Transcript for:
Menghadapi Isu Bullying di Sekolah

Jadi mereka akan mulai opening, izin kita ngerekam ya? Rekam suara? Karena kan gak mungkin kita catat, ngomong apa?

Supaya kita olah nanti datang Gak apa-apa, rahasia kok Rahasia kok Gak dianuh Siapa yang akan memulai? Silahkan Salam Salam Pertama-tama izin pertanyaan diri Halo Nadila Nama aku sama di sebelah kuda temanku Jadi disini aku di sebelah aku ada ibuku, ibu Iaien, wali kelasmu dan juga ada Iman dan ada kamu jadi kami disini mau coba untuk melancarkan Nabilah berkaitan dengan isu buding dan juga dampak serta pengalaman dari buding di SMA DG 1 Semua Besar nah, menuju ke tahun pertama Komit dulu, komit dulu Komitmen dulu, tadi kamu udah kemar aku Iya, bukan aku disana Komitmen terbuka Jadi komitmen dia mau terbuka Terus, buat senyaman mungkin Terus, kamu perasaanmu gimana? Ya, dan kasih rahasia Tidak akan saya gibahi di belakang Di depan aja sih Ya, di depan. Pertama-pertama Pernahkah Nabila mengalami aksi pemulihan Atau melakukan aksi pemulihan? Maksudnya pembullyan pernah kemarin, tapi kalau dari dalam hati itu bukan termasuk pembullyan.

Hai tahu karena kemarin sempat ada masalah sama di kelas dan dia itu merasa terbully sedangkan kita itu enggak ngerasa kalau kita boleh dia nah yang satunya merasa membuli setiap tadi buli tapi enggak ngerasa apa sih buli itu yang menurut kamu kekerasan Hai perasaan fisik atau mental herbal enggak masuk mungkin mungkin oke hai hai Nabila bisa ceritain gak tentang bagaimana aksi yang kemarin yang dikerasakan? Oke, pertama itu saya sama teman-teman saya duduk di kantin Ada, sebutin temannya nih Ada saya, Izi, Esti, terus Dinda Wijaya, sama Diska Lerima Kami duduk di meja kantin terus disitu awalnya kami memang lagi bercanda-canda sama Binon sama Kak Rizka sama Kak Ocha, kita lagi bercanda-canda kita lagi nyanyi-nyanyi lagi bercanda pokoknya terus datang Kak adik kelas ini bersama temannya terus dia itu datang dan karena kita saling berhadapan saya di sebelah sini saya, Esti sama Isi, terus hadap-hadap saya saya gitu deh bu, harap saya itu ada Diska sama Dinda. Bisa-bisa kalian.

Jadi itu mereka ngelihat Dinda bilang gini, itu adik kelas yang mirip sama Oci. Terus dia bilang, seketika kita katanya di tempat salahnya kita katanya pihak sana, dia bilang kita noleh karena kita noleh rame-rame. Terus adik itu kayak mungkin kurang nyaman karena kita lihat kita noleh. terus dia kayak mengeluarkan muka-muka ya muka sinis duluan terus kayak muka-muka yang langsung lipat tangan gini Bu gitu terus kita tunda enggak apa-apakan dia gitu cuma spontan balik habis itu enggak enggak lihat lagi terus balik untuk berhadapan ngomong berhadapan sambil nyanyi waktu itu kita ketawa-ketawa sambil nyanyi itu disitu mungkin ada kelasnya juga tersinggung mungkin dikira kita ketawa-ketawa ketawakan dia berhal kita ketawa sambil nyanyi terus disitu bu dia udah pergi dia itu lihat-lihat saya lihat saya sama teman-teman saya itu kayak sinis terutama sayanya dilihat kayak sinis sambil melipat tangannya terus sinis lihat sampai selesai terus nyeletuk lah izi izinya letuk kayak bilang gimana dia sinis gitu lo bu kayak kita enggak sinisin dia tapi disini sini kita Terus dia nyeletup bilang Itu loh baju mu Itu baju mu Crop top Itu baju mu crop top Sama Sama rock mu Kalau gak salah Adi bilang, easy, baju muka itu sama rokmu keangkat gitu. Terus bilang kayak gitu, terus adi itu merasa dia mungkin terbully.

