Transcript for:
Peran TNI dan Korupsi dalam Pemerintahan

Saya punya banyak rahasia tentang Anda yang orang lain tidak tahu. Saya mau bongkar satu-satu. Ada Pandika, ada Pak Prabowo, ada AHI. Ini tentara semua nih, TNI semua. Seberapa penting memang butuh TNI di kabinet kita? Jenderal TNI Punawirawan. saya manggilnya apa ya? jenderal dong iya jenderal dong, harus dong Andika Perkasa oke, jenderal Andika Perkasa mas Andika aja ini jujur aja saya terintimidasi kenapa mas? karena yang pertama yang tanda tanganin waktu itu tituler saya Anda, itu satu yang kedua badan Anda gede sekali jadi kalah sama mas Deddy apa gedenya kayak gitu saya tadi begitu datang, gede banget nih orang tapi gini General Saya tuh punya hal yang orang lain gak punya Jadi kalau jendela misalnya ke tempat lain Di wawancara atau podcast Menurut saya mereka yang podcastin Bapak atau orang yang wawancara Anda Itu tidak punya Rahasia-rahasia yang saya punya tentang Anda Oh gitu ya Saya punya banyak rahasia Tentang Anda yang orang lain Tidak tahu Saya mau bongkar satu-satu Boleh ya Boleh ya Pertama, jadi nih kalau banyak yang gak tau Saya tuh sering banget ngeliat rumahnya beliau Masuk gak? Tapi saya ngeliat rumahnya beliau tuh saya sering Dan istrinya Mas Andika itu Mbak Heti kebetulan saya kenal Dan Mbak Heti tuh pernah curhat sama saya Pandikan ini kurang ajar banget. Karena rumah baru dipugar. Tapi lantai satu isinya alat gym. Bukan furniture, tapi alat gym. Saya bilang ke Mbak Heti, aduh saya juga gitu lagi. Dan akhir kali saya lewat, emang bener lantai satunya alat gym. Bener dong. Bener kan? Bener kan? Gak bisa pergi ke gym pak Ya kan waktu Sama kayak saya Tapi seniat itu rumah dibikin satu lantai untuk alat gym pak Bukan satu lantai Hei Hattie juga gak jujur tuh sama Mas Deddy. Kan dari dulu juga di rumah selalu ada gym. Tapi sekarang ke depan. Ya karena memang. Sekarang pemandangan orang lewat rumah Anda pertama kali adalah alat gym. Itu dimulai sejak desain Mas. Kita kan bicara sejak mendesain. Sejak mendesain itu udah kita atur. Bahwa gym itu yang paling pantas. Karena memang berat Mas ya. Yang paling bagus ya di lantai satu. Dan di antara satu gym itu yang latihan cuma Bapak doang? Saya enak. Andrew, Alex, kalau datang ya itulah saya paham sih karena saya juga begitu Mbak Eti komplain ke saya saya agak males jawabinnya karena saya juga begitu tapi Mbak Eti komplainnya lucu saya mau lewat tuh susah besi semua katanya gitu nanti lah kita undang Mas Jadi olahraga berdua di sana ya tapi saya mau tanya satu hal kenapa penting banget ya generalnya ya Ya kan udah menjadi kebutuhan lah mas Kebutuhan bukan hanya bagi saya Tapi juga bagi manusia Indonesia lah Kalau gym itu kan di negara maju kan sudah duluan lama mas Kita, saya ya, saya sebagai anak muda itu pertama kali taunya dari Mas Aderai. Karena Mas Aderai jadi juara, macem-macem lah. Udah legend lah beliau kan. Oh iya. Ya kan waktu itu juga kita sebelum menikah juga Mas Aderai sudah mulai naik gitu Mas waktu itu. Jadi kita mulai terbuka. Lepadal di negara maju itu kan sudah lama. Gym itu sebagai Fasilitas olahraga Karena apa? Disana ada 4 musim Jadi ada musim-musim Dimana orang gak bisa Lari keluar Tapi kenapa saya nanya Karena ada netizen yang ngomong ke saya Dia bilang TNI badannya gede begini TNI Indonesia tuh butuh badan yang kecil Biar cepat dan larinya kuat dan cepat Bukan gede katanya begitu Jadi gini mas Itu yang saya lihat pada saat saya Dulu masih Single, tapi sudah perwira ya. Sudah lulus dari Akabri. Saya sekolah ke Perancis. Itu saya belum ketemu Hattie tuh. Saya sekolah Intel ke Perancis. Saya sekolah Intel ke Australia. Disitulah saya mulai melihat. Oh, di negara maju ini ada fasilitas olahraga. Gitu loh. Dan fasilitas olahraga itu memang mayoritas adalah untuk muscles. Memang ada untuk kardio. Betul. Waktu itu ya, waktu itu yang saya tahu hanya treadmill. Perkembangannya kemudian kesini macem-macem lah. Ada elliptical. Ya, stairs. Speeding bike, segala macem. Nah, mereka melakukan training terhadap muscle. Itu kan juga dalam membantu tugas mereka. Tugas apapun. Nah khususnya militer kita kan juga harus bergelut dengan barang-barang. Mau senjata, mau ransel, barang berat itu apalagi yang misalnya korpsnya non-infantry mas ya. Artillery, cavalry itu membawa... Peluru aja gede-gede tuh mas. Kita pelurunya kecil-kecil kalau yang infanteri. Karena senjatanya perorangan. Kalau yang lain pelurunya gede-gede. Yang perbekalan yang bukan tempur nih mas. Itu juga bagian barang. Dapur, lapangan, yang kesehatan juga begitu. Jadi ini adalah kebutuhan di seluruh board. Jadi bidang apapun Butuh Pasti butuh muscle Otot Nah Tadi bagi yang Mengatakan Bahwa Harusnya kecil-kecil bisa cepat lari Bisa lari, bisa ngumpet Karena kan itu yang kita lakukan sejak dulu Karena apa? Kita gak punya fasilitas mas Bahkan mungkin knowledge pun kita gak punya Kita hanya Waktu itu punya tiang pull up saja Iya Tiang pull up itu pun kan saya TNI Jadi saya tahu apa yang saya lakukan Itu hanya sekali Jadi gak ada metode latihan yang Scientific Jadi kita latihan misalnya pull up Satu set Satu set aja Udah selesai Kan gak dapet Mas tau sendiri mas adalah pelaku Science nya gak dapet Push up pun begitu Push up memang gak perlu fasilitas Tapi kalau kita lakukan cukup satu set atau banyak-banyakan gitu, 50 gitu ya iya satu set tapi sampai gak kuat sampai gak kuat batas waktunya satu menit tapi kan itu tetap aja satu set iya kan? sedangkan yang sains yang kita pelajari ada namanya super set Macem-macem lah. Tapi yang dilakukan itu ending ini kardio-kardio juga akhirnya. Kardio juga? Nah, mungkin itu yang ada di benak kita. Karena kita melakukan itu. Padahal, waktu jaman masih ada operasi militer beneran nih mas. Daerah operasi militer. di timur-timur. Di Aceh waktu itu, di Papua waktu itu ya. Bukan sekarang. Itu kan kita operasi militer beneran. Nah, kita masuk ke misalnya ke hutan. Kita patroli selama 10 hari. Nggak balik-balik nih. Kita dikasihkan