Transcript for:
Gaji Guru dan Kinerja PNS di Indonesia

Assalamualaikum, selamat datang kembali di Guru Gembel Channel Sekira satu setengah tahun yang lalu Saya terlibat dalam diskusi Panas dengan seorang pemerhati pendidikan Namanya adalah Pak Iwan Dalam perdebatan itu Saya mengajukan pertanyaan Pak coba menurut Bapak kenapa gaji guru di Indonesia sangat rendah dibayar murah Kemudian Pak Iwan itu menjawab bahwa ya iyalah gaji guru tidak terlalu besar Karena jumlahnya jumlah guru di Indonesia itu mencapai 3 juta orang Seandainya gaji guru itu besar semua maka itu akan menjadi beban bagi negara Nah disitulah komplainnya saya Ya gak gitu pak proses berpikirnya Jadi dalam pikiran saya kenapa guru dibayarnya murah itu adalah karena kita tidak memiliki tolok ukur terkait dengan output dan hasilnya Jadi kalau misalkan kita menyekolahkan anak kita maka apa jaminan bahwa si anak itu sukses Atau berapa presentasi kemungkinan bahwa si anak itu akan mendapatkan pekerjaan kerjaan sesuai dengan apa yang dia mau gitu Nah dari statistik-statistik yang ada itu semuanya tidak memberikan janji manis jadi maksudnya kalau kita misalkan menyekolahin anak ke SMK sama ke SMA sama ke universitas dan sebagainya potensi nganggurnya relatif sama banyaknya jadi baraya silahkan cek bahkan setelah mereka lulus di universitas potensi mereka untuk menganggur dan potensi mereka untuk tidak bekerja sesuai pada bidangnya itu jauh lebih tinggi daripada potensi mereka untuk untuk mendapatkan kesuksesan. Silahkan cek lagi, kalau misalkan mau. Nah, itulah sebabnya gaji guru di Indonesia itu rendah. Karena kompetensinya tidak jelas, yang pertama, dan itu sudah pernah kita kaji di episode-episode yang lampau, dan yang kedua adalah tidak memberikan jaminan atau garansi bahwa ketika misalkan sudah ikut pada pembelajaran tertentu, maka dia di masa depan akan menjadi orang yang sukses atau probabilitas kemungkinan dia menjadi orang sukses menjadi lebih tinggi, itu tidak ada statistiknya dalam konteks itu.

itu gitu ya jadi kalau misalkan kita melihat di Swiss gaji guru di Swiss itu 150 jutaan sebulan dan itu relatif lebih tinggi, jadi rata-rata profesi yang lain untuk jenjang yang sama, itu adalah setengah dari gaji guru, jadi gaji guru itu dua kali lipat dari rata-rata profesi di sana, kenapa orang-orang Swiss berani membayar gaji guru setinggi itu, ya karena ada dalam tanda kutip sebuah garansi bahwa kalau sudah dibelanjakan belajar sama guru-guru ini maka si anak berpotensi memiliki penghasilan 200 juta sebulan gitu rumusannya itu jadi kalau misalkan ini diterapkan di Indonesia saya sebagai pemerintah akan sangat bersedia untuk membayar guru misalkan 100 juta sebulan kalau misalkan dia meningkatkan kemungkinan kesuksesan anak-anaknya sehingga misalkan si anak-anak itu rata-ratanya memiliki penghasilan 100 juta juga sebulan gitu kan gitu kan rumusan Dan ini juga sebenarnya berlaku untuk banyak hal. Misalkan, baraya tau lah motivator-motivator ekonomi, motivator bisnis, dan sebagainya. Misalkan yang Timothy Ronald atau yang tua Pak Tung Desim Waringin, yang senior ya, maaf ya.

Pak Tung misalkan, itu beliau itu sekali manggung itu dibayar lebih dari 100 juta. Kenapa bisa seperti itu? Ya karena setiap ada orang yang bertemu dengannya dalam sebuah seminar, kemudian diajarin begini dan begitu, potensi diajarin.

dia untuk meraup keuntungan yang besar dengan bisnisnya, itu sangat-sangat tinggi. Sehingga orang siap aja bayar mau 100 juta, 200 juta untuk patung, desum, gak apa-apa. Karena apa? Setelah saya ketemu sama dia, bertemu dengan materi-materi yang dia sampaikan, maka potensi saya untuk mendapatkan keuntungan yang besar, itu sangat-sangat tinggi. Kan begitu ya.

