Selamat datang di channel Baca Suara. Di channel ini, saya membuat rangkuman dari buku-buku populer yang ada di seluruh dunia, dari berbagai macam genre dan kategori. Kalau kamu suka, silakan subscribe channel ini dan nyalakan juga lonceng notifikasinya, karena akan lebih banyak lagi buku-buku keren yang harus banget kamu tahu.
Baca Suara kali ini merangkum sebuah buku yang ditulis oleh Robert Trigger, berjudul Micromastery. mempelajari hal-hal kecil dan menemukan kebahagiaan tersembunyi di dalamnya. Micromastery mengungkapkan cara melatih diri untuk belajar sesuatu yang baru. Mulai dengan hal kecil dan sederhana yang bisa kamu lakukan secara berulang dan memberikan kebahagiaan. Di dalam buku ini, kamu akan memperoleh insight tentang struktur yang bisa membantumu mempelajari Micromastery, melatih kreativitas, dan mendaya gunakan keahlian Micromasterymu.
Sebelum dimulai, saya mau ingetin kamu untuk tonton video ini sampai habis biar kamu bisa dapetin insight dari ringkasan buku ini secara utuh. Menguasai Micromastery bermanfaat untuk bidang yang lebih luas. Kita sering didoktrin bahwa harus passionate pada satu bidang saja, seakan 10.000 jam melatih diri secara keras dibutuhkan untuk mencapai mastery.
Tapi nyatanya, sebagian besar orang-orang sukses termasuk peraih Nobel Prize, menghabiskan waktu luang mereka untuk belajar keahlian dan aktivitas baru. Micromastery merupakan pendekatan baru dalam menghadapi setiap tantangan dalam menguasai berbagai keahlian, dimulai dari hal kecil. Dengan memahami Micromastery, kamu akan bisa mempraktekan dan semakin bertumbuh dalam menguasai beberapa skill.
Kamu akan melatih diri menjadi seorang pembelajar yang gak takut gagal, menuangkan semakin banyak kreativitas, hingga meningkatkan kesehatan pikiran dan tubuhmu. Jadi, mulailah dari hal-hal kecil yang sederhana, dan kamu akan lebih mudah menguasainya. Beberapa insight menarik yang akan kamu pelajari dari buku ini antara lain, Apa itu Micromastery? Pentingnya struktur dalam menguasai Micromastery. Menguasai beberapa Micromastery dan mensinergikannya.
Mengetahui Dynamic Learning dan menemukan effort hotspotmu sendiri. Dan kenapa kamu perlu mengendalikan ledakan kreativitas. Menguasai sesuatu tanpa perlu waktu bertahun-tahun untuk mempelajarinya. Hidup bisa menjadi begitu penuh dan tumpah ruah. Saat kamu ingin melakukan banyak hal, melihat dunia dan mencoba mempelajari hal-hal baru, mungkin itu semua bisa terasa too much.
Atau mungkin, kamu pernah merasa nggak tertarik lagi dengan apapun karena kamu mengira bahwa untuk menguasai sesuatu membutuhkan waktu bertahun-tahun mempelajarinya. Tapi sebenarnya, kamu harus punya energi untuk tetap punya keinginan mempelajari hal baru dan membuat sesuatu yang baru. Gak harus sesuatu yang besar, dan mulailah dengan hal kecil. Misalnya kamu sudah lama ingin belajar memasak, tapi kamu terus-terusan menunda, mulailah dengan masakan sederhana seperti omelette. Membuat hal sederhana dengan luar biasa adalah latihan yang penting dalam mengasah kemampuanmu.
Mikro Mastery adalah penguasaan mandiri dalam melakukan sesuatu, dimulai dari hal sederhana yang terhubung dengan bidang yang lebih besar. Kamu bisa menyempurnakan hal kecil yang kamu pelajari atau berpindah ke hal yang lebih besar. Dan nggak selalu butuh waktu bertahun-tahun untuk menguasainya.
Micromastery dilakukan secara berulang dan kamu bisa mengukur keberhasilannya. Hal ini bisa membawa kepuasan dan kebahagiaan dalam melakukannya. Ini juga merupakan pendekatan yang kita lakukan saat masa kecil, yaitu nggak menyerap semua hal fundamental secara langsung, tapi satu persatu.
lalu pindah ke hal lainnya. Pendekatan mikro-mastery mengarahkan kamu menguasai suatu skill yang melekat dalam dirimu, sehingga kamu mengingat prosesnya, bisa menunjukkan dan mengajarkan pada orang lain. Dan dengan mikro-mastery, kamu bisa merasakan keberhasilan-keberhasilan kecil sebagaimana kamu mulai mengajarkannya.
Karena kalau kamu nggak meraih mikro-sukses atau keberhasilan kecil, di sepanjang kamu melakukan sesuatu, kamu cenderung akan merasa putus asa dan menyerah, apalagi kalau kamu mempelajarinya secara mandiri. Untuk itu, kamu membutuhkan mikro-mastery. Struktur dalam menguasai Micromastery Memahami struktur akan membantumu mempelajari Micromastery dan membantumu mengidentifikasi hal lain yang potensial untuk Micromastery.