checkpoint-checkpoint. Hari ke 10 baru kita kembali. Itu sama sekali kita tidak berlari. Jadi antara apa yang dilatih hari-hari kalau kita di home base. Kalau latihan fisik, olahraga. Raga lari doang. Begitu kita masuk ke operasi sebenarnya, yang kita hadapi kita bawa barang berat. Boro-boro lari. Bawa barang berat saja rasanya kesulitan mas. Iya benar. Kenapa? Karena sudah kita lihat pada saat kita latihan bareng negara asing. Negara maju. Kita sama-sama baransel. Dia baransel lebih gede dari kita. Kuat. Kuat. Kita nggak kuat. Dan bahkan waktu operasi tadi, kita membela-mbela. Belain, ngorbanin makan kita. Kita harus bawa makan misalnya 10 hari. Karena nggak kuat gitu? Karena nggak kuat. Lebih baik gue kurangin lah. Gue berkorban lah makan dikit aja. Tambah kecil dong. Justru itu. Makan di bela-belaan misalnya. mie instan 3 kali makan bawa 3 mie instan saja, supaya ringan nah akhirnya itu kan apa ya, karena dari masa ke masa, dari generasi ke generasi kita gak tau lagi apakah itu yang benar, apakah Itu sebuah-sebuah kebiasaan Saya kebetulan pernah belajar keluar Melihat itu Saya membawa itu ke dalam Jadi contoh ya Jadi contoh Karena sejak Pak Andika Kayaknya di Mabes dan dimana-mana semuanya penuh dengan alat jin Saya menjadi kepala staf angkatan darat Saya belikan pas Tingkat batalion ke atas Memang belum semua Tapi saya belikan 200 57 set. Bayangin mas. Seluruh Indonesia. Itu cukup mahal. Saya pernah latihan ini magelang tuh di tempat bapak. Oh pernah mas ya? Pernah. Itu satu setnya seperti itu mas. Oke. Itu pun saya tidak mewajibkan. Tapi saya berharap body pakai. Ya kan kalau alatnya ada, orang bisa mulai. Orang alat pakai deh. Kalau alatnya nggak ada, orang mau mulai juga. Iya, betul. Nggak bisa. Betul. Pak, itu kalau tentang olahraga ya Pak. Cuma saya penasaran satu hal. Kan kalau kita bicaranya politik nih Pak sekarang. Saya mau masuk ke politik nih Pak. Emang seberapa penting Pak? Pertanyaannya sosok TNI itu di dalam pemerintahan atau kabinet. Contohnya begini. Contohnya. Ada Pandika. Ada Pak Prabowo, ada AHI. Ini tentara semua nih, TNI semua. Seberapa penting memang butuh TNI di kabinet kita? Kalau saya berpendapat, bagaimana ekspertisnya saja mas. kalau di dalam sebuah kabinet, itu kan memang bidangnya sudah beda-beda mas ya. Tupok sih dari masing-masing lembaga, departemen itu berbeda-beda. Nah kalau dirantain di situ, itu bakulah. Misalnya di Kementerian Pertahanan. Itu baku, itu jelas. Yang mas maksud berarti, yang... Saya langsung aja, Capres, Cawapres. Cawapres. Sebetulnya penting nggak pentingnya berdasarkan kacamata konstituen aja masyarakat. Kenapa mas? Karena di negara maju pun ternyata juga cukup sering terjadi. Dimana orang yang diangkat atau dipilih menjadi presiden, wakil presiden. Atau apapun itu di tiap negara kan agak beda-beda. Itu dari yang berlatar belakang tentara banyak juga. Misalnya di Amerika. Yang baru-baru aja lah. Misalnya George W. Bush. Latar belakang militer. George Bush, bapaknya yang juga presiden. Latar belakang militer. Ronald Reagan, pintang film, tapi militer juga. Militer juga. Terus misalnya Lyndon Johnson juga. Ya, tapi gunanya apa? Kalau kita bicara positifnya, apakah ada unsur positif ketika adanya unsur militer di dalam either kabinet atau capres-cawapres deh? Apakah akan ada unsur positifnya yang lebih besar? Saya tidak ingin mengatakan bahwa spesifik militer manfaatnya besar untuk memperbaiki. memegang sebuah pemerintah. Menurut saya mirip-mirip lah sama yang lain. Hanya mungkin ada misalnya hal lain yang dimiliki oleh calon-calon tadi misalnya Pak Prabowo. kemudian Mas Ahaye itu kan juga punya hal-hal lain pengalaman lain atau skill lain yang juga melengkapi dirinya dan itu yang kemudian mungkin dinilai oleh masyarakat sama juga halnya seperti di negara maju oh beliau ini pantas untuk memimpin negara kita dilihatnya dari sananya dari sana jadi bukan spesifik karena militernya enggak lah Oke, tapi kalau saya balik pertanyaannya, apakah negara seperti kita ini butuh sosok militer? Ya kalau butuh atau tidak butuh, tergantung bagaimana masyarakat melihatnya sih mas. Mungkin ada ya, ada saat-saat dimana mungkin misalnya, misalnya chaotic, kemudian... Nah oke. Yang sifatnya agak tidak terlalu terkoordinir Ya mungkin, mungkin karena masyarakat juga tidak terlalu tahu dalam mas ya tentang kita Tapi mereka mengidentikan misalnya militer Oh disiplin Disiplin Manajemen atau leadership, nah mungkin itu. Jadi dilihatnya dari sananya. Mungkin ya. Artinya sebenarnya bukan hanya dari militernya, tapi dari sosok pribadinya juga ya. Lebih pribadi. Lebih pribadi. Betul. Karena banyak orang yang mengatakan bahwa sebenarnya kita butuh sosok militer. Ya, bagi yang mengatakan itu juga saya juga sangat open lah. Tapi bukankah ini bagus sebenarnya buat pelandika? Kalau misalnya dikatakan bahwa butuh sosok militer, kan ada pelandika, ada ahai, ada prabobo. Itu kan sosok militer semua, Pak. Walaupun itu bagus bagi saya. Tapi saya juga nggak mau seolah-olah membuat diri saya ini penting gitu loh, Mas. Latar belakang saya betul militer. Tetapi juga... kan akhirnya masyarakat Indonesia juga yang kemudian mengusulkan dan memilih mana kala mereka kemudian melihat ada dalam diri Pak Prabowo ada dalam diri Mas Ahaye atau saya dianggap pantes ya itu kan pertimbangan mereka ya tapi Pak Andika maaf saya protes kalau Anda mengatakan bahwa tidak menganggap diri Anda penting udah gak masuk akal orang Anda panglima kok Anda nggak usah nganggap juga orang udah nganggap Anda penting Pak ya itu kan masa lalu Mas masa lalunya baru Mas Jadi menurut Bapak Tadi saya kesimpulkan ya Karakter manusianya ya Iya mau itu militer atau tidak militer beda ya, tapi karakter manusianya tapi fungsi militer jelas untuk ngambil keputusan-keputusan tertentu mungkin lebih terbekali, begitu Pak ya? betul, karena memang jam terbang kan kita sejak masuk menjadi anggota militer sudah langsung diberi tugas memimpin walaupun mimpin regu waktu itu Mas naik-naik makin banyak