Jadinya dia menelpon orang tuanya menggunakan HP pribadinya yang dia bawa. di depan orang tuanya untuk kasih tahu Pak Iksan lalu kita itu udah selesai Bu dan saya kita selat terus habis itu kita nongkrong di belakang kelas di tempat kelas kita yang pertama Bu di depan itu Disitu kita nongkrong, tiba-tiba datang Pak Iksan untuk panggil, itu ngomongnya secara bertiga aja, berempat aja gitu Bu. Itu ngomongnya berempat, ditanyain, Pak Iksan langsung nyeletuk karena katanya ada kekerasan.

Disitu kita bingung karena kita sudah melakukan kekerasan tapi dibilang adanya kekerasan sama adik kelas. Terus kita kayak bingung-bingung akhirnya dibilang kita melakukan kekerasan sama adik kelas. di rumah di kelas langsung kita dibawa kita kita langsung bilang ya udah selesaikannya di ruangannya Bapak aja jadi kita selesaikan di ruangannya peiksan awalnya terus itu Bu kita minta untuk dipanggil karena kita juga tidak merasa di situ kita tidak merasa untuk melakukan kekerasan sama dia jadi kita panggil ya dia datang dengan nangis-nangis katanya merasa terbuli terus dia ceritakan ceritanya memang sama tapi versinya dia itu karena kita ngelihat noleh merasa dia itu kayak diolok-olok gitu lho Bu sambilan kita ketawa padahal kita itu ketawakan yang kita nyanyi gitu loh sambil habis lihat dia tuh kita langsung balik langsung nyanyi senyanyi terus kita ketawa-ketawa disitu disitu dia nangis dia minta untuk kita udah muda Mai tapi dia dia mintanya itu untuk lanjutkan katanya biar ada efek jerahnya terus dia bawa ke BK kita dibawa ke BK, dia di sana masih nangis.

Nggak tahu apa yang dia tangisi. Dia masih nangis. Terus kita selesaikan di sana, di BK. Habis itu, ya udah selesai, Bu. Lalu kita dicatat-catat nama kita, disuruh di apa sih namanya?

Disuruh buat surat perjanjian, kalau nggak boleh lihat langsung balik belakang. Terus kita nggak boleh lihat adik kelas, kita nggak boleh. Udah boleh kayak, kata ya, ibu Umi tuh muka kita udah garang gitu, jadi mending udah usah lihat orang gitu.

Tapi buat kamu itu bukan bully? Menurut kita tidak bully karena kita udah melakukan kekerasan sama dia gitu nih. kita melihat dia secara spontan karena ada omongan bilang itu yang mirip sama Cik kayak manusiawi gitu loh menurut kita manusiawi kalau dibilang itu yang mirip sama Kampas, pasti kita balik atau ya harapnya kita balik spontan langsung balik dan kita tidak melakukan kita sinis enggak kita pakai cuma balik habis itu kita balik lagi untuk nyanyi dan itu yang dia merasa dia dibully Oke kalau dibully pernah enggak belum lagi penyebabnya sejarah lagi menurut dia gitu kira-kira kamu menurutnya kasus yang terjadi ini itu bukan merupakan Iya cuma kesalahan bukan bully setepatnya karena kita tidak merasa melakukan kekerasan sama dia kita hanya spontan balik belakang dan itu malah dibesar-besarkan sama aku itu dan dia lapor ke wariklasnya juga Bu kemarin hari Jumat itu kita dipanggil sama ibu Yuni dan disitu kita dibilangnya mendapatkan bimbingan tapi nyatanya bu kita betul-betul dipojokkan hai hai sama Oci betul-betul kayak kita sampai di apa ya namanya di ini lo bu dikasih nasehat yang kayak arahnya tuh untuk memojokan kita sampai kita tetap merasa enggak nyaman dan Oci sampai nangis karena karena betul-betul karena betul-betul nebu kita dipojokkan dengan itu ibunya marah sama kita sedangkan kan kalau misalnya bilang baik-baik juga bisa karena ibu saya penuh bahasa Indonesia ya ibu serba Yuni kayak bisa ngomong baik-baik tapi ini nadanya nadanya dia kencang dan kita tuh akhirnya kayak udah males nebu karena udah ngomong panjang akhirnya tuh kayak kita udah melamun sampai mau serewa dia karena nebu kita merasa tertekan dengan omongannya dia semua diceritakan kayak betul-betul tertekan terus dia betul-betul memujukan kita.