Setiap Micromastery dalam berbagai bidang punya 6 struktur yang pasti. Pertama, The Entry Trick. Tahap ini merupakan cara cepat untuk menjadi pegangan dasar dalam memulai sesuatu. Membantu mengatasi hambatan dalam memulai hal baru yang kamu latihan.
dan pelajari entry trik ini misalnya seperti metode sederhana memegang kuas dalam melukis atau memisahkan putih dari kuning telur saat membuat omelette dan berbagai trik awal lainnya dalam skill yang kamu asah kedua the Rooftop Barrier tahap ini merupakan titik dimana kamu menemukan dua keahlian yang dibutuhkan untuk bisa melakukannya kamu mulai mengkoordinasikan dalam pikiranmu contoh derapat seperti juggling atau bermain trik dengan bola membutuhkan high rapid barrier. Kamu perlu kemampuan untuk menangkap dan melempar dengan tanganmu di waktu bersamaan. Triknya adalah fokus melempar lalu fokus menangkap. Ketiga, background support.
Ini adalah tahap di mana kamu mulai membutuhkan peralatan atau tools, serta waktu dan pikiran yang terbuka dalam melatih diri menguasai hal yang kamu pelajari. Perlengkapan yang mendorongmu untuk tetap di dalam. tetap berlatih lagi dan lagi.
Gak hanya perlengkapan, tapi juga suasana atau lingkungan dan orang-orang yang mendukungmu untuk terus berlatih. Keempat, the payoff. Ini adalah tahapan di mana kamu mulai bisa menguasai dan merasa berhasil, sehingga membuatmu ingin mengulang dan berlatih lagi.
Kamu perlu memahami bahwa memasak bukanlah mikro-mastery, tapi memasak omelette merupakan mikro-mastery. Mengemudi juga bukan mikro-mastery, tapi menguasai rem tangan dalam drifting adalah mikro-mastery. Kelima, repeatability. Pada tahap ini, kamu sudah mampu mengulang skill yang kamu kuasai sehingga itu bisa mengalir dilakukan.
Ketika kamu berlatih berulang, kamu akan melihat peningkatan dalam menguasai keahlian tersebut. Sehingga kamu semakin percaya diri dan melihat dirimu lebih baik dalam melakukan skill tersebut. Keenam, experimental possibilities.
Micromastery seperti halnya miniatur lab, tempat kamu melakukan eksperimen yang akan mengembangkan pengetahuan dan kemampuanmu, sehingga membuat kamu semakin menguasai suatu bidang. Menguasai beberapa micromastery dan mensinergikannya. Punya satu micromastery saja sudah cukup baik. Tapi naturalnya, orang ingin punya lebih dari satu. Kalau keahlian yang kamu kuasai berada pada area bidang yang sama, maka kamu akan semakin dekat untuk menguasainya.
Tetap fokus dan on track, nggak berarti kamu hanya bisa tertarik pada satu bidang saja. Melakukan hal yang sama setiap hari pasti akan membosankan. Untuk itu, melakukan sesuatu yang sama pada periode waktu tertentu dengan tujuan menguasai suatu keahlian, ini strategi belajar yang efektif.
Kamu kemudian bisa switch atau berpindah pada hal baru lainnya, menguasai keahlian baru lainnya. Tetaplah on track sampai kamu menguasainya, baru kamu bisa switch track. Micromastery membuat switching track menjadi lebih mudah dan terencana, karena dalam hal ini kita bukan ingin menjadi spesialis. Kalau kamu punya anak dengan talenta khusus dalam sains, dan punya ketertarikan pada matematika dan fisika, kemungkinan besar kamu akan mencoba mencarikan tutor atau pengajar matematika. Berharap anakmu meraih prestasi dari spesialisasinya di bidang tersebut.
Seorang dokter bernama Walter Alvarez melihatnya dengan cara yang berbeda. Anaknya, Louis, punya talenta di bidang sains, tapi dia memilih menyeimbangkan keilmuan tersebut dengan mengirim Louis ke sekolah seni dan kreativitas. Daripada mempercepatnya menguasai kalkulus, Lewis belajar teknik atau seni menggambar dan kreativitas, yang membuatnya kemudian justru nggak berhenti belajar sains.
Di tahun 1968, dia meraih Nobel Prize di bidang fisika. Seni dan kreativitas merupakan bentuk natural dari mikromasteri, karena sifatnya self-contained, scalable, repeatable, dan divine. Bahkan seniman dan penulis juga memperoleh inspirasi dari non-arts background.
Mengembangkan keterampilan motorik halus juga sangat penting. Salah satu contohnya yaitu pada keberhasilan seorang astronot Amerika bernama Story Musgrave. Dia bertumbuh di lingkungan pertanian, di mana dia belajar keahlian utak atik dan memperbaiki banyak hal.