karena yang mengatakan bahwa butuh militer banyak di pemerintahan kita. Saya langsung aja deh capres-capres. Butuh militer di sana banyak yang mengatakan. Tapi mengatakan juga bahwa oh kalau ada militer pasti tangan besi. Nah itu nggak juga. Karena tadi negara-negara yang maju tadi mas, kan mereka juga punya mekanisme check and balances tangan besi atau tidak kan mereka jelas gak bisa lah justru militernya yang masuk yang fit in militernya yang fit in? pasti, maksudnya militer bukan militer aktif ya militer sebagai individu karena background militernya, beliau harus fit in ke dalam mekanisme atau sistem politik nasional dimanapun mereka berada. Oke. Kalau saya tanya, misalnya Pak Andika sebagai mantan Panglima lah. Kita bicara TNI-nya udah selesai, semua orang udah tahu. Tapi apa yang didapat seseorang ketika menjadi TNI dibandingkan orang yang tidak pernah jadi TNI? Ya mungkin pengalaman memimpin tadi mas. Pengalaman memimpin. Sehingga kan banyak orang yang mungkin tidak melalui jalur itu. Misalnya calon-calon yang ada sekarang lah. Siapa yang ada misalnya. Pak Erlangga atau misalnya Cak Imin atau misalnya Pak Zul Kivli terus siapa lagi? banyak ya jadi kan masing-masing punya pengalaman yang berbeda berbeda. Pengalaman memimpin daerah itu juga merupakan satu pengalaman. Pengalaman memimpin di organisasi mulai dari kepemudaan mungkin atau bahkan partai politik itu sendiri itu kan juga satu pengalaman. Nah kalau yang kami kan memimpin organisasi militer. Betul, betul, betul. Jadi positifnya seperti itu. Ada negatifnya nggak? Ya menurut saya sih enggak lah mas ya. Negatifnya enggak ada. Bahwasannya ada misalnya kesan seolah-olah bahwa kita tangan besi, ya enggak juga lah. Tergantung dari track record juga. Karakter individualnya berarti ya? Iya, betul. Mau militer mau tidak militer Kalau ngaco mah ngaco aja ya Betul Kalau benar benar aja gitu ya Betul Dan bahkan juga lebih banyak Misalnya pemimpin yang non militer Yang justru mungkin lebih otoriter Lebih tangan besi Sebaliknya militer pun mas Ini Ini True story ya. Iya, iya. Di negara-negara lain. Kenapa bisa gitu ya Pak? Bisa. Kenapa bisa gitu? Kenapa bisa yang non-militer malah bisa tangan besi ya? Ya, saya juga nggak tahu. Saya juga nggak tahu itu. Yang militer kemudian menjadi tidak lebih decisif ada juga. oke, iya itu benar sih karena memang kenyataannya seperti itu kenyataannya seperti itu kalau kita bicaranya tentang militer di kabinet kan sebenarnya kita bicara negaranya demokrasi, negara demokrasi berarti siapapun sebenarnya boleh dan bisa asal punya kualitas yang teruji kan intinya seperti itu intinya seperti itu betul ya, oke karena itu nge-wear Maksudnya punya kualitas teruji Bagi dirinya lah Karena gak ada standar Gak ada juga At the end of the day masyarakat yang memilih Betul At the end of the day masyarakat memilih Saya masih lari ke politik sedikit nih Pak. Saya tidak peduli nanti siapapun yang jadi presiden atau wakil presiden. Tapi saya punya pertanyaan satu Pak. Mungkin Bapak tidak perlu menjawab sebagai pribadi aja Pak. Jawabannya pribadi. Dari dulu nih Pak. Siapapun presidennya, siapapun wakilnya, siapapun yang ada di kabinet dan pemerintahannya dari dulu, korupsi tetap ada loh Pak. Betul. Gak pernah hilang. Siapa mau presidennya? Siapa mau menterinya? Siapa? Korupsi tetap ada. Apakah memang ini Indonesia Pak? Saya tidak percaya. Tapi kenyataannya gitu Pak? Boleh kenyataan, tapi kan kita juga absent down juga Mas. Jadi bagi saya, bagi saya itu tergantung dari komitmen lah. Pasti dimulai dari pribadi beberapa individu saja. Memang saya tidak bisa bilang pemerintah. Pemerintah kan banyak gitu ya. Mungkin dimulai dari beberapa individu. Di pemerintahan itu Tapi menurut saya itu bisa Dan harus Jadi pertanyaan mas Dedy ini bukan apakah Apakah itu menjadi Identifikasi kita, jati diri kita Dan apakah itu bisa dirubah atau tidak Gak ada pilihan mas, harus Karena apa? Ada jawaban lain gitu loh Ada hubungannya Karena kita ini kan hidup Dalam konteks internasional Kita butuh mereka juga Kita gak bisa hidup sendiri Dan Besaran ekonomi kita ini juga nggak bisa dibangun sendiri. Harus juga ada uang internasional yang masuk ke kita. Kita yang juga jual ke mereka. Nah, salah satunya adalah investment. Investment itu bagian dari besaran ekonomi kita. Investment itu, itu sama saja kayak kita juga invest ke negara lain. Pasti orang mau lihat mas. Yang dilihat, saya mau investasi ke Indonesia nih. Uang saya mau saya taruh nih di sini. Nanti uang saya hilang apa enggak. Atau kemudian malah untung. Jadi mereka pasti mengukur macam-macam. Nah yang diukur itu, salah satunya adalah, kalau kita berbicara governance index mas ya. indeks kepemerintahan tingkat korupsi salah satunya adalah korupsi gitu loh, jadi gak bisa kita terusin, kalau kita ingin dan gak ada negara yang tidak butuh investasi dari luar, kalau kita ingin memperbesar investasi dari luar kita juga harus semakin bersih Bapak kan bicaranya, Pandika kan bicaranya sesuatu yang harusnya terjadi betul tapi kita tau nih Pak, ini bukan rahasia ini semua orang juga tau kadang-kadang jadi jadi camat aja keluar duit pak saya pernah ngobrol dengan banyak sekali pejabat disini mereka juga mengatakan ya jadi anggota DPR aja kadang-kadang duitnya butuh segini, gimana caranya kalau gak balik modal, artinya kan untuk nyalek mau DPR, mau camat deh, camat deh kita bicara, butuh duit desa juga, desa juga butuh duit kepala desa, nah gimana pak gimana caranya kalau begitu saya tau ini tugas berat. Karena ini bukan hanya satu dua, tetapi lebih mungkin ya kita sebut tanda petik culture. Nah itu that's the point Pak. Ini kan culture Pak. Tapi ya kita tetap harus bisa Mas. Kalau Bapak coba seperti itu Bapak gak akan menang. Ya, bagi saya memang kita juga tidak bisa misalnya drastis mas ya. Karena saya selalu percaya kepada evolusi. Kalau revolusi itu biasanya akan terlalu banyak dampaknya lah. Perubahan yang terlalu cepat. Kita juga harus, yang penting kita harus