Transcript for:
Pentingnya Waktu dalam Kehidupan Muslim

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. Alhamdulillah, wassalatu wassalamu ala rasulillah. Segala puji dan puja kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala juga salawat dan taslim kepada ayah besar Muhammad s.a.w. Insyaallah pada hari Jumat yang mulia ini Selepas asar Seperti ini ada waktu mustajab Semoga seluruh ibadah kita yang pernah kita kerjakan Yang sedang kita kerjakan Dan juga yang akan kita kerjakan sampai menjelang ajal Datang nanti ditimbangkan pahala yang sempurna Dan semoga semua semua dosa yang pernah kita kerjakan, sengaja tidak sengaja kecil ataupun besar semua dimaafkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala dan semoga Allah satukan kita semua di surga fi dosa tanpa hisap, malah disatukan dalam majlis ilmu yang mulia ini tentunya. Allahumma amin.

Baik kita akan masuk teman-teman sekarang membahas salah satu surah yang semua umat muslim hafal di dalam Juz 30 dengan judul kita, Waktumu adalah hidupmu. Surah Al-Asr, semua kita menghafalnya, tiga buah ayat yang mulia dari surah ini turun, kata Imam Syafi'i rahimahullah, kalau tidak turun dari ayat Al-Quran kecuali surah ini maka sudah cukup. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman A'udhu billahi minash shaitanir rajim Wal'asri inna al-insana lafihi khusr Illa alladhina aman wa amin as-salihata Wa tawasaw bil-hakki wa tawasaw bil-sabr Dumi masa Wa uli sini Wa ukasam namanya Waw sumpah. Seperti kalau orang bilang, Wallahi.

Itu waw sumpah. Mirip juga dengan surah Al-Fajr. Allah bilang, Wal-Fajr.

Demi waktu subuh. Allah bersumpah. Nah Allah tidak bersumpah. dalam kitabnya yang mulia Al-Qur'an kecuali memang ada informasi penting.

Setelahnya ada namanya alif-lam Mu'arraf. Alif-lam yang memperkenalkan sesuatu. Contoh misal gini, kalau orang Arab mengatakan seorang laki-laki bahasa Arabnya rajulun.

Tapi kalau seseorang itu mau berbicara sama temannya, mereka sudah tahu laki-laki siapa yang dijadikan target untuk dibahas, dan mereka tidak mau sebutkan namanya, mereka mengatakan Ar-Rajul. Didatangkan Alif Lam sebelumnya. Kalau kita bilang masjid Masjid saja umum Tapi kalau saya sama teman ngobrol saya mengatakan Al-masjid Berarti kami sudah tahu masjid apa yang dimaksudkan Karena Aliflam ini Fokus kepada target yang sudah diinginkan Allah menyebutkan begitu, disini Allah tidak bilang wa asr demi waktu, tapi Allah datangkan alif lam wal asr Berarti Allah inginkan waktu tertentu, dan disini ulama'merucutkan kepada waktu kalian semasa di dunia Umur yang sudah Allah kasih, maka jaga baik-baik, maksimalkan baik-baik Jangan sampai dipakai pada kemaksiatan ataupun hal yang sia-sia, itu maknanya Alhamdulillah di ayat keduanya, innal-insana lafi khusr. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam keadaan rugi, dalam melalui waktu-waktu di dunia itu.

Karena manusia terbagi menjadi kelompok-kelompok. Ada orang yang sibuk dengan amal shalih di waktunya dari amal shalih ke amal shalih yang lain, dari zikir-zikir yang lain. ilmu ke ilmu yang lain.

Manfaat selalu. Makanya ini dia beruntung. Karena dia isi waktunya. Dia tidak akan menyesali.

Ada orang dari hal yang mubah mungkin ke mubah yang lain. Ini orang tidak berdosa tapi tidak juga ambil manfaat. Kayak dari makanan ke makanan yang lain.

Minuman ke minuman yang lain. Terus kepada hal-hal yang mubah saja. Tapi tidak ada hal-hal ibadah yang dia lakukan. Ada orang yang rugi. Yang paling rugi adalah sibuk dari dosa ke dosa yang lain.

Dari dosa ini habis lakukan ke dosa yang lain lagi. Dari gosipin orang, gosipin yang lain. Dari dosa, dosa terus sibuk. Maka ini orang yang paling rugi. Kemudian Allah mengatakan di ayat ketiganya, setelah mengingatkan maksimalkan waktu kalian di dunia, banyak sekali orang yang rugi di situ, kecuali satu.

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَأَمِلُوا الصَّالِحَانُ Kecuali orang yang beriman dan beramal salih. Itu orang yang tidak sia-sia waktu. waktunya. Karena orang yang beriman tahu ada Tuhannya Allah yang mengatur dia dan juga Allah akan minta pertanggungjawaban atas waktu yang berlalu semasa hidupnya. Waktu yang Allah kasih sangat mahal.

Harus betul-betul dimaksimalkan. Kemudian tidak cukup dengan iman tapi dia harus Amal salih, ini selalu dua konsepnya Kalau orang beriman Tidak beramal salih tidak manfaat juga imannya Karena harus diisi dengan amal salih Orang beramal salih tapi tidak beriman Dia sholat, dia puas tapi dia orang non muslim Tidak diterima, maka dua ini harus Allah mengatakan kecuali orang beriman dan beramal salih Maka Saling berwasiatkanlah Kebenaran ini dan saling berwasiatkanlah Agar bersabar Mempertahankan kebenaran itu Nah ini kurang lebih Ayat yang akan kita bahas insya Allah Nah teman-teman sekalian Dalam Islam kita dibolehkan melakukan Hal-hal yang mubah Tapi tidak boleh berlebihan Cukup sesuai dengan kebutuhan Kayak misalnya kita lagi makan siang Atau sarapan pagi atau makan malam Secukupnya kita pakai waktunya Jadi nggak perlu kita pakai sampai 2-3 jam, duduk hanya untuk makan, habisin waktu. Padahal sebenarnya kita hanya butuh setengah jam maksimal sudah cukup misalnya. Maka coba maksimalkan kegiatan yang lain, simukan kepada yang lain. Kalaupun kita harus masuk kepada hal yang ubah, seperti tidur, mandi, makan tadi, maka pakai secukupnya.

Itu juga pada saat kita butuh. Makan pada saat kita butuh. Selebihnya usahakan hal-hal yang bermanfaat. Dan jangan pernah sibukkan diri di waktu-waktu itu dengan dosa-dosa. Karena nanti akan diisi dengan penyesalan.

Orang yang mengisi waktunya dengan dosa, maka dia akan menyesal. Jangankan orang yang berbuat dosa, teman-teman. Orang yang tidak sempat mengisi waktunya dengan amal soleh, itu sudah cukup membuat dia menyesal nanti pada hari kiamat.

