Transcript for:
Pola Hereditas: Pautan dan Pindah Silang

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Melanjutkan pertemuan sebelumnya, yaitu pola-pola hereditas bagian 1. Kali ini kita akan membahas tentang pola-pola hereditas bagian 2, yaitu pautan dan pindah silang.

Pautan dan pindah silang adalah judul utama. Di dalamnya terdapat pautan gen, pindah silang, Pautan seks, gagal berpisah, dan gen letal. Mari kita lihat satu per satu.

Yang pertama adalah pautan gen atau gen lintex, yaitu beberapa gen dalam kromosom yang gagal berpisah saat proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Bisa kita lihat pada gambar di bawah ini. Nah, di sini gennya berdekat.

Kalau kita lihat, kalau di sini tidak, bebas, tidak terpaut, yang ini tidak terpaut. Oleh karena itu kita lihat, pautan gen ini terjadi akibat gen-gennya terletak pada locus yang berdekatan, seperti ini. Dalam kromosom yang sama dan pada saat proses pembentukan gamet.

Ini ada pada kromosom yang sama. Jadi pada proses pembentukan gamet, saling terikat atau terpaut. Nah, seperti ini. Kalau ini tidak terletak pada kromosom yang sama, tidak terpaut juga.

Ini juga contoh tidak terpaut. Gennya terletak pada kromosom yang sama, tapi berjauhan. Jadi tidak terpaut.

Yang terpaut biasanya yang terletak pada lokus yang berdekatan. Kita lanjut. Kita langsung masuk ke contoh soal.

Contohnya lalat jantan dengan sayap normal dan dada polos C, C, S, S, dikawinkan dengan lalat betina bersayap keriput dan dada bergaris yaitu C, C, S, S. Maka P1-nya adalah ini jantan dengan betina yang jantan adalah sayap normal dada polos. polos, yang betina sayap keriput dada bergaris kemudian gametnya C besar, S besar, C besar, S kecil F1-nya dihasilkan C besar, C kecil, S besar, S kecil yaitu sayap normal dada polos kemudian pada P2 kita silangkan sesama F1 nah pada gamet ini ada perbedaan normalnya damet C besar, C kecil, S besar, S kecil itu adalah C besar, S besar, C besar, S kecil, C kecil, S besar, dan C kecil, S kecil. Tapi di sini kita lihat beda karena hanya ada C besar, S besar, dan C besar, S kecil.

Kenapa hal ini terjadi? Karena terjadinya pautan antara C besar dengan S besar dan C kecil dengan S kecil. Di sini juga sama, sehingga F2 yang dihasilkan adalah Sebagai berikut, C besar S kecil tidak ada, C kecil S besar tidak ada, di sini juga tidak ada, jadi yang ada hanya C besar S besar, C kecil S kecil, C besar S besar, C kecil S kecil. Sehingga dihasilkan ada 4 genotip, yaitu C besar C besar S besar S besar, C besar C kecil S besar S kecil, sebanyak 2. Kemudian C kecil, C kecil, S kecil, S kecil. Sehingga perbandingan fenotipnya, sayap normal dada polos berbanding sayap keriput dada bergaris adalah 3 berbanding 1. 1, 2, 3 berbanding 1. Oke, kita lanjut ke bagian kedua yaitu pindah silang atau crossing over.

Adalah peristiwa pertukaran. Utara segmen dari kromatid-kromatid bukan saudara, non-sister kromatid dari sepasang kromosom yang homolog. Kita lihat pada gambar. Pindah silang terjadinya pada saat pembelahan meosi 1 akhir propase yaitu tahap pakiten. Mungkin kita bisa mengingat kembali bahwa pada meosi 1, propase 1 itu ada 5 tahap, salah satunya adalah pakiten.

Pada tahap ini terjadi proses pindah silang. Kromatid yang bersilangan melekat dan terputus di bagian kiasma. Apa itu kiasma? Kiasma adalah titik antara dua kromatid pada kromosom homolog.

Setiap potongan kemudian melekat pada kromatid sebelahnya. Ini melekat pada kromatid sebelahnya. Di sini lihat yang merah dengan yang hijau, yang oranye dengan yang kuning. Kemudian melekat pada kromatid sebelahnya secara timbal balik sehingga akan diperoleh di empat.

Macam gamet seperti ini. Kita lihat contoh soalnya, tapi sebelumnya kita harus tahu bahwa nanti gamet yang memiliki gen seperti induknya, itu disebutkan tipe parental. Kita lihat seperti apa.

