Salam dan bahagia, Ibu dan Bapak Guru. Halo, selamat datang pada modul Kurikulum Operasional Sekolah. Ibu dan Bapak Guru, pada materi sebelumnya kita sudah belajar mengenai salah satu karakteristik satuan pendidikan, yaitu visi dan misi sekolah.
Pada materi kali ini, kita akan belajar lebih banyak mengenai beberapa variable yang mendukung terciptanya lingkungan belajar sekolah yang nyaman. Kenyamanan ini untuk menciptakan pembelajaran murid yang berkualitas. Nanti saya skor saja ya, Bu, biar jerat dan tidak mengulangi.
Maaf, Pak. Apakah tidak sebaiknya kita coba tanyakan dulu ke muridnya, supaya kita tahu alasannya kenapa ia tidak hadir di kelas kimia? Kenapa langsung di...
diskors. Biasanya kan juga langsung diskors, Bu. Tapi kok saya jadi khawatir itu tidak akan membuat jerah ya, Pak?
Mungkin saja Hasef punya permasalahan yang perlu kita bantu. Untuk menumbuhkan tanggung jawab sesuai dengan visi sekolah, murid kita sangat perlu dibantu, Pak. Oh begitu, Bu. Saya jadi ingat lagi nilai menghormati dan tanggung jawab milik sekolah kita.
Tetapi kan menumbuhkan tanggung jawab bisa melalui efek jerah, Bu. Kalau ia menyesal, ia tidak akan mengulanginya lagi. Menurut Menurut saya belum tentu, Pak. Bisa saja lho, murid setelah dihukum akan mengulangi kesalahannya, bahkan lebih lihai.
Bagaimana kalau kita ubah sistem hukuman ini? Daripada kita menghukum murid, mari kita tumbuhkan motivasi dan tanggung jawabnya melalui lingkungan belajar yang positif. Kadang-kadang saya jadi pesimis, Bu. Eh, tapi jadi ingat ada murid yang malah lebih lihai dalam berbuat kesalahan. Nah, murid malah bisa menjadi lebih...
Bilihaya, kalau kita lihat lagi, memang banyak guru yang melakukan scoursing, tetapi pelanggaran tidak menurun. Dengan hukuman, tidak menjamin murid memiliki kesadaran diri dan bertanggung jawab terhadap kegiatan belajar. Iya nih, jadi bagaimana Bu?
Kadang-kadang, saya juga berpikir pesimis seperti Pak Yori. Tetapi saya merenung lagi, apakah hukuman yang keras itu efektif? Saya mengubah pandangan saya dan menjelaskan.
dan mencoba menciptakan lingkungan belajar menyenangkan. Saya meyakinkan diri bahwa pada dasarnya murid itu berniat baik, hanya terkadang mereka mengalami kendala atau permasalahan. Peran kita adalah membantu mereka mengatasi kendala dan permasalahan tersebut.
Begitu ya Bu, perlakuan dan persepsi kita terhadap murid penting ya. Seperti ini dulu yang harus saya ubah untuk membantu menciptakan lingkungan belajar yang nyaman. Kira-kira apa lagi ya, Bu, faktor yang mempengaruhi? Kalau dari pengalaman saya, keterlibatan semua pihak itu penting, Pak. Dalam artian, kita mengikut sertakan semua warga sekolah dalam setiap kegiatan.
Lalu, ada faktor budaya sekolah yang perlu kita perhatikan dalam membangun lingkungan yang nyaman. Budaya sekolah bagaimana maksudnya, Bu? Budaya sekolah itu merupakan pola asumsi-asumsi dalam kegiatan.
dasar, nilai, norma, dan keyakinan yang dipegang bersama oleh seluruh warga sekolah. Jadi, seperti tadi bertanggung jawab dan saling menghormati. Itu adalah nilai dari budaya sekolah kita, Pak.
