Transcript for:
Peradaban Islam di Spanyol

Assalamualaikum Wr Wb dan pada video kali ini kita akan membahas sejarah secara lengkap peradaban islam di spanyol dari mulai masuknya islam di spanyol, berkuasanya islam di spanyol, sampai bagaimana kah runtuhnya islam di spanyol, dan bagi kawan-kawan antum-antum semuanya tolong sedikit bersabar untuk menyimak video ini, karena sepertinya video ini agak sedikit panjang dari video-video sebelumnya Karena ini tentang sejarah dan insyaallah akan kita bahas secara lengkap dan tuntas Dan juga bagi kawan-kawan yang menyimak video ini Jangan lupa untuk membagikan video ini kepada orang lain Karena kita harus tahu bagaimanakah sejarah terdahulu tentang Islam di Spanyol Dan langsung saja mari kita kupas tentang sejarah Islam di Spanyol Islam yang lahir di dunia timur pernah berjaya menguasai Spanyol, sebuah negara berbasis Kristen di barat. Peradaban Spanyol telah berhasil memajukan kawasan Eropa di berbagai bidang, khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan-kemajuan Eropa tersebut tidak bisa dipisahkan dari keberadaan pemerintahan Islam di Spanyol. Dari Spanyol, Islam lah Eropa banyak menimba ilmu. Pada periode klasik, ketika Islam mencapai masa keemasannya, Spanyol merupakan pusat peradaban Islam yang sangat penting.

Ada sebuah pertanyaan yang layak untuk diangkat dalam kisah ini, yaitu latar belakang ekspansi Islam ke Spanyol. dan dinamika perkembangan Islam di negara tersebut hingga pernah sukses besar membangun peradaban di sana Latar belakang ekspansi Islam ke Spanyol didasari oleh semakin kuatnya Islam di Afrika Utara sehingga perlu melakukan perluasan ke semenanjung Liberia Spanyol adalah daerah terdekat dari Afrika Utara dan kerajaan gotik yang menguasai daerah tersebut sedang mengalami kemunduran Perkembangan Islam di Spanyol berlangsung sekitar 5 abad dan pernah mencapai puncaknya di bawah kepemimpinan Abdurrahman III Meskipun akhirnya Islam harus keluar dari Spanyol, peradaban peninggalan Islam telah membuat Eropa bangkit dari keterbelakangannya Sampai akhir abad ke-7, Islam berkembang pesat namun masih terbatas di belahan dunia timur Ekspansi yang dilakukan paling jauh hanya mencapai Afrika Utara, yaitu saat Abdul Malik menjadi Khalifah dari dinasti Umayyah Benuh Eropa yang diwakili oleh semenanjung Andalusia ataupun Iberia baru dimasuki ketika Tarif bin Malik melakukan penyelidikan yang kemudian dilanjutkan dengan penguasaan Tarif bin Ziyad yang meneratkan tenteranya pada tahun 711 Masihi mulai saat itu Islam diperkenalkan kepada penduduk Spanyol yang menganut agama Kristen saat Islam menguasai Spanyol, Eropa bangkit dari keterbelakangannya Kebangkitan itu bukan saja terlihat dalam bidang politik Dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam dalam bahagian dunia lainnya Seperti dinasti Bani Abbas dan dinasti Fatimiyah Namun juga di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi Munculnya tokoh sekaliber Ibn Bajah, Ibn Tufail, dan Ibn Rushdi Menunjukkan kemajuan intelektual yang tinggi Bahkan kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi itulah Yang mendukung keberhasilan politik di negeri itu Kemajuan-kemajuan Eropa tersebut tidak bisa dibisahkan dari pemerintahan Islam di Spanyol. Dari Spanyol, Islam lah Eropa banyak menimba ilmu. Pada periode klasi ketika Islam mencapai masa keemasannya, Spanyol merupakan pusat peradaban Islam yang sangat penting sekaligus sebagai saingan Baghdad di timur. Ketika itu, orang-orang Eropa Kristen banyak belajar di perguruan-perguruan tinggi Islam di sana.

Islam menjadi guru bagi komunitas Eropa. Karena itu, kehadiran Islam di Spanyol hampir tak pernah luput dari bidikan para sejarawan Masuknya Islam ke Spanyol Pemerintahan Islam yang pertama kali menduduki Spanyol adalah Khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damascus Sebelum peneglukan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari dinasti Bani Umayyah Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah Abdul Malik yang berkuasa dari tahun 685 sampai 705 Masehim. Khalifah Abdul Malik mengangkat Ibn Nu'man al-Ghassani menjadi gubernur di daerah itu. Pada masa Khalifah al-Walid yang berkuasa di tahun 705 sampai 715, Hasan Ibn Nu'man sudah digantikan oleh Musa Ibn Nusyairah.

Saat Al-Walid berkuasa, Musa bin Nusyir sukses memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki daerah Al-Jazair dan Maroko. Selain itu, ia juga menyempurnakan penaklukan ke berbagai wilayah bekas kekuasaan bangsa barbar di sejumlah pengunungan sehingga mereka mereka menyatakan loyal dan berjanji tidak akan membuat kekacauan seperti yang telah mereka lakukan sebelumnya. Penaklukan wilayah Afrika Utara hingga menjadi salah satu provinsi dari Khalifah Bani Ummayyah membutuhkan waktu selama 53 tahun.