Kemudian gamet hasil peristiwa pindah silang disebut tipe rekombinan atau campuran. P Ini mata merah sayap normal dikawinkan dengan mata ungu sayap keriput. Di sini yang recessive adalah yang ungu sayap keriput. Yang merah ini dominan ya. Step satunya adalah mata merah sayap normal 100%.

Kemudian kita lakukan tes cross atau perkawinan antara F1 ini dengan induk yang resesif. Yang mana yang resesif? Yang resesif adalah yang ini.

Maka dihasilkan F2-nya mata merah sayap normal dengan genotip ini sebanyak 382. Mata merah sayap keriput dengan genotip yang seperti ini. Ini 16, mata ungu sayap normal, genotipnya ini adalah 22. Mata ungu sayap keriput, genotipnya seperti ini adalah 353. Jumlah keseluruhan adalah 773. Kita lihat tipe parental itu yang mana? Tipe parental itu yang pertama ini induknya.

Yang ini mata merah sayap normal, 382. Dengan induk satunya ini yang resesif, mata ungu sayap keriput. Nah ini berjumlah 353. Jadi mata merah sayap keriput yang ini dengan mata ungu sayap normal yang 16 sama 22 ini adalah tipe rekombinan. Oke pertanyaannya berapa nilai pindah silang NPS dari persilangan di atas? Kita jawab nilai pindah silang adalah angka yang menunjukkan besarnya.

persentase kombinasi baru yang dihasilkan akibat terjadinya pindah silam. Nah, NPS ini adalah jumlah tipe rekombinasi dibagi jumlah seluruh individu dikali 100%. Maka, NPS maksudnya itu adalah 16 tambah 22 dibagi 773 kali 100% sama dengan 4,91.

Ini NPS. Oke, kita lanjut ke yang ketiga, yaitu pautan seks atau seks clean tag. Itu merupakan suatu keadaan di mana terdapat banyak gen yang selalu terdapat pada kromosom seks.

Adanya pautan seks ini menyebabkan suatu sifat muncul hanya pada jenis tertentu saja. Nah, namun sebelum kita masuk ke pautan seks atau seks clean tag, kita harus tahu dulu penentuan jenis kelamin atau determinasi seks. Ada empat tipe penentuan jenis kelamin. Yang pertama ada tipe X, Y. Ini pada manusia.

Biasanya pada manusia, pada beberapa serangga seperti Drosophila melanogaster. Kemudian beberapa jenis tumbuhan yang berumah dua. Pada Drosophila melanogaster atau lalat buah, yang betina kromosom X-nya berbentuk batang lurus diberi simbol XX.

Sedangkan pada lalat jantan memiliki sebuah kromosom X berbentuk batang dan sebuah kromosom Y yang lebih pendek dan ujungnya membengkok sehingga disebut XY. Jadi drosophila melanogaster itu seperti pada manusia yaitu jantannya itu tipenya XY dan betinanya XX. Kemudian kita lanjut tipe XO atau X0. Ini terdapat pada beberapa jenis serangga seperti berarti belalang dan kecoa Nah untuk betina ini tipenya XX Untuk jantan itu hanya X saja, sehingga disebut X0.

Kemudian yang ketiga adalah tipe ZW. Terdapat pada ikan, unggas, dan beberapa jenis reptil tertentu. Berbeda dengan tipe XY atau XO.

Di sini betina itu tipenya heterozigot. Jadi betina itu kodenya ZW. Sementara jantan itu homozigot.

Jadi kodenya Z-CAT Yang keempat adalah tipe haploid diploid Contohnya pada serangga Ordohymenoptera Seperti semut dan lebah Pada tipe ini, organisme yang memiliki kromosom haploid adalah jantan Dan diploid adalah betina Kita lanjut Nah, ada Lalat buah atau drosopila melanobaster normal memiliki mata berwarna merah yang dipengaruhi oleh gen domina yang terpaut pada kromosom X. Sedangkan alelgen tersebut mempengaruhi warna putih dan bersifat resesif. Kita lihat di sini parental satunya ini. Ini adalah contoh pautan seks pada drosopila ya. Ini XM, XM.

ini adalah betina berwarna merah yang ini XM kecil Y ini jantan bermata putih kemudian gametnya ini XM besar ini XM kecil dan Y kemudian pada F1-nya dihasilkan XM besar, XM kecil ini adalah betina bermata merah dan XM besar dan Y ini adalah jantan bermata merah Kemudian pada P2-nya, kita silangkan yang ini F1-nya, XM besar, XM kecil, dengan XM besar dan Y. Ini betina mata merah, ini jantan mata merah. Kita silangkan gametnya XM besar, XM kecil, ini XM besar dan Y.

