Transcript for:
Pengantar dan Unsur Hadis dalam Islam

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Wa'ala alihi wa sahbihi wa jadidil shilam alaikum, Saudara-saudara mahasiswa IE yang kediri, Prodi PAI, Alhamdulillah pada kesempatan ini saya akan mengadakan kuliah kita. Pada kemarin sudah saya sampaikan tentang sesatuan acara pemulihan kita, apa saja yang kita pelajari selama satu semester. Maka pada kesempatan hari ini, saya akan melanjutkan materi yang pertama. Materi yang pertama ini terkait dengan hadis dan bagian-bagiannya. Hadis filuhu al-jadidu minal asy'al.

Istilahkan ma'udhifaila nabi s.a.w. min qawlin al-fiqlin al-taqlinin al-sifatil wa'l-manila al-da'ika. Hadis itu secara bahasa, itu artinya ada al-jadidu ila asyad. Jadi kalau diterjemahkan di dalam bahasa Indonesia ya, kurang mungkin sesuatu yang baru lah. Itu secara luwak, secara bahasa.

Para ulama menemukan hadis itu apa? Segala sesuatu yang disadarkan oleh Nabi. Ma'udhifailan Nabi.

Salamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Baik dari ucapan Nabi, perkataan Nabi, kemudian perilaku Nabi, kemudian ketetapan Nabi, sifat-sifat Nabi, dan lain sebagainya Jadi intinya bahwa hadis itu apa? Sesuatu yang disadarkan kepada Nabi Muhammad Baik itu ucapannya Kemudian perilakunya, kemudian ketetapan-ketetapan Nabi, sifat-sifat Nabi, dan apapun pokoknya di sara-sara kemudian Nabi, maka itu bisa dikatakan sebagai hadis-hadis Nabi. Perlu sisa memikirkan bahwa hadis menurut sustansinya dibagi empat macam.

Yang pertama adalah hadis Pauli, jadi ucapan Nabi. Jadi hadis Pauli adalah ucapan-ucapan atau sabda Nabi dalam berbagai kesempatan dan keadaan dalam berbagai bidang, baik itu hukum, akhidat, akhlak, ketentuan-ketentuan lain dalam agama Islam. Jadi pokoknya diucapkan oleh Nabi.

maka namanya hadis awli. Di sini saya contohkan, Kola Rasulullah SAW Dunia Islam al-Khamsi Syahadati Allah ila Allah Wa anna Muhammad Rasulullah Wa ikhw mis-salah wa idha isyaka Wa haji wa sobi Ramadan Jadi, artinya maklum begini Telah menjelaskan kepada saya Telah berkata kepada kita Abu Bidulo bin Musa, ia berkata, telah mengkabarkan kepada kita alhamdulillah bin Abi Sufyan, dari Ibn Mahdi bin Khalid, dari Ibn Umar, ia berkata, berkata Abu Muhammad SAW, Islam ini dibangun atas lima perkara, pertahsian bahwa tidak ada dua tiga lain Allah dan Abu Muhammad SAW, mendirikan sholat, menyampaikan zakat, gaji, dan puasa. Nah, ini termasuk kategori hadis poli. Mengapa dikatakan poli?

Karena ini adalah ucapan hadis. Ola Rasulullah. Jadi apa? Nabi bersabda.

Nabi mengatakan sesuatu. Nah, sudah hadis, hadis poli. Dan ini adalah yang umum yang Anda patahkan.

Yang kedua adalah hadis kiri atau perbuatan. Hadis kiri adalah perbuatan atau perlaku Nabi Muhammad untuk memberikan hutang syariat atau contoh pelaksanaan negara atau urusan-urusan lainnya yang belum jelas cara pelaksanaannya. Ya, misalnya cara pulang-pulang dan cara menghadap kejahatan dalam rumah punah, siapa pendalaman yang berjalan. Kemudian sahabat mengamati langsung bagaimana Nabi Muhammad menjalankan kejahatan tersebut.

Kemudian ini diceritakan oleh siapa? Oleh sahabat yang disandarkan kepada Jawa Keperangan Nabi Muhammad. Jadi, beri laku nabi yang disitu dilakukan oleh nabi, kemudian diriwayatkan oleh sahabat kepada para murid-muridnya dan sampai kepada kita.

