Transcript for:
Hikmah dari Nabi Ibrahim dan Ismail

Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Allahumma salli wa sallim ala Sayyidina Muhammadin.

Miftahiba birahman. Kita selalu dalam guyuran nikmat, alhamdulillah. Walaupun kita sering tidak kerosok, tidak sadar kalau dirinya penuh nikmat.

Alhamdulillah salah satu nekmat yang Allah berikan kepada kita adalah kita senang kumpul-kumpul cari ilmu. Senang duduk bersama ngaji cari ilmu. Karena mungkin ada saudara-saudara kita yang belum mendapatkan kesempatan merasakan nekmat yang semacam ini.

Nah kita sudah, makanya kita syukuri, Alhamdulillah biar nekmatnya enggak hilang. Biar nekmatnya enggak hilang. Nekmat itu bisa hilang.

Nekmat itu bisa, bisa hilang. Ketampanan juga bisa, hilang. Kecantikan juga bisa, hilang.

Harta juga bisa, hilang. Semua nekmat itu bisa hilang dan yang paling mengerikan na'udzubillah min talik kalau sampai nekmat Islam dan imannya hilang. Itu yang paling mengerikan. Nah gimana cara... Caranya biar enggak hilang, seperti kita punya motor biar enggak hilang nomor satu dikunci.

Kalau kambing diikat, sapi ya diikat, dikunci. Setelah dikunci kira-kira dijamin aman enggak? Belum, harus diawasi, ya harus diawasi, kalau enggak diawasi ada itu yang bisa njebul kuncinya, ada yang bisa melarikannya. Kunci untuk mengikat nekmat itu namanya syukur.

Ya, kunci untuk mengikat nekmat namanya syukur. Nanti kalau kita syukuri, itu dikunci sekaligus diawasi. Tapi yang ngawasi bukan kita. para malaikat membantu agar nikmat itu tidak ada yang mencuri.

Caranya disyukuri. Makanya saya mengucapkan terima kasih, jazakumullah khairan, kepada kalian semua, antum semua, yang sudah mau menyempatkan waktu dan tenaga untuk duduk bersama saya di majlis ini. Karena kalau saya enggak terima kasih sama kalian, kata Nabi Muhammad SAW, Siapa yang gak terima kasih pada orang yang berbuat baik kepadanya Maka dia tidak bersyukur kepada Allah Jenengan berbuat baik sama saya bagaimana? Mengurangi beban saya Karena saya punya ilmu diantara kewajibannya menyampaikan Bayangin kalau saya harus mendatangi rumah demi rumah Tok tok tok, Assalamualaikum Mau melaksanakan tugas tugas bagi ilmu.

Bolehkah saya mampir? Wah itu repot ya. Itu repot.

Saya duduk di sini dan saya katakan, siapa yang mau barang-barang cari ilmu, silakan ke sini. Kok antum ini dari jauh. Ada yang dari mungkin jaraknya 50 kilo.

Ada yang jaraknya itu bahkan, itu Mas Zaki dari Bandung. Dari Bandung, di belakang sana itu. Ada yang mungkin jaraknya dari ujung Jawa Timur, bahkan beberapa kali ada yang dari luar pulau.

Kadang-kadang dan sering kadang, bukan kadang-kadang, sering kadang sampai ke sini yang gak bisa ketemu saya. Ketemunya cuma begini. Setelah itu... sudah saya lanjutkan kegiatan, yang hadir juga lanjutkan kegiatan. Ini semua yang datang ke sini itu sudah berkorban.

Berkorban tenaganya, berkorban waktunya, berkorban hartanya. Nah inilah pengorbanan yang sebenarnya di jalan Allah SWT. Maka saya mengucapkan jazakumullah khairan. Terima kasih banyak.

Lemah telus, gusti Allah engkang balas. Nah itu caranya buat saya. Nah kalau buat jenengan, mikirodewe.

Ya kalau saya begitu diantaranya. Nah terus sebagai balas budi saya kepada jenengan. Maka dibuatkan kok kopi. Disukui.

Kemudian dikasih air mineral Setelah itu dikasih roti Walaupun saya tidak dikasih Dikasih roti Setelah itu selesai Alhamdulillah masih ada tambahan rezeki Bisa makan ala kadarnya Insyaallah barokah Makan bersama Ini cara saya Kalau jenengan bagaimana Wallahu'alam pikiran diwi Kalau sampai Habis sholat kok gak doakan saya seminggu sekali aja itu. Gak doakan saya itu keterlaluan. Orang saya setiap habis sholat mendoakan jenengan.

Oh iya benar. Setiap habis sholat itu saya doakan jenengan insyaallah. Waliman amara hadhal majlis.

Wa abadallah fi wal mutasaddikina alih. Wal qa'imin nabi hukuki sabikun walahikun. Waliman amara hadhal majlis.

Dan orang-orang yang memakmurkan majlis ini. Waliman amara hadhal majlis. Wa abadallah fi dan ibadah kepada Allah di tempat ini.

Wal mutasaddikina alih. Dan orang-orang yang sedekah untuk majlis ini. Wal qa'imin nabi.

dan orang-orang yang melaksanakan tugasnya, ngurus tempat ini, majlis ini. Yang sudah lewat, pindah ke alam barzah, maupun yang nanti belum lahir datang, atau nanti orangnya belum ada, tapi sudah ditatapkan sama Allah akan ke sini. Semoga Allah mengampuni mereka semua, merahmati mereka semua. Kemudian yang sudah meninggal dunia, ada tambahannya. Mudah-mudahan di surga Derajatnya semakin tinggi Walaupun orangnya masih hidup Ya pangkatnya di surga biar naik terus Dan seterusnya Sebetulnya gak perlu saya jelaskan Tapi ya biar mudeng Iya biar paham, beginilah hubungan yang diajarkan oleh Allah SWT lewat Nabi Muhammad SAW antara muslim yang satu dengan muslim yang lain.

Itu kan nekmat, indahnya luar biasa. Jadi kita enggak jalan sendiri, jalan bersama, sama, jalan bareng, itu indah. Nah pada kesempatan malam hari ini, Ya karena kita di bulan Dhul Qa'dah, setelah itu bulan Dhul Hijjah, maka saya akan menjelaskan beberapa poin penting dari hikmah, dari hikmah kisah. Nabi Ibrahim AS dengan Nabi Ismail AS dan Siti Hajar AS ini kisah keluarga Nabi Ibrahim ini luar biasa, sampai-sampai kita setiap sholat disuruh baca sholat Solawat mendoakan Nabi Ibrahim dan Keluarganya Namanya Solawat Ibrahimiyah Di jagad raya ini Tidak ada Solawat yang lebih Utama nilainya Yang bisa mengalahkan Solawat Ibrahimiyah Itu pemimpinnya Solawat ya Banyak Solawat yang paling terdepan adalah Solawat Ibrahimiyah Makanya dipakai di dalam Solat Yang disebut hanya ada tiga nama Nama Allah, kemudian nama dua makhluk Allah yang sangat dan paling dicintai Allah, yaitu siapa?

Nabi Muhammad SAW dan Nabi Ibrahim AS. Itu dua nama yang disebut dalam sholat, yang lain ada enggak? Kita kalau sholat ada namanya novel disebut itu, enggak, apalagi iis.

Iya, kava, enggak, yang disebut nama siapa? Allahumma salli ala Sayyidina Muhammad wa ala alihi Sayyidina Muhammad kama salli ta'ala Sayyidina Ibrahim wa ala alihi Sayyidina Ibrahim dua nama itu yang kita terus-terus nyebut nama Nabi Muhammad SAW dan nama Nabi Ibrahim AS makanya kita mau belajar ada apa itu nih ya dengan Nabi Ibrahim AS insyaallah gak banyak mudah-mudahan berokah manfaat Ya insyaallah enggak banyak, mudah-mudahan barakah manfaat. Sesuatu yang berkah dan manfaat itu pasti banyak.

Ya itu pasti banyak. Makanya kamu kalau dikasih duit sama Pak Yayi, 5 ribu. Dikasih duit sama Ustadz, 5 ribu. Dikasih duit sama Habib, 5 ribu. Dikasih duit sama orang tuamu, 5 ribu.

Tapi ada embel-embelnya, Insyaallah berkah. Kamu harus seneng. Kenapa? Karena 5 ribu kalau berkah, bisa digunakan untuk membeli dunia dan segala isinya. Berkah itu, sudah ketempelan sesuatu yang tidak akan habis.

Jadi, Itu namanya parokah. Fokusnya disitu. Nabi Ibrahim alaihissalam. Kita tahu.

Beliau. Ketika punya anak. Itu nunggu waktu agak lama.

Lama gak punya. Anak. Maka ketika berdoa.

Nabi Ibrahim alaihissalam. Fabasyernahu bihulamin. Halim. Doa minta sama Allah, Rabbi habli minas sholihin, Ya Allah karuniailah aku keturunan yang masuk dalam kelompok orang sholih.

Tawadduknya Nabi. Lawang Nabi itu gak ngomong karuniailah aku keturunan yang sholih. Gak ngomong karuniai aku keturunan yang sholih, enggak. Rabbi habli sholih, enggak. Rabbi habli minas sholihin.

