Transcript for:
Sejarah Majapahit dan Budaya Indonesia

Indonesia adalah negara besar, tapi di luar Indonesia orang kurang kenal negara ini. Sebenarnya Indonesia punya pelajaran berdunia ini. Kertanegara menciptakan kondisi buat Majapahit untuk muncul. Dan itu sangat penting waktu itu karena ada ancaman baru dari Mongol. Apa yang membekali Kertanegara untuk berani memotong kupingnya? Envoy tersebut. Saya kira waktu itu dia sudah siap untuk melawan Kublai Khan. Itu sangat luar biasa kalau menurut saya. Selama era itu di mana Gayatri yang sangat berperan menciptakan stabilitas dan Tribu Anantunggadewi yang menciptakan atau meningkatkan stabilitas pasca kematian jaya negara. So kita sebenarnya harus berterima kasih dengan beberapa wanita ini. Kenapa budaya Majapahit mudah sekali? They divide and conquer. Halo teman-teman, hari ini kita kedatangan Harold van der Linde. Beliau adalah seorang Indonesianis, tapi juga seorang penulis yang sudah menulis tiga buku. Satu mengenai Jakarta, dua mengenai pasar modal, dan tiga yang sangat menarik adalah mengenai Majapahit. Harold, terima kasih banyak. Terima kasih saya hadir di sini. Ceritain deh, gimana Anda bisa nyantol ke Indonesia? Iya, saya tiba di Indonesia. pada tahun 1990 sebenarnya rencananya tidak ke Indonesia saya mau ke Irlandia karena duitnya untuk ke Indonesia tidak ada saya kerja di Belanda di tengah malam untuk bikin makanan buat orang konstruksi di jalan tiba-tiba saya dikasih bonus terus punya duitnya lebih daripada disangka terus ada teman bilang sama saya, kok kamu tidak usah ke Irlandia, kamu bisa kemana aja sekarang mau kemana kamu Tiba-tiba itu muncul aja Indonesia. Mungkin karena di Belanda kita lihat iklan Indonesia. Turisme Indonesia selalu dipromosikannya. Saya juga punya paman. Dia nikah dengan tante saya. Dia lahir di Indonesia. So cerita Indonesia selalu ada. Terus teman saya bilang. Kalau kamu benar mau ke Indonesia. Besok beli tiketnya. Biar uangnya tidak habis nanti. So saya pikir itu benar. Saya langsung beli tiketnya. Terus. paman saya bilang jangan ke Jakarta karena kota besar, kamu ke Bali aja, so saya ke Bali tiba di Bali, keliling Bali sebagai turis, terus ke Lombok mau Indonesia Timur dulu terus di ferry saya ketemu sama satu perempuan dia sedikit lagi sakit, umurnya 7 tahun terus saya kira mungkin saya kasih dia panadol terus keluarganya datang, saya bilang oh ini dia sedikit sakit, saya kasih panadol Oke, sudah. Tapi berkomunikasinya agak susah karena bahasa Indonesia masih ya, saya bisa bilang apa kabar, nasi goreng, macam-macam begitu, itu aja. Nah setelah itu, ferry-nya tiba di Lombok, saya mau naik bis. Terus ada mobil lewat, terus buka ini jendelanya, terus keluarganya ada di dalam dengan teman yang jemput mereka. Mereka bilang, kamu mau kemana? Saya bilang, ya ini pakai bis ke sana-sana. Ayo, ikut kita aja. So saya ikut. Nah daripada kita ke sana mereka makan dulu. Akhirnya saya satu dua hari sama mereka. Setelah itu saya keliling ke Sumbawa ke tempat lain lagi. Tapi mereka bilang nanti kalau kamu di Jakarta kamu telepon kita ya. So saya dikasih nomor teleponnya. Mungkin enam minggu kemudian saya di Jakarta di Jalan Jaksa. Tinggal di Jalan Jaksa telepon mereka. Mereka bilang kamu dimana? Jalan Jaksa. Kok kenapa di Jalan Jaksa? Mereka bilang. Kamu check out, tunggu di sana, nanti kamu dijemput. So, mungkin satu dua jam lagi, mereka jemput saya, saya dibawa ke Pasar Minggu. Nah, rencananya mau nginap di sana mungkin satu dua hari, itu aja. Akhirnya jadi enam bulan. Tahun berikutnya, saya datang ke Indonesia lagi, enam tujuh bulan lagi. Mereka... Puasa, saya ikut puasa. Mereka ke masjid, saya ikut ke masjid. Mereka ulang tahun, ada yang ulang tahun, saya ikut sama mereka. Mereka tidak bisa berbahasa Inggris. Jadi saya terpaksa harus belajar bahasa Indonesia. Mereka tidak orang kaya. Tidak punya mobil. Rumahnya kecil. Saya dikasih kamar. Di Pasar Minggu itu kampung biasa. Rawal bambu. Tapi sangat terbuka. Saya kira kalau misalnya saya pilih Cina, Korea, atau negara yang lain. Atau orang asing ke Belanda. Negara saya sendiri. Keliling ketemu sama keluarga. Pasti tidak dibuka pintunya sepertinya di Indonesia buat saya. Jadi saya boleh tinggal di rumahnya. Dan akhirnya saya lihat Jakarta, Indonesia dari sisi yang sangat berbeda. Dan saya menikmatinya. Fantastis. Jadi saya memiliki waktu yang bagus. Akhirnya saya lulus universitasnya di Belanda. Saya tidak pernah cari kerja di Belanda. Saya langsung balik ke Indonesia lagi. Anda belajar apa di universitas? Ekonomi. Saya dapat ekonomi. Makro ekonomi waktu itu ini namakan. Dan waktu itu selesai, saya balik ke Indonesia lagi. Jadi tour manager di Cina untuk sementara. Dan cari kerja di sini, beli kompas di pasar minggu. Ada Robinson di sana, ada orang jual koran. Saya beli kompas, lihat lewongannya. Akhirnya ada satu bank yang ada dekat sini, Artagraha dulu. So, saya dapat, ya. pekerjaan pertamanya disana sebagai analis dan dengan itu saya masuk ke bidang pasar saham waktu itu sebagai analis saham. Apa yang memicu Anda untuk nulis? Buat saya, nulis itu bikin saya sangat happy ya sebenarnya. Pertama malahnya, nulis itu buat saya untuk sharpen my mind kalau saya mau mengerti sesuatu saya harus tulis itu sendiri so dalam bidang pekerjaan saya sendiri sebagai strategis saya sekarang strategis buat HSBC I have to write my own reports karena dengan itu, itu saya sangat jelas apa berita saya apa yang saya mau tunjukkan sama klien kita tapi misalnya kalau saya baca buku, saya tulis apa yang saya ingat dari buku itu juga, karena kalau saya sudah tulis, itu berarti itu masuk masuk ke kepala saya. It sharpens my mind. Tapi juga, tulis is something, is like an art. Saya tidak anggap saya sebagai penulis yang bagus sebenarnya. But it's like, almost like, you have to refine the words. It's something saya sangat enjoy. Kalau misalnya, waktu saya tulis buku Macapahit ini, Sabtu pagi, saya bangun, saya tanya sama istri saya, Kamu rencananya apa hari ini? Dia bilang, wah saya harus belanja disini, saya harus kesini. Ketemu sama teman, bagus. Saya sendiri di rumah, kamu keluar nanti sore kita ketemu lagi makan. Tapi saya punya 6 jam untuk tulis. Jadi, sangat menyenangkan. Melakukan penelitian adalah sesuatu yang saya sangat menyenangkan. Banyak yang gak paham bahwa literasi untuk baca, itu sangat bisa dimanfaatkan untuk literasi untuk menulis. Tapi banyak yang gak paham bahwa kalau orang bisa nulis, itu pola pikirnya lebih tertata. Iya, bertata. Iya kan? Sangat structured. Iya. Karena walaupun misalnya kita membahas sesuatu atau kita baca sesuatu, tapi kalau sudah ditulis, setiap kata itu penting. So, kadang-kadang... Kalau saya tulis sesuatu, wah itu sebenarnya saya tidak mengerti ini sedalamnya waktu kita bahas ini. Karena apa yang maksudnya ini? So you have to do a bit more research. Dan akhirnya bisa ditulis, oh iya inilah kesimpulannya. It sharpens the mind. It's very good. Ketemu istri gimana? Saya akhirnya dapat pekerjaan disini di Jakarta tahun 94 kalau gak salah. Setelah itu... saya masih tinggal di Pasar Minggu akhirnya ketemu sama orang lain saya tinggal di Fakmawati pindah ke Mampang, Perapatan ke Bongkacang, tinggal di beberapa tempat disini di Jakarta akhirnya saya ke Tanatur Raja dengan teman pulang dari pesawatnya Makassar, Surabaya, Jakarta di pesawat saya ketemu sama istri saya dia ada di pesawat itu juga Dan waktu saya di Jakarta, kita ambil barang, saya sudah kenalan sedikit. So saya kira saya coba minta nomor teleponnya. dia kasih telponnya dia punya hp saya belum punya waktu itu terus saya kontak dia tapi selama 6 bulan tidak jadi ketemu dia selalu sibuk saya juga sedikit sibuk akhirnya saya waktu itu buat kantor saya, saya lagi di San Francisco saya kirim dia kartu dari San Francisco saya sudah beberapa kali telpon kamu Ya saya juga tidak mau jadi seperti apa namanya sedikit terlalu seperti gila ya. So saya bilang ini nomor telepon saya di kantor kalau kamu masih mau ketemu coba kamu telepon saya. Tiga minggu kemudian dia telepon dan kita ketemu lagi. Nah itu juga saya salah kita ketemu Sabtu pagi. Tapi Jumat malam saya keluar sama teman sampai pagi-pagi. So saya pikir aduh saya tidur dulu saya bilang sama teman saya di kantor di rumah. nanti kalau ada yang datang buat saya, telepon buat saya atau datang di rumah, coba kalau saya masih tidur, bangunin saya ya jangan lupa ya, oke dia bilang istri saya datang di rumah, bilang ini Harold tadi di rumah, teman saya bilang tadi ada, tapi tadi tidak lihat lagi, mungkin sudah tidak lagi ya, so dia pergi lagi, saya bangun saya tanya sama teman, aduh dia bilang salah saya, so saya telepon istri saya sekarang, Tenny dia lagi di Blok M belanja. Dan dulu ada kafe namanya Olalah. Seakhirnya kita ketemu di sana. Sudah. Ketemu lagi dan jalan. Apa yang bikin Anda cocok sama beliau? Kita ada sangat, beberapa hal sangat berbeda, tapi our values are the same. We love to travel, but we have beberapa value, apa ya di Indonesia? Nilai. Ya, moral nilai yang sama. Dia punya... Dia suka crafting Work with her hands Cooking Wah saya cooking macam-macam begitu Saya juga kalau misalnya ada lampu rusak di rumah Bosan Panggil aja orang Saya itu udah suka itu Tapi dia suka dengan itu So kita punya interest yang berbeda Tapi value-nya sama So kalau saya liburan sama dia Dia lihat dunianya lain dari saya Saya suka itu itu juga di Indonesia seperti reaksinya dia sesuatu yang dia ingat kalau misalnya kita ke luar negeri oh ya kita makan disana dia lihat dunianya lain dan itu saya merasa itu seperti tambahan buat saya itu sangat-sangat baik Lel, sebelum kita kupas buku Anda mengenai Majapahit apa yang Anda bisa sampaikan untuk Bagaimana orang Indonesia atau siapapun itu lebih bisa berbudaya baca. Dan syukur-syukur berbudaya nulis. Apa yang harus dipelajari? Satu masalah kadang-kadang itulah kalau saya ditukar buku, bukunya untuk