Ada kisah unik. Talha bin Ubaidillah, rahimahullah, radiyallahu anhu, sahabat Nabi yang mulia di kota Madinah ini, pernah menerima tawaran dari Nabi SAW menampung tiga orang yang baru masuk Islam. Datanglah tiga orang itu, karena mereka baru masuk Islam, tidak ada keluarganya di Madinah, maka Nabi bilang, siapa yang tanggung? Talha bin Baydilar, orang kaya di Madinah, dan beliau orang soleh, salah satu dari sepuluh orang yang jamin masuk surga. Maka beliau mengatakan, saya Rasulullah, saya tanggung mereka.

Tinggallah di rumah Talha, dibiayalah hidup kita orang ini. Subhanallah, berjalan waktu terjadi peperangan. Orang yang pertama dari tiga orang ini mati syahid. Berjalan waktu lagi, terjadi lagi peperangan, orang yang kedua dari mereka, dari tiga orang ini ikut perang mati syahid juga.

Berjalan waktu lagi, orang yang ketiga mati tapi di atas ranjangnya. Mati di atas ranjangnya. diatas ranjangnya.

Yang terjadi, mimpi, ketiganya dalam mimpinya ini. Jadi yang paling depan di surga adalah orang yang mati diatas ranjang, kemudian datang di belakangnya orang yang meninggal mati syahid yang nomor dua, dan yang paling belakang orang yang mati syahid yang pertama. Maka kata Tuhan, Ya Rasulullah, tadi malam saya mimpi begini, bagaimana kami memahami mimpi ini? Karena kan yang pertama mati syahid, yang kedua mati syahid, yang ketiga cuma mati tidak terseranjang.

Kok bisa yang mati ketiga ini lebih baik? Lebih di depan di surga. lebih tinggi derajatnya.

Maka kata Nabi SAW, bagaimana kau bisa pungkiri itu? Dari mana kau bisa memungkiri tentang sholatnya, tentang puasanya, tentang zikirnya? Di umur yang Allah kasih lebih berapa hari dari teman-temannya yang mati syahid. Jadi artinya kalau teman-teman diberikan kesempatan umur dan bisa beramal sholatnya, jangan disiasiakan. Karena satu hari aja itu mahal sekali.

Terjadi juga di masa Nabi SAW dalam liwayat suhih, ada dua orang bersahabat sama umurnya. Sama-sama masuk Islamnya. Subhanallah salah satunya mati terbunuh waktu syahid. Pekan depan baru meninggal temannya.

Tapi mati biasa. Ini kejadiannya mirip tuh kayak tadi. Orang kan kalau mati syahid pasti orang sudah anggap, oh luar biasa keutamaan. Tentu punya keutamaan memang.

Tapi disini kita lihat bagaimana orang kalau maksimalin waktu. Maka setelah menyalati jenazah orang yang kedua, orang yang pertama Nabi sholat itu juga mati syahid. Orang yang kedua mati biasa di atas ranjangnya, mati kena ajal datang, disolatilah Nabi sholat.

Lalu Nabi bilang begini setelah sholat, bagaimana menurut kalian tentang orang ini dibandingkan temannya dia yang bukan lalu? Maka kata, Para sahabat ya Rasulullah, semoga saja orang ini yang baru kita sholatin bisa mencapai derajat sahabatnya, karena persahabatannya maksudnya. Karena kan yang pekan lalu mati syahid.

Kata Nabi SAW, dimana kau dengan ibadahnya orang yang baru mati ini sepekan. Sesungguhnya ketahuilah perbedaan derajat antara orang yang baru kita sholatin yang mati di asranya dengan orang yang mati syahid pekan lalu antara langit dan bumi. Maksudnya lebih tinggi orang ini.

Jadi teman-teman, kalau Allah memberikan kesempatan walaupun hanya satu menit saja, jangan disiapkan. Sekarang begini, sebagai bahan muhasabah saja, introspeksi diri untuk kita semua. Tentu dimulai dari saya. Kalau seandainya, teman-teman, ini kita bicara kalau seandainya.

Sesuatu yang terjadi, kita menghadapi malaikat maut. Dan itu pasti terjadi. Datang kepada kita, terus kemudian akan mencabut ruh kita. Tapi malaikat maut bilang begini, Saya memberikan kesempatan, terhadap izinkan Allah untuk kamu tertunda ajalmu setengah jam.

Setengah jam lagi saya akan cabut ruhnya. Kira-kira setengah jam itu akan nentun pakai apa? Oke, saya mau tanya gini.

Apakah pada saat itu kita masih berpikir untuk cari restoran favorit kita? Masih maukah kita kuduk ngobrol sama teman-teman? Masih maukah kita pergi ke mal cari baju favorit kita? Atau apa saja urusan dunia? Coba renung ini.

Tidak ada. Kalau puluh setengah jam itu kita pakai bertobat, kita pakai sholat, tadi kita pakai sedekah, kita pakai berzikir. Kita bayar utang mungkin yang kita belum bayar, kan begitu. Harusnya kita nggak usah tunggu kejadian ini.

Karena kalau malaikatmu datang, Allah mengatakan tidak akan ditunda. Kata Nabi SAW pada saat belum melewati satu kuburan, belum mengatakan kepada para sahabatnya untuk memberikan peringatan. Demi zat yang jiwaku dalam genggam, maksudnya demi Allah, sesungguhnya yang ada dalam kuburan ini sekarang, lebih dia cintai dua rakat sholat.

...sunnah kalian dibandingkan dunia dan seluruh isinya. Artinya kalau orang ini hidup sekarang, dia akan mengejar sholat dua rakat yang kalian sempat kerjakan. Itu lebih dia suka daripada dikasih dunia dan seluruh isinya.

Coba renungi teman-teman, berapa banyak orang yang meeting meninggalkan sholat jumat, meninggalkan sholat wajibnya. Orang tuanya telpon tidak dipedulikan. Banyak kesempatan emas amal sholat yang dia sia-siakan.

Ini kenapa? Karena memang dia tidak, subhanallah, menyanyiakan. Tujuan kita ta'lim sore ini untuk kita.

Bagaimana kita coba memaksimalkan waktu kita isi dengan hal-hal yang bermanfaat. Selalu ditanyakan, dari bermanfaat yang satu ke bermanfaat yang lain. Bahkan usahakan teman-teman sekalian, kalau kita kerjakan hal-hal mubah, ada nilai pahalanya.

Bagaimana caranya, Ustaz? Sekarang makan. Bisa nggak pakan jadi dapat pahala? Minum, tidur, ngobrol.

Bisa nggak dapat pahala semua? Bisa. Syahabubakar Jazair rahimahullah salah satu ulama'yang pernah mengajar.

