Transcript for:
Pendidikan dan Pengalaman Kuliah di Kampus

Intro Aku selalu percaya bahwa kuliah itu menjadi sebuah platform dan medium untuk eksperimentasi. Aku selalu bilang eksperimen. Pemikiran kritis, kemampuan untuk bernalar, dan itu semakin penting sekarang. Salah satu hal yang saya ingin mencoba adalah, Hal yang aku sesali sampai sekarang adalah aku tidak terlibat organisasi ataupun komunitas spesifik di kampus. Pacaran saat kuliah distraksi atau jadi motivasi?

Lagi skripsi? Tidak lagi skripsi. Berat banget hidupnya. Berat banget.

Ya Allah. Kayak penyumbuk-tumbuk gitu. Berpelukan. Tuan Rumah Mata Najwa.

Najwa Zihab. I love this place, it reminds me of Oxford. My name is Andika Sudarman, part of class of 2020. S2 di University of Amsterdam.

Aku ambil bisa sampai ke depan, ambil payung dulu Assalamualaikum, bisa ke Pontianak malam hujan-hujanan. Gak apa-apa, kedinginan? Dingin? Gak apa-apa, udah pada...

Tuh, aduh seneng banget. Gak apa-apa ya rintik-rintik jadi mesrakan ya. Jadi romantis di Pontianak, diiringi rintik-rintik hujan. Seneng banget ke Pontianak, aku udah berapa kali.

Dan kemarin begitu mendarat langsung makan-makan. Tadi pagi udah lari di waterfront tau. Habis lari makan pisang goreng Srikaya.

Terus habis itu makan warkop di warung Asyang ya. Kenapa? Yes, seru banget. Nah, kita malam mingguan. Aku mau cek ombak dulu.

Yang masih SMA, angkat tangan dong. Oke, lumayan. Lumayan banyak.

Kayaknya yang itu gak SMA deh, ngaku-ngaku SMA aja. Paling bisa emang, karena banyak dede-dede. Yang kuliah? Oke, oke lumayan.

Nah sekarang yang kuliahnya baru masuk, baru masuk. Lumayan. Yang lagi skripsi banyak gak?

Oke, oke. Pertanyaan terakhir, yang jomblo angkat tangan. Kasiannya jomblo pada bangga ini aku bingung loh. Gak apa-apa.

Nah malam ini Mata Najwa kita akan bicara, kita akan ngobrol-ngobrol, kita akan diskusi soal kenapa perlu kuliah. Karena aku tahu ini bulan Juli ini kan bulan-bulan penerimaan mahasiswa baru, penerimaan siswa baru. Mungkin ada yang masih galau, mungkin ada yang lagi kecewa gak keterima kampus impian, mungkin masih ada yang mikir kenapa perlu kuliah. Kita bicarakan malam ini karena masa depan semakin dekat, semakin cepat datang. Dan pilihan-pilihan itu harus dipertimbangkan matang-matang.

Dan saya akan ngobrol sama teman-teman baik saya yang udah ada di belakang panggung. Kita lihat dulu video profil yang pertama berikut ini, tamu pertama saya di Matanajwa. Rachel Amanda, perempuan kelahiran 95 ini punya segudang kemampuan.

Terjun ke dunia akting sejak umur 6 tahun, menang di dunia akting. menang Anugerah Musik Indonesia tahun 2005 sebagai penyanyi anak terbaik. Lalu menulis puisi juga.

Sibuk? Iya sih, namun itu bukan halangan Amanda untuk gak mengejar pendidikan setinggi-tingginya. Amanda sempat pengen jadi dokter, tapi akhirnya hatinya tertambat di jurusan psikologi Universitas Indonesia. Abis jadi sarjana, eh malah ketagihan kuliah. Amanda pergi deh ke KUA.

Loh, kok ke KUA? Iya maksudnya Amanda nikah dulu. Abis nikah tahun 2022, Amanda cus kuliah S2 di Belanda tahun 2023 ini.

Kita panggil dong Rachel Amanda! Hai selamat malam semua Oh my god Seru banget Seru banget liat ya Rame banget Padahal hujan-hujanan Tapi rame banget Terharu gak sih? Aku terharu Thank you so much teman-teman Udah mau tetep datang kesini Yeay tepuk tangan dong Mandu udah berapa kali ke Pontianak? Ini sebenernya kedua kali Cuman pas pertama kali itu aku masih kecil banget jadi aku lupa. Jadi ini mungkin kayak pertama kali lagi kali ya.

Pertama kali datang lagi dan kita udah janjian malam ini kita mau makan durian. Dimana yang enak mungkin ada rekomendasi. Banyak.

Kayaknya seru habis ini rame-rame makan durian sebanyak ini seru banget. Nah kita bahas kenapa perlu kuliah. Yang jelas Amanda bulan depan akan berangkat ke Belanda. Dapat beasiswa untuk kuliah.

Doakan aku lancar. Amin. Jadi mau ambil apa di Belanda?

Rencananya mau ambil entertainment communication programnya. Jadi masih sesuai dengan karir. Jadi dengan harapan.

Harapan bisa apa ya. Bisa membuat karirku juga dan ilmunya. Manfaatnya lebih luas lagi sih.

Amin. Jadi berangkat ke sana bersama suami tercinta. Atau ditinggal? Bersama. Pengantin baru gak mau jauh-jauh.

Gak mau jauh-jauh. Susah-susah. Susah. Kan sempat nunda ya ngambil S2 nya. Kenapa merasa masih perlu lagi nih ngambil S2?

Itu obrolannya panjang juga ya mungkin ya. Tapi mungkin yang jelas. Sebenarnya dari awal kuliah S1. Itu sudah merasa kayak.

Aku tuh pengen S2 nanti. untuk menambah ilmu yang pasti gitu ya, spesifik ilmu yang aku ingin pelajari. Ya sama plus itu, jadi di jenjang berikutnya semakin tinggi itu pasti akan makin melatih cara kita berpikir, tanggung jawabnya juga berbeda gitu. Terus kebetulan kalau aku karena biasanya kita kalau berkarir sebagai atris gitu ya, kita hanya menerima tulisan, membaca naskah dan sebagainya. Nah kuliah itu jadi kesempatan kita justru untuk menuangkan pikiran kita gitu.

Jadi ini kesempatan kita juga untuk menuangkan pikiran kita, bagaimana kita bisa berargumen secara kritis gitu. Itu menurut aku penting sekali sih untuk dipajang. Karena dia memutuskan untuk ambil S2 walaupun karir udah mantap, tetap merasa perlu.

Kasih tepuk tangan dong untuk Manda dong. Sekolah harus. Aku akan ajak temenku yang satu lagi, Amanda silahkan duduk dulu.