berubah lebih baik setiap harinya. Target tidak terlalu ada, tetapi yang penting harus terus berubah mas. Jadi kalau kita pemerintahan ke depan, itu tetap harus lebih baik dari pemerintahan hari ini. Dan itu kalau pemerintahan ke depan ini harus lebih baik, itu bukan sesuatu yang jelek. Bukan berarti dia egois, enggak juga. Memang itulah organisasi. Setiap organisasi, setiap manusia harus begitu. Mereka harus lebih baik besok. Itu kan sebagai target. Target. Sebagai target. Karena kalau enggak ya kita enggak akan tambah maju. Betul. Jadi kembali ke masalah budaya, tanda petik ya, budaya produksi tadi. Ya kita harus mulai. Saya sudah pengalaman di birokrasi mas. Birokrasi ini kan bagian dari eksekutif. Jadi saya melihat bahwa banyak kok sebetulnya efisiensi yang masih bisa dimaksimalkan. Bahasa saya efisiensi yang bisa dimaksimalkan. Contoh, Pak. Ya contoh, dalam setiap pengadaan. Kami kan semua dapat anggaran, Mas. Departemen, lembaga itu semua dapat anggaran. Nah anggaran itu harus dikelola. Ada anggaran yang diperuntukkan untuk pengadaan. Nah itu sebetulnya bisa lebih efisien lagi. Jadi walaupun kecil, tetapi harus. Dan itu saya alami mas. Ada pilihan-pilihan itu. Pilihan dimana saya bisa tutup mata, nggak tahu apa yang dikerjakan di bawah, terserah diatur sendiri atau... Pilihan dimana saya harus mengawasi Supaya tingkat kebocorannya Atau tingkat ineffisiensinya lebih kecil Karena yang Beredar di masyarakat mengatakan bahwa Anggaran harus habis, kalau gak habis besok dikurangin Itu betul, tetapi habis Kemana gitu kan maksud Bapak kan Habis tapi juga dipakai untuk Peruntukannya kan, kan kita dapat Anggaran itu setelah kita mengajukan mas Cara bekerjaannya di eksekutif begitu. Misalnya anggaran untuk tahun depan. Itu sejak tahun ini kita sudah mengajukan. Nanti sebelum Agustus sudah diputuskan. Oke yang disetujui ini. Gitu loh. Jadi. anggaran yang kita ajukan sendiri ya harus kita habiskan dong karena tanggung jawab sebenarnya kan intinya seperti itu kita yang ngusulin, kenapa gak habis betul, pakai tanggung jawab saya paham Pak, maksud Pak Andika itu saya paham cuman saya coba saya gak mendebat Bapak loh, saya tuh pengen tau bahwa karena menurut saya ini tuh sulit Pak. Contohnya gini, kalau Pak Andika tadi mengatakan harus, harus korupsi harus diberantas. Korupsi itu kan Pak, dari bawah dulu orang butuh duit. Kita bicara yang paling bawah butuh duit. Makanya kampanye keluar duit, mereka terima duit. Udah terima, belum tentu dipilih lagi. Kenyataannya seperti itu kan. Nah ini butuh duit. Ada orang yang mengeluarkan duit dan sebagainya. Kalau Pak mengatakan berantas, ini gak 10 tahun lho Pak. Betul sekali. Saya sepakat sama Mas Yedi. Tapi harus kita mulai. Jadi misalnya gitu. Bukankah dari dulu pemerintah sudah mulai? Kok tidak pernah berhasil? Iya saya, saya melihatnya begini Mas. Singapura. Merdeka baru tahun 67. Iya. Seingat saya. Jadi kita duluan nih. Kok bisa yang tadinya juga mirip-mirip? Karena kan secara geografis juga deket nih mas. Nggak jauh dari Medan itu kan. Bahkan Aceh masih lebih jauh. Tapi kenapa dia bisa? Kan berarti juga kalau kemauan itu ada. didukung oleh macem-macem lah. Ekosistemnya mendukung, regulasi pemerintahnya berani, kemudian didukung. Bisa kok. Tapi Singapura segede Jakarta, Pak. Iya betul. Gampang. Iya gampang. Tapi yang penting kita kan harus mulai terus, Mas. Kalau kita putus harapan kita, ya kita yaudah. Kita memang begini. Yaudah, kita nggak akan maju, Mas. Saya ingat di negara-negara maju lah. Yang dulu, dulu yang berkuasa itu mafia. Siapapun pemerintahnya, polisinya, jaksanya. Semua dikontrol oleh mafia ini. Keluarga, family-family ini. Tapi, apakah bisa? Bisa. Karena apa? Ada polisi yang kemudian bersih. Ada jaksa yang kemudian bersih. Jadi, mereka mungkin... Mungkin bukan mainstream waktu itu. Yang bersih-bersih ini. Tapi lama-lama itu bisa. Dan sekarang negara-negara maju itu makanya menjadi maju. Karena jauh lebih tertib. Karena hukumnya jauh lebih tegak. Bapak pernah lihat nggak? Saya nggak mau sebut nama. Tapi beberapa orang ada gitu. Kalau ditangkap korupsi. Begitu keluar cengang-cengangnya sebenarnya gitu. Ya sering ya. Berarti mental dong Pak. Mental. Saya kasih contoh mas. Kenapa di negara maju bisa? Dan kenapa kalau di sana sistem peradilan orang memberikan testimoni itu kan disumpah. Karena memang sejak kecil sudah diajarkan. Ini terjadi, saya alami beneran nih mas. Ini kalau ini true story beneran nih. Jadi saya waktu itu sekolah di Amerika. Anak-anak masih kecil-kecil nih. Nah kemudian waktu itu saya lupa ada event apa gitu. Yang saya tahu, wah ini event besar ini. Event besar, saya berada di Amerika kan nggak sering ya. Nah ini mumpung ada di sini, ah saya mau ajak anak-anak juga untuk lihat event itu. Nah waktu itu, waktu saya sekolah disini. Itu kan kalau kita nggak masuk. Biasanya memberitahu alasan nggak masuknya itu. Pake surat dokter. Surat dokter. Pada saat kita masuk nih mas. Iya betul. Jadi saya pikir sama nih. Iya betul. Oh paham. Jadi saya kemudian nggak masuk kan. Anak-anak udah nggak usah masuk. Nanti dia dibilang, kamu sakit aja. Kebiasaan gitu kan Eh ada telepon dari sekolah Ada telepon karena sudah jam masuk Tapi anak-anak saya belum Kenapa? Tapi anak-anaknya gak ada Kan anak-anaknya masih di rumah Mr. Perkasa Kok ini Alex Gak ada gak masuk Oh sorry mereka lagi sakit Terpaksa saya bohong Sakit Oke kalau gitu kami minta Surat dokternya dikirim sekarang Jilat kan Waduh sekarang Kan saya gak bisa meralat mas Kita gak bisa meralat Oh gak jadi sakit Gak mungkin Jadi sedangkan disana kan Kalau dokter itu janjian Gak kayak disini Disana harus janjian Panik mas Jadi boro-boro datang ke event Yang ada kita cari dokter yang mau nerima Akhirnya tetap kita bawa nih ke dokter Tiga-tiganya Begitu diperiksa juga, oh mereka baik-baik saja jadi akhirnya sampai dengan siang itu kita sibuk, panik nyari surat dokter, baru diantar nah sebab tadi bilang mas, yang nelfon tadi bilang sebab kalau anda gak