Keahlian ini juga yang digunakannya di stasiun ruang angkasa, sejalan dengan latar belakang pendidikannya di bidang engineering dan kedokteran. Pencapaian-pencapaian yang dijelaskan tadi punya kesamaan, yaitu ada sinergi yang kuat dari beberapa bidang keahlian yang dimiliki. Dengan punya beberapa mikro masteries, kamu bisa menggunakannya untuk dampak yang lebih besar. Sinergi punya energi ekstra yang saling memberi manfaat satu dengan lainnya. Itu seperti halnya economy of scale bagi suatu sistem.
Kamu juga bisa membagi atau memecah aktivitas besar menjadi beberapa mikro masteries. Melakukan dynamic learning dan menemukan effort hotspots. Static learning atau pembelajaran statis adalah tentang mengikuti tahapan dan langkah-langkah. Sedangkan dynamic learning atau pembelajaran dinamis adalah tentang hubungan antara langkah-langkah dan seberapa besar penekanan pada setiap bagiannya.
Saat kamu belajar, pada dasarnya kamu menyimak dan memperhatikan orang lain. Ini merupakan cara bagaimana kita memberi penekanan dan mengoreksi setiap tahapan langkah yang kita lakukan. Dalam pembelajaran dinamis, ada 3 poin penting.
Confidence, Center, dan Balance. Dengan balance atau keseimbangan yang semakin baik, rasa percaya diri atau confidence juga semakin baik. Ketika kamu punya rasa percaya diri, kamu merasa lebih yakin dengan centermu, atau titik pusat yang menjadi fokus kemampuan dan awarenessmu. Menemukan center ketika mempelajari Micromastery bisa memberimu dorongan confidence.
Micromastery bertujuan untuk membuat latihan jadi lebih mudah. Karena tantangan terbesar dalam belajar dan berlatih adalah menyerah karena lamanya waktu yang dibutuhkan. Apa yang membuat orang sering gagal dalam menguasai suatu keahlian adalah karena mereka nggak mengetahui effort hotspotnya.
Identifikasi effort hotspotmu dalam setiap aktivitas. sehingga kamu bisa mengenali dan memahami pada waktu kapan kamu bisa mengeluarkan energimu secara maksimal. Kalau kamu mengalami hambatan dalam mempelajari mikro-mastery secara cepat, itu bisa berarti karena kamu melewatkan hal penting, yaitu effort hotspotmu.
Mikro-mastery berarti mempelajari suatu keahlian atau skill dari berbagai hal-hal kecil sederhana, daripada berupaya menjangkau untuk sepenuhnya unggul dalam satu area. Robert Twigger Mengendalikan ledakan kreativitas yang muncul saat mikromasteri. Setelah kamu terbiasa menguasai mikromasteri, kamu akan menemukan bahwa caramu memandang sesuatu gak lagi dengan sebelah mata.
Kamu perlahan mengizinkan dirimu untuk tertarik dengan banyak hal. Kamu gak perlu menjadi pribadi yang terlalu membatasi diri, dan minat atau ketertarikanmu gak lagi dangkal. Dengan kemampuan mikro-mastery pada hal-hal yang kamu kerjakan, kamu akan punya bekal percaya diri untuk menjadi lebih kreatif.
Para inovator hebat di masa lalu nggak membicarakan brainstorming atau lateral thinking, karena mereka melakukannya secara natural. Orang-orang seperti Thomas Alva Edison dan Alexander Graham Bell nggak belajar kreatif thinking, karena mereka sudah punya beragam informasi dan keterampilan yang sudah siap digunakan. Buku ini memberikan beberapa teknik Micromastery dalam sejumlah aktivitas, seperti belajar menulis dialog, memanggang roti, membuat sushi, menanam bonsai, sampai menguasai teknik tawar-menawar, berlatih menjadi street photographer, mendesain baju sendiri, belajar presentasi 15 menit tentang subjek tertentu, dan aktivitas lain yang bisa kamu pelajari dan kuasai. Micromastery adalah tentang reconnecting hal-hal yang Anda butuhkan. bahkan bagian terkecil sekalipun.
Keterampilan Micromastery bisa mematahkan pandangan pesimisme setiap saat. Robert Twigger Kesimpulan buku Melalui pemahaman Micromastery, kamu bisa mempraktekkan dan semakin bertumbuh dalam menguasai beberapa skill. Pendekatan Micromastery bisa dilakukan oleh siapapun.
Kamu bisa merasakan keberhasilan-keberhasilan kecil sebagaimana kamu mulai mengerjakannya. Micromastery dilakukan secara berulang dan kamu bisa mengukur keberhasilannya. Setelah kamu terbiasa menguasai hal-hal kecil atau Micromastery, kamu akan mengizinkan dirimu untuk tertarik dengan banyak hal dan minat atau ketertarikanmu menjadi lebih dalam.
Mulailah untuk mengidentifikasi effort hotspot dalam setiap aktivitas.