Nah temenku yang ini anak daerah, asalnya dari Tanjung Pinang. Dan berhasil. untuk jadi lulusan terbaik di UI dan kemudian dapat beasiswa ke Harvard jadi lulusan terbaik di Harvard dan jadi yang memberikan pidato pada saat wisuda di Harvard. Aku tahu banyak teman-teman kemarin aku sempat ngobrol-ngobrol juga sama teman-teman mahasiswa yang bilang terkadang tuh rasanya suka minder, terkadang rasanya suka gak percaya diri karena bukan dari pulau Jawa, bukan anak Jaksel, bukan anak Jakarta.

Tapi teman saya yang ini bisa membawa membuktikan anak daerah pun bisa hebat dan berdayak. Dimanapun. Jadi kita lihat dulu videonya yang berikut ini. Lahir dan besar di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Cita-citalah yang membawanya sampai diterima di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Dan prestasinya nggak kaleng-kaleng. Saat S1, dia jadi mahasiswa berprestasi tingkat nasional. Pas lanjut S2 di Harvard Law School Amerika Serikat, dia dapat penghargaan bergengsi Dean's Award dan jadi orang Indonesia pertama yang memberikan pidato di acara kelulusan Harvard Law School.

Laki-laki yang hobi taekwondo ini udah nulis dua buku. Dan sekarang merintis platform sejuta cita dan deals yang mempermudah akses anak muda mencari tahu beasiswa sampai lowongan kerja. Kita kasih tepuk tangan dong untuk Andika Sudarman.

Andika! Halo. Nah ini dia nih.

Hai Dik. Halo Mbak. Junior ku di FHUI. Junior Mbak Nana di FHUI. Terima kasih.

Makasih udah mau dateng ke Pontianak ngobrol-ngobrol dan berbagi inspirasi untuk anak-anak Pontianak, dede-dede Pontianak. Aku yang makasih udah diundang ke Mata Naswa. Siapa sih yang gak pingin di Mata Naswa?

Bener gak teman-teman? Alhamdulillah. Tadi aku udah bilang bahwa Dika ini anak daerah dan aku tau banyak teman-teman terkadang yang merasa gak pede.

Kamu juga sempet ngerasa gitu gak? Jujurnya iya sih. Jadi kalau teman-teman nanti lihat aku atau lihat aku sekarang.

Jangan pikir aku yang sekarang-sekarang gitu. Aku ngerti banget sih teman-teman di Pontianak sama kayak aku di Tanjung Pinang. Di sini ada gak yang bahkan pernah tau Tanjung Pinang?

Gak ada. Ada? Bagus kalau tau. Bagus kalau tau. Kayak bayangin aja.

ada seseorang laki-laki kurus setiap hari main game di warnet, kelahi setiap beberapa minggu satu kali, dan karena perjalanan hidup sekarang berubah, karena kuliah, dan semoga cerita nanti yang kita bagikan bisa bermanfaat juga bagi teman-teman. Insya Allah, kasih tepuk tangan dong buat Dika, kita akan ngobrol-ngobrol. Nah, yang ini teman baik saya, punya segudang prestasi, Dan terkenal karena kalau ujian malah seneng. Siapa juga yang ujian kalau seneng, kalau yang bukan yang satu ini kita lihat dulu videonya.

Nyanyi, jago. Acting, keren. Belajar? Hmm, jangan ditanya.

Maudie Ayunda udah hobi membaca dari kecil. Paling suka baca buku di pojok ruangan. Perempuan yang pernah jadi ketua OSIS SMA ini keterima di lima universitas top dunia. Akhirnya dia pilih Oxford University di Inggris, jurusan PPE.

Filosofi, Politics, and Economics. Gak cukup sampai di situ, lulus S1-nya cum laude. Terus, dia masuk 30 under 30 Forbes Asia karena perhatiannya di bidang pendidikan.

Passion di pendidikan juga yang bikin mau dilanjut S2. Dia keterima di Harvard. dan Stanford University.

Maudie pilih Stanford. Lalu lulus double degree jurusan bisnis dan pendidikan. Ternyata Maudie suka ujian kali ya.

Ini aneh dan ini bakal terdengar aneh. Tapi aku memang sangat cinta belajar dan sangat... enggak enjoy gitu. Mungkin kalau mau dianggap aneh ya, aku kalau ujian malah seneng.

Iya! Oh iya? Nah, waktu S2 ini nih, Maudie ketemu jodohnya, mas opa Jessy Choi.

Wah, sekali mendayung 2-3 pulau terlampau ini. Kasih tepuk tangan untuk Maudie Ayuda! Selamat malam! Wah energinya luar biasa, seneng banget. Seru banget ya.

Seru banget ala semuanya. Happy-happy aja? Happy.

Walaupun hujan? Generasi happy tree kita selalu happy ya. Apa kabar sayang? Baik mbak, tadi lucu. dia ngelihat kita ketawa-ketawa gitu.

Iya kan? Dan itu sampai sekarang tuh pasti suka banyak yang bahas loh. Semua karena Maudie.

Beneran suka ujian. Sebenarnya ada klarifikasi. Oke silahkan diklarifikasi. Klarifikasinya adalah suka. Cuma tetap ada masa-masa deg-degan, takut itu semuanya tetap merasakan juga.

Tapi suka ujian, tetap beda sih. Tapi yang jelas S1-nya di Oxford, S2-nya kemarin di Stanford. Jadi memang menikmati kuliah.

Padahal kan udah bisa nyanyi, bisa acting, bisa segala macem. Kemarin jadi jurubicara G20, banyak hal. Tapi tetap merasa kuliah itu sesuatu yang memang mau dilakukan.

Iya, kayaknya. Sebenarnya memang salah satu motivasinya memang cinta dan aku tuh se-enjoy itu gitu. Belajar, merasa kayak aku tuh mungkin tumbuh gitu ya.

Merasa gak tau tuh seneng gitu. Kalau aku baca buku atau aku ada di sebuah kelas yang aku ngerasa aduh gak ngerti sama sekali. Itu tuh justru kayak membangun rasa semangat aja sih Mbak.

Menikmati ya. Bahwa I have to work for something gitu. Keren, kasih tepuk tangan dong mau. Hai Audi ya ampun ujiannya tambah deres, Udih senang ujiannya tambah deres gapapa ya sambil kita diskusi malam-malam sambil berbagi inspirasi. Kenapa perlu kuliah?

Yang jelas kan banyak yang merasa untuk apa kuliah karena sekarang gelar sarjana belum tentu juga bisa dapat kerja. Ada yang bilang gitu, kemarin tuh sempet rame viral di twitter ada lulusan S1 ngelamat. kemar kerja tapi kalah sama yang lulusan STM. Jadi untuk apa kuliah ya?

Jadi sebenarnya kalau kita mau ngomongin tentang tadi gitu kan, buat apa sih kuliah kalau kenyataannya ada... Ada fakta bahwa ada kasusnya yang kuliah kalah sama yang tidak kuliah, intinya kan gitu. Menurutku sih yang perlu dicari tahu juga adalah seberapa banyak sih kasus seperti itu.

Apa alasannya juga dibalik kenapa ada orang yang lebih dipilih dibandingkan yang tidak kuliah gitu. Tapi kurasa kasus kayak gitu tuh akan jauh lebih banyak ketika kita punya level pendidikan yang lebih tinggi. Karena itu juga otomatis lebih meluas gitu.