gampang dibaca juga kadang-kadang kurang. Tapi kita bisa mulai dari kecil. Saya beli bukunya buat saya punya keponakan, dia punya anak. Namanya DARPA. Saya beli bukunya seperti encyclopedia buat anak umur 6 tahun. Volcano bagaimana, macam-macam begitu. Kita mulai dari awal. Kasih mereka setiap hari 20 menit. Lihat bukunya aja. Biar itu biasa buat mereka. Kita juga harus tersediaan waktu. Misalnya hari Minggu pagi, baca sesuatu. Sebenarnya yang kita baca mungkin tidak terlalu penting. Pokoknya itu sesuatu yang interesting. bisa sejarah, bisa politik bisa juga masak untuk writing buat saya, saya baca penulis yang saya sangat hormati, ada misalnya William Dalrymple, English writer I look at him, Selman Rushdie for example mereka penulis yang dengan itu saya bisa lihat mereka bikin kalimatnya begini imajinasinya dan dari sana bisa lihat oh mereka begini dan kalau misalnya buat buku Majapahit ini saya travel sama istri saya dia lihat dunianya lain seperti tadi saya bilang, dia bilang oh kok disini banyak pohon asemnya saya tidak lihat itu itu penting saling isi ya Tapi itu saya masuk ke bukunya. Itu detail yang dia lihat, saya sendiri lihat. Yang kita bisa masuk dalam penulisan kita. Untuk membuatnya lebih hidup. Anda menulis terkait Indonesia. Yang pertama mengenai Jakarta. Kenapa yang dipilih Majapahit? Bukan Sriwijaya atau perjuangan kita untuk merdeka dari Belanda. Atau apapun lah. Kenapa? Sebenarnya perjuangan merdeka di Belanda sangat laku Sebagai topik karena itu lagi dibahas di Belanda Tapi buat saya untuk mengerti Indonesia Kita punya bahasa, kita punya makanan, kita punya orangnya Kita punya sejarahnya Dari awal mungkin saya salah Saya pikir bibit Indonesia munculnya di Majapahit Indonesia sekarang sebenarnya asalnya dari Majapahit Jadi dengan itu saya pikir itu saya harus mengerti Majapahit untuk mengerti Indonesia kenapa ini negara ini menjadi begini. Dan itulah kenapa saya mulai melihat Majapahit. Bung Karno sangat menggunakan Majapahit sebagai referensi untuk banyak sekali. Pernah kemerdekaan dan di saat kemerdekaan juga. Oke, kalau berkenan saya mau coba pilih dari sisi... Timeline atau alur waktu. Abad ke-8 sampai ke-10. Kita menyaksikan banyak kejadian. Tentunya penyelesaian pembangunan Candi Borobudur oleh Shalendra. Terus kita menyaksikan meletusnya Gunung Merapi tahun 1928. Tapi itu juga merupakan kalau menurut saya manifestasi budaya yang luar biasa. Dikarenakan candi yang luar biasa itu berinterseksi dengan dua peradaban lain yang kalau menurut saya keren banget yang satu tentunya dinasti Tang di Tiongkok, yang kedua tentunya itu awal mulanya Abasyah atau Abasid di timur tengah Ceritain deh, dinamikanya gimana tuh di awal mulanya sejarah Indonesia pra pembentukan Majapahit? So pada awalnya kita punya Sriwijaya. Sriwijaya is antara Cina dan India. Dan Persia juga. Tiba-tibanya kita punya munculnya Shalendra. Dan waktu itu di Jawa banyak... pengaruh dari China dan India masuk Hindu dan juga Buddhis dan Buddhis itu bukan Buddhis yang mainstream Hinayana, tapi sangat esoterik pada abad ke-8 kita sudah lihat orang Jawa itu orang Indonesia ambil itu agama dan barang dan sudah di-Indonesiakan Mereka merubah itu dengan selera mereka atau pikiran mereka juga. Buru-buru itu sebenarnya satu contohnya. Jadi Indonesia bisa dibilang identitas Indonesia itu sudah mulai dari sana waktu itu. Itu bukan sesuatu yang datang dari India atau China, tapi sudah punya munculnya sendiri. Dan itu juga sangat penting. Bawa mereka Bawa Majapahit Bawa mereka pindah ke Jawa Timur Jadi Jawa Timur jadi pusatnya Karena mungkin meletusnya Funggian Merapi waktu itu Nah satu cerita buat Majapahit Sangat penting itu sebenarnya Zaman Elangga Kita bicara Abad ke-11 Dia yang memilah dua teritori Benar Dan itu sangat penting Karena mungkin muncun tapi juga meruntuh Majapahit terkaitan dengan lokasi Majapahit nah sebelum kita bahas itu kita balik ke Elangga, Elangga mau memisah wilayahnya buat dua anaknya, dia minta satu orang empu berada untuk melakukan pisahannya katanya dia terbang dengan air suci, tapi dia kena di pohon asem Berarti secara spiritual dia tidak memisah negaranya, dia tidak selesai. Berarti juga dia untuk mempersatukan negaranya, wilayahnya, masih bisa. Nah, pohon asam itu, itu di tempat namanya Wurare. Dan Wurare itu pasti tempat keraton Majapahit. So, beberapa abad kemudian mereka pilih. tempat itu untuk bikin kratonya karena itu tempat sangat penting, simbolis, spiritual untuk mereka so Simbol untuk mempersatukan wilayah, dua wilayah itu ada di sana. Kerta negara misalnya pada tahun 1280an, dia juga pergi ke sana untuk punya seremoni, untuk celebrate that, sort of unification. Mungkin sebelum itu, di awal abad ke-13, itu kan manifestasi dari intrik dan dinamika yang... Nyambung dengan beberapa karakter. Salah satunya Ken Arok. Iya kan? Tentunya ceritain deh. Bagaimana orang yang backgroundnya itu cukup unik. Tapi bisa menjelma. Jadi pemimpin raja yang mendeklarasikan dirinya sebagai pemula rajasa. Gimana itu bisa kejadian? Cerita itu ada di para ratu. Ken Arok muncul ceritanya bahwa dia anak dari Brahma. Dan sebenarnya dia orangnya sangat tidak bagus. Pembunuh. Dia menggunakan temannya untuk membunuh orang lain. Dia pencuri. Macem-macem begitu. Tapi akhirnya dia bisa membunuh Tunggal Amatung. Raja di Singasari waktu itu. Singasari namanya belum ada. Tumapel tapi tidak terlalu penting itu. Dan dia bisa menjadi raja. Dengan licik. Lama orang pikir itu cuma cerita aja pasti. Tapi di tahun 80-an. Kita dapat beberapa copper plate. Dan namanya ada ditulis. Berarti Ken Arok sebenarnya ada. Nah itu mungkin banyak cerita mungkin tidak benar. Tapi Ken Arok sebagai historical figure. dulu ada dan dia muncul di Singasari sebagai pemimpin dan bisa melawan ke diri karena itu ada dua kota dan dalam The Battle of Gunter 1222 dia menang dan dia untuk pertama kalinya mempersatukan wilayahnya lagi, tapi setelah itu, itu jadi banyak masalah itu anaknya saling bunuh dan prapanca di negara kereta gama dia mungkin 100 tahun kemudian belajar mengenai itu dia sebenarnya tidak banyak tulis karena itu sebenarnya sejarah yang mungkin kurang enak lah so dia tidak terlalu detail tapi kita tahu ada beberapa anak yang saling bunuh karena semuanya mau menjadi raja akhirnya ada satu raja dan Visnu Vanana yang bilang, oke cukup anak saya jadi raja itu kata negara waktu itu masih umurnya 5 tahun selama saya masih hidup saya bisa menjaga dia so waktu Visnu Vanana meninggal, ya dia kata negara sudah umurnya 20-an berarti dia sudah diterima legitimize sebagai raja dan dan Itulah penting karena kerta negara menciptakan kondisi buat Majapahit untuk muncul. Karena dia kuat dan dia juga pinter dengan dapat dukungannya dari agama Buddha dan Shiva waktu itu. Dia bisa mengunifikan tanah. Dan itu sangat penting waktu itu karena ada ancaman baru dari Mongol. Tentunya kalau kita mengacu ke porsi kedua di abad ke-13, itu banyak sekali kejadian. Tentunya Kertanegara menjadi raja, terus Kublaikan menjadi raja, terus Kublaikan mengkonsolidasi Tiongkok sebagai bagian dari dinasti Yuan, terus dikirimlah envoy. Nah apa yang membekali Kertanegara untuk berani memotong Kupingnya? Itulah coba Satu negara sekarang Minta dua Amerika datang dipotong kupingnya Atau hidungnya dan disuruh balik ke Washington Apa reaksinya Amerika? Tentu saja tidak Di benaknya Kertanegara apa yang Memberanikan dia? Saya kira waktu itu Dia sudah siap Untuk melawan Kublaikan. Dia siap dalam dua hal. Satu hal itu militer. Dia punya tentara Navy dan dia masuk itu ke Bali, Madura ke Kalimantan dan Sumatera. Tapi dia juga siap Sebagai spiritual. Dia melakukan beberapa tantric sort of ceremonies, upacara. Yang angkat dia sebagai bisa dibilang seperti dewa mungkin ya. Something very special. Dengan sekti yang power yang sangat kuat. Spiritual power. Dia percaya itu. Dan sekti itu, power itu dia masuk ke patung-patung. Yang dikirim ke beberapa tempat. Sepertinya dia bikin. spiritual halo. So, secara militer dan secara spiritual, dia siap untuk melawan Kublai Khan. Dan itu penting, karena Kublai Khan sudah masuk ke Thailand, Burma, dan juga ke Vietnam. Kalau misalnya Kublai Khan terus ke tempatnya sekarang Singapura, nah, bisa aja, perdagangan yang semuanya datang sekarang di Singasari, mereka pindah ke Singapura, ya, hilang bisnisnya. So itu penting. Sebelumnya tadi kita sudah bilang dia dapat pendukungan lokal dari Hindu dan agama Buddha. Tapi sekarang dia secara geopolitik juga siap. Nah Meng Chi itu diplomat. Datangnya itu buat dia sedikit unfortunate lah. Dia datang, dia pasti minta sama kata negara, kamu ayolah kamu kasih aja sesuatu sama saya dan bilang kamu di bawah Kublaikan Dan kita sudah terima, kita tidak akan muncul lagi, sudah. Tapi pokoknya kamu bilang, kamu dibawa ke belakang, sudah, kita bisa angkap ini wilayah kita juga. Dan kamu bisa melakukan apa yang kamu mau. Tapi kreator negara tidak mau. Dia bilang, nah ya, potong kupingnya. Dalam pandangan Anda, itu mungkin nggak sih? Karena nggak ada cara lain untuk memproyeksikan kedaulatan ataupun memproyeksikan nasionalisme. yang ada di Kertanegara dan seluruh rakyatnya saya kira itulah, karena sebelum diplomat itu datang, dia punya upacara besar pada tanggal 21 November 1289 di Gurare tempat itu yang di pohon asem itu jadi dia punya upacara di sana karena buat dia itu simbol saya memiliki saya mempersatukan wilayah ini itu wilayah saya mungkin kita bisa bilang itu tanggal lahirnya Indonesia mungkin atau Nusantara so saya kira dia merasa spiritual I'm ready dia diangkat seperti Kublai Khan itu spiritualnya tinggi dan kita harus melawan kalau tidak ya bagaimana nanti kita juga akan hancur Cuma ya sayang buat dia, dia pasti tahu. Kalau kamu potong kupingnya di peluang Kublaikan dan... Konsekuensinya dia tahu. Konsekuensinya dia sudah tahu. Dia sudah sadar. Tunggu aja 1-2 tahun, Kublaikan pasti akan datang