Transcript for:
Pengaruh Akhlak dalam Ilmu dan Kehidupan

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Bima'al lamdan mansurna wal muslimin, khasatan al ma'zulumina minhum fi falasinu fi kuli makan. Allahumma aslih umuruna kullaha wa aslih lana jami'a amanatina. wa aslihu la ta'umurina wa fatna wa bala dana min kudisu innaka wadiru dhalika wa al-qadiru alaih Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah SWT atas nikmat yang Allah berikan kepada kita khususnya nikmat iman, nikmat islam nikmat yang berikan kesempatan bersama para ulama melalui kitab dan karya-karya mereka nikmat yang gak bisa dibayar dengan harta dunia tapi di sisi lain kita tetap diperintahkan untuk bersyukur semampu kita akan bersalah bersyukur sesuai dengan kemampuan kita dan banyak-banyak istighfar dan taubat kepada Allah Ta'ala sebagaimana salawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah alaihi salatu wassalam Beserta para keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang istiqomah berjalan di buah nongon sunnah beliau sampai hari kiamat gelap.

Dan hadirin Allah muliakan, kita meminta kepada Allah ilmu nafi, ilmu yang bermanfaat dan dilindungi dari ilmu yang tidak bermanfaat. Dan semoga Allah SWT menolong kita, menolong umat khususnya yang terdolimi di Falistin dan di berbagai macam tempat. Dan semoga Allah SWT memperbaiki urusan-urusan kita, memperbaiki urusan pemimpin-pemimpin kita. dan menjaga kita dan bangsa kita dari segala keburukan dan Allah maha mampu melakukan itu semua dengan mudah hadirin Allah muliakan Semoga Allah memberikan tofi kepada kita dan kita kembali bersuah dengan hari Jumat Sayyidul Ayyam Penghulunya hari di setiap pekan Maka jangan lupa berbanyak salawat kepada Rasulullah SAW Allahumma salli ala Muhammad wa ala alihi Muhammad Kama salli ta'ala Ibrahim wa ala alihi Ibrahim Innaka hamidun majid Allahumma barik ala Muhammad wa ala alihi Ibrahim Barak ta'ala Ibrahim wa ala alihi Ibrahim Innaka hamidun majid Dan baca surat Al-Kahfi sebagaimana riwayat dan disaikan sebagai para ulama Dan jangan lupa berdoa di menjelang maghrib hari ini sebagaimana hadith dari Nabi kita alaih salatu salam dan berabtek sebagian para ulama kita dari dulu sampai hari ini. Dan semoga kita bisa memanfaatkan hari ini dengan sebaik-baiknya.

Dan tentu saja bagi laki-laki jangan sampai kita lalai dari salat jumat pada hari ini. Semoga Allah memberikan taufik kepada kita. Amin.

Hadirin Allahumma lihakan, kita kembali ke schedule rutin kita dan sebelumnya satu nasihat dari Sufyan Athawri Rahimahullah Ta'ala Kata beliau, Zayinul ilma bi anfusikum Ola tu zayinu bil ilam Ola tu zayinu bil ilam Hiasilah ilmu dengan diri kalian Dan jangan kalian menjadikan ilmu sebagai alat untuk kepentingan kalian. Jadi, kalau kita bisa bermain cantik, maka itu sejatinya menghiasi ilmu. Kita merubah diri kita, sikap kita, akhlak kita, adab kita, keseharian kita setelah kita belajar, setelah kita ikut radus solihin misalnya atau kitab-kitab para ulama yang lain, setelah kita ngaji itu sejatinya menghiasi ilmu. Orang jadi menyimpulkan bahwa atau menyimpulkan positif tentang ilmu atau menyimpulkan posisi positif terhadap ilmu ilmu yang menjadi sebab dia berubah menjadi lebih baik jadi ilmu pun terangkat, terhiasi makanya banyak orang gak mau ngaji, gak mau belajar karena sikap sebagian pihak Yang berafiliasi kepada ilmu tetapi tidak menunjukkan akhlak yang indah.

Sikap yang mulia. Lalu kesimpulannya buat apa gue ngaji? Buat apa gue belajar?

Oh dia belajar bertonton kayak begitu. Jadi hadirin Allah mulia kan. Maka hati-hati. Dalam bersikap jangan sampai kita mencemarkan nama baik ilmu padahal bukan ilmu yang salah kita yang salah dan kalau kita mencemarkan nama baik ilmu panjang urusannya di hari kiamat makanya kita bisa bilang diantara kalian ada yang membuat orang lari dari islam lari dari kebenaran, kenapa? sikapnya Gayanya, attitude-nya, sehingga orang lari dari Islam, lari dari kebenaran.