Jadi kayaknya gak bisa juga disatakan bahwa udahlah pasti gak percuma kalau kita kuliah tapi gak akan dapat juga kesempatannya gitu. Gimana Maud kamu ngeliatnya gimana? Bukan jaminan dapat kerja tapi kemudian jaminan apa dong? Iya jadi kayaknya kita harus bisa membedakan kuliah itu jangan cuma ijazah gitu. Jadi jangan cuma secari kertas itu yang kita kejar gitu ya.

Walaupun tentunya itu salah satu bentuk. untuk sinyal dan simbol kelulusan kita gitu. Tapi dari pengalaman aku kuliah itu kan tempat dimana kita memang belajar dan tumbuh dan memang mendapatkan skills dan resources gitu ya untuk bisa akhirnya masuk ke dunia karir ataupun habis itu berkarya seperti yang kita inginkan. Tapi even di luar itu salah satu hal yang aku rasa itu penting banget adalah kita mendapatkan komunitas.

Komunitas dan... orang-orang sekitar kita yang juga lagi mengejar hal yang sama, mengejar impian mereka masing-masing gitu ya. Dan dalam proses itu tuh kita gak bisa downplay, kita gak bisa lupa bahwa kita itu sangat dipengaruhi loh oleh 5 orang, 10 orang, 15 orang sekitar kita. Jadi kalau kita kuliah tuh kita mendapatkan komunitas itu dengan secara otomatis. Apakah ada tempat lain yang kita bisa mendapatkan?

mendapatkan komunitas seperti itu tentu bisa gitu tapi kuliah itu juga another obvious yang cukup obvious place gitu ya tempat yang otomatis kita mendapatkan hal itu juga jadi menurut aku itu sih kita harus melihat lebih dari si secari kertas itu dan ada hal-hal lain yang kita bisa dapatkan seperti itu. Kalau Dika ngelihatnya gimana Dik? Pertama mbak sebelum aku mau menjawab pertanyaan ini saya ingin memberikan apresiasi kepada teman-teman yang Ujian selebar ini aja masih datang ke acara Matan Aswa itu luar biasa banget.

Menurutku pertanyaan kenapa kuliah ini sangat personal dan setiap orang pasti berbeda-beda. Saya tadi sebelumnya bilang bahwa jangan bayangkan Andika sekarang itu adalah Andika yang kalian sekarang lihat gitu. Kayak Andika yang dulu juga persis seperti teman-teman yang mungkin kadang berpikir kenapa saya harus kuliah.

Dan saya masih ingat dulu ketika saya mau kuliah dari Tanjung Minang ke Jakarta, teman saya bilang ketika kumpul dengan teman-teman yang lain, Ngapain? Hah? Ngapain mau kuliah?

Mending kerja, langsung dapat uang. Kalau kuliah 4 tahun mahal lagi. Dan pas itu saya juga berpikir dan saya bersyukur pada akhirnya saya kuliah. Karena benar tadi kata teman-teman, kuliah itu bukan cuma kuliah. Tapi akumulasi pengetahuan peradaban manusia selama beribu-ribu tahun.

Kita bisa pelajari di kuliah, kita bisa mencari jati diri ketika kita di kuliah. Sebelum kita kuliah itu kita SD, SMP, SMA, kita mungkin kita semua tahu lah ya, gak bisa kita cari hati diri, susah bahasa SMA. Dan ketika kita punya ekstensi waktu 3-4 tahun ketika kita kuliah, kita bisa lebih mengenal siapa kita, kita bisa tahu apa yang kita ingin jadi di masa depan. Dan menurut aku ketika kuliah itu ya memang mengubah hidup saya dan semoga teman-teman juga merasakan perubahan yang sama. Terima kasih.

Berarti... Tergantung pertama tujuannya apa dan apa yang dilakukan ketika kita memang menjadi mahasiswa. Ada juga satu persoalan misalnya, sudah kuliah tapi merasa salah jurusan. Ada gak yang merasa salah jurusan?

Banyak kayak kayak ini ya. Udah terlanjur bayar gitu ya, orang tua udah ngutang untuk bayar kuliah karena sekarang kuliah juga mahal. Udah masuk, udah terlanjur ada gebetan tapi gak betah kalau di ruang kelas misalnya gitu.

Manda pernah ngalamin. Ngerasa salah jurusan nih gue salah milih. Jadi memang sebenarnya juga ketika kita ngomongin proses kuliah, kuliah itu penting tapi prosesnya gak selalu mulus ya gitu. Maksudnya di tengah-tengah ya kadang kita menemukan kembali siapa diri kita, kemudian ketika kita milih satu jurusan ketika kita masuk dan kita udah mengalami proses belajarnya, kadang kita juga merasa oh bukan ini yang kita cari atau mungkin kita merasa kayaknya kalau disini aku kurang terstimulasi juga nih secara apa yang ingin aku lakukan.

aku ketahui gitu apa Sebenarnya aku pengen lebih belajar dalam misalnya, pengennya lebih bisa menulis secara akademik, tapi ternyata mungkin fokus jurusan ini kurang, memang fokusnya bukan di situ, misalnya gitu. Jadi kadang itu memang proses yang melelahkan gak enak tapi mau gak mau itu tuh apa ya, it's a part of process karena kadang-kadang kuliah itu ya again bukan cuma tentang di dalam kelasnya dapet apanya tapi ya di luar itu ketika kita berusaha juga untuk nyari, oh oke ini loh ilmu yang pengen gue dapetin gitu atau, oh iya oke ternyata aku tahu nih sekarang aku tuh punya concern di sini, tapi ini bukan tempat yang pas, yaudah apa yang bisa dilakuin gitu. Karena Manda pun sempat pindah fakultas bahkan, iya kan? Pindah, dan itu juga gak main tiba-tiba pindah ya teman-teman, jadi kayak, karena aku pun juga, aku tahu aku ingin belajar hal ini, tapi kan gak yakin juga ya emang banget. bakal keterima di fakultas berikutnya.

Jadi tetap setahun tuh kuliah berjalan tapi paralel juga dengan belajar untuk fakultas lain. Jadi memang selalu ada hal ekstra yang harus dilakukan sih. Mod menurut kamu seberapa penting sih jurusan? Iya aku mau nambahin itu poinnya bagus-bagus banget.