Satu kalimat yang paling buat kalian itu apa? Kayak dibilang kita itu gila-gila hormat. Ada gila hormat, terus dia bilang nih kalau misalnya Gila hormat, terus dia bilang kalau misalnya kita nih lewat nih harus kita permisi di depannya adik kelas Padahal kita nggak pernah bilang suruh permisi atau suruh apa, malahan kita dia suruh, ibunya suruh kita untuk akrab semua di kelas. Padahal kan semua adik kelas kita akrab, Bu. Kalau bisa, kalau nanti Bu tanya ada siapa yang kita tegur gitu kalau lewat.

Nah itu sih merasa kurang enak di hati karena dibilang kayak begitu. Terus dikasih-kasih contoh itu nih Bu Kayak anggap kayak kita nih Gimana ya Bu Betul-betul tertekan kita disitu nih Bu Bayangkan dari awal hari Jumat sampai Selesai istirahat kita dimocokkan sama Dengan satu guru itu Terus itu ngomongnya pun Ngomongnya itu pun di dalam UKS yang betul-betul rame orang Dia memocokkan kita berdua Kayak kami tuh ngerasa betul-betul Kenapa jadi guru yang bully anak-anak murid Disitu Dengan cara itu apakah kamu menjadi ingin merubah diri atau malah sebaliknya kau malah memberontak jiwamu kayak gak boleh harusnya gak gini caranya di tangan itu. Kemarin kita sempat mau tanya ke Ibu Ros kenapa masalahnya udah selesai tapi kita masih di pojok-pojokan sama Ibu ini. Dan oleh guru lain yang bukan BK?

Iya yang bukan BK seharusnya kan kalau misalnya kemarin seharusnya kan wali kelas kan dipanggil seharusnya kan datang itu selesai. Dan itu bukan wali kelas kalian itu lah makanya terus itu udah kita dipulih kelas korban ya ya merasa dirinya korban ya ya ya ya ya masih bisa besarkan oleh guru itu dan kami betul-betul tidak nyaman dengan perkataannya Bu betul-betul betul di pojok ibu dengan kata-katanya ibu ini total sampai nadanya itu sampai kayak naik nada tinggi sedangkan kami menjelaskan ibu cuma Iya kayak baru baru betul kita dipojokkan sebuah guru setelah bertahun-tahun kita sekolah baru dipojokkan gitu Akhirnya nangis gitu, bu. Oke, dan itu jangkauan yang apa?

Iya, kayak dari sesep, apa namanya, pembinaan yang di, itu loh, ya, yang anti-bullying itu, dari situ sampai kuar main. Kira-kira setelah aksi dari ibu ini, yang diberi test, ibu ini kan yang kenal baik di sekolah, dan bisa dikatakan sebagai orang-orang yang lebih prim, dan ada depan asiswa, jadi kan, semacamnya, kira-kira dari apa yang sudah dilakukan. ada OCD nabilah itu berubah nggak pendekatnya atau berubah karena mungkin kecapean atau apa ini gara-gara habis pembinaan yang intensif saya rasa enggak kecapean karena itu karena kan dia udah biasa sih menangannya kayak gitu bu, tapi kayak berubah sih cara pandang kita kebetulan kayak sakit, terus kita cerita di dalam kelas kita sampe nangis terus temen-temen tuh kayak bilang betul-betul orang koci dan bilang bisa nangis itu berarti luar biasa menurut saya loh iya bu karena karena kalian yang paling buat mental di kelas iya betul-betul di pojokan dengan bilang kalian nanti di SART tuh gak bisa sukses, sampe di belas gaya gitu oh, oke i see betul-betul baru ngerasa dibully langsung sama guru gitu deh bu Pembulian yang berlanjut gitu? Iya Bu Cirkel pembulian?

