering kali, taksir, taklil, kadang-kadang Bila makin jarang, ya jarang, jarang Alimtum kamu telah mengetahui Alladzina akan orang-orang yang i'tadaw Mereka telah melampaui batas Mingkum daripada kamu Kamu disini, ini kamu Bani Israel Orang-orang yang melibatkan seminggu itu pun daripada kamu juga, bangsa kamu juga Bani Israel Ada larangan Allah, tapi mereka langgar Fisabti, pada hari Sabtu Pada hari Sabtu ada larangan khas bagi Bani Israel saat itu Tidak boleh mencari ikan Karena mereka langgar, Fakulna Lalu kami berfirman Kata Allah Lahu pada mereka Yang melanggar Larangan Allah di Sabtu ini Kunu jadilah kamu Kepada yang melanggar ini Kirodatan Bro-bro Munyat-munyat Atau kip-kip Kirodah itu Ker-ker Ker-ker Kirodah itu Kirodah itu Kirodah itu Kirodah itu Kirodah itu Kirodah itu Kirodah itu Kirodah itu Kirodah itu Kirodah itu Kirodah itu Kirodah itu Kirodah itu Kirodah itu Kirodah itu Kirodah itu Kirodah itu Oh si In yang hina. Betul-betul jadi monyet. Bukan perangi macam monyet. Usulullah ini adalah azab Sebagaimana perubahan tongkat musam jadi ular Betul-betul ular Ya ada darah dia, ya hidup, ya... Itu bisa, bukan sihir. Sihir tongkat tak boleh jadi ular, hanya nampak macam ular. Ini betul berjauh-jauh jadi munyid. Hanya Alhamdulillah, dengan rahman Allah, munyid ini tidak sempat bernikah kahwin. Jadi tak sempat berketurunan lah. Tak sempat berpisah, tak sempat... Kalau tidak, wah... Musah. Jadi orang ini diciptakan sebagai manusia, tapi matinya sebagai monyet. Tak hina macam mana. Di dunia pun matinya sebagai mati monyet. Lalu kami, kata Allah, telah jadikannya peristiwa manusia jadi monyet karena melanggar langganan Allah itu nakalan sebagai teladan seksa. Nakalan itu teladan seksa. Siksa yang Allah suruh kita Menjadikannya sebagai teladan Iktibar Pengajaran, bukan sekarang azaban Azaban siksa Nakalan itu siksaan yang Allah jadikan teladan bagi orang lain orang lain mengambil i'tibar dan pelajaran lima bayna yadaiha bagi apa yang dihadapannya bagi generasi pada saat ia berlaku wa ma khalfaha dan apa yang di belakangnya bagi generasi kemudian hingga hari kiamat wa ma idotan Juga mau izah Jangan lilmutakin bagi orang yang bertakwa Tengok Alimtum Itu adalah Madi Kalau mudarat bagaimana? Alimtum Taklamuna Iktadao Itu madi, kalau mudarat Ya, taduna. Ya, taduna. Kemudian, faqulna. Itu mati. Kalau mau tarik. Na? Naqulu. Naqulu. Jaalnaha. Itu mati. Kalau mau tarik. Jaalnaha. Naj. Najaluhah. Na itu kami jadi. Kami juga lah Apa namanya Naj'aluhah Naj'aluhah Kami Menjadikannya Kami menjadikannya Baik Alimtu madi itadau madi Kulunamadi ja'alnamadi Tah macemana Ada kunu Kunu itu Amar Di tengah-tengah itu amar Kan depan terus sajalah Walakut alim tumullati nak tadaw minkum fis sabati Kemudian fakhanu Lalu mereka menjadi Munyat-munyat yang hina Fakhanu lalu mereka menjadi Dan kami jadikan Tapi kuno Jadilah kamu Ayat ini cerita peristiwa yang telah berlaku Allah beritakan pada Muhammad SAW Peristiwa yang telah berlaku pada zaman Dahulu kala yang menimpa Bani Israel Sebab itu semuanya menggunakan Fi'il ma'adi dan dalam bentuk Kalam khobari Ini memang jumlah khobariyah, pemberitahuan, Allah beritahu dahulu Kamu tau kan, dahulu ada kamu ini kan, kan, kan, kan, itu khobariyah Kemudian diubah pula menjadi kalam insya'iyah Insya'iyah tolabiah Insya'iyah tolabiah, yakni, itu, kunu girodatan khusin, itu namanya kalam atau jumlah, insya'iyah khobariyah, insya'iyah tolabiah, meminta kan, jadilah kamu, itu kan kalam pemintaan itu, jadilah kamu monyet, insya'iyah, karena kalam insya'iyah, ini kalam yang tidak mengandungi, Kebohongan Dia boleh dikatakan benar atau bohong Ataupun tidak Itu insya Berbeza dengan kalam khobari Kalam khobari, kalam yang boleh kita katakan Yang di ucapkan itu benar atau tidak Jadi ada perubahan yang sangat ketara Sekali Kalau tidak ada tahawul, ya itu adalah Aladina ta'ruminkum fisabdi Kemudian, fakanu kiradatan khasih Orang-orang yang melalui batas daripada kamu pada hari Sabtu Lalu mereka menjadi punya Ini pemberitahuan Allah bercerita Dahulu kala ada di antara kamu Yang melanggar Larangan aku kata Allah pada hari Sabtu Aku larang dia cari ikan Kemudian dia cari ikan Lalu mereka jadi dimunyit, dan kami jadikan peristiwa itu menjadi pengajaran bagi kamu dan bagi orang yang bertakwa kan, tak ada masalah kalau dikatakan begitu dan betul pun tidak ada yang salah