Kalau buat aku kalau sampai salah jurusan dan aku sebenarnya sering banget dapet pertanyaan dari teman-teman anak muda yang nanya, Maka aku salah jurusan gimana? Satu kalau memang itu benar-benar kamu gak kuat dan kamu tahu alternatifnya apa, do something about it, entah kayak Amanda pindah fakultas gitu ya, aku support banget, tapi kalau misalnya kalian masih tetap bingung juga mau ganti ke jurusan apa, aku akan bilang kalau gak seruk, gak klop banget sama jurusan yang sekarang itu juga sebenarnya not the end of the world gitu. Karena sebenarnya kalau dipikir-pikir ya, kita SMP, SMA, belajar biologi. biologi, kimia gitu-gitu sebenarnya buat aku misalnya gak terlalu kepake sih di dalam karir aku atau pekerjaan aku gitu, tapi apa sih yang terjadi pada saat kita mempelajari sebuah hal, kita mau gak mau kita belajar untuk mendapatkan mengakumulasi pengetahuan dan informasi, tadi seperti Andika bilang gitu, kita belajar mungkin berpikir secara kritis, kita belajar mendapatkan informasi.

mengingat, menganalisis, memproses sampai akhirnya memiliki mungkin opini sendiri. Jadi kalau dari aku sebenarnya jurusan atau ilmu atau apapun itu bisa kita lihat sebagai instrumen juga tanpa harus menjadi goal ataupun harus sama nih sama karirnya gitu. Dan untungnya sekarang kalau aku lihat sih banyak kasus-kasus dimana jurusannya apa akhirnya karirnya apa dan sudah lebih terbuka juga gitu.

di dunia pekerjaannya, untungnya seperti itu. Karena kayak Maudie misalnya jurusannya filosofi yang dia satunya. Iya sebenarnya gak nyambung gitu sama sekali. Tapi lagi-lagi bukan hanya subjek atau jurusannya, tapi apa yang terjadi selama mempelajari ilmu itu. Proses ketika mendapatkan ilmu apapun itu.

Dika dari awal sudah tahu hukum atau sempat ngerasa salah jurusan atau gimana? Jadi Mbak pertama konteks dan perspektif itu sangat penting. Menambahkan tadi udah di share, dulu ketika saya SMA sama seperti yang tadi saya bilang, SD, SMP, SMA kita tidak punya waktu untuk menggali jati diri. Dan ketika kita punya waktu, pas kuliah, dan itu mungkin kenapa sekarang kalau kita keluarkan handphone dari komputer, kita search di Google, salah jurusan presentasi 87%. Saya dulu mbak, pas SMA selesai, saya dulu IPS, yang setiap hari kelahi gitu kan. hampir setiap minggu gitu.

Cuma tau jurusan IPS psikologi, ekonomi, hukum. Bahkan gak tau di FA itu ada akuntansi, ilmu ekonomi dan berbagai macam. Jadi kalau ditanya saya merasa salah juga gak, saya gak pikir bahkan. Kenapa? Karena dulu ketika saya tamat SMA, saya tau bahwa keluarga kita tuh gak punya banyak uang.

Kita kuliah aja itu pinjam uang orang lain. Dan sekarang saya berani bilang, dulu saya gak berani karena malu. Sekarang baru berani bilang karena malu. Karena udah lewat sekarang Andika udah lumayan bahagia di posisi yang lumayan enak gitu.

Lumayan bukan lumayan udah keren banget kok. Punya sejuta cita bikin deals inspiratif banget. Nah aku mau bahas poin itu. Kuliah mahal. Mahal.

Memang mahal dan memang sayangnya memang negeri ini belum bisa membiayai seluruh anak bangsanya untuk mencapai pendidikan setinggi mungkin, itu fakta. Itu fakta, tapi apa yang bisa kita lakukan untuk itu? Beberapa waktu lalu adik-adik sempat ada hasil liputan kompas yang menunjukkan memang jumlah uang yang harus dikeluarkan oleh orang tua kita Walaupun mereka sudah nabung 18 tahun, mereka menabung katakanlah 20% dari gajinya selama 18 tahun supaya anak-anaknya bisa kuliah. Itu total cuma 72 juta, 18 tahun. Sementara biaya kuliah rata-rata 150 juta.

Jadi kalau pun bisa biayain kuliah cuma sampai semester 4. Itu faktanya. Memang mahal pendidikan. Karenanya mari cari cara untuk bisa tetap dapat pendidikan lewat beasiswa.

Semua saya dapat beasiswa, Manda dapat beasiswa, Maudie dapat beasiswa, Dika dapat beasiswa, dan ada yang banyak dapat beasiswa. Tidak semuanya bisa dapat. Bagaimana caranya supaya kita bisa termasuk orang-orang yang akan bisa meringankan beban orang tua kita untuk membiayai kuliah lewat bukan hanya lewat tabungan.

Semuanya dapat beasiswa, seberapa susah dapat beasiswa? Dika dulu mungkin, seberapa susah Dik? Oke mbak, jadi beasiswa ini memang agak-agak tricky ya.

Saya melihat sekarang, berita buruknya dulu deh. Berita buruknya adalah beasiswa itu sangat-sangat kompetitif. Sangat-sangat kompetitif.

Satu organisasi buat beasiswa itu. yang dapat paling berapa orang. Dan karena kita sendiri kita pernah mengadakan, kita tahu yang daftar itu banyak banget. Banyak banget.

Tapi berita baiknya adalah, sekarang semakin banyak organisasi, institusi yang kasih beasiswa. Saya tahu misalnya dari narasi sendiri, punya beasiswa celengan pendidikan misalnya. Jadi emang ini pertanyaan yang sangat sulit ya, karena beasiswa ini adalah sesuatu yang susah-susah gampang, tapi kita lihat emang semakin lama, semakin banyak sih yang memberikan beasiswa. Saya kalau boleh kasih satu tipik, satu tips teman-teman, satu tips yang bisa dibawa pulang untuk dapat beasiswa adalah ingat bahwa dapat beasiswa itu susah jadi ketika apply beasiswa pastikan teman-teman lakukan hal yang terbaik cross check CV, cross check SI minta teman-teman lain untuk bantu teman-teman review karena emang susah banget jadi emang harus orang yang sangat niat sangat bersiap-siap gitu kan dan semoga itu bisa gitu. Jadi yang penting menyiapkan mental supaya berani nyoba?

Pertama itu. Gimana Maud? Kalau kamu dulu seberapa pede nyoba atau dari awal memang udah kayaknya gampang nih biasiswa atau sempat ada galau-nya, apa yang dipersiapkan? Tentunya galau gitu ya.

Sebenarnya dalam proses aplikasi apapun sangat-sangat kompetitif sekali, sangat-sangat menyeramkan sekali dan mungkin sebenarnya rasa insecurity itu sih yang membuat aku akhirnya... jadi perfectionist dalam menekuni setiap prosesnya tadi yang seperti Andika bilang. Aku tuh bisa gak bisa tidur sampai jam 3 pagi gitu, karena maksudnya benar-benar proses itu ya pada saat applying buat beasiswa, applying buat sekolah itu sangat-sangat menjadi prioritas utama. Jadi itu mungkin aku sama juga sama Andika gitu, kalau misalnya kita udah tahu nih kita bakalan menerjang lautan intinya gitu kan, ini proses yang sangat...

sangat kompleks dan sangat sulit. Jangan sampai ketinggalan informasi gitu. Itu salah satu yang aku lakuin sih. Aku riset tuh banyak banget ngobrol sama teman-teman yang mungkin udah pernah punya pengalaman apply ataupun keterima beasiswa. Banyak loh pelajaran yang bisa kita dapetin dari teman-teman yang apply tapi gak keterima juga.