Ya Allah karunialah aku keturunan yang masuk dalam kelompok hamba-hambamu yang sholih. Yang masuk dari kelompok itu. Tawaduk. Kalau kita ini kadang minta anak, ya Allah minta anak yang ganteng.

Minta anak yang cantik. Minta anak yang kaya, minta anak yang pinter. Ada orang yang nyeletuk, gimana kalau anakmu jelek tapi soleh? Oh ya mau, minta yang ganteng tapi soleh. Nah ini kalimat begitu itu sebetulnya rasa khawatir.

Kalau soleh kurang ganteng itu kelihatannya kok kurang oke. Padahal orang soleh itu kalau gak ganteng, dilihat siapapun jadinya ganteng. Karena inner beauty-nya muncul. Uh inner beauty.

kecantikan di dalamnya akan muncul terus kamuflase yang asli ketutup sama cahaya ilmu sama cahaya to'at sama cahaya surga jadi kelihatannya yang ajib-ajib saja enak, dilihat itu enak kalau itu hamba Allah yang soleh makanya ciri-ciri orang soleh itu kalau dilihat sedep dilihat sedep kalau dilihat kok pengen buat kamu muntah nah itu Tanda tanya itu. Bu, pernah lihat suaminya pengen muntah? Ada yang jawab, pernah. Kapan? Waktu ngidam.

Walaik masalah. Ada itu waktu ngidam kan kalau lihat suaminya terus jadi muntah. Itu kan karena faktor egg beda.

Ini lihat suami kok gak bisa senang, lihat istri kok gak bisa senang. Ini ada sesuatu yang salah, baik dengan yang melihat maupun yang dilihat. Orang-orang soleh itu walaupun yang benci, kalau lihat hatinya gak bisa mungkiri, hatinya senang sebetulnya. Jadi benci itu karena dia maksakan dirinya, kuduanyel.

Aku harus gak suka, padahal aslinya tuh hatinya lihat tentrem, menyenangkan. Kenapa? Karena ada cahaya-cahaya yang Allah titipkan di wajahnya.

Yang Allah titipkan di wajahnya, karena itu cita-cita kita daripada beli skincare, mahal ya bu ya, banyak perawatan capek pake skincare, maka pake wuduk care saja. Pakai uduk, care. Nah itu alasan suami biar hemat pengeluaran. Iya alasan suami biar hemat pengeluaran.

Wajahnya kalau sering buat sujud, sering digunakan untuk toat, nanti wajahnya akan dipoles oleh Allah Ta'ala dengan cahaya. Glowing, ya gak usah pakai. Apa itu yang kalau diminum terus kulitnya jadi putih gitu ya? Apa bu?

Hah? Gen-gen? Masya Allah paham semua kan? Sedikit pancingan ternyata berhasil saudara-saudara.

Enggak perlu minum-minum begitu, enggak perlu. Sujud, dikir, wirid, bercahaya. Wajahnya akan bercahaya.

Terus tanya temannya, kamu minum gen model apa ini? Kolagen ya? Kolagen merek apa?

Jawabannya, buduk dan tahajud. Masya Allah, itu kira-kira calon istri idamannya Mas Kava. Sudah ngirit, solihah bola ya.

Sudah ngirit, soliha bulan. Nah, Rabbi habli minaf solihin. Minta dulu keturunan yang soleh. Keturunan yang soleh. Dikasih sama Allah.

Maka segera kami sampaikan kabar gembira kepada Ibrahim AS. Dia mendapatkan gulam halim. Anak yang halim.

Jadi Nabi Ismail itu AS belum lahir, pangkatnya sudah ada. Pangkatnya apa? Bukan sobir, tapi halim.

Kalau sabar itu begini, ada orang mau melahirkan, ya mau melahirkan, sakit ditahan, itu namanya sabar. Ada orang mau melahirkan, sakit tapi ketawa. Kenapa? Karena paham.

Setelah ini saya akan dapat anak. Setelah anaknya lahir dia sudah siapkan duit. Untuk siapa? Dokternya.

Padahal dokter tadi yang mungkin mengoperasi dia, yang mengoperasi dia, yang belah perutnya. Yang belah apa? Perutnya.

Dia bukan cuma tahan rasa sakit, bahkan tersenyum dan dokternya dikasih duit. Nah itu halil. Orang halim itu adalah orang yang bisa bukan sekedar sabar, tetapi menikmati derita dengan penuh sukacita.

Coba ini kalimat ini dijadikan status. Menikmati derita dengan penuh suka, sukacita. Kalau orang lorok kok tambah seenglaraknya kayak idwek dulu ya.

Itu namanya halim. Nah ini pangkatnya Nabi Ismail alaihissalam, jadi belum lahir sudah pangkatnya semacam itu. Nah, makanya oleh Allah SWT Mau ditunjukkan Kan Allah sudah janji ya Bihulamin halim, itu janjinya Allah Maka Allah tunjukkan Seberapa halim itu Nabi Ismail Alayhis salam Mulailah proyek Yang pertama kali adalah Nabi Ibrahim alayhis salam Diperintahkan Bawa anaknya Beserta istrinya, ibunya Nabi Ismail Ditaruh di Padang Sahara yang enggak ada kehidupan.

Yang enggak ada kehidupan. Tidak ada air. Artinya kalau menurut ilmu hidup, apalagi ilmu gizi, yang tinggal di situ, menurut ilmu ya, itu bisa dikatakan dalam hitungan hari pasti mati.

Kenapa? Karena enggak ada air. Panas.

Enggak ada kehidupan. Enggak ada yang bisa dimakan. Taruh di tempat tersebut, kemudian ditinggal. Taruh di tempat tersebut, kemudian ditinggal. Ini misi yang pertama.

Pertanyaan saya, buat seorang bapak yang lama enggak dapat anak, anaknya umur dua tahun lebih sedikit, lucu-lucunya anak. Kemudian istri yang melahirkan anak. Ini istri yang sangat dicinta, dua-duanya gak boleh didekati, disuruh menaruh di tempat yang jauh, dan susah dijamah, dan kemungkinan berapa hari mati. Pertanyaan saya itu kira-kira hati bapaknya hancur.

Itu ujian yang gak biasa, itu luar, luar biasa. Tapi Nabi Ibrahim alaih salam. Ya dijalankan itu perintahnya Allah subhanahu wa ta'ala. Singkat cerita, saya gak akan buat cerita ini panjang karena kita udah sesering.

Anaknya nangis, bekalnya habis anaknya nangis. Bekal habis anak nangis. Ibunya kira-kira pikiran gak?

Ya pikiran namanya ibu. Kalau gak pikiran tambah tanda-tanda jiwanya gak beres. Orang popo, anak, balik mati. Tenanglah ya.

Tenang ya, nak. Husnul Khotimah, nak. Kamu belum punya dosa. Udah, enggak usah risau. Wibunya nyantai.

Anakku kalau mati kan Husnul Khotimah. Enggak punya dosa. Surga. Ketua ewaras, tapi gendeng ini. Sepintas kan kelihatannya berakal sehat, tapi ini enggak menggunakan akalnya.

Manusia enggak boleh begitu, harus punya rahmah, harus punya kasih sayang, anak nangis, jangan nanti kemudian jadi dalil, oh kalau bayi kan belum punya dosa, jadi biar mati aja sekalian, biar masuk surga, bukan begitu ajaran Islam, kadang seperti itu. Bayinya ya masuk surga, tapi kalau ibunya mendiamkan, bayinya meninggal tanpa diperjuangkan, maka ibu yang semacam ini akan dituntut pertanggung jawaban. Ayah yang semacam itu akan dituntut pertanggung jawaban. Muncul kasih sayang seorang ibu.

Logikanya gimana? Anak nangis butuh makan, gak ada makanan, gak ada air. Maka cari bantuan, cari pertolongan. Lari sofa marwah, sofa marwah, sofa marwah.

Kita jangan bilang tujuh kali. Kadang sofa marwah berapa? Tujuh kali. Itu karena udah tahu endingnya.

Anggap saja kita ikut peristiwanya, enggak tahu endingnya. Bayangkan kalau kamu jadi ibunya Nabi Ismail. Kok jadi ibunya Nabi Ismail. Saya ini loh, kalau lagi umroh, saya Sofa Marwa, kok enggak rampung-rampung? Kok enggak rampung-rampung?

Kok enggak selesai? Berapa putaran ini? Enggak selesai-selesai.

Kita berharap segera selesai. Tapi saat itu ibunya Nabi Ismail alaihissalam enggak ada pikiran begitu, enggak ada lelah, letih, enggak ada. Yang ada gimana caranya anakku dapat minum, dapat makan, dan hidup. Maka nomor satu, tidak akan berhenti berjuang sebelum yang diinginkan didapatkan. Karena urusannya ini kewajiban menjaga nyawa anak.

Tidak akan berhenti berjuang sebelum yang diinginkan didapatkan. Maka kamu jomblowan-jomblowan dimanapun berada. Kalau kamu tahu nafsumu, syahwatmu sudah tidak terpendung, maka mencari istri untuk segera kamu nikah wajib hukumnya.

