Tadi sebelum jeda, Anda menyampaikan bahwa sebetulnya terkait dengan terminasi 50 begitu ya Pak dari blok migas ini bukan semata-mata karena pendanaan atau finansial begitu ya Pak. Tapi kalau kita lihat Pak, mengacu data realisasi investasi hulu migas hingga semester pertama Pak, ini capaiannya 5,7 miliar USD atau ini baru 36,77% ya Pak. Sebetulnya apa yang membuat sampai dengan saat ini masih belum optimal apa karena memang ada pergeseran pola investasi Pak ke EBT Pak Tutuka?
Jadi perlu sedikit saya koreksi bahwa kalau sampai September ini penyerapan sudah sekitar 75 persen. Artinya sekitar 11,8 miliar dolar USD. Target dari target totalnya sekitar 15,6 miliar USD. Cukup baik kalau saya lihat. Memang drive-nya itu utamanya adalah pemburan.
Pemburan kita kan sudah mencapai sekitar 500 umur dan ini peningkatan dari tahun sebelumnya. Dan juga yang perlu kita dorong itu adalah memang saya juga mengidentifikasi bahwa eksplorasi perlu dijalankan. Jadi dengan adanya pengembalian 50 blok ini, kita akan dorong lebih cepat lagi.
melakukan eksplorasi. Jadi eksplorasi ini supaya lebih masif lagi. Baik Pak, terkait dengan pergeseran pola investasi ke EBT sebetulnya dampaknya sendiri Pak ke pendanaan di Migas begitu akan seperti apa? Artinya di Hulu Migas Pak Tutuka.
Ya, baik. EBT ini memang mainstream ya. Mainstream dan dirasakan juga secara duniaan internasional. Tapi untungnya di Indonesia tidak terlalu tampak Tampaknya pengaruhnya bagaimana EBT menggeser ke fosil energi. Saya boleh kasih contoh, seperti perusahaan besar BP.
BP itu masih investasi yang cukup besar di Indonesia. Tapi kalau kita tengok lebih jauh, BP secara internasional itu tidak demikian. Jadi BP secara internasional itu memang memfokuskan, memprotokosikan Indonesia untuk fosil energi.
Ini hal-hal yang luar biasa, yang sangat menguntungkan di kita. Jadi nasib kita masih lebih baik daripada itu. Kita tahu bahwa pendandaan internasional memang sudah berkurang untuk fosil energi, tetapi kondisi Indonesia tampaknya masih cukup baik untuk fosil energi ini.
Dan kita membuktikannya dengan beberapa perusahaan multinasional, bukan proses-proses gas ya. Pada saat fosil energi yang lebih berbegirin ya, low carbon, lebih banyak tempat. Dan ini seperti pembuatan terakhir dari NI yang mengatakan sekitar 5 TCF, prospect, Sangat pemengaruh di dunia internasional, jadi kami menyadari bahwa renewable energy, energi baru terbarukan ini mainstream dunia, tetapi kita masih bisa menunjukkan bahwa fossil energy dengan transisi gas, dengan gas sebagai transisi ini menjadi hal yang akan dilakukan di Indonesia, jadi prioritas, ini strategi utama sebagai tinggal ada menuju renewable energy ke depan.