tapi kenapa tiba-tiba lalu kami katakan, jadilah kamu Menyed yang hina Menyed yang hina Jadi ada pertukaran Dengan kunu kiru adatan khawasi'in Ini mas kilan, ini lah yang dikatakan Yang dimaksudkan bahwa Perubahan ini dilalah Menunjukkan Ala surra'atid Betapa cepat dan pantasnya Tahaqqi huduthi wa husulil fi'li Betapa pantas dan cepatnya berlakunya kejadian tersebut Begitu Allah kehendaki mereka jadi monyet Tidak ada gap masa, terus jadi monyet Itulah bukan hari ini Allah suruh perintahkan dia jadi monyet Minggu depan baru mulai Bungkuk buruk sikit, mulai tumbuh bulu. Bukan. Benar, peristiwa mereka tukar jadi monyet itu sudah berlaku Tetapi bagaimana berlakunya? Cepatkah? Pantaskah? Lambatkah? Menunggu masakah? Tidak, jawabannya cepat Pantas Dari mana kita tahu? Fi'il amar Sekarang, jika tidak dibuah menjadi fi'il amar Seperti yang saya katakan tadi Jadi katakanlah, umpamanya Al-ladhi naqtada'u minkum fi sapti faqa nukiro datan khosi'in Orang-orang yang boleh batas daripada kamu pada hari Sabtu lalu mereka jadi munyid peristiwa pertukaran mereka jadi munyid itu berlaku tetapi tidak apa namanya memberikan maklumat tentang bagaimana mereka Mereka bertukar jadi monyet. Sebab hanya diberitahu. Kemudian mereka jadi monyet. Mungkin kita akan tanya. Jadi monyet itu perlu berproses ke? Atau mungkin. Dalam dua hari ke minggu. Kan? Itulah. Jadi ada sesuatu. Ada dua perkara yang disemangatkan. Pertama. Peristiwa jadi monyet itu sudah berlaku. Yang keduanya. Yang ini prosesnya sangat pantas. Pantasnya proses bertukar dari manusia jadi monyet itu, yakni ditukarnya, gantinya, susunan mati-mati menjadi amar. Jadi amarkan itulah pantasnya. Kalau tidak dikajari amar, tidak menggambarkan pantasnya proses tadi, cepatnya proses tadi. Hanya memberitahu peristiwa itu sudah berlaku. Dan tidak salah. Dari segi koedah bahasa Arab, tidak salah ini ikut jadi kuidah bahasa Arab katalah susun ayat lah aladina tadu minkum fis sabti fakanu kiro datan khosiin fajalna tak ada salah sikit pun tidak salah dari segi qawwa'idullughah arabiyah daripada aspek kuidah tata bahasa Arab arabiyah gramatika arabiyah Grammatika Arabia Bukan Arabika Arabika kopi Ini Arabia Saya ingat pertama kalilah Saya dengar istilah itu Dari keingkatan Empat kalau tidak salah Cikgu Amal Sa'dani Cikgu Amal Sa'dani Sikwa Masakdain ini pandai. Pandai katanya pasal di kelas kami mengajar bahasa Indonesia. Di kelas lain mengajar bahasa Arab. Di kelas lain mengajar akidah. Mengajar tempat yang lain, ada kawan begitu, mengajar matematik. Waktu itu dipanggil kisap. Jadi maknanya semua pelajaran itu boleh dikuasai. Dan sekarang masih hidup beliau. Ya tentu sudah berumur lah saat tinggal 4 pun sudah. Beliau yang katakan, ada kata. Grammatika Arabiyah Apakah benda Grammatika Sebut saja Al-Qaidul-Lurah Arabiyah Al-Qaidul-Lurah Arabiyah Dikatakan Grammatika Arabiyah Ya, dia menguasai banyak ilmu Banyak ilmu Benar memang sekolah itu mengajarkan semuanya, akademik 100%, ugama 100%. Jadi muridnya boleh semuanya lah. Tapi kan tidak semua, kadang-kadang murid hanya lebih yang subjek ini saja. Dia boleh Dan saya tanyakan ada kawan yang sekarang Masih mengajar disitu Sudah senior lah agaknya Dia kata ya sampai sekarang Masih oleh pihak sekolah masih diberi Tugas mengajar jadwal yang pelbagai subjek disini ngajak tafsir coba kalau orang-orang seperti ini kalau di Malaysia kan susah nak dipanggil nak panggil apa namanya ciku ke ustad bingung semasa ngajak apa namanya med mungkin panggilnya ciku tapi coba kalau tiba-tiba ngajak apa namanya tafsir ustad jadi nak citar jadi sebab nak ciku atau nak ustad jadi citar Terima kasih. Atau usgu. Usgu-usgu. Pacikgu kan. Ya. Tak apalah itu. Tapi Alhamdulillah daripada dulu panggil Pak Guru. Sampai sekarang Pak Guru. Siapa itu Pak Guru Amal? Amal Sa'da ini. Siapa itu? Punya lah, apa, dia punya dedikasi dia mengajar. Bayangkan, dia belajar di situ, kemudian mengajar di situ, sampai sekarang. Bayangkan siap. Maknanya dia belajar di situ tahun, pasal dia murid pertama, jadi maknanya tahun 66 lah. Sekolah itu dikenal tahun 1966 ceritanya. Jadi boleh belajar hingga tamat, kemudian disuruh mengajar, karena waktu kekurangan guru sekolahnya, terus sampai sekarang. Sampai hari itu jumpa, kata, oh iya masih hidup, akhirnya bersalam. Sudah berumur lah Makanya betul-betul sangat Dedikasinya sangat tinggi lah