Transcript for:
Kekuatan dan Teknik Menulis Efektif

- Menulis adalah kekuatan super. Menulis adalah cara kita untuk menyampaikan cerita. Dan akhirnya, itu akan punya dampak yang berkali-kali lipat seperti contoh yang satu ini. Dengan bermodalkan menulis, bermodalkan cerita, dia bisa menjual sesuatu yang nilainya hampir 0. Menjadi $ 8.000. Kembangkan sebuah cerita di dalam.. Kayak, misalkan ini kodok. - Ini adalah kisah Rob Walker. Dia mengoleksi 200 barang bekas. Yang totalnya, nilainya paling 1 dollar, emang bener-bener orangnya udah gak pakai barangnya. Lalu dia telepon 200 penulis. Dia minta, "Tolong setiap objek ini, lu tulisin cerita di baliknya, ngarang aja terserah." Ada yang dikasih cerita, oh barang ini adalah peninggalan dari orangtua gue yang akhirnya turun temurun sampai ke sekian-sekian, bla bla bla bla. Macem-macem. Pokoknya setiap 200 barang itu punya ceritanya masing-masing yang unik yang ditulis oleh 200 penulis ini. Langsung setelah itu ditaruh di e-Bay, dilelang, yang terjadi apa? Ada barang yang terjual $62, $30, $20, $100-an. Akhirnya, total penjualan dia dari 200 barang tersebut, tebak. Iya. $8.000. Dan ini adalah bukti teman-teman bahwa, orang itu mengambil keputusan berdasarkan emosi. Emosi lahir dari cerita, cerita lahir dari? Tu-li-san. Itu kekuatan super pertama dari menulis. Kekuatan super kedua dari menulis kita bisa belajar dari Amazon. Sekarang menjadi salah satu perusahaan terbesar di dunia ya? Dan kita tau Jeff Bezos, sebelum melakukan rapat, dia minta timnya melakukan yang namanya, catatan 6 lembar. - Tidak ada power point yang digunakan di Amazon. Siapapun yang akhirnya mau memimpin rapat diminta untuk menyiapkan sebuah tulisan yang isinya adalah hal-hal penting yang menjadi intisari dari masalah yang mau dipecahkan. Analisanya seperti apa, lalu sebelum mulai rapat mereka minta semua anggota timnya baca dulu memo itu 20 menit, baru dibahas. Menulis mengajak kita untuk lebih jernih dengan pikiran kita. Karena pemikiran yang jernih, sama dengan tulisan yang jelas. Menulis memungkinkan kita untuk belajar runut, jelas apa yang mau ditawarkan atau apa yang mau dibahas. Analisa kita jadi gak bisa main-main, yang kedua, menulis membuat ide-nya lebih bersinar, daripada kharisma orang yang menyampaikannya. Karena seringkali kalau kita pakai power point, orangnya kharismatik, cara ngomongnya bagus, presentasinya keren, itu mengalahkan idenya yang sebenarnya, mungkin biasa-biasa aja. Menulis membuat kita jadi gak bisa bersembunyi di balik persiapan yang cakep. Dan yang ketiga, sebenarnya teman-teman. Membaca itu lebih cepet daripada ngedengerin. Percaya deh, ini udah jalan 3 menit, kalau gue bikin jadi sebuah tulisan, mungkin satu menit setengah temen-temen udah selesai. Itulah kenapa temen-temen, gue pengen banget kita semua belajar menulis. Inget, di 20 teratas buku gue, ada buku apa? Iya. Ada buku-buku tentang menulis. Dan hari ini gue gak mau ambil cuman dari 1 buku, gue gabungin dari 3 buku terbaik yang udah gue pake. Dan dari pengalam pribadi gue selama 12-13 tahun menjadi pembicara, ngonten, punya agensi digital, dan akhirnya nulis buku terlaris gue, You Do You. Mari kita mulai! Pertama, menulislah seperti kamu berbicara. Wah ini pondasi banget, dimanapun gue diajak berbagi tentang menulis. Gue akan bilang ini dulu. Pembaca itu menikmati konten kita seorang diri temen-temen. Jadi kalau konten lu pengen memberikan kesan ngobrol langsung, pakailah "saya", "kamu", "gue", "lu", hindari menggunakan kata-kata yang bikin orang justru merasa