bisa kasih surat dokter kami harus drop out anak anda, mau dipecat mas dikeluarkan, bener kan si mas Karena bohong, bohongnya yang fatal bohongnya. Nah sehingga kalau di sana kan misalnya nyontek itu dikeluarkan. Iya, iya, iya. Bohong fatal itu. Bohongnya yang jadi masalah ya. Itu sejak mereka sekolah. Jadi pendidikan mental itu dimulai sejak awal, sejak dini. Dalam kehidupan sehari-hari. Oke. Jadi mereka tumbuh menjadi orang yang ya bohong itu gak bagus. Ya oke, oke. Mental atau punishment Pak? ya memang harus ada mental itu kan seperti advice doang ya tapi terbangunnya kan pasti karena ada punishment kayak kita lah, kita ke Singapura jangan kita saya deh, saya aja nanti kalau kita, bapak ikut Kena ikutan, saya ke Singapura gitu misalnya Buang sampah gak berani sembarangan Iya, dan gak benar gitu Begitu nyampe sini bandara Buang lagi Tapi begitu nyampe Singapura Bisa kita Secara refleks kita gak mau buang sampah sembarangan Gak butuh waktu kan Gak butuh waktu belajar Tau gak perlu kan, langsung bisa Tapi kan itu punishment pak Ada rus dan ada turan Makanya disini pun Korupsi tadi hubungannya juga dengan Rule of law Penegakan hukum Pasti dong mas Gak bisa enggak Artinya kalau begitu saya bisa mengatakan Hukumnya dulu gak boleh dimain-mainin Oh itu harus Itu tadi kan yang salah satu indikator dari Sebuah pemerintahan Yang dinilai orang Karena kalau hukumnya saja bisa dimainin Atau bisa dibayar Orang tidak takut Betul, betul sekali Ya bener-bener Kan kalau di luar negeri atau dimana gitu Kalau Hukum Korupsi, potong tangan, potong kepala, disini potong masa tahanan. Itu mas Deddy itu. Iya saya ngomong, saya ngomong. Nah ya itu tadi mas, orang mau naruh duit di kita, orang luar ya. Jadi takut ya? Iya kan, satu orangnya korup gak nih? Kedua, hukumnya gimana? Kalau hukumnya fair yaudahlah mereka pasti berbondong-bondong. Seperti yang terjadi di Singapura. Singapura itu tujuan investasi nomor 4 mas di dunia. Hongkong nomor 3. Artinya kalau orang di dunia ini punya uang. Mereka rame-rame mau invest mungkin uang buat anak cucunya, taruhnya di Singapura itu nomor 4. Kalau di peringkat gitu. Kan berarti ya karena di sana, satu, rule of law-nya bagus sekali. Kemudian control of corruption-nya juga bagus. Kemudian political stability. Absence of violence. Jadi ketiadaan dari kekerasan atau terorisme juga bagus sekali. Kemudian accountability-nya bagus. Banyak indikator-indikator yang dilihat oleh orang sebelum mereka taruh duitnya di satu negara. Termasuk kesejahteraan. Yang diukur kesejahteraan sih. Enggak ya. Tapi tadi yang saya sebutkan. Oh, oke. 6 sih total. Oke, oke, oke. Tapi kan kesejahteraan masyarakat kita juga mempengaruhi tentang masalah korupsi dan sebagainya kan Pak? Menurut saya tidak harus Mas. Nggak harus? Nggak harus. Orang bisa ada orang yang... Kan banyak juga Mas di sosial media yang kemudian... Tapi iya sih. Betul kan? Iya, iya. Maksudnya yang korup biasanya yang udah punya duit banyak sih. Banyak loh masyarakat kita yang nggak punya. Tapi begitu nemu dompet... Temu duit balikin ke polisi. Balikin. Itu kan satu bukti Mas ya. Eh ditangkep malah di Pak. Oh iya? Nggak, saya bercanda Pak. jangan lihat, nanti saya ditelepon oleh polisi abis ini Pak tapi kan gini Pak, kesejahteraan juga penting penting kan sebenarnya, oke yang penting ini Pak, misalnya gini kalau misalnya kita bicara polisi deh atau tentara gajinya kecil banget Pak gajinya kecil banget saya kemarin tituler 700 ribu Pak sebulan 700 ribu ya? iya Pak, 700 ribu itu kan, tapi karena 15% 700 ribu tapi kalau kita lihat pangkat-pangkatnya aja sampai general aja Gajinya gak segede-gede gitu. Nah kan mereka mau gak mau kan mereka harus nyari usaha lain. Harus bisnis lain dan sebagainya. Kan kalau misalnya seperti itu jadi surit untuk seseorang bisa benar-benar konsentrasi ke dalam apa yang dia kerja. Betul. Sulit walaupun bukan impossible mas ya. Maaf saya potong ya. Saya nggak bicara TNI, saya nggak bicara polisi. Bahkan guru pun begitu maksud saya. Gimana caranya mau ngajar dengan baik gajinya 2 juta gitu. Kan nggak bisa. Tapi ini kan juga muter mas ya. Lingkaran ini mas. Jadi kalau tadi investasi luar masuk. Itu akan membuat trickle down effect ekonomi di daerah itu. Artinya akan ada perputaran uang. Masuk. masuknya uang, dan berputar di situ. Itu yang lama-kelamaan akan memberikan tambahan income per kapita. Naik, purchasing power juga naik. Jadi memang itu ada hubungannya. Tapi pada saat itu mulai naik-naik, maka kesejahteraan pun pasti naik. Gaji juga pasti naik. Kemudian tunjangan kinerja juga pasti naik. Belum lagi misalnya social safety net. Atau pelayanan kesehatan, atau pelayanan pensiun, segala macam. Gak ada apa-apa juga Pasti akan naik Seiring dengan bertambahnya Misalnya kekayaan negara kita. Nah, tapi yang penting mas, kita harus punya harapan. Dan tidak berarti juga kok kita kurang gaji kita, tapi ngobjeknya, ngobjek yang begitu. Jangan. Banyak juga mas Babinsa nih. Babinsa ada yang punya usaha. Boleh nggak pak? Ya, dia usaha sendiri misalnya buka warung. Banyak ini mas. Tapi kan sebenarnya kalau kita bicara, ini kan antara aturan dengan kenyataan kan. Saya yakin Bapak kalau ngeliat begitu juga Ya gimana ya kesian Kalau mereka sukses yaudah Aturannya tidak boleh berbisnis Tapi itu juga kan tidak terlalu detail ya Ya maksudnya detail sekali bisnis apa segala macam Tapi kalau dia buka warung Dia misalnya ada babinsa yang kemudian menekuni bidang Agriculture mas Ada yang kakinya diamputasi Tapi dia bangkit lagi kemudian menekuni Agriculture sehingga Ini yang sifatnya teknologi yang kemudian membuat tanaman ini variannya lebih sempurna gitu lah. Kalau kelengkeng itu kelengkeng lebih manis, dagingnya lebih tebal gitu-gitu lah. Itu ada juga. Itu bisnis tuh. Ya bukan, ya itu tadi definisi bisnisnya masih terlalu lebar ya. Tapi selama itu, dan ini Mbak Binsel loh mas. Kalau dianggap pengaruhnya, pengaruh pangkat dan jabatannya akan membuat bisnisnya ini, nggak juga. Nggak juga. Dia