kayak gesek kita coba hitung dulu ya FK adalah MUK kali N lo kok MUK nya kan ditanya Halo adik-adik, selamat datang di channel Biagikos, saya Koben. Pada video kali ini, Koben akan membahas latihan soal mengenai dinamika gerak partikel ya. Ini kalau ada contoh soal adik-adik ya ini, ada dua buah benda A dan B, masing-masing bermasa 6 kg dan 2 kg, diikat dengan tali melalui sebuah katrol seperti pada gambar.
Nah ini ada gambar ya, ini ada benda A dan benda B. Maka besar tegangan tali adalah, kita akan mencari nilai tegangan tali ya. Ini dengan percepatan gravitasi 10. Kita gambar gaya-gaya dulu yang bekerja.
Ini ada berat benda A, WA. Ini ada berat benda B, namanya WB. Kenapa arah W-nya ke bawah?
Karena ini selalu menuju pusat gravitasi bumi ya. Jadi W itu arahnya selalu ke bawah. Ada penjelasan di...
video sebelumnya ya tegangan tali ini kita ada gambar T ya ini tegangan tali ini keluar dari benda A keluar dari katrolnya ini juga sama nilai tegangan tali ini nilainya sama ya ini memang panahnya bolak-balik gini ya memang karena keluar dari dua arah dari katrol sama bendanya ya ini keluar dari benda B ya Nah ini namanya tegangan tali. Oke. Nah nilai T ini sama karena katrolnya tidak bermasa ya.
Nanti adik-adik di kelas 11 kita akan belajar katrol yang bermasa. Ya ini masih kelas 10 kita ini katrol tidak bermasa. Jadi nilai tegangan tali yang melalui katrol ini nilainya sama. Nilai tegangan talinya atau gaya talinya ya. Sekarang ini cara kerjanya.
Kita lihat arah gerak dulu. Ini gerak kemana ya benda ini? Dua benda ini.
Kita tinjau dulu arah geraknya. Nah, arah gerak itu ada yang dilihat bukan masa ya, tapi yang dilihat beratnya, gaya beratnya ini. Nah, ini yang kira-kira kalau kita lihat, gerakan ini bisa arahnya A naik, B-nya turun. Atau kita turun ke bawah yang kanan ya, menuju yang B-nya ini.
Atau geraknya ini B-nya naik, turun ke yang A. Kan gitu ya, ini gerakan katrolnya gini. Ada dua gerakan.
Ini kira-kira gerak kemana? Nah kita makanya lihat arah gerak dulu. Untuk menentukan mana yang positif, mana yang negatif. Nah jadi gini.
Ini yang A ini masanya 6 kg. Ya 6 kg. Berat itu rumusnya. Ini kutulis di sini aja ya. Berat itu M kali G.
Ini pasti. Jadi beratnya ya. Masanya kan 6 kg. G nya 10. Jadi ini 60 N.
Yang langsung kutulis gini ya. Nah yang B. Beratnya, masanya 2 kg. Jadi beratnya adalah 2 kg dikali 10 ya. Jadi 20. Kalau kita lihat arah gerak, beratnya berat yang A, 60 N, yang B 20. Jadi dengan kata lain, arahnya ini ke kiri bawah sini ya.
Jadi yang ini turun, yang ini naik. Jadi arah geraknya gini. Jadi lihat arah geraknya seperti itu ya. Bandingkan antara WA dan WB besar mana.
Ini kalau ada gambar seperti ini, ternyata besar yang WA, berarti ini geraknya ke sini. Tujuannya apa? Jadi nanti kita nyari percepatan dulu dengan istilah kata sistem.
Kalau sistem itu kalau ada dua benda, namanya sistem. Jadi nanti sigma F adalah M kali A, di mana sigma F ini jumlah gaya yang bekerja pada arah gerakan. Jadi jumlah gaya yang bergerakan. Yang searah arah gerak itu positif.
Jadi ini kan gerak ke sini. Nah panah yang searah ini Ini searah ini WA Jadi ini WA positif Ini kan talinya ini ke atas Ini ke bawah Berarti yang ini minus Yang ini positif Yang ke bawah ini kan searah gerak Nah ini Jadi nanti ini islanya ya Min T plus T Nah yang ini Yang bagian sini Nah yang ini T Yang ini positif Yang ini minus Berarti nanti ya Positif T Minus T Nah untuk WB nya Ini kan ke atas, WB-nya ke bawah, berarti WB-nya minus. Nah nanti masanya, karena sistem itu dijumlah ya, masa benda yang semuanya dijumlah. Nah itu untuk mencari percepatan sistem antara dua benda yang gerakannya searah. ya nah ini t-nya coret ya wa-nya dengan sama min t plus t min t habis ini wa-nya 60 ya adik ini ini tinggal minus wb-nya kan 20 masanya di jumlah 6 tambah 2 ya jadi ini 40 ada 8a berarti a-nya 5 ya jadi ini nah dapat percepatannya ini tapi yang ditanyakan tegangan tali Nah tegangan tali itu kita kerjanya tinjau ya, tinjau benda.
