Aduh, sakit flu gini gak enak banget deh Udah pusing, ingusan, makan gak enak, ii badan jadi lemes Gak bisa berhenti bersin-bersin lagi Yang paling gak enak itu, kalau lagi penyakitan kayak gini Kita jadi gak bisa sekolah, dan gak bisa kumpul sama temen-temen Karena nanti mereka juga bisa ketularan. Kadang kalau kita maksain masuk sekolah, malah suka dijauhin karena dibilang penyebar penyakit, atau yang lebih gaul lagi, penyebar virus. Kalau udah dicap kayak gitu, aku sih nggak tersinggung.
Malah jadi penasaran, virus itu apa sih? Bukannya sakit itu penyebabnya kuman ya? Eh, atau...
Bakteri ya? Tapi dulu ibu kan sering bilang, mungkin ini gara-gara keujanan, terus basah, jadi kedinginan, dan suhu badan jadi naik. Atsh! Bersin deh.
Aduh, aku minum obat dulu deh. Baru kita jawab penasaranku tadi. Sebenarnya virus itu apa ya? Seringkali kalau kita tiba-tiba sakit, yang kita salahin itu perubahan cuaca atau kehujanannya. Tapi sebenarnya penyakit yang mudah menyebar kayak flu aku tadi biasanya disebabkan oleh mikroorganisme.
Organisme yang kecil banget sampai-sampai nggak kelihatan sama mata kita. Hujan atau cuaca yang buruk pada dasarnya cuma lemahin kondisi tubuh. Nah kalau udah lemah kayak gini, mikroorganisme itu lebih mudah buat nyerang kita. Zaman dulu kalau lagi ngomongin penyakit, musuh terbesar manusia itu bakteri.
Mikroorganisme ini pertama kali ditemukan oleh ilmuwan asal Belanda, Anthony van Leeuwenhoek pada tahun 1676. Sejak itu kalau lagi ada yang sakit nih, yang pertama terpikir oleh orang-orang adalah infeksi bakteri. Karena saat... itu belum ada obat yang ampuh buat melawan bakteri, luka kecil kayak gak sengaja kena pisau pas lagi ngupas apel aja, bisa berakibat fatal. Untungnya sekitar 100 tahun yang lalu ilmuwan nemuin penicillin antibiotik pertama. yang pertama di dunia.
Hasilnya, bakteri udah gak semengerikan dulu. Kalau keserang bakteri, tinggal minum antibiotik, dan kemungkinan besar bakal sembuh. Tapi beberapa dasar warsa sebelum ditemukannya penisilin, beberapa ilmuwan nemuin sumber penyakit baru, yang ukurannya jauh lebih kecil dari bakteri.
Mikroorganisme misterius ini punya ciri dan kelakuan yang bikin ilmuwan saat itu pusing tujuh keliling. Dan semua itu berawal dari tanaman tembakau. Pada tahun 1882, muncul penyakit bintik kuning yang nyerang daun tembakau, salah satu komoditas besar saat itu. Penyakit ini bikin daun yang tadinya sehat, jadi ada bintik-bintik kuningnya. Adolf Meyer, ilmuwan asal Jerman, nemuin kalau penyakit ini ternyata menular.
Tumbuhan tembakau yang sakit bisa bikin tumbuhan tembakau di sekitarnya ikutan sakit juga. Lewat getah pohonnya. Karena sumber penyakitnya nggak kelihatan, Adolf nyimpulin kalau pasti ada mikroorganisme yang menyerang tumbuhan tembakau itu. Tebakan atau hipotesis pertamanya adalah bakteri.
10 tahun setelahnya, di tahun 1892, ahli botani asal Rusia Dmitri Ivanovski mulai lagi nih percobaannya Adolf Meyer tadi. Bedanya, saat itu udah ada alat penyaring bakteri yang disebut penyaring Chamberlain. Kalau larutan atau cairan yang penuh dengan bakteri dilewatin penyaring Chamberlain ini, bakterinya bakal kepisah dari larutannya.