usah pesan. Pesan dua dia. Nggak ngaruh juga. Tapi kalau Pak Andika melihat begitu, apakah Pak Andika, maksudnya, misalnya contoh dah. tentara, apapun makanya tapi dia kadang-kadang jadi PT orang lah gitu di gym kenapa? kenapa enggak? gak ada masalah menurut saya gak ada masalah ada anggota TNI misalnya Korps Wanita Angkatan Darat yang jadi MC gak apa-apa kenapa? banyak itu banyak juga Kenapa? Ya bagi saya kan dia kurang. Seperti Mas Dedy bilang tadi. Kesejahteraan yang kita terima juga mungkin masih kurang ya. Tapi dia tidak kemudian mengeluh atau ngambil jalan pintas. Dia perlu tambahan karena dia manusia normal. Tapi juga mencari dengan jalan yang ternyata tidak membuat dia menjadi korup. Gitu loh Mas. Di dalam kepepet. kepepetan hidupnya ini tidak membuat dia menjadi korup kok Kan dari tadi kita ngomong ini nih Iya betul, karena kan kalau dari masyarakat yang kita lihat di bawah Mereka kan mengatakan, ini bukan kata saya ya Maksudnya di bawah masyarakat mengatakan Gak mungkin ini, contohnya Kombes polisi deh contohnya Atau TNI deh siapa gitu Dengan gaji segini gak mungkin hidupnya bisa layak tuh gak mungkin Oh iya, betul, itu betul Tapi kalau mereka bisa layak, dari mana duit mereka? Ya itu tadi, kan berarti memang Pilihan kan? Pilihan berarti ada orang yang memilih untuk mencari jalan pintas yang akhirnya memperburuk tadi situasi sehingga bahkan menjadi kayak terima norma yang diterima gitu gak bagus juga lama-lama tapi mungkin pertanyaan saya, saya terwujudkan seperti ini kalau menurut Pak Andika sendiri Apakah gaji guru polisi tentara harusnya naik Pak? Oh iya harus lah. Harus. Tapi juga saya juga harus menyadari Pak As. Bahwa pemerintah ini kan sudah berusaha. Ini pemerintahan dari masa ke masa lah. Dari dulu. Pasti itu Mas. Karena saya pernah menjadi bagian dari kabinet. Kalau pemerintahan Pak Jokowi. Jadi saya tahu persis. Mereka sudah berusaha setengah mati lah. Tapi tadi kan. masih banyak penyemurnaan yang harus dilakukan oleh generasi yang lebih muda, oleh pemerintahan ke depan, untuk membuat makin lama itu makin bagus. Uang masuk makin lama makin besar. Kita semakin lama untuk pelayan nih mas ya, kita sebagai birokrat ini kan civil servant, kita pelayan, pelayan masyarakat, kita juga harus semakin bagus dong, semakin accountable, semakin transparan. Ya, harusnya seperti itu. Harusnya seperti itu. Oke. Nah, Pandika sendiri, maksudnya sekarang udah pensiun ya, Pak? Iya. Udah pensiun. Berarti kan banyak pilihan kalau udah pensiun. Betul. Saya nggak nanya, Bapak masuk kabinet apa nggaknya, saya mau tanya, mimpinya apa, Pak? Ya, mimpi saya, saya masih bisa produktif. Sampai, pol. Kalau tidak masuk ke kabinet, gimana? kan saya udah kerja mas saya sekarang udah kerja nih, swasta udah swasta ya? walaupun saya tidak invest ya saya bukan usaha sendiri bukan, saya pegawai aja saya komisaris lah tapi mimpinya apa? ya mimpinya saya ingin produktif saya gak mau give up Saya harus tetap produktif, itu mimpi saya. Sampai usia berapa? Ya, saya nggak tahu. Tapi kan kalau bicara teori, tingkat harapan hidup bangsa Indonesia hari ini, itu 71,8 tahun. 71,8 tahun? Itu orang Indonesia, Mas Deddy pun segitu. Berdasarkan ukuran nih Mas. Saya kemarin malah ngeritau ini Pak, bukan rata-rata umur, rata-rata IQ Pak di Indonesia. Tau berapa Pak? Enggak 78 Pak Oh iya? Tuh kan kan Ini baru tau ini Bener Pak 78 Pak Itu juga harus dirubah tuh Betul Mas Berarti pendidikannya Berarti pendidikan Hal-hal seperti itu juga Ya memang kan kita yang sekolah Masa Indonesia, masyarakat Indonesia Mas Saat ini tuh kita average Rata-rata kita sekolah kurang dari 9 tahun nih Mas Iya betul. 8,68. Jadi belum ada 9 tahun. Dan itu pemerintah sudah berusaha maksimal. Tapi menurut saya itu tugas setiap pemerintahan. Harus terus nih harus dikejar. Karena harapan kita di situ. Di generasi muda ini. Di generasi muda. Iya. Di generasi muda ya Pak? Ya, generasi milenial, generasi Z. Bapak kalau ngeliat generasi muda gimana Pak? Kenapa? Kalau ngeliat generasi muda gimana Pak? Ada yang mengatakan generasi muda kita itu lemah loh sekarang Pak. Itu ini ya, itu apa, hasil riset ya. Termasuk saya yang mengatakan sih. Oh gitu ya. Ya bagi saya apapun itu kan itu kondisi mas. Karena mereka juga dipengaruhi. Tidak mungkin mereka begitu kalau bukan karena environment. Environment, social media dan sebagainya ya gara-gara itu memang. Betul. Memang gara-gara itu. Betul. Ya kita harus bisa apa ya, bisa juga memasukkan sedikit-sedikit lah. Misalnya, ya. Misalnya remaja Indonesia disurvey, mereka spend 8,5 jam per hari di gadgetnya, di social media. Mungkin itu harus dikurangin. Memperkenalkan, ayo kita olahraga. Itu kan juga satu himbawan mas. Jadikan itu sebagai bagian dari kebutuhan hidup kita. Juga minimal spend time dengan... dengan orang tua, dengan adik kakak di rumah aja. Tapi ya bergabung gitu. Atau apa, interaksi lah. Tapi masalahnya pak, masalahnya adalah biasanya kalau kita ngalamin, kan kalau di usia bapak gitu ya. Usia saya juga termasuk Itu kan ngalamin kalau zaman dulu itu hidup keras pak Hidup keras kan Sekolah dipukul guru itu biasa loh pak Iya betul Dipukul guru itu udah biasa lah itu Dan kita dipukul guru pula gak lapor kan pak Iya Karena kalau dilapor dipukul lagi Di hukum lagi Kalau sekarang lapor guru Gurunya dilaporin ke Dipukul guru, gurunya dilaporin ke polisi Makanya ada orang mengatakan bahwa Hard times create strong man Strong man creates Easy time, easy time create weak man. Setuju. Nah, kadang-kadang kita orang tua atau di generasi kita, nggak tega juga sama yang di bawah. Dan salah kita juga untuk membuat suasananya menjadi nyaman. Akhirnya mereka terlalu nyaman. Saya punya pertanyaan satu. Bapak setuju nggak kalau di Indonesia ada WAMIL? WAMIL? WAMIL itu hubungannya, saya kan ilmu saya eksekutif, Mas. Hubungannya dengan misalnya, Eee... Anggaran juga. Selama anggaran ada. Anggap anggarannya ada Pak? Anggap anggaran ada. Menurut saya nggak ada masalah. Karena apa? Minimal, yang penting dibatasi Mas ya. Waktunya dibatasi. Apakah berapa lama. Yang penting tidak for good. Kayak di Korea Selatan berarti. Loh ada di Singapura juga. Singapura juga. Singapura itu ngambil Mas. Oh iya iya betul. Semua nggak ada yang nggak lewat namanya National Service. 