40 tahun di Masjid Nabawi sudah meninggal beliau. Beliau banyak punya karya tulis diantaranya Min Hadir Muslim yang kami bedah ada di Youtube ya. Beliau pernah merincikan masalah itu. Bahwasannya hadis Nabi S.A.W semua sesuai dengan niat semua orang akan dibalas sesuai dengan niatnya ini menandakan dari hadis ini bisa saja seseorang dengan niatnya itu dia mengalihkan sesuatu yang mubah menjadi sunnah contoh misal kalau kita ngantuk dan kita ngatakan ah ngantuk tidur langsung hanya sekedar ingin menghilangkan ngantuk atau capek kita mubah gak dosa gak pahala gitu kan tapi ini bisa kita umum menjadi pahala bagaimana caranya?

niatkan dalam hati kalau tidur yang akan kita kerjakan itu untuk memberikan hak tubuh yang Allah amanahkan Kita niat begitu, ini cuma niat saja nih, pengalian niatnya. Maka akhirnya tidur kita yang 6 jam, 7 jam ini, itu akan berubah menjadi pahala. Karena kita gak mungkin ngantuk kecuali memang penciptanya Allah yang memberikan kita rasa ngantuk. Sinyal kalau tubuh kita sedang buta istirahat.

Jadi jangan cuma sekitar ngantuk, plak, langsung tidur. Tapi bagaimana kita niatkan, oh ini untuk memberikan hak tubuh yang sedang Allah amanahkan. Karena memang tubuhnya harus dirawat kan? Tidak usah kita bicara kita masih hidup.

Meninggal saja, jadi jenazah, bukankah jenazah harus dimandikan? Kenapa jenazah dimandikan? Padahal itu sebentar masuk tanah dan dimakan oleh belatung tanah jasadnya. Yang hidup kan ruhnya.

Karena memang Allah SWT meminjamkan kepada kita, kita harus menjaganya. Apalagi orang yang hidup. Mandi juga begitu.

Allah SWT memberikan kepada kita mandi segar. Kita merasa lebih segar. Kalau kita tubuh ini lagi butuh pemotongan. Pembersihan kita diberikan oleh Allah rasa gerah. Maka dengan mandi kita segar.

Kalau kita mandi saja cuma sekedar segarin badan, biasa. Karena nggak mau gerah, maka ubah. Tapi kalau kita niat memberikan hak tubuh kita, yang Allah amanahkan sehingga kita rawat, maka menjadi pahala. Begitu juga dengan tidur, begitu juga dengan yang lainnya.

Kita niatkan tidur untuk memberikan hak tubuh kita agar istirahat. Dan semua itu bisa menjadi pahala di sisi Allah subhanahu wa ta'ala. Ada sebuah hadis Nabi s.a.w. yang perlu kita renungi, hadis Bukhari. Kata Nabi s.a.w. Ada dua ni'mat Allah yang melimpah sebenarnya.

Orang semua bisa rasakan, tapi dilalaikan oleh banyak manusia. Banyak manusia anggap remeh. Yaitu yang pertama as-sih.

...kesehatan. Dan yang kedua,...waktu lowong. Jadi waktu lowong ini,...teman-teman, bukan untuk dipakai buang-buang.

Tapi dipakai......hal yang bermanfaat. Dan ini perlu sekali......untuk diperhatikan dan kita sendiri masing-masing......bukan kita tidak boleh duduk bersantai, tapi bersantai itu pun sesuatu yang berisi manfaat. Nanti kita dengar bagaimana para......sarafus salih mengisi waktu-waktu mereka.

Ada peringatan yang baik dari Hasan Basri, rahmahullah. Beliau mengatakan perkataan yang baik untuk menjadi bahan renungan. Beliau mengatakan, Artinya, wahai anak Adam, kamu yang hanya kumpulan-kumpulan hari.

Setiap kali harimu berlalu satu hari, maka pergilah sebagian dari dirimu. Jadi sebenarnya teman-teman yang dilakukan oleh orang-orang Muslim bangga dengan ulang tahunnya, merasa hebat prestasi itu keliru. Kita justru harus hati-hati. Karena Allah SWT kalau memberikan kita kesempatan umur bukan untuk mabuk-mabukan, bukan untuk mengasiat, justru untuk beribadah.

Semana sudah kita jelaskan tadi, dua riwayat tentang kisah orang yang meninggal tapi sempat beribadah sepekan saja beda dengan temannya, sudah cukup beda derajatnya di sisi Allah. Subhanahu wa ta'ala. Umar bin Abdul Aziz rahimahullah seorang khalifah Umawiyah. Yang berkuasa dari tahun 99 sampai 101. Dua tahun beliau berkuasa.

Sebagian ulama ada yang mengatakan dia adalah khalifah Rashidah yang kelima. Maksudnya selama Abu Bakar, Umar, Uthman, Ali dia yang kelima. Karena solehnya luar biasa.

Yang jelas, banyak nasihat beliau yang sangat unik dan menyentuh hati diantara beliau mengatakan إِنَّ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ يَعْمَلَانِ فِيكَ فَأْمَلْ فِيهِمَا Ketahuilah bahwasannya malam dan siang itu bekerja untukmu. Jadi siang dari pagi tadi sampai sore begini, Allah siapkan ini sedang bekerja buat kita. Dia siapkan dirinya buat kita.

Begitu juga malam nanti, juga bekerja untuk kamu. Maka berbekerjalah dengan memaksimalkan keduanya. Jadi jangan sampai kita sia-siakan. Teman-teman sudah tahu Umar bin Khattab, kalau tidur malam, beliau selalu letakkan ada genangan ember, air, bejana, di dekat ranjangnya.

Dan kalau beliau tidur, beliau seringkali meletakkan tangan di bawah pilihannya. pipi atau kadang-kadang digeser sedikit kalau dia terbangun dan tersentuh dengan air itu maka dia bangun dan tidak pernah lagi tidur diisi dengan sholat malam kena ingin memaksimalkan waktunya Imam Naui rahimahullah pernah dengar Imam Naui ya meninggal belum 40 tahun Karya ilmiahnya sangat banyak. Banyak sekali. Hadis 40, Arba'in Nawawi, ada Riyadus Sholihin, ada banyak. Boleh itu teman-teman kalau mau tidur malam, ini caranya dia ya.

Bukan berarti saya minta teman-teman begitu. Tapi lihat bagaimana mereka maksimali waktu. Imam Nabi itu belajar di 13 guru dengan 13 kitab sehari.

Jadi kayak Bapak Ibu sekarang hadir begini sekali belajar sama kami, ini 13 kali pertemuan begini dalam sehari boleh buat. Orang kalau kuliah pun sekarang itu maksimal. maksimal lima materi, enam. Ini beliau 13 kitab di 13 guru. Berbeda-beda bahasannya.

Dan tidak cukup, tidak berhenti. Tidak mengatakan, aduh sudah deh saya sudah belajar tadi capek. Enggak.

Pulang ke rumah ini, dia bersih-bersih. Kemudian dia mulai pada saat mau tidur, dia ambil buku, kitab. Yang dia belum pelajari pada hari itu, kitab lain.

Lalu dia tidur sambil berdiri, Imam Naww itu. Dia tidur menyandar di tembok, kemudian satu kakinya diangkat, dilipat. yang satunya di meropak diri, lalu tidur. Begitu dia bangun, baca buku. Begitu mereka luar biasa memaksimalkan waktunya.