dengan tentaranya. Dan bisa juga diargumentasikan permintaan dari Kublaikan juga di luar batas wajar. Absolutely. Iya kan? Terhadap Indonesia atau terhadap Majapahit waktu itu. Lantas ada pertikaian. terus kertanegara meninggal terus begitu pasukan dari Kublaikan atau dari dinasti Yuan tiba di Jawa udah terjadi pergeseran kekuasaan timbulah orang baru namanya Raden Wijaya ceritain deh, gimana kertanegara siap yang dia lupa itu bahwa tentaranya terjadi Ada di luar Jawa dan tidak di Singasari. Dulu kita punya Singasari dan Kediri. Kediri dulunya lebih kuat dari Singasari. Waktu Ken Arok Singasari jadi nomor satu, orang di Kediri masih kesal. So, akhirnya mereka sabar bahwa, wah ini kesempatan buat kita. Nah, mereka punya tentara sendiri, sebagian dikirim lewat utara ke Singasari dan dibilang kamu bikin... Banyak ribut biar orang tahu kamu akan datangnya. Dan katanya mereka juga punya bendera merah putih. Itu pertama kalinya ditulis merah putih. Tapi sebagian juga jari blitar dari selatan ke Singasari. Dengan diam-diam. So mereka tidak tahu mereka juga diancam dari selatan. Kerta negara tidak sadar walaupun sudah dikasih tahu ini seperti kita diancam oleh ke diri. Dia... tidak bisa terima, kok bagaimana bisa saya begini kuat, itu keluarga saya keponakan apa pasti itu tidak masuk akal, salah dia dan waktu dia masukin pasukan yang masih ada di Singasari ke utara untuk melawan itu dia ditunjuk dari belakang katanya waktu waktu perang itu dia masih mencoba bikin spiritual power tapi akhirnya tidak cukup lah dan dengan pisau mungkin dia dibunuh dan sehingga sehari dibakar dan habis cerita ini bagaimana Raden Wijaya memanfaatkan perwira dari Mongol untuk kepentingan dia bisa naik tahta Raden Wijaya harus lari dari Singasari dan lari ke Madura. Dia pikir dia punya dukungan dari salah satu gubernur di sana yang sudah juga punya hubungan negara-negara. Walaupun gubernur itu sebenarnya licik sekali. Tapi untungnya buat Raden Wijaya waktu itu gubernur memastikan bahwa mungkin lebih bagus saya ikut dengan Raden Wijaya aja. Dia bilang sama Rana Wijaya, kamu kegedean aja, sudah. Tapi katanya orang Mongol datang, mungkin kita bisa menggunakan situasi ini. Nah, itu Bira Raja namanya. Dia sangat pemain politik yang sangat licik saya kira. Nah, waktu orang Mongol datang. Mereka muncul di Surabaya, bilang di mana ini kerta negara yang menghina kublaikan dua tahun kemarin. So, dia tanya, mereka tanya di mana kerta negara ini. Ternyata kerta negara sudah tidak ada. Ternyata Singasari tidak ada. Mereka harus ke Kediri, bingung mereka. Tapi Raden Wijaya datang bilang, ayo kalau kamu bantu saya untuk hancurkan Kediri. Kota Kediri ini, saya akan mendukung Kublaikan. Mereka pikir, ya apalagi ya, kita sudah jauh dari China, ke sini, ayo. Mereka ke Kediri, ada perang, mereka menang, mereka minta Rada Wijaya untuk secara ofisial, how you say that, submit to Kublaikan, tapi Rada Wijaya bilang, ayo, besok ada upacara. Malam ini kita pesta karena baru menang perang. So mereka berpesta. Tapi again saya kira mungkin diri raja di belakang. Yang bilang kasih mereka minumannya agak banyak. Biar nanti kalau sudah mabuk. Kita melawan orang Mongol ini. Nah Mongol ini tiba-tiba dibunuh. Mereka lari kembali ke kapalnya. Admiralnya mereka punya tiga laksamana. Dan pasti mereka pikir ya mau apa disini lagi ya. Terus anginnya lagi enak untuk balik ke rumah juga. So mereka memutuskan untuk balik ke China aja. Tapi yang penting juga mungkin karena mereka punya military technology. Jepang satu seperti Canon. Pasti mereka tidak bisa bawa itu semuanya. Karena mereka tiba-tiba diancam waktu peste itu. So banyak canon dan new military technology masih ada. So berada Wijaya tiba-tiba bisa menjadi raja. Kediri dan Singasari rusak, hancur. Harus bikin kota baru. Nah itu jadi majapahit. Tapi dia punya juga military equipment untuk membangun satu empire. Dan kebetulan juga Kublai kan juga Sangat lebih lemah Posisi politiknya Dan sudah sakit-sakitan juga Dan kalau gak salah Dalam satu tahun kemudian dia sudah meninggal Dan di dalam keluarganya Jadi ribut Akhirnya untuk pikiran ke luar negeri Apalagi ke Jawa itu jauh Mereka sudah tidak terlalu peduli Di saat itu Sudah lahir Seorang namanya Gajah Mada Tapi Raden Wijaya itu membuahkan keturunan Wijaya Negara yang dianggap sangat lemah. Itu merupakan peluang yang dilihat oleh tentunya Gayatri, tapi juga Gajah Mada. Cerita. Sekarang waktu Kediri ini jadi Mongol pulang itu sekitar 1292. Dan mungkin Gajah Mada lahir waktu itu. Nah, beberapa tahun kemudian, bilang aja 20 tahun kemudian, dia umurnya sekitar 20, ada Raja Jayanakara yang sangat lemah, dan pernah dia harus lari dari keraton karena diancam sama orangnya, orang di kotanya. Waktu itu, Gajah Mada kepala. Bayangkara The elite forces So dia langsung ambil kesimpulan Bilang sama raja Kamu harus ikut sama saya Saya bisa mengamankan kamu Tapi dengar saya Saya bawa kamu keluar Kraton ke tempat yang aman Waktu itu dia balik lagi So setelah Jaya Negara dibawa Diamankan di tempat kita tidak tahu dimana Di desa kecil mungkin dimana Dia balik ke Majapahit Dan bicara dengan orang Dia bilang, Jaya Negara meninggal, mati, dibunuh. Sudah tidak ada lagi. Dan dengan reaksi orang, dia sangat pintar. Dia bisa tahu siapa yang loyal, siapa yang tidak. Iya. Jadi dia pemain, bukan hanya punya background militer, tapi sebagai pemain politik, kita lihat dia sangat pintar juga. Jadi dia lihat, oh ini orang saya bisa percaya, ini orangnya tidak. Seakhirnya dengan orang yang dia bisa percaya, dia bisa melawan orang yang tidak suka. Jaya Negara, akhirnya Jaya Negara bisa diangkat lagi sebagai Raja di Majapahit. Tapi kita bisa lihat sedikit orangnya apa dia. So sudah muncul, he's an intelligent man. Probably keras juga, gak jam ada itu, mungkin badannya juga besar. Tapi intelligent. Tapi apa yang menjadi motivasi? Untuk atau motif bahkan untuk Gajah Mada akhirnya membunuh Jaya Negara. Apakah itu semata hanya karena pandangan dia bahwa tidak baik untuk kesatuan negara karena pemimpin yang lemah? Atau mungkin juga dorongan dari Gayatri? Ya, saya kira ada dorongan dari Gayatri. Gayatri waktu itu... Gayatri waktu kecil, so dia anaknya Ketanegara, dan Ketanegara sudah pernah bilang sama diplomat itu sebelum dia dipotong kupingnya, sudah dibilang bahwa ini saya punya beberapa anak yang paling pintar ini Gayatri. So Gayatri waktu itu mungkin sudah berapa umurnya, mungkin 20, mungkin dia sudah 35 atau 40an. Nah, dia ingat impinya dari bapaknya untuk mempersatukan negaranya dan mungkin dia lihat Gajah Mada ini itu orangnya pintar orangnya punya hubungan dengan tentara orangnya seperti kuat juga, sepas dan orangnya yang tidak punya hubungan dengan royal family, orang biasa so Dia tidak akan pernah lebih tinggi dari Gayatri atau siapa lagi. Dia tidak bisa menjadi seperti ancaman buat keluarga royal. Jadi pas buat dia. Jadi mungkin mereka saling komunikasi. Dan akhirnya ya kalau mereka mau. Bikin satu rencana untuk mempersatukan negara. Jaya negara itu harus dihapus. Harus dibunuh. Akhirnya dia dibunuh. Ada mungkin salah satu dokter yang ikut. Kita tidak tahu persis apa yang terjadinya. Tapi sepertinya Gajah Mada dia pindah loyalitasnya dari Jaya negara ke Gayatri. Saya pikir dia juga orang yang sangat pragmatik. Pragmatis karena dia tahu ini sepertinya buat saya karya saya lebih aman disini mungkin. Dan dia dapat dukungannya dari Gayatri. Ceritain bagaimana dia menceritakan kejadian kematiannya Jaya Negara. Bagaimana dia memanipulasi cerita. Ya, jadi Jaya Negara jadi sakit. Dan harus lihat dokternya. Salah satu dokternya punya istri. Dan... sepertinya ceritanya bahwa Jaya Negara ya sedikit senang dengan istri itu. Kita tidak tahu apa yang terjadinya, tapi dokter itu pasti sedikit kesal. Nah, dokter itu dipanggil, dibilang Jaya Negara itu sakit. Harus dilihat apa dia, mungkin dia punya boil atau apa. Ada sesuatu yang harus dipotong. Waktu itu Gajah Mada bilang sama penjaga, ayuh. kita harus membantu raja ini kamu keluar aja so hanya ada tiga orang di dalam ruangan jaya negara yang sakit dokternya dan gajah mada dokternya mulai sedikit ada operasi tapi ini tidak jadi benar Gajah Mada bilang, mungkin kamu harus balik sedikit begini, biar lebih gampang buat dokternya. So dia balik sedikit, nah dan kita tidak tahu apa yang terjadi, mungkin dokternya yang kesal atau Gajah Mada, tapi Jaya Negara dibunuh. Setelah itu, Gajah Mada membunuh dokternya. Dan waktu dia keluar dari ruangan itu, dia bilang karena dokternya kesal bahwa Jaya Negara ya lihat istrinya. Dan mungkin Gayatri langsung bilang, ya benar itu. So orang langsung bilang, ya jangan omong aja lagi, lagi harus bahaya. So mereka terima aja ceritanya. Tapi dengan itu kita bisa lihat mungkin itu di set up dengan secara pintar juga. Dan lagi, di saat yang sangat istimewa, di saat... sesuatu yang harus dilakukan, Gajah Mada bisa langsung bisa bisa, seperti dia bilang, dia bisa melakukan sesuatu dengan decisively sendiri. Sekali lagi, jadi dia operator yang bijak. Yang luar biasa adalah bagaimana dengan cerita atau narasinya Gajah Mada, tetap ada stabilitas. Iya kan? Yes. Kredibilitasnya dia tuh tinggi. Apalagi setelah ditopang oleh Gayatri. Yes. Nah setelah kejadian itu timbulah peran wanita yang baru, Tribuana Tunggadewi. Kalau saya lihat di era atau masa itu, peran wanita itu luar biasa. Antara Gayatri dengan Tribuana Tunggadewi. So setelah jahe negara, Tribuana Tunggadewi diangkat sebagai Queen. Kalau gak salah itu pertama kalinya ada Queen di sejarah Singhasari dan Majapahit ini. Dan saya masih sedikit sebenarnya bingung apa dia sebenarnya. Karena kita tidak tahu terlalu banyak mengenai dia. Tapi juga pernah ada satu rebellion di Sadeng. Sadeng itu di Jember ke Selatan sekarang. Gajah Mada disuruh untuk lihat apa yang terjadi di sana. Nah dia akhirnya ke sana tapi Tribuhana Tunggadewi juga muncul. Dan mereka melawan