2 tahun kalau disitu Itu bagus kalau memang kita punya anggaran Karena apa? Minimal dia Tahu bagaimana menjadi bagian Dari sebuah pemerintahan Punya tanggung jawab, tanggung jawab itu ditanamkan Jadi suatu saat mereka mau Buat apa Mereka harus mikir dulu, oh iya Ini bukan sesuatu yang kalau pemerintah yang ingin memastikan misalnya mengatur semuanya apa ya hubungan dalam nasional ini kemudian makin baik, ekonominya makin baik. Ini memang kita harus hidup dalam sebuah aturan. Nah itu sih bagus juga. Disiplin. Ada nggak satu negara yang secara ekonomi buruk tapi wamilnya ada Pak? Wah saya gak tau contohnya mas Rata-rata bagus semua ya mas Harus bagus ya? Iya rata-rata bagus Karena ending-endingnya duit ya pak ya? Iya harus ya Bikin komcat aja kan butuh duit Butuh mas Butuh, saya tau persis Butuh itu Jadi nggak mudah juga. Kalau ada wamil kan artinya masyarakat banyak yang, bukan masyarakat tapi anak-anak muda dididiknya at least merasakan. Merasakan, disiplin juga. Disiplinnya dan sebagainya merasakan. Kalau saya bicara seperti itu, ini saya melenceng dikit ya Pak ya. Kekuatan, kan Bapak mantan Panglima. Kekuatan tentara kita tuh sekarang seperti apa Pak? Dibandingkan yang lain. Ya kalau jumlah, kita kan 500 ribu Mas. Jadi jumlah TNI-nya kita 400. 58 ribu dengan PNS-nya sekitar 40 sekian ribu. Setahu saya itu tidak ideal. Oh iya. Iya kurang lah mas. Berarti kalau perang gimana? Ya tapi ini kan kondisi kita mas. Terus kita mau ngapain? Karena saya yakin pemerintah ini sudah berusaha kok mas. Sudah berusaha untuk memberikan pos-pos anggaran. Termasuk untuk Kementerian Pertahanan. Termasuk untuk... Di Kementerian Pertahanan ini kan juga untuk membangun kekuatan. Betul. Nah itu. Jadi itulah yang kita punya sekarang. Ya sekarang bagaimana caranya kita bisa membuat yang terbaik. Jadi kita harus optimum lah dalam berusaha. Itu kalau kita bicara jumlah ya Pak ya? Kalau jumlah. Kalau secara skill individual, apakah kita bisa dibandingkan dengan negara-negara maju? Oh ya, ya belum tadi mas. Belum, karena tadi kan pendidikan. Kita berbicara juga skill ini kan hubungannya dengan pendidikan kita nih. Kalau pendidikan kita average masih sekitar di bawah 9 tahun ya kan, pasti competitiveness kita juga masih jauh lah. Bukan, di tentara pak. Skillnya apakah bisa dibandingkan negara lain? Oh untuk penguasaan ya, skill materi. Ya satu yang kurang. Kenapa yang kurang Pak? Kita tidak pernah terlibat dalam operasi militer di luar. Itu bukannya kita yang ngirim juga Pak? Itu UN Operation ya, Peacekeeping. Jadi UN Peacekeeping Operation itu operasi militer yang di approve oleh UN. Tapi tidak semua operasi militer itu UN masuk Mas. Nah itu. Jadi tidak berarti kalau ada operasi militer atau situasi konflik di mana gitu di dunia, itu terus kemudian UN masuk. Enggak juga. Banyak yang mereka nggak mau masuk. Kenapa? Karena kalau UN masuk, dia harus memastikan dapat jaminan dari warring parties atau pihak-pihak yang bersengketa, berkonflik, berperang. Ini harus patuh pada chapter 6. UN Convention. Jadi itu ada kode atau ada aturan-aturan. Nah kebanyakan konflik itu dia tahu aja enggak dan dia enggak mau. Misalnya chapter 6 itu kan lebih misalnya perlakuan kemanusiaan mas. Memperlakukan lawan sebagai manusia. Kalau ketangkep, mereka nggak boleh dibunuh. Itu-itu lah, banyak lah itu. Nah, kalau pihak-pihak yang berkonflik ini nggak mau setuju dengan chapter 6 UN Convention. Nggak masuk. UN nggak masuk. Jadi UN operation itu relatif safe. Itu lah mas. Oke, oke. Paham, paham. Relatif aman. Iya, iya. Sejauh ini. Karena ada koridor-koridornya. Iya, betul. Bukannya tidak ada, ada mungkin sekali-sekali korban. Tapi sangat jarang. Nah yang banyak itu, yang tadi tuh Konflik yang Yang UN gak masuk Yang pihak yang berkonflik ini Semaunya sendiri, nah itu Contohnya Ukraine, UN masuk gak? Enggak Ini salah satu contoh Kita kurangnya disitu Tapi ya mungkin karena kita belum tertarik gitu ya. Bagi militer itu membangun skill mas. Skill ya. Karena kita perlu berada di yang mas Daddy bilang tadi. Masa-masa yang sulit Iya masa-masa yang sulit Perlu Membuat manusia yang kuat Betul Kalau kita berada di situasi yang begitu Nyaman terus Deg-degan Nggak aman Kita harus waspada terus Jangan-jangan ditembak Iya itu menaikkan Betul Kalau Kalau nggak, kalau situasinya semuanya nyaman, kita hanya yang jadi lemah. Betul sekali. Pandika, saya mau tanya terakhir. Udah sejam lebih loh ini. Saya mau tanya terakhir. Pandikan dari kecil, saya tahu lah. Saya tahu semuanya kalau sekolah di mana, ke Amerika ngapain, itu semua saya tahu. Dan saya rasa juga di berita-berita udah keluar semua. Tapi begini Pak. Apa jadi tentara. Ending-endingnya terakhir jadi Panglima. Ini udah pangkat tertinggi nih kalau tentara. Udah pangkat udah gak mau kemana lagi gitu kan. Udah jadi Panglima. Terus kalau seandainya Bapak masuk di kabinet nanti. Entah jadi apa, tapi masuk di kabinet. Memangnya istri sama anak nggak komplain, Pak. Kan waktu nggak ada, Pak. Udah kemarin sibuk, tidak punya waktu, jadi panglima. Ya saya sih yakin ya. Saya yakin Hattie, Alex, Angela, sama Andrew. Sekarang Alex punya Afina. Mereka berdua punya Arthur sama Anna. Saya yakin mereka supportif kok. Karena... Mereka tahu siapa saya. Sama lah kayak saya juga tahu Alex kan kerja nih. Alex sudah kerja, Angela juga sudah kerja. Jadi apapun yang mereka lakukan, saya kok yakin. Pasti mereka akan melakukan yang terbaik lah. Saya tahu, tapi mereka orang-orang yang... Saya tuh kalau sama istri saya suka ributnya satu Pak. Menurut dia saya kebanyakan kerjaan. hahaha diajak jalan-jalan susah oh gitu kan diajak ke, contoh wali sederhana gitu diajak ke Bali liburan 3 hari pak, saya udah sakau pak kepingin