jauh atau asing. Perlakuan seperti kita lagi berkomunikasi 2 arah temen-temen. Kurangilah pakai kata-kata, "Sodara-sodara!" Kecuali kalau anda pendeta, silahkan, mungkin itu bahasa anda, gitu ya. Kenapa? Karena itu kesannya impersonal, jauh, berjarak. Ada satu tip yang bagus banget dari temen gue yang penyiar radio. Kasih apresiasi, Ricky Abraham. Dia bilang gini, "Gue lagi siaran Rub, gue pasang foto temen gue, dan sepanjang gue ngomong ke mic, ya gue beranggapan, mic itu adalah temen gue. Gue beranggapan gue lagi ngomong sama dia." Jadi bener ada orangnya walaupun bentuknya foto. Nah itulah kenapa, bercandanya gue itu ya beneran, kayak gue lagi becanda ke dia. Pilihan katanya, kayak gue lagi ngomong sama dia. Gak berasa dibuat-buat dan gak berasa kaku. Nah itulah kenapa temen-temen, kalau lu nulis jurnal. Setiap pagi, setiap malam, lu biasain ngobrol sama diri lu sendiri. Jangan seolah lu mungkin sebutannya diary ya? Halo diary. Itu akan berpengaruh banget, karena lu udah terbiasa ngomong sama diri lu sendiri. Sehingga, lu udah terbiasa juga nulis sejujurnya, seapa adanya suara hati lu. Masih berhubungan dengan ini, saran dari gue adalah, setelah tulisan lu selesai, baca dengan intonasi yang jelas. Lalu cari keanehan-keanehan kayak gini. Apakah udah kayak orang lagi ngobrol? Atau masih kerasa kayak sesuatu yang terlalu formal? Dua, apakah kata-katanya ada yang janggal temen-temen? Kadang-kadang, kita pakai bahasa yang terlalu, ejaan disempurnakan. Sehingga kalau dibacain berasa, "Kok aneh ya, pakai bahasa ini ya?" Kayaknya gue kalau ngomong sama temen-temen gue gak kayak gini. Gak sebaku ini dan gak sekaku ini." Nah lalu, apakah kalimatnya kepanjangan? Kalau waktu lu ngomongin, itu lu butuh napas 2 sampai 3 kali. Itu kalimat tuh kepanjangan coy. Dan itu juga sama, ketika orang baca juga akan merasa itu kepanjangan. Yang keempat, apakah di tulisan lu perlu ditambahkan gambar, emoji, meme? Yang justru lebih mewakili daripada lu menggunakan kalimat-kalimat yang panjang. Dan terakhir, seringkali waktu kita nulis, kita lupa kasih jeda, kasih koma dan titik. Atau kasih penguatan, tanda petik, huruf besar, garas bawah. Itu menunjukkan tulisan itu sebenarnya punya ritme. Dan ini masuk ke poin gue yang nomor 2. Sebelum masuk ke tools berikutnya, gue pengen mengapresiasi OCBC NISP karena kehadirannyalah kita bisa terus berkarya bikin konten yang berkualitas. Gue sendiri udah pake aplikasi ONe Mobile sekitar 4 tahun terakhir dan sangat terbantu banget karena satu, bebas biaya transfer. Bahkan ke bank yang berbeda sekalipun dan gue pakai untuk investasi terutama di Obligasi. Belinya dan jualnya gampang banget. Dan sekarang kita juga udah bisa nabung emas mulai dari Rp 10.000 doang. Aman, bahkan lu bisa cetak jadi emas batangan lewat Pegadaian. Sekarang, lagi ada bonus saldo emas juga sampai Rp 250.000 kalau lu mau manfaatin promo ini tinggal klik tautan di deskripsi dan manfaatin. Oke, kita sekarang lanjut ke poin pamungkas yang akan bantu lu untuk makin jago, makin mahal lagi kemampuan lu, dan tentunya makin cuan. Kalau bicara soal tulisan ada musiknya, Mungkin paling mudahnya kayak gini, kapan tulisan lu itu akan "klimaks"? Apakah dia cuman punya 1 klimaks? Atau dia punya.. Beberapa klimaks? Apakah klimaksnya itu pendek, atau klimaks yang panjang? Lebih jelasnya, coba temen-temen perhatikan 3-4 lagu yang gue tampilkan di layar. Lalu lihat gelombang suaranya. Lihat gelombang suaranya, lebar itu menunjukkan dia rame, menunjukkan dia kenceng. Suaranya kalau semakin kecil dia akan