Sangat-sangat-sangat tinggi Istilah muridnya sudah sangat banyak lah Yang pernah diberi ilmu pengantuan Ya di macam-macam lah muridnya Ya itu saya masih ingat sekarang Dia ada istilah Tiba-tiba Gramatika Arabiyah Apakah Gramatika Arabiyah Ini dia, jadi pantas, sangat cepat Dilalah ala surati tahakkuk Khusul berhasil, khusul itu berhasil Hudus itu berlaku Al fi'lu Sesuai dengan firman Allah dalam ayat yang lain Baik sekali di Quran Innamam amruhu Iza arada shai'an Ayyakulalahu kun Hidhala Jadi, apa saja ini kaitannya dengan Masyiah sebetulnya ya? Ayat seperti ini kaitannya dengan Masyiah Allah. Kembali pada yang minggu lepas itulah, ini Masyiah Allah. Adapun larangan Allah kepada mereka, Adapun larangan Allah kepada mereka, Jangan Cari ikan pada hari Sabtu Larangan Allah Allah mahukan mereka tidak cari ikan pada hari Sabtu Keinginan Allah, kemauan Allah, kehendak Allah itu namanya irodah Allah menghendaki mereka Allah mau mereka tak nak cari ikan hari Sabtu Kehendak Allah ini namanya irodah Kemudian, Allah menghendaki mereka yang melanggar larangan hari Sabtu jadi munyid. Kehendak Allah yang menghendaki mereka jadi munyid itu namanya Masyiah. Jadi, bila masyiah, kehendak Allah itu pasti berlaku. Bukan mungkin, pasti. Pasti berlaku. Dan berlakunya pantas. Tidak ada yang perlahan, tidak ada yang cepat, tak ada yang membutuhkan masa, tak ada. Pantas. Berbeza dengan irodah Allah. Irodah Allah, apa yang Allah maukan daripada hambanya, dengan irodahnya, boleh jadi berlaku, boleh jadi tidak. Contoh, Allah maukan mereka jangan langgar hari Sabtu. Tapi mereka langgar juga. Maknanya apa yang Allah maukan tak berlaku lah. Apa sebab? Karena irodah ini kaitannya dengan perintah dan larangan. Dan bila kaitannya dengan perintah dan larangan, manusia pula diberi pilihan. Itu masalahnya. Kita diberi pilihan. Sebenarnya itu kadang-kadang berlaku, kadang-kadang tidak, kadang-kadang jadi, kadang-kadang tidak. Bukan mana yang Allah tidak berkuasa. Allah memang tak mau paksa dalam irodahnya. Kenapa Allah tak paksa saja sebagaimana Allah memaksakan masyiahnya? Ya. Karena dalam irodah itu Karena kaitannya apa namanya perintah larangan Ada kisab Yang dikisab itu yang irodah Yang kaitannya irodah itu yang dikisab Yang masyiah tidak dikisab Jadilah kamu, pahamannya, wahi api. Jadilah kamu panas. Jadilah kamu perempuan. Jadilah kamu laki. Allah kendaki kita laki. Kita perempuan. Kita warna kulit gini-gini. Itu? Masih? Nah, itu tidak ada khisab. Tak payah risau, ma. Tak payah risau. Berkulit hitam kah? Sawo matang kah? Coklat kah? Kenapa mesti tiba-tiba merasa rendah diri, merasa... Jangan, itu tidak boleh, itu dosa. Merasa rendah diri karena warna hitam, dosa. Banggakan diri karena kuning langsat, berdosa juga. Karena itu bukan pilihan kita, yang patut kita risaukan, ya ini yang berkaitan dengan irodah. Allah suruh buat, kita tak buat, itu patut risau. Patut merasa hina. Allah suruh, tinggal Allah maukan kita meninggalkan suatu perbuatan, kemudian kita buat, disitu kita wajib merasa hina. Wajib, bukan sunnah. Jadi bukan hanya karena alay, napa lah aku. Saya macam tak ada keyakinan diri lah nak jumpa orang. Apa hernya? You oke lah, you pake baju apa pun oke lah. Baju apa pun Memang Yang orang macam saya ini Sampai tailor saya cari pun Tak ada yang boleh buatkan Apa henya lah Macam itu boleh dipikirkan Menghabiskan umur hanya untuk mengikam Benda yang Masya Allah Yang sebenarnya Bagi saya penting Betul memahami irodah Sangat penting karena kesannya nanti itulah So itu semua Sahabat Nabi mulai daripada Umar bin Khotob lah bubaker Ali yang sangat handsome Ja'far bin Abdul Talib yang aduhai Hinggalah Bilal bin Robah yang hitam Miskin Julai Bib yang pendek Sedikitpun tidak ada rasa yang satu bangga yang satu Semuanya tampil di hadapan masyarakatnya penuh dengan kepercayaan diri Ya, dia tak rasa Tiba-tiba Ali kesana kemari, dia tengah-tengah Tiba-tiba julaibib yang hitam, yang pendek, yang apa ini. Kemudian kalau ada di majlis nabiun, suruh belakang pintu. Kenapa julaibib? Ya, ya boleh lah. Itu tidak ada dalam siri sahabat Sifat sahabat Karena dia tahu bukan pilihan dia Dan merisaukannya Atau merasa hina Karena bentuk ciptaannya itu dosa Sebagaimana membanggakannya Sebab itu sahabat Penuh percaya diri Dia hanya merasa hina Hina sehina-hinanya Jika irodah Allah Yang Allah maukan dia tak buat Yang Allah maukan