Halo selamat pagi anak-anak. Selamat pagi ibu. Hari ini kita masuk di kelas yang baru. Warnanya?
Hijau. Sekarang kamu punya dua guru. Guru mau kenalan dulu nih sama kamu juga.
Nama ibu adalah Ibu Efi. Dan yang di belakang itu ibu Ika. Jadi kamu punya berapa buruk? Dua.
Siapa namanya? Dua. Dan? Kita. Oke, good.
Nanti kita mau kenalan juga sama teman-teman yang lain ya. Apakah hari ini ada yang nangis tadi? Tidak.
Benar. Kita mau nyanyi dulu yuk. Sekarang berdiri, kursinya dimasukkan. Berdiri di situ aja. Kalau kau suka hati tepuk tangan Kalau kau suka hati tepuk tangan Kalau kau suka hati mari kita lakukan Kalau kau suka hati tepuk tangan Sekarang injak bumi Kalau kau suka hati injak bumi Kalau kau suka hati injak bumi Kalau kau suka hati, mari kita lakukan.
Kalau kau suka hati, indah bumi. Nah, sekarang kita mau belajar dan bermain bersama di kelas. Tapi sebelumnya Bu Efi mau tanya nih.
Kelas yang seperti apa sih yang membuat kalian menjadi senang? Oke, satu-satu ya. Tunggu, yuk.
Apa? Di kelas ada mainan. Oh di kelas ada mainan.
Oke ada lagi? Pada awal tahun ajaran baru, biasanya kami akan mengajak anak-anak membuat kesepakatan kelas. Kesepakatan kelas adalah kontrak bersama seluruh anggota kelas tentang sikap dan perilaku yang diharapkan untuk menciptakan suasana kelas yang nyaman dan aman untuk semua. Jadi ini bukan aturannya guru.
Tapi aturan hasil diskusi bersama yang dibuat bersama-sama Bu Efi mau tanya lagi nih Apa yang harus kita lakukan Agar kita bisa bermain dan berkegiatan bersama-sama dengan senang di sekolah Teman-teman Kalau ada yang bertanya apakah menjawabnya bersama-sama seperti tadi? Jadi harus bagaimana? Iya betul bergantian satu per satu.
Jadi ini kalau di depan kelas ada orang yang sedang berbicara. Misalnya temannya mau cerita nih. Aku mau cerita bu. Nah teman-teman yang lain harus bagaimana kalau ada teman yang bercerita? Harus apa?
Iya, mendengarkan. Kamu senang nggak kalau didengerin? Oke.
Kami mengajak anak-anak diskusi, membicarakan situasi kelas yang menyenangkan untuk mereka, bagaimana mereka ingin diperlakukan, dan cara berteman. Lalu kami mengumpulkan ide-ide tentang perilaku seperti apa yang ingin dihadirkan. ke dalam kelas.
Sebagai guru, kita juga bisa memancing dengan mengajak mereka berandai-andai. Misalnya, kalau mau meminjam mainan yang sedang dimainkan teman, apa yang bisa dilakukan? Atau kalau ibu guru sedang bicara, apa yang kita lakukan ya? Beragam ide yang keluar, kami tuliskan di papan tulis. Tentu dituliskan ulang ya oleh gurunya dengan kalimat positif.
Beragam ide yang sudah terkumpul tadi. Jadi, kami rangkum, mungkin ada usulan yang sama atau mirip, ada yang bisa digabung menjadi satu kalimat. Kami juga tanyakan kepada anak-anak, apakah ada usulan yang ternyata tidak ingin dipakai atau dirasa kurang cocok dengan tujuan mereka.
Kami juga memastikan bahwa ide-ide yang muncul sudah mencakup hal-hal penting untuk menciptakan kelas seperti yang diinginkan. Kalau belum, ya kami pandu anak-anak untuk mendapatkan ide tersebut. Di sini kami ingatkan juga kalau butir-butir kesepakatan kelas harus bisa ditaati dan dilaksanakan oleh semua anggota kelas tersebut. Setelah butir-butir kesepakatan kelas disetujui, guru akan membuatkan posternya.
Sebenarnya anak-anak juga bisa diajak membuat poster bersama. Jadi dibebaskan saja mana yang lebih nyaman untuk kelas. Biasanya nanti di poster bisa ditambahkan gambar-gambar yang mewakili butir kesepakatan.
Tapi tidak banyak-banyak, secukupnya saja. Tulisannya juga menggunakan huruf yang berukuran besar agar mudah dibaca. Dan tentunya menggunakan kalimat positif dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Misalnya, kita tidak menulis, tidak berlari di kelas, tapi kita tulis, berjalan di kelas. Setelah kami mencetak kesepakatan kelas atau posternya selesai dibuat bersama-sama, kami bawa kembali ke kelas dan membaca lagi isinya bersama anak-anak.
Kalau sudah, anak-anak dan guru akan tanda tangan di poster yang sudah dibuat tadi. Barulah setelah itu. Kami akan pajang kesepakatan kelas di tempat yang mudah dilihat. Saat kelas sudah berjalan, isi kesepakatan kelas akan diingatkan kepada setiap anggota kelas secara berkala maupun pada waktu-waktu tertentu.
Misalnya, saat masuk kelas setelah libur. Nah, kami baca lagi bersama-sama untuk mengingatkan. Selain itu, Kalau ada insiden di dalam kelas, misalnya rebutan mainan, kami juga kembali merujuk ke kesepakatan kelas.
Di kelas harusnya bagaimana? Kita sudah sepakat lho untuk saling berbagi. Jadi, apa yang bisa dilakukan?
Kami ajak lagi anak-anak untuk mengingat dan merembukkan solusi masalah mereka. Tapi, kadang-kadang ada juga waktunya anak-anak yang mengingatkan gurunya. Misalnya, saat kami terlewat mendengarkan pendapat anak-anak.
Mereka biasanya bilang, Bu Guru, kok tidak dengarkan aku? Kan harusnya kita saling mendengarkan kalau ada yang bicara. Biasanya, kami buru-buru minta maaf dan meminta mereka bicara kembali sambil kami dengarkan.