Tinjau benda ini ada adik boleh terserah, boleh pakai benda A atau benda B. Koko pakai benda A aja ya. Jadi kita tinjau bendanya koko pakai benda A. Lalu aku pakai benda B boleh, boleh nggak apa-apa. Nanti hasil tegangan tali nilai T-nya sama.
Nah misalkan kita tinjau benda A, ini koko gambar dulu ya. Gaya yang bekerja pada benda A supaya jelas. Di sini ada WA sama T ke atas pada benda A ini.
Nanti ada adik kerja lagi. Sigma F adalah M kali A. Tapi nanti khusus masanya hanya masanya benda A. Jadi sigma F-nya nanti ini. Yang searah gerak ini yang WA.
Jadi WA ini minus T. Jadi WA minus T. nanti WA nya kita isi 60 minus T masanya ini ya masanya 6 kilo percepatannya 5 jadi T nya adalah 60 kurangi 30 ya adik-adik ini jadi talinya tegangannya 30 Newton nah doko kalau misalkan aku tinjau benda B kalau tinjau benda B ada adik yang positif T ya nanti jadi T Min WB adalah M kali A.
Jadi masanya masa B. Nanti hasilnya sama. Mungkin adik-adik kalau mau nyoba nanti nilai T-nya ya 30 harusnya. Jadi T dikurangi WB sama dengan M kali A. Masanya B 2 kilo, A-nya 5. Nanti hasilnya sama.
Harusnya 30 Newton. Jadi kalau mau nyari tegangan tali, tinjau benda. Terserah mau benda A atau B. Ini ada contoh soal berikutnya. Ini ada...
Benda A, benda B, tapi ini terletak pada lantai ya, bukan digantung, kalau tadi kan digantung ya. Ini ada masa 4 kg dan 6 kg, ditarik oleh gaya 30 N. Apabila kohesion gesek kinetis antara lantai dan balok 0,2 dan G-nya 10, nah jadi ini ada kohesion gesek. Kohesion gesek ini menunjukkan bahwa lantai ini kasar ya, berarti ini kasar.
Kenapa aku kalau kasar? Kalau kasar ini berarti timbul gaya gesek dalam sistem ini. Tentukan percepatan sistem dan tegangan tali.
Nah sekarang kita sama ya, kita perhatikan arah gerak dulu. Ini kalau kita tarik gaya 30 N ke kanan, ini otomatis pasti gerakannya ke kanan ya. Otomatis ini arah geraknya. Karena nggak ada lagi gaya yang bisa mengakibatkan dia gerak ke kiri.
Kecuali ada adik-adik ini ada. Gaya ke kanan 30, ada yang ke kiri juga. Mungkin gayanya 20 Newton.
Nah, itu kan adik-adik bandingkan. Antara yang narik ke kiri sama ke kanan, kuat mana? Kalau misalkan kuat yang ke kanan, berarti ya tetap arah gerak ke kanan. Misalkan 30-20 kan.
Nah, kalau ini 30, ini 50, ya arah geraknya ke kiri. Kalau cuma ditarik satu arah gini, ya otomatis dia gerak ke kanan. Tujuannya apa, kuh? Untuk menentukan selain arah gerak ini, Untuk menentukan mana positif negatif, kalau lantai kasar juga untuk menentukan gaya gesek. Nah, kalau kita sudah tahu arah gerak ke kanan, gaya gesek itu melawan arah gerak ya.
Nah, istilahnya seperti ini. Jadi, ini ada gaya geseknya dua. Karena ini kinetis, kita bilangnya ini FKA sama FKB.
Jadi, gaya gesek itu timbul gambarnya, ya ada gambar, setelah kita tahu arah gerak. Arah gerak tentukan dulu, baru gambar. Gaya gesek Bukan gaya gesek dulu ya Jadi arah gerak dulu Baru gaya gesek Karena gaya gesek ada setelah tahu arah gerak Dia melawan arah gerak Nah sekarang kita gambar lagi gaya-gaya lain ya Ini ada tali Ini diikat oleh tali ya istilahnya Dua benda ini Nah ini ada T Tegangan tali ya Nah itu yang kita tanya di soal Nah ini T Nanti di sini ada NA.
Kenapa ada gaya normal? Ini gaya normal karena ada bidang. Dia menekan bidang. Di sini ada WA. Di sini ada NB.
Tekan benda B terhadap lantai. Ini ada WB-nya juga. Ini kukul langsung ya. WA-nya ini 40. Masa kali G ini 60. Nah ya, di sini aja.
Sekarang koko akan menghitung ini ya, gaya geseknya dulu, FKA dan FKB. Nah, FKA ini memiliki rumus koefisien gesek kali gaya normal ya, gaya normalnya benda A. Nah, untuk mencari gaya normal benda A, kita tinjau pakai yang sigma FY ya, 0. Kenapa 0?
Karena pastinya benda ini geraknya kalau nggak ke kanan ya ke kiri. Dia nggak mungkin naik turun gini gerakannya ya. Jadi ini istilahnya dalam arah sumbu Y dia diam.
Jadi sigma Fy 0. Jadi kita anggap lah yang ke atas positif. Kalau 0 boleh. Terserah mau yang ke bawah positif