Sejak tahun 30 Hijriyah, yaitu masa pemerintahan Muawiyah bin Abi Sufyan sampai tahun 83 Hijriyah, yaitu masa Al-Walid. Sebelum dikalahkan dan kemudian dikuasai Islam, kawasan itu merupakan basis kekuasaan kerajaan Romawi, yaitu kerajaan gotik. Kerajaan ini seringkali mendatangi penduduk dan mendorong mereka untuk membuat kerusuhan dan menentang kekuasaan Islam.

Setelah kawasan ini dapat dikuasai secara total, umat Islam mulai memusatkan perhatiannya untuk menaklukkan Spanyol. Dapat diketahui bahwa penaklukan Afrika Utara adalah batu lencatan bagi kaum muslimin untuk menguasai wilayah Spanyol. Ada tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa dalam proses penaklukan Spanyol.

Mereka adalah Tarif bin Malik, Tarif bin Ziyad, dan Musa bin Ibn Nusyair. Tarif dinilai sebagai perintis dan penyelidik wilayah Spanyol karena ia merupakan orang pertama yang sukses menyeberangi selat antara Maroko dan bunua Eropa. Ia pergi bersama satu pasukan perang berjumlah 500 orang dengan menaiki 40 kapal yang disediakan oleh Julian.

Dalam penyerbuan itu, Tarif menang dan kembali ke Afrika Utara dengan membawa banyak harta rampasan. Termotivasi oleh keberhasilan Tarif dan krisis kekuasaan dalam kerajaan gotik yang menguasai Spanyol pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang, Pada tahun 711 Masehi, Musa bin Nusyair mengirim pasukan sebanyak 7.000 orang ke Spanyol di bawah pimpinan Tarik bin Ziyad. Tarik bin Ziyad lebih dikenal sebagai penakluk Spanyol sebab jumlah pasukannya lebih besar dan efeknya pun lebih nyata. Pasukannya terdiri dari sebahagian besar suku barbar yang didukung oleh Musa bin Nusyair dan sebahagian lagi orang-orang Arab yang dikirim Khalifah Al-Walid. Orang Barbar merupakan suatu bangsa yang masih mempunyai pertalian keturunan dengan bangsa Hamiyah Suatu cabang dari bangsa kulit putih dan dalam masa prasejarah mungkin berasal dari bangsa Hamiyah Kebanyakan orang Barbar ataupun Berber yang mendiami daerah pesisir beragama Kristen Orang terkemuka dalam agama Kristen tua seperti Tertulianus, Santa Cyprianus, dan terutama Santa Agustinus yang berasal dari negeri ini Pesukan itu kemudian menyeberangi selat di bawah pimpinan Tarik Bin Ziyad.

Gunung tempat pertama kali Tarik dan pesukannya mendarat dan menyiapkan pesukannya hingga kini dapat dikenang dengan nama Gil Braltar ataupun Jabal Torike. Dalam pertempuran di suatu tempat yang bernama Bakah, ada pula yang menyebutnya Lakah ataupun Wadil Lakah atau Godelete. Tepatnya tanggal 19 Juli 711 Masehi, Tarik berhasil mengalahkan Raja Roderick. Selanjutnya, Tarik dan pesukannya terus menaklukkan kota-kota penting di sana seperti Kordofa, Granada, dan Toledo.

Ia pun sempat meminta tambahan pasukan kepada Musa bin Nusyair di Afrika Utara. Musa mengirimkan tambahan pasukan sebanyak 5.000 tentara, sehingga jumlah pesukan Tarik seluruhnya 12.000 orang. Jumlah ini belum sebanding dengan pasukan bangsa gotik itu yang lebih jauh lebih besar 100.000 orang Kekalahan pasukan Roderick disebabkan karena pasukannya itu terdiri dari para hamba sahaya dan orang-orang lemah Selain itu Di antara mereka ada pulang musuh-musuh Rederik Ditambah lagi orang-orang Yahudi secara rahasia juga mengadakan persekutuan dengan kaum muslimin Kemenangan pertama yang diperoleh Tarik bin Ziyad merupakan jalan lapang untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi Untuk itu Musa bin Nusyair merasa perlu melibatkan diri dalam gelanggang pertempuran dengan maksud membantu perjuangan Tarik Dengan suatu pasukan yang besar ia berangkat menyeberangi selat itu Satu demi satu kota yang diluatinya berhasil dikuasai Setelah Musa berhasil menaklukkan Sidonia, Carmona, Sevilla, dan Merida Serta mengalahkan penguasa kerajaan gotik Theodomir di Urejela Ia bergabung dengan Tarik di Toledo Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol Termasuk bahagian utaranya, mulai Saragosa sampai Navarre Keberhasilan tiga pahlawan Islam Tarik bin Malik Tarik Ibn Ziyad dan Musa bin Nusyair tidak lepas dari semangat mereka melakukan ekspansi wilayah kekuasaan Islam pada waktu yang tepat di saat seluruh wilayah Afrika Utara sudah dikuasai dan kekuasaan kerajaan gotik mulai melemah lompatan berikutnya adalah penguasaan Islam wasaan daerah Spanyol yang berada di seberang Keberanian Tarif sebagai orang yang pertama yang menyeberangi selat antara Maroko dan benua Eropa itu patut dihargai meskipun dalam ekspedisinya belum banyak melibatkan pasukan sehingga hasilnya belum kentara. Keberhasilan Tarif mendorong Tarik untuk mengadakan ekspedisi berikutnya dengan pasukan yang lebih besar.