Jadi bukannya ngajak orang ke kebenaran, dia membuat orang lari dari kebenaran. Ini jadi masalah besar bagi kita. Udah gak ngajak.

Udah gak istiqomah, udah betul sebut diri sendiri, ditambah lagi gara-gara ngeliat kita orang jadi males beribadah dan jadi gak mau belajar. Ini panjang urusannya dihadapan Allah. Sebaliknya, kalau kita bisa bersikap yang baik, keseharian kita pun baik.

Kita bisa jaga lisan kita, penampilan kita baik, gaya kita baik, attitude kita baik. Maka ilmu begitu indah dan orang jadi penasaran, dia sebenarnya belajar apa sih bisa berubah kayak begini. Dia itu ngaji di mana sih sehingga kesahariannya bisa bagus seperti ini. Gue tuh kenal dia dari dulu, dia gak begini. Tapi semenjak belajar, tapi gue gak tau dia belajar dimana.

Nah dia jadi baik begini, penasaran. Jangan justru kita gunakan ilmu sebagai alat kepentingan pribadi kita. Ilmu sebagai alat untuk ambisi duniawi kita.

Dan seterusnya. Ini butuh kejujuran, butuh kejujuran hadirin. Semoga Allah memberikan taufik kepada kita.

Wallahu ta'ala alami s-salam. Kita buka sesi diskusi tanya-jawab. Semoga Allah memberikan kita ilmu nafi'amin. Rabbul Alamin.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Semoga Allah selalu merahmati Imam Nawid dan ulama yang lain, amin.

Semoga Allah selalu melindungi usaha keluarga dan seluruh umat di muka bumi, amin. Begitu juga bertanya. Ustaz ini bertanya, saya wanita dan sekarang bekerja sebagai guru SD di sekolah, di sekolah Islam. Dan setelah masuk saya baru tahu bahwa guru-guru di sana kadang sudah suka membicarakan murid mereka yang mungkin memang punya masalah layaknya anak-anak.

Saya berpikir bahwa sekolah yang berafiliasi ke Islam atau kesunah nabi s.a.w. dan sering mengikuti kajian harusnya tidak suka membicarakan orang lain apalagi guru topik yang dibicarakan juga selalu didengar wali murid saya rasa juga akan bersedih mohon penyerahannya usah tindakan apa yang saya lakukan terima kasih barakallah hadirin Allah muliakan dalam kasus seperti ini Perlu diperinci Apa motif membicarakan murid Dan porsi membicarakan murid tersebut Atau apa yang dibicarakan dan bagaimana dibicarakan Jadi Itu menentukan Artinya gini, kalau misalnya Tujuan dan motif membicarakan murid untuk Memperbaiki atau untuk mengobservasi, menegakkan diagnosa terhadap kekurangan dan kesalahan murid. Lalu bagaimana memperbaiki dan mengobati. Artinya membicarakan kesalahan murid adalah bagian dari proses tarbiah dan bagian dari proses mendidik. maka itu tidak masalah dan bahkan disyariatkan karena bagaimana kita bisa memperbaiki orang kalau kita tidak tahu masalahnya atau kalau kita tidak membahas dan memusyawarahkan masalah dan kesalahan orang tersebut Kalau gak boleh secara mutlak, ya berantakan semuanya.

Misalnya ada kejadian di kelas dan wali kelasnya sedang gak ada. Yang menyaksikan misalnya guru bidang studi, misalnya guru fisika ngeliat. Anak ini bermasalah.

Terus, ditanya sama wali kelasnya, gimana kondisi anak-anak kelas aku? Alhamdulillah baik. Padahal gak baik nih. Kenapa?

Karena takut ghibah. Kan gak ada, akhirnya jadi gak ada prosesnya. Atau ada sesuatu sih, dengan siapa?

Rahasia. Khawatir ghibah. Ini jadi masalah diri. Ini jadi kendala. Gimana dia bisa?