Jadi tidak diisi dengan hal yang sia-sia. Kadang-kadang kan banyak orang di antara kita. Sudah tidak tahu harus buat apa. Pegang handphone, buka lagi.

Tutup. Padahal sudah tidak ada way yang masuk. Tidak perlu lagi lihat itu. Kenapa tidak baca istighfar? Kenapa tidak baca salawat?

Kenapa tidak berdoa? Kenapa tidak coba baca ayat Al-Quran? Lebih besar manfaatnya. Karena begitu. Itu contohnya.

Imam Ahmad mengingatkan. Rahimahullah mengatakan. Aku hanya melihat masa muda itu.

itu yang selalu orang anggap ah saya masih muda, saya masih muda atau waktu lowong itu seperti sesuatu yang menempel di bajuku dan dia jatuh Dan dia jatuh. Setiap orang kadang-kadang terlalaikan dengan masalah ini. Abu Walid Al-Baji.

Rahimahullah. Juga berkata. Jika aku telah mengetahui dengan sangat yakin. Bahwa hidupku. Di dunia ini seperti satu jam di akhirat.

Karena kan satu hari di sisi Allah. Sama dengan seribu. Tahun. Jadi besar sekali waktu di akhirat. Dunia ini pendek.

Kalau aku tahu bahwa waktuku di dunia ini. Dibandingkan akhirat sama dengan satu hari. satu jam saja waktu akhirat, maka mengapa aku tidak bakhil dengan waktu hidupku untuk melakukan perkara yang sia-sia, dan hanya ku jadikan hidupku ini dalam kebaikan dan ketaatan saja Abu Bakar mengingatkan radiyallahu anhum, statement beliau menarik Boleh mengatakan, إِنَّ لِلَّيْحَقٌّ بِالنَّهَارِ لَا يَكْبَلُهُ بِاللَّيْلِ Kita tahu, ialah ada hak-hak Allah di siang hari.

Allah tidak terima di malam. وَلِلَّيْحَقٌّ بِاللَّيْلِ لَا يَكْبَلُهُ بِالنَّهَارِ Dan Allah punya hak di malam hari, tidak diterima di siang hari. Maksudnya, maksimalkan. Kayak tahajud, kan cuma di malam hari.

Sekarang kalau kita luputkan tahajud itu, berarti kita tidak bisa kerjakan sekarang. Begini rasanya teman-teman sekarang, kalau ada peluang amal sholat jangan disiasiakan. Karena peluangnya tidak terulang. Tidak terulang. Contoh misal, ada orang tidak sholat subuh tadi misalnya di masjid.

Contoh saja. Itu kutub yang besar, dia tidak sholat subuh. Anggaplah dia punya uzur misalnya.

Ketiduran lah, apa segala macam. Dia tidak berdosa karena ada ketiduran. Dia tidur, dia sholat di kamarnya misalnya atau di rumahnya. Baik, perlu dia ketahui dan disadari oleh dia bahwasannya subuh itu akan dia temukan di catatan amalnya hari kiamat tidak sholat berjamaah di masjid. Dan tidak bisa diubah.

Tidak bisa diubah itu. Nggak usah itu, teman-teman. Saya punya pengalaman yang seumur hidup saya, saya sesali. Subhanallah, saya punya salam positif di sini.

Pernah transisi perubahan waktu sholat. Teman-teman di Indonesia Barat sering rasakan. Sebenarnya di Indonesia juga terjadi sih ya.

Tapi kadang-kadang ada waktu tertentu kita setengah 12 sudah azan duhur. Sampai saya bilang sama teman-teman tim, kalau setengah 12 sudah azan duhur, berarti kita live-nya jam 12. Habis duhur. Kalau ada juga waktunya sampai jam 12, 12.10 baru azan.

Pernah transisi subhanallah ada tamu datang ke rumah. Di Jakarta setelah itu, ngobrol-ngobrol, kok gak kedengaran azan nih? Saya berpikir waktu itu masih waktunya jam 12 lewat 10, rupanya dia sudah mundur. 12.10 kok belum azan? 12.12 kok gak dengar azan?

Lupanya mikrofon dekat masjid, dekat rumah itu rusak. Terus saya bilang sama ahli yang datang itu. Sepertinya sudah azan, sudah lewat 2 menit nih.

12.10. Padahal dia sudah mundur tuh 12 lewat 5 atau 7 gitu. Sudah azan sebelumnya.

Terus saya bilang kita ke masjid. Kita ke masjid, jalan. Jalan sama-sama, dekat rumah. Waktu itu saya masuk ke masjid, baru masukkan kaki kanan di masjid.

Orang sudah sujud rakat pertama. Terus saya masuk sama akhiri, suara sama-sama, masbuk satu rakaat. Tapi setelah salam teman-teman sekalian, saya jadikan bahan introspeksi diri sendiri. Saya sampai mengatakan, subhanallah, saya bahkan tidak bisa minta sama imam, imam kembali dong ke rakaat pertama karena saya mau ikut.

dari takbiratul ikhram. Gak bisa. Tercatat di buku amal saya, hari sholat duhur itu, di hari itu, masbuk satu rakan. Dan tidak bisa diperbaikin.

Permasalahannya itu kalau amal soleh. Kalau kita gak jeli mencari kesempatan untuk memaksimalkannya, maka susah. Kalau dosa, kita masih punya kesempatan untuk bisa memohon ampun, Allah maafkan.

Tapi tentu kalau kita pertemukan teman-teman, mana yang lebih baik? Kita sibuk dengan amal sholat atau kita bertobat dari dosa? Tentu saja sibuk dengan amal sholat.

Tidak boleh orang mengatakan, oh saya buat dosa saja sekarang. Atau nanti kalau saya tobat juga Allah akan terima. Ya kalau dia nasuhnya memang dia terima. Tapi waktu-waktu yang dia buat dosa dan akhirnya Allah bersihkan setelah dia tobat. Ini berarti kosong dari amal sholat ini.

Yang mungkin satu amal sholat cukup mengangkat derajat dia yang tinggi di surga. Dari mana kita tahu? Mungkin senyum dengan seorang muslim, mungkin ini, mungkin itu.

Cukup mengangkat derajat yang sangat jauh di surga. Beda dan jauh sekali. Sampai Nabi SAW pernah mengatakan kepada satu orang sahabat, Ketahuilah, atau beberapa orang sahabat, ketahuilah aku diperlihatkan orang dari umatku yang keliling dan menikmati istanah di surga. Dan fasilitasnya itu dari duri yang dia pindahkan dari jalanan. Mungkin agak remeh kan?

Duri, paku. Itu saja dipindahkan, yang orang banyak anggap remeh, itu sudah cukup. Dia menikmati begitu luar biasa kehidupannya di surga. Menikmati semua segala macam.

Jadi, amal-amal sholat itu tidak bisa kita anggap remeh. Makanya kata Nabi SAW, Jangan kalian pelit-pelit dengan amal sholat. Jangan kena kecil kita anggap, gak usah dikerjakan.