Ivanovski awalnya berharap organisme yang bikin tembakau sakit itu benar-benar bakteri. Karena kalau memang iya, dia bisa pakai penyaring Chamberlain buat misahin bakteri dari getah tembakaunya. Langsung deh dia ngerjain uji getah tembakau yang pada penyakitan itu. Getah tersebut disaring sama dia, terus dikasih dengan dioles ketumbuhan tembakau yang sehat.
Logikanya, kalau yang bikin tembakau sakit itu bakteri, Harusnya getah yang udah disaring itu gak akan bikin tembakau yang lainnya jadi sakit. Tapi ternyata tembakau yang sehat tetep aja sakit. Akhirnya Ivanovski ngambil kesimpulan.
Kalau penyakit itu disebabkan oleh organisme yang... yang jauh lebih kecil dari bakteri, atau bisa jadi oleh zat kimia yang dihasilin sama bakteri yang kesaring. 5 tahun kemudian, di tahun 1897, ahli mikrobiologi Martinus Beyerink, nyoba lagi nih buat nyari penyebab sebenarnya dari penyakit yang nyerang tembakau tadi.
Awalnya, dia masih berasumsi kalau penyakitnya disebabkan oleh organisme yang memang jauh lebih kecil dari bakteri. Saat itu, para ilmuwan punya dua pendapat. Pertama, kalau semua penyebab infeksi itu bisa disaring oleh penyaring bakteri atau Chamberlain tadi. Selain itu, yang kedua, mereka juga bisa ditumbuhin di sebuah medium pertumbuhan bakteri. Atau tempat yang kaya nutrisi, yang kalau kita tanam bakteri di sana, biasanya bisa jadi tempat tumbuhnya bakteri.
Karena Ibnowski udah nguji syarat pertama, lolos saringan atau enggak, Martinus lanjut nguji syarat yang kedua. Organisme yang ada di getah tembakau bisa nggak sih ditumbuhin di mediumnya sendiri? Selain itu, dia juga ngetes apakah organisme itu bisa tahan terhadap alkohol, zat yang saat itu diketahui bisa digunain buat membunuh bakteri.
Hasilnya, Omar Ines nemuin dua fakta besar. Pertama, ternyata si partikel mikroskopis yang menyerang tembakau ini nggak bisa tumbuh, hidup, maupun diperbanyak di medium pertumbuhan bakteri. Tapi anehnya waktu dikasih ke tanaman tembako lagi, tetap aja dia bikin tanaman tembakaunya sakit.
Bahkan sampai beberapa kali diulang, tetap tanaman yang tadinya sehat jadi sakit. Di sini, Martinus menyimpulkan kalau partikel mikroskopisnya itu bukan bakteri dan bukan juga zat kimia. Karena dia ternyata punya kemampuan buat memperbanyak diri. Tapi uniknya, Dia butuh organisme lain dulu buat hidup dan memperbanyak diri.
Fakta kedua, Martinus nemuin kalau si organismenya ini nggak mati waktu dimasukin ke dalam alkohol. Padahal kalau dia benar-benar bakteri, harusnya mati dan nggak nularin penyakitnya ke tumbuhan tembakau lainnya lagi. Dari dua fakta itu, Bering nyimpulin kalau yang bikin tembakau sakit itu adalah jenis organisme yang baru, yang kemudian dia beri nama Contigium Vivum Fluidum atau kuman hidup yang bisa larut. Karena sifatnya yang bisa larut, dia mengenali lagi istilah virus yang awalnya digunakan untuk racun atau cairan yang berbahaya. Puluhan tahun setelahnya, di tahun 1935, Wendell Stanley, ahli biokimia asal Amerika, berhasil mengisolasi atau memisahkan partikel yang menyerang tanaman tembakau tadi.
Dari eksperimen ini, Stanley menemukan kalau ternyata si organisme ini juga punya sifat partikulat. Maksudnya, dia bisa masuk ke kondisi tidak aktif atau kondisi yang bikin sifat dia kayak partikel atau zat kimia. Di kondisi ini, dia nggak kayak makhluk hidup dan bisa tahan terhadap zat-zat berbahaya kayak alkohol tadi.