Atau oke saya kasih tau kasusnya tapi saya gak kasih tau namanya ya. Terus gimana caranya itu guru memperbaiki murid menasihati murid tersebut? Ya gak bisa. Jadi hadirin Allah mulia kan itu salah satu kalau dikatakan gibahnya, itu salah satu gibah yang dibolehkan dijelaskan para ulama. Karena tujuannya bukan untuk menjatuhkan Niatnya gak buruk Dan niatnya bukan hawa nafsu Niatnya bukan karena faktor hawa nafsu Bukan marah, bukan kesel, bukan emosi Bukan hasad, bukan dengki, bukan jelas Bukan cemburu, bukan ingin menjatuhkan orang Merendahkan orang, membunuh karakter orang Justru sebaliknya Tujuannya gimana memperbaiki orang tersebut Dan menjaga kebenaran Dan itu terjadi di zaman Nabi SAW Kita tahu Hindun pernah Menceritakan ke Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam tentang PR suaminya atau kekurangan suaminya Beliau mengatakan tentang suaminya Orang yang agak pelit gitu loh Itu disampaikan ke Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam Dan Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam mengatakan itu gibah Tobat Saya gak mau denger itu Karena ini sedang minta fatwa Ini gimana cara penyelesaiannya Jadi kalau kita harus menyampaikan Dalam rangka mencari solusi, memperbaiki Mencari kebenaran yang berkaitan dengan hal tersebut Maka Disyariatkan Ketika Abu Darda gak nyaman dengan Salman Diceritakan ke Nabi SAW Salman nya begini, begini, begini Justru namanya membela, saudara ku Salman Salman yang benar Kamu yang salah, disampaikan Tapi mereka tuh mencari Kebenaran gitu, bukan ngejatohin Lalu ini dibahas juga Dalam masalah peradilan Pengadilan, bab saksi Mungkin gak sih ada kasus kriminal dan sebagainya terus saksi dipanggil Siapa yang melakukan ini?

Gak mau, kenapa? Gak boleh gibah? Kan repot kalau saksi gak ada yang mau bicara Akhirnya nanti orang-orang jahat berkeliaran dan gak dihukum Dengan alasan gibah Sekali lagi ini penting, apalagi dalam masalah pendidikan Itu poin.

Jadi yang harus dilakukan oleh guru adalah jaga niat. Itu poin yang kedua. Mungkin yang kedua salah niat.

Cuma dijadikan bahan obrolan aja. Tapi gak ada solusinya, dan gak mau mencari solusinya. Dan itu menjadi bumbu atau kultur di sebuah lingkungan, atau sebuah sekolah, atau sebuah tempat masyarakat yang lain, ini yang gak boleh. Apalagi kalau kita guru lalu membicarakan murid hanya untuk sekedar...

Bumbu-bumbu pembicaraan, bumbu-bumbu obrolan, atau kesel, marah, ngejelekin, dan seterusnya. Lu anda guru, anda harus memperbaiki. Itu bisa jadi dosanya lebih parah, karena perannya sebagai guru. Jadi sekali lagi kalau tujuannya untuk memperbaiki, dan semuanya demikian. Maka ada giba-giba yang diperbolehkan dan ini dijelaskan oleh para ulama kita.

Dan disinilah pentingnya ilmu. Tapi ingat sekali lagi motifnya. Terus yang kedua, apa yang dibahas dan bagaimana cara ngebahasnya.

Jadi yang dibahas hanya kesalahan yang memang ingin kita perbaiki. Atau kesalahan yang merupakan domain kita, tanggung jawab kita. Jangan menyerempet ke yang lain. Misalnya jangan masuk ke kekurangan fisiknya.

Anda gak bisa perbaiki kekurangan fisiknya dan itu bukan tanggung jawab Anda. Dan gak ada kesalahan sama sekali. Jadi karena gak suka sama dia, awalnya memang menyebutkan kesalahan atau kenakalan murid di kelas. Tapi berikutnya kekurangan fisiknya juga dilibatkan. disampaikan dan untuk banjok aja dan olok-olok gitu lah atau bullying atau body shaming dan seterusnya betul dia salah tapi yang lain kena juga dan itu itu dosa dan itu giba itu dosa besar dan cara penyampaian juga harus kelihatan beda kan cara penyampaian orang yang ingin memperbaiki dengan cara penyampaian orang yang menjatuhkan kan beda Dan itu common sense, kita semua tahu itu.

Kita bisa ngerasa ini orang mau ngejatuhin, ini orang enggak dia enggak mau jatuhin, dia ingin memperbaiki murid ini. Gimana caranya? Orang memperbaiki kan, mohon maaf ini ada kasus, saya butuh pemijat, saya butuh ketemu guru A, guru B, guru C. Ada apa Pak? Ada kasus anak nih kelas saya tuh begini, begini, begini.