Dan ini juga berlaku untuk hal-hal yang lain. Misalkan ada manajer-manajer pemasaran, atau misalkan si tukang pemasaran di beberapa misalkan perusahaan asuransi. Ada yang dibayarnya itu 1M sebulan atau lebih dari itu Kenapa bisa seperti itu?

Ya karena mereka memberikan income yang lebih besar kepada si perusahaan Jadi si perusahaan ikhlas, tulus, dengan senang hati Ngasih gaji sebulannya 1 miliar Karena yang mereka hasilkan jauh lebih besar lagi Bahkan si tukang-tukang pemasaran itu bisa aja ngomong Pak bos saya ditawarin sama perusahaan sebelah gaji yang 1 miliar setengah kali lipat lebih besar daripada di sini jadi saya mohon resign ada di sini oh jangan-jangan, yaudah kamu tetap di sini tapi gaji kamu dinaikin jadi 2 miliar sebulan itu bisa dan memungkinkan karena apa? ya karena prestasinya jadi orang dilihat bukan dari kerjanya pekerjanya gak peduli dia mau kerja kayak gimana, yang paling penting outputnya yang paling penting tuh hasilnya jadi guru tuh semestinya bukan dinilai berdasarkan dia kerja dari jam berapa sampai jam berapa dia mengerjakan Mengerjakan administrasi seperti apa? dia menggunakan pendekatan-pendekatan dalam mengajar seperti apa dan sebagainya itu kosongkan, gak penting juga yang seperti itu yang paling penting adalah si guru itu apakah dia bisa meningkatkan potensi kesuksesan dari anak-anaknya itu apakah si anak-anak yang berpengalaman Belajar darinya itu terinspirasi untuk berprestasi, untuk mendapatkan kekayaan finansial, untuk mendapatkan kekayaan intelektual lebih daripada rata-rata orang, maka si guru itu layak untuk mendapatkan gaji yang lebih.

Nah, masalah utama dan masalah yang besar di Indonesia adalah kita, sistem di negara kita ini, kebanyakan memberikan upah kepada pegawai-pegawainya itu berdasarkan jam kerja. Ya sebenarnya ini mari kita diskusikan tapi kita mulai dari pelajaran ekonomi yang sangat-sangat dasar itu jadi cara mengupah orang itu kan biasanya ada tiga jenis yang pertama itu berdasarkan jam kerjanya jam kerja kalau jam segini sampai jam segini bekerja maka dia akan mendapatkan uang segini gitu kan yang kedua itu adalah berdasarkan prestasinya berdasarkan hasilnya sejauh mana dia menghasilkan sesuatu maka dia akan mendapatkan gaji sekian Kemudian yang ketiga itu adalah kerja borongan Saya minta selesaikan proyek ini Sampai tuntas dari awal sampai akhir Saya kasih segini Mau lebih mau kurang itu terserah kamu Pokoknya setuju gak kalau misalkan segini Kan borongan yang seperti itu Masalah di Indonesia banyak sekali Orang-orang yang semestinya digaji Berdasarkan outputnya Berdasarkan hasil dan prestasinya Justru malah berdasarkan jam kerjanya Ini video ini Saya buat karena kemarin itu Ya saya diundang oleh tokoh-tokoh salah satu instansi pemerintah yang minta saran kepada saya gimana caranya untuk meningkatkan sumber daya manusia, khususnya para PNS, ASN. Karena banyak di antara mereka yang kalau bekerja itu, santui-santui, leha-leha, dan akhirnya nuntutnya begini dan begitu, dan tak sedikit di antara mereka yang akhirnya masuk ke dalam sirkel para koruptor. Nah, gimana cara mengatasinya?