Hasil yang dicapai telah dicatat dalam sejarah sehingga membuat Tarik lebih layak dianggap sebagai penakluk Spanyol. Peran serta sang gubernur Afrika Utara, Musa bin Nusyairah dalam penaklukan Spanyol memperkuat sekaligus melengkapi keberhasilan tarik dalam upaya penguasaan Spanyol. Kerjasama satu tim dan keterlibatan aktif pimpinan pusat dan pelaksana lapangan telah membuahkan hasil maksimal dalam perluasan kekuasaan Islam ke Spanyol.

Selanjutnya kita akan membahas perkembangan Islam di Spanyol. Tak dapat dibungkiri bahwa Islam memainkan peranan yang penting di Spanyol selama sekitar 8 abad. Di Spanyol, bangsa Arab memperoleh kemenangan paling besar dan paling lama di Eropa, walaupun juga penderitaan yang dramatis terjadi di sana.

Sejarah panjang yang dilewati umat Islam Spanyol terbagi dalam 3 masa saja, yaitu masa saat diperintah oleh wakil khalifah di Damascus, masa diperintah oleh para amir, dan masa dipimpin oleh seorang khalifah. Namun, masa Islam di Spanyol dibagi menjadi 6 periode Yang pertama, periode pertama yaitu 711-755 Masehi Spanyol berada di bawah pemerintahan parawali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damascus Stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna Karena banyak gangguan baik, gangguan internal maupun eksternal Gangguan dari dalam antara lain merupakan perselisihan dan pertengkaran di kalangan para elit penguasa terutama akibat perbedaan suku dan golongan Begitu pula terdapat perbedaan pandangan antara khalifah di Damascus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan yang masing-masing mengaku paling berhak atas daerah Spanyol Konsekuensinya terjadilah 20 kali pergantian wali ataupun gubernur Spanyol dalam jangka waktu yang amat singkat Perbedaan pandangan politik itu menyebabkan seringnya terjadi perang saudara antara barbar asal Afrika Utara dan Arab. Etnis Arab sendiri terdiri dari kedua golongan yang selalu bersaing yaitu suku Qais Arab Utara dan Arab Yaman ataupun Arab Selatan.

Perbedaan etnis ini tak jarang menyebabkan konflik politik terutama ketika ada figur yang kuat dan tangguh. Wajarlah jika Spanyol pada saat itu tidak ada gubernur yang mampu mempertahankan kekuasaannya dalam jangka waktu yang agak lama. Gangguan dari luar muncul dari mantan musuh Islam di Spanyol yang bertempat tinggal di daerah-daerah pengunungan yang memang tidak pernah loyal kepada pemerintahan Islam. Mereka sangat benci Islam dan terus menyusun kekuatan. Sebagai hasilnya, mereka mampu mengusir Islam dari bumi Andalus walau harus berjuang lebih dari 500 tahun.

Dengan banyaknya konflik internal dan eksternal, maka dalam periode ini Islam Spanyol belum memasuki kegiatan pembangunan di bidang peredaban dan kebudayaan. Datangnya Abdurrahman Ad-Dakil ke Spanyol pada tahun 138 Hijriyah ataupun 755 Masihi menjadi tanda berakhirnya periode pertama. Periode kedua, yaitu 755 sampai 912 Masihi.

Pada masa ini, Spanyol diperintah oleh seorang Amir ataupun Panglima atau Gubernur. Tetapi tidak denduk kepada pusat pemerintahan yang ketika itu dipegang oleh Khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol tahun 138 Hijriah ataupun 755 Masihi. dan diberi gelar Ad-Dakhil ataupun yang masuk ke Spanyol.

Abdurrahman Ad-Dakhil adalah keturunan dari Bani Umayyah yang berhasil melarikan diri dan lolos dari kerajaan Bani Abbasiyah yang telah menaklukkan Bani Umayyah di Namaskus. Abdurrahman melakukan pengembaraan ke Palestina, Mesir, dan Afrika Utara hingga akhirnya tiba di Ceuta. Di wilayah ini, ia memperoleh bantuan dari bangsa Barbara dalam menyusun kekuatan militer.