Loh iya ngeri loh ya, kalau enggak kan zina di sana, zina di sini, na'udzubillah men, dari zina A sampai zina B sampai na'udzubillah bisa terjumlah zina beneran. Zina mata, zina ini dan lain sebagainya, maka kata Imam Ghazali, pemuda yang sudah tidak mampu nahan nafsunya semacam itu, maka nikah itu bukan sunnah, tapi hukumnya wajib. Jangan kamu katakan belum ketemu jodoh. Berjuanglah tanpa henti.

Sampai kamu dapatkan yang bisa kamu nikahi. Kalau kamu gak dapat-dapat. Datang kesini. Tak tunjukkan. Di depan melihat sorotoh.

Banyak yang lewat. Betul enggak? Iya tinggal keberanianmu.

Untuk manggil kemudian. Mau enggak saya nikah? Paling kan dianggap. Palingan begitu ya, gak apa-apa satu begini nanti kan ketemu yang sama-sama begini kan selesai. Wah ada yang mandek, mau mas?

Kok langsung mau kenapa? Beri semacam emas yang saya cari, kenapa? Nekat.

MasyaAllah. Akan ketemu tuh nanti yang apa namanya, pas podo loh, klok ya. Kurang separoh, kurang separoh. Misal begitu Nekat ketemu Akan ketemu Tapi itu konsepnya Tidak akan berhenti berjuang Sampai yang diinginkan Didapatkan Nah biasanya yang menghambat manusia agar dia itu berhenti berjuang, dari semangat sampai semangatnya dihilangkan adalah karena manusia itu tidak bersandar pada Allah.

Manusia itu enggak minta tolong sama Allah, tapi dia bersandar pada hitungan-hitungan. Contoh lawang saya sudah naik mobil mewah. Gaji saya sudah jelas angkanya satu bulan di atas 100 juta. Wajah saya sudah ganteng, saya kampung, sekalian sampai aku.

Tapi tidak terlamar kok ditolak. Saya kalau ngelamar kok ditolak, karena hitungannya begitu, dia merasa wah ini saya sudah melakukan semuanya, akhirnya mundur kemudian mengambil. Katakan memang saya jatahnya, jatahnya.

Gak menikah di dunia. Dan seterusnya, dan seterusnya. Akhirnya pesimis.

Akhirnya menyerah. Ada lagi. Yang ngitung-ngitungannya itu kebalikan.

Lawang wajahku jelek Duit gak punya Motor ya minjem temen Ngelamar anak orang Lawang yang jelas punya ilmu Seperti Ustadz Iis Ustadz Iis aja ditolak Contoh aja Iis Seperti Ustadz Iis Yang ganteng punya ilmu Itu aja ditolak Masa saya yang Wajah gak seganteng Ustadz Iis diterima Wah gak mungkin Muntah Mundur, pesimis. Yang dipakai apa itu berarti? Hitung, hitungan.

Nah ini dalam hidup jangan pakai kalkulator. Jangan pakai kalkulator gitu. Pakainya apa? Qul huwallahu ahad. Allahu samad.

Katakan hanya Allah yang ada. Allah yang maha usaha. Allah as-samad.

Allah yang menjadi sandaran seluruh makhluknya. Maka Siti Hajar berangkat sofa, di hati minta tolong sama Allah, Ya Allah tolong ya Rabb, beli ya Rabb. Di situ kok ketemunya gak ada air.

Ya cari di Maruah, di Maruah gak ketemu air. Menurut ilmu hitung-hitungan kalau orang bisnis gagal atau berhasil. Kamu berangkat ke pasar pagi, pulang sore, gak ada barang yang laku.

Kalau pulang bilangnya apa? Belum berhasil. Betul? Besoknya begitu lagi.

Kamu bilang apa? Belum berhasil. Besoknya begitu lagi.

Kamu bilang apa? Belum berhasil. Seminggu begitu.

Kamu bilang apa? Gagal. Akhirnya gak jadi ke pasar.

Seminggu berturut-turut 0. Memang saya gak bakat dagang. Memang saya gak bakat berjualan, Nol, selesai. Kemudian jadi pengangguran.

Ini namanya menggunakan hitung-hitungan. Lupa sama Allah Ta'ala. Ya lupa dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Beda dengan Siti Hajar Alayhi Salam. Sofa gak ada, marwah gak ada, Gak ngurus. Wawang saya gak nyari di sofa, Saya gak nyari di marwah kok. Saya gak sedari di sofa, saya gak cari di marwah.

Wa rizqukum fissamai wa matu'adun. Allah bilang, dan rezeki kalian itu fissamai, di langit. Yang dijanjikan untuk kalian ada di langit, bukan di muka bumi. Makanya orang-orang soleh gak cari rezeki di muka bumi, cari rezekinya di langit. Cairnya di muka bumi.

Muka bumi ini tempat pencairan. Tempat pencairan, tapi nyari nya ke langit. Bagaimana?

Dengan sholat, dengan zikir, berwaliden, ya pergi ke pasar dalam rangka cari yang halal. Bukan cari, duit di pasar. Makanya begitu sampai pasar kok zero ya cuma ketawa.

Emang aku gak nyari di sini. Santrinya bingung, Ustadz, Guru, Habib, Yai, jenengan apa itu? Mau jelas ke pasar cari rezeki kok sampai pasar gak dapat duit. Abang ngomong, aku memang gak nyari di sini kok. Lalu nyarinya di mana?

Nyarinya di langit. Nah cairnya di mana? Di bumi.

Di mana? Yombuh. Gak tahu cairnya itu lewat mana saya gak. Gak tahu karena janjinya Allah. Allah akan berikan rezeki pada hambanya yang beriman itu lewat cara yang gak pernah dipahami oleh hambanya.

Min haithu la yah tasib. Dan Allah buktikan. Ya.

Nyarinya di sofa, enggak ada. Di marwah, enggak ada. Ibunya Nabi Ismail alaih salam, enggak butuh sasa.

Ke sofa lagi. Siapa tahu nanti Allah turunkannya di situ. Ke sofa enggak ada, ke marwah deh. Siapa tahu Allah turunnya di marwah.

Itu ulama mengatakan, kalau sampai hitungan ketujuh air belum muncul, maka ibu Nabi Ismail enggak akan berhenti sofa marwah, sofa marwah sampai hari kiamat. Sampai nyawanya habis. Karena puncak usaha yang bisa dilakukan itu. Yang paling masuk akal itu cari di atas, lihat ada orang atau tidak. Tidak ke sana lagi, marwah.

Cari ada orang atau tidak. Kalau ternyata tidak dapat sampai meninggal, ya akan dihentikan dengan meninggal itu. Tapi karena bergantungnya sama Allah Ta'ala maka gak putus asa, gak capek. Sofa marwah, sofa marwah, sofa marwah. Hasilnya.

Ya ha? Hasilnya. Jadi kalau itu ngitungan bisnis gagal.

Betul? Gagal. Usahanya zero, nol. Usaha lari-larinya ini tanpa hitung-hitungan, nol. Tapi buat orang yang bertakwa, enggak nol.

Larinya itu lagi usaha-usaha. Enggak dapatnya itu salah satu bentuk proses usaha-usaha. Kenapa?

Karena Allah akan munculkan bukan di situ. Bukan di, di situ. Hitungan ketujuh Allah tunjukkan. Kun faya kun.

Airnya gak jauh-jauh, munculnya di kaki. Ya di dekat kak, kak bah. Di tempat bayi itu diotakkan, tidur di situ bayinya. Airnya keluar di situ.

Pertanyaan saya, airnya habis gak? Enggak. Akhirnya jelek atau bagus?

Kamu tuh loh, dan saya ini loh. Kan pengalaman ngebur sumur ya. Udah ngeburnya seminggu, dua minggu ya.

Masya Allah, lempungnya keluarnya banyak. Terakhir airnya bau. Akhirnya gagal.

Cari sebelahnya agak jauh lagi, sama. Berkali kah? Kali Ada yang beruntung cuma sekali Ada lagi yang udah ngebur sampai 100 meter Yang gak keluar, air Nah ini kok Nabi Ismail Ibunya ngeburnya cuma sofa marwah ya Gak pake ngebur ke bawah Ngeburnya Sofa marwah, sofa marwah, sofa marwah Naik, naik, naik Sama Allah Dikeluarkan, kenapa? Mintanya sama Allah subhanahu wa ta'ala Nah pertanyaan saya Konsep yang diajarkan Tiap tahun ini loh Tentang haji, ada sa'i sofa marwah Itu kita pakai dalam hidup enggak?

Ini kok wajah-wajah ada yang begini Dek begini, dipake gak dalam hidup? Kalo dipake kan enak, kalo dipake kan enak. Saya mau ke pasar, ngapain ke pasar? Cari nafkah yang halal.

Di pasar kamu nanti gak dapet loh, rezeki yang ngasih Allah bukan kamu, berangkat ke pasar. Ternyata sampai pasar dari pagi sampai sore pulang, zero. Kalau orang yang sudah paham ilmu ini akan mengatakan, proses.

Rezeki saya lagi dimasak, lagi di pro, proses. Matengnya kapan? Yang masa Allah kok saya tanya matengnya kapan? Ya, Allah yang ngurus. Ya, saya tinggal terima aja, jadi.

Saya mau nanya sekarang, pakai ini. Logikanya dipakai, akalnya dipakai untuk berpikir yang semacam ini. Itu kalau pakai mesin pengebur, bisa dapat air seperti zam-zam? Nomor satu cari titiknya dulu pakai apa itu? Monite airnya itu.