Sadeng dan akhirnya di kalahkan dan mereka balik lagi. Setelah itu Gajah Mada diangkat sebagai pati. Pertama kalinya untuk pati Singasari, wilayah Singasari. Dan tidak jauh kemudiannya sebagai pati buat seluruh Majapahit. Tapi Tribuwana Tunggadewi sepertinya bisa dibilang lemah karena dia tergantung ibunya. Tapi waktu ada perang dia juga ada di... Karisma. Iya, ada karisma juga. Jadi mungkin itu juga wanita yang lumayan kuat sebenarnya. Itu sangat luar biasa kalau menurut saya. Selama era itu dimana Gayatri yang sangat berperan menciptakan stabilitas dan Tribuwana Tunggadewi. Yang menciptakan atau meningkatkan stabilitas pasca kematian jaya negara. Yes. So kita sebenarnya harus berterima kasih dengan beberapa wanita ini. Karena mereka benar itu bikin stabilitas untuk lama. Gajah Mada digunakan sebagai pati. Dia sebagai nerve center. Dia tahu tentara. Dia tahu punya informasi atau spy di mana-mana. So dia punya informasi banyak. Dan mereka di belakang mendukung dia. So sebagai trio. itu sangat penting. Dan akhirnya Tribu Anadunga Dewi punya anak, itu hanya muruk, dan dia bisa muncul sebagai raja puncaknya zaman Majapahit. Karena itu sebenarnya. So kita harus sangat berterima kasih apa yang mereka lakukan dengan zaman itu. Ya benar. Kita tuh seringkali mengasosiasikan Majapahit itu dengan agama Hindu. Tapi setelah beberapa dekade, sampai kekuasaan Tribu Anadunga Dewi, Beliau itu masih Buddha, memuja. Iya kan? Atau berkeyakinan Buddha. Diceritain deh bagaimana setelah beberapa dekade sampai kekuasaannya Tribhu Anantunggadewi, Majapahit itu pada umumnya masih Buddha, dan bagaimana transisi ke Hindu itu bisa kejadian. Ya, jadi benar. Sebelum Tribhu Anantunggadewi, kebanggaannya kan raja itu terutama Buddha. So, Buddha lebih besar. Sebenarnya di bawah kata negara sudah ada, karena dia perlu dukungannya dari Buddha dan agama Hindu untuk mengamankan negaranya, dia akhirnya jadi Shiva Buddha, sepertinya kepala dua-duanya. Dan ada satu candi, candi Jawi, tidak jauh dari, bilang dari Malang, itu... Bawahnya itu Hindu, tapi atasnya stupa Buddha. Itu candi yang sebenarnya luar biasa. Itu dua agama. Tapi setelah itu Buddha lebih kuat, tapi Hayamuruk merubah itu. Dia lebih ke cenderung ke Shiva. Waktu dia jadi raja, dia pilih beberapa, dia punya seperti dharmapati, satu kaunsel bisa dibilang, dan dia mengganti orang. biar ada beberapa orang Shiva yang naik nah, prapanca itu penulis negara kata gama, dia sepertinya, kita tidak tahu pasti tapi dia anaknya dari kepala buddhist waktu itu so, dia juga tulis bahwa beberapa kali so, itu beberapa tahun kemudian dia lihat candi Buddha rontok tidak direnovasi lagi. So, Hindu mulai lebih penting setelah Hayam Wuruk. Sepertinya Buddhism influence untuk sementara turun, benar. Kita bisa lihat dari ceritanya, apa yang Hayam Wuruk melakukan, tapi juga, ya sepertinya candi-candi agak rontok itu tidak direnovasikan. Sayang dia bilang. Transisi ke Hindu itu lebih bottom up atau lebih top down? Bottom up dalam arti karena elektoratnya lebih banyak sudah transisi atau konversi ke Hindu atau yang diatasnya yang mengamanahkan karena dia bertransisi dari Buddha ke Hindu. Saya tidak pasti. Saya kira dari bottom up kebanyakan orang sebenarnya di luar keraton mereka punya agama sendiri-sendiri. Banyak masih kejawan, macam-macam begituan. Shiva dan Buddhism itu lebih penting di keraton sendiri. Mungkin itu buat Hayam Buruk sendiri untuk bikin sesuatu buat dia sendiri. Untuk bikin identitas buat dia sendiri. Mungkin dia cenderung ke Hindu saja. Mungkin dia berharap mendapat dukungannya. Dari Hindu, saya tidak terlalu pasti sebenarnya. Tapi saya pikir kebanyakan orang Buddha dan Hindu itu hanya di keraton dan di keluarga royal family saja. Di luar Majapahit, di desa-desa kecil, mereka mungkin tidak terlalu ikut Hindu atau Buddhista. Mungkin agama sendiri. Animis atau apa. Animis, kejauhan, macam-macam begituan. Hayamuruk. masa kejayaan Majapahit apa yang membedakan dia secara pribadi secara pemimpin dan secara spiritualis dibanding yang lainnya sebelumnya kita bisa mungkin membaca apa personality-nya sepertinya dia sangat suka art dan tulisan musik macam-macam begitu tapi menurut saya pada dalam beberapa hal dia terlalu tergantung Gajah Mada. Dia lahir sekitar tahun 1330-an. So, dia hampir 30 tahun di bawah Gajah Mada. Gajah Mada sudah lama, sudah tua, sudah punya pengaruh sangat kuat. So, dia sebenarnya run the empire. Hanya muruk, hanya sebagai simbol. Dan mungkin dia menggunakan Hindu untuk bikin identitas itu sendiri. Karena ada orang Gajah Mada itu yang lebih dihormati dari dia. Kalau ada masalah di mana-mana, orang mau ke keraton minta advice atau apa, mereka pasti bicara dengan Gajah Mada daripada kakak yang buruk. So, sebenarnya buat dia juga tidak gampang. And we can see a couple of times, beberapa kali, apalagi dia mau nikah. Gajah Mada terlalu banyak influence. Ya. Perang Bubat. Itu perang Bubat. Luar biasa itu. Nah itu luar biasa. Bagaimana Citra Rashmi itu diceritain deh setelah mereka apa namanya melakukan perjalanan dari sekitar Gunung Salak menuju Majapahit. Ya. So akhirnya Hayamuru kardinikai. Dan Sebelumnya Gajah Mada sudah bilang saya mempersatukan wilayahnya, itu impiannya dari Kertanegara. Cuma Jawa Barat belum. di bawah mereka mereka bikin deal mungkin kita bisa nikah prinses dari Jawa Barat dengan Hayam Burug nah kita harus sedikit hati-hati apa yang terjadinya karena tulisannya hanya dari ditulis oleh orang Sunda, pasti mereka sangat bias juga tapi waktu mereka muncul di di bubat di Canggu belum masuk ke Majapahit Hayam Buruk tidak ada, dan Hayam Buruk mau ketemu sama prinses itu akan jadi istrinya tapi Gajah Mada bilang, hati-hati saya lihat dulu, saya bicara sama mereka dulu tapi mereka, dia pulang aja, so akhirnya orang Sunda muncul disana, pikir kok, bagaimana bisa ini, kita mau Ada pesta nikah tapi tidak ada orang di sini. Ini aneh sekali. So mereka langsung curiga. Dan patinya dari pihak Sunda disuruh bicara dengan Gajah Mada. Nah dalam tulisannya Sunda. Sepertinya Gajah Mada sangat kasar sama mereka. Kok apa di sini? Kamu sepertinya tidak menghormat saya. Dibilang macam-macam begitu. Dan dia juga bilang. Kamu jangan lupa posisi kamu. Prinses Jawa Barat ini jadi kumkuban selir. Bukan queen. Nah itu bukan dealnya pada awalnya. So itu jadi berantem. Waktu itu sebenarnya Hayam Buruk mungkin masih bisa masuk bilang, ini maksud saya. Tapi dia di keraton aja tunggu. Dia sangat pasif. Dan akhirnya Gajah Mada balik ke keraton. Bicara dengan Hayem Buruk bilang ini ancaman mereka. Mereka mau mengancam kita. Itu cuma dibohongi kita. So mereka melawan dan akhirnya itu jadi perang. Nah kita tahu itu semuanya. Itu habis. Itu orang Sunda. Hampir semuanya. Mungkin The Princess masih hidup beberapa tahun. Kita tidak pasti. Atau mungkin dia bunuh diri. Ada beberapa cerita. Tapi pada akhirnya itu setelah perang bubat. habis, dan Gajah Mada dimarahin, Ayam Wuruk pasti sangat kesal, dia mau nikah, mau pesta, apalagi mau punya istri akhirnya jadi perang dan waktu perang dia harus dibantu sama Paman Dari banker. Karena kalau gak mungkin mereka juga masih kalah juga. So akhirnya dia sangat kecewa. Dan marah. Dan mungkin mereka bilang ini Gajah Mada terlalu kuat. Kita tergantung dia terlalu banyak. Dan Gajah Mada lari. Kita tidak tahu kemana. Hilang dia. Dicari dimana-mana. Tidak ada orang tahu dia dimana. Nah itu jadi susah juga. Karena kalau Gajah Mada tidak ada. Siapa yang ngatur? Kerajaan ini. Dan mereka sendiri tidak bisa. Jadi mereka minta dia balik lagi. Dan kita bisa lihat. Begitu lemah. Paman denger dan Hayam Buruk sendiri tidak bisa melakukan. Mereka tidak punya informasi. Tidak punya spai. Tidak punya hubungan dengan tentaranya. Mereka sangat bergantung ke jemaah. Dan sebenarnya mungkin sangat beruntung. Punya orang seperti Gajah Mada juga. Karena saya tidak tahu. Kalau Gajah Mada tidak ada. Mungkin apa yang terjadinya di dalam keluarga ini. Tapi disini bisa dipetik beberapa pelajaran. Atau hikmah bahkan. Bahwasannya seorang Gajah Mada. Seorang Patih. Itu dia bisa survive. Di bawah beberapa pemimpin. Beberapa zaman. Beberapa era. Sangat indispensable. Yes. Sangat indispensable. Tapi yang nyata. di saat dimana institutional building itu tidak terjadi ketergantungan terhadap seseorang itu semakin tinggi dan bahkan dia tuh beberapa kali keluar dari mandat saya kalau baca buku Anda saya cukup berpiyakinan kayaknya Hayam Murug gak memberikan mandat ke dia untuk membunuh seluruh anggota delegasi dari Pajajaran yang terjadi di bubat Itu benar. Mereka punya kerajaan, tapi mereka tidak bikin institusi yang bisa dibawa dari satu generasi ke generasi yang lain. Terlalu tergantung Gajah Mada, dan setelah Gajah Mada meninggal, ya sebenarnya... Ya itu sudah habis, Pak Jebahi. Mungkin perlu masih 100 tahun, tapi puncaknya, kita sudah lewat puncaknya. Kita mulai turun, mulai rontok. Ada para Greg, ada Civil War nanti. Mereka terlalu tergantung satu orang. Dan itu penting buat satu negara. Betul. Bahwa kamu punya institutions, dan itu law and hukum dan trias politika, kita bilang sekarang ya. antara judiciary dan macam-macam begitu, itu sangat penting bahwa itu ada karena itu bisa dibawa dari satu generasi ke generasi dan bisa memanjang zaman kerajaan itu, tapi ya itu kesalahan mereka saya melihat benang merah dari apa yang Anda tulis mengenai Majapahit dengan beberapa peradaban lainnya, dimana mereka terlalu sibuk mengimortalisasikan seseorang. Tapi tidak terlalu sibuk mengimortalisasikan institusi, semakin kendor peradaban tersebut. Dan di masa ini saya lihat bagaimana seorang personality itu sangat diimortalisasikan. Dia agak terlalu diimortalisasikan. Ya. Bukan institusi. Dan itu mungkin sudah mulai dengan kata negara. Iya. So, kata negara did a lot of good things. Untuk seorang raja, tapi untuk seorang patih. Seorang patih, ya. Iya. Ini agak berlebihan