kita tinggal, dia langgar. Itu baru merasa uh, hinanya luar biasa. Menangis dan menangis karena itulah. Lainnya. Dan itulah yang patut dicontohi. Sifat salafus soleh yang tidak mudah dicontohi kecuali dengan bersungguh-sungguh. Jadi tak payah, tak payah hilang keyakinan diri. Ini kadang orang barat saja yang suruh gitu ya. Cuma-cuma Tuhan, saya tak ada keandilah. Kerja saya ini jumpa orang, tapi saya segala. oke supaya Anda punya kenyataan diri, coba tarik nafas panjang-panjang Betul Bayangkan yang Anda itu Ratu cantik Apa kebendalah Anda bayangkan Yang Anda sebenarnya punya tangan Untuk hilangkan itu hanya satu aja Oh ini masya Allah Kenapa saya masih risau Oh ini irodha Allah, ini yang aku perlu risau sepanjang hayat Itulah maksudnya Sebab yang masyarakat Allah Kita tidak diberi pilihan Bila Allah menghendaki, Quran kata Kun fai kun Kun fa, fa itu maknanya Apa itu? Tartib Tidak ada gap masa Bila ada kun saja Yang ini dipanggil Amartakwiri Amar takwi ini, perintah Allah yang berkaitan dengan ciptaan, objeknya itu, mukhotabnya itu, tak ada masa sedikit pun, mesti menjadi, berubah menjadi seperti mana yang dikendaki oleh Allah. Ya naru wa ya api kuni bar dan selamat. Api yang panas, begitu Allah mengiragi sejuk, saat itu yang sejuk. Itulah menurut surah Surah itu pantas Jadi bukan hanya Memberitahu kita Tentang peristiwa Manusia tukar jadi monyet Bukan itu saja Tapi Dengan ditukarnya Di amar memberitahu Kita betapa pantasnya perubahan itu Paham ya? Itu apa namanya? Dilalah ala surah Yang berikutnya Terima kasih. Terima kasih. Yang ketiga, faedah, tujuan, tahawul, daripada madi kepada amar Ya'nih untuk dilalatun ala kayfi yati wuku'il fi'li Dilalatun ala kaifiyyati buku'il fi'li Menunjukkan Alat atas kaifiyyah cara Kaifiyyah itu cara Berlakunya sesuatu perbuatan Cara berlakunya berkuatan Jadi bukan memberitahu peristiwa, adanya peristiwa Tapi memberitahu tentang cara berlakunya peristiwa tersebut Bagaimana peristiwa itu berlaku, caranya Kaifiah, kaifiah Itu tahawul minal ma'adih ilal amr Lihat film Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 243 Al-Baqarah 243 Dalam surah Al-Baqarah ayat yang ke 243 A'udzubillahimnashaytanirrojim Bismillahirrahmanirrahim Jangan ayatnya Baca sampai habis lah, bukan mula-mulanya. Alam Taro. Sampai habis. Alam Taro, tidakkah engkau telah melihat? Ila al-ladhina kepada orang-orang yang khuraju mereka keluar min diyarihim dari rumah-rumah mereka atau kampung-kampung mereka Darun Diyar Diyar Wahum Uluf sedangkan mereka ini beribu-ribu Uluf Uluf itu beribu-ribu jamaat daripada Alfun mufratnya Alfun ya Al-fun jama'nya Ulu-fun Ada yang satu jama'nya Al-fun Siapa tahu apa bisanya Alfun ribu, mufrod Uluf beribu-ribu dah Alaf pun beribu-ribu juga Terjemahan sama Tapi apa bezanya? Bezanya bukan letak pada terjemahan Terjemahannya sama aja Melayunya Katalah, alaf beribu-ribu Uluf beribu-ribu Apa bezanya agaknya? Ada yang tahu? Tak ada? Tak ada yang bia wah itu Sedangkan mereka beribu-ribu Kalau yang tengok terjemahan sama ya, terjemahan Melayu ke, terjemahan Jepun ke, terjemahan Bangladesh ke, terjemahan Tamil ke, sama. Tapi ingat, dalam bahasa Arab tidak sama. Dalam bahasa Quran tidak sama. Setiap kalimat yang berbeza, jangankan berbeza bunyinya, berbeza jumlah hurufnya pun, abli berdekat, wah eh, pastilah, maknanya mesti tidak sama. Jadi alfun, jamaahnya ada dua, satu uluf, satu alaf. Uluf, ini namanya jamaah katroh. Hai jamak katroton katroh katroh banyak-banyak katroton banyak yang alaf di jamak Allah Allah itu sedikit artinya alaf itu yani beribu-ribu tiga hingga 10 3 hingga 10 310 kan jamak Sedangkan uluf itu tiga hingga tanpa had. Contoh, kalau kita ditanya, berapa orang malam tadi yang datang ke majlis itu? Berapa malam tadi yang datang ke majlis itu? Oh, yang hadir malam tadi itu, alaf. Beribu kan? Maksudnya, lebih 3 ribu, kurang 10 ribu. Lebih 3.000 sebab jamak? Tak boleh lah, 1.000 kita kata alaf. 2000 tak boleh sebut alaf bila alaf itu maknanya mesti 3000 ke atas, tapi tidak lebih 10 mungkin 6, mungkin 7 mungkin 8, mungkin 9, itu namanya alaf jadi jamak antara 3 menurutkan 3 hingga 10 ada pun uluh berapa malam tadi yang datang majlis pelancaran apa namanya itu, di stadium uluh Kalau disebut uluwuf maknanya beribu-ribu lebih daripada tiga hingga tanpa had mungkin enam belas ribu mungkin seratus ribu mungkin lima ratus ribu