Atau sebuah riwayat, anjabir si amilah tolak, kankar rasturullah, tolak salam, yusoli ala rohilatihi, haydumatawad jahat. Baik, dan aruskan kepentingan dan serah pas tergelar di geladang. Jadi artinya Pak, dari Jabil berkata bahwasannya Rasulullah pernah sholat di atas kendaraan ini.

Kemana saja berakhir itu menghadap, apabila ia tidak melaksanakan sholat fardu, ia turun dan menghadap lagi. Jadi ini Nabi melaksanakan sholat sunnah di atas kendaraan, kemudian keberatannya kemana saja arah kendaraan itu. Kemudian ketika beliau ingin melaksanakan pardu, beliau turun dari kendaraan dan dia menangkap keindahan.

Nah, perilaku nabi seperti ini atau pekerjaan nabi seperti ini kemudian ditirukan oleh sahabat dan ditirukan oleh sahabat. Nabi tidak pernah mengatakan hal tersebut, tetapi ini adalah perilaku nabi yang ditirukan oleh sahabat dan disampaikan kepada orang lain dan sahabat yang menanggung. Maka ini namanya adalah hadis-hadis wikri. Kemudian yang selanjutnya adalah hadis takliri atau ketapa. Hadis takliri yaitu penyembutan atau pernyataan atau persegujaan Nabi terhadap suatu perbuatan yang dilakukan sahabat atau seseorang dihadapan Nabi Muhammad.

Atau perbuatan seseorang di tempat lain yang dilaporkan kepada Nabi Muhammad. Lalu Nabi Muhammad diam. Dia melihat itu adalah menandakan pesetujuan. Sebab kalau Nabi tidak setuju, maka Nabi akan melarang dan melarangnya. Jadi ini takdir atas ketetapan Nabi.

Misalnya hadis yang sangat benar-benar takut. Ya. Akharumun ad-deguyalusulukun, kolatlah.

Walakim laknyakun bi'ardikomi, fa'ajiduni afahu, kolahole, fa'adazastuhu, fa'akabuhu, wa rasulullah, s.a.w. yang mulia. Ya. Artinya melaku begini.

apakah bihawal ini haram? Nabi menjawab, tidak. Hanya saja binatang ini tidak ada di daerah kaumku. Aku jijik padanya.

Kholid berkata, segera aku memotong dan memakannya sedangkan Rasulullah menyaksikan. Maka disinilah kemudian, karena Nabi diam saja, tidak ada pernyataan, maka gem atau bihawal ini dianggap sebagai daging yang halal. Kemudian yang selanjutnya, yang keempat adalah hadis hami.

Ha, hami itu apa? Berarti hasrat. Hadis yang berkaitan dengan hasrat Nabi, tetapi hasrat Nabi ini belum sempat dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW. Ini misalnya tentang hadis Asuro, kuasa Asuro. Ini, Samitu Abdullah Ibn Abbas, yang ulu, kina somanah Nabi SAW, yaumat Asuro, wa ammaruna bisiyari.

Qalu ya Rasulullah. Inna hu yawmul tu'addi buhul yahudu wa nasoro Fa'ola Rasulullah s.a.w. Fa'idhakan al-amu al-qubbil Insyaallah sunnah ya matasi Falam ya'ni al-amu al-qubbil Khakabu fiyat Rasulullah s.a.w. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Mereka berkata, Wahai Nabi Muhammad, itu adalah hari yang digunakan orang Yaudina Nasrani.

Kemudian Nabi Muhammad bersabda, maka tahun yang akan datang insyaallah kita akan berpuasa pada hari ke-9. Tahun yang akan datang tidak sampai kepada Nabi, karena pada tahun yang akan datang ini, pada tahun berikutnya kita meninggal. Ini juga bisa dikatakan sebagai hadis.

Hanya saja Nabi belum pernah melakukan, tapi sudah berniat melakukan itu. Dan itu merupakan sunnah Rasulullah SAW. Saudara-saudara yang saya hukumkan di, sebagaimana kita ketahui bahwa hadis sebagai dasar-dasar Islam. Yang pertama, dasar yang ada pada alat orang. Jadi Al-Quran sendiri yang menyatakan bahwa hadis ini menjadi bagian yang sangat penting di dalam syarat niat.