kalau menurut saya. Iya, I agree. And ada beberapa hal yang pada awalnya sudah bibitnya, sebelum Majapahit mulai, already the... The seeds of the problems were there. Misalnya lokasinya inland, not on the coast. Misalnya institutions not being built. Dan itu mungkin pelajaran buat kita sendiri. Bahwa institutions sangat penting. Dan harus dihormati. Dan harus di-structure dengan benar. Kita juga harus belajar bahwa dunia akan merubah. Waktu itu Majapahit is a very agricultural society. Tapi makin lama... trade makin penting dan the trade patterns bisa shift dan kalau kamu punya kerajaan di dalam negeri, dan tidak bisa punya hubungan dengan misalnya the north coast, dan akhirnya mereka dipotong dari sana karena Islam dan demak masuk ke sana ya, you lose out harus punya institutions tapi juga harus punya how you say that understand the changes in the world betul ya Di tahun 1340-an, itu terjadi suatu pandemi yang luar biasa. The Black Death. Yang dampaknya itu katanya konon sampai 20-30% dari populasi dunia. Tapi lebih di Asia Tengah, Eropa. Ada dampaknya nggak sih terhadap pola hidup, pola pikir di Majapahit waktu itu? You're talking about Black Death. Black Death. I think there's a couple of things that happened a couple of times. Waktu Roma, Rome Empire, Tumen, India sebelumnya terfokus ke Rome, untuk pedangannya harus fokus ke... Cina dan Asia Tenggara. Dan waktu itu Buddhism dan Hinduism masuk. Itu zaman Sriwijaya. Mungkin Roma turun 476 kan? Ya. Terus Bizantin sampai 1453. Black Death 1340-1360. Sesuatu seperti itu. Itu sebelum Hayamuruk naik takhta. Ya. kekuatan Eropa waktu itu kurang. Lemah. Lemah, ya. So, misalnya buat India atau China bisa berkembang. Dan Indonesia atau Nusantara bisa ikut dengan itu. Tapi kadang-kadang negara bisa ikut dengan changes in the world, tapi jangan... jadi penonton aja, harus ikut juga dengan teknologi atau dengan ilmu atau dengan banyak hal lain juga tapi waktu itu mungkin mendukung dan seperti tadi kita juga bilang waktu Majapahit muncul Kublai Khan meninggal dan di China sendiri juga stabilitasnya untuk sementara kurang, dan ada beberapa tahun mereka tutup jadi itu kasih kesempatan buat Majapahit juga untuk muncul jadi itu mungkin juga pelajaran, kadang-kadang ada kesempatan yang harus diambil dan Majapahit bisa ambil kesempatan itu, tapi tidak bikin strukturnya untuk membuat empire yang panjang dan waktu itu Ottoman juga sudah mulai berkembang tapi mereka fokusnya lebih ke barat Eropa ya Afrika Utara dan segalanya. Tapi Empire Ottoman dan Empire Arab itu adalah Empire Militer tapi juga Empire Sains. Arab lebih. Arab, ya. Ottoman lebih militer. Ya, ya. Sainsnya kurang. Sainsnya kurang. Ya, ya. Jadi Arab adalah pusatnya. Bagdad adalah pusatnya. Majapahit adalah Empire Militer dan Empire Naval. Waktu Portugal masuk. ke Selat Melaka dan lihat kapalnya buat pertama kalinya mereka bilang waduh itu besar sekali itu luar biasa mereka punya naval capabilities mereka punya peta yang itu juga dibilang sangat luar biasa cuma kita tidak tahu peta itu karena kebanyakan sudah tidak ada lagi tapi mereka naval power sangat-sangat kuat sebenarnya tentaranya mungkin kurang menurut saya. Tapi kenapa mereka zaman Majapahit itu gak identik dengan The pursuit of science. Borobudur selesai di abad ke-9. Tapi setelah itu kejayaan Majapahit itu gak nyambung dengan pengedepanan teknologi. Science yang kemungkinan bisa termanifestasi dalam konstruksi yang indah dan besar. Mungkin kita bisa kembali ke sini ke kata negara. Waktu kata negara dia... Untuk melawan kebelakangan, dia perlu dukungan lokal. Jadi dia perlu dukungan dari kepala-kepala Buddha dan Hindu. Di tahun 1269, pernah ada upacara, dan dia kasih status tanpa uang, buat wilayah masing-masing, dan mereka juga boleh bikin candi-candi sendiri. Cuma beberapa candi, Penataran atau candi dari nenek muinya sendiri itu masih dibawa royal family. Tapi ada juga candi boleh diatur oleh wilayah-wilayah sendiri. Makanya di seluruh wilayah Majapahit dari Kediri, bilang aja Surabaya, Malang, Blitar itu. Candinya banyak sekali. Mungkin ratusan. Tapi kecil-kecil. Kecil-kecil. Tidak ada satu besar. Kalau misalnya mereka cuma bikin salah satu besar, itu bisa seperti angkor wat. Dan dengan itu mungkin kamu juga promosi teknologi atau sesuatu untuk membangun sesuatu begitu besar. Tapi akhirnya mungkin ada beberapa decision yang dibikin oleh kata negara bahwa scientific revolution tidak muncul. Tidak terlalu penting. Tidak muncul, no, no. Atau mungkin untuk menjaga stabilitas antara... Penganut Buddha dan penganut Hindu. Ya saya merasa itu. Kalau yang satu saja ditonjolkan. Anggaplah Hindu. Ini yang bisa termarginalisasi. Iya. So harus di balance out. So buat kata negara secara politik. Itu sangat penting buat dia. Dan itu berarti ya dia juga sudah dapat dukungannya lokal. Dia bisa fokus ke geopolitics. Tapi ya mungkin. Dengan putusan itu, teknologi untuk membangun sesuatu besar tidak akan muncul. Karena kalau kamu bikin satu challenge buat diri sendiri, kita mau bikin sesuatu yang tiga kali lebih besar dari penataran atau dari buru-buru. Nah itu perlu orang yang harus invent something untuk melakukan, untuk menghadap challenge dia. But that challenge wasn't there. So yeah, for whatever reason. Gajah Mada meninggal di usia 70-an. Beberapa tahun sebelum Haya Murug meninggal tahun 1389. Nyata sekali. Begitu Gajah Mada meninggal, pamornya Haya Murug menurun. Dan lebih terjadi akselerasi penurunan. Semenjak atau setelah Haya Murug. Bahkan kita bisa lihat Suhita Suhita gak terlalu bisa mengembalikan satu menit lagi yang mencoba untuk dapat kekuatan lagi tapi susah juga buat dia Awal abad ke-15, ada beberapa kejadian yang sangat menarik. Zheng He, berduyun-duyun. Dia dibantu oleh Mahwan, seorang sekolar muslim yang lama tinggal di Jawa. Gimana tuh pengaruhnya pada Majapahit? So, benar. Setelah Gajah Mada meninggal, sebenarnya sudah ada tanda-tanda bahwa bahwa apalagi wilayah di ujung kekuasaan Majapahit seperti Brunei, Sumatera, mereka sudah kirim surat sendiri ke China untuk dapat dukungannya. Ada satu kabar dari Brunei ke China, mereka bilang kita disuruh kirim kayu kampor ke Majapahit setiap tahun, tapi kita bersedia untuk itu dikirim ke Beijing. Kalau... Beijing tolong kasih tau sama Majapahit bahwa kita sekarang dibawa kamu. So mereka minta dukungannya. Akhirnya tidak selalu terjadi. Sumatera juga mencoba. Karena pada waktu itu Beijing masih bisa dibilang mungkin menghormati Majapahit. Bilang bahwa itu mereka lumayan kuat. So waktu Majapahit bilang, Hei jangan kalau ada hubungan diplomasi dengan kita. Tapi dua tiga puluh tahun kemudian Ayam Buruk meninggal Dan seperti Elanga Dia membagi wilayahnya Antara dua anak So kejadiannya itu lagi Dua anak itu mulai berantem Dan ada civil war Pada Greg Dan tiba-tiba ada orang Cina muncul Mungkin kebetulan aja mereka disana Mungkin juga tidak, saya tidak tahu. Tapi sebenarnya buat China sangat, how you say that, very good for them. Convenient. Convenient. Sebelum masih di abad ke-14, so bilang pas setelah Hayamuru meninggal, naval capabilities-nya dari Majapahit sangat kuat. Tapi tidak jauh kemudian, sangat kuat. Dari mana dia dapat kapal kapal? Bisa aja dia mencuri ilmunya dari mereka dan bikin fleetnya. Saya, itu saya tidak pasti tidak punya buktiannya, tapi kenapa tiba-tiba Cina bisa bikin kapal juga begitu besar? Kapal-kapalnya Zheng itu bisa 150 meter panjangnya. Saya dengar. Beberapa kali kapalnya Columbus. Bener. Sangat besar. Jadi, Majapahit punya ilmunya. So bisa aja mungkin mereka bisa mencuri ilmunya itu. Dan disempurnakan justru ilmunya. Exactly. So the balance of power tiba-tiba shifts. Pada tahun 1380-an masih untuk Majapahit tapi 1405 sudah mulai. Dan 10 tahun kemudian Zheng He, Ma Huan mereka datang. Sepertinya itu sudah mulai rontoknya Majapahit sebenarnya. Dan itu juga bersamaan dengan Primaiswara yang pindah ke Melaka terus konversi ke Islam, Iskandarsya. Dan dia gak mau lagi kan bayar tribut ke Majapahit. Orang Melaka sebenarnya waktu Gajah Mada ke Sadeng, yang tadi kita bicarakan, sudah ada ditulis, mungkin ditulis, karena tidak terlalu jelas, sepertinya ada orang Melaka. Mungkin Melaka sudah ada sebagai kecil. Tapi benar, pada tahun itu, jadi abad ke-15 sekarang, ya Melaka muncul. Cina lebih kuat. Majapahit mulai turun. And the balance of power shifts again. And again, Majapahit tidak bisa adapt, tidak bisa merubah, karena mereka punya internal problems, ada civil war akhirnya ada Suhita sebagai queen ada famine, kalau gak salah tahun 1418 bagaimana bisa ada famine di Indonesia tapi mungkin juga ada beberapa natural changes, sungai Brantas, sepertinya mulai silting up Tidak selebar lagi, navigasinya sedikit susah, dan buat an agricultural inland, kerajaan di dalam itu, ya itu banyak yang menghindari mereka untuk trade lagi, untuk menggunakan rantas itu. So that's many problems start to emerge, absolutely. Sistematis dan systemic, decline-nya. Menjelang atau menjelang akhir abad ke-14 sampai hampir secara keseluruhan abad ke-15. Dan kita juga lihat munculnya kejawan atau older religions. So sepertinya agama Hindu dan Buddhism juga mulai tidak begitu berubah lagi. Karena kalau lihat candi-candi yang dibikin dekat Solo itu candi suku, ceto, itu beda sekali. Kebanyakan candi Majapahit di dalam valley, dekat kota atau sungai atau apa. Ini di atas gunung. Yang cara bikinnya juga sangat beda. So, seperti ada perubahan agama juga. Nah, sebenarnya kita tidak tahu banyak. So, dalam buku ini saya coba mencerita itu sedikit. But, there seems to be a lot of changes. Yang beberapa kali Anda sebut di sini adalah candi jago. Apa itu signifikansnya? Candi jago itu tidak jauh dari Malang. Tapi signifikansnya dan bisa dibilang itu mungkin simbol buat Majapahit. Dan siapa tahu mungkin buat Indonesia ini juga. Ini candinya sangat luar biasa. Karena ini bukan candi satu agama tapi dua agama. Orang Buddha bisa ke sana, orang Hindu bisa hadir. Dan candinya juga... Lihat ke gunung di belakangnya. So there's some sort of animist. Sort of idea di belakangnya juga. So bisa dibilang. Satu candi. Yang sangat toleran. Itu satu candi. Yang bisa digunakan. Oleh beda agama. Katanya setelah ketenegara meninggal. Dia didarmain disana. Dia diingatin disana. But it's a very special. Tempoh, bagian Hindu, bagian Buddha, mungkin juga bagian bisa dibilang kejauhan atau animis sedikit. Dan itu mungkin khasnya Majapahit. Mereka punya pedagang dari India, mungkin Persia, Cina, Ambon, Maluku, Malaysia, Thailand, semuanya muncul di sana. Dan bisalah begitu banyak suku bisa hidup bersama. dengan toleransi. Toleransi agama, toleransi bahasa, toleransi budaya itu. Itu adalah kekuatan untuk Majapahit. 