Maka dihasilkan XM besar, XM besar. Itu betina mata merah. Kemudian XM besar, XM kecil, betina mata merah. XM besar Y jantan mata merah. XM kecil Y itu jantan mata putih.

Nah keturunan pertama menghasilkan anak-anak dengan warna merah semua di sini ya. Keturunan pertama ini warna merah semua F1. Ketika keturunan dikawinkan antara sesamanya, ini dikawinkan. Munculnya lalat jantan bermata putih.

Ini ada jantan bermata putih. Nah, ini bisa diambil kesimpulan bahwa warna mata lalat buah merupakan sifat yang terpautnya. Itu pada kromosom X.

Bukan pada kromosom Y. Sekarang kita lanjut ke yang keempat, yaitu gagal berpisah atau non-disjunction. Ini adalah peristiwa gagalnya kromat.

Kromatin saudara pada mitosis atau kromatin homolog disebutnya untuk meosis untuk menuju kutub berlawanan pada anafase. Nah, kita bisa melihat di sini, pada gambar di sini, kegagalan berpisah ini biasanya pada fase anafase. Nah, pada fase anafase gagal berpisahnya. Tidak sama dengan pada anafase 1 dengan anafase 2 itu tidak sama.

Anafase 1 meosis 1 atau anafase 2 meosis 2 itu tidak sama. Kegagalannya, oke nanti bisa kita lihat. Ini yang pertama pada gambar ini, ini gagal berpisahnya pada anafase meosis 1. Hasilnya seperti ini tidak sama.

Di sini ada 3, di sini ada 1. Harusnya 2, 2. Kemudian nanti di sini menghasilkan jumlah kromosom. Di sini N, N itu 2. Sementara ini 3, berarti N plus 1. Di sini ada 3, N plus 1. Sementara di sini kekurangan. Harusnya 2 ini hanya 1. Berarti ini N-nya kurang 1. N-nya kurang 1. Nah, sekarang jika berpisah, gagal berpisahnya itu pada... Ana fase 2 mewesis 2. Nah, ini di sini. Ini normal.

Di sini normal. Di sini baru pada mewesis 2-nya baru mengalami gagal berpisah. Nah, di sini normal.

Yang ini normal. Gagal berpisahnya hanya pada salah satu ini. Nah, di sini baru kelebihan 1. N plus 1 di sini kekurangan. N minus 1. Ini normal.

Karena pada... meosis 2 anafase meosis 2 nah jika terjadi pada sedikit kromosom akan terjadi aneuploidy aneuploidy ini adalah penambahan atau pengurangan jumlah kromosom gamet normal misalnya pada manusia pada gamet ada 23 kromosom, bisa berubah menjadi 24, nah yang satunya bisa berubah menjadi 22 Nah, jika pada seluruh set kromosom disebut euploidy. Euploidy itu penambahan pada set kromosom.

Misalnya pada gamet itu jadi 46 jumlah kromosomnya. Seperti itu. Ini akan dijelaskan lebih jelas lagi pada proses mutasi untuk uneuploidy dan euploidy.

Kita lanjut terakhir, itu adalah gen letal. Adalah gen yang dalam keadaan homozygote bisa mengakibatkan kematian pada individu. Contohnya persilangan pada tanaman jagung.

Pada gen letal atau gagal berpisah, ini banyak kasus yang terjadi pada manusia. Tapi untuk manusia, nanti akan ada video khusus yaitu hereditas pada manusia. Yang akan membahas khusus pada manusia.

Untuk gen letal ini kita contohkan di sini pada tanaman. Nah, untuk perkawinan antara jagung hijau muda dengan hijau muda. Nah, ini akan menghasilkan seperti ini. A besar, A kecil, A besar, A kecil. Ini A besar, A besar adalah hijau tua.

Besar a kecil hijau muda, besar a kecil hijau muda, nah a kecil-a kecil ini tidak ada karena letal. Letal ini akan mati. Kemudian sehingga perbandingan fenotipnya antara hijau tua dan hijau muda saja yaitu 1 berbanding 2. Seperti itu. Nah gen letal ini ada dua jenis yaitu gen letal dominan yaitu gen yang dalam keadaan homozygote dominan menyebabkan kematian.

kematian individu dan gen letal resesif yaitu gen yang dalam keadaan homozygote resesif menyebabkan kematian individu. Nah contoh disini itu adalah gen letal resesif. Jadi dalam keadaan resesif a kecil-a kecil ini mengakibatkan kematian pada individu. Sampai disini untuk pertemuan kali ini setelah ini kita lanjut dengan hereditas pada manusia.

Terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.