Saya kemudian mengajukan beberapa skema dan salah satu. Salah satu skema yang saya ajukan itu, poinnya ada di video ini. Jadi yuk kita lihat keluhan-keluhan dari aparat-aparat yang kemarin mengundang saya itu. Jadi seperti yang barusan dijelaskan bahwa indeks kepercayaan masyarakat atau kepuasan masyarakat kepada PNS ASN itu sebenarnya jelek, rendah.

Iya kan? Jadi banyak PNS-PNS di Indonesia yang dikeluhkan gara-gara ketika mereka membuat sesuatu itu nggak benar. Misalkan saya mohon maaf ya.

Kalau mereka bikin aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan oleh rakyat Itu sih aplikasinya pasti jelek Harus kita sebutin ya, jelek Jadi misalkan saya kemarin lalu itu punya pengalaman Saya harus bayar pajak Tetapi ternyata tidak boleh datang ke kantornya Karena sudah ada aplikasinya Pas saya mau bayar pajak di aplikasi Susahnya luar biasa Masuknya susah, loginnya susah Memprosesnya lama, apa segala rupa Akhirnya susah Saya datanglah ke kantornya, ke kantor pajak pajak itu pas saya mau bayar pajak Om mohon maaf deh kan tidak bisa lagi bayar pajak di sini karena pakai aplikasi itu ke aplikasinya enggak jalan Pak jadi ke kantornya nggak bisa ke aplikasinya juga saya malah dikatakan gaptec karena nggak bisa itu yang ternyata dianya juga nggak bisa gitu Nah akhirnya apa saya nunggak pajak nunggak pajak bukan gara-gara keinginan saya tetapi gara-gara sistem yang ternyata gagal dan bukan hanya itu kalau misalkan baraya lihat iklan-iklan itu bikinan pemerintah gitu yang pemerintah itu tentu saja dibikin sama ASN dan orang-orang sekitarnya Om yang mereka percaya itu pasti jelek kan ya jelek jadi kenapa Kenapa bisa seperti itu mau bikin aplikasi jelek mau bikin iklan jelek mau bikin proyek juga jelek dan sebagainya karena mereka itu dibayar bukan berdasarkan prestasinya bukan berdasarkan hasilnya tapi berdasarkan jam kerjanya karena berdasarkan jam kerjanya maka SN SN itu saya mohon maaf ya gak semuanya tapi ini mah stereotype gitu anggap yang seperti itu ya maka PNS PNS itu ketika kerjanya Ya udah, nungguin jam pulang, isi rahat, guling-guling Nanti kalau misalkan ada tugas, ya udahlah tugas sekenaknya aja Pak kan kita sudah berupaya keras, gitu ngomongnya Jadi, kalau misalkan sistem penggajiannya diubah misalkan Kalau kamu bisa bikin video iklan yang bagus Dan menghasilkan output sekian-sekian Yang bisa diukur dalam statistika Maka kamu akan dapat gaji dua kali lipat Nah, saya yakin kinerja Pak PNS itu bakal jauh lebih tinggi lagi. Tapi kan tidak. PNS itu dibayar mau bagus, mau tidak, mau loyal, mau tidak, mau berdedikasi, mau tidak, selama dia ngabsen di kantor dari jam sekian sampai jam sekian, maka dia digaji dengan nilai yang sama.

Gitu kan? Akhirnya apa? Ya, mereka orientasi.

Orientasinya adalah orientasi jam kerja, bukan orientasi prestasi kerja, output kerja gitu. Nah, kemudian kemarin itu ada lagi pertanyaan, dah pak, kalau misalkan digaji itu berdasarkan prestasi, misalnya ya, kan si PNS-PNS itu juga akan membebani negara lebih besar lagi, dan kita tentu saja nggak punya anggaran. Misalkan, PNS seharusnya digaji 3 juta, tetapi karena dia berprestasi, maka dia digaji 6 juta. Jadi rugi dong itu si negara, anggarannya nggak dapat. Iya.

