10 pelajaran penting setelah umur 30 yang baru gue sadarin. Gue bikin video ini tujuannya untuk kalian yang belum umur 30 atau belum mengalaminya, itu bisa belajar dari pengalaman gue ini. Buat yang belum kenal, kenalin nama gue Ogut.
Gue seorang content creator dari akun Muda Cuma Sekitar. memiliki anak, itu adalah sebuah hal yang menakutkan buat gue. Karena pastinya pada saat mau punya anak itu, kita berpikir oh nanti ada nambah biaya lagi, nambah biaya ini, biaya itu, dan kita kerepotan ngurus, dan lain-lainnya. Akhirnya kita jadi agak, ya mikir kira-kira punya anak atau enggak ya.
Tapi setelah lu bener-bener nanti punya anak, dan gue punya anak itu di umur 27 tahun, itu rasanya luar biasa berbeda banget sebagai manusia. Di umur 27 tahun, gue udah alhamdulillah hidupnya nyaman, secara finansial cukup keren. kuat, tapi sebelum punya anak, gue ngerasa hidup gue tuh kering sebenernya. Jadi kayak hidup tuh cuman ya rutinitas aja sama pasangan gue, terus abis itu kerja kerja, kerja, dan kerja udah gitu aja. Tapi setelah punya anak yang tadinya happiness lo levelnya segini dengan adanya punya anak, happiness lo tuh naik lagi ke atas jadi uang yang lo dapatkan, lo gak cuman nikmatin sendiri, lo kasih ke orang lain, which is itu adalah darah daging lo sendiri, itu memberikan happiness lo lebih naik lagi.
Dan yang gue rasakan juga adalah kehangatan dari sebuah keluarga saat lo punya anak itu luar biasa besar gue baru ngerasain yang namanya gue tuh rela untuk susah demi satu orang sebelum punya anak tuh gue gak pernah ngerasain itu even ke orang tua even ke pasangan ya pas udah punya anak itu gue rela hidup gue susah yang penting anak gue bahagia itu sebuah hal yang gak pernah gue rasakan sebelum gue punya anak makanya gue cukup heran kenapa orang gak pengen punya anak apalagi kalau misalnya finansialnya udah kuat abis itu juga mentalnya juga udah kuat gue bingung kenapa mereka gak mau punya anak ya tapi Tapi itu hak mereka sih. Tapi menurut gue adalah buat kalian yang belum punya anak, coba deh punya anak selama mental kalian siap dan keuangan kalian juga siap. Dan pastinya anaknya ya bukan yang luar kawin ya, tapi yang dari dalam perkawinan yang halal. Pasti rasanya indah banget.
Yang kedua adalah baca buku gak harus sampai selesai. Jadi waktu jaman gue, muda ya umur 20-an, itu tuh lagi rame-ramenya buku self-development. Nah di kala itu gue tuh berusaha untuk baca buku sebanyak-banyaknya sampai habis.
Gue udah baca mungkin hampir 100 buku. Ya gak banyak-banyak banget tapi cukup oke lah Saat gue membaca buku pas gue muda Itu tuh gue berusaha untuk bacain lembar per lembar sampai habis Tapi setelah gue pelajari sekarang dan gue udah sampai ke umur 30 sekarang Ternyata buku itu menurut gue gak perlu harus dihabiskan Tapi yang penting adalah buku itu menjawab rasa penasaran intelektual lo Jadi sekarang gue tuh baca buku gak harus dari awal sampai akhir Tapi yang gue lakukan adalah screening Gue cari daftar isinya, mana topik yang gue bakalan baca Berdasarkan dari ketertarikan intelektual kolektualitas gue, barulah gue baca di situ. Seandainya nanti pas gue baca di bab tertentu, dan ternyata bab tersebut harus nyambung ke bab sebelumnya atau bab selanjutnya, barulah gue baca.
Dan kalau misalnya gue udah bosen sama buku itu, bisa aja gue stop baca bukunya, gue baca buku yang lain atau baca buku yang sebelumnya udah pernah gue baca. Gue nge-review-review lagi. Pelajaran yang ketiga adalah sukses banyak tergantung dengan luck.
Ini mungkin agak sedikit bertabrakan dari banyak yang orang-orang bilang untuk sukses itu harus kerja keras. Tapi di umur gue sekarang, gue ngerasa bahwa banyak fakta. Faktor luck yang mempengaruhi kesuksesan lo.