Jadi kita jangan cuma ngobrol sama yang keterima aja. Jadi riset persiapan yang matang dan juga yang terakhir. Dan kalau buat aku di setiap proses aplikasi aku udah tahu ini pasti kelemahan aku tuh dimana. Aku selalu memposisikan aku sebagai orang yang akan membaca aplikasi aku.

Boleh dong tahu memang Maudie kelemahannya apa? Supaya karena kan kalau orang tuh aku merasa ya kalau ngeliat Maudie Ayunda tuh kayaknya aduh gitu. Tapi sebetulnya ada ya hal-hal yang terkadang bikin deg-degan, galau supaya dede-dede bisa relate mode. Bisa, aku cerita, jadi untuk jurusan yang MBA yang di Stanford ini, sebenarnya bisa dibilang aku profil yang tidak konvensional atau tidak tipikal.

Karena biasanya orang-orang yang keterima itu mungkin sudah lama bekerja di bidang bisnis. Jadi mungkin mereka konsultan, atau investment banker, atau orang-orang investor gitu ya. Jadi kalau kalian bayangin, Memposisikan diri aja sebagai orang yang akan baca aplikasi, ini siapa sih artis dari Indonesia? Terus dia ngapain gitu, kenapa mau ngambil bisnis, kenapa mau ngambil pendidikan? Jadi sebenarnya kalau dipikir-pikir...

Ada apa ya, PR aku adalah gimana cara menjembatani ini kenapanya gitu. Kenapanya dan apakah dia bisa gitu sebenarnya tiba-tiba bergabung sekelas sama orang-orang yang mungkin sudah menggerak. menggeluti di dunia bisnis gitu itu weakness terbesar gitu kan yang yang dari hasil GMAT Jari aku aku harus memperlihatkan mungkin a kapabilitas aku aku dari es saya aku harus memperlihatkan ABCDE jadi kamu berusaha untuk menutupi yang yang apa namanya kurang itu dengan melebihkan atau menambah lewat kelebihannya ya ya karena ya karena sebenarnya kalau dipikir-pikir di saat itu gak ada contoh profil yang seperti aku mungkin yang pernah keterima gitu.

Jadi kalau dipikir-pikir itu agak nekat-nekat aja sih mbak. Waktu itu ya takut aja kayaknya sih gak akan keterima gitu. Kayaknya salah satu syarat itu memang harus nekat ya. Coba aja dulu. Yang paling buruk apa sih?

Yang paling buruk ditolak. Kalau ditolak apa? Ya coba lagi. Coba lagi, benar-benar. Jadi jangan belum mulai udah takut duluan.

Gimana Nanda? Berkaitan sama tadi Nanda baru mention. Sebenarnya tentang beasiswa udah.

dijelasin juga semua sama Andika sama Maudie tapi memang yang tadi sangat-sangat mudah membandingkan diri sendiri sama teman-teman yang mungkin lebih cepat dapat beasiswa dan itu kadang salah satu hal yang justru akan semakin menjauhkan kamu untuk mendapatkan beasiswa itu sendiri gitu, maksudnya udah banyak juga mungkin teman-teman lihat di social media banyak share yang kayak bahkan baru keterima di percobaan ke-18 gitu atau yang ke-sekian kali gitu dan akan sangat mudah kita tendensinya untuk untuk tuh kan dia aja 18 kali juga baru terima capek gitu atau lebih kayak ya iyalah lo kan ini dan sebagainya gitu ada alasan-alasan itu gitu jadi dan memang prosesnya sangat melelahkan gitu jadi gak kayak tadi Andika bilang prosesnya susah tidak mudah memang better mempersiapkan secara matang ambil waktu yang cukup gitu dan memang tadinya aku juga mikir apa ya tips untuk bisa mendapatkan basis dengan mudah. Dan pada akhirnya ujung-ujungnya memang benar. Kembali lagi ke persyaratan yang diminta, suka gak suka, perhatikan sekali aturannya, apa yang diminta, berapa banyak tulisan yang diminta.

Jadi perhatikan, karena kadang-kadang juga kalau mau dikelemahannya adalah dia berbeda profil, kalau aku sendiri menyadari kelemahanku kadang kurang teliti. Dan sempat terjegal juga sebenarnya karena hal itu, jadi pastikan benar-benar membaca. apa yang diminta gitu dan again gitu kalau bisa pasang tembok kiri kanan pasang deh gitu karena proses pokoknya itu beda-beda semua jadi jangan sampai ada yang sekali coba keterima ada yang temen yang berpuluh-puluh kali enggak terus kemudian jadi membuat kamu ngambil kesimpulan Gusa deh bisa nyoba yang jelas kesempatannya ada banyak asal tahu dimana mencarinya Mata Jawa udah bantuin adek-adek untuk beberapa informasi di sini nih Ini tempat untuk mengulik mencari beasiswa bukan hanya di luar negeri tapi juga di dalam negeri. Bukan hanya yang belum kuliah tapi yang sudah kuliah. Contohnya misalnya narasi, celengan beasiswa narasi itu kasih beasiswa juga ke teman-teman.

Bukan untuk bayar UKT saja tapi untuk biaya penunjang kuliah. Kalau yang mau benerin laptop, mau bayar kos, kadang perlu gizi yang cukup jadi untuk biaya tambahan makanan. Jadi itu juga kita sediakan.

Ini dia. kumpulan informasi beasiswa untuk teman-teman catat untuk bisa tahu nyari beasiswa dimana sih? Ini dia. Itu baru sebagian aja adek, ada banyak informasi yang lain, jadi gunakan gaul.

Gadget yang ada di tangan, bukan cuma nyoba filter-filter seru, tapi juga scrolling untuk cari informasi tentang beasiswa. Oke, kita udah ngomongin kenapa perlu kuliah, kita udah ngomongin kuliah mahal karena perlu cari cara. untuk bisa membiayai kuliah.

Nah, karena tadi banyak yang angkat tangan bilangnya mahasiswa, aku mau ajak teman-teman untuk cerita bagaimana cara kita memaksimalkan waktu ketika kita kuliah atau menjadi mahasiswa. Apa yang harus kita lakukan? harus dilakukan sehingga yang kita dapatkan bukan cuma secari kertas ijazah, gak ada perlunya, gak ada pentingnya, ijazah itu kalau kemudian tidak kita isi dengan melakukan hal-hal yang positif selama kuliah.

Dan itu yang aku mau minta cari tahu. Yang aku tahu yang jelas Dika ketika kuliah hobinya ikut lomba. Segala macam lomba diikutin. Kenapa Dik? Ngumpulin medali untuk apa?

Jadi dulu ketika pas kuliah, bayangin aku dari Tanjung Pinang sekali lagi, Dik, Kau masuk UI beruntung, pas semangat itu luar biasa gitu kan. Saya mau IPK 4, saya mau bisa masuk ke BEM dan sebagainya. Ketika aku dulu, aku merasa kalau saya kejar IPK, kayaknya enggak deh.