Salah baraya seperti yang tadi itu, pikirannya gini nih, kalau misalkan si PNS-PNS itu bisa menghasilkan sesuatu yang lebih baik, kemudian kita bayar dua kali lipat, itu nggak masalah karena berarti akan memangkas anggaran di bidang yang lain. Misalkan gini, PNS silahkan kalian bikin Youtube untuk mengiklankan program-program pemerintah, tapi si Youtube itu dalam waktu satu bulan harus mendapatkan seribu subscriber, kemudian pernah. penontonnya itu pada puas di kolom komentar lucu-lucu. Nah, itu kan bisa diukur ya. Kriteria kesuksesannya itu bisa diukur.

Nah, kalau ada yang bisa seperti itu, yaudah digajinya dua kali lipat. Nah, itu membebani negara nggak? Ya, tidak.

Karena apa? Karena ketika mereka bikin YouTube yang bagus, mereka akhirnya bisa memasang iklan yang bagus. Dan pada gilirannya, mengurangi anggaran untuk mengiklan dan mencari vendor untuk bikin iklan. Karena sudah ada YouTube yang seperti ini.

Jadi kompensasinya jelas, makanya ini bukan membebani negara, ini bukan membebani anggaran, ini justru penghematan dan efisiensi terhadap anggaran. Makanya ASN-ASN itu harusnya diterapkan, ya sistemnya itu gajinya dua, sistem gaji pokok dan kemudian gaji prestasi mereka. Agar kredibilitas mereka, agar kapabilitas mereka, kapasitas mereka dalam bekerja itu bisa naik, bisa meningkat dari waktu ke waktu.

Ini juga pernah saya jelaskan. Waktu saya bikin video kemarin itu tentang Eropa. Jadi di negara-negara Eropa lagi ada tren pengurangan jam kerja. Kenapa? Karena semakin dikurangi jam kerjanya, ternyata orang-orang di sana semakin produktif.

Kenapa bisa seperti itu? Karena orang-orang di sana itu sudah tahu kalau misalkan saya melakukan ini, saya akan dapat gaji sebesar ini. Jadi nggak usah dipantau jam kerjanya dari jam berapa sampai jam berapa. Dilihat dari apa, gak usah Yang paling penting, di bulan ini Kamu menghasilkan prestasi sekian Di bulan ini, kamu menghasilkan Untuk perusahaan keuntungan sekian Berkat kamu, maka anggaran negara bisa dipangkas Dan sebagainya, maka kamu jam kerjanya Dikurangin, tapi gajinya dinaikin Jadi, di Eropa sekarang Ketika jam kerja diturunkan Sekecil-kecilnya, sebaliknya Justru produktivitas naik setinggi-tingginya Jadi, prosesnya memang Masih panjang, karena ini terkait dengan mentalitas Terkait dengan, kemarin saya bahasnya yang terkait dengan mentalitas budak.

Tapi intinya adalah, untuk pegawai-pegawai yang memiliki kinerja buruk, saya pikir kita harus mengajukan solusi atau alternatif penggajihan dengan sistem yang seperti ini. Tapi mari kita coba lihat dulu masalah dari dalam tanda kutip PNS itu seperti apa. Sekali lagi, ini bukan untuk seluruh PNS gitu ya, tapi ini adalah stereotip yang dimiliki dan dilihat oleh masyarakat terhadap mereka gitu kan.

Nah oke, kita lihat PNS itu masalahnya apa. Kita lihat keunggulannya dulu Kalau misalkan kita mau jadi PNS Maka keunggulannya itu adalah Jam kerjanya sudah pasti Dan kemudian gajinya juga sudah pasti Kemudian ada janji-janji tunjangan Dan ada janji sertifikat Yang bisa dilacurkan untuk bikin atau untuk nebus KPR Ada kan yang seperti itu kalau PNS Kemudian ada jaminan pensiun Dan kemudian susah dipecat Itu adalah keunggulannya Keunggulan-keunggulan kalau kita jadi PNS Lalu kekurangannya apa? Kekurangannya juga empat Yang satu memiliki keterikatan yang terlampau kuat Terkait dengan administrasi Kemudian yang kedua terjebak pada rutinitas Kemudian yang ketiga sulit untuk mencari lahan penghasilan lain Pekerjaan yang lain karena jam kerja yang terlalu ketat dan mengikat Kemudian yang berikutnya itu adalah harus rela jam kerja dan tempat kerja Itu ditentukan sama pihak yang lain lain kita mah harus nurut saja begitu kan Nah sekarang kita analisis kelebihan dan kekurangan untuk jadi PNS itu kalau misalkan kita telah ah kalau misalkan kita analisis maka orang-orang yang kebelet pengen masuk PNS pasti adalah orang-orang berjiwa inferior yang ingin cari aman coba misalkan lihat yang keunggulan kekurangan masing-masing itu kan sebenarnya kalau misalkan masuk ke PNS dengan melihat yang tadi pikirannya adalah gak apa-apa ada saya mah tidak bertekad untuk jadi sangat kaya raya, saya mah cuma ingin ingin mendapatkan kepastian tentang hari tua bener kan?