Kalau misalnya ditanya orang yang super sukses gitu. Misalnya dia disuruh balik lagi ke 0. Terus ngelakuin apa yang dia lakukan. Sampai ke titik. dia saat ini dengan apa yang dia lakukan dulu, aktivitas yang sama, mungkin hasilnya nggak akan seperti yang mereka dapatkan di saat ini. Nah, gue sadarin ini bahwa luck itu memang ada, nggak bisa dipungkiri.
Kadang-kadang lu udah kerja keras, udah kerja cerdas, udah kerja sungguh-sungguh, tapi belum dapet lucknya ya lu nggak bisa pecah telur. Cuman ini bukan berarti untuk lu males-malesan ya, karena faktor luck itu kalau misalnya di breakdown itu banyak banget. Bisa dari timing, bisa dari privilege lu, bisa dari macem-macem. Nah, karena kita nggak bisa mengontrol si faktor luck ini, which is itu adalah external factor, Yang kita perlu lakukan adalah ya kita bersiap dan memprepare diri kita untuk menjemput waktu. Itu keberuntungannya kita Itu gak semata-mata cuman hasil kerja keras, kerja cerdas, kerja sungguh-sungguhnya dia Enggak Tapi emang ada faktor luck yang di luar kontrolnya mereka juga Orang bisa setuju, orang bisa gak setuju Gak ada masalah Tapi itu pendapat gue pribadi dan apa yang gue alami pribadi Pelajaran nomor 4 yaitu Jangan keluar dari zona nyaman Banyak orang di luar sana adalah Coba keluar dari zona nyaman lu Coba keluar dari zona nyaman lu Kalau misalnya lu belum mencapai zona nyaman lu Ya memang lu tidak boleh males-malesan Karena lu itu lagi dalam proses untuk membangun zona nyaman Nah, cuma yang jadi masalah adalah karena orang terdoktrin sama keluar dari zona nyaman, keluar dari zona nyaman, keluar dari zona nyaman, banyak orang yang terjerumus.
Gue pernah dapet cerita dari salah satu temen gue, bokapnya itu dulu pengusaha, pengusaha di bidang A misalnya. Tapi karena dia pengen berusaha keluar dari zona nyaman, Dia ambil capitalnya, uangnya dari bisnisnya yang awal, untuk buka bisnis baru yang dia bener-bener gak tau, dia bener-bener antah-berantah, gak ada pengetahuan di bagian bisnis tersebut yang baru mau dicoba. Akhirnya dia ambil resiko sangat besar, dan dia hantam uangnya ke... bisnis barunya dia.
Dan akhirnya bangkrut bisnis barunya. Dua-duanya, bisnis yang lama sama bisnis yang barunya ini akhirnya runtuh. Dan gue denger dari anaknya, dia bilang keluar dari zona nyaman tidak selamanya benar. Nah yang perlu lu garis bawahi adalah bukan berarti kita tidak boleh mencoba hal baru. Kita boleh mencoba hal baru.
mencoba hal baru, tapi dengan manajemen resiko yang terukur yang masih bisa kita terima. Nah, gue punya pendapat, nih pendapat pribadi ya, kalau misalnya lo udah mencapai zona nyaman, tugas lo itu bukan lo keluar dari zona nyaman. Bukan.
Tapi tugas lo adalah maintain zona nyaman lo atau memperluas zona nyaman lo dengan mencoba hal baru. Tapi tentunya yang seperti gue bilang, mencoba hal barunya dengan resiko yang terukur. Biar tujuannya adalah zona nyamannya tetap jalan. Kalau misalnya udah sampai zona nyaman, kenapa harus keluar dari zona nyamannya?
Kecuali kalau lo belum sampai ke zona nyaman, Waktunya lu untuk merasakan ketidaknyamanan, ketidakenakan untuk membangun zona nyaman lu yang ada di depan mata lu nantinya. Pendapat ini bisa aja berubah karena gue juga bukan orang paling kaya di Indonesia, gue bukan orang paling sukses juga. Mungkin dengan bertambahnya usia lagi, dengan bertambahnya pengalaman hidup, pendapat gue bisa berubah.