Sekarang, zaman sekarang pakai satelit aja masih meleset. Dulu kira-kira kalau mau dapat air semacam itu pakai apa? Kalau pakai mesin bur udah berapa miliar itu habis itu.

Ngeburi satu-satu ya, demekan itu. Yang mana ada air, airnya. Mana ada airnya, mana ada airnya.

Itu cuma ada titik sumur di Mekah itu, ada cuma berapa titik saja itu, selain zam-zam itu ya. Selain zam-zam. Karena langka air.

Kenapa? Karena kalau dibur yang keluar minyak, bukan air. Kalau dibur yang keluar minyak, bukan air.

Ini dibur, enggak pakai dibur, tapi keluar air. Airnya jernih, air zam-zam. Kok bisa semacam itu? Nah udah jelas ditunjukkan sama Allah Ta'ala. Nuruto sama saya.

Gak bakal sia-sia. Ini wanita ditinggal sama bayi, ditinggal sama suaminya. Kenapa sama Allah Ta'ala dikasih rezeki yang luar biasa? Karena suaminya percaya sama Allah.

Kemudian istrinya juga percaya sama Allah. Mirip dengan oknum-oknum suami istri zaman sekarang. Ya istrinya ngomong, mas, udah toh mas, ngapain kamu kerja di kantor itu, gajimu gak bakal naik?

Naik. Suaminya menjawab, dik, lewong rezeki itu dari Allah, sekarang ya jatahnya baru di kantor itu, yuk kita syukuri. Ini suaminya baik ya, suaminya baik, berangkat, suaminya ke kantor. istrinya di rumah.

Ya istrinya di rumah. Sebetulnya kan enak ya tinggal di rumah, nanti awal bulan terima duit dari suami. Enak atau enggak enak?

Enak. Tapi karena istri ini oknum istri tadi ini, kurang percaya sama Allah Ta'ala. Maka ngomong sama suaminya, suaminya berangkat di whatsapp, DM IG ditulis, memang kamu tidak ingin aku bahagia.

Masya Allah, memang perlakuanmu tidak seperti suaminya mbak fulana. Dia enggak pernah menyerah. Dia keliling sana sini cari nafkah.

Mas cari nafkah itu jihad yang sebenarnya. Mana jihadmu untukku. Masya Allah.

Ini kalimatnya baik tapi kurang ajar. Ini namanya kalimatnya baik tapi digunakan untuk yang enggak. Baiknya apa?

Nyakitin hati suami. Lain kalau istri yang sudah belajar ilmu ini, ilmunya Nabi Ibrahim tadi, ngomong ini istri tadi sama suaminya ya, istri ngomong sama suaminya, Mas, iya, udah kamu capek gak capek, jatah kita sudah. Gak ada dari Allah Ta'ala. Yang penting cari halal mas. Lawang yang jelas.

Sofa marwah, sofa marwah, sofa marwah. Ya sofa marwah. Mohon maaf ya.

Ini sofa marwah itu bukan karya seorang nabi loh. Bukan loh. Wanita gak ada yang jadi nabi loh.

Wanita yang solihah. Waliyah itu ya. Wali? Waliyah. Wanita yang solihah.

Bukan nabi. Ini usahanya seorang wanita, sofa marwah, sofa marwah, sofa marwah, gak ada hubungannya sama ngebur air. Kalau yang muncul air, padahal usahanya semacam itu. Jadi yang penting kamu masih niat yang bagus, cari nafkah untuk keluarga, berangkat ke pasar, kerja beneran.

Nanti rezekimu berapa enggak usah kamu pikir. Kalau sudah waktunya Allah akan munculkan zam-zam di rumah kita. Maksudnya di ekspor enggak usah kamu pikirlah. Levelmu belum sampai emang, sorry ya.

Masya Allah. Eh ternyata istrinya lebih solihah daripada suaminya. Tenang itu rumah tangga. Rumah tangga akan tenang. Tapi kenapa sekarang banyak rumah tangga gak tenang?

Saya kan termasuk peneliti ya. Berdasarkan pesan-pesan WhatsApp yang masuk. Jadi banyak rumah tangga gak tenang itu cuma gara-gara al-gajiyu.

Penghasilan itu loh, penghasilan suami saya sekian, yang satu lagi istri saya tuntutannya, mintanya sekian, sekian. Jadi urusannya angka bisa merusak hidup. Sekian, sekian, sekian, sekian, sekian.

Ini kurang ini, tapi ngeluh ya, bukan untuk mencapai tujuan yang baik, angka dijadikan keluh, keluhan. Maka tinggalkan yang semacam itu. Yuk kita belajar untuk percaya sama Allah Ta'ala.

Kalau kita jalankan aturannya Allah, pasti beres-beres. Enggak mungkin enggak. Sistemnya Allah ini kalau kita jalankan, pasti beres.

Enggak ada judulnya orang sholatnya benar, melarat, enggak ada. Lo bib, tetangga saya itu sholatnya lima waktu di masjid. Tapi melarat kok bib.

Termasuk saya. Ya termasuk saya, ingat, innaf sholatatanha. Ya semua itu ada prosesnya, orang kok maunya instan, ujuk-ujuk.

Ini, tolong-tolong ya buktikan sama saya, kamu nanam padi hari ini kamu tanam besok udah jadi. Ada? Buktikan sama saya, kamu ambil air satu ceret, kamu taruh di kompor, kamu nyalakan kompornya, begitu dinyalakan langsung umup. Bawa sini.

Bawa sini. Buktikan sama saya, tolong saya gundul rambutmu, saya panggil tukang cukur, setelah saya digundul, langsung tumbuh. Ada begitu. Buktikan sama saya, istrimu hari ini positif hamil, besok tiba-tiba lahir.

Ada? Maksud saya mikirotidik gitu loh ya. Ada enggak yang begitu?

Buktikan sama saya, selain keramat-keramatnya wali dan nabi ya, dan mujizat nabi, anaknya lahir langsung bisa lari, ada? Enggak ada. Ngomong saja cuma oe. Oe itu sebenarnya kan mulutnya mengucapkan kalimat secara sempurna kan.

Oe, oe. Tapi selalu ngomong bapak, oe. Segenah atau enak bapak, oe. Butuh pro?

Proses. Dalam hidup dari kecil paham semua butuh proses, semua butuh proses. Dikasih tau kamu sholat yang benar, kok gak suge-suge? Ya proses.

Pro? Proses. Nah salah satu, salah satu tanda-tanda orang yang sholatnya itu benar ya, tanda-tanda orang sholatnya benar, gak pernah bingung sama rezeki.

Jadi kalau kamu itu sholat kok rezeki masih bingung, berarti sholatmu belum benar. Oh ternyata wuduknya salah, contoh begini, boleh saya kasih contoh? Jadi biar enggak ngomong gitu tadi, kan itu tanggal saya sudah sholat, saya sudah sholat kok ternyata masih miskin. Saya akan jawab, lah pak ya itu sholatnya rajin kok sugeh, jadi yang salah siapa ini? Ada lagi habib sholatnya rajin enggak sugeh, tapi hidupnya senang.

Kenapa? Ternyata memang gak mau cari sugi. Cari merasa nek, nekmat.

Kekayaan yang sejati kan ketika orang gak butuh apa-apa. Betul ya? Itu namanya kaya. Yang buat kita miskin karena kebanyakan kebutuhan.

Kalau udah gak butuh lagi namanya kaya. Bener begitu. Nah, ternyata setelah diteliti, dicek, oh ini wudhunya masih amburadul. Nanti kalau jengan gak percaya, cobalah. Suruh mu diukkan wudhukmu sendiri.

Terus tunjukkan ke ustadz-ustadz, wudhuk semacam ini kira-kira betul apa enggak. Mesti kamu takut. Enggak salah, bi.

Berarti sholatku 15 tahun keliru kabeh. Betul kan ya? Kita cerita, takut.

Oh ternyata wudhunya belum beres. Apalagi yang belum beres? Oh ternyata al-fatihahnya masih banyak yang salah. Lah kalau wudhunya gak beres, fatihahnya salah. Udah sholat belum?

Ya belum. Tapi jangan khawatir. Allah maha pengampun, Allah maha pengasih, Allah maha penyayang. Aman-aman, tapi ya didandani.

Usaha memperbaiki, contoh misalnya, tidak usah jauh-jauh, mobil-mobil, mobil, full bensinnya, full bensinnya, bahannya anginnya pas semua. Akinya normal, akinya normal. Kamu masuk ke dalamnya, ya masuk ke dalamnya. Terus kamu teriak-teriak, ini mobil kok gak jalan kenapa?

Ini mobil kok gak jalan kenapa? Ya nomor satu orang akan nanya, wes bawa starter apa burung? Betul ya? Sudah saya starter, kalau udah starter kok belum jalan? Orang nanya, akinya kenapa?

Akinya kenapa? Ternyata akinya normal, starter sudah tapi enggak nyala-nyala. Kenapa?

Enggak direm. Kalau metik kan wajib direm, kalau enggak direm mau nyala? Enggak mau. Itu kan pernah kejadian saudara saya. Dulu zaman-zaman awal motor metik baru keluar.