Selanjutnya, ia sukses mendirikan dinasti Bani Umayyah di Spanyol. Pemerintah setelah Abdurrahman Adakhil adalah Hisham I, Hakam I, Abdurrahman Al-Awsad, Muhammad Ibn Abdurrahman, Munzir Ibn Muhammad, dan Abdullah bin Muhammad. Pada periode ini, umat Islam Spanyol mulai memperoleh banyak kemajuan.

baik dalam bidang politik maupun dalam bidang peradaban. Abdurrahman Adakhil mendirikan Masjid Kordofa dan sekolah-sekolah di kota-kota besar Spanyol. Hisham I dikenal berjasa sebagai pembaharu dalam kemiliteran dialah yang memperkasai tentera bayaran di Spanyol ia juga orang yang pertama menjadikan mazhab maliki sebagai mazhab resmi negara adapun Abdurrahman Al-Awsad dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu pemikiran filsafat mulai masuk terutama di zaman Abdurrahman Al-Awsad yang mengundang para ahli dari dunia Islam lainnya untuk datang ke Spanyol akhirnya kegiatan ilmu pengetahuan di Spanyol kian berkembang Gangguan politik serius yang terjadi pada periode ini justru datang dari Umar Islam sendiri. Golongan pemberontak di Toledo pada tahun 852 M.

membentuk negara-kota yang berlangsung selama 80 tahun. Di samping itu sejumlah orang yang tak puas menuntut terjadinya revolusi. Pemberontakan yang dipimpin oleh Hafsun dan anaknya, Umar, yang berpusat di pengunungan dekat Malaga, merupakan yang gangguan penting. Selain itu perselisihan antara orang-orang barbar dan orang Arab masih seringkali terjadi Yang ketiga periode ketiga yaitu 912 sampai 1013 Masehi Pemerintah Abdurrahman III yang bergelar An-Nasir al-Lidinillah Ataupun penegak agama Allah sampai munculnya Raja-Raja kecil yang dikenal dengan Meluk At-Tawaf Amasuh dalam periode ketiga Pada periode ini Spanyol diperintah oleh penguasa yang bergelar Khalifah Dengan demikian, pada masa ini terdapat dua khalifah sunni di dunia Islam, khalifah Abbasiyah di Baghdad dan khalifah Ummayyah di Spanyol, di samping seorang khalifah Syiah Fatimiyah di Afrika Utara. Pemakaian gelar khalifah tersebut bermula dari berita bahwa Al-Muqtadir, khalifah daulat Bani Abbasiyah di Baghdad, tewas dibunuh oleh pengawalnya sendiri.

Menurut peneliannya, keadaan ini menunjukkan bahwa suasana pemerintahan Abbasiyah sedang berada dalam ketidakpastian. Oleh sebab itu, momen tersebut dianggap sebagai waktu yang tepat untuk memakai gelar khalifah yang telah dirantas dari kekuasaan Bani Umayyah selama 150 tahun lebih. Gelar ini resmi dipakai mulai tahun 929 Masihi. Khalifah-khalifah besar yang memerintah pada periode ketiga ini ada tiga orang, yaitu Abdurrahman al-Nasir, yaitu sejak tahun 912 Masihi sampai 961 Masihi.

Hakam II yang berkuasa 961-976 Masehi dan Hisham II yang pada tahun 976 Masehi sampai 1009 Masehi Pada periode ini, umat Islam Spanyol berhasil mencapai puncak kemajuan dan kejayaannya Hal ini dapat disejejarkan dengan kejayaan Daulat Abbasiyah di Baghdad Abdurrahman III merupakan penguasa Umayyah yang terbesar di Spanyol Seluruh gerakan pengacau dan konflik politik dapat diselesaikan sehingga situasi negara relatif aman. Penaklukan kota Elvira, Jain, dan Sevilla merupakan sebahagian bukti keberhasilan Abdurrahman III dan kekuatan Kristen juga dipaksa menyerah kepadanya. Setelah sukses mengatasi problem politik dalam negeri, ia juga berhasil menggagalkan cita-cita daulah Fatimiyah untuk memperluas wilayah kekuasaannya ke negeri Spanyol. Di bawah pemerintahan Khalifah Abdurrahman III, Spanyol mengalami kemajuan peradaban yang mengempirakan terlebih di bidang arsitektur.

Tercatat tidak kurang dari 300 masjid, 100 istana megah, 13.000 gedung, dan 304 pemandian umum berada di Kordoba. Kemasyuhuran sebagai penguasa dikenal sampai di negeri Konstantinopel, Jerman, Perancis, hingga Italia. Bahkan penguasa negeri-negeri tersebut mengirim para dutanya ke istana Khalifah.

Armada Laut yang dibentuk berhasil menguasai jalur lautan tengah bersama dengan Armada Fatimiyah. Kebesaran Abdurrahman III dapat disajarkan dengan Raja Akbar dari India, Umar bin Khattab dan Harun al-Rashid. Jadi Abdurrahman III bukan hanya sebagai penguasa terbaik Spanyol, mainkan juga salah satu penguasa terbaik dunia. Sayangnya tidak semua tokoh sejarah mengetahui akan hal ini.

Penguasa setelah Abdurrahman II adalah Hakam II yang merupakan seorang kolektor buku dan bendiri perpustakaan. Koleksi dalam perpustakaannya tidak kurang dari 400 ribu buku. Pada masa ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran.

Pembangunan kota pun berlangsung cepat. Selanjutnya, Hisham II naik tahta dalam usia 11 tahun. Ini merupakan awal kehancuran Khalifah Bani Umayyah di Spanyol. Oleh karena itu, kekuasaan de facto berada di tangan para pejabat. Pada tahun 980 Masehi, Khalifah menunjuk Ibn Abi Amir sebagai pemegang kekuasaan secara mutlak.

Dia seorang yang ambisius yang berhasil menancapkan kekuasaannya dan melebarkan wilayah kekuasaan Islam dengan menyingkirkan rekan dan saingannya. Atas keberhasilannya, ia mendapat gelar Al-Mansur Billah. Ia wafat pada tahun 1002 Masehi dan digantikan oleh anaknya Al-Muzaffar yang masih dapat mempertahankan keunggulan kerajaan.

Akan tetapi setelah ia wafat pada tahun 1003, 2008 Masihi, ia digantikan oleh adiknya yang tidak memiliki kualifikasi untuk jabatan itu. Akhirnya pada tahun 2013 Masihi, Dewan Menteri yang memerintah Kordofa menghapus jabatan Khalifah. Ketika itu, Spanyol sudah terpecah dalam banyak sekali negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu. Yang keempat, periode keempat, yaitu yang berlangsung 1013-1086 Masehi. Pada periode ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari 30 negeri kecil di bawah pemerintahan Raja-Raja Golongan atau Al-Muluk At-Tawaif, yang antara lain berpusat di suatu kota seperti Sevilla, Cordova, dan Toledo.

Pemerintahan terbesar di antaranya adalah Abbadiyah di Sevilla. Pada periode ini umat Islam Spanyol kembali memasuki masa pertikaian internal Sayangnya jika terjadi perang saudara Ada di antara pihak-pihak yang bertika itu Ada pihak-pihak tertentu yang meminta bantuan kepada keraja-raja Kristen Karena menyaksikan kekacauan dan kelemahan yang menimpa keadaan politik Islam Maka orang-orang Kristen pada periode ini mulai mengambil inisiatif penyerangan untuk pertama kalinya Akibat fatalnya kekuatan Islam diketahui mulai menurun dan tiba saatnya untuk dihancurkan Kelima, periode kelima yang berlangsung 1086-1248 Masehi Walaupun terpecah dalam beberapa negara, pada periode kelima ini Spanyol Islam masih mempunyai suatu kekuatan yang dominan yaitu dinasti Morabbitun pada tahun 1086-1143 Masehi dan dinasti Muwahidun yaitu 1146-1235 Masehi Dinasti Morabitun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf Ibn Tashfin di Afrika Utara. Pada tahun 1062 M.I.I. berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marrakesh. Ia masuk ke Spanyol atas undangan penguasa-penguasa Islam di sana yang tengah berjuang mempertahankan negerinya dari serangan kaum Nasrani.

Ia dan tenteranya memasuki Spanyol pada tahun 1086 M.I.I. dan berhasil mengalahkan pasukan Castilian. Perpecahan di kalangan Raja-Raja Muslim menyebabkan Yusuf bergerak lebih jauh untuk menguasai Spanyol dan ia pun berhasil. Kekuasaan ini ternyata tidak dapat diteruskan oleh penguasa-penguasa sesudahnya karena mereka adalah Raja-Raja yang lemah. Pada tahun 1143 M.

Kekuasaan dinasti Morabitun baik di Afrika Utara maupun di Spanyol berakhir. Dinasti Moahidun muncul sebagai gantinya. Tahun 1146 Masehi, penguasa Muwahidun yang berpusat di Afrika Utara merebut Spanyol.

Muwahidun didirikan oleh Muhammad Ibn Tumar. Ia adalah orang yang cerdas, tangkas, dan tak segan-segan mempunyai pemikiran berseberangan. Ia adalah murid Qadhi Ibn Hamdin.

Dinasti ini datang ke Spanyol di bawah pimpinan Abdurrahman Al-Munim. Antara tahun 1114 dan 1154 Masehi. Kota-kota muslim penting, Kordofa. Almeria dan Granada jatuh ke bawah kekuasaannya untuk jangka beberapa dekade dinasti ini mengalami banyak kemajuan terutama saat pemerintahan dipegang oleh Abu Yusuf Al Mansur kekuatan-kekuatan Kristen dapat dipukul mendur akan tetapi tidak lama kemudian dinasti Muwahidun mengalami keruntuhan pada tahun 1212 Masih tentara Kristen memperoleh kemenangan besar di Las Navas di Tolesa Kekalahan-kekelahan yang dialami Muhammad Haydun menyebabkan penguasanya memilih untuk meninggalkan Spanyol dan kembali ke Afrika Utara tahun 1235 Masehi.

Keadaan Spanyol kembali runyam, berada di bawah penguasa-penguasa kecil. Dalam kondisi demikian, umat Islam tidak mampu bertahan dari serangan-serangan Kristen yang semakin besar. Pada tahun 1238 M.

Kordofa jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Sevilla jatuh pada tahun 1248 M. Akhirnya, kecuali Granada, seluruh wilayah Spanyol telah lepas dari kekuasaan Islam. 6. Periode ke-6 yaitu 1248-1492 M. Kerajaan Granada merupakan pertahanan terakhir Muslim Spanyol di bawah kekuasaan dinasti Bani Ahmar, yaitu 1232-1492 Masihi.

Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman al-Nasir, akan tetapi secara politik dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Persekutuan antara wilayah Aragon dan Castilla melalui perkawinan Ferdinand dan Isabella melahirkan kekuatan besar untuk merebut kekuasaan terakhir umat Islam di Spanyol. Terima kasih.

Namun beberapa kali serangan mereka belum berhasil menembus pertahanan umat Islam. Abu Hasan yang menjebat pada waktu itu mampu mematahkan serangan tersebut. Bahkan ia menolak membayar upeti kepada pemerintahan Kastila.

Abu Hasan dalam suatu serangan berhasil menduduki kota Zahra. Untuk membalas dendam, Ferdinand melancarkan serangan mendadak terhadap Al-Quran. Alhamra dan berhasil merebutnya. Banyak wanita dan anak kecil yang berlindung di sana dibantai oleh pesukan Ferdinand.

Jatuhnya Alhamra ini merupakan pertanda kejatuhan pemerintahan Granada. Situasi pemerintahan pusat di Granada... semakin kritis dengan terjadinya beberapa kali perselisihan dan perebutan kekuasaan antara Abul Hasan dengan anaknya yang bernama Abu Abdullah. Serangan pasukan Kristen yang berusaha memanfaatkan situasi ini dapat dipetahkan oleh Zahal, saudara Abul Hasan.

Zagal menghentikan Abu Hassan sebagai penguasa Granada. Zagal berusaha mengajak Abu Abdullah menggabungkan kekuatan dalam menghadapi musuh, tapi ajakan itu ditolaknya. Ketika terjadi pergolakan politik antara Zagal dan Abu Abdullah, pesukan Kristen melakukan penyerbuan dan berhasil menguasai Alora, Kasyarbonela, Ronde, Malaga, dan Loxa. Pada serangan berikutnya, Zahal menyerah dan melarikan diri ke Afrika Utara.

Satu-satunya kekuatan Muslim berada di kota Granada dipimpin oleh Abu Abdullah yang kemudian dihancurkan oleh Ferdinand. Abu Abdullah dipaksa menyampaikan sumpah setia kepada Ferdinand dan bersedia melepaskan harta kekayaan umat Islam sebagai imbalan dari diberikannya hak hidup dan kebebasan beragama bagi orang Islam. Peralihan kekuasaan yang menyedihkan itu terjadi pada tanggal 3 Januari 1492. Masihi Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam Di Spanyol Umat Islam setelah itu dihadapkan Kepada dua pilihan Masuk Kristen atau pergi meninggalkan Spanyol Akibatnya pada tahun 1609 Masihi Dapat dikatakan tidak ada lagi umat Islam Yang hidup di daerah ini Faktor pendukung kemajuan Spanyol Kemajuan Islam Spanyol ditentukan oleh adanya penguasa yang kuat dan berwibawa Yang mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat Islam Seperti Abdurrahman Adakhil, Abdurrahman Al-Wasid, dan Abdurrahman Al-Nasir Keberhasilan politik kepemimpinan tersebut ditunjang oleh kebijaksanaan penguasa-penguasa lainnya Yang mempelopori kegiatan-kegiatan ilmiah Sikap toleransi beragama ditegakkan oleh para penguasa terhadap penganut agama Kristen dan Yahudi sehingga mereka ikut berpartisipasi mewujudkan peradaban Arab Islam di Spanyol. Bagi orang-orang Kristen, sebagaimana juga orang-orang Yahudi, telah disediakan hakim khusus yang menangani masalah mereka dengan berlandaskan ajaran agama mereka masing-masing. Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai komunitas, baik agama maupun bangsa.

Dengan ditegakkannya toleransi beragama, komunitas-komunitas itu dapat bekerja sama dan menyumbangkan kelebihan masing-masing. Perserisihan antar pemuluh agama dapat ditekan sekecil mungkin sehingga mereka dapat hidup damai secara berdampingan. Lebih lanjut, meskipun ada persaingan yang sengit antara Abbasiyah di Bagadat dan Umayyah di Spanyol, hubungan budaya dari timur dan barat itu tidak selalu berupa peperangan.

Sejak abad ke-11 Masihi, banyak sarjana mengadakan perjalanan dari ujung barat, wilayah Islam ke ujung timur sambil membawa buku-buku dan gagasan-gagasan hal ini menunjukkan bahwa meskipun umat Islam terpecah dalam beberapa kesatuan politik terdapat apa yang disebut kesatuan budaya dunia Islam kemudian, perpecahan politik pada masa muluk Al-Tawif dan sesudahnya tidak menyebabkan mendurnya peradaban masa itu dapat dikatakan sebagai bahagian dari puncak kemajuan ilmu pengetahuan, kesenian, dan kebudayaan Islam Spanyol Hal ini disebabkan oleh adanya semangat yang dimiliki setiap dinasti di Malaga, Toledo, Sevilla, Granada, dan lain-lain untuk berkompetisi dengan pusat ilmu dan peradaban Islam di Spanyol. Sebagai contoh, Moluc Abtawef berhasil mendirikan pusat-pusat peradaban baru yang cukup maju. Dengan demikian, kemajuan Spanyol dari waktu ke waktu tetap terjaga hingga kemudian luluh lantak akibat serangan Ferdinand yang tanpa ampun. Penyebab Kemenduran dan Kehancuran Islam Spanyol Di antara penyebab utama kemunduran dan kehancuran Islam di Spanyol, antara lain konflik Islam dan Kristen.

Para penguasa Muslim tidak melakukan Islamisasi secara sempurna. Mereka nampaknya merasa puas dengan hanya menagih upeti dari kerajaan-kerajaan Kristen tak lukanya dan membiarkan mereka mempertahankan hukum dan adat mereka. Termasuk posisi hirarki tradisional dengan syarat tidak melakukan perlawanan bersenjata.

Namun demikian, kehadiran antara Islam telah memperkuat rasa kebangsaan orang-orang Spanyol Kristen. Hal itu menyebabkan kehidupan negara Islam di Spanyol tidak pernah berhenti dari pertentangan antara Islam dan Kristen. Pada abad ke-11, umat Kristen memperoleh kemajuan yang pesat, sementara umat Islam sedang mengalami kemunduran.

Bahkan banyak orang Kristen memakai nama-nama Arab dan meniru cara hidup lahiri Yahkaum Muslimin. Bahasa Arab pun menjadi salah satu bahasa utama. Istilah Muzarabes ataupun Arabisasi yang digalakkan terhadap orang-orang Spanyol kecil.

dan menyebabkan bahasa latin hampir terlupakan yang kedua, tidak adanya ideologi pemersatu pada dasarnya, para muallaf semestinya diperlakukan sama sebagai orang islam yang seterajat namun di spanyol, sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah di Damascus orang arab tidak pernah mau menerima orang islam ribumi setidaknya, sampai abad ke-10 masuhi mereka masih memberikan istilah ibad dan mual ladun kepada para muallaf yang merupakan suatu ungkapan yang merendahkan konsekuensinya, kelompoknya kelompok-kelompok etnis non-arab yang ada sering menggorokoti dan merusak perdamaian yang pada akhirnya mendatangkan dampak besar terhadap sosioekonomi negara tersebut hal ini menunjukkan tidak adanya ideologi yang dapat memberi makna persatuan disamping kurangnya figur yang dapat menjadi personifikasi ideologi itu yang ketiga kesulitan ekonomi Di pariwisata kedua masa Islam di Spanyol, para penguasa membangun kota dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat serius sehingga lalai membina perekonomian. Padahal peradaban kuat tanpa ditopang dengan ekonomi yang mapan dapat dipastikan akan hancur, terbukti dengan timbulnya kesulitan ekonomi yang memberatkan dan mempengaruhi kondisi politik dan militer penguasa Islam Spanyol. Yang keempat, tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan. Tanpa adanya sistem peralihan kekuasaan yang pasti, perhubungan kekuasaan diantara ahli waris pasti akan muncul. Munculnya muluk Attawif yang akhirnya memaksa runtuhnya kekuasaan Bani Umayyah tak dapat dihindari.

Salah satu penyebab jatuhnya Granada yang merupakan pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol, ke tangan Ferdinand dan Isabella adalah permasalahan ini. Yang kelima, Keterpencilan. Diakui bahwa Spanyol Islam Nampak terpisah dan terpencil dari dunia Islam lain yang berpusat di timur Ia selalu berjuang sendirian tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara Ketika Islam Spanyol mendapat serangan Bantuan dari wilayah lain tidak bisa segera datang Akibatnya ketika Kristen bangkit Tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung serangan mereka Pengaruh Peradaban Spanyol Islam di Eropa Kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini telah berhutang budi kepada khasarnah ilmu pengetahuan Islam yang berkembang di periode klasik.

Memang banyak seluruhan sebagaimana peradaban Islam mempengaruhi Eropa, seperti Sikilia dan Perang Salib. Tetapi salah satu seluruhan terpenting adalah Spanyol Islam. Spanyol merupakan tempat yang utama bagi Eropa untuk menyerap peradaban Islam, baik dalam membentuk hubungan politik sosial maupun perekonomian dan peradaban antar negara. Masyarakat Eropa menyaksikan sebuah kenyataan bahwa Spanyol saat berada di bawah kekuasaan Islam telah berhasil berkembang pesat meninggalkan negara-negara tetangganya di Eropa terutama dalam bidang pemikiran dan sain di samping bangunan fisik Salah satu pemikiran terpenting yang hingga kini masih dianud dan dikagumi adalah pemikiran Ibn Rushdi yang hidup di antara tahun 1120 sampai 1198 Masihi Ibn Rushdi telah berhasil melepaskan belunggu ta'lid dan menganjurkan kebebasan berpikir.

Ia mengulas pemikiran Aristoteles dengan cara yang memikat sehingga banyak orang yang tertarik untuk berpikiran bebas. Ia mengedepankan senatullah menurut pengertian Islam daripada ajaran pantheism dan antropomism Kristen. Dengan besar pengaruhnya di Eropa hingga timbul gerakan Averrosivum.

ataupun Ibn Rushdism yang menuntut kebebasan berpikir meskipun begitu pihak gereja tetap bersikeras menolak pemikiran rasional yang dibawa gerakan Aferiosime ini gerakan Aferisme ini gerakan Aferisme di Eropa telah melahirkan gerakan reformasi pada abad ke-16 Masehi dan rasionalisme pada abad ke-17 Masehi buku-buku Ibn Rushdi dicetak di Vanisia Tahun 1481, 1482, 1483, 1489, dan 1500 Masehi Karya-karyanya juga diterbitkan pada abad ke-16 Masehi di Napoli, Bologna, Limons, dan Starburg Dan di awal abad ke-17 Masehi di Genewa Dengan begitu pemikiran Ibn Rushdie semakin populer dan telah menjadi salah satu paham utama bagi masyarakat Eropa Pengaruh peradaban Islam, termasuk di dalamnya pemikiran Ibn Rushdi ke Eropa, berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di universitas-universitas Islam di Spanyol, seperti Universitas Cordova, Sevilla, Malaga, Granada, dan Salamanca. Selama belajar di Spanyol, mereka aktif menerjemahkan buku-buku karya ilmuwan Muslim. Pusat penerjemahan itu ada di Toledo. Setelah pulang ke negerinya, mereka mendirikan sekolah dan universitas yang sama. Universitas Paris didirikan bertahun-tahun.

Tahun 1231 Masehi, 30 tahun setelah wafatnya Ibn Rushdi. Di akhir zaman pertengahan Eropa, baru berdiri 18 buah universitas. Ilmu yang mereka peroleh dari universitas-universitas Islam, seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti, dan filsafat diajarkan di sana. Pemikiran filsafat yang paling banyak dipelajari adalah pemikiran Al-Farabi, Ibn Sina, dan Ibn Rushdi. Pengaruh ilmu pengetahuan Islam di Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke-12 Masihi itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali, peninggalan pemikiran Yunani di Eropa pada abad ke-14 Masihi.

Berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa kali ini melalui terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari dan kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Latin. Walaupun Islam akhirnya harus pergi meninggalkan negeri Spanyol dengan cara yang menyakitkan, Islam telah membidani gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan-gerakan itu telah kebangkitan kembali ke budayaan Yunani Klasik pada abad ke-14 Masehi yang bermula di Italia.

Kemudian gerakan reformasi pada abad ke-16 Masehi dan rasionalisme pada abad ke-17 Masehi. Serta disusul dengan pencerahan pada abad ke-18 Masihi Dengan demikian peran Islam tetap terasa meski tidak lagi dalam bentuk sebuah agama Melainkan dalam bentuk peradaban yang tinggi Dari pembahasan tentang Islam dan peradaban Spanyol dapat disimpulkan bahwa Latar belakang ekspansi Islam ke Spanyol didasari oleh semakin kuatnya Islam di Afrika Utara Sehingga perlu melakukan perluasan ke semenanjung Iberia Spanyol adalah daerah terdekat dari Afrika Utara dan Kerajaan Gotik yang menguasai daerah tersebut sedang mengalami kemunduran. Tiga tokoh penting yakni Tarif ibn Malik, Tarif bin Ziyad, dan Musa bin Nusyair telah melakukan ekspansi wilayah kekuasaan Islam pada waktu yang tepat.

Di saat seluruh wilayah Afrika Utara sudah dikuasai dan kekuasaan Kerajaan Gotik mulai melemah, lompatan berikutnya adalah penguasaan daerah Spanyol yang berada di seberang. Kerjasama satu tim dan keterlibatan aktif pimpinan pusat dan pelaksana lapangan telah membuahkan hasil maksimal dalam perluasan kekuasaan Islam ke Spanyol. Perkembangan Islam di Spanyol berlangsung sekitar 800 tahun dan pernah mencapai puncaknya di bawah kepemimpinan Abdurrahman III. Saat itu, Spanyol mengalami kemajuan peradaban yang mengembirakan, terlebih di bidang arsitektur. Meskipun akhirnya Islam harus keluar dari Spanyol.

Peradaban peninggalan Islam telah membuat Eropa bangkit dari keterbelakangannya Pemikiran filsafat seperti pemikiran Al-Farabi, Ibn Sina, dan Ibn Rushdi Telah membawa Eropa menjadi kawasan yang maju intelektualitasnya Dan demikian pembahasan lengkap tentang sejarah Islam di Spanyol Mudah-mudahan video ini bermanfaat bagi kita semua Dan jangan lupa bagikan video ini agar semua umat Islam tahu tentang sejarah Islam dan pernah berjaya di Spanyol demikian, Assalamualaikum Wr Wb