mungkin lima belas ribu Jadi kalau lebih daripada sepuluh ribu kita jangan kata alaf, tak boleh Contohlah maksudnya Ini jamak Pas Bukan taksir Katroh Ini kilah Jama taksir itu kan Jama lawan mu'ana salim Udah lari lagi, bisan pun tidak Jama taksir yang kasar ini berbisan pun tidak sebab taksir itu maknanya pecah bukan banyak contoh kita bun menjadi kutub kan pecah itu kita bun mufratnya Banyak kutub Bentuk jama' Yang berbeza dengan bentuk mufrodnya Itu taksir Maknanya pecah, bukan banyak Kalau Mu'anas adu mudakar salim Salim itu mana selamat Jadi bentuk mufrodnya Tidak berubah Contohnya muslimun mufrod Mudakar salimnya muslimun Kan tetap Kan kalimat muslimun tidak berubah Hanya perlu ditambah wa'unun Muslimun, muslimin Muslimat itu nama salim Salim itu selamat Taksir itu pecah Maktabun makatib Masjidun masajid Itu namanya taksir Bukan banyak Pecah, kasaroh, yaksiruh Ini kasroh Bukan kasroh Kasroh Daripada Kasirun Maknanya banyak Jadi jama' yang menunjukkan Bilangan lebih Tiga dan seterusnya Hingga tanpa had Sementara kilah, jama' daripada kolil, jama' daripada lebih 3 hingga 10. Kila, contohnya syahrun, syahrun bulan. Jama'nya ada suhur, ada ashur. Ada suhur, ada ashur Maknanya bulan-bulan Jadi kalau dijamakkan Sahrun katalah ashur Maknanya Ashur maknanya 3 hingga 10 Berapa lama awak pergi ke luar negeri ini Ya ashur Ya boleh jadi 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 Berapa lama awak nak tinggal di luar negeri? Syuhur. Bila syuhur itu mana ya? Pasti lebih tiga hingga bila-bila. Mungkin sebelas bulan. Bila sebelas bulan atau satu tahun, sebutnya syuhur. Bukan tak boleh balik, lebih 10. Salah lagi memang. Jadi kalau salah nanti bingung. Syuhur bukan tak, bukan tak. Asal lebih 10 panggilan syuhur. Kalau 3 maksimum 10 Namanya Ashur Begitulah Sehitu dalam Quran Allah berfirman Bukan Sesungguhnya bilangan bulan Di sisi Allah Itu 12 bulan Karena Allah sebut 12 bulan Mesti idatas syuhur bukan idatal ashur berbeza dengan al hajju ashurum ma'lumat al hajju ashurum ma'lumat ibadah haji itu pada bulan-bulan yang tertentu kenapa pakai ashur tidak pakai surah suhur, karena masa untuk menerikan faduh haji hanya dalam bulan-bulan tertentu sawwal, dulqaidah, dulqijah karena hanya 3 bulan ashur tapi bilangan bulan dalam satu tahun itu 12 12, dan lebih 10 syuhur. Sangat cermat bahasa Al-Quran. Tapi kalau tengok terjemahan, sesungguhnya, wajib itu bulan-bulan tertentu. Sesungguhnya, bilangan bulan-bulan. Itu sebenarnya bizak, katrah, dan ilah. Jadi, ayat ini cerita, orang-orang yang keluar pergi perang ini, bukan hanya 3.000, 10.000, 9.000 tidak. Lebih dari 10.000. Karena uluf, itu makna beribu-ribu lebih dari 10.000. Kalau alaf, kita boleh agak maksimum 10.000. Contoh lah. Jadi bukan uluh maknanya tanpa hat, tak, lebih 10. Malangnya mereka ini hadarul mauj. Walaupun jumlah tentera mereka ini sangat ramai, banyak, tapi mereka takut mati. Kuantiti banyak, tapi kualiti tak ada. Makna ramai dan besar dari jumlah. Tapi sedikit daripada, dari segi peranan Jangan-jangan ini orang Islam Sekarang, orang Islam sekarang di dunia besar dari segi jumlah, tapi sedikit dari segi peranan. Peranan orang Islam yang jumlahnya ramai di dunia, kan peranannya sangat sedikit di dalam dunia sekarang. Dalam ekonomi kan sedikit peranannya, dalam percaturan politik sedikit, dalam mempengaruhi dan mencorakkan dunia sedikit sekali. Tuh, jadi besar dari segi jumlah, tapi kecil dari segi peranan. Orang ini hanya menghandalkan jumlah saja. Tapi mereka takut mati. Cuman nak pergi perang, takut mati. Ya, bila nampak musuh bukan maju ke depan, lari ya. Faqala lalu berfirman lahum pada orang-orang ini yang jumlah kamu ini Allah kata Mutu Matilah kamu Mutu Matilah kamu Mata ya Mutu Mut Matilah kamu Kemudian Dia Allah menghidupkan mereka Sungguh Mempunyai kurnia atas manusia Tetapi kebanyakan manusia layas kuruna tidak bersyukur tidak bersyukur tengok ayat ini mula-mula cerita tentang jumlah khobariyah alladzina khoraju mindiarihim wahum ulufun hadharal maud itu jumlah khobariyah baria Ayat pemberitaan. Yani Allah kata, adalah orang-orang, yang jumlahnya beribu-ribu, keluar berperang, tapi mereka takut mati. Itu kan khabariyah, pemberitahuan. Jadi, bila ada orang beritahu kepada kita, dengan ayat seperti ini, kan kita boleh kata, ah, tak percayalah, awak bohonglah. Kan, kita boleh katakan dia bohong, kita