1450, printing press. Mesin cetak ditemukan di Eropa. Melaka, konversi ke Islam. Terus proliferasi Islam di Jawa sudah mulai. Columbus menemukan Amerika 1492 Di akhir abad kelima belas Timbulah demak Raden patah dan segalanya Seakan-akan semua ini Kejadian Mengakselerasi Kemunduran Majapahit Iya kan? Bisa gak diargumentasikan bahwa Yang paling struktural untuk Majapahit Itu adalah mereka tidak bisa melakukan penyesuaian terhadap perkembangan teknologi, perkembangan budaya, perkembangan apapun. Geopolitik ya? Geopolitik. Ya. Mereka tidak siap. Mereka tidak bisa merubah. Terlalu stagnant, terlalu bisa dibilang static, tidak dynamic. Bener? Padahal begitu Zheng He balik ke Tiongkok itu dinasti Ming sudah memutuskan untuk menutup diri kembali. Iya kan? Sebetulnya itu opportune. There's an opportune time. Untuk Majapahit. Iya kan? Untuk melakukan pelebaran dalam konteks apapun. Tapi Majapahit tidak dalam satu situasi untuk anggap sebagai peluang. Sebagai peluang. Bener. Karena sudah tidak lalukuat, internal divisions sangat divisive, sangat create a certain weakness. Dan juga mungkin mereka mulai terlalu fokus ke dalam negeri, tidak lihat keluar apa yang terjadinya. Sebenarnya Portugal mulai masuk ke Melaka, Melaka muncul, trade flows mulai merubah, tapi mereka tidak merubah. Dan akhirnya hilang ke sepanjangnya. Dan akhirnya, ya kalau kamu tidak ikut dengan perubahan misalnya in trade, ya perekonomiannya juga kurang kuat, dan everything starts to fall apart. Mereka menjadi penonton, tidak jadi pemimpin, tapi akhirnya jadi penonton. Dan main seperti di sepak bola kita punya pemain di lapangan, tapi orang yang duduk yang tunggu ikut main. Mereka sepertinya begitu. apa yang terjadi, mereka lihat aja, dan tidak mencoba merubah, seperti kata negara. Dia lihat apa yang terjadinya, dan dia pikir, saya harus melakukan ini, ini, ini, untuk melawan kublaikan waktu itu. So, posisinya sangat berubah. Ini nyata sekali kalau saya baca buku Anda. Assuming it's representative, truly. Dari titik dimana Erlangga memutuskan untuk melakukan apapun sampai di ekornya, Tubra Wijaya di tahun 1527. Itu mudah sekali. Majapahit itu di divide and conquer, divide and empire. Kenapa budaya Majapahit? Dan itu bisa dibilang budaya Indonesia lah. Mudah sekali. They divide and conquer. Indonesia sekarang sebagai satu negara, itu tidak punya satu suku. Banyak suku, banyak bahasa, banyak budaya. Itu bisa sesuatu yang kuat kalau bisa disatukan. Tapi itu juga bisa bikin sesuatu kelemahan kalau itu tidak bisa disatukan. Waktu misalnya... Misalnya ada dua tiga orang di dalam satu kampung, mereka saling berantem, akhirnya perlu satu referee, apa yang kita harus melakukan, dia curi dari saya, saya curi dari kamu, kamu perlu a neutral sort of judge, dia bilang oke kamu melakukan ini, kamu melakukan ini, dua-duanya bisa diterima, oke. Mungkin waktu Sriwijaya itu juga ada banyak masalah antara. orang Sriwijaya sendiri dan ada satu neutral party yang bisa muncul sebagai referee atau judge Sailendra, mungkin, saya tidak tahu tapi mungkin, mungkin di Majapahit juga sedikit begitu akhirnya mereka terlalu sangat fokus ke itu dan itu kelemahannya dan mungkin juga waktu antara beberapa suku di Indonesia Belanda masuk sebagai penyelamat seorang agen yang neutral yang bisa menggunakan divisions-nya untuk menguasai wilayah mereka. Saya melihat mungkin ada tiga. Ini mungkin bukan spekulasi, tapi hipotesa. Yang membuahkan Majapahit itu rentan dengan eksternalitas. Untuk bisa diporak-porandakan di Divide and Conquer atau DVD Ampera. Satu mungkin kurangnya kekuatan pemimpin. Iya kan? Yang bisa menyatukan. Kedua mungkin kesejahteraan. Yang kurang ter-redistribusi. Mungkin yang sejahtera disini saja, tapi disini enggak. Jadi gampang diadu dombakan. Terus ketiga mungkin kognisi. Kalau yang kapasitas cerebralnya yang tinggi hanya disini, tapi yang disini kurang. Kayaknya rentan untuk diadu dombakan. Dan bisa disaling gunakan. Iya. Jadi kalau pemimpinnya kuat, kalau seluruh rakyatnya sejahtera, kalau seluruh rakyatnya berkognisi, kemungkinan siapapun, dimanapun diadu dombakan, semakin kecil kan. Karena kamu punya alat untuk mengadaptasi ke... Perubahan yang ada di dunia ini. Betul. Dan itu kelemahannya. Tadi seperti bilang Majapahit. Mereka tidak bisa adaptasi. Terlalu fokus ke dalam politik. Antara orang. Keluarga. Dan tidak lihat ada perubahan. Kalau kamu punya kognisi. Dan juga sejahtera dan macam-macam begitu. Dan institusi. Betul. Mungkin kamu bisa perkirakan. Apa yang terjadi. Dan bagaimana. Negara ini. Atau wilayah ini. Atau kota ini. harus merubah untuk menjadi kompetitif. Seperti perusahaan. Perusahaan kalau mereka tidak lihat ini pasannya merubah, ya bisa bangkrut. Nah sama dengan kerajaan, kalau kamu tidak merubah dengan permintaan yang ada, atau demand yang ada, atau teknologi yang ada, sekarang kita bisa lihat itu perusahaan mobil di Eropa dulu begitu kuat, tapi tiba-tiba ada new electric vehicles muncul. Karena gak ada keterbukaan. Karena mereka tidak terbuka, kenapa mereka tidak ikut langsung dengan electric vehiclenya juga, sekarang susah mereka. Mereka tidak merubah, tidak lihat atau tidak percaya bahwa perubahan yang mereka lihat itu benar dan tidak diantisipasi. Dan itu kadang-kadang karena organisasi yang mereka punya tidak kasih informasi, tidak dibagi dengan benar. Betul. Dan akhirnya buat beberapa perusahaan di Eropa misalnya bisa aja berangkrut. Nah itu disamakan dengan... Kerajaan atau negara Kita perlu informasi Kognisi dan harus lihat Apa yang terjadi di dunia ini Dan what kind of Challenges does that give us Saya sangat menerima konsep Kebinekaan Tapi saya gak menerima Kalau kebinekaan itu Dalam konteks kesejahteraan Dan dalam konteks kognisi Tapi kalau kebinekaan itu Dalam konteks etnisitas Yes. Religi. Oke. Yes. Dan saya bahkan. Bisa diterima. Malah itu bisa sesuatu kekuatan. Karena kalau beda pendapat, beda ide, seperti saya dan istri saya, saya, dia kadang-kadang tidak, mungkin tidak sadar, kalau saya di Indonesia atau di mana, seperti tadi saya bilang, dia lihat duanyanya lain. Saya bisa terima itu. dan menggunakan itu di buku saya saling mengisi saling mengisi kepentingan redistribusi hal-hal yang positif jadi kebinekaan itu boleh dalam konteks apapun warna kulit etnisitas, agama dan segalanya, tapi selama dimanfaatkan untuk redistribusi apa yang seringkali saya sebut public goods termasuk intelek nilai moral Nilai sosial, kesehatan, kesejahteraan. Tapi kalau public goods ini tidak ter-redistribusi secara bijaksana, dan cuma beberapa orang dapat semuanya, nah itulah. Kebinaikan itu akan mandul. Karena... Impotent. Yes, karena the talents atau the kemungkinan yang kamu bisa dapat. Kalau misalnya saya tidak... Dengar apa istri saya bilang. Saya juga tidak bisa terima. Betul. Menyedari dia. So kalau misalnya. Orang tidak kasih kesempatan. Untuk muncul. Untuk bilang sesuatu. Atau. Untuk jadi pemain. Atau penulis. Atau apa. Karena institusinya tidak ada. Uangnya tidak ada. Bakat mereka tidak akan muncul. Sayang. Dan itu mungkin. Saya berharap. Itu sebenarnya. Satu. opportunity buat Indonesia. Karena di Indonesia, saya dulu punya domestic helper orang Indonesia di Hong Kong. Dia sangat pinter. Dia lahir di gunung, dekat Solo. Dia jadi pembantu di Hong Kong. Tapi saya lihat dia sangat pinter, cerdas. Cara omongnya, akhirnya kita kasih dia uang untuk ikut kursus. Dan dia balik ke Jawa untuk bikin bisnisnya sendiri entrepreneurial, nah itu bagus sebenarnya kalau dia dari awalnya sudah punya kesempatan untuk melakukan itu dan bersekolah mungkin dia bikin perusahaan baru, siapa tahu apa yang dia lakukan cuma sayangnya dia lahir di gunung dan tidak ada sekolah mungkin atau sekolahnya tidak begitu bagus, kesempatan buat dia untuk menggunakan bakatnya untuk bikin hidupannya bagus ya terbatas, tapi akhirnya masih bisa juga, dan dia sekarang punya sort of bridal business di tengah Jawa dan itu mungkin di Indonesia bakatnya ada cuma kita harus lihat saya percaya bahwa talenta itu universal tapi peluang gak universal jadi tugasnya institusi atau pemimpin untuk menguniversalisasikan peluang yes Tugas pemimpin adalah untuk menguniversalize talent dan peluang. Dan peluang. Nah, Tiongkok itu sangat bisa dibilang homogenius. 