pulang itu workaholic berarti ini iya karena begitu menetap ngeliatin pantai, udah hari pertama masih seneng, hari kedua udah bertanya-tanya ngapain saya ngeliatin pantai hari ketiga empat banget mau pulang, kemana-mana tuh selalu begitu jadi ributnya selalu bahwa, karena kalau saya ngomong, saya kerja tuh happy gitu Tapi kan harus ada waktu harus begini-gini Nah Ada orang yang memang senang untuk Akhirnya Udah lah gue pensiun karir udah ada Duit udah ada sama anak-anak sama cucu Dan sebagainya gitu kan Nah kalau Bapak ngomong begitu kan Bapak termasuk Orang yang pertama nih Iya dong Pasti pernah ribut dong Pernah Tidak mungkin tidak pernah Saya mau tanya aja ini Bukan mau tanya Itu nyatanya semuanya, kisi-kisi dan tips. Gimana menghadapi kalau misalnya istri ribut, Pak? Ketika Bapak banyakan kerjaan. Saya pakai nanti ke istri saya. Jadi kalau istri saya nanti ribut, saya bilang, kata Pak Andika. Ya saya sering banget, Mas, berusaha ngajak mereka. Bahkan sering-sering mereka tanya. Bahkan anak-anak nih mas. Ini Andrew karena dia ada urusan aja. Kalau enggak saya ajak tadi. Kan selalu saya ajak dia. Supaya bisa bareng maksudnya? Supaya bisa bareng. Spend time. Karena dia kan cuma sebentar di sini. Ya oke. Nah jadi saya sering ngajak mereka. Walaupun. Bagi mereka gak relevan. Iya. Anda kan. Anda ngajak. Lihat pesawat tempur bro. Lihat kanmonya. Jalan-jalan. Iya. Betul. Kan. Ini kan. Kan. Urusannya daddy. Yang penting kita kan. Spend time lah. Betul. Memang tidak sempurna. Termasuk Hattie juga. Paling tidak ada usaha lah. Dan saya yakin kalau kita berusaha dan Hetty atau Mbak nanti melihat ada usaha kita untuk selalu spend time as much as possible ya. Saya yakin mereka appreciate juga lah mas. apa? Anda alasannya apa Pak? ketika ditanya seperti itu itu yang saya butuhkan untuk menjawab nanti Pak kalau spend time kan dia bilang ya spend time, spend time, gue yang ngikutin lo loh gitu Pak kan maunya saya yang ngikutin gitu Pak Jalan-jalan ke Paris, belanja-belanja, belanja-belanja gitu. Kita gila hari kedua gitu kan. Muter-muter mal gitu. Apa, apa kata-katanya Pak? Yes, ya. Kan saya juga kembalikan lagi nih ke Hattie. Dulu waktu menikah. Kayaknya dari tadi pertanyaan paling sulit ini Pak jawabannya. Bingung Anda. Ya waktu menikah dulu kan. Kita udah sama-sama open nih, kamu menikah dengan saya, saya di TNI gaji saya begini. Ya kalau Anda menerima ya sudah inilah kehidupan kita. Jadi ada seperti komitmen di awal. Wah, bullshit lah Pak kalau nggak kejadian ribut. Tetap, tetap ribut sih ribut, Mas. Sering juga kita. Iya, Bapak yang jelasinnya apa gitu loh, Pak. Iya, saya bilang. Oke, ini yang saya mau denger, Pak. Mam, udah ikut aja, Mam. Abis nanti etik di sana ngapain? Sering tanya gitu. Ah, itu. Ya udah, nanti deket kita aja lah. Kalau nanti ketemuan gitu, berarti etik nggak apa-apa. Di dalam juga nggak apa-apa. Sering begitu, Mas. Jadi misalnya saya ke kantor nih, waktu masih aktif. Sering juga Hetty ikut ke kantor. Walaupun dia nunggu di ruang istirahat saya. Jadi, tapi kan begitu tamu selesai, saya ngobrol lagi. Ntar tamu lagi, atau rapat staff gitu loh. Jadi ya hal kecil tetapi, misalnya Mas Deddy disini. Nggak ada salahnya Mas siapin kamar istirahat Mas Deddy disini. Mbak ajak sini. ya memang itu yang terjadi biasanya makanya tadi ketika saya lihat bapak datang ditemani oleh mbak Heti kayaknya sama nih masalahnya sama, cuman saya belum bisa menyelesaikan karena dirongrong terus nih kapan jalan-jalan, kapan ini, kapan ini dia sudah punya tiket untuk liburan tahun baru Jauh banget ya? Dia beli diam-diam pak. Oh gitu ya? Karena kalau kasih tau saya, pasti saya lama-lama itu. Jawabnya lama. Tapi gak jadi. Tapi artinya keluarga juga penting ya pak ya? Penting mas. Oh sangat penting. Sangat penting ya pak ya? Sangat penting. Dan makanya saya ngeliat bapak kemana-mana sama Mbak Henti. Pertanda dua sih sebenarnya. Apa itu mas? Antara sayang apa dijagain. Iya dua-duanya lah ya. Tapi dijagain karena sayang. Karena orang jagain tuh karena tidak mau kehilangan. Orang jagain tuh karena cemburu. Betul. Karena sayang Betul Dua-duanya oke Tapi kayaknya lebih dijagain sih Pak Itu kan pandangan orangnya Nggak terganggu Pak Nggak Justru saya sering ngajak Ini bukan karena ngomong disini kan Lebih banyak saya ngajak loh Mas Bukan karena Mbak Eti Oh nggak, sama sekali Lebih banyak saya ngajak Saya juga gitu Pak gue sih ketauan bohong nih ngomong saya juga gitu, saya tidak pernah tegang kalau istri saya ikut tuh tuh kan bapak ketawanya saya ngelom gitu kan saya kalau istri saya ikut habis ngomongnya kelihatannya ini sih enggak maksudnya dia tadi ngomong tuh tegas gitu saya mau ngomong gitu ketauan bohong gitu loh tapi kalau istri ngajak bapak ke agendanya istri gimana? Ya, justru Hetty jarang ngajak sih Misalnya ketemu temennya Ya, mungkin Yelah temennya takut sama anda Justru gak mau Mungkin gak mau terganggu malah ya Iya, saya tau Pasti ada yang duduk hidup diam gitu kan terus tempatnya bubar satu-satu tapi pasti keluarga penting ya pak ya? sangat penting mas bagi saya anak lah sebagainya ya kayak mas sayang sama aska lah Sama siapa adiknya? Nada. Nada. Dan harus menjelaskan juga ya namanya. Karena kita workaholic, kita kerja. Tapi ya buat mereka juga. Iya. Kan ending-endingnya buat mereka juga. Karena pasti kan you get some, you must lose some lah. Iya. Nah itu. Nah itu dia. Betul. Nggak mungkin mau mendapatkan semuanya. Nggak bisa lah. Mau punya waktu bersama terus-terusan. Tapi mau sekolah bagus. Nah duitnya dari mana? Duit banyak. Duit banyak tapi. Sempurna banget. Iya duit banyak tapi nggak kerja apa. apa-apa jalan-jalan gitu kan. Gak mungkin. Gak mungkin juga. Karena lu menang, lu kalah. Udah pasti. Pak Andika. Siap mas. Atau General Andika. It's an honor to talk to you. Terima kasih banyak udah mampir. Terima kasih. Dan mudah-mudahan apapun kedepannya yang bapak lakukan bisa berguna untuk bangsa, negara dan keluarga. Siap. Terima kasih banyak pak. Let's close this.