Karena itu sesuatu yang sangat jauh dari kontrol saya. Saya sudah belajar sampai jam 3-4 pagi, ujian jam 8 pagi. Itu enggak nilai itu saya, bahkan kalau teman-teman tahu, saya IP saya pernah 2,85 Dismessor 2. Nah.

2,85. Jadi itu saya langsung banting setir. Udahlah gak usah banyak belajar.

Eh naik IPK-nya. Terus saya ikut lomba, webinar. Dan itu terlihat hebatnya gede banget. Karena kalau kita di kelas seringnya kan kita dengar. Tapi kalau misalnya ketika kita lomba itu kita mikir banget.

Tadi Mbak Nana benar banget pas pertama Mbak Nana sempat bilang. Kuliah itu bukan cuma satu kertas gitu. Tapi bagaimana ia melatih kita. Punya pemikiran dasar. Critical.

pemikiran kritis, kemampuan untuk bernalar. Dan itu semakin penting sekarang ketika kita media itu semakin kencang, setiap orang bisa bersuara, suara siapa yang benar, siapa yang salah, pemilu sebentar lagi. Kita harus bisa punya kemampuan untuk memilah informasi dan kemampuan untuk berpikir kritis, itu bisa kita dapatkan di kuliah. Dan spesifiknya bagi saya adalah ketika kita ikut acara, kita ikut lomba, kita ikut acara di mata naswa, mendengarkan sharing orang lain, Itu yang menurut saya menjadi kunci Apa yang kamu lakukan pada saat di kampus Pada saat jadi mahasiswa Aku tuh orangnya Sering punya krisis identitas Siapa disini yang lagi merasa krisis identitas Ada beberapa ya Aku relate Jadi Memang pada saat kuliah S1 maupun S2 Itu ada elemen mencari jati diri Mencari Abisin ini mau ngapain, abis ini mau jadi siapa, dampak seperti apa yang ingin aku bawa ke komunitas, ke dunia dan sebagainya.

Dan aku selalu percaya bahwa kuliah itu menjadi sebuah platform dan medium untuk eksperimentasi. Aku selalu bilang eksperimen, jadi kita gak usah ngerasa kayak ah kalau ikut organisasi ini nanti harus komit, nanti kita udah dicap sebagai orang yang A, B, C, D, enggak gitu. eksperimentasi itu bagian dari mencari jati diri kita.

Jadi kalau misalnya aku dulu S1 itu ya aku ikut organisasi macem-macem gitu. Jadi waktu itu ikut Head of Economic Society terus habis itu tetap juga main teater gitu, tetap juga masuk choir gitu ya karena memang apa namanya tetap pengen mengeksplor gitu bagian-bagian itu dari diri aku. Dan yang...

penting banget aku tuh bisa dibilang lumayan memprioritaskan obrolan-obrolan dengan teman-teman aku gitu. Yang cukup dalam kita ngomongin justru topik-topik yang di luar akademis ya tapi tentang hidup gitu. Dan kadang-kadang kan orang mungkin mikir ih itu mah jatohnya main gitu ya. Dan kita justru harus memprioritaskan oh besok mau ujin ya tentu penting gitu. Tapi itu tuh sebenarnya gak bisa kita lupakan juga loh bahwa obrolan-obrolan.

itu tuh bisa membuahkan membuahkan apa ya? kayak deep talk gitu ya, meaningful conversation dengan teman ya. Bisa dibilang dari kuliah tuh salah satu yang paling membekas, momen-momen paling tumbuh itu justru dari obrolan sama teman-teman itu gitu.

Soalnya lingkarannya mau diseru-seru mungkin, kalau yang lingkarannya gak seru diajak obrol gak nyambung gimana? Tapi gak semuanya juga sih mbak, jadi itu memang proses mencari juga. Termasuk salah satunya itu ya, kuliah itu menemukan teman-teman.

yang nyambung ya? Iya, nggak. Semua orang kita langsung nyambung ya, itu sebenarnya bagian pencarian, bagian investasi juga. Nyari group of friends yang kita memang nyambung gitu, yang bisa membuat kita tumbuh gitu. Tapi itu gak kalah penting sih menurut aku.

Gimana nak? melakukan waktu kuliah? Aku harus jujur di sini ya, salah satu hal yang aku sesali sampai sekarang adalah aku tidak terlibat organisasi ataupun komunitas spesifik di kampus. Karena pada saat itu memang memang kebetulan lagi paralel kerja juga gitu, tapi aku jadi kayak sekarang ketika lulus dan memang kemudian punya kesempatan untuk masuk organisasi, menjadi volunteer di UNFPA dan sebagainya itu memang didapatkannya setelah lulus kuliah.

Setelah lulus, karena kamu waktu kuliah sembari kerja. Sembari kerja gitu, tapi makanya untuk teman-teman sekarang nih mungkin yang masih di awal-awal kuliah gitu atau mungkin masih punya waktu luang mungkin sembari mengerjain skripsi atau dan sebagainya, kalau bisa masuk, masuklah gitu. Karena again yang... Tadi kita ngomongin tentang kuliah itu banyak ilmu besar yang bukan hanya didapatkan di dalam kelas, tapi bagaimana cara bekerja dengan struktur, bekerja dengan orang lain, delegate something.

Nah itu tuh sesuatu yang mungkin kalau di luar itu akan sulit sekali mendapatkannya. Karena kan kadang-kadang kalau kita lagi di kelas gitu, kebanyakan kita akan menerima instruksi tugas dari dosen. Tapi kalau kita berkomunitas, berorganisasi, kita juga bisa belajar untuk.

berkomunikasi dengan baik, delegate tugas, sharing tentang ilmu di luar kampus itu sendiri atau fakultas itu sendiri mungkin gitu. Jadi mungkin kalau aku mirip sama Maudie bukan sama temen ya, jadi kalau aku di kampus karena tidak ikut organisasi dan komunitas, aku sangat menghargai justru obrolan dengan dosen di luar kelas. Jadi kebetulan pada saat itu waktu itu fakultasku tuh dulu ada satu area gitu yang sebenarnya...

sebenarnya kantin tapi semua orang siapapun bisa duduk di situ dan tanpa batas gitu karena memang mejanya itu didesain tidak ada mejanya panjang gitu jadi enggak ada sekatnya masing-masing Nah itu juga salah satu momen yang aku belajar banyak sekali dari dosen dan teman-temanku justru di situ gitu jadi sering-sering berkegiatan juga di luar kelas sering gaul ya sering gaul sering gaul penting ya teman-teman jadi juga jangan belajar doang networking supaya siapa tahu dapat teman dan dapat jodoh kayak mau di Kayak banana juga gak sih? Kayak aku juga, aku juga dapet jodohnya di kampus Karena sering networking Tadi menarik yang disampaikan teman-teman ini Jadi menjadi mahasiswa itu juga salah satunya teman-teman Bagaimana kita bisa membentuk pola pikir kritis Berani menyampaikan pendapat, meramu argumen Dan mungkin juga berani mengubah posisi Kalau memang tahu ternyata argumennya bisa diperbaiki oleh lawan bicara Nah aku mau ngundang beberapa teman untuk naik ke atas panggung. Aku mau ngundang 4 orang. Kita mau melatih pola pikir kritis.