boleh katakan dia bercakap benar. Itu namanya khabariyah. Kemudian yang berikutnya pula. Faqalalahumullahu mutu. Itu sudah jadi. Insya'iyah talabiyah. Sebab itu amar. Matilah kamu. Kan amar. Itu bukan berita. Itu perintah. Insya'iyah talabiyah. Daripada madi. Khoroju tadi. Khoroju itu mereka keluar. Mutu. Matilah kamu. Kamu. Itu maknanya mereka yang keluar tadi lah Sama itu Hanya bizanya tadi gunakan Khoraju mereka Dhamir gaib Ini mutu Dhamir mutak kalim Tapi merujuk pada orang yang sama Yang Allah suruh mati Itu yakni, kemudian selepas Amar, kemudian dia Allah menghidupkan. Dia menghidupkan. Dah jadi, khobariyah balik. Ahya itu fi'il. Madi. Dia Allah menghidupkan mereka. Telah menghidupkan mereka. Jadi daripada jumlah Khobariyah, bertukar menjadi jumlah Insya'iyah, bertukar menjadi jumlah Khobariyah balik. Daripada Madi, kepada Ammar, kepada Madi balik. Wahas, sepatutnya takutnya. Terus sajalah. Alhamdulillah. Kemudian. Kemudian. Lalu Allah mematikan mereka. Kemudian. Kemudian Allah menghidupkan mereka. Kan senang. Mereka keluar perang dalam jumlah beribu-ribu. Dalam keadaan takut mati. Lalu Allah matikan mereka. Karena mereka takut mati, lalu Allah matikan. Ini bermakna orang yang terlalu takut mati, pendek umur. Ya kan stres kan? Jadi takut mati bukan melambatkan ajal Takut mati malah Mencepatkan ajal Kalau takut mati boleh melambatkan ajal Wih senang, takut ajalah Mereka takut mati. Kalau susunan biasa. Sepatutnya inilah biasanya. Apa? Sepatutnya. Wahum ulufun hadar maud. Fa'amatahumullah. Kan gitu ya. Fa'amatahumullah. Lalu Allah mematikan mereka. Tumma'ahyahum. Kemudian Allah menghidupkan mereka. Tanpa salah. Dari segi koidah bahasa Arab tidak salah Jika ayatnya disusun seperti itu Orang-orang yang keluar daripada rumah mereka Beribu-ribu Dalam keadaan takut mati Lalu Allah matikan mereka Kemudian Allah hidupkan mereka Tapi kenapalah ditukar bila sampai mati Mereka keluar daripada rumah beribu-ribu Dalam keadaan takut mati Kemudian Allah berfirman pada mereka Matilah kamu kemudian Allah hidupkan balik ini bukan suka-suka ya suruh mati hidupkan balik, tak payah matikan dululah Nah, perubahan itulah Fa'amatahumullah Sepatutnya yang Fa'amatahumullah tumu'ahyakum Tapi, mu'u tu Digunakannya, dialihkannya, ditukarnya Daripada madi kepada amar Inilah tujuannya Dilala ala kaifiyati wuku'il fi'li Untuk menunjukkan Cara kematian mereka Hudu Sifili, berlakunya peristiwa jadi kematian Hudu Sifili ini fiil amar, bukan fiil matinya Macam di atas tadi, surah tadi, pantasnya tadi, yakni kejadian amarnya, fiil amarnya, bukan kejadian fiil madinya. Cara berlakunya fiil amarnya itu, bukan cara berlakunya madinya. Jadi, cara kematian mereka itu, kaifiah. Maksudnya apa? Maksudnya, yakni bahwasanya, yang dimaksudkan, mereka ini matinya serentak. Tadi yang pertama telah kita pelajari ya. Yang sebelumnya tadi, surah ya. Cepat, itu satu. Dan serentak. Serentak Bila Allah kata mutu Katalah yang mati itu 10 ribu Maka kematian mereka Serentak Bukan 1,2,3,4,5,6,7,8 Macam kematian seorang lah Kematian 10 ribu orang Macam kematian seorang Mati semuanya Itu maknanya kaifiah, cara kematian dia. Sebab, kalaulah tidak gunakan mutu, tapi gunakan fa'amatahumullah, lalu Allah mematikan mereka. Kematian itu telah berlaku. Tapi bagaimana cara mereka mati, tidak dapat digambarkan dengan kalimah amata. Sebab yang penting, dengan kalimat kata amatahum, mereka telah mati. Adakah matinya serentak, atau matinya mungkin seribu, kemudian dua ribu, kemudian lima ratus, lebih itu mati lagi enam ribu, kemudian mati lagi... 60 Itu tidak-tidak tergambarkan Dalam kalimat amatahum Jika gunakan amatahum lah Tapi karena gunakan mu Katalah yang dimatikan tadi 20 ribu Itu namanya kaifiahnya Jadi mempunyai Dua makna berbanding yang pertama tadi Yang pertama, kematiannya itu pantas dan serentak. Kaifiah. Sama-sama. Macam kematian hanya seorang saja. Karajulin wahid. Karajulin wahid. Tidak ada yang lambat. Kalau ada 20 ribu dimatikan oleh Allah, bukan yang 10 ribu sudah mati, yang 10 ribu lagi masih sakaratul maut, kemudian 5 ribu mati, yang 5 pula masih setengah mati, akhirnya sudah 19.999 yang mati, tinggal seorang yang masih menapas islin hamis. Jadi cara kematian dia macam kematian seorang. Puk! Pantas dan serentak. Itu kaifiah. Menurutkan kepantasannya dan keserentakannya yakni ditukarnya dengan fiil amar