Gimana cara memperbaiki dia? Kan gitu loh. Bukan kemana-mana dan seterusnya, seterusnya. Beda lah.

Jadi yang harus dilihat adalah motifnya, why factornya. Mengapa dia membicarakan itu. Lalu apa yang dibicarakan penyampaian. tersebut. Allah Ta'ala Alhamdulillah Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Semoga Allah melimpahkan rahmatnya yang luas kepada Imam Nawawi dan kepada seluruh ulama kita.

Amin. Semoga usaha dan keluarga dan tim kajian dalam keadaan sehat dan dalam limpaan karunia Allah SWT. Amin. Semoga Allah menolong dan mengangkat derajat komisi minima depan berada di Palestina maupun di tempat lain. Amin.

Semoga Allah menolong dan memberkahi. Amin. Izin bertanya bersatu, dulu kami pernah mendengar di kajian Bahwa para ulama membahas bagaimana kita bisa cinta atau jatuh cinta terhadap sesuatu Salah satunya diingat karena zat zahirnya kalau tidak salah Bolehkah jika berkenan Ustaz mengulangi kembali terkait hal tersebut Agar kami bisa mendapatkan jalan menuju manisnya iman Syukran jasung Allah khairan Terima kasih banyak Terima kasih atas pertanyaannya Secara spesifik, saya gak ingat dikajian mana, ingat gak?

Gak, cukup. Tapi secara umum, sisi fisik atau sisi doa itu punya pengaruh terhadap rasa cinta. Tapi dia bukan inti. Inti rasa cinta adalah taufik dari Allah SWT وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً Dalam surat Ar-Rumah 21 dan Allah menjadikan Rasa cinta dan kasih sayang diantara kalian Namun salah satu bentuk ikhtiar adalah Secara zahir maupun secara fisik sebagaimana hidayah taufik di tangan Allah tapi salah satu bentuk ikhtiar kita harus baca kita harus belajar, kita harus datang ke kajian dan seterusnya dan diantara dalil masalah ini adalah hadith yang sangat terkenal hadith yang sangat terkenal Hadis muslim tentang kibir Laiduhul jana tamankana fiqhul mitkhulut tarotin min kibrin Gak masuk surga orang yang memiliki sifat sombong dalam dirinya walaupun sebesar partikel terkecil Lalu ada seseorang sahabat bertanya kepada nabi salallahu alaihi wassalam Ya Rasulullah, apabila ada seseorang suka memakai pakaian yang bagus dan memakai alas kaki, sepatu atau sendal kalau konteksnya sekarang memakai alas kaki yang bagus An yakuna thawbu hasanan wa na'luhu hasanatan dalam hadith Nabi SAW suka pakai baju yang bagus Dan suka pakai sepatu atau sandal yang bagus Apa kata Nabi SAW Inna Allah jamilu hibul jamal Pertanyaan itu dilontarkan karena bagi sebagian pihak sampai hari ini pakai baju yang bagus atau sepatu atau selain bagus tuh bisa juga, bisa juga ya, bisa juga.

Itu arahnya ke kesombongan, ke show off, ke pamer dan seterusnya. Nah makanya ditanyakan, orang kalau suka pakai baju bagus atau sepatu sandal yang bagus, apakah mutlak? Terjangkit kesombongan atau termasuk kesombongan Apa kata Nabi S.A.W.? Innallah al-jamil yuhibul jamal Allah yang maha indah al-jamil Allah itu maha indah al-jamil Dan mencintai, mencinta-cinta Segala keindahan Selama tidak haram Selama tidak berlebihan Dan selama tidak membuat orang ujuk dan jauh dari Allah Itu kesimpulan keterampilan para ulama. Allah mencintai keindahan selama tidak berlebihan, selama tidak haram, dan selama tidak menjauhkan kita dari Allah. Nah, konteks Allah Maha Indah dan mencintai keindahan dalam hadith ini, ini perkara batin atau perkara zuhir?

Nah. Gimana, Rief? Zohir, kenapa?

Karena pertanyaan tentang baju dan sepatu sendal. Atau sendal dan sepatu. Baju, sepatu sendal. Itu semua perkara Zohir. Dan Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam mengatakan, Allah itu mencintai itu.

Jadi ada pengaruh apa tidak? Belas ada pengaruh. Penampilan gak penting.