93% Han. Tapi mereka bisa melakukan hal-hal yang merupakan cermin atau manifestasi dari keterbukaan. Dan melakukan apapun untuk meng-redistribusi kesejahteraan, kesehatan, kognisi. Skor sainsnya Tiongkok tinggi sekali sekarang. Bahkan untuk non-terciary-nya, untuk anak-anak umur 15 tahun, bisa. Itu mereka nomor satu atau nomor dua di dunia. Jadinya balik ke zaman Majapahit, mungkin saja ketimpangannya tinggi. Genie Coefficient Ratio-nya tinggi. Mungkin saja ketimpangan kognisinya tinggi. Mungkin saja ada episode, atau beberapa episode di mana pemimpinnya lemah. Sehingga patihnya mengambil alih. Tapi kalor. pemimpin atau kepemimpinan lemah institusinya kuat yang meng-redistribusi kesejahteraan kesehatan dan kognisi kayaknya lebih sulit diadu domba yes, but that they never put in place yes, akhirnya ya, mereka institusinya tidak di set up, dan akhirnya Itu kelemahannya. Majapahit. Dan Anda benar. Sebenarnya di negara lain, Vietnam. Vietnam juga dalam bidang pendidikan melakukan dengan sangat baik. Luar biasa. Luar biasa. Vietnam itu tahun 1975, mereka baru selesai perang. Kita ngajarin mereka untuk nganum padi dan kopi. Sekarang Vietnam itu produsen kopi terbesar nomor dua di dunia. Tapi mereka juga bikin handphone. Handphone dan mobil listrik. Dan mereka skor pisahnya, itu untuk profisiensi lingual dan STEM, sudah nomor 2 di Asia Tenggara, nomor 13 di dunia. Kita masih nomor 69. Saya tahu mereka, genre skornya hampir sama dengan Amerika Serikat. Berarti itu buat negara yang pendapatan GDP per kapitiannya begitu lebih rendah, sangat luar biasa. Dan sekarang kita juga lihat di Asia, ada perubahan. Misalnya, Trade flows-nya merubah. Daripada Cina, orang masuk ke Asia Tenggara dan ke India. Dan Indonesia seperti Majapahit dulu harus lihat itu. Bagaimana kesempatan kita untuk ambil. Nah, Indonesia masih beruntung karena punya Niko, macam-macam begitu yang diperlukan dalam elektrifikasi. Macam-macam begitu. Tapi hanya tergantung aja dari... metals yang ada di tanah kita juga harus bikin industri atau sesuatu yang menggunakan orang ilmu, bakat yang ada di... Tapi itu perlu kognisi kita bisa naik di rantai nilai kalau kognisi kita ada, dan kognisi itu hanya akan ada kalau kita meningkatkan literasi buku Majapahit ini di halaman pertama ditulis untuk David Pramuja itu anak saya David Pramuja anak saya, umurnya 2-3 tapi sebenarnya saya kasih itu buat dia tapi juga buat keponakan saya karena saya berharap mereka baca saya punya diskusi dengan anak saya karena dia bilang, saya sebenarnya baca banyak, tapi dia baca di social media dan social media ada untungnya tapi banyak ceritanya yang pendek kita kadang-kadang juga harus belajar dengan kognitif, capabilities untuk konsentrasi untuk membaca sesuatu yang lebih penting untuk mengkritik tadi kita membahas Majapahit dan bikin beberapa hipotesa kita tidak tahu itu benar atau tidak apa yang terjadinya Majapahit benar membunuh jaya negara Kita sebenarnya buktinya tidak ada secara 100%. Tapi kita do critical thinking. Apa dia lakukan? Kenapa? Oh dia cerdik, ini orangnya. Dengan itu, dengan sejarah, kita bisa training critical thinking. And critical thinking, apalagi zaman itu sangat penting. Karena di sosial media saya lihat banyak yang orang terima aja. Dan itu, itu, bohong. Beberapa minggu yang lalu ada sesuatu yang terjadi di Inggris. Ada satu wanita dipukul sama laki-laki. Tiba-tiba ada cerita muncul di sosial media. Dibuktikan akhirnya bahwa itu bohong. Tapi sebelumnya itu sudah banyak orang di jalan, marah, protes, macam-macam. Jadi sosial media ada keuntungan tapi juga ada bahaya. Dan kita harus belajar baca social media dan pikir itu benar atau enggak. Dan saya harap sejarah bisa, ya bisa. Kita bisa ngobrol tiga hari tiga malam. Karena saya sering ngobrol mengenai ini. Bahkan saya melihat konten yang bagus banyak di social media. Tapi yang jelek jauh lebih banyak. Jauh lebih banyak. Dan kita gak bisa mengontrol, mengfilter, mengkurasi untuk... Generasi muda, mana yang lebih baik untuk mereka. Dan ada gejala bahwa telah terjadi overproteksi terhadap aktivitas offline, tapi underproteksi terhadap aktivitas online. Dan ini nyata berkorelasi dengan apa yang seringkali disebut sebagai degradasi spiritual. Terjadi banyak sekali depresi, terjadi banyak sekali anxiety, bahkan di banyak negara bunuh diri. Karena mereka sangat terpolarisasi dengan apa yang mereka lihat. Dan anak-anak muda itu kurang belajar filsafat. Filsafat itu penting sekali untuk bagaimana mereka bisa reinvestigasi aksium. Atau reinvestigasi pre-existing truth. Iya kan? Kita seperti kita melihat berita di mana gitu, wah ini benar nih. Tapi nggak. mau mengeri investigasi ini bener apa enggak itu bener, masuk akal enggak coba tanya itu, bener dan itu sangat penting karena itu bisa merusak hubungan antara orang antara suku, antara negara antara budaya, itu bisa menghancurkan sesuatu yang sangat sekarang masih dihormati Harold, saya berani berhipotesa Begitu gampangnya majapahit itu diadu dombakan. Karena tidak terjadinya redistribusi kesejahteraan. Tidak terjadinya redistribusi kognisi. Tidak terjadinya redistribusi peluang. Dan itu hampir sama dengan situasi global sekarang. Kita melihat ada 4 fenomena. Satu fenomena inequality of income. Kedua, inequality of wealth. Ketiga, inequality of opportunities. Dan yang keempat, centripetality of economic development. Dimana pertumbuhan pendapatan per orang di kota primer itu lebih cepat daripada pertumbuhan pendapatan per orang di kota sekunder atau di daerah. Talenta lari ke kota dari daerah. Dan yang sangat paradoksal adalah sumber daya alam itu ada di daerah, tapi terserap. untuk kepentingan kota primer? Coba lihat Indonesia. Waktu saya muncul di Indonesia tahun 90-an, kalau nggak salah 80% dari seluruh uang di Indonesia ada di Jakarta. So, waktu itu Jakarta pusatnya dan seluruh Indonesia sendiri, ya, di, tidak, per-ekonomian di sana jauh lebih rendah daripada per-capita income di Jakarta. Untuk redistribusi itu, kita perlu infrastruktur. Infrastruktur tangible, jalan, biar ada pabrik misalnya di Jawa Tengah, orang ada kasar pada kerja, infrastruktur intangible, education, yang harus di sekolah atau guru harus di training di sana. Vietnam sekarang dengan education begini, bagus karena mereka training guru. luar biasa terus gaji guru juga luar biasa, bagus itu orang mau menjadi guru dan ada bonus kalau mereka punya murid yang di dalam tes nasional juga skuanya lumayan bagus, so mereka berminat untuk bikin education yang bagus so you need to build that infrastructure, dan itu perlu waktu, tapi kalau tidak di build up Ya seperti tadi kita bilang bisa aja seperti majapahit nanti dunianya merubah kita tidak ambil perjuangan atau kesepadan yang ada dan kita jadi penonton. dan tidak jadi pemain. Saya tuh selalu menyampaikan bahwasannya peradaban, apapun, dimanapun, kapanpun, itu bisa maju kalau mereka bisa mengkombinasikan kekuatan preservasi dengan kekuatan inovasi. Ini bisa jalan hanya kalau mereka bisa menunjukkan keterbukaan. Kalau mereka nggak ada keterbukaan, mereka nggak bisa mengkombinasikan kekuatan preservasi dengan kekuatan inovasi. Saya melihat Majapahit ini identik sekali dengan bagaimana mereka nggak bisa menunjukkan keterbukaan untuk merangkul, memeluk kekuatan inovasi. Dan mereka, ini hipotesa, kayaknya kurang berhasil meng-redistribusi public goods yang penting untuk masyarakat luas, termasuk kesehatan. Sejahteraan, intelek Apapun Sehingga mudah sekali diadu domba Dan saya melihat Indonesia ke depan Atau negara manapun, atau bangsa pun ke depan Mereka akan semakin rentan Untuk diadu domba kan kalau mereka gak punya Kognisi secara keseluruhan Kesehatan secara keseluruhan Dan kesejahteraan secara keseluruhan Saya kira Itu bukan hanya hipotesa aja Karena Majapahit Waktu ada perubahan. Pasti mereka juga lihat. Kok tiba-tiba demak muncul. Ini bisa jadi ancaman. Tapi reaksi mereka tidak ada. Reaksi tidak ada. Saya tidak tahu kenapa. Tapi mereka tidak siap untuk reaksi. Dan itu sayang buat mereka. Tapi itu ada kesempatan buat demak waktu itu. Dan benar itu buat setiap negara, satu lesson setiap perusahaan, setiap orang, setiap negara. Saya dari Belanda, negara kecil, kita tidak punya resource sama sekali. Jadi kita perlu misalnya teknologi agrikultur atau teknologi yang apa, yang kita bisa pegang sebagai, nah ini kita kuat di dalam bidang ini. Setiap negara punya, bagaimana kamu bilang, keuntungan komparatif yang harus di... di build up saya sebetulnya mau tanya Anda banyak mengenai Raffles, tapi terbatasan waktu saya mau tanya Anda mengenai Warden R luar biasa iya kan? ini Warden R, so Raffles, so kita sekarang di tahun 18-15 so Inggris masuk ke Jawa, Raffles jadi governor di Jawa Dia keliling di Jawa, dia dengar itu ceritanya Majapahit. Apa itu ya? Mereka bingung. So akhirnya dia muncul di Trawulan, ke Surabaya, ke Malang itu. Dan lihat candi-candinya. Tapi dia tidak sadar atau tidak tahu apa ini. So dia minta satu orang Belanda untuk bikin peta. Untuk lihat berapa besar wilayahnya. Nah itu jadi orang Vardenar. Vardenar dia di sekolah ini di Semarang. sangat pintar untuk bikin peta dan dia ke Majapahit dengan beberapa alat untuk ukuran ini kotanya mungkin disini, ini disini ada jalan begini, dia bikin satu peta, dia bawa peta itu ke Bogor, karena Raffles waktu itu kalau tidak salah di Bogor dan kasih itu lihat sama Raffles mungkin Raffles berharap Bahwa mereka dapat seperti Angkawat Sesuatu masyarakat Kerajaan yang luar biasa Tapi mungkin dia sedikit Kecewa bahwa ini begitu kecil ini Tidak benyini besar Yang salah mungkin dia hanya Lihat kotanya tapi seperti Bisa dibilang Jakarta juga Jakarta pusatnya kecil tapi Kotanya luas Jakarta baiknya luas Mungkin keratonya tidak terlalu besar Tapi banyak orang yang ditinggal di luarnya juga Dan itu tidak dimasukkan hitungannya. Akhirnya dia mungkin sedikit kecewa petanya dimasukkan ke kopor dan hilang. Tapi pada tahun 2008 ada satu sejarawan Peter Carey. Dia dengan teman Amrit. Mereka ada pikiran kok kalau peta ini ada dulu dimasuk ke kopor. Kemana itu kopornya? Mungkin dibawa ke Singapura atau kemana? Mungkin di British Museum. Dan Peter Carey cari di British Museum. Dan dia tahu dia harus cari di mana. Akhirnya dia dapat petanya. So, tiba-tiba muncul petanya Majapahit lagi. sebelumnya bukunya yang ditulis oleh prapanca negara kata gama juga sudah ditemukan jadi tiba-tiba kita punya candi kita punya prapanca negara kata gama kita tahu apa yang terjadi ada petanya juga munculnya lagi majapahit kita tiba-tiba mengerti apa waktu itu dan ilmunya mulai kembali dan orang mulai Bagaimana Anda mengatakan itu? Mulai mencari Majapahit lagi. Jadi sekarang itu membawa ke buku saya. Sekarang kita