Ingat, ibadah sunnah juga perintah agama. Selalu, ah itu kan sunnah. Sekarang kan begitu. Kenapa gak puasa Senin dan Kamis?

Itu kan sunnah. Zikir pagi petang, sunnah Salat Qabliya, duha, yamul layl, sunnah Umrah, sunnah Sunnah itu perintah agama Kenapa tidak dikerjakan? Apa fungsinya amal-amal sunnah? Fungsinya akan membantu amal wajib Bapak Ibu sekalian. Kan begitu dalam hadis Bukhari.

Kata Nabi SAW, awal amal isyaf hari kemarin adalah sholat. Kalau dia baik, maka beruntunglah dia. Dalam riwayat lain, akan membantu amal-amal lain. Kalau dia buruk sholatnya, maka akan rugilah dia. Riwayat lain akan mengganggu amal-amal lain.

Akan mengganggu amal-amal lain. Dan kalau sholat wajibnya ada yang kurang, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman kepada para malaikat, carilah amal-amal sunnahnya, sholat sunnahnya. Kalau tidak ditemukan, maka akan menyempurnakan kekurangan sholat. wajib.

Coba bayangkan, mungkin ada kita lupa wudhu, kurang khusyuk, ternyata sholat duha, sholat qobliya, sholat tahajud, sholat witir, sholat taubat, sholat tahi masjid, ini bisa membantu menyempurnakan itu. Kalau sudah sempurna sholat wajib kita, ini akan menambah ekstra pahala. Dan kata Nabi SAW, itu berlaku pada semua amal-amal umumnya.

Maksudnya puasa sunnah akan bantu puasa wajib, sedekah akan bantu zakat, umroh akan bantu haji, akan terbantu dengan amal sunnah itu. Amal sunnah juga yang banyak dianggap remah oleh orang ini teman-teman sekalian, itu adalah penyebab datangnya cintanya Allah sebagai pencipta. Kata Nabi SAW, Allah berfirman, La yazalu abduni taqarabu ilaih bin nafal hatta uhibbu. Seorang hamba terus dekatkan diri kepada aku dengan amal-amal sunnah sampai aku mencintainya. Kalau aku mencintainya, Aku akan menjaga pendengaran yang digunakan untuk melihat.

Dan tangan yang digunakan untuk menjama. Dan kaki yang digunakan untuk melangkah. Jadi Allah akan jaga orang dengan amalan-amalan sunnah. Maka jangan dianggap remi ini.

Jangan kena, oh ini amalan kecil, gak usah, gak apa-apa. Padahal sebenarnya penting. Ada nasihat yang baik juga dari Rabi'ah, rahimahullah, dia seorang ulama'tabiin, dia menasihati seseorang tabiin yang lain namanya Sufyan al-Thawri. Sufyan al-Thawri ini ulama'di Mekah, terkenal dengan julukan sajjad, orang yang ...yang suka sekali sujud. Dan dia kalau sujud di depan kabang, tidak angkat kepalanya sampai semua hajatnya sudah dituangkan kepada Allah.

Terkenal sekali ibadahnya. Tapi ada temannya dia, ulama yang lain, pernah nasihati dia. Nasihatnya akhirnya didukil oleh para ulama karena rasanya menarik.

Rabia berkata kepada Sufyan al-Thawri r.a. إِنَّمَا أَنْتَ أَيَّامُ مَعْدُودَةً Sebenarnya kau adalah bagian seperti bagian hari yang dapat dihitung. فَإِذَا ذَهَبَ يَوْمٌ ذَهَبَ بَعْدُكُ Kalau telah berlalu hari, maka berlalu sebagian dari dirimu. وَيُوشِكُ إِذَا ذَهَبَ الْبَعْدَ أَنْ يَذَهَبَ الْكُنُ Ketahuilah kalau sudah pergi sebagian dari harimu, maka akan pergi seluruhnya nantinya.

وَأَنْتَ تَعْلَمْ Sementara kau mengetahui masalah itu. فَأْمَلْ Oleh karena itu berbuatlah. Berbuat.

Jangan sia-siakan. Imam Syafi'i rahimahullah mengatakan, صحبتُ الصوفيَّ فَلَمْ أَسْتَفِيدُ مِنْهُمْ سِوَى حَرْفَيْنِي Aku pernah bertemu dengan orang sufi, tapi aku tidak pernah ambil manfaat dari mereka kecuali dua huruf saja. Kata Imam Syafi'i rahimahullah.

أَحَدُهُمَا قَوْلُهُمْ Salah satu dari dua manfaat itu adalah perkataan mereka yang sering-mereka saling nukil. الْوَقْتُ السَّيْفُ فَإِنْ لَمْ تَقْطَأْهُ قَطَعَكَ Waktu itu bagikan sebilah pedang yang kalau kau tidak memotongnya, dia akan memotongmu. Jadi ini semua nasihat-nasihat tentang masalah waktu tersebut.

Ada nasihat yang baik dari Ibn Qayyim, rahmahullah. Dia mengatakan, waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi dan penuh dengan kenikmatan. Maksudnya di akhirat nanti.

Dan terbebas dari kesempitan dan azab yang penuh dikubur. Ketahuilah bahwa berlalunya waktu lebih cepat. ...cepat daripada berlalunya awan atau mendung yang ada. Barang siapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah kepada Allah......sibuk dari ibadah ke ibadah yang lain, maka itulah waktu dan umur yang sebenarnya.

Selain daripada itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun hanya teranggap sebagai kehidupan binatang ternak saja. Tersama dengan hewan ternak. Ata'bin Nabi Rabbah rahimahullah seorang ulamak tabi'in di Mekah pernah memberikan nasihat kepada orang-orang di sekitarnya. Dia mengatakan, harusnya seseorang antara kita mahal pada saat dipaparkan buku amalnya hari kiamat.

Dia tidak temukan, tidak urusan, tidak usah bicara masalah ketaatan. Tidak urusan yang bermanfaat secara duniawi, juga tidak urusan hal akhiratnya. Maka semuanya sia-sia.

Ada orang begitu subhanallah, duduk ngobrol kosong yang tidak ada manfaatnya sama sekali. Sampai ada seseorang dari ulama salaf, beliau pernah menjalan melewati sebuah tempat, dan beliau lihat ada orang lagi duduk di warung kopi, duduk main dadu, main kartu, ngobrol. Ngobrolnya itu aja berputar-putar terus. Maka beliau sambil menghadap ke murid-muridnya dan berkata sebuah nasihat yang menarik. Beliau mengatakan, kalau seandainya waktu itu, waktu mereka bisa dibeli, aku akan beli.

Kalau orang-orang ini yang duduk ngobrol kosong ini bisa jual waktunya, aku beli, aku akan beli waktunya. Tapi orang kan tidak bisa, masing-masing sudah punya waktu tertentu. Waktu Bapak Ibu tidak bisa saya pakai, Bapak Ibu tidak bisa pakai waktu saya. Kita harus memaksimalkan waktu yang Allah berikan.