Nanti kalau misalnya berubah gue share lagi. Nomor 5, dunia itu tidak seindah bacetan motivator. Kalau misalnya kita ngeliat motivator-motivator di luar sana, banyak sekali yang bilang kerja keras pasti sukses, usaha pasti sukses, semua orang bisa sukses. Jawabannya, enggak. Enggak gitu.
Banyak banget faktor-faktor di luar kemampuan kita yang membuat kita itu bisa sukses atau tidak. Seringkali kita udah lakuin do the best, udah lakuin yang terbaik yang kita bisa lakukan. Tapi kalau misalnya kondisi dunia itu tidak mendukung kita, ya ujung-ujungnya lo tetap enggak sukses-sukses.
Contohnya bayangin kalau lu di tahun 2022 waktu tech winter itu baru buka startup. Dimana uang mahal karena interest rate tinggi ya atau suku bunga tinggi. Investor-investor gak ada yang mau keluarin dananya karena lagi bunga tinggi dan lagi tech winter.
Pertanyaannya. Apakah lo bisa sukses? Jawabannya ya bisa, tapi kecil kemungkinannya.
Selama tech winter tersebut di tahun 2022 sampai 2023, lo harus punya cadangan cash yang cukup untuk bikin perusahaan lo tetap running well. Operasionalnya jalan terus. Apakah banyak orang yang tahan selama setahun dua tahun kayak gitu untuk nalangin terus-terusan? Kalau misalnya lo bukan dari orang yang punya capital ya belum tentu bisa. Maka dari itu, gak selamanya seperti yang gue bilang juga di poin sebelumnya, lo kerja keras, lo kerja sungguh-sungguh, pasti ada hasilnya, pasti sukses, gak juga.
Tapi yang lo harus lakukan adalah lo harus ngerti bagaimana dunia ini bekerja. Lalu, Lo harus pelajarin gimana makroekonomi bekerja, mikroekonomi, bagaimana kebijakan pemerintah, bagaimana kebijakan-kebijakan negara lain, yang ujung-ujungnya akan berimpak dengan lo. Nah kebanyakan nih anak-anak umur 20-an itu masih idealis. Mereka lupa dan tutup mata sama kondisi dunia saat itu, dan akhirnya dia main langsung hajar tanpa mempertimbangkan hal-hal tersebut.
Contohnya seperti waktu gue bikin konten di tahun 2018 mulanya. 2018-2019 itu gue belum bener-bener take off ya. Waktu jaman konten kreator masih belum terlalu seramai sekarang. Take off-nya itu di tahun 2018. 2020 pas covid, dimana orang-orang itu tidak beraktivitas secara offline, dia mostly di rumah ya pastinya mengkonsumsi konten. Disitu job gila-gilaan, endorse gila-gilaan, ditambah lagi suku bunga sangat rendah waktu itu.
Dan startup tuh lagi dihidanain funding gila-gilaan sama venture capital. Alhasil karir gue sebagai content creator melejit banget. Cuman perbedaannya adalah di tahun 2018 sampai 2019 gue kan merintis tuh dengan penghasilannya pas-pasan.
Tapi itu kan jadi content creator yang dimana gue gak perlu modal, stok barang, harus ngeluarin biaya karyawan, semuanya gue lakuin. Jadi resikonya sangat kecil. Nah alhasil pas take off, ya gue masih ada bensin untuk tetap bikin konten.
Coba bayangin kalau misalnya lo perusahaan yang harus ngegaji karyawan tiap bulan, apakah 2 tahun itu lo kuat ngegaji terus-terusan tanpa ada pemasukan atau tanpa investor untuk nyuntik modal ke perusahaan lo? Jawabannya belum tentu. Jadi di poin ini pesannya adalah lo harus ngerti gimana cara dunia ini bekerja.
Poin nomor 6, hidup itu adalah tanggung jawab. Kita sebagai individu itu punya banyak peran. Peran sebagai teman, peran sebagai anak.
Contohnya gue peran sebagai suami dari istri gue. Peran sebagai ayah, peran sebagai kakak dari adik gue, peran sebagai anak dari orang tua gue. Sometimes yang kita lakukan itu gak melulu harus membuat kita happy. Tapi kita harus lakukan itu karena kita punya tanggung jawab terhadap peran-peran tersebut.