Sebab kalau tetap gunakan madi saya kata tadi, sebagai contoh fa'amatahumullah maknanya Allah hanya memberitahu kita tentang peristiwa kematian mereka Itu saja, mereka keluar beramai-ramai, takut mati, lalu Allah matikan mereka, itu saja Allah matikan, kemudian Allah hidupkan Tapi bagaimana cara mereka mati, tidak dapat kita bayangkan Jika digunakan kalimah madi juga, amatahum Bolehnya ditukarnya menjadi mundari. Eh, jadi amar. Memiliki kepantasan surah. Dan serentak. Baiknya itu. Tidak ada yang lambat. Tidak ada yang lambat. Jadi matinya macam gerakan. Macam orang kuaya lah. Litrik pun saya ingat tak sama ya matinya. Iya. Katanya letak satu Kuala Lumpur, katanya satu Kuala Lumpur itu katanya satu min Swiss lah. Insya Allah lampu yang dekat dengan Swiss itu mungkin mati dulu ya. Ya mati dulu ya. Katanya kalau ada jarak seribu kilometer. Sini ada Swiss, kemudian ini lampu, lampu-lampu seluruh ini dan yang paling jauh 1000 km daripada Swiss Union. Kalau kita off kan, matinya lampu tadi serentak atau ini? Serentak? Mesti tak serentak kan? Saya yakin mesti tak serentak, sebab telit strip bergerak merambat. Kita kata serta, kata pasal kita gunakan mata kita Coba kalau kita gunakan Apa istilahnya? Kamera lah Kamera yang sangat canggih Yang kita boleh buat slow motion Mesti? Oh, tak sama Electric pun tak sama Takkanlah yang dekat dengan sini hanya satu kaki dengan yang seribu kilometer Hanya karena mata kita ini kurang canggih seolah-olah matinya serentak Tapi kalau kita ambil gambar katalah dengan kamera yang tercanggih kemudian kita ulang tayang dengan slow motion mungkin rasa ini tidak itulah maknanya kaifiah ini pantas dan serentak dan serentak sekaligus menunjukkan ya mas kalian, bahwa Allah ini punya kuasa yang tiada terhad Lagi-lagi kembalinya, kalau kita bicara tentang akidah, sebenarnya kaitannya dengan akidah, karena perintah mutu, mutu ini perintah, amar. Kaitannya dengan akidah namanya amar takwini, tadi saya katakan. Qodot takwini, amar kaunia. Perintah Allah yang berkaitan dengan ciptaan, jadi berkaitan dengan masy'ah. Sebenarnya itu masy'ah Allah ini, Masya'Allah. Pertama pasti berlaku, keduanya sangat pantas. Bila yang Allah suruh mati itu seorang, ya mati seorang. Kalau yang Allah kendaki mati sepuluh, ya sepuluh dan serentak. Kalau seribu, seribu dan serentak. Itu namanya masyiah. Kaitannya dengan ciptaan. Amar takwini. Yang Quran selalu sebut, Inama amruhu iza aradha sa'an ayukul lalu kun payakun. Saya tidak tahu tafsir yang sebenarnya, sebab masa belajar dulu pun, perlisarannya pun tak tahu menjelaskan. Apa mana kun faya kun itu? Dia berfirman kun. Maksudnya, adakah Allah, jika menghendaki sesuatu, Allah perlu kalimat kun? Kunnya Allah atau kun faya kun? Jika Allah perlukan kun, wih, kun ini macam azimat pula. Mustahil Allah perlukan kun, maksudnya ini, kun. Jadi, atau mungkin sepantas mengucapkan kun kemudian berlaku apa yang dikendaki? Walau alam Sehingga adalah orang tafsir yang pelik-pelik Oh, dalam kun ini Yaitu antara bainal kaf wa nun Wah, dalam doa Coba baca baca doa khatam Quran biasanya kan ada doa khatam Quran yang biasanya wa inna ma'aburuhu wa nabawal wa innal kafi wa nun tak tau lah apa siapa pun tak minat doa itu kuasanya yakni berada diantara huruf kaf dan huruf nun huruf kaf itu mana kun lah kaf nun jadi antara itu kuasa Allah kun jadi ismi sebab Tidak mungkin Allah perlukan kalimat kun untuk meng... Kan begitu kan? Tapi ayat itu berbunyi Hanya-hanya Bila Allah menghendaki telah mungkin satu... Apa? atau perkara ayyakulalahu Allah berfirman kepada itu kun takkan Allah kata kun lalu apa kun itu sebetulnya, jangan fayakunya fayakun itu kesan daripada akibatnya kun bukan kun fayakun, kun saja fayakun itu kesan dia akibatnya mungkinkah Allah ucapkan kun tak juga Lalu apa maksudnya kun? Atau mungkin maksudnya, bila Allah mengendaki suatu itu sangat pantas, sepantas kita menyebut kun? Yang mungkin hanya sepersekian second pun tak ada? Berapa second kita menyebut kun? Kun? Berapa second? Kun? Tapi tak juga, sebab Allah tidak perlukan masa untuk mengendaki Ya dulu saya tidak habis belajar itu, pesan saya pun tak tahu menjelaskan, saya pun tak tahu lah. Maksud sebenar. Ya akhirnya, Wallahu'alam. Kan, akhirnya apa makna kun juga. Wallahu'alam. Allah S.W.T. tahulah maksudnya sebab nak menggambarkan macam kalaulah Allah perlukan kalimah kun ketika