Karena memang waktu ini sangat terbatas. Jadi harus betul-betul kita isi dengan hal-hal yang bermanfaat. Kemudian juga Hasan Basri berkata dalam sebuah statement yang menarik.

Kalau tadi yang menasihatin, yang bilang kalau mau beli waktu itu namanya Jamaluddin Al-Qasimi. Sebagian salaf pernah, kalau mereka masuk ke WC, mereka suruh anaknya di depan pintu WC baca kitab sambil dia dengar. Dia nggak baca, tapi dia bilang dia suruh anaknya baca supaya dia dengar. Jadi duduk pun mafdi, lagi buang air besar, itu nggak buang waktu kosong.

Tetap dia dengarin ilmu gitu, tapi dari luar, bukan dalam WC-nya. Begitu mereka maksimalin waktunya. Hasan Basri pernah menasihati mengatakan Ibn Adam, Iyaka wa taswif. Wahai anak Adam, jangan engkau menunda-nunda amalan-amalan, kesempatan beramal soleh itu. Fa'innaka biyawmika...

وَلَسْتَ بِغَدٍ Karena sungguhnya yang kau miliki adalah hari ini. Sementara hari esok itu belum tentu kau miliki. فَإِنْ يَكُنْ غَدًا لَكَ فَكُنْ فِي غَدٍ كَمَا كُنْتَ فِي الْيَوْمِ Kalaupun Allah masih kasih kau umur besok, maka lakukan seperti apa yang bisa aku lakukan pada hari ini.

Maksudnya dari amal salih. وَإِنْ لَا يَكُنْ لَكَ لَا تَنْدَمْ عَلَى مَا فَرْضَكَ Karena kalau kau lakukan itu, maksudnya besok kau sibukkan lagi. Kalau hari ini kau sibukkan dengan amal sore, karena ini harimu sekarang.

Kalau besok lagi kau dapat waktu, masih ada dedikasi umur, buat lagi hal yang sama, maka pada saat kau meninggal, kau tidak akan pernah menyesali itu selamanya. Saya sering menyesatkan diri sendiri, teman-teman. Karena duduk introversi. Karena kita kalau tidak kontrol diri kita begini, akhirnya kita terbawa pada arus-arus yang tidak ada manfaatnya. Apalagi kalau kita terlalu luas pergaulan dengan orang-orang yang jauh dari Allah SWT, ini bahaya sekali.

Jadi, yang kita miliki sebenarnya adalah hari ini. Bapak Ibu kalau mau tahu umurnya, umur Bapak Ibu ini yang sudah berlalu. Yang kedepannya kita tidak tahu umur kita. Misal saya sekarang 47 tahun.

Saya tahunya ini umur saya. Bapak ibu yang umur 50 tahun, betul itu umurnya. 30 tahun, betul itu umurnya. Itulah umur kita. Karena itu sudah kita laluin kan.

Itulah umur kita. Jangan selalu menghayal umur saya kedepan. Lalu lihat orang-orang yang sudah tua. Ada yang 80 tahun, mungkin saya juga seperti dia. Mungkin, tapi bisa saja tidak.

Tapi umur kita sebenarnya yang sudah berlalu ini. Dan harusnya kita maksimalkan hari ini. Hari ini milik kita.

Hari ini sering saya bahasakan bahkan sempat saya jadikan sebagai sebuah tema, cerama. Hari ini adalah hari masmur. Hari yang kita hidup sekarang.

Bapak Ibu sekarang dari sore hari-hari Jumat ini, di tanggal ini, di hari ini, di detik ini, Ini adalah hari emas kita. Kenapa? Karena kalau berlalu masa lalu kita dengan dosa-dosa, detik ini kita bisa bertobat. Kalau berlalu dengan amal soleh, detik ini kita bisa ulangi. Menambah tambahan amal kita pada hari kiamat.

Selebihnya ke depannya kita tidak tahu. Kita cuma bisa programin. Kita tidak tahu. Dapat atau tidak kita tidak tahu. Jangan-jangan lalai.

Karena kita semua pasti akan meninggal dunia. Tidak mungkin tidak. Jadi tidak ada ceritanya orang itu kemudian tidak meninggal. Dunia itu mustahil.

Bapak, ibu misalnya seorang olahragawan, makanannya selalu sehat, hidup di lingkungan yang asri, tetap saja meninggal. Kalau ajalnya datang, meninggal. Ada orang yang tinggal di tempat yang kotor, penuh dengan sampah, belum ajal, tidak meninggal. Ada di Makassar, Paman kami, Masya Allah prestasinya luar biasa.

Profesor di bidang ekonomi dan banyak prestasi yang dikini-kini dapatkan gitu. Meninggal di umur 47 tahun, 46 tahun dia meninggal. Di rumah beliau ada tangga.

Tantenya itu hidup sampai umur 80 tahun 90 tahun. Padahal tantenya ini sudah gak bisa jalan gitu. Karena harus dituntun ke kamar mandi. Tapi kalau ajal datang begitu. Tidak melihat gitu kan.

Jadi jangan selalu menghayal dengan kulitnya masih kencang. Umurnya masih muda. Dan selalu lihat orang yang lebih tua.

Ini keliru. Karena ajal bisa datang kepada siapapun. Berapa banyak orang meninggal masih muda.

Beruntunglah orang yang bisa memaksimalkan harinya ini. Saya mengajak dari saya dan teman-teman sekarang, kalau hari-hari lalu kita punya dosa, kita bertawab kepada Allah SWT. Ada amal sholat, sekarang kita maksimalkan dengan amal sholat tersebut.

Jangan pernah berhenti untuk beramal sholat, jangan pernah berhenti untuk tutup ilmu. Isi terus dengan hal-hal yang baik, dan jangan merasa terlambat. Pernah ada seseorang di perang Khaybar di zaman Nabi SAW, ini keberuntungan yang Allah kasih gitu, tapi dia tutup hidupnya dengan amal salih. Dia lihat pasukan Nabi SAW yang mengepung benteng Khaybar.

kurang lebih 170-180 kilo dari sini. Di Kepung Benteng Khaybar itu. Dan dia lihat umat Islam.

Dia belum pernah lihat ada pasukan perang seperti itu. Maksudnya, mereka itu menyerang kapan diinstitusikan oleh Nabi. Mereka tidak merusak, tidak membunuh hewan-hewan.

Terus malam hari mereka mengaji, baca Quran. Dan orang Arab ini paham apa yang dibaca. Kenapa? Karena bahasa Arab. Dia tertarik.

Dia datang kepada seseorang sahabat. Lalu menanyakan, kalian ini siapa? Agama apa?

Ceritakan dulu, sahabat. ...tentang Islam, segala macam. Bahkan mereka keluar kenapa. Mereka berharap mati syahid itu masuk surga.

Diceritakan panjang lebar. Tertariklah orang Badu ini masuk Islam. Dia mengatakan, saya mau masuk agama kamu.