Gue kasih tau contohnya seperti apa. Contohnya misalnya gue liburan. Liburan gue itu basically gue suka diving.
Gue sangat suka diving, gue cinta banget scuba diving. Tapi keluarga gue gak ada yang diving, cuma adek gue doang sih diving Nah mostly keluarga gue sukanya itu makan sama belanja Kalau misalnya pergi-pergi ke luar negeri atau pergi-pergi ke tempat-tempat wisata Nah pada saat liburan, apakah harus selalu gue ikutin mau gue untuk diving dan lain-lain? Jawabannya enggak, karena gue punya tanggung jawab di peran-peran gue tersebut Sebagai anak, sebagai suami, atau sebagai ayah Jadi saat gue liburan sama keluarga, disitu gue tidak menganggap itu liburan Tapi disitu adalah tanggung jawab gue menyenangkan keluarga gue Pertanyaannya apakah happy?
Tapi jawabannya ya biasa-biasa aja. Tapi apakah puas? Jawabannya puas. Karena gue udah menjalankan tanggung jawab gue sebagai anggota keluarga di keluarga tersebut. Jadi buat kalian yang masih umur 20 tahun ke atas, sering nanti pada saat kalian sudah lebih dewasa, kita melakukan hal-hal yang tidak kita sukai, tapi itu harus kita lakukan, karena itu tanggung jawab kita, dan rewardnya bukannya happiness nanti ke depannya, tapi adalah kepuasan.
Poin nomor 7. Terinspirasi boleh, mengimitasi gak boleh. Sekarang ini kan banyak banget influencer-influencer yang super sukses di luar sana. Bukan gue, gue gak super sukses. Gue hidup nyaman Alhamdulillah. Dan gue ngeliat banyak sekali error dari anak-anak muda zaman sekarang.
Anak-anak muda zaman sekarang tuh blindly following their idol. Jadi kayak tutup mata, dia follow apapun yang dilakukan sama orang tersebut yang membuat dia terinspirasi. Dan dia berharap someday dia adit. titik situ. Apakah salah?
Jawabannya tidak salah, tapi kalian harus adjust atau harus ubah cara berpikir kalian. Kita sebagai manusia itu punya perannya masing-masing di dunia ini. Punya masa lalu yang berbeda, punya background keluarga yang berbeda. Nah, kalian akan salah kalau seandainya kalian benar-benar mau plek keti plek sama dengan orang tersebut.
Jawabannya tidak, tidak bisa. Karena kalau kalian udah sampai sana, belum tentu kalian mencapai kepuasan yang kalian inginkan. Karena pada dasarnya orang itu berbeda-beda. Backgroundnya, karakternya, dan lain-lainnya. Kalau dianalogikan sama binatang, misalnya kalian itu adalah burung.
Nah, terus influencer yang kalian suka itu adalah ikan. Pertanyaannya, seekor burung apakah bisa menyelam seperti ikan? Jawabannya enggak. Tapi seekor burung itu bisa belajar gimana caranya konsisten si ikan dalam terbang dan melawan arus di bawah laut. Dan juga seekor burung bisa belajar sama ikan melihat tanda-tanda bencana alam dari pergerakan laut.
Alhasil dia dapetin sesuatu dan dia manfaatin hal tersebut untuk... Kehidupannya dia dengan versinya dia yang si burung itu terbang. Contohnya si ikan ngajarin kalau misalnya ombaknya surut ke tengah laut itu kemungkinan besar ada tsunami.
Nah akhirnya si burung menggunakan informasi tersebut untuk terbang menjauhi pantai saat ada tanda-tanda tsunami tersebut. Sementara ikan bukannya terbang menjauhi pantai tapi mungkin dia ngumpet di bagian-bagian yang tidak terkena tsunami pada karang-karang di bawah laut. Informasinya sama tapi aplikasinya berbeda.
Harapan gue dari kalian setelah nonton video ini adalah kalian bisa ambil yang bagus-bagusnya dari seorang influencer. yang kalian suka, dan kalian aplikasikan kepada hidup kalian yang benar-benar cocok. Gue cukup miris soalnya sama anak-anak muda-anak muda zaman sekarang ya.