jadi tujuannya adalah bukan memperkaya diri tetapi cari aman itu awal mula makanya kalau misalkan PNS di Indonesia sekarang banyak yang dijelekan banyak yang dicibir ya sebenarnya bukan salah mereka juga tetapi salah sistem kita sistem kita memaksa bahwa mereka dikasih rutinitas jam kerja dikasih kepastian mereka susah dipecat tapi di sisi lain tidak diberikan keleluan kekuasaan dalam kreativitas itu nah itu sistemnya sudah seperti itu sejak awal sehingga orang yang mau masuk PNS pasti tujuannya adalah untuk cari aman makanya kalau misalkan ada saya mohon maaf ya ada orang-orang yang mau jadi PNS sampai nyogok 300 juta 500 juta dan sebagainya mereka tidak ingin kaya kedepannya karena mereka tahu bahwa gaji-gaji PNS itu gede-gede amat mereka hanya ingin cari aman bahwa saya nanti bahkan ketika tidak melakukan apapun sekalipun saya akan Masih tetap di gaji Dan gaji saya tetap Dan saya dapat pensiun Nah setelah peraturan akhirnya Menciptakan mentalitas yang buruk Pada akhirnya Dampak berikutnya kita mengetahui bahwa PNS banyak dikeluhkan oleh masyarakat Kedalam kinerjanya Kenapa? Pertama, mengerjakan pekerjaan mereka itu Pasti lelet banget Kecuali ada uang pelicinnya Yang kedua, miskin inisiatif Harus ditunjuk begini dan begitu, kalau tidak mereka nggak ngapa-ngapain. Kemudian yang ketiga, mereka tidak disiplin dalam waktu.

Banyak kan PNS yang datangnya terlambat, pulangnya paling duluan, dan sebagainya. Kenapa seperti itu? Karena terjebak pada rutinitas sesuatu yang sejak awal memang tidak efisien. Coba misalkan ada nggak riset di Indonesia? Bahwa jam kerja sekian sampai sekian itu berarti produktivitas tinggi dan sebagainya nggak ada.

Kalau di Eropa ada, di Amerika Serikat ada, di Jepang ada, di kita nggak ada. ada, gak ada riset, jadi kita nentuin jam kerja dari jam segini sampai jam segini dan sebagainya itu, karena di negara lain juga seperti itu, yaudah kita ikutan seperti itu karena tidak didasarkan pada riset maka akhirnya itu kontraproduktif, banyak PNS-PNS kita yang tidak disiplin soal waktu gara-gara apa, karena terjebak rutinitas yang benar-benar membosankan, jadi sistemnya bermasalah dalam hal ini, kemudian masalah berikutnya yang dikeluhkan masyarakat terhadap PNS itu apa? nilep anggaran cari punggung Pungli dan sebagainya.

Dan kita mengetahui bahwa PNS itu adalah salah satu status yang kasus korupsinya paling tinggi di Indonesia. Cek laporan ICW, cek laporan KPK, itu kan seperti itu. Kemudian yang berikutnya itu, keluhan masyarakat terhadap PNS itu adalah bahwa mereka sulit sekali untuk beradaptasi terhadap perkembangan zaman.