Itu saudara saya beli motor metik terus dipinjam sama ayahnya. Ya dipinjam sama ayahnya gitu. Untuk keluar keliling-keliling dulur.

Nah setelah berhenti, ya setelah berhenti. Di stater kok enggak bisa, akhirnya dituntun. Dituntun, metik. Ya dituntun, dituntun, ya ngos-ngosan.

Karena bapak, bapak ngos-ngosan. Sampai rumah saya. Terus bilang, ini loh mogok ini.

Lah masuk mogok, baru kok ya. Ini starter gak bisa. Nah disitu saya senyum.

Maaf ya kalau mau starter sama didirim. Kalau gak direm dia gak mau. Starter uti was tak tuntun. Pertanyaannya, yang salah motornya atau manusianya? Manusianya.

Maka jangan pernah salahkan sholatmu kalau hidupmu kacau. Tanyakan cara sholatmu benar atau tidak? Clear?

Orang yang sholatnya benar gak mungkin hidupnya amburadul. Mustahil. Ya mustahil. Maka gampang sebetulnya. Dandani sholatnya, perbaiki wudhunya.

Nah itu selesai, nanti akan jadi seperti ibunya Nabi Ismail. Gak punya apa-apa, tiba-tiba kaya, raya. Modalnya cuma sekali lari-lari sofa marwah, tapi setelah itu hasilnya sepanjang masa, betul.

Lari-larinya kan cuma sekali, sofa marwah tujuh putaran ya, tujuh kali ya, sofa marwah, sofa marwah. Cuma sekali dilakukan seumur hidup, hasilnya air zam, zam gak habis-habis, akhirnya dapet teman, akhirnya dapet makanan, akhirnya dapet mantu. Masya Allah. Gak ada habisnya.

Pilih mana hidupnya? Capek tiap hari atau capek sekali? Gak capek. Kalau saya pilih gak capek, tapi manusia hidup itu harus mengalami capek.

Capek harus. Harus. Kalau namanya bayi lahir aja capek kok. Ya, orang tuanya capek, itu hidup. Nah, kalau sudah paham ini, kita tahu sekarang, apa yang harus saya lakukan biar hidup saya gampang.

Ternyata satu hal, percaya, yakin, iman sama Allah SWT. Enak-enak, pasti enak. Ini yang ngomong sudah praktek sampai umur 47 lho. Saya nanti lagi 48 ya.

Betul kan? Berarti kan saya sudah lama praktek. Ya jenengan kan mungkin ada yang di bawah saya, masih banyak yang di bawah saya. Yang lebih dari saya kan sebetulnya sudah pengalaman juga.

Cuma kadang-kadang pengalamannya kurang direnungkan. Kalau kita pikir-pikir itu kita akan paham, oh ya ternyata ya enggak ada masalah yang enggak selesai. Ada masalahmu yang enggak selesai.

Selesai pada waktu, waktunya selesai. Enggak ada yang enggak selesai. Jadi ngapain hidup ruwet, ngapain hidup susah, ngapain hidup suntuk, lawang pasti akan selesai.

Tugas kita pokoknya nurut sama Allah SWT, itu satu dari sisi sang ibu. Anaknya sekarang, Nabi Ismail AS, gak nanggung-nanggung itu ujiannya. Bapaknya sama anaknya diuji lagi, bapaknya suruh nyembelih anaknya.

Lama gak ketemu, umur 12 tahun ya pisah 10 tahun, pisah 10 tahun pengen jenguk anaknya. Datang wahyu ilahi lewat mimpi, sembelih anakmu. Masya Allah, cara ngomongnya gimana ya? Komunikasinya butuh S berapa ini?

S1, S2 lewat. Bapak yang cinta harus ngomong sama anak yang ditinggal sekian tahun, yang anaknya diperkirakan meninggal ternyata hidup, setelah hidup suruh nyembelih. Coba ini, ini kalau bukan imannya nabi yang luar biasa, bukan hamba Allah terpilih kan yaudah sebentar.

Lawong kecil saya tinggal, perkiraan mati, ini sekarang udah hidup suruhnya beli, gimana ini? Ini kalau gak beriman kan ngomongnya begitu, tapi beda nih nabi Ibrahim alaih salam, percaya sudah dibuktikan 10 tahun hidup kok masih ragu sama Allah gitu loh, gak mungkin. Percaya, siap laksanakan.

Ngomong sama anaknya. Cuma mau ngomong itu setan ada. Setan ada.

Makanya ada lempar jumroh. Itu kan balangi saya. Setan. Ada hari Arofah.

Itu hari dimana Nabi Ibrahim sudah ngerti ini betul. Mimpinya perintah Allah SWT. Begitu sudah.

Paham ini mimpi perintah Allah? Ya ngomong sama anaknya. Dan ketika obrolan ini diabadikan dalam Al-Quran, tidak sedikit orang yang salah mengertikan.

Saya mau jelaskan, biar Antum dan saya termasuk yang tidak salah mengertikan. Sedikit ya. Ya bunaya inni ara fil manami anni azbahuka fan durmata taro. Duhe anakku.

Itu ngomongnya dengan kalimat yang indah sekali. Ger, kalau orang Jawa gitu ya. Ger.

Bahasa Arabnya ya, ya bunaiya. Bahasa Al-Qurannya begitu. Tapi kalau diterjemahkan bebas bahasa Jawa, Ger.

Duk, gitu kan. Le. Alus itu sapaan dari orang tua ke anak. Sayang sekali.

Aku ini benar-benar mimpi, bukan aku mimpi, ini sungguh aku tuh mimpi kok lihat diriku nyembleh kamu ya. Menurut pendapatmu bagaimana? Nah ini banyak yang salah memahami, terus diartikan begini, makanya jadi bapak itu jangan semaunya sendiri, minta pendapat anak. Ngawur itu. Bukan begitu tafsirnya.

Bukan begitu tafsirnya. Nabi Ibrahim tidak butuh pendapat anak dalam melaksanakan kewajibannya Allah. Ini kewajiban.

Anak diminta pendapat bukan urusannya dilaksanakan atau tidak. Bukan. Anaknya menjawab apapun pasti kewajiban Allah dijalankan oleh Nabi Ibrahim AS.

Jadi pertanyaan ini bukan minta pendapat untuk dilaksanakan atau tidak. Bukan. Sehingga salah kalau ada orang mengatakan. Makanya kamu kalau mau apa-apa minta pendapat sama anakmu.

Nabi Ibrahim saja minta pendapat sama anaknya. Ngawur. Ini enggak? Ngawur. Nah terus kenapa Nabi Ibrahim nanya sama anaknya.

Bagaimana menurutmu? Itu bukan minta pendapat saudara-saudara, mohon maaf tolong dicamkan itu ujian. Saya mau nanya ujian sama minta pendapat sama enggak?

Ini ada dua pilihan A sama B, menurutmu yang mana? Itu ujian atau minta pendapat? Dikasih soal gitu ya. Pilihannya ada A atau B, kamu milih yang mana, menurutmu pilihanmu yang mana?

Ini minta pendapat atau ujian? Ujian. Nabi Ibrahim lagi nguji anaknya, ngetes anaknya, jawabannya benar atau salah nanti? Kalau jawabannya benar, alhamdulillah.

Kalau jawabannya salah, diajari biar jadi benar. Itulah tugas ayah atau ibu nanya sama anak, ngetes anakku paham enggak ya. Nah, kalau ada kasus begitu, begini, kamu bagaimana ini?

Wah, Pak, kalau begitu ya, nganggur aja, Pak. Wangawur ya, nak. Harus didandani.

Harus didan? Didandani. Nah, saya mau nanya, nak. Gimana, Pak?

Kalau bapakmu sakit, ngeledak di rumah sakit, mau mati? Anakmu juga masuk rumah sakit, geletak mau mati. Duitmu tinggal 100 juta, kata dokter. Biaya operasi bapakmu 100 juta, biaya operasi anakmu 100 juta. Harus salah satu didahulukan.

Mana yang kamu pertahankan? Bapakmu biar hidup atau anakmu yang biar hidup? Ya bapak udah lama hidup pak, biar mati dulu aja. Kurang ajar. Anak ini kurang?

Kurang ajar. Oh bapaknya yang jawab. Nah, kalau anak itu insya Allah usaha lagi masih ada jalan. Nyari bapak lagi kan gak bisa. Birul waliden lebih diutamakan daripada birul anak gitu loh.

Berbuat baik sama orang tua itu hukumnya lebih wajib daripada berbuat baik sama anak. Maka kalau posisinya sama orang tua harus dikedepankan daripada anak kandung. Ini pelajaran birul waliden. Maka Nabi Ibrahim nanya bukan mau minta pendapat, pendapat itu testing, ujian.

Jawaban anaknya memuaskan, ya abadif almatumar. Karena dipanggilnya juga Ger, Le. Jawabannya juga, jih, papa. Monten dauh, bahasa kita kan gitu ya.

Oke ayahku, cintaku, papaku tersayang. Laksanakan saja yang diperintahkan kepadamu. Jawaban ini membuktikan kecerdasan anak usia 12 tahun atau 10 tahun. Khilaf ulama ada mengatakan usia Nabi Ismail alaihissalam saat itu 10 tahun.