Kebanyakan baca buku self-help, self-development, dan lain-lainnya. Tapi banyak orang yang melupakan satu hal penting banget, yaitu adalah self-awareness. Orang gak sadar dirinya siapa, kekuatannya apa, kelemahannya apa, interest-nya dimana, dan lain-lainnya. Sama kayak burung, dia gak sadar kalau dia burung, akhirnya dia mencoba untuk berenang. Setelah gue sadar self-awareness, misalnya kalau gue...
gue mau berinvestasi di sebuah instrumen investasi, gue sadar gue itu orang yang tidak sabar untuk trading. Jadi gue lakuinnya adalah investment. Gak ada masalah gue cuma dapetin returnnya kecil, 20%, 15%, 11%.
Tapi gue tahu itu adalah forte-nya gue. Atau itu adalah keahliannya gue yang gue bisa taker dan gue bisa toleransi dibanding gue harus trading ikutin beberapa temen-temen gue yang jago banget trading. Dan gue udah buktikan gue trading selalu boncos, buruk sekali.
Jadi makanya self-awareness itu sangatlah penting buat kalian yang masih umur 20 tahunan. Nomor 8, Kesehatan is your top priority Alhamdulillah gue umur 31 tahun Dan badan gue masih sangat ideal Gue sangat fit, gue sangat prima Yang gue rasakan adalah Gue mulai olahraga dan jaga makan itu dari umur 19 tahun sampai 31 tahun Berarti udah sekitar 11 tahunan gue menjalani pola hidup yang cukup sehat Pola hidup cukup sehat gue simple banget kok Gue tetap kerja, kerjanya long hours Tapi Tapi gue tidak melupakan yang namanya olahraga. Dan gue ngatur makanan gue. Ngatur makanan gue simple banget. Gue menghindari gula.
Terutama gula-gula yang gak natural. Sama gue menghindari yang namanya ultra processed food. Selama 11 tahun ini, gue ngerasain gue sangat fit dan prima. Indikasinya atau tanda-tandanya adalah gini. Kalau seandainya gue kecapean banget dan gue udah ngerasa gak enak badan.
Terus abis itu demam. Gue itu istirahat. Gue minum air yang cukup banyak Sampai 2 liter, 3 liter sehari Bahkan kadang sampai 4 liter Abis itu besokannya sembuh Jadi kayak mau sakit gak jadi sembuh lagi Mau sakit gak jadi sembuh lagi Cepet banget sembuhnya Dan kalau sering olahraga itu gak gampang stress Kalau misalnya kalian Usaha, usaha itu basically lebih susah daripada jadi karyawan Karena bakalan kalian mikirin segalanya sendiri Kalian bertanggung jawab terhadap A sampai Z perusahaan kalian Dan kalian mikir terus, bahkan sampai mau tidur pun kalian bakalan mikirin perusahaan kalian kayak gimana Dan hal itu sangat-sangat rentan sama stres Nah kalau misalnya kita gak olahraga, kalau misalnya gue gak olahraga mungkin gue udah sangat stres banget dan sakit Tapi karena gue jaga makan dan olahraga, gue bisa manage stres itu dengan gampang Dan di umur 31 tahun ini, gue ngerasa badan gue sangat fit dan badan gue masih looks good Pax-nya masih ada sekitar...
Ya 2-4 ya tergantung dari body fat gue naik turunnya ya Dikala temen-temen gue yang udah umur 30-31 tahun Itu udah pada buncit-buncit Gue bukan menghina ya Bukan body shaming Tapi memang kenyataannya begitu Dan udah banyak yang sakit-sakitan Bahkan sempet ada yang udah meninggal Karena gaya hidupnya yang kurang baik Begadang, mabuk Abis itu makan gak bener Makan makanan yang ultra processed food Dan ya gue sangat bersyukur untuk hal tersebut Buat kalian yang umur 20 tahun atau belasan tahun Itu adalah masa emas kalian untuk membangun vitalitas tubuh kalian ya Gue gak tau jurnalnya gimana, tapi itu yang gue rasain. Untuk investasi, nanti kalian lihat, setelah umur 30 tahunan. Jadi mulailah olahraga dan ngatur makanan.
Olahraganya juga gak harus yang ngeri-ngeri banget kok. Sehari setengah jam, seminggu 4-5 kali cukup kok. Setengah jam kalau lo bosen, lo... Jalan aja ke komplek lu atau di kampung lu gitu.
30 menit jalan biasa aja. Itu lama-lama jadi bagus. Naik turun tangga.