Makanya zaman sekarang pakai aplikasi ini, pakai aplikasi itu, dan sebagainya, mereka bisa, bisa tapi hanya sebatas. Bisa jam kerja aja. Akhirnya apa-apa yang mereka buat, digitalisasi, kemudian apa dan sebagainya, mentok jelek banget.

Makanya untuk mengurangi masalah-masalah itu, kalau mungkin menghapuskan masalah-masalah itu, opsi yang saya ajukan diantaranya adalah gaji mereka berdasarkan prestasi. Kalau mereka bisa berprestasi mencapai target tertentu, maka itu positif. Positif, dikasih gaji yang besar atau tunjangan yang lebih besar atau dikasih kendaraan yang...

yang keren gitu, Kakak si Alphard gitu kan, yang gitu ya. Kemudian yang kedua, buka seluas-luasnya peluang pemecatan ketika mereka berkinerja buruk. Sekarang sudah mulai terjadi ya di era Pak Jokowi.

Kemudian kurangi jam kerja rutin mereka, tapi naikkan jam kreatif mereka. Jadi jam kerja dari jam sekian sampai jam sekian, duduk di atas meja dan sebagainya, itu tolong riset lagi lah, tolong cari lagi risetnya, tolong bikin di Indonesia, dan kemudian, Kemudian kasih waktu mereka waktu lebih luang untuk kerja-kerja kreatif Itu lebih penting Biar kinerja mereka itu tidak memalukan terus-terusan Kemudian yang berikutnya itu adalah Kasih pelatihan yang sering-sering terkait dengan kinerja, dedikasi, dan konten amanah mereka Bukan terkait dengan administrasi Karena PNS-PNS di Indonesia itu Kalau misalkan bikin laporan, kalau misalkan bikin acara Maka orientasi mereka itu adalah orientasi administrasi administratif jadi Wah pemerintah kita sekarang target untuk mengurangi stunting Bagaimana caranya Yuk kita bikin seminar tentang stunting nah fokus mereka itu adalah gimana cara menyelenggarakannya gak Apakah penyelenggaranya berhasil atau tidak Apakah apa gak peduli yang penting kan proses kita berpikirnya adalah yang penting kita sudah melaksanakannya sudah ada laporannya sudah ada akhirnya tinggal dilaporkan kepada kepala-kepala dinas udah gitu doang gitu Bukan berorientasi pada nanti. Ini hasilnya harus mencapai target dimana anak stunting di Indonesia dikurangi sekian persen gitu Gak ada, yang penting mah kerja Makanya dulu juga saya kan pernah diundang sama instansi pemerintah gitu Untuk jadi pembicara dan sebagainya Bener-bener tempatnya mah hotel, mewah Wah hotelnya, wah keren banget gitu ya Indah apa segala rupa Tapi pas pelaksanaannya butut banget Karena apa? Mereka sendiri ngomong, ya kita mah ini Buat ngabisin anggaran aja, buat dilaporkan Jadi mereka nggak berpikir soal Pendidikan menjadi lebih baik Mereka nggak berpikir soal kemiskinan Dikurangi dengan terminal ini dan sebagainya Mereka nggak peduli itu semua Yang penting gugur kewajiban kami sudah melaksanakan tugas Nah gitu kan itu masalahnya Makanya Orientasikan mereka itu disesuaikan Bukan berdasarkan jam kerja Tapi sesuaikan dengan hasilnya Seperti apa gitu Oke baraya itu saja ya Sekali lagi saya tidak menghujat para PNS Tapi saya memang mengkritik orang yang masuk jalur PNS karena tujuan-tujuan untuk cari aman Tujuan-tujuan masuk zona nyaman Karena itu tentu saja bukan hanya akan menjadi beban negara Tetapi juga akan merusak mental diri sendiri Ada sebuah laporan ilmiah yang menyebut Kalau seseorang bekerja secara statis itu-itu saja Selama 5 tahun duduk di meja yang sama, di depan laptop yang sama, di tengah ruangan yang sama dan sebagainya selama 5 tahun, maka otaknya langsung jadi jongkok, tidak lagi bisa kreatif, jadi hindarkan yang seperti itu, agar SDM kita menjadi lebih baik, terima kasih karena sudah menyimak saya Guru Gembel, Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh