Hai gunung-gunung ini habis kebakaran Mbak dan jididara saya itu gersang sumber-sumber air mati Mbak dan berkurang sekali awal-awalnya Mbak saya menanam Beringin karena daerah sini itu gersang, Mbak. Mulai tanam tahun 1996. Kebutuhan hidup itu nomor satu, Mbak, air. Hutan itu jangan ada kebakaran lagi supaya beringin-beringin saya bisa aman dan bisa... Saya akan sulam yang mati-mati itu, yang berikutnya mati itu. Kemarin ada kekurangan air, Pak.
Sekarang jenuh saya siapin, meskipun kemarau panjang, saya berani menanam karena ada airnya. Sudah saya siapin airnya, saya salurkan dan gintung-gintung. Terima kasih.
Nama saya Sajiman, umur 68 tahun. Dulu itu gunung-gunung ini habis kebakaran, Mbak. Dan di daerah saya itu gersang sumber-sumber air mati, Mbak.
Dan berkurang sekali. Terus, apa itu? Habis kebakaran, Mbak. Apa itu?
Banjir besar, banjir watu, banjir lemah, banjir kayu, dan gunturan banyak. Banyak gunturan itu. Kalau ketiga, banyak ini mengusir-usir. Sampai-sampai masyarakat jadi peceklik gede, murah sandang, larang pangan, dan akan mengorban kematian.
Sangger ting ting ting, kematian tung tung, kematian ter ter ter, kematian mbak. Awal-awalnya mbak, saya menanam beringin karena daerah sini itu gersang mbak. Mulai tanam tahun 1996. Ini baru mirami tanaman yang baru ditanam.
Karena musim kemarau yang panjang ini, kalau tidak disiram tidak bisa hidup. Itu ada satu minggu harus satu kali menyiramnya. Kalau tidak rutin tidak sempurna. Ini untuk menyiram tanaman yang lainnya, supaya ibur dan lain-lainnya itu. Saya ini ambil kelebihannya orang-orang itu, kelebihannya.
Kelebihannya saluran kalori ini. Dari watasan, ini jarak habis, 110 potong, satu potongnya 4 meter itu. Atasnya yang dua batang. keluar sekian, yang tiga batang keluar sekian, yang lima batang keluar sekian ada di sana pembuktian kalau di delapan batang ada di situ ada kumpulnya pohon delapan keluar arena Beringin itu banyak manfaatnya, terutama beringin itu cukup yang kurang modal, Pak.
Modalnya tidak begitu besar, tapi hanya perawatannya itu. Terus beringin itu banyak manfaat sekali, daunnya bisa menerap panas dan... Di bawahnya bisa adem ayem dan tanahnya bisa jarot dan mengurangi gunturan dan penapung hujan dan bisa penapung air.
Terutama kebutuhan hidup itu nomor satu air. Semua umat membutuhkan air dan tanam-tanaman kalau kekurangan air sudah layu. Dan selain itu. Kebakaran yang daxat itu kalau memadamkan dengan air itu cepat mati mbak.
Sekitar saya itu sekarang sama merasakan airnya mbak. Sama kelebihan air minum untuk sawah dan untuk menyirami ladang-ladang untuk... Hujan buatan itu, kelebihannya itu air itu. Saya rasakan mbak, daerah di daerahku, daerahku biasanya kalau di kemarau itu seperti api itu mbak.
Sekarang itu turannya kelebihannya air mandi-mandi itu ke Tegal itu mbak. Ketura-tura ke tanah-tanah ke Tegal dan banyak yang buat hujan kincir-kincir itu. Bisa adem, Pak.
Daerahku bisa ikut adem, Pak. Terima kasih. Hai ini yang kedua ini dulu itu banyak sekali tapi tinggal dua ini yang ini yang ke satu itu yang ini tanaman yang batang yang kedua itu yang tinggal kedua hai hai Pertantangannya sehari-hari merasa diinak-inak orang itu. Dikatakan orang yang gila, orang cengkah kok jizalnya ringin.
Cengkah kok jizalnya ringin, kayak pijak, kayak ngeitan. Soalnya pun cengkah asli kata, ringin asli apa, Pak. Tapi penilanya orang pandai memilih ringin, Pak. Kalau pendapatku, kalau cengkeh itu adalah keuntungan pribadi, Mbak.
Kalau beringin bisa menyuburkan sekitar saya ini, bisa merasakan airnya apa-apa itu, kalau beringin itu. Tapi saya beban kan, saya timbang. Saya timbang orang sedikit kalau...
Sama orang banyak, saya pentingkan orang banyak, Mbak. Bukan pribadi saya sendiri. Karena ya cari-cari, Mbak.
Tujuan hidup itu bagaimana, Mbak? Kamu tahu. Tujuan hidup ini bagaimana?
Tujuan hidup itu, Mbak, terutama selamat dunia dan akhirat. Dan bisa tolong-menolong, Mbak. Itu betul apa salah, cukup bisa melayani.
Meskipun kebacana saya sama baik, tidak balas putih. Meskipun saya dikanggu, saya tidak membalas apa-apa. Tapi banyak-banyak orang yang mengganggu. Tapi tidak, saya kalau menanggapi tidak, tidak anggap biasa.
Soalnya orang banyak. Saya muda saya hanya ikhlas dan sabar. Tidak punya ikhlas dan sabar jadi bentrokan.
Sungguh. Emosi, kalau dirusak emosi. Dirusak lapuran-lapuran. Kalau tidak sabar, kalau ikhlas, jadi bentrokan, Wak.
Musuh saya beribu-ribu orang ini. Orang pribadi, kalau orang banyak, saya beratkan orang banyak, tahu, Wak. Meskipun saya gini tidak menghitung habisnya uang, kalau saya hitung sama perawatannya stres, Wak. Yang banyak itu bisa tanam ringin, tidak direwat, tidak jadi, Wak.
Ini saya mengantarkan anak-anak ke sini membuktikan mata air dari ngelunggong itu seberapa gitu lho mbak. Dan ini bukti-buktinya, sumber-sumbernya ini buktinya, dengan kenyataan. Sehabis kebakaran, suset itu lho mbak, berkurang itu lho.
Dulu lho besar lho mbak, belum kebakaran. Sekarang habis kebakaran lho, suset itu lho. Dulu itu besar sekali, wus-wus-wus ngeh. Kremiah-kremiah-kremiah, orang-orang banyak yang ketakutan itu lho.
Sekarang ya... Tinggal sekian itu. Ini kalau ini mata air namanya apa mbak? Mata air dari Geluang. Ini mata air dari Kaliarang.
Jadi yang sampai di Ponarogo itu? Iya, ini pusatnya pertama kali. Kalau selain ini, Mbah, mata airnya di mana? Di Singodalem. Singodalem yang bawah tadi?
Ya, di sebelah utara dua, di sebelah timur satu. Ayo, kita lanjutkan penanaman ringan. Hai tadi menanam pohon ya intinya kita menyulam yang dulunya sudah ditanam tapi mati kita sulam kembali kita kasih pupuk kita beri air dan ya yang Bagaimana, ya seperti itulah kita coba untuk memberikan yang terbaik buat lingkungan kita ini. Dari sosok Mbah Sadiman kita bisa belajar bagaimana cara kita menanam pohon yang baik, agar bisa tumbuh subur, bagaimana...
memberi pupuk, bagaimana penyiramannya yang baik, agar alam kita ini terus terjaga dan semakin hijau. Pohon-pohon yang kita tanam itu untuk anak cucu kita kelak. Tanpa kita menanam pohon dari sekarang, secara otomatis besok kelak yang akan datang, anak cucu kita tidak akan dapat merasakan apa yang kita rasakan saat ini. Terima kasih telah menonton! Dan mandai tahu Desa-Mu yang permai Adik-adik, dulu sampai ini di Kumbulunah, di Zakaran, di Kumbulunah, di Kumbulumpo.
Yeay! Angkat, ya! Boleh kita, Pak? Jual, jual! Hai adek-adek bodoh Anu Ayo bodoh nanam beringin, terus ini perjuang aku.
Ojo di sepalak ini, pas ini beringin, orang ini mampak hati. Semoga semua anak-anak ini bisa menurunkan perjuangan saya. Tiwa tengen bangi jalan, kemrem jah gedengi ijo royo royo.
Buktinya toh eko karyo. Kalau memberi pengarahan anak yang berikutnya itu kalau saya tidak mampu ada yang menjalankan itu lho Pak ada yang kelanjutannya itu lho Pak kelanjutnya menanam ya menjaga hutan ya sebagian Terus harapan saya mudah-mudahan jangan membakar hutan. Kalau bisa tidak kebakaran bisa ringan, jauh subur, masyarakat bisa makmur. Ini darahnya, bukut dulu terus diletakkan sini.
Hutan itu jangan ada kebakaran lagi supaya beringin-beringin saya bisa aman dan bisa menyuburkan masyarakat di sekitar saya. Harapannya, Punya telingan yang akan datang, yang akan zaman akhir itu lho. Jagalah hutan yang sebenarnya itu, jaga keselamatan hutan.