Tapi, kemudian dia bisa masuk ke kondisi tidak aktif. kalau dia masuk ke organisme lain, kayak tumbuhan makro tadi, dia bisa tiba-tiba hidup. Dan sifatnya jadi kayak makhluk hidup.
Bisa berkembang biak. Ukuran partikel yang diamati oleh Stanley kecil banget. Dan hanya bisa dilihat kalau pakai mikroskop.
Dari pengamatannya ini, Stanley lah yang jadi orang pertama yang memvisualisasikan atau melihat bentuk virus. Dia juga yang ngasih nama virus yang menyerang tumbuhan tembakau. Virusnya dia beri nama Tobacco Mosaic Virus atau TMV dan bentuknya kayak gini. Sejak masanya Stanley, penelitian virus terus berkembang.
Ilmuwan-ilmuwan yang lain jadi pada semangat untuk mengungkapkan keberadaan dan jenisnya. Bahkan dia jadi satu cabang ilmu sendiri loh, namanya virologi. Saat ini, ilmuwan...
sudah lebih banyak tahu tentang virus. Di alam ini, unit terkecil dari makhluk hidup adalah sel. Tapi virus itu nggak berasal dari sel. Mereka punya ukuran yang jauh lebih kecil dari sel dan punya bentuk yang beragam.
Kalau lagi nggak di dalam makhluk hidup lain, virus berbentuk partikel. Partikel ini terdiri dari 3 lapisan yang berbeda. Ada bahan genetik DNA, atau atau RNA di lapisan paling dalam yang dilapisi oleh lapisan protein dan lapisan lipid atau lemak.
Bentuknya juga macam-macam. Ketika virus berada dalam bentuk partikel, dia nggak bisa berkembang biak. Jadinya malah lebih mirip zat kimia biasa, bukan makhluk hidup. Tapi kalau partikel ini masuk ke dalam makhluk hidup lain, Kayak bakteri misalnya, virus jadi lebih hidup, jadi bisa memperbanyak diri, dan akhirnya mirip dengan makhluk hidup. Di sini, dia bakal mempengaruhi kerja makhluk hidup yang dimasukinya.
Biasanya bakal bikin makhluk hidup itu sakit, kayak bikin kita jadi sakit flu. Tapi jadi bingung gak sih, sebenernya virus ini makhluk hidup atau bukan ya? Kok bisa berubah-ubah gitu dari yang gak hidup?
Ke yang hidup. Nah, jawabannya bakal kita kupas tuntas di video berikutnya. Di video ini kita udah belajar banyak tentang asal mula ditemuinya virus.
Dimulai dari Adolf Mayer yang pertama ngelakuin percobaan di daun tembakau. Terus ada Ivanovski yang nemuin kalau ternyata si organisme yang nyerang daun tembakau itu bukan bakteri. Berlanjut ke penelitiannya Martinus Beyrink yang nemuin fakta kalau zat atau organisme yang bikin penyakit di tembakau itu cuma bisa berkembang biak di dalam tanaman tembakau dan nggak mati meski dikasih alkohol.
Terakhir kita juga udah belajar kalau Wendell Stanley lah yang akhirnya berhasil melihat virus pertama kalinya dan menyimpulkan kalau dia itu berbentuk partikel. Dan partikelnya baru aktif. seperti makhluk hidup kalau udah di dalam makhluk hidup lain.
Tapi ini baru awal mula perjalanan kita untuk memahami virus. Di video-video berikutnya kita akan belajar gimana virus itu bisa bertahan hidup dan gimana dia bisa menginfeksi makhluk hidup lain dan akhirnya bisa bikin kita sakit flu. Kalau kamu mau denger lagi cerita tentang penemuan virus, langsung aja klik-klik timestamp yang ada di bawah video. Sampai jumpa di video berikutnya. Dadah!