semakin kecil, semakin tipis gitu ya. Contoh nih, lagu yang pertama, ini cenderung cepet banget klimaksnya. Ya gak? Dalam kurun waktu yang pendek, tiba-tiba udah penuh. Gelombangnya, lalu tiba-tiba ada kosong di tengah. Dimana dia rehat sebentar, lalu dia bangun lagi dalam beberapa detik, klimaks lagi. Lagu yang kedua, temen-temen bisa ngeliat, itu pelan banget dia bangunnya. Untuk dia bisa sampai membesar, melebar, sampai klimaks. Itu mungkin butuh beberapa menit. Nah ini yang temen-temen perlu pahami, tulisan kita juga bisa seperti ini temen-temen. Kita selalu mulai dengan apa? Dengan pembukaan/hook. Lalu kita ikutin dengan permasalahan, lalu solusinya atau resolusinya. Bisa juga pakai satu pesan yang sama kita ulang dengan tiga contoh yang berbeda. Itu seperti punya klimaks yang berkali-kali. Ya? Gue kasih liat, ini dia temen-temen postingan gue bisa temen-temen liat di sini. Lu bisa ngeliat, ini gue ngomongin tentang crazy rich vs mindful rich. Perbandingan antara orang yang kelihatannya kaya di depan Tapi sebenernya, gak kaya-kaya banget, cuman keliatannya doang. Nah ini gue langsung bangun klimaks nih. Gue ganti, laman selanjutnya udah klimaks nih. Wih ternyata ada crazy rich yang kalau kalau pake ukuran harta, malah lebih miskin daripada mereka yang mindful rich. Yang gak keliatan wah, tapi ternyata harta di belakangnya itu gede banget temen-temen. Abis itu, gue bikin lebih naik lagi, klimaks lain lagi. Ada yang namanya bodong rich, kalau dilihat-lihat, hartanya sebenernya nol. Kenapa? Karena rumah mewahnya sewa. Mobilnya mewahnya minjem, jam tangan yang kerennya itu palsu. Gue bikin lagi terakhir, yang paling bangke, klimaks paling akhir. Bang*** rich, bang*** rich itu adalah punya duit banyak, pamer harta kayak orang gila, tapi, semuanya hasil nipu. Kebayang ya? Ini kayak musik yang tadi, satu intro, langsung gede, langsung gede. Temen-temen kebayang ya? Tulisan itu punya musiknya. Kita bisa mengambil inspirasi dari lagu-lagu yang suka kita denger. Bayangkan waktu lagi nulis. Gue pengen klimaksnya dimana, klimaksnya panjang atau pendek. Dan klimaksnya berapa kali? Terakhir temen-temen! Dan menurut gue yang paling jarang orang lakukan. Tapi kalau lu mau ngelewatin masa-masa sulitnya ngelatih ini. Tulisan lu akan makin bagus. Edit, edit, dan edit lebih lagi. Malesin kan? Ya males. Karena lu harus ngebuka lagi tulisan lu. Harus lu analisis. Harus menaudit diri lu sendiri, lu ngeliat kira-kira kata-kata mana lagi yang harus dipendekin? Gue kebiasaan gak sih masukkin kata-kata pelengkap yang sebenernya gak perlu? Sering gak sih gue kasih bunga-bunga pemanis yang sebenernya gak ada itu pun orang tetap paham dan bahkan mungkin orang lebih mau baca. Apakah susunan kalimatnya bisa diubah? Sehingga membuat itu jadi lebih mudah dicerna? Contoh, gue akan tampilkan di layar, ini adalah draf pertama gue nulis. Kemarin, waktu gue lagi jalan sama istri ke mall, tiba-tiba tanpa ba-bi-bu, dia nyeletuk gini, "Menurut kamu, cantikan cewe baju item itu, atau aku?" Ini 27 kata, gue edit lagi. Kemarin, waktu gue lagi jalan sama istri ke mall, tiba-tiba dia nyeletuk gini, "Menurut kamu, cantikan cewe baju item itu, atau aku?" Menghemat 3 kata, jadi 24 kata. Masih bisa gue hemat lagi gak? Kayaknya bisa, kita edit lagi untuk berikut jadi seperti ini. Kemarin lagi di mall, tiba-tiba, istri nyeletuk, "Cantikan cewe baju item itu, atau aku?" 16 kata. Kebayang gak? Dari 27 kata, Kita bisa potong 11. Menjadi 16, maknanya gak ilang, dramanya masih ada. Kalau setiap kalimat kita bisa hemat 