Allah mengatakan, Allah mencintai. Subhanahu wa ta'ala. Makanya menariknya, makanya kata para ulama seperti Al-Munawi وَذَلِكَ بِأَنْ يَلْبَسْتِيَابًا تَلِكُ بِحَالِهِ نَفَسَةً وَصَفَقًا Anda akan selalu memakai pakaian yang sesuai dengan kondisinya sesuai dengan kondisinya Allah mencintai hal yang indah dan secara zuhir juga suatu ketika ada kisah kalau gak salah dibawakan Imam Munawi juga Al-Hasan itu memakai baju yang bisa dikatakan baju yang bagus gitu lalu harganya 400 dirham 400 dirham berapa?

kalau 1 dirham 80-100 ribu, 400 berapa? hmm? ya? 400? hmm?

Kalau 1 dirham 80-100 ribu, 400 dirham berapa? Lama sih. Hah?

40 juta? Punya baju 40 juta? Gimana yuk? Baju 40 juta?

Al Hasan. Oke gak punya baju 40 juta? Itu para ulama loh, sebagian ulama.

Bagi baju 400 dirham. Lalu ketemu dengan sosok lain, pakai baju yang murah. Lalu bajunya alasan dipuji. Ma'aliana thawbaka.

Ma'aliana thawbaka. Halusnya bahan baju Anda. Ini mahal nih kata.

kata sosok tersebut dan mahal identik eh ini bagus nih dan bagus identik mahal kan mahal ya nah tau alian lin lembut gitu ini bahannya bagus banget gitu dan sedangkan yang muji pake bajunya apa bajunya jauh dibawah, nah kalau kita dipuji begitu kira-kira respon kita apa Apa? Dijual? Ya emang pedagang baju. Itu bahasanya. Pedagang baju pakai baju produk sendiri emang untuk jualan.

Makanya jujur emang beliau ini. Jadi bukan jual karena zut. Ini pedagang baju.

Kata Al-Hasan, Kata beliau, Mahalnya bajuku. Secara. Secara apa ya. Jadi gini.

Baju yang mahal. Baju yang mahal. Itu gak mendekatkan aku kepada Allah.

Sebagai. Baju yang mahal. Baju yang mahal ini. Tidak membuat aku jauh dari Allah.

Sebagaimana baju murahmu itu belum tentu mendekatkan kamu kepada Allah Cakuparulama Baju yang mahal ini itu tidak membuat aku jauh dari Allah Dan baju yang murahmu itu tidak serta-merta membuat kamu dekat dengan Allah juga Allah maha indah dan menyukai keindahan Hadis muslim Jadi maksudnya Saya pakai baju mahal ini Bukan untuk apapun Bukan untuk show Cuman saya ingin Menjadi hamba yang dicintai oleh Allah Allah mencintai keindahan dan itu hadisnya Nabi S.A.W mengatakan begini Dan telah ukurnya bukan baju Telah ukurnya motif Kenapa anda pakai baju itu Selalu bajunya halal ya Kalau pakai baju 100 juta tapi ingin pamer, ingin sombong, maka bermasalah dan diancam gak masuk surga. Tilkad darul akhiram na ja'alu halil ladhina layu ridhuna uluwan fil ardi wala fasada. Akhirat itu, surga itu, kami persiapkan untuk orang-orang yang tidak ingin meninggikan diri dan tidak ingin melakukan perbuatan kerusakan.

Sebagian tafsir meninggikan diri apa? Sebagian orang mengatakan salah satu bentuk meninggikan diri adalah kita pakai sendal dengan keinginan dan motif sendal kita lebih bagus daripada sendal teman kita. Kita pakai sendal dengan motif, dengan niat sendal kita lebih dilirik orang, lebih diganggu daripada sendal teman kita. Jadi sekali lagi, ini tuh tipis banget. Bayangkan ini masalah sendal dibahas paruah ketika menjelaskan tafsir ksatel ksatel ayat 83 diatas Til kandarul akhirah Naj'aluhalilladzina Yaj'aluhalilladzina La yuriduna uluwan fil ardi wala fasada Walakibatu lil muttaqin Dan ending selalu untuk orang-orang bertakwa Jadi kehidupan akhirat surga Itu Allah Allah Buat dan oleh jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin meninggalkan diri, tidak ingin nyombong.

Ya tadi, pakai sendal, dengan apa lebih bagus ya pada sendal? Teman, beli baju agar lebih bagus ya pada, untuk menunjukkan saya lebih bagus pada dia. Atau jadi pusat perhatian.