Seharusnya dulu kayak saya kan di BK gitu, nggak perlu dia memujukan kita di tempat yang rame Terus itu dengan nada yang tinggi Terus pas kita bilang mau di luar ya Bu, dia bilang kan mungkin sudah nggak ada malunya juga Sampai dia bilang kayak gimana kayak nggak sedih gitu ya Bu Oke oke oke, menarik menarik menarik Menurut Nabila, kenapa guru ini sampai mengatakan kata-kata seperti itu? Karena katanya dia nih Bu, kalau misalnya dia bermasalah, kalau misalnya anak muridnya bermasalah nih, arti wali kelasnya juga ikut bermasalah Terus dibilangnya kalau misalnya ada apapun masalah sama anak muridnya, itu berarti bermasalah sama gurunya. Enggak sih, seharusnya kayak gurunya cuma mendapatkan pembimbingan aja, mungkin memanggil tanpa harus dipojokan sama dikasarkan itu kayak betul-betul bukan mencerminkan guru yang baik sih. Karena seharusnya guru tidak boleh memojokkan anak muridnya dan tidak boleh melakukan kekerasan, itu kan termasuk kekerasan mental.

Terus di rumah juga kita mikir, di rumah kita mikir dan kita pikir. Tendang untuk tidak kasih tahu orang tua masalahnya, harusnya kita kasih tahu. Karena kita mengiranya kan bakalan panjang kalau kasih tahu orang tua.

Bakalan tidak mungkin orang tua kita juga terima dengan anaknya yang dipojokkan kayak gitu. Jadi kemarin kita mau minta solusi di BK, hari Jumat itu cuma karena rame ada ibu kepala sekolah. Ada ketemu kepala sekolah? Enggak sih, karena ada ibu kepala sekolah di BK jadinya enggak jadi. Seharusnya sekarang kita mau minta solusi di BK gimana dengan penanganan.

yang betul-betul kita dipojokkan sama satu guru yang seharusnya cuma dibina, dikasih tahu, mungkin dikasih tahu, nggak boleh kayak gini, mungkin kayak gitu. Secara baik-baik, Ibu, mungkin masih kita masuk di dalam kepala kita. Tapi kalau makin kita dikasarkan, Ibu, makin kita memberontak, mungkin betul-betul dia kasarkan kita, bukan secara fisik, tapi secara mental, Ibu, dikasarkan betul, menurut saya. Karena orang tua saya juga nggak pernah pojokkan saya seperti itu. Menurut saya.

Menurut Ocu juga begitu sih. Kemarin itu. Kalian nih tipenya gak bisa dikerasin ya. Tapi kalau misalkan gurunya ngomong baik-baik, kalian mau terima gak?

Kita terima kalau baik-baik. Kita terima kalau baik-baik ngomong. Kalau dikasarin kayak gitu tuh bukan betul-betul hal yang nggak pernah kita...

Gak apa-apa kita loncat-loncat ya karena mumpung terkait ini. Jadi menurut kamu tuh sekolah tuh harusnya gimana menangani bullying? Maksudnya program apa sih yang pas untuk mengatasi ini di sekolah?

Apakah ada duka anti-bullying atau sekolah harus melakukan apa? Harapannya apa? Menurut kamu yang kamu lihat-lihat nih. Harusnya gini nih sekolah nih. Harusnya sekolah sih, enggak ada sih ibu karena menurut saya, ah menang-menang tentram aja cuma karena kasus kemarin itu aja.

Kayak sebenarnya jarang sih lihat bullying juga di sekolah ini. Jarang melihat orang yang dibully, jadi kayaknya enggak perlu sih ada program yang kayak begitu. Disini kan posisinya bener, dan betul-betul disini lah, kenapa kita tidak mau kasih tau orang tua, padahal orang tua kan pasti beli anaknya, dan posisinya kan bener. Saya takutnya orang tua saya ini akan tindak lanjut gitu nih, saya takut karena semakin besar karena mama saya gimana ya. Mama orangnya keras juga?