Ada mengatakan 12 tahun. Seorang anak umur 10-12 tahun. sudah bisa menjawab dengan kalimat Duh he ayahku tercinta ini nyawanya diminta loh karena tidak boleh lebih orang emosi kan jawabannya sobok weh jangan aku bapak weh orang emosi, betul ya gak usah ngomong gernak gak usah sok bahasa halus-halusan Arab matennya kok gaya bahasanya halus-halusan itu anak kurang ajar Nah ini anak yang terpelajar dididik ibunya dengan didikan yang luar, biasa.

Dididik ayahnya dengan doa-doa yang luar, biasa. Jawabannya, ya abatif almatumar. Bapakku tersayang, kerjakan saja.

Apa yang diperintahkan kepadamu. Menariknya di sini, Nabi Ismail enggak ngomong, laksanakan. Ngomong laksanakan aja udah luar biasa ya. Diminta nyawanya, Monggo.

Terserah jenengan. Itu udah luar biasa. Ini ditambahi.

Laksanakan yang diperintahkan kepadamu. Artinya apa? Nabi Ismail ngasih tau ayahnya, Aku paham. Aku paham ini perintah Allah. Tapi beliau gak mau ngomong Allah yang perintah.

Laksanakan yang diperintahkan kepadamu. Yang merintah gak disebut. Kenapa? Urusannya minta nyawa. Hal-hal yang gak enak, Jangan nisbatkan sama Allah Ta'ala.

Ini urusannya enggak enak, jangan sebut-sebut nama Allah, jangan. Contoh, ini biar paham ya, kadang-kadang kita ini kurang ajar enggak sadar. Ya kurang ajar enggak sadar. Saya mau nanya, mohon maaf ini buat contoh aja ya, kita kalau belajar ilmu adab nanti contoh ini dibawakan. Di pondok-pondok pesantren itu diajarkan, yang pernah nyantri ya.

Yang pernah nyantri. Mohon maaf ya, babi itu yang menciptakan siapa? Hah?

Ya Allah, anjing yang menciptakan siapa? Allah. Apalagi?

Yang kayaknya-kakaknya ada disebut tuh. Babi, anjing, apalagi? Saya tidak biasa menyebut, jadi tidak paham.

Apa lagi? Contoh binatang yang tidak enak apa? Celeng.

Ya, celeng. Yang menciptakan siapa? Allah, coba kamu di depan masjidil haram, depan kaabah. Coba kamu teriak. Duh ya Allah yang menciptakan babi.

Dikrayok. Kan kurang ajar. Betul tidak?

Kamu doa kok minta? Allah bilang, Allah punya nama-nama yang baik. Asma'ul Husna. Kalau doa, mau minta asma'ullah, yang nyebutnya doa Allah yang menciptakan jagad raya.

Doa Allah yang menciptakan tujuh lapis langit. Doa Allah yang menciptakan tujuh lapis bumi. Ayo ngomong doa Allah yang menciptakan babi. Kurang ajar kamu.

Itu namanya biadab. Paham? Nah Nabi Ismail ini masih kecil udah paham. Ini urusannya mau disembeli yang nyuruh Allah. Jangan ngomong yang nyuruh Allah.

Laksanakan yang diperintahkan kepadamu. Nah sementara sekarang ini kita, Masya Allah. Ya saya gak paham, saya udah sholat. Tapi kenapa Allah begini sama saya ya?

Masya Allah, ini menengso model apa ini? Kita ini loh, kita ini manusia model apa? Begitu kena musibah, teriak, saya baru diberi musibah sama Allah.

Saya diberi musibah sama Allah. Jadi kalimatnya itu seperti protes dulu ya, tapi di alus bahasanya. Saya diberi musibah sama Allah. Allah lagi nguji saya, kenapa begitu? Yang enggak enak-enggak enak, enggak usah menyebut nama Allah, itu adab.

Nah kalau umur 10-12 tahun udah paham, kita umur 40 tahun kok enggak paham-paham. 50 tahun kok enggak paham, paham. Terus ditambahi, Bapaknya ditenangkan, Jangan khawatir, Kalau kamu laksanakan berita itu, Kamu akan dapati aku termasuk dalam kelompok orang-orang yang sabar. Padahal julukannya halim.

atas sabar, tapi Nabi Ismail tawaduk moga-moga aku bisa melebu dalam kelompok orang yang sabar. Tidak ngomong, aku ini orang sabar, mudah-mudahan aku masuk dalam kelompok orang yang sabar. Maka diproses.

Nabi Ibrahim senang Alhamdulillah ternyata anak saya Soleh Adabnya luar biasa Lulus hasil ujiannya Lulus karena kalau Enggak lulus dieksekusi Double gagalnya Satu sudah gagal yang kedua Harus meninggal dalam keadaan gagal Na'udzubillah min Tapi kalau itu betul Eksekusi Begitu mau disembelih Ya mau disembelih Ananya hanya ayah ngajari. Tolong ayah, baju ayah itu dibuka. Nanti biar enggak kejibratan darah saya, nanti ibu saya sedih. Tolong ayah, ayah palengkan pandangan, jangan lihat saya, nanti enggak tega. Nanti enggak bisa menjalankan perintah.

Tolong ayah, pisaunya yang setaja mungkin. Jadi biar ayah sekali jadi. Nanti kalau sekali enggak jadi, ayah yang susah nanti.

Anaknya umur 10-12 tahun, bisa ngatur sedemikian rupa. Hebat. Itu kira-kira Kira-kira hati Nabi Ibrahim remuk atau tidak remuk?

Remuk hatinya. Manusia kok. Cintanya luar biasa.

Remuk hatinya. Tapi cintanya sama Allah itu luar biasa. Ini jangan kamu praktekkan dalam kehidupan. Ini hanya untuk Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Bukan untuk yang lain.

Tidak boleh yang lain. Yang lain beli kambing, sembelih. Beli sapi, sembelih. Dan yang sembelih harus yang ahli.

Enggak ahli juga jadinya dosa nanti. Harus ahli. Dijalankan perintah. Begitu disembelih, ternyata lehernya Nabi Ismail dirubah sama Allah.

Kekuatannya lebih dari besi. Pisau yang tajam, enggak terdas. Tidak mempan, kebal.

Maka Allah kemudian berkata, dah kamu sudah melaksanakan mimpi, ujiannya selesai, hatam sudah lulus. Ini diganti dua domba dari surga. Ya dua domba dari surga. Makanya sunnah korban itu abadi. Tidak ada habisnya terus ya.

Dan tidak ada kekurangan kambing. Selalu ada camping, karena ada di situ petunjuk diambilkan dua domba dari surga, surga itu abadi. Jadi korban ini enggak akan berhenti ilah yomil, kiamah akan terus ada yang menjalankan perintah Allah subhanahu wa ta'ala.

Nah, ikhwanirrahimakumullah. Anak seperti Nabi Ismail ini sekarang ada enggak? Ya enggak, enggak.

Cuma ya kita jauh gitu loh ya. Jauh. Nabi Ismail itu diminta nyawanya diserahkan dengan suka cita. Ambil, bahkan diatur cara ngambilnya biar bapaknya enggak susah. Sementara kita baru duit diminta sama orang tua, hati kita susahnya luar biasa.

Oh no, ya hadir. Sopo ya, kita ini kan ya enggak selalu, tapi kan ya pernah gitu kan ya. Ketika ketempel saya, saya tahan, sadar ya nangis.

Masa aku bebek bukuku kayak ngono, astagfirullah. Nangis gelo, alhamdulillah. Tapi kalau itu jadi akhlak, berat, hartanya diambil orang tua karena audzubillah, min? Min dhali. Tapi ayah juga harus jadi ayah yang benar, tiru Nabi Ibrahim AS.

Nabi Ibrahim itu mengambil nyawa di perintah Allah. Ini Allah tidak pernah perintah kita ambil harta anak kita. Ambil itu, harta anakmu. Walaupun anak dikasih tahu,........................... Itu anak sampai doa begitu kan.

Mohon maaf ya, sahabatku, pemirsa, dimanapun Anda berada, saya minta semua orang tua yang mendengarkan ceramah saya ini, ini tolong dicamkan. Karena saya di lapangan ketemu praktek-praktek yang begini. Anaknya kuliah. Lulus S1, lulus S1, seneng anaknya.

Hari berikutnya bapaknya ngomong, nak, bapakmu ini nyekolahkan kamu sampai hari ini sudah ngadekin sawah tiga. Gadekin sawah tiga, total hutang bapakmu 100 juta. Jadi sekarang tiap bulan kamu wajib nyicil sekian juta.

Jadi anak ini kerja belum sudah dikasih, gue yang dihutang. Ngono ya bapak. Masya Allah Seharusnya bapak itu ngomong sama anak-anak Sekarang kamu segera mau nikah ya anak-anak Udah kuliah, udah selesai Insya Allah dapat kerjaannya bakal Bapak punya utang, urusan gak pikir sudah Urusan di bapak, anak seneng-seneng Wah ini bapak Ini namanya apa? Bapak Contoh itu nenek saya Almarhumah Ibu Wiji, ibunya ibu saya. Ketika paman saya itu masih baru keluar dari pondok yatim piato ya, di Jakarta ke Solo, kemudian mau kerja, paman saya kerja, dapat duit gitu ya, dapat duit anak yatim ini kerja dapat duit.