Sama-sama pakai baju yang bagus, tapi ulama dan orang soleh pakai baju yang bagus, dia gak peduli apa kata orang. Dia gak ingin menunjukkan dia lebih baik daripada si A, atau dia lebih baik daripada si B. Dia ingin dicintai oleh Allah, itu aja deh. Dia ingin dicintai oleh Allah.

Sebagaimana ada sebagian pihak pakai baju yang apa? Pakai baju yang dibawah, dibawah kondisinya, dibawah status sosialnya, dibawah... Levelnya untuk dikatakan orang zuhud.

Untuk bangun brand image, orang sederhana. Gak cinta dunia, cintanya ke akhirat. Maka orang kayak gitu, baju yang sederhana itu gak mendekatkan dia kepada Allah.

Justru tujuannya adalah untuk personal branding. Tapi jangan ingat, jangan lupa dengan... value yang diajarin para ulama ketika kita bicara ini jangan ditembakkan ke orang abis kajian ngeliat orang penonton sederhana lo personal branding lo ini baru dibahas kajian hari ini sama pak ustadz sama orang lain who's new don sama orang yang baik sangka kita evaluasi diri kita makanya itu kata al-hasan bajuku yang bagus ini, yang mahal mahal loh, 40an juta itu gak membuat aku jauh dari Allah sebagaimana bajumu yang sederhana itu belum tentu membuat kamu dekat dengan Allah tergantung motif maksudnya kalau kita pakai, kalau tujuan kita agar dicintai oleh Allah dan kita berusaha pakai baju yang terbaik yang kita bisa dan karena kita pendapatannya sederhana kita hanya bisa beli seperti itu maka itu akan membuat Allah mencintai kita tapi kalau kita punya Allah kasih rizki lebih lalu kita beli yang lebih mahal dan bukan untuk diri sendiri tapi agar Allah mencintai kita maka itu pun mendekatkan diri kita kepada Allah jadi baik yang pakai baju 100 ribu maupun yang pakai baju terima kasih 40 juta kalau niatnya bertakwa kepada Allah sesuai dengan kemampuan masing-masing dan tujuannya ingin membuat Allah mencintai dirinya dengan kemampuan masing-masing maka yang 40 juta atau 100 ribu sama-sama mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan cinta Allah di sisi lain kalau kita beli baju 50 ribu misalnya lalu ada yang beli baju 50 juta Tapi motifnya bukan kepada Allah. Yang 50 ribu agar perusahaan branding dikatakan orang zuhud, dikatakan orang tawadu, dikatakan orang yang sederhana, dan orang yang punya wisdom dan seterusnya. Dan yang beli 50 juta untuk show off, untuk pamer, untuk menjadi pusat perhatian manusia dan lain-lain.

Baik yang 50 ribu maupun yang 50 juta, sama-sama menjauh dari Allah SWT dan tidak dicintai oleh Allah SWT. Alhamdulillah. itu poin jadi hadirin Allah mulia kan dan lihat bagaimana Allah dan Rasulnya SAW mengajak kita berpikir dalam berpikir dewasa itu hal yang penting jadi ini menunjukkan bahwa Zohir itu ada kaitannya dengan cinta kalau Allah mencintai makanya kan Ibn Abbas itu kalau berpenampilan itu sangat rapi.

Dan diantaranya adalah kalau berpenampilan di hadapan keluarga, di hadapan istri. Ketika ditanya kenapa penampilannya rapi, kata Ibn Abbas. Aku ingin memberikan penampilan terbaikku di hadapan istriku Sebagaimana aku ingin dia, istriku ini, memberikan penampilan terbaiknya di hadapanku Kita menunjukkan ada hubungan antara zuhir dengan cinta. Ini bisa disampaikan semoga bermanfaat. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Astagfirullahaladzim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Semakin bersedekah, semakin berlimpah pundi-pundi pahala. Sahabat, setiap infak atau sedekah yang kita berikan untuk meraih rida Allah, terdapat pahala penuh yang Allah janjikan untuk kita.

Jika kita konsisten melakukan amal soleh ini, insya Allah akan banyak pahala yang bisa dijadikan bekal untuk kebaikan kita di dunia dan akhirat. Kita juga bisa terlibat dalam perjuangan menebar kebaikan melalui beragam program Muhajir Project Peduli yang insya Allah bermanfaat. Ayo, terus kejar keberkahan dan pahala penuh bersedekah dengan mendukung ragam aktivitas Muhajir Project Peduli.

Salurkan sedekah terbaik kita melalui. Terima kasih.