Iya orangnya keras. Kayak Nabila? apa yang dia mau harus dia dapat wow makanya kan udah pisah oh berarti kamu tinggal sama mama oh saya takutnya kayak gitu nih bu jadi saya kecil dari umur 2 tahun dan karena mama single parent jadi pendidikannya keras makanya sampai kita nangis kayak kaget gitu karena mama kita pun kalau ngomong aja udah pernah kita nangis saking kerasnya tapi tapi enggak enggak enggak ngebahasin gitu nih Bu ini betul-betul kayak di pojokan terus direndahkan kayak dibuka besar kalian menjadi apa dia cerita-ceritakan gurunya ceritakan kalau misalnya nanti anak yang kayak kita ini besarnya nih cuma jadi tukang jastif lah Iya Bu banyak saksi enggak sih kayak ada khawatir kita jadi fungsi orangnya ada banyak sih banyak ada ibu Nurul ada ibu Mi ada ibu siapa sih yang guru baru di sebelah sana itu mana Ibu Hana ada ada Pandu ada Arik ada sopanak 11 yang teater kemarin pas lagi ya ada ada banyak disitu dan kita merasa kayak di tempat rame orang guru seorang guru gitu nih hai hai Dan semua denger? Semua denger.

Mungkin mereka udah denger. Kalau bisa besar betul. Omongannya mungkin, mungkin sih ruangan sekecil UKS. Oke, oke, oke. Tidak pendengar kayak gitu.

Hai ini kamu tidak merasa pernah membuli dan kamu tidak pernah dibully tapi kalau melihat kembali ya kasih orang membuli orang itu pernah lihat Oh pernah sih disini apa dimana Hai disini pernah di sekolah dulu mohon sering hai hai Karena anak yang dibully pasti anak-anak yang diam Anak-anak yang tidak banyak umumnya pasti kena bully Terus apalagi kira-kira? Dibully sama orang Kalau kamu melihat orang lemah gimana? Kamu kan kuat nih. Kasihan. Kasihan?

Iya. Yang sesuai dengan Nia, kemarin kan itu menurut kamu gimana? Saya, menurut saya sih... Karena memang dia hanya nyebelin kan? Iya, karena dia memang nyebelin, jadi kita tanggapin nyebelin.

Jadi kamu gemes pengen panas? Iya, karena itu. Kita juga pun orangnya, kalau misalnya tidak diganggu, kita tidak akan ganggu. Kayak misalnya Farsya nih, pendiam.

Pasti kita ngomong sesama pendiam. Kita ngomong halus, bagaimana orangnya. Orang kita pun sebaliknya kayak gitu ke dia. Jadi kalau misalnya orang lebih keras daripada jelas, kita lebih keras daripada dia.

Hai ya kamu tuh selama hidupmu tuh menyelesaikan masalah caranya gimana kalau ada konflik atau kamu lihat kontri kamu ingin terlibat terus dengan dengan keras gitu ya nggak anak yang milu keluarin Iya harus keluarin karena nanti jadi beban pikiran Hai beristirahat terangnya tanya Hai Kalau menurut saya ini harus dibalik, dikasarin kalau menurut saya. Harus dibalas ya? Harus dibalas, karena kalau misalnya sudah sekali, sekali kena bully, terus sudah dibalas nih, pasti dia kena bully lagi, menurut saya harus, betul-betul harus. dikasarin balik. Kalau misalnya dikasarin, harus kasarin balik.

Kalau dikukul, kukul balik. Kalau diejek, ejek balik. Kalau dia nggak terima, selesaikan dengan bagaimana dia mau selesaikan.

Wah, mantap ini informan kita ini. Unik, unik, unik. Oke, jadi harus begitu ya.

Oke, ini balik ke pertanyaan lu tadi ya. Kalau misalnya, ini Nadia sudah betul-betul kebudayaan sekolah di BKT, tapi tidak seharapan, kalau orang tua akan berjalan-jalan, buat tempat-tempatan sini ada bila, kira-kira bagaimana responnya? Apakah akan nanti viral atau gimana? Mungkin tidak viral sih, tapi kayak mama saya itu lebih main ke politik.