Kata sahabat ini, di depan sana ada Rasulullah. Datang aja langsung ke sana. Datang orang ini kepada Nabi S.A.W. Maksudnya Islam, syahadat dia.

Lalu Nabi S.A.W. waktu itu kebetulan dari 9 benteng Yahudi. Ada 1 benteng yang baru dibebaskan. Benteng pertama dan ada harta rampasan perang. Nabi lagi bagi-bagi tuh untuk para mujahidin.

Terus Nabi S.A.W. Rasulullah s.a.w. bilang kepada sahabat yang membagi harta rampasan tersebut, berikan juga kepada orang ini. Maksudnya sahabat yang baru masuk Islam ini. Karena dia masuk Islam bisa membagikan harta rampasan. Kata orang itu, ya Rasulullah, saya masuk Islam bukan untuk ini.

Saya masuk Islam karena saya mengejar apa yang sahabat-sahabat Anda kejar. Mereka mengatakan kalau dari Madinah ke sini jauh-jauh, 180 km, zaman itu pakai kuda atau jalan kering kan jauh sekali. Kalau kita sekarang pakai mobil mungkinlah kecepatan 100 km per jam mungkin bisa 1,5 jam atau 2 jam sampai gitu.

Saya ingin seperti mereka. Saya berharap ada anak. Pana Yahudi lepas dari benteng ini, tunjuk benteng itu. Lepas kemudian kena dada saya di sebelah sini.

Dia tunjuk titik dadanya. Dan tembus di sini. Boleh saya mati saja, saya masuk surga. Kata Nabi SAW, Allah akan berikan kalau kau ikhlas. Kalau kau tulus, Allah kasih itu.

Maka pisahlah dia dengan Nabi S.A.W. berkecamuk perang. Nah kebetulan strategi orang-orang Yahudi pada saat itu berperang memang seperti tadi yang digambarkan oleh orang ini. Dia saksikan dari awal peperangan. Jadi mereka itu tidak berani menghadapi muslimin secara langsung. Mereka lepaskan anak-anak panah dari dalam benteng.

Serang umat Islam. Sekian ratus, sekian ribu anak panah mungkin dilemparin. Ya nasib-nasib kan kalau membunuh ya mereka terima itu yang mereka harapkan.

Yang jelas ada satu anak panah lepas diantara sekian banyak anak panah. anak pandai dan kena orang ini. Subhanallah anak pandai itu kena di titik yang dia tunjuk.

Di dada sebelah kirinya tembus di tempat yang ditunjuk. Waktu selesai serangan panah orang-orang Yahudi, Nabi SAW kumpulin jenazah yang mati terbunuh dari sahabat. Dan yang antaranya orang ini. Kata Nabi SAW, apakah orang ini tadi yang bermaksud Islam? Kata para sahabat, iya ya Rasulullah.

Kata Nabi SAW, Maha Suci Allah. Yang telah benar dengan janjinya. Siapa yang mau melihat orang, ahli surga yang belum pernah sujud sekalipun, maka liatlah orang ini. Kalau Allah memberikan taufik, begitu.

Jadi kalau kita punya kesempatan amal sholat, jangan sia-siakan. Jangan sia-siakan. Dunia ini bukan target kita.

Tadi kita akhirat. Dunia boleh kita lalui. Umat Islam boleh mengejar pasir dunia, tapi bukan target utama.

Sholat berhenti semuanya. Jangan pertemukan dan jangan seimbangkan bahkan antara pekerjaan dunia dengan urusan akhirat. Dahulukan akhirat dari dunia itu benar.

Seimbang saja tidak boleh. Itu Allah suku ke dalam surat Al-Qur'an. Surah Al-Qasas, Surah nomor 28 ayat 77. Artinya, kejarlah apa yang Allah nyanyikan untuk di akhirat sana nanti. Surga dan seluruh fasilitasnya.

Dan jangan lupakan bagianmu dari dunia. Tapi akhirnya dahulukan dulu. Dan berbuat baiklah.

Patuhlah pada Allah, sebagaimana Allah telah berbuat baik kepada mu. Jadi kita memaksimalkan kehidupan kita ini dan jangan sampai kita terlaikan. Ingat teman-teman, kebiasaan mendahulukan duit dari akhirat ini akan membuat kita tertutup hidup kita dengan itu. Makanya Ibn Qayyim rahimahullah pernah melihat sendiri depan mata kepalanya ada seseorang pedagang siapkan duit.

...dia ingatkan sholat, gak mau dengar segala macam. Pada saat dia mau meninggal, Ibnu Qayyim ketemu. Lalu Ibnu Qayyim mendengarkan sendiri.

Dia mengatakan, waktu disuruh syahadat, dia mengatakan, baju itu yang bagus, kain itu yang bagus, 5 dirham, 10 dirham. Dia kayak orang dagang sampai meninggal. Karena itu memang yang dia targetnya itu.

Tapi di saat subhanallah, targetnya akhirat beda. Dia akan dahulukan semua akhirat. Kami coba terapin itu. Kalau bapak ibu datang ke Ajwad di Jakarta, restoran kami, 10 menit sebelum azan tidak boleh terima orderan. Barang semuanya tidak boleh.

Semua harus sholat. Bapaknya tamu, kita ajak ke masjid. Ibu-ibunya ada mushollah. Kita ajak sholat.

Kemudian kalau yang mau cari restoran lain, silahkan. Tidak masalah. Tidak usah takut dengan rezeki. Tidak pernah kosong orang datang.

Bahkan orang datang kadang-kadang merasa nyaman saja. Mereka ikut sholat bersama. bersama kita, ada kultum di masjid, mereka ikut.

Karena dari satu sisi juga, waktu kami pertama buka restoran di Kalibata sebelum pindah ke Condet dulu, itu ada beberapa restoran di sebelah kami, di mal. Karena setiap kali mau sholat, kami turunkan roll indoornya, terus kita pasang, sedang sholat kita. Dipasang gitu.

Jadi ada beberapa staf pegawai-pegawai dari restoran-restoran sebelah, tempat-tempat sebelah kami dulu datang. Bicara sama beberapa staff di ajwat Disini disuruh sholat ya Enak sekali ya Kita ini jangankan disuruh sholat Jumat aja gak boleh sholat Kenapa miliknya orang non muslim Yang perempuan disuruh buka jilbab Kenapa kita teman-teman amanahkan rezeki dan perusahaan segala macam. Tidak coba terapkan Islam di perusahaan kita.

Orang-orang Muslim itu maksa orang kita untuk tidak sholat. Disuruh buka urat dan segala macam hal. Kenapa kita tidak coba ini?

Kita perlu dahulukan akhirat itu daripada dunia. Kami wajibkan untuk ada program tahfidh Qur'an. Tahsin. Mereka belajar dulu Al-Qur'an, maka tahfidh Qur'an. Bahkan kalau bisa hafal Qur'an dalam 2 tahun, kita kasih uang.