memiliki sedikit pemahaman tentang Majapahit. Tapi itu menarik sekali. Menurut Anda itu sepenting apa untuk anak-anak muda ke depan? Itu bahkan orang tua ke depan untuk belajar mengenai sejarah. Saya berharap dengan buku ini orang senang baca. bukunya. Dan dengan ini saya pernah bilang sama orang sejarawan, saya bahas buku ini jadi seperti gate opener. Bahwa mereka baca dan pikir kok saya juga mau lihat candinya. Atau kok saya mau baca buku yang lain mengenai ini. Kok saya tidak setuju apa yang dia tulis. So mereka mulai tertarik dengan sejarah. Dan itu penting buat beberapa hal. Satu untuk... Mengerti identitas Indonesia dari mana itu. Karena pada awal saya bilang, buat saya untuk mengerti negara ini, ada orang bahasa makanannya tapi juga sejarahnya. Dan itu saya pikir intinya mungkin di Majapahit. So mungkin buat orang untuk mengerti identitasnya sendiri, itu juga dari sejarahnya. Kedua, saya berharap bahwa anak saya, keponakan saya, Suka bacanya. Biar itu seperti mereka menikmat. So saya mencoba bikin ceritanya ini sangat gampang dibaca. Tidak seperti istri saya. Waktu saya mulai tulis, istri saya bilang, sebenarnya di sekolah dulu sejarah bosan. Karena saya harus hafal tanggal-tanggal nama-nama raja. Setelah tes langsung dilupain aja. So jangan tulis seperti begitu. Saya bilang itu saya membuat cerita Seperti orangnya tidak mau berhenti Baca, mereka seperti Netflix seri, bukan Secara dramatis, tidak bohong Ini riset, tapi juga Ditulis dengan secara Dengan cara yang sangat enak Gampang dibaca, biar orang Bilang kok ini saya bisa baca Buku ini, saya terima Ini mungkin saya mau membaca sesuatu lain Juga Kalau baca buku apapun, termasuk buku Anda, saya selalu banyak bertanya. Dan saya coba memberikan perspektif. Dan beberapa kali saya coba menunjukkan skepticism. Ini nyambung dengan pesannya Ibnu Khaldun. Bahwasannya, kalau kita bisa baca sejarah, itu kita harus skeptis juga. Karena ada bias. Tapi penting untuk kita... menghayati, mendengar, tapi kita juga harus menggunakan kognisi. Iya kan? Seperti tadi kita bicara bubat, kita tahu cerita bubat, karena ditulis orang Sunda, pasti mereka ditulis secara orang Sunda. Gajah Mada mungkin dijelekin sedikit, mungkin juga. Tapi yang sangat konklusif, itu adalah, patihnya, melakukan, hal-hal yang sangat di luar mandat dari seorang raja. Oh yes. Iya kan? Walaupun tidak ada dokumentasi dari zaman Majapahit, lebih dari pajajaran, itu cukup bisa dikonjektur bahwa Gajah Mada itu keluar dari batas. Saya kira ada sedikit bukti sebenarnya, karena setelah dia meninggal, mereka tidak ganti posisi dia dengan satu orang, tapi dengan beberapa orang. Karena mereka juga sadar bahwa kekuatan dia begitu mereka terlalu tergantung dia. So mereka pikir mungkin kita pilih beberapa orang biar mereka juga sedikit tergantung kita. Kita bisa main mereka. Akhirnya itu juga solusi yang tidak terlalu efisien. Tapi itu mungkin membuktikan bahwa Gajah Mada begitu kuat. Mereka begitu tergantung dia. Bahwa itu ya. Karena tidak adanya Institutional building Yang tadi kita sepakati Nah, kalau saya hitung Jumlah buku yang sudah tertulis Selama ini, itu gak lebih dari 150 juta Kita bisa melakukan thought experiment. Kalau setiap orang dewasa di Indonesia yang jumlahnya 150 juta, baca satu buku aja masing-masing. Selesai. Selesai. Iya kan? Dan begitu gampangnya sebetulnya untuk merekam tulisan yang selama ini ditulis. Nah, Anda tuh pernah berpesan. Apa sih tip yang bisa disampaikan ke teman-teman? Kalau mereka tuh mau nulis, apa yang mereka harus pertimbangkan? Buat saya, saya tulis. Pertamanya untuk buat saya. Kalau saya mau mengerti sesuatu, kita bisa membahas satu hal. Tapi kalau saya bisa tulis itu dalam satu paragraf atau halaman, itu berarti saya mengerti. Karena... Untuk sharpen your mind, tulisan tidak ada sesuatu yang lebih bagus untuk daripada tulisan. So kalau kamu mau mengerti sesuatu yang kamu suka, olahraga atau apa, dan kamu mau benar-benar mendalami itu, coba kamu tulis itu di kertas. For sharpening the mind, very good. Tapi buat saya tulisan itu juga seni. Saya sebenarnya sebagai tulis, saya tidak anggap saya... Begitu bagus. Karena itu saya perlu tiga setengah tahun. Tapi saya sangat menikmat. Saya bangun Sabtu hari Minggu pagi. Wah saya bisa tulis. Dan saya harus merubah lagi. Harus merubah lagi. Baca sesuatu. Wah ini kemarin saya kira itu bagian ini jelek. Sekali ini. So harus dirubah lagi. Itu buat saya hobi juga. Saya sangat meningat. So mungkin ada orang yang bilang. Wah buat saya tidak begitu. Tapi kalau ada orang bilang. Saya juga mau tulis. Kamu juga harus lihat drama. Misalnya kamu perlu hook. Saya mulai buku ini dengan Raffles. Oh banyak hook disini. Ya. Karena misalnya Raffles. Orang kenal Raffles. So saya mulai bukunya dengan ini. Biar orang. Kalau mulai dengan Prapanca. Apalagi orang di luar Indonesia bilang. Siapa ini? Saya tidak tahu. Kamu perlu drama. Judulnya. Ada intrigue. Ada betrayal. Pada. Kalau misalnya tulis satu bab. Mulai dengan drama dulu. seperti James Bond movie James Bond movie selalu mulai dengan James Bond melakukan sesuatu baru ceritanya mulai kadang-kadang dengan novel atau apa kita juga punya teknik begini drama dulu kita tarik orangnya ke dalam bukunya dan mulai ceritanya dan kadang-kadang harus dikasih drama sedikit lagi biar ada narrative that is very nice buat saya itu seni yang saya sangat ya menikmati untuk undilah kegiatan. Saya perlu banyak waktu. Ada orang yang punya bakat itu sangat bagus mereka. Gampang itu tulisnya buat saya. Saya perlu banyak waktu. Tapi buat saya itu tidak ada masalah. Jika saya mengambil 3 tahun untuk menulis buku, itu oke. Karena saya menikmati. Tip yang paling mendasar yang Anda sering sampaikan adalah Udahlah, lo duduk aja mulai nulis. Yes. Ya, pada awalnya. Sebenarnya itu tip dikasih sama saya oleh satu rekan saya di kantor. Itu sebenarnya dengan buku ini juga. Mungkin saya mau tulis mengenai Majapahit. Dia bilang kalau kamu mau tulis buku. Atau mau tulis sesuatu. Duduklah dan tulis. Dia benar. Kadang-kadang kalau kita mau tulis sesuatu. Tapi tidak tahu bagaimana. Tulis apa aja. Karena itu. Dari itu sharpen your mind. Munculnya strukturnya. Kadang-kadang. Kalau saya mau tulis sesuatu. Satu bab. Saya tidak punya satu bab, saya tulis beberapa ini. Saya mau tulis mengenai awalnya bubat misalnya. Gajah Mada masuk ke sana. Bagaimana? Saya tulis beberapa hal, dan dengan itu, mulai mungkin kita mulai di sini, ke sana, ke sini, ini mulai ceritanya. Setelah itu, baru kita tulis apa yang ada di bukunya. Tapi kita menggunakan tulis untuk lihat struktur yang mau ditulis. Saya nggak tahu itu benar atau itu jelas, tapi tulisan adalah seni yang bisa mengerjakan pikiran Anda dan membawa ke struktur. Jadi, ya, benar. Saya mau menanam ide di kepala Anda. Ini mungkin agak spekulatif, tapi saya beberapa kali ngobrol sama orang. Sekitar 70 ribu tahun yang lalu kan terjadi revolusi kognitif. Tapi banyak yang nggak sadar bahwa 75 ribu tahun yang lalu Terjadi erupsi yang terbesar di dunia. Terjadi di Indonesia. di Toba, yang mana populasi dunia itu berkurang sampai kurang lebih 4-5 ribu karena itu dasyat sekali iya kan? saya berani berspekulasi, belum berhipotesa bahwa kejadian yang luar biasa di Toba itu itu bisa dianggap sebagai riset terhadap kemanusiaan dan bahkan mungkin spekulatif ya mengkatalisasi revolusi kognitif. Karena yang survive, itu mereka ngumpet, harus melarikan diri untuk mencari survival. Bisa aja. Tiba-tiba 5.000 tahun setelah itu, otak manusia itu lebih besar. Terjadilah revolusi kognitif. Survival of the fittest. Survival of orang yang bisa lihat, hey, tiba-tiba. agriculture-nya tidak ada, cuacanya merubah, climate-nya merubah, waduh, saya harus mulai tinggal di gunung atau tinggal dekat sungai atau apa, saya harus beradaptasi. So, bisa aja, saya belum pernah pikir sampai begini, tapi kenapa tidak? Survival of the fittest, seperti tadi kita bilang, buat orang, buat perusahaan, buat negara, kita harus lihat apa comparative advantage kita, and how can we use that? Itu adalah penyelamat dari fetus. Berkenan untuk dipertimbangkan sebagai bahan berikutnya? Ya, saya akan mencoba. Saya pernah lempar ini ke Yuval Harari, waktu saya ngobrol sama beliau. Dia bilang, itu bukan sesuatu yang mustahil. Dia nggak memungkiri. Dia pernah katanya juga mikir kayak gitu, tapi belum sempat melakukan riset. Saya akan membaca, dan nanti saya ketemu lagi. kita bahas itu lagi amin ada pesan-pesan akhir untuk teman-teman I think sometimes Indonesia is negara besar tapi di luar Indonesia orang kurang kenal negara ini kita Saya bilang kita, tapi saya bukan orang Indonesia. Tapi Indonesia perlu orang yang bisa mungkin bukan representatif atau apa, tapi bisa kasih ceritanya. Dengan buku Jakarta, judulnya ditulis Misunderstud City. Karena rekan-rekan saya yang datang di Indonesia ke Jakarta bilang, waduh ini maja. Saya tidak suka kotanya. Tapi mereka tidak lihat Indonesia seperti saya lihat di Pasar Minggu. Jadi ini... Sebenarnya negara indah, orangnya ramah, budayanya sangat unik. Tidak banyak negara di dunia yang punya tiga ratusan suku yang bisa hidup bersama dan toleransinya tinggi. Di negara saya sendiri, kita cuma punya mungkin dua, tiga suku dan toleransinya di Eropa juga mulai menurun. Sebenarnya Indonesia punya pelajaran buat dunia ini. Bahwa toleransi antara banyak suku bisa. And sometimes saya mencoba bilang itu sama teman saya di Belanda, keluarga saya di Belanda. Bahwa apa yang dibahas di Eropa sebenarnya mengenai imigran dan agama yang masuk. Ya, tapi kita harus beradaptasi dan lihat Indonesia. Indonesia bisa. mempersatukan begitu beda orang dan budaya. Jadi Indonesia sebenarnya memiliki banyak yang bisa diberikan kepada dunia. Tapi dunia belum tahu itu. Amin. Amin. Terima kasih banyak. Terima kasih banyak. Teman-teman, itulah Harold van der Linde. Seorang penulis dan Indonesianis. Terima kasih.