Ah, punya antre ya. Jadi itu tempat saya takut, Bu. Karena mama saya lebih ke politik. politik ya Iya jadi saya takutnya kasihan juga sih sama gurunya kalau misalnya sampai dipindah jauh-jauh Mama karena kerja di mana di Pol PP Woi ternyata Iya takutnya itu takut gimana gitu ya emang agak macu gitu ya Iya takutnya mama saya nih kayak banyak backingannya gitu jadi takutnya deh kalau saya cerita bakalan kayak kayak gini kayak dipindah ke gurunya karena udah pernah gitu nih Bu udah pernah gurus sampai satu dipindah waktu itu sama gara-gara Ini kan saya mau masuk SMP 1, terus tidak keterima katanya karena zona. Terus ya sementara yang telpon Ibu Sri, Sri siapa sih namanya?

Kepala sekolahnya, itu langsung bupati langsung. Jadi karena dia tidak terima, seorang bupati ditolak. Hanya dengan, padahal mama saya itu sampai bilang, tidak usah ya taruh namanya, datangnya biar reja 2 minggu-minggu.

ibu setelah mereka sekolah gitu nih bu tapi ibu serinya tuh malah kayak gak anggap seorang bupati gitu nih karena kebetulan rumah saya disitu ajudan, ajudan rumah tangga jadi betul-betul langsung dipindah, iya sih langsung ganti iya, karena bupatinya sampai bilang, ini anak saya, bukan siapa-siapa saya tapi dia bilang ini anak saya yang mau masuk tapi gak diterima, jadi saya takutnya bakalan kayak gitu lagi oke oke oke, i see i see menarik menarik tapi kamu simpe mending ketiga-tiga dipindahkannya di sampai tiga masuknya tidak pindah disuruh pindah tapi sayangnya enggak mau udah-udah dan ya sewa udah kecewa itu pun saya masuk SMP tiga itu enggak ada keluarkan biaya sama sekali betul-betul dibayar sama almarhum haji Husni mungkin sifun kamu tuh mama sudah parent Semua terpenuhi ya, banyak yang dari kecil kamu sudah berkumpan. Misalkan kamu habis dibuli terus kamu balas nih, kamu pasti kuas gitu? Kuas, betul-betul kuas. Kuas dan lega gitu? Iya.

Ya, malah merasa bersalah tapi puas. Ya biar kalau takut mengesahkan, kalau sudah sekali nyelup, nyelup aja bu. Oh.

Kalau sudah sekali pukul, pukul aja lagi. Daripada kita merasa nanti kalau misalnya orang sudah melihat kita dibully nih bu. pasti akan ikutan orang itu. Tapi kalau sudah kita kasih lihat, kita berani pukul orang, kayaknya bakalan takut orang untuk pukul kita, untuk bully kita. Itu sih prinsip yang saya ajar, kalau sudah sekali nyelop, nyelop aja.

Untuk memang kita menarik-menarik lho. Dan dia menggunakan banyak itu. Ya itu tempat saya takutnya kalau misalnya orang tua sampai tahun itu.

Karena saya masuk sini juga kan melewat jalur Ibu Novi. Jadi saya takutnya. Zona juga sih, tapi memang di backing-nya dari Ibu Novi.

Masuk zona cuma di wanti-wantinya itu dari Ibu Novi. Itu sih tempat saya takutnya, kalau misalnya orang tua saya sampai tahun itu tempat saya takut, karena mama saya juga kerjanya sama Pak Gubernur, jadi takut. Menurut kamu sekolah ini pengawasannya lemah kan, dari hal menjaga situasi, nggak bisa terjadi yang dianggap bullying? Nggak sih, nggak lemah. Ketat ya sekolah ini?

Iya ketat sih. Iya, karena kebetulan. Kamu kadang gak susah jengkel gak liat orang, tanpa sebab, ih orang ini kok gayanya ngejebelinnya, ada gak kayak gitu?

Ih guru ini kok, ih anak ini kok. Enggak sih, terserah dia sih kalau saya, enggak peduli. Hal apa yang bisa buat kamu terpancing, marah gitu ngeliat orang?

Kalo di... gitu kan sama di kelas kayak dipigilin kan pandangannya itu Terpancing gitu ya? Ya Mudah terpancing buat kamu Udah saya pukul gitu aja ya Pengen kamu pukul gitu?

