Transcript for:
Memahami Qadar dan Qadha dalam Akidah

Al-Qadr Khairihi wa syarrihi Qadr Ini bicara tentang Qadr ini ada hubungannya Kalau penjelasannya ini Qadr dan Qadr Baik dan buruk Wal-Qadr dan ketentuan Allah Khairihi wa syarrihi Baik dan buruk Ada disana Qadr Ada disana Qadr Qadr adalah pengetahuan Allah Qadha adalah pengetahuan Allah terhadap sesuatu yang telah terjadi, sedang terjadi, dan akan terjadi. Kalau Qadha, merupakan kodok Allah, bahasanya engkau nanti akan menikah punya anak jadi ulama semua, kodok Allah, tapi belum terjadi kodok Allah, Allah sudah mengetahui dari zaman azali, zaman dahulu dan dahulu karena ilmu Allah adalah kodim, dahulu, jadi Allah sudah tahu pengetahuan Allah, Allah sudah tahu kalau kamu nanti para sandri akan menikah lahir anak yang banyak, ulama semuanya, itu Allah tahu, Allah tahu Tapi sekali lagi, pas laki belum menikah, ini babnya bab kok. Kodok, baru kamu menikah.

Mulai. Kodor. Ketentuan yang Allah berlakukan, Kodor.

Sesuai dengan pengetahuan Allah. Ketentuan yang Allah berlakukan, sesuai dengan pengetahuan Allah. Ketentuan yang Allah berlakukan, sesuai dengan...

pengetahuan Allah itulah Qadar jadi Qadar berbunyi begini Allah tahu bahwa kalian akan menikah dan nanti punya anak ulama-ulama ini Qadar, sebelah lagi kamu belum menikah yaitu Qadar kemudian setelah itu kamu menikah mulailah Qadar berlaku disini kemudian punya anak, kau didik, satu jadi ulama nah ini, pada menurutnya itu Qadar jadi kita harus percaya Qadar dan Qadar ini, Qadar adalah sesuai dengan kehendak Allah sesuai dengan pengetahuan Allah itulah kodok-kodar kodok-kodar gak ada urusannya dengan perilakumu saat ini aku memilih makan yang haram atau yang halal gak ada hubungannya dengan disitu orang selalu mengatakannya kalau percaya kodok-kodar baik dan buruk ya saya serahkan oh bukan begitu ini babnya kodok-kodar ini urusan Allah gak ada hubungannya dengan perilakumu kalau perilakumu kau diberi akal misalnya apa? Allah menentukan kepada seorang hamba Dengan kemaksiatan, na'udzubillah. Tidak boleh berhujan dengan qadar.

Qadar, qadar, qadar itu bunyinya begini. Allah tahu bahwasanya pada tahun ini jam begini si Fulan melakukan kemaksiatan. Kemudian di jam, halal dan bulan yang sudah ditentukan bermaksiatlah orang tersebut. Berarti maksiatnya sesuai dengan qadar dan qadar Allah.

Ada pun masalah bermaksiatnya seorang hamba tentang tanggung jawab. Tidak ada urusannya dengan kodok dan kodar Sekarang masalah tanggung jawab Mu adalah begini bunyinya Allah berikan kepadamu akal Untuk bisa memilah dan memilih Lalu kau tidak menggunakan akalmu Kemudian Allah memberikan kepadamu kehendak Bohong kalau engkau tidak berkehendak Allah menghendakimu berkehendak Maka engkau pun berkehendak Maka dengan kehendakmu itulah yang akan dihisap dirimu maka disaat seseorang tidak punya kehendak, dia tidak akan dihisap orang tidur tiba-tiba membunuh, dia tidak dosa orang gila membunuh, tidak dosa karena kehendaknya sudah dicabut oleh Allah tapi kalau Allah sudah memberikan kepadamu, menghendakimu berkehendak maka engkau ditanya tentang kehendakmu itu dan kehendakmu itu dikehendaki oleh Allah maka jangan kondisbakan pekerjaan buruk itu kepada Allah Waktu seseorang minum minuman keras, dia berkehendak. Dia niat, dia mengambil gelas, kemudian menuangkannya, lalu dia meminumnya. Ini adalah kehendaknya. Apakah Allah tidak menghendaki?

Tidak ada yang terjadi di semesta ini, kecuali dengan kehendak Allah. Cuma engkau pun punya kehendak, jadi kehendakmu itulah yang akan ditanya. Adanya kebakaran, kecelakaan, perzinaan, semua terjadi atas kehendak Allah.

Cuman urusanmu bukan urusan terjadi. terjadinya ini, terjadinya secara umum, terjadi pada dirimu, engkau akan ditanya kan kita bisa memilih, ini adalah nanti masalah halikasem nanti ini agak pelik masalah ini cuman orang biar tidak berhujah dengan kodar, kodok-kodar, kodok-kodar dengan kemaksiatannya tidak, jangan berhujah atas kemaksiatan kita dengan kodok-kodar kodok-kodar itu pengetahuan Allah terhadap apa yang terjadi atau sedang terjadi kemudian masalah takdir atau kodar adalah Allah memberlakukan sesuatu kepada hamba-Nya sesuai dengan pengetahuannya. Tidak ada hubungannya. Nisbatnya baksyat dengan si fulan, si fulan tidak ada hubungannya. Nah sekarang bicara tentang tanggung jawab.

Masalah tanggung jawab seorang hamba, kita diberi akal. Kemudian diberi oleh Allah kehendak. Dan kehendak kita inilah yang akan ditanya oleh Allah.

Jadi kalau orang tidak berkendak, tidak ditanya. Jadi kita tanggung jawab dengan kehendak kita. Semua yang tidak punya kehendak tidak dosa, namanya tidak sengaja, tidak menghendaki, tapi kalau sudah berhendak membunuh dengan sengaja Membunuh dengan sengaja berkehendak, baik ini beda masalah kehendak kita, kita ditanya atas kehendak kita Maka kalau begitu, semua yang terjadi pada kita ya memang kodar Allah itu, betul kodar Allah Tapi urusan kehendakmu ada di dalam pekerjaanmu itu Maka kita harus bertanggung jawab terhadap apa yang kita perbuat di dalam kehidupan ini Hanya orang gila saja mengatakan, wah itu bukan urusan saya Bagaimana urusanmu? Kamu hendaki Benar, demi Allah saya gak sadar loh Kalau gak sadar ya memang kamu gak dosa Tapi kamu sadar Na'udzubillah, ada seorang sadar dia Pergi ke hotel melakukan zina, dia sadar Bohong kalau tidak berkehendak Kalau tidak berkehendak, Anda bisa bersihkan dia.

Nah ini, semuanya sadar kalau kita berkehendak. Itulah yang akan ditanya oleh Allah SWT. Jadi bicara tentang qadar khairihi wa syarihi bukan masalah, kehendakmu itu bukan. Qadar khairihi wa syarihi ada urusannya dengan kehendak Allah dan pengetahuan Allah SWT. Kehendak Allah dan pengetahuan Allah, bukan kehendakmu.

Ada pun kehendakmu itu yang bakal ditanya tentang perilaku kita. Selesai. Nanti akan dibahas juga di dalam pembahasan akidah masalah Kodok-kodar secat takdir. Selesai disini.