Di dalam surat An-Nahl ayat 44, Allah berfirman, Bilbayinati wa zuhur wa anzalna ilaih kaktikra litubayinani nasi ma'aluzila ilaihim wa lalakum yatafakham. Yang artinya, Al-Quran lebih. Kami putuskan rosul-rosul itu membawa keterangan-keterangan yang jelas nyata, yang membuktikan kebenaran mereka, dan kita-kita puji yang menjadi panduan. Dan kami pula turunkan kepada Muhammad Al-Quran. yang memberi peringatan supaya menerangkan kepada umat manusia akan apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkannya.

Maka kata Lidu Bayi Nalinas di dalam Al-Quran itu menunjukkan bahwa jelas bahwa Nabi mendapatkan amanah untuk menyampaikan penjelasan. Kepada manusia supaya menjelaskan isi daripada Al-Quran yang diketika Al-Quran ini masih menyatakan suatu yang membahas, yang umum, maka ini akan ditafsir, akan ditafsirkan oleh Rasulullah SAW berbahagia di saat ini. Kemudian di dalam surat Al-Khasir ayat 7, sudah dijelaskan, wa ma'atakumun wa sulu fahmudu bu wa ma'anahu anbu fanta yang artinya kurang lebih dan apa saja yang dibawa oleh Rasul Nabi Muhammad SAW. Maka ambillah.

Dan apa saja yang dilarang oleh kamu sekalian, kepada kamu sekalian yang dibawa oleh Nabi, maka tabuilah. Ini jelas menunjukkan perintah-perintah semuanya untuk mematuhi perintah-perintah. Nabi Muhammad dan untuk menjauhi larang-larangan Nabi Muhammad SAW.

Ini dasar di dalam Al-Quran mengapa hadis Nabi ini merupakan dasar salihat yang yang sangat penting setelah Al-Quran. Kemudian yang kedua, dasar dari hadis Nabi itu sendiri, Tarabtu fikur amro ini lam tadilu matabasak tum bi'iman kitab Qawlai wa sunan al-Amin. Aku tinggalkan kepada kamu dua hal yang selamanya kamu tidak akan tersesat jika kamu berbegakan dengan dua hal tersebut, yaitu kitab Allah dan sunnah Nabi Muhammad SAW.

Ini jelas hadis yang disampaikan oleh Nabi bahwa Nabi menyebutkan dua pusaka yang sangat berharga bagi kita semua, yaitu Kitab Allah berupa Al-Quran Al-Karim dan sunnah-sunnahnya berupa ucapan-ucapannya, beri lagu-lagu yang tercatat yang sama kepada kita, sifat-sifat yang memulakan pada diri Nabi. Dan ini tentu merupakan pegangan yang sangat penting bagi umat Islam. Kemudian ada sebuah hadis yang diluatkan oleh Anil Magdam Ibn Maghi Karimah An-Nasirullah S.W.T. An-Naw'u Allah Allah Ini uti tu'a kitabah bagi selahumlah Dari Miktar Bin Mahdi Khalifah, dari Rasulullah SAW, sesungguhnya Rasulullah besar dah ingat, sesungguhnya saya beri kitab dan yang serupa dengannya. Apa yang serupa dengannya? Yaitu sunah-sunah Rasulullah SAW.

Hadis-hadis yang beliau sampaikan, jelasan-jelasan yang beliau sampaikan di dalam Al-Quran. Kemudian yang selanjutnya, ini perlu saya jelaskan tentang unsur-unsur hadis. Saudara masih semester 1, tentu ini menjadi ilmu yang penting karena harus saudara ketahui.

Apa saja unsur-unsur hadis yang penting yang harus saudara ketahui. Yang pertama adalah Rauh Biyul Hadis. Rawi Hadis, yang kedua adalah Matmul Hadith, yang ketiga adalah As-Sanat, Samaqul Hadith, yang keempat adalah Labban, Labban yang ada yang menghubungkan antara satu rawi dengan rawi yang lain.