Iya kemarin semua saya mau pukul dia Karena kamu lagi kresinya Iya, betul sampai mau kita pukul. Karena udah pernah kita di gitukan dulu. Jadi memang hatinya sudah keras. Wachi juga sampai, karena kita sampai ingatkan Wachi, kayak enggak usah karena kamu sudah ada masalah kemarin.

Besti banget ya sama Wachi ya? Iya, dari SMP, dari kelas 1 SMP. Dari kelas 1 SMP.

Kerabat kamu sama dia sesuai ya? Terus tindak lanjut dari yang sama ada Finka, Kintara, Norentu gimana? Kamu mau damai gak? Damai begitu, ya damai kayak begitu-begitu aja dah. Gimana hari biasanya?

Takutnya nanti kepancing lagi, jadi kayak terjadi lagi. Tapi sudah saya bilang sama Pak Iksan, kalau misalnya saya lihat dia itu misalnya jelek, dia bisa lapor kemana saja, dia bebas, dia bisa nuntut saya. Tapi kalau...

Jadi kalau misalnya dia lihat saya begitu, saya berat bisa pukul dia. Wow, wow, wow. Siapa sih yang kamu takutin?

Nggak, nggak. Saya merasa... Saya nggak... kalau misalnya takut nih Bu, kalau misalnya seseorang hargai saya, saya takut sama orang yang hargai saya. Atau yang kamu respect dan kamu putih lah siapa.

Ada nggak di sekolah ini yang kamu turuti? Kita bilang-ngomong kamu nurut gitu Guru? Guru kamu nurut sih ya? Nurut sih, tapi tergantung gurunya sih juga Kalau mama? Kalau mama saya takut sedikit sedikit sedikit sih ya karena kalau saya kalau saya salah saya betul harus minta maaf kalau saya benar biar sampai mana pasti saya kejar benar itu sendiri ya sudah ada anak punggal Jadi masalah BKK ini adalah bukan kebahasan sama guru-guru lainnya?

Ya, tapi sama gurunya yang kita anggap itu sangat membojokkan kita dan kita anggap itu kayak betul-betul tidak pantas seorang guru membojokkan. muridnya bu seharusnya kan guru memberi contoh yang baik tapi ini kita merasa terpojokan dengan perkataannya niatnya gurunya mungkin baik dan kalian tuh merasa kayak diparahin gitu berani lagi tapi malah sebaliknya yang terjadi ya tapi iya, tapi kita kalau misalnya diomong baik-baik aja nurut kita bu kalau nurut ngomong baik-baik, tapi kalau makin dikeraskan gak bisa kalau saya minta kamu nurut gak? minta masalahnya udah stop lagi kayak gitu maksudnya jalan, ketika liat Kintara dimana-mana ketemu, udah cuekin aja gitu ya? iya Biar kamu semakin image-nya itu makin mental sama itu gitu loh.

Jadi satu sekolahan, siswa dan guru-guru jadi perasaan kamu itu iritif dengan pembunuh. Terus kamu terperasa pembunuh. Iya nggak sih?

Iya. salah satu mama mu di kelas sekolah ini dimanapun kalian bikin salah saya berusaha bela tersebut memang salah sekali nggak bisa dia lagi oke oke lagi ini menarik 13 atau 14? 14 pernah diajar sama ibu ibu?

pernah, sebentar gimana perasaan sebentar itu? dia senang atau tidak? waktu dia datang untuk sebentar saja kan dia ngajar bukan sekali pertemuan karena dia berhalang setiap ajar kita tidak ada sih gurunya asik cuma tidak tahu kenapa kenapa kemarin itu kayak gitu gurunya untuk perspektif baru iya nanti kita review dari semua yang tanya siapa tadi namanya Dinda? iya kelas berapa dia?

11.1 11? 11.1 Dinda Widjaya Dinda Widjaya 11.1 Kalau sudah selesai sama Andi, Tepang Hidinda, benar-benar selesai tidak ya? Sebenarnya kelas kita itu namanya jelek.

Sudah selesai, Bu. Sebenarnya cuma kenapa guru nyungkit-sungkit. Sebenarnya kita sudah senyum-senyum sama dia itu.

Ya sudah, sudah selesai. Tapi gurunya makin, buat kita akan melakukan itu lagi. Makin, dimakin-makinkan, dibesarkan-besarkan sama guru itu.