Kapan kita menentukan budaya sekolah ini, Bu? Apa budaya sekolah ini ada kaitannya dengan lingkungan belajar yang nyaman? Untuk menentukan budaya sekolah, perwakilan seluruh warga sekolah berkumpul untuk berdiskusi. Pemikiran atau asumsi fungsi dasar warga sekolah akan dikumpulkan dan dianalisis. Kemudian, ada nilai dan norma yang kita yakini bersama.
Jadi, untuk menciptakan lingkungan yang nyaman, kita perlu saling memahami dan menghargai pemikiran dan nilai-nilai yang diyakini semua orang. Iya, betul juga ya Bu. Kalau saya pikir-pikir, apabila murid dihargai keunikannya, ia akan lebih termotivasi untuk belajar.
Nah, benar kan? Jika Jika kita menegakkan aturan dengan mempertimbangkan keragaman situasi dan karakter murid, maka semua warga sekolah menjadi nyaman. Bukan cuma murid, kita juga sebagai guru merasa nyaman.
Apabila ada murid yang tidak menaati aturan, kita investigasi dulu penyebabnya agar murid sadar tentang makna dan tujuan aturan tersebut. Oh begitu, terus terang saja, saya suka tidak sadar kalau ternyata... tindakan saya tidak memberikan rasa aman dan nyaman pada murid.
Saya pikir, ada betulnya kita mengajak Asep untuk bertemu dan menanyakan alasannya bolos kelas kimia. Betul Pak Yori. Memang kita sebagai guru dibesarkan dengan zaman yang berbeda dengan murid. Sehingga, cara kita menghadapi masalah pun berbeda. Saya juga suka bertindak tidak tepat terhadap murid.
Tetapi, saya ingat lagi bahwa saya harus memahami murid dengan lebih baik. Saya senang dengan kita berdiskusi seperti ini. Kita dapat bertukar informasi tentang latar belakang murid dan permasalahan yang mungkin mereka hadapi. Seringkali, murid bersikap berbeda kepada setiap guru.
Akhirnya, informasi yang dimiliki guru tentang latar belakang murid pun berbeda Semakin sering kita berdiskusi tentang murid, semakin mudah kita membantu satu sama lain Wah, terima kasih banyak, Bu Saya akan mencoba mengubah cara interaksi saya dengan murid Semoga nanti saya bisa membangun hubungan yang lebih positif Semangat ya, Pak Yori Saya juga masih perlu banyak belajar Sebagai guru, kita terus belajar bersama bersama-sama murid kita perlu menciptakan lingkungan belajar nyaman bagi murid jika lingkungan sudah nyaman dan aman kegiatan belajar pun akan berjalan efektif dengan kita berdiskusi tentang topik ini saya jadi ingat profil pelajar Pancasila Bu bagaimana maksudnya Pak di dalam pelajar profil Pancasila kan ada enam dimensi Bu misalnya dimensi bergotong-royong tercermin saat pembentukan kesepakatan dengan murid dan budaya sekolah Hai Dengan kita mempunyai nilai dan norma, saya rasa ini termasuk cerminan dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berahlak mulia. Lalu dimensi mandiri, bernalar kritis, dan kreatif juga hadir saat kita melibatkan murid dan proses pembelajarannya. Wah, terima kasih infonya Pak Yori. Ternyata, ini juga merupakan bukti penguatan profil Pancasila pada lingkungan sekolah. Saya belajar banyak.
banyak hari ini. Sama-sama, Bu Polin. Saya juga jadi belajar banyak. Ibu dan Bapak Guru, kita belajar banyak dari Bu Polin dan Pak Iori hari ini.
Mudah-mudahan, Ibu dan Bapak Guru juga ikut termotivasi ya untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman. Tadi sudah disebutkan beberapa variable yang mempengaruhi lingkungan belajar yang nyaman. Mari kita berefleksi. Kira-kira variabel apa lagi yang dapat mempengaruhi murid agar kita belajar dengan nyaman dan aman? Tetap semangat!
Selamat belajar, Ibu dan Bapak Guru Hebat! Salam dan bahagia!