Maka sekarang akan kita bahas tentang rawi dulu. Apa itu rawi? Rawi atau beriwayat? Adalah orang yang menyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab apa yang pernah ia dengar dan diterima dari gurunya. Jadi, jadi rawi itu ya.

periwayat dari Isyam Fahil orang yang meriwayatkan khatis dari gurunya ya menerima khatis dari gurunya dia dengar dari gurunya, dia terima dari gurunya kemudian apa menyampaikan kepada murid namanya proi Misalnya begini, mungkin di dekat bisa saudara lihat di halaman 5 misalnya ya. Itu dengan jelas sekali saya contohkan sebuah kandisnya. Khadassana Abdullah Ibn Muhammad Al-Jufi, Qawla Khadassana Abu Amir Al-Aqoti, Qawla Khadassana Sulaiman Ibn Bilal, An'abdillah Bin Binar, An'abisholeh an'abihunarutatuhu an'abihunarutatuhu An'inabisholohiwabashalam Qolah al-imanu bimkun basitunasyubadan walayahu subhatun minal iman Coba diperhatikan di dalam modulnya itu Hadassana Abdullah bin Muhammad al-Jufi Di sini Al-Bukhari menerima hadis itu dari Muhammad, dari Abdullah bin Muhammad Al-Jufi. Ini merupakan proli ke-6. Kemudian, kola hadis-hadis Amir Al-Aqodi.

Artinya apa? Abdullah bin Muhammad Al-Jufi ini menerima hadis dari gurunya, yaitu Abdul Amir Al-Aqodi. Kemudian, Pola Hancatana Sulaiman bin Bilal. Di sini, aku mengambil al-akuti berkuru kepada Sulaiman bin Bilal. An'Abdillah bin Tindar, Suleman bin Bilal berguru kepada Abdullah bin Tindar, Abdullah bin Tindar berguru kepada Abu Soleh, dan An'Abdih Soleh dari Abu Soleh, An'Abdih Uruh Rita, Abu Soleh berguru kepada Abu Hurairah.

Maka kalau saudara-saudara diambil tindak, disini Abu Hurairah merupakan pria pertama. Kenapa? Dia berguru langsung kepada Nabi Muhammad. Punya murid namanya Abu Soleh merupakan perempuan kedua.

Punya murid Abdullah bin Tidak perempuan ketiga. Punya murid lagi namanya Suleman bin Bilal perempuan keempat. Punya murid lagi Abdul Amir al-Aqqoti perempuan kelima. Punya murid lagi Abdullah bin Muhammad al-Jufi merupakan perempuan ketiga.

Punya murid lagi Al-Kuhari berarti perempuan keberapa ketujuh. Nah ini jadi setiap... khatis ini unsur yang paling penting yang sangat penting adalah rohi-rohi tadi jadi rohi itu apa?

orang yang memberi pada khatis dari guru kepada muridnya dari guru kepada muridnya sampai kepada orang yang menulis khatis atau mengkhoris khatis ini unsur yang pertama adalah rohi Namun biasanya yang saudara ketahui ya, kita tidak menyebutkan pro-wisata lengkap. Mengapa? Biasanya mereka, para pemulih sini hanya menyebutkan pro-wisata terakhir saja dan pro-wisata pertama.

Misalnya begini, di dalam Al-Qur'an hadis, An'abi hurairata, rodhiyallahu anhu, kola, kola rasulullah, srohlesalam. Inna wala yang duru ila as-salamu'ikum, wala ila as-salamu'ikum, wala ila yang duru ila tulubikum, wa'an malikum, roh wabu muslim. Kalau kita melihat teks ini, maka Perawi yang pertama adalah Agung Dolo, tetapi muridnya Agung Dolo tidak jelaskan semuanya. Sampai kepada muslim dan dituliskan.

Yang dituliskan hanya siapa? Peromi pertama dan terakhir saja, muhammad al-Qadis. Kenapa?

Ini untuk meningkas. Memang ada sebagian kita, muhammad al-Qadis, yang dituliskan ini dengan metode seperti ini. Supaya apa?

Supaya ini meningkas saja. Karena kalau disebutkan peromi semuanya, ini nanti terlalu banyak misalnya. Oleh karena itu, kalau tahu mudah seperti ini, tugas kita adalah memplanifikasi apakah betul hadis ini ada pada kitab surat Muslim, apakah betul hadis ini ada pada Bukhari misalnya, atau Sunan At-Tilbidi, Al-Nasai, Al-Mumajal, dan lain sebagainya.