Langsung ngomong sama ibunya, bu ini gajiku, bukan cuma gaji pertama loh, setiap gaji buat ibu. Coba kalau mak-mak oknum zaman sekarang, anak soleh makasih Masya Allah, anak soleh makasih. Ini aja udah buruk itu kalau begitu, nenek saya enggak begitu, didikannya orang-orang jombang, karena nenek saya dari jombang dulu, jombang banyak kiai, banyak habaib, banyak orang soleh, didikannya lain, sama anak kalau bisa berikan nyawamu, dan jangan pernah ambil harta dari anakmu. Kan begitu pengorbanan seorang ayah dan ibu. Maka nenek saya jawab, nak gak usah buat kamu saja, ibu cukup punya.

Padahal gak duit. Coba kalau oknum ibu zaman sekarang, ya nak ini masih kurang, utang ibu segini loh. Wah Masya Allah buka daftar utang, anaknya kemut-kemut. Kalau anda korban gak usah ngaku ya, please. Karena ada oknum-oknum orang tua semacam ini, ada.

Didoakan saja orang tua jadi orang tua yang berubah cinta anaknya dan pilih mengorbankan dirinya daripada mengorbankan anak-anaknya. Paman saya, oh didikan pesantren. Jawabannya gak seperti oknum-oknum kita.

Wah Masya Allah, ketika ibunya mengembalikan, gak usah anak buat kamu saja. Mungkin kalau kita, yes. Yang penting udah aku coba memberikan, ditolak.

Alhamdulillah, kakek long duiku. Ini anak kurang ajar. Jadi ketika nawarkan gak ikhlas, modus saja dia. Tapi pak lek saya gak begitu.

Begitu uangnya dikembalikan, Langsung ngomong sama ibunya, enggak usah bu, ini ibu pegang saja, jalan tengahnya, sudah saya titip saja kalau begitu. Nanti kalau saya butuh tak minta. Saya ini anak tak ngatung, tak minta sama ibu.

Kira-kira anak model begini masih ada atau langka? Ya ada, tapi jumlahnya enggak banyak. Buktinya kita aja ngaku apa kita begitu. Oh baru istrinya menyering aja takut.

Mbakmu terus kan, mbakmu kan. Alah, sama aku namanya Duk WKPT. Ini suami-suami yang mengutamakan istrinya di atas orang tuanya.

Kamu tuh kewajiban ngasih nafkah aku. Mbakmu yang saya pikirin. Kalau tidak, bimbek mbakmu. Masya Allah, sinetron kelas berat ini. Masya Allah, ibu gak begitu kan bu?

Ibu, gak begitu kan? Gak ya? Jadi kalau mertuamu minta uang dari suamimu terus, apa ucapanmu? Mudah-mudahan mertua cepat meninggal dunia.

Masya Allah, ngawur kamu. Lu kenapa begitu? Kiatannya itu tabungannya banyak, jadi warisannya untuk suamimu banyak. Masya Allah. Gak begitu.

Jawabannya adalah, mas yang ikhlas bantu ibumu. Insyaallah barok, barokah. Suaminya jawab, tapi entek kipi, entek.

Gak apa-apa, cok khawatir. Memang dulu kita tuh entek kok, kita gak punya apa-apa kok. Memang dulu kita gak punya apa?

Udah pengalaman entek kok sekarang takut entek. Betul? Di perut gak punya apa-apa, lahir gak punya apa-apa. Udah pengalaman kok, sembilan bulan punya apa kamu?

Udah aneh ngoteng. Ada di perut pake-pakean. Enggak ada, makan saja kalau ibunya enggak makan, enggak makan kok ya. Udah biasa puasa di perut, di perut udah biasa puasa, lahir, ya kita mintanya yang enak-enak, tapi jangan takut kalau ngalami yang enggak, enggak enak.

Ya orang-orang yang akan dapatkan enak itu yang begitu. Jadi gak ada rasa takut, ya tapi jangan cari-cari loh ya, aku gak takut, terus kamu pergi ke hutan hidup sendiri, neko-neko. Nah itu neko-neko, itu melarikan diri dari tanggung, tanggung jawab sebagai anak, sebagai orang tua, na'udzubillah min.

Jelas semuanya, udah satu jam lewat saya ngajar ini, gak keras loh, memang dirimu gak punya perasaan. Makanya enggak? Enggak kerosoh.

Nah itu Nabi Ismail. Jawabannya itu indah. Maka hasilnya tiap tahun Mekah itu dikeroyok sama umat manusia dari segala penjuru dunia. Di Indonesia bahkan yang mau berangkat ke Mekah itu udah ada antrinya 10 tahun, ada antrinya 15 tahun ya. Macem-macem itu antri cuman pengen ke Mekah itu.

Untuk haji. Betul? Tapi yang namanya haji itu kan rahasia ilahi. Ya rahasia ilahi.

Enggak bisa ada orang yang udah ngantri 30 tahun, nyatanya ajalnya datang duluan. Enggak sampai sana, tapi pahala haji dapat. Akhirnya yang beruntung anaknya.

Ya anaknya belum daftar haji tiba-tiba, anaknya belum daftar haji tiba-tiba suruh berangkat gantikan bapaknya. Temennya antri 15 tahun dia enggak pernah antri, tiba-tiba maju duluan. Loh jadi yang sakti siapa ini? Ya Allah maha kuasa. Ya Allah maha kuasa.

Banyak contoh, makanya kita ini hidup paling enak. Ya sudah lah sadar, kalau kita ini manusia punya Tuhan. Jangan hidup seperti orang-orang yang tidak punya Tuhan.

Makanya hati-hati kalau nonton film, hati-hati kalau nonton film, hati-hati nonton film, hati-hati nonton film, hati-hati nonton drama. Hati-hati kalau nonton film, hati-hati kalau nonton drama. Kenapa saya bilang hati-hati?

Karena sutradara-sutradara film, pembuat naskah film, pembuat naskah drama, itu mungkin bukan seorang muslim. Mungkin juga gak paham ilmu i, iman. Gak salah yang buat, mungkin yang gak paham.

Yang salah awamu. Udah ngerti yang buat gak jelas agamanya apa, gak jelas punya iman atau tidak, tapi ucapannya kamu dengarkan mantuk-mantuk. Ya, sebenarnya gak ngonokui, Masya Allah. Jadi nanti itu ilmunya bukan Rawahul Bukhari wa Muslim.

Ilmunya bukan kola Rasulullah SAW, ilmunya bukan kola Allah Ta'ala, tapi ilmunya seperti dalam film James Bond. Dikatakan itu sikapnya betul yang begitu dalam film ini. Film yang buat siapa? Bahaya itu. Kita harus punya imam Al-Quran sebagai imam.

Sebagai panutan kita itu Al-Quran. Dan hadith Nabi Muhammad SAW pembimbing kita semua. Karena, Lakotkan alakum fi rasulillahi uswatun hasanah.

Kalau kita ikuti Al-Quran dan hadith lewat para ulama yang mengerti, nanti kalau kita lihat film tahu, oh ini salah ini, oh ini benar ini sesuai Al-Quran, ini benar. Kita punya, kitanya yang bisa nilai ini benar, ini salah, karena kita sudah punya panduan yang benar, sehingga hidup kita enggak kebawa film. Film kita arahkan seru ke hidup kita.

Clear? Apa? Bu, hati-hati ya bu.

Sering tuh gara-gara... Nonton drama-drama orang-orang buka aurot itu, ibu-ibu gak sadar sudah berbuat dosa tanpa buka aurot. Wih, saya udah ayun nih.

Lihat orang udah kok bangga. Ini oknum ibu-ibu lihat orang telanjang, bangga. Di sinetron, sinetron luar negeri-luar negeri itu loh ya. Drama-drama itu kan pada buka aurot.

Ayun nih, putih ya sikile. MasyaAllah. Itu produksi dosa semua itu, produksi dosa makanya kita hati-hati. Lanjut sedikit lagi ya, lanjutannya adalah Jumat depan insyaallah saya akan ngajar insyaallah dari kalau enggak Mekah Madinah. Insyaallah live streaming ya nanti dari sini jenengkan lihat saya ada di sana insyaallah.

Mau enggak? Itu kan special edition ya. Jadi saya insyaallah akan melakukan perjalanan ziarah Nabi SAW dan sekaligus perjalanan haji tahun ini, insyaallah.

Berangkatnya kapan? Ahad, Ba'dal, Ishak, saya terbang dari Jakarta, insyaallah. Nah dari sana saya mau ngajar, didampingi Habib Muhammad.

Habib Muhammad disini, saya disana. Kolaborasi. Tahu enggak kenapa si Habib? Karena beberapa hari janji saya akan datang, saya akan datang.

Tapi enggak datang-datang. Jadi saya enggak datang. Akhirnya tiap siap Bip menunjukkan aku hadir. Bip.

Halo. Maju Bip. Biar tahu nih Bip Muhammad insya Allah nanti akan ngajar di sini.