Kalau masih ada tangga di mall. Ya pake tangga. Jangan pake eskalator kayak gitu.
Itu juga udah cukup oke kok. Nomor 9. Invest on your knowledge and network. Banyak nih anak muda.
Udah yang gue liat, dia males untuk invest leher keatasnya. Dan juga males invest untuk bergaul sama orang-orang yang punya potensi jadi networknya dia. Dia pelit ngeluarin uang untuk knowledge, dan dia pelit ngeluarin uang untuk networking.
Padahal di kedepannya, pengetahuan itu sama network itu yang bakalan nyelamatin lo. Ada satu quotes yang gue suka banget, gue lupa nih quotesnya dari siapa. Harta itu kita yang jaga, ilmu itu yang jagain kita. Nah ini dalam sebenernya maksudnya. Misalnya kita udah punya harta, lo punya 100 juta gitu.
Lo tuh yang jagain harta lo, agar tidak berkurang. kalahan harusnya bertambah. Lu yang actively untuk menjaga harta tersebut.
Sementara kalau lu punya ilmu dan lu gak punya harta, ilmu itu bisa lu pakai untuk menciptakan harta atau uang-uang lagi ke dalam diri lu. Bukan ke dalam diri lu, ke dalam kantong lu maksudnya. Makanya banyak kan orang-orang yang tiba-tiba menang lotre atau menang door prize, dapat uang langsung segepok kayak digampar kayak gitu, akhirnya uangnya hilang dalam jangka waktu yang sangat cepat. Hal ini terjadi karena dia tidak punya ilmu untuk manage uangnya.
Dan quotes ini terbukti, ilmu itu yang menjaga kita. Jadi kalian jangan pernah takut untuk... Untuk investasi leher ke atas.
Karena lebih baik uangnya itu diinvestasikan leher ke atas. Dan menghasilkan uang-uang yang lebih banyak. Dibandingkan uang itu dipakai untuk hal-hal yang gak berguna. Yang ujung-ujungnya cuman ya masuk ke perut keluar lagi.
Selanjutnya adalah network. Banyak juga anak-anak muda ini yang gak mau keluar uang. Untuk spend ke hal-hal yang memberikan dia kenalan-kenalan baru yang potensial.
Contohnya misalnya kalian datang ke dalam acara gathering. Atau acara seminar yang harganya cukup mahal. Itu tuh kalian dapet network-network yang baru. Tentunya kalian bukan blindly atau secara buta langsung ikutan. seminar tanpa punya bekal dulu, lu tuh punya karya apa?
Gak kayak gitu ya. Tetap lu harus punya karya dulu sebelum ikut seminar untuk networking sama orang-orang lain. Dan kalau misalnya kalian ikutin seminar-seminar mahal, itu tuh malah sebenarnya bagus.
Terlepas dari materinya atau pengajarnya bagus atau enggak, kalau misalnya seminar atau acara yang tiket masuknya itu mahal, itu tuh sebenarnya ngefilter orang-orang yang ada di dalamnya. Jadi orang-orang yang masuk ke dalam seminar tersebut berarti kan punya uang untuk membayar tiket seminar tersebut. Nah kalian bisa dapetin network-network yang udah punya kemampuan finansial disitu. Alhasil kalian punya potensi potensi dapetin network yang lebih berkualitas, quote-unquote ya. Jadi mulainya dari sekarang isi ilmu, beli buku, atau lu langganan apa kek, atau lu beli kelas apa kek, kalau ikut seminar apa kek, dan main sama orang-orang yang berpotensi loh.
Jangan lu main sama temen lu yang gak membantu lu untuk menuju ketujuan lu atau goals lu ya. Jadi tetaplah main, bergaul. Jangan sampai main lu kurang jauh. Yang ke-10, ini gue sisain buat kalian yang udah umur 30 dan nonton video ini, silahkan tulis di komen apa yang kalian pelajari setelah umur 30. yang adek-adek kalian di umur 20 tahun perlu tahu.
Tulis di kolom komen, kalau bisa yang lengkap, itu jadi amal jariah lo. Dan buat adek-adek yang umur 20 tahunan, silakan juga cek komennya, mana yang paling bagus, silakan di like dan di reply thank you buat masukannya. Sampai jumpa di video selanjutnya.