Jadi aku mau nantang 4 orang untuk beradu argumen di atas panggung. Topik ini, didengerin dulu topiknya, kita keluarin. Jadi topiknya gini, pacaran saat kuliah distraksi atau jadi motivasi? Siapa yang mau maju?

Jadi dua orang yang akan... akan bilang distraksi dua orang yang percaya motivasi kita beradu di sini Ayo kita melatih pola pikir kritis melatih berargumentasi boleh ya silakan teman-teman ya itu yang pakai baju yang ungu-ungu yang itu udah cowok ya yang ungu yang ini Yang ini siapa yang mau? Yang biru ya?

Yang pakai jilbab hitam biru? Yang baju merah? Ya yang loncat-loncat merah? Oke. Aku mau disini satu lagi cewek.

Ya yang baju? Ya yang biru? Yang gini-giniin aku? Yang love? Ya boleh naik ke atas, naik ke atas.

Oke. Halo. Ampep aja.

Hai namanya siapa Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Waalaikumsalam nama siapa ngadep-ngadep sini dong lihat menanggung Mbak Nana saya pakai selana pendek kayak kurang sopan gitu karena cuaca hujan perkenalkan nama saya Dimas reskianto dimasal Pontianak saya intansi di Iain Pontianak Oke hai hai Dimas, sekolah ini namanya? Oke, perkenalkan nama saya Sandi Nayawan. Saya berasal dari Universitas Muhammadiyah Pontianak.

Oke, Sandi. Yang ini? Perkenalkan nama saya Laras Ismara.

Siapa? Laras Ismara. Laras?

Iya. Kebetulan saya alumni dari FKIP Universitas Tanjong Pura. Oke.

Satu lagi. Lagi berhati ya, sini ada siapa namanya yang ini? Halo semua nama saya Nada Nada kuliah SMA Saya udah jadi alumni di Universitas Tanjung Pura Bentar dulu, yang mau berargumen kalau pacaran itu distraksi siapa?

Ini distraksi Langsung disenaksi gitu Kayaknya pengalamannya pahit nih waktu kuliah kayaknya Kamu motivasi? Iya kebetulan saya dapat pacar di kampus juga gitu Kalau putus aja nanti kan Yaudah, kalau gitu kita denger dulu Waktunya 30 detik silahkan berargumen kenapa pacaran saat kuliah justru jadi motivasi Sebab kuliah itu kan adalah suatu hal yang paling berat Maka kita itu butuh teman hidup dan juga penyembah Semangat hidup maka itulah yang menyebabkan suatu motivasi untuk berkuliah. Serumpama seorang yang tanpa sebuah pasangan maka hal itu kurang bersemangat.

Banyaknya orang yang tidak dapat pacar atau tidak berkuliah dengan sebuah pasangan. Maka orang itu lebih kurang semangat dibandingkan orang yang punya pacar. Aku lempar ke Sandi Sandi kenapa pacaran saat kuliah justru jadi distraksi?

Oke, ini mungkin termasuk saya juga kaum-kaum jomblo yang awalnya kuliah Karena kenapa kita gak harus juga dari pacaran juga kita modifasi belajar Dari teman-teman juga bisa kita Betul, itu yang utama Karena ya itu kan sebagian hanya untuk pacaran untuk semangat Tapi teman-teman lebih menyemangati Contohnya Akhirnya saya pada awal skripsi, teman-teman memotivasi saya agar cepat untuk selesai. Akhirnya saya bisa selesai kuliah. Karena teman lebih utama. Nantinya kalau misalnya udah putus, akhirnya nanti gak semangat lagi skripsinya. Oke.

Aku lempar. Maju ke depan ada. Nada kenapa pacaran saat kuliah penting dan perlu? Jadi motivasi kenapa?

Banana saya di tim distraksi sih kayaknya. Kamu tim distraksi? Iya lebih ke distraksi. Yaudah kenapa?

Siapa yang pernah ada di hubungan toxic relationship? Nah pada saat kuliah tuh saya merasakan itu teman-teman semuanya karena ngerjain tugas sampai malam dimana kenapa sampai malam? Kerja kelompoknya sama teman lawan jenis kenapa harus laki-laki kenapa tidak sama perempuan?

Kamu kenapa curhat? Iya, jadi curhat. Ini jadi curhat, ini gimana sih ya Allah?

Jadi siapa yang menyakiti kamu, Nada? Eh, inisialnya... Siapa?

Bisik-bisik aja. Inisial R. R! Oke.

Silahkan argumennya apa? Distraksi. Distraksi, oke. Kenapa kuliah, pacaran kuliah distraksi?

Menurut saya ya selama kuliah itu kan kayaknya kita yang tadi dipaparkan oleh Mbak Maudie, Mbak Rahel sama Mbak Andika, eh Pak Andika. Kalau misalnya, apa ya, kita itu kuliah kan bukan cuma mau dapat materi di kelas ya, tapi juga pingin dapat... banyak kasih sayang, eh bukan, kira-kira kasih sayang, oke.

Oke, dapat pengalaman dari berbagai macam organisasi, jadi kalau misalnya di saat ada pasangan atau kata hubungan gitu, hubungan pacaran, menurut saya itu kayak mengganggu, oke, oke, apa ya, kayak prosesnya itu loh, proses dari organisasinya itu. Oke, kasih tepuk tangan dong, waktunya udah habis. Kasih tepuk tangan, hebat berani.

Berani-berani, ada yang mau komentar gimana argumennya cukup meyakinkan gak? Ada yang meyakinkan, ada yang masih bisa diperbaiki. Tapi tadi aku senang banget sama Mas Andi.

Karena Sandi itu pada saat berargumen dia benar-benar merespon ke argumennya Mas Dimas. Jadi pada saat itu benar-benar merespon dan melawan poinnya. Dimas tuh jadi efektif banget itu itu ya iya Sampai jumpa di video selanjutnya.

Cepetan naik ke atas skripsi, soal skripsi. Cuma ada banyak tuh cerita pas lagi skripsi. Dosen pembimbing susah ditemuin, iya kan? Ya Allah, si Bapak susah banget bales WA gitu ya. Kadang udah bab tiga disuruh ngubah topik, siapa yang kayak gitu.

Iya kan? Halo. Siapa namanya? Oke, pendek suaranya, wujudan tadi. Gak apa-apa, siapa namanya?

Oke, perkenalkan nama saya Desi. Desi, kamu kuliah di mana Des? Saya di Prodi Matematika Mipa Untan.

Oke. Oke, lagi skripsi? Lagi skripsi? Iya lagi skripsi. Berat banget hidup.

Banget berat banget. Kenapa? Kenapa?