Setiap Jumat. Dan saya dari insya Allah mulai dari Madinah sampai Mekah. Dan doakan lancar semuanya. Beres semuanya. Saya mau ngajar sebanyak mungkin di tempat-tempat yang mulia ter.

tersebut, mau atau gak mau? mau, lah dongakno, lah modal dongakno gak gelom kok ya doakan sehat, selamat sehat, selamat, terus urusannya gampang semuanya semua jamaah haji ini urusannya gampang khususnya saya dan rombongan saya, enak tuh? semuanya gampang ya khususnya saya dan rombongan saya modal kamu mendoakan, orang melukaji untuk ganjaran, kan kurang ajar Gak rekoso, gak ini. Tapi dapet pahalanya. Karena kita membantu.

Membantu dengan doa itu masuk bagian perjuangan yang luar biasa. Saya diajarkan sama guru saya, Almarhum Habib Anis, kalau masuk bulan haji ini, dulu kok udah orang mulai berangkat haji, itu setiap abis sholat, itu mendoakan, Allahumma fadhil hujjad wal musafirin, wal huzata wal mujahidin, aina makanu fil barri wal bahri, wal jauh ajmain. Allahumma sahabu mussalamah waruddahum ila autanihim salimin ghanimin mujammalin bikhid dunia din birrahman jika ya arhamar rahimin Dawa ya, ringkasnya begini, ya Allah siapapun yang melakukan perjalanan di darat, di lautan maupun di udara untuk ibadah haji dan maupun untuk berjuang di jalanmu, ya Allah jagalah mereka sertakan dalam perjalanan mereka itu perpenjagaanmu Kemudian nanti, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, kembalikan mereka ke rumah masing-masing, salimin, selamat, onimin, dapat keuntungan yang luar, biasa, dan seterusnya, enak atau? Kamu yang gampang saja, ya Allah siapapun yang berangkat, aji, berangkat, selamat, pulang selamat, rejeki ini wakil. Malaikat ngomong, mudal mudi dek, itu untuk wadudul, kamu dapat yang sama, kamu akan dapat yang sama.

Doanya malaikat, karena... Jamah haji ini enggak paham, kalau banyak saudaranya mendoakan, orang kenal di Tunggal Nogok, enggak kenal di doakan. Itu cara biar kita dapat pahalanya orang-orang yang haji maupun ziarah Nabi Muhammad SAW.

Siap semuanya, sampai Jumat depan tidak datang ke sini, awas. Berarti selama ini kamu enggak ikhlas, kamu datang bukan karena majlis tapi karena aku yang tampan yang kamu cari. Kalau datang karena majlis, sayanya disini, sayanya dimana, sayanya ada, saya gak ada, majlisnya tetap ada.

Yang ngasih ilmu bukan saya, yang ngasih ilmu Allah, subhanahu wa ta'ala. Allah bisa masukin ilmu lewat siapapun dan lewat apapun. Kadang nyawang tembok untuk ilmu kok.

Saya sering itu liat tembok dapet ilmu. Bener, serius. Maksudnya ngelamun dulu untuk ilmu. Ya lagi merenung ya, merenung. Yang diliat tembok, tapi Allah kasih ilmu.

Ibu-ibu jelas semuanya, jangan lupa ya, sertakan aku dalam doamu. Itu bahasa romantisnya. Coba saya mau nanya dulu sama I.I. Tau I.I.? Boleh saya nanya sama I.I.? Saya suka mainan I.I.

sekarang ini. Sabar ibu-ibu. Wah luar biasa. Saya bilang sama iya, doakan saya karena saya mau haji.

Terus karena saya pakai mesin pencariannya bahasa Inggris, gaya-gaya didek tau aku. Dijawab sama dia, of course I will pray for you. May your journey be safe and blessed.

Wah pintar Anggrisku ya. Padahal ya salah KB. Kalau mesin-mesin saja saya minta doa, mau jawab, of course. Kalau kamu jatuh hidung, benefit-nya apa buat saya? Keuntungannya apa buat saya?

Mesin saja, jawab gitu. Tentu saya akan doakan kamu. Semoga, ini terjemahan ini, saya akan doakan untuk kamu.

May your journey, semoga perjalananmu be safe, selamat, and blessed. diberkati dulu. Betul gitu? Kalau mesin saja bisa jawab. Masa kita dimintain doa buat saudara kita kok tidak mau mendoa?

Mendoakan. Mendoakan. Jadi itu caranya. Habis sholat, doakan saja pakai bahasa apa terserah. Semua yang melakukan perjalanan untuk aji maupun perjalanan karena Allah.

Subhanallah. Sampai nanti semua kloter haji Indonesia balik, baru selesai doanya. Dulu guru saya begitu, sampai kloter terakhir pulang ke tanah air, baru doanya selesai.

Wah lama ya mujadahnya ya. Gajaran irakeh, sepadan dengan pahalanya. Saya minta maaf atas segala kesalahan saya dan keluarga saya, serta sahabat-sahabat saya dalam melayani antum semuanya, dan mohon... didoakan agar bisa kembali ke tanah air dan majlis ini sucihah wal'afiyah dan menjadi pribadi yang jauh lebih baik dan lebih bermanfaat amin Allahumma amin, mari kita utup dengan kosidah yang biasa kita baca tabuhan rebana majlis ar-Allah dan suara merdu Ustadz Fuad dan Ustadz Is Masya Allah, pake aja Ya Nabi, salam alaika.

Ya Rasul, salam alaika. Ya Habib, salam alaika Salawatullah alaika Ashraqal badaru alaina Min ataya kal hisami wa krimi arwahamina Biliqa khairil anami Wabarighi ilmukhtarana min shalatin wa salami ya nabi salam alaika Ya Rasulullah alaika Ya Habib salam alaika salawatullah alaika sallallahu ala muhammad sallallahu alaihi wasallam alaika salawatullah alaihi wasallam Salallahu ala Muhammad Wa alihi wa sahbihi wa sallam Nah, beberapa hari yang lalu Salah satu putra dari Almarhum Bapak Syamsul Hadi, jadi Bapak Syamsul Hadi ini sahabat kita yang wafat belum ada setahun ya, belum ada setahun kurang lebih tiga pekan yang lalu putranya kecelakaan kemudian dirawat di rumah sakit putra tertuanya dan pada akhirnya putra tersebut menyusul almarhum ayahnya nah kita doakan mudah-mudahan Ananda Muhammad Faiz Rahadian bin Syamsul Hadi beserta Bapak Syamsul Hadi. Dan leluhurnya yang sudah berada di alam barzah sana Serta orang-orang tua dan keluarga kita yang telah meninggal dunia Semoga ruh-ruhnya diletakkan bersama para nabi Para sudikin, para syuhadat, dan para solehin Dijadikan kuburnya sebagai taman-taman surga Dan semoga teruntuk Ibu Syamsul Hadi beserta anak-anaknya Diberi Allah kesehatan Usia panjang Dalam keadaan sehah walafiah Dijadikan oleh Allah termasuk dalam kelompok orang-orang yang lulus, orang-orang yang bersabar dan bersyukur.

Dan mudah-mudahan diberi oleh Allah SWT kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirah. Dan untuk kita semua kerabat kita yang sedang sakit, teman-teman kita yang sedang sakit meskipun tidak kita sebutkan namanya masing-masing. Mudah-mudahan diberi oleh Allah kesembuhan dan kesehatan untuk taat pada Allah SWT usia panjang dalam segala kebaikan. Dan semua kita kelak diakhiri usianya dengan Husnil Khatimah.

Dan semoga seluruh jamaah haji dari berbagai negara khususnya dari bangsa kita Indonesia. Dan sahabat-sahabat kita majlis ar-Rodoh yang menaikan ibadah haji. Semuanya diberi kemudahan dalam perjalanan berangkat sampai pulang.

Keselamatan, kesehatan, ketaatan, diberikan kebahagiaan, diberikan rezeki yang berlimpah. Dari segala arah tanpa susah payah untuk yang berangkat maupun yang untuk ditinggalkan. Dan mudah-mudahan semuanya hajinya maburur, haji yang diterima oleh Allah SWT yang pahalanya dan berkahnya juga sampai kepada kita semua yang mendoakannya.

Dan semoga Allah SWT beri kita semua kenikmatan bisa haji. Di tahun ini maupun tahun-tahun yang akan datang dan ziarah kepada Nabi Muhammad SAW wa ila hadratin nabi sallallahu alaihi wasallam al-fatiha Allahumma salli wa sallim ala Sayyidina Muhammadin Miftahiba birahmatillah Adadama fi ilmillah Salatan wa salaman daimaini bidawami mulki Allah Wa ala alihi wa sahbihi Allahumma di'al fi ta'atika farahi wa sururi Wa fi marzatika jami'a umuri Allahumma ya'alim bihalati Wa muttali ala sarairi wa niyati Ikhdi jami'ah hajati, Waghfir dunubi wasayi'ati, Watajabuz al-khatia'ti wasallati, Wataqabbal jami'ah hasanati, Wasamihni fima ma'ada wa ma'ayati, Waaktubni fidi wa nisadati, Waslubbi sabila najati, Fi hayati wa mamati, Allahumma inni tami'un fi ata'ak, Ra'ibun fi ridha'ak, Mustaslimun liqadha'ak, Faktubani min awliyak, waslubi sabi lahudak, wa alhikni bi aswiak, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, alhamdulillahirrabbilalamin, amin. Silahkan dinikmati mudah-mudahan barokah hidangannya, amin.