menghandaki nak mencipta sesuatu kan jadi kun itu macam jampi lah kan, dah macam apa namanya apa itu, alibaba buka pintu gua lah Jadi kalau difahami seperti itu, makna kun itu seperti niat engsun. Kalau ini engsun, seolah-olah macam itu. Udah macam zam-zam ala kazam, baru terbang. Selagi belum kata zam-zam, belum. Saya ingat, tidak begitu lah maksudnya. Itu kebanyakan ulam-ulam pun berbisa pendapat, di hujung dia semua, Wallahu'alam. Allah saya yang tahu apa makna sebenarnya kundu. Yang pasti itulah, ia adalah amartakwini, kaitannya dengan masyiatullah, Tidak ada apa yang Allah kendaki, melainkan pasti berlaku Tidak ada yang menghadap-hadap menghalanginya Dan berlakunya pula pantas, tidak perlu masa Diperlukan Dan jika iya untuk semua, maka serentak. Sebab itulah kenapa Quran kata, bangkit daripada kubur, baktah. Datanya kiamat, baktah. Hancurnya alam semesta Bakta, bakta itu menekan tiba-tiba Itu merupakan Keserentakannya Sebab bila Allah Dah kendaki, serentak macam itulah Bukan sikit-sikit Dalam ukuran Allah SWT Mungkin yang jadi pertanyaan begini Kalau Allah, ganda Allah itu berlaku dengan serentak Dan semua perkara yang mewujud ini berlaku karena masyiatullah. Allah cipta bukit, cipta bunuh. Kenapa Allah cipta bukit tidak sekali mata memakan masa? Jutaan tahun. Kenapa Allah subhanahu wa ta'ala bila Bila berkuasa dengan kun. Boleh menciptakan minyak di perut bumi. Tapi kenapa? Minyak itu diketahui. Bukan berlaku semalam. Sudah sekian juta tahun. Boleh jadi minyak. Kenapa Allah menciptakan. Misalkanlah umpamanya Batu, belian yang paling mahal Kenapa hari ini Bukit itu, bukit batu Dengan kun tiba-tiba cuma jadi Belian jambu Merah jambu umpamanya Atau pink atau apa Sepusul gunung Kenapa batu yang Batu-batu Untuk bertukar jadi Belian memakan masa Jutaan tahun bahkan mungkin belian Kalau Allah betul-betul kuasa kun Kan seolah-olah ada Ada masa kan Ada gap masa yang diperlukan Nah ini kita kena faham Bahwa masa itu relatif Masa itu relatif Bukan hanya Allah perlu masa Sesuatu yang dikira oleh Allah Itu akan berlaku Dan sudah berlaku ketika Allah mengendaki Jangan lupa sekalian, kiamat ini telah berlaku atau belum dalam ilmu Allah? Sudah, sudah. Ya, cucu saya sudah ada dalam ilmu Allah. Bukan belum ada. Semua benda dalam ilmu Allah sudah ada. Kita kata sudah sedang, belum kan? Karena kita tak tahu apa yang akan berlaku. Dan lupa apa yang telah. Kan? Yang akan, tak tahu. Yang lepas, lupa. Yang sedang, itu kita. Sehingga terasa, ini belum, ini sudah. Bagi Allah, semuanya sudah. Tidak ada yang belum. Itu masalahnya. Sebab itu kalau kamu bilang, Oh, nampaknya kita cicit salam lagi. Lama kata kita. Tapi Allah kata, Cuman alama surah. Ini ada. Nanti kamu lihat Bahkan nasib macam mana Lahirnya dimana Hidupnya dimana Meninggal dimana puncak Semuanya sudah ada Jadi bagaimana boleh katakan perlukan masa Hanya bagi kita yang Ya Karena hidup kita ini dipengaruhi oleh masa Kan hidup kita ini dipengaruhi oleh Masa Time and space Tidak ada orang yang tidak punya time and space Sebab itu orang yang tinggal di khatul istimewa Pasti keadaan tubuhnya berbeza dengan orang yang tinggal di kutub tempatnya berbeza kan orang yang tinggal di cuaca sejuk pasti mempengaruhi fizikanya dan juga perangainya pasti dan keadaan kita pun berubah karena perubahan masa sebab hidup kita dipengaruhi oleh masa, masa sangat kuat pengaruhnya dalam kehidupan kita tak percaya, tengoklah gambar kita tahun 60an tahun 70an ini tahun 70 ini tahun 2020 biar betul ini ini aku buat orang yang sama itulah. Allah subhanahu wa ta'ala tidak dipengaruhi itu semuanya. Jadi bagi Allah benda itu tidak ada pengaruhnya sama sekali. Waktu tidak ada waktu semalam, waktu sekarang, waktu nanti tidak ada dalam ilmu Allah. Itulah bezanya. Jadi istilah baktah tidak kita kita tidak boleh memahaminya baktih. Katanya serentak. Kenapa? Macam sikit-sikit. Terpaksa memakan jutaan tahun untuk mengubah batu biasa menjadi belian pemahamannya. Tidak, tidak. Cara pemahamannya yakni kena disandarkan pada ilmu Allah. Nah, ilmu Allah. Tuh, ya mas, kalian jadi ada dua lagi yang sempat kita pelajari. Perubahan ini pertama makna surah. Surah. Dan yang kedua yakni dilaluh ala. Berapa lagi? Ada satu dua lagi yang belum disampaikan. Nanti ada pula mudore bertukar jadi amar. Ada lagi? Ada lagi? Wallahu'alam. Bahkan ada amar jadi mati. Hai teman-teman