Kamu jangan nangis dong. Gak apa-apa cepetan Surhan. Aduh nangis beneran. Kenapa? Siapa nama dosen pemimpinnya sebut?

Semangat, semangat, semangat Dosen pemimpinnya baik, luar biasa Jadi kenapa kamu? Kebuntuannya di kita gitu, karena lagi ini kan musim-musimnya dimana berat kan banyak permasalahan-permasalahan yang datang Jadi itu kayak petumpuk-tumpuk gitu Berpelukan Harus kasih semangat, supaya semangat, kita ada penyemangat buat kamu, supaya kamu terus ingat, walaupun ada masalah tetap bisa, nih kita mau kasih ini. Ini biar jadi penyemangat, pengingat, walaupun saat susah, tapi harus terus semangat. Nah, tulisannya on the way sarjana, amin.

Bismillah, ini jadi harus dimanifestasikan. Insya Allah nanti bisa. Jadi harus semangat, insya Allah sekarang udah on the way sarjana di Mata Najwa. Nanti akan jadi sarjana beneran.

Di mana tadi universitasnya? Di Universitas Tanjung Pura. Universitas Tanjung Pura, segera jadi sarjana insya Allah. Kasih tepuk tangan dong buat adik. Mbak aku mau tambahin boleh gak?

Oh ini dikasih apa nih? S2-nya nanti ke Harvard. Lulus terus bisa nyambung ke Harvard, iya kan dah? Insya Allah, sebuah doa. Oke kita foto sama-sama disini khusus, supaya berhasil.

1, 2, 3, generasi happy! Thank you so much. Wah thank you.

Kita udah harus closing. Aku mau minta tiga pesan dari masing-masing teman-teman singkat-singkat. Yang bisa dibawa pulang kenapa perlu kuliah dan apa yang harus kita lakukan.

Yang pertama kuliah tuh buka kita kesempatan untuk memperbarui pola berpikir sih. Nah ini ya misalnya contohnya cara berpikir sudut pandang, benar yang tadi kata Mbak Nana bilang bahwa kadang di kuliah itu juga jadi kesempatan kita melihat argumen sudut pandang orang lain. Bukan hanya dari pendidik tapi juga dari teman-teman yang punya pengetahuan yang mungkin berbeda dan punya sudut pandang sendiri pada kita, itu satu.

Nah yang kedua ini rasa percaya diri sudah pasti ketika kita terpapar ilmu yang lebih banyak, dengan lingkungan yang baru, bertemu dengan orang-orang baru dengan memilih. yang memiliki keahlian yang lebih atau mungkin yang kita gak pernah terfikir sebelumnya pasti punya rasa kepercayaan diri dan juga tanggung jawabnya tentu berbeda sama sekolah ketika SD, SMP, SMA ya gitu. Kita dituntut lebih mandiri tentu. Dan yang pasti ini juga gak bisa dipungkiri berkaitan sama yang tadi.

Gak usah lah kuliah, toh yang di STM atau dimana atau sekolah yang tidak ngambil kuliah pun juga bisa dapat kesempatan yang sama. Koneksinya berbeda, lingkungannya berbeda. Otomatis ketika kita punya koneksi yang lebih luas dan lebih baik, yang mau dibilang dikelilingi orang-orang yang berbeda juga dan lebih ahli di bidangnya tentunya akan membuka kesempatan kita lebih luas sih. Mungkin kalau dariku itu.

Kasih tepuk tangan dong Rachel Amanda. Mau diayun dah apa yang bisa dibawa pulang di adek-adedek malam ini? Kenapa sih perlu kuliah?

Alasan semua itu tadi aku setuju banget. Tapi kalau dari aku mungkin ada tiga nih yang juga utama. Yang pertama ini adalah kesempatan untuk kita belajar.

dan tumbuh, belajar disini bukan cuma belajar ilmunya, tapi belajar tentang diri kita sendiri, belajar tentang hidup, belajar tanggung jawab, dan makanya apa ya, yang penting disini adalah kata-kata tumbuh juga sih, kita tuh gak statis gitu, kita menjadi. versi lebih baik dari diri kita sendiri kalau pada saat kita kuliah. Yang kedua, elemen komunitas tadi. Aku benar-benar merasa yang mengubah hidup aku pada saat aku kuliah atau sekolah adalah manusia-manusianya yang benar-benar mengajak aku berpikir dengan cara pandang yang berbeda. Oke.

Mencoba memikirkan pikiran saya dan ya mengubah, mengubah diri akulah dan mengubah perspektif aku itu luar biasa banget. Dan yang terakhir, menurut aku kita tetap hidup di dunia dimana Karena kuliah itu menjadi sinyal, menjadi cara kita bercerita dengan orang lain gitu. Kita nih mau jadi apa, kita orang seperti apa, kita orang yang mau 4 tahun capek-capek kuliah.

Kita orang... yang mau 4 tahun ujungnya berjuang lewatin skripsi. That's a story.

Dan tetap memberikan sinyal ke orang lain gitu, tentang komitmen dan tentang siapa sih diri kamu. Jadi di elemen itu juga penting banget. Itu dari aku.

Mau dia Yunda? Dik boleh singkat saja silahkan Dik. Kalau teman-teman tanya saya 10 tahun, 15 tahun yang lalu.

Apakah suatu hari saya bisa berada di depan panggung mata Naswa, di atas panggung mata Naswa? Jawabannya adalah pasti tidak. Dan aku yakin itulah yang teman-teman sekarang mungkin merasakan ketika teman-teman berada di bukan posisi yang paling baik apalagi secara finansial. Pendidikan bagi aku dan telah terjadi pada aku.

Pendidikan telah mengubah hidup aku. Dan aku... Saya merasa kalau teman-teman sekarang belum bisa melihat suatu cahaya di ujung sana, jangan takut suatu saat teman-teman kalau terus berjuang, teman-teman akan menemukan cahaya itu.

Itu yang pertama, mengubah hidup. Yang kedua adalah investasi sekaligus asuransi. Zaman sekarang benar banget tadi kata Maudie, orang itu peduli gitu. Signal ke orang bahwa kita ini adalah seseorang yang peduli dan kita mau berjuang.

Dan investasi itu penting buat kita dan asuransi bahwa kita bisa dapat kerja. Yang ketiga adalah mengangkat rajad kerja. keluarga, aku yakin aku bukan sendiri orang yang mengalami sesuatu yang seperti yang tadi saya ceritakan dan saya berharap teman-teman pulang dari sini bisa lupakan apapun kecuali satu, yaitu teman-teman berjuang, bukan untuk teman-teman doang tapi juga buat keluarga teman-teman atau siapapun yang teman-teman peduli terima kasih perlu kuliah karena jadi mahasiswa mahasiswa itu maha atas siswa jadi Mari terus sama-sama berkembang Mari berpikir Mari berkawan Mari sama-sama terus menebar inspirasi Terima kasih sudah hadir di Mata Najwa Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh salam alaikumsalam Dengarlah nyanyi sunyiku