10 kata, sebuah tulisan yang berbaris-baris, kita bisa hemat berapa ratus kata. Seberapa lebih mudah untuk orang pahami? Dan apalagi kalau konteks kalian bikin konten buat TikTok yang memang butuh 1 menit orang nyampe pesennya. Butuh lebih pendek lagi. Itulah kenapa, latihan ini akan semakin bagus semakin sering kalian lakukan. Setiap penghematan kata jadi makin berpengaruh. Semakin pendek waktu yang kita punya untuk menyampaikannya. Yang selama ini ngerasa, "Kok konten rells dan TikTok gue gak ada yang nonton?" Bisa jadi karena itu, ngomongnya bertele-tele coy. Udah gak usah lagi lah perkenalan-perkenalan. Hai! Nama saya Ruby, saya ingin bercerita tentang Capek, itu mah tahun 2000-an awal. Yang berikutnya apa yang kita edit selain untuk memendekkan? Kita edit untuk pemahaman atau understanding. Kirim drafnya ke temen lu, lalu lu tanya Apa yang lu tangkep dari tulisan gue ini? Apa yang lu inget dari tulisan gue ini? Lu akan kaget ketika orang akan salah fokus ke hal yang berbeda. Atau justru orang nangkepnya beda sama yang lu maksud. Nah berarti, di tulisan lu, ada yang perlu lu perbaiki. Supaya pemahamannya sama. Nah temen-temen, masih banyak sebenernya proses edit yang lainnya. Tapi supaya lu gak bingung, kita mulai dari dua itu dulu. Tapi.. Ini yang gue pengen sampaikan temen-temen. Gue masih ada 15 lagi tips dan trik yang gue praktekin dari buku ini, yang gue pengen temen-temen pelajarin lebih lanjut. Tapi gini, gue pengen ajak temen-temen untuk bereksperimen. Salah satu alesan gue libur, "rehat" sebulan ini adalah untuk mencari cara untuk kita bisa ngobrol 2 arah yang kayak gini. Dan gue menemukan jawabannya, kayaknya gak bisa selamanya bergantung dengan YouTube. Kenapa? Satu, dari keanggotaan yang teman-teman bayarkan itu diambil 30% sama YouTube. Cukup gede, buat kita yang masih di awal-awal fase ini. Yang kedua, daripada 30%-nya ke YouTube, mendingan 30%-nya gue pake lagi buat meningkatkan semua ini, bikin konten lebih bagus lagi buat temen-temen. Atau bahkan bayar tim baru, supaya bisa lebih konsisten. Yang ketiga, fiturnya YouTube kurang ya? kita selama ini harus mengandalkan bikin platform Telegram tersendiri lah yang pribadi untuk ngobrol. Tapi gue rasa itu juga kurang nyaman karena temen-temen mungkin gak semuanya kenal dan pengen ngobrol secara umum. Lebih enak bahkan, kalau kita bisa kirim "koran" mungkin? Masuk ke surel e-mail kalian langsung. Nah itu yang gue pengen coba. Makanya temen-temen, selalu dukung apa yang kita lakukan, dan gue pengen mempraktekkan apa yang tadi gue omongin juga. Bahwa membaca sebenernya yang bisa lebih cepet dan lebih praktis, daripada mendengarkan, karena kalau lu mendengarkan kayak gini mungkin lu juga perlu nyatet ulang lagi gitu. Gimana kalau, ada sebuah PDF yang gue siapkan. Yang semua tip dan trik menulis ini. Total ada sekitar 15-20. Yang udah gue jadikan sebuah dokumen yang bisa lu baca dan bisa lu ulang. Setiap kali lu mau praktek menulis, lebih bagus ya kan? Nah gue akan siapkan tautannya buat temen-temen bisa beli dan unduh, di bagian deskripsi di bawah. Temen-temen bisa langsung kesana. Catatannya adalah temen-temen di sini udah ngerti tentang Hak Kekayaan Intelektual. Dan gue gak mau berpanjang-panjang, ketika PDF itu di temen-temen, pahamilah bahwa itu untuk temen-temen pakai saja. Untuk tidak disebarluaskan apalagi dijual untuk keuntungan pribadi. Gue akan sangat mengapresiasi itu. Harganya gak mahal kok. Gue jamin. Sampai ketemu lagi. Dan semoga temen-temen bisa terus #belajarberkaryaberbagi #SalamProduktif