Maka disinilah saudara-saudara dibutuhkan keaktifan saudara untuk meneliti hadis. Kemudian unsur selanjutnya selalu adalah matan. Matan secara basah berarti sesuatu yang keras dan tinggi atau terangkat dari bumi. Sedangkan matan menurut yang hadis sesuatu yang berakhir padanya atau terletak sesudah sanak.

Jadi sanaknya selesai maka asal itu matan. Yaitu sangat berupa perkataan, atau dapat juga diartikan lapar khatis yang memuat berbagai pengertian. Matan khatis adalah apa?

Pembicaraan atau materi berita. Jadi matan itu setelah sarannya selesai baru matan. Ya inilah yang inti utama dari hadis nabi.

Jadi setelah rogi-rogi selesai menyebutkan guru-gurunya terakhir, maka itu matan. Contohnya begini ya, Hadatani Yuhayn bin Haram, Hadatani Ismail, coba diperhatikan di diktat itu ya, ini sudah jelas sekali, Hadatani Yuhayn bin Haram, Hadatani Ismail, yakni, Kalau kita melihat hadis ini, maka peromi yang terakhir adalah Anas bin Malik. Dia mendapatkan dari Nabi, ya, setelah al-Sumayyid adalah Nabi Muhammad, selalu Nabi Muhammad adalah isi dari bagian mata nabi.

Manta'amata alaya katiban, faya tatwa, mak'adahu minaka. Kata manta'amata alaya katiban, mata, mata nabi. Paham ya? Saya kira ini nanti segera harus apa?

Mempelajari kitab ini secara lebih lanjut. Yang selanjutnya adalah sanat. Sanat adalah bahasa Arab yang berasal dari kata dasar sanadaya suncu.

Sanat artinya apa? Sandaran atau tempat bersandar atau tempat berpegang. atau berarti yang dipercaya atau yang sah sebab hadis ini selalu bersadar padanya dan dipegang atas kebenarannya ini makna luwanya para muhadisi mengatakan bahwa astanatu wa silsilatul wah al-lalina naqolu al-maqna an shodri al-awwadi terima kasih Jadi saya nantinya, Pak, saya nantinya adalah mata rantai para peromi yang memilih akan habis dari sumbernya yang pertama.

Jadi rangkaian peromi-peromi tadi mulai dari sahabat sampai peromi. Yang terakhir ini namanya sana. Lihat di sini ya.

Coba di sini saudara melihat diktatnya. Ini akan terlihat di halaman. 7 ya, dalam 7 itu, disitu saudara saya contohkan Malik an ibi sihab, an abi salamata, ibn abdirrahman, an abi huranolah, an ar-rusul al-rasul al-salam, wala man ad-droga rohatan minasulati, faqad ad-droga as-sholatan. Maka, rakyat Rowi, Malek, dari Nusihab, dari Abu Salama, dari Abu Lerob, kalau dilanggan jadi satu susunan seperti ini, silsilah seperti ini, maka namanya mata.

Jadi mata itu apa? Ah, namanya salah, namanya salah. Jadi salah itu apa? Mata rante para proi, itu namanya salah.

Dan yang selanjutnya, yang lebih penting yang harus saudara ketahui di dalam uncur-uncur hadis adalah lambang Pancasana. Ada Pancasana, Kola, Ahbarona, Anahusami'am, Yaku'usamiklu, Yaku'ahbaroni, Ahbarona'am, itu namanya lambang. Saya contohkan di sini, hadir sana coba dibuka di titannya ya, di modulnya itu, hadir sana Al-Kumriti Abdullah bin Jubeh, pola hadir sana Jogja, pola hadir sana Jogja. Coba diperhatikan di dalam modul itu, semua kata yang bergaris bawah.

Yang disitu tulisannya merah maka ini adalah lambang yang digunakan kegiatan menerima hadis dari ibunya. Nah lambang ya. Jadi lambang ini apa? Lambang ini adalah menghubungkan antara satu roi dengan roi yang lain. Menggunakan khadazana, khadarona, ambalani dan ini sudah bisa kita lihat di dalam kitab-kitab hadis yang berkodik.

Saudara-saudara, saya kira demikian pertemuan kita hari ini. Ya, Saudara Wajib, Menteri Uji Kompetensi, disitu sudah ada beberapa pertanyaan, Saudara Wajib mengisinya, dan tentu akan kita harapkan. Kurang meminta maaf.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.