Bonus. Kasih 10 juta uang. Terima kasih. Jadi ada yang datang kerja sama kami itu hanya mau ikut tahfiq Qurannya saja.

Kenapa kita tidak coba buat program begitu? Dan ternyata dengan kita arahkan mereka ke agama, itu pekerjaan juga berpengaruh sekali. Karena dia sudah tahu hubungannya dengan Tuhannya. Nah ini contoh-contoh juga dalam pemaksimaran waktu itu. Nah ini Ibn Qayyim rahimahullah menyampaikan kisah ini betul-betul kisah yang terjadi di masa beliau.

Dan bagaimana dia lihat dengan mata kepalanya gitu. Dan memang teman-teman kalau kita kembali kepada dasar kenapa kita diciptakan, memang untuk itu. Kalau bapak ibu tanya untuk apa saya ada di muka bumi ini, memang untuk ibadah.

Apakah saya diciptakan untuk sholat, ustadz, untuk puasa, untuk sedekah, untuk mengaji, untuk duri majlis ilmu, untuk berbakti sama orang tua, untuk jenguk orang sakit, jawabannya iya. Memang untuk ini kita hidup, bukan untuk yang lain. Jadi kalau ada orang menumurduakan ibadah, kemudian dia dahulukan urusan yang lain, maka ini berarti tidak paham tujuan hidupnya.

Itu yang Allah sebutkan dalam surah Zariyat, surah nomor 51, di ayat 56-58. وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَاءُ وَإِنسَأْ إِلَى الْيَأْبُدُونَ Aku tidak ciptakan jenderal manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku. Ma'uridu minhum rizkin, wa ma'uridu minhum anyatu'imun, anyu'tu'imun.

Aku tidak pernah berharap mereka memberikan aku rizki, kata Allah dengan ibadah itu. Dan aku juga tidak ingin mereka memberikan aku makan. Innallahu warrazzakudul kuwathil matin. Allah itu zat yang maha perkasa dan juga pemberi rizki.

Pemberi rizki dan sangat kuat, sangat kokoh. Nggak butuh dengan makhluknya. Allah itu samad. Allah yang tidak membutuhkan pada siapapun dan semua bergantung pada dia.

Dan Allah menyebutkan juga dalam surah Al-Mu'minun, surah nomor 23 ayat 115. Apakah kalian mengira kami menceritakan kalian siasat dan tidak akan kembali kepada kami? Itu gak mungkin. kita sadari ini tujuan awal kita diciptakan. Ya memang untuk ibadah. Jadi Bapak Ibu lawangin waktu untuk pergi umrah begini, sebenarnya ini tujuan hidup memang.

Ini bukan karena ngisi waktu, bukan. Tujuan hidup memang untuk ini. Untuk haji, untuk umrah, untuk sedekah, duduk di rumah.

di majelis ilmu seperti ini. Bukan di waktu lawang. Memang harus dilawangkan waktunya.

Memang tujuan kita untuk itu hidupnya. Ingat teman-teman, sebagai penutup kita akan buka pertanyaan selanjutnya. Penyesalan akan ada di akhir. Penyesalan selalu datang terakhir. Dan jangan pada saat itu sudah datang baru kita menyesal.

Tidak ada gunanya. Jangan tunggu penyesalan terjadi. Banyak ayat Al-Quran menyebutkan tentang masalah penyesalan.

Banyak sekali. Dan ayat-ayat tentang masalah ini betul-betul sangat gamblang, sangat sangat jelas. Dalam surah Al-Mu'minun ayat 99 Allah mengatakan gitu. Orang-orang nanti pada saat mau wafat dari orang-orang kafir, orang yang banyak berbuat dosa, mereka mengatakan, Tuhanku kembali.

aku di dunia. Semoga saja saya bisa beramal soleh. Dari amal-amal soleh yang aku sia-siakan. Mereka begitu. Tapi kita jangan tunggu ini.

Bapak Ibu suara ini mendengarkan dari kami ini, ini peringatan dari Allah SWT. Jangan tunggu nanti kematian datang, baru kemudian kita menyesal. Itu tidak ada gunanya. Di akhir surah Al-Munafiqun juga begitu Allah sebutkan. Allah s.w.t. mengatakan, infa'kan, keluarkan apa yang kalian miliki itu.

Dan jangan sampai seseorang dari kalian datang ajalnya, baru dia mengatakan, Ya Allah, tolong terlambatkan beberapa saat saja, supaya aku bisa bersedekah dan aku termasuk orang-orang salih. Kalau Allah bilang, وَلَا يُؤَخِرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ جَلُوْهَا Tapi ketahui Allah tidak akan mungkin tunda ajal orang kalau sudah datang. Allah akan memberitahukan apa yang kalian kerjakan.

Jadi jangan tunggu penyesalan itu datang. Baru kita mau menyadari. Gak ada gunanya.

Mumpung sekarang. Dan ingat teman-teman. Allah tidak akan pernah turunkan tangan dari langit.

Untuk memberhentikan kita dari kelalaian kita atau maksiat kita. Ada orang begitu. Kenapa kamu gak tobat?

Iya ya. Kapan ya? Seakan-akan tunggu Allah turunkan tangan berhentiin dia. Itu gak mungkin. Peringatan Allah sudah ada dalam kitab Al-Quran.

Peringatan Allah dari Nabi Muhammad SAW. Allah s.w.t. Nabi sudah meninggal, dilanjutkan oleh para da'id dan para ulama. Harusnya kita menyadari, sudah ada.

Nanti teman-teman di hairat, orang kalau masuk neraka itu, masuk dalam neraka dalam kondisi yakin dengan keadilan Allah. Dia tahu karena Allah tidak pernah suruh dia berbuat dosa, dia yang buat sendiri, dia yang dolami dirinya. Dia yang riba, dia yang mencuri, dia yang menggiba, dia yang memfitnah, dia yang memukul, dia segala macam. Maka dia rasakan akibat perbuatannya. Jadi Allah tidak pernah membalimi siapapun.

Oleh karena itu selamatkan diri kita sendiri teman-teman. Tidak ada yang bisa menyelamatkan. Kami dan teman-teman da'i yang lain cuma bisa teriak-teriak seperti ini.

Kebetulan di tangan Bapak Ibu sekalian. Beruntunglah orang yang mendengar kemudian dia merenungi lalu menerapkan dalam hidupnya. Itu berarti keberuntungan buat dia. Tapi orang kalau cuma sedang mendengar kemudian menganggap ya sudahlah. Ya bahasan itu.

Ya bagus ya. Cuma sebatas itu tidak ada manfaatnya buat dia. Jadi tidak membawa pada perubahan.

Padahal sebenarnya majelis ilmu diharapkan ada perubahan. Kalau teman-teman bupa dari majelis. majelis ilmu merasa ada rasa takut kepada Allah ada rasa menyesal terhadap waktu yang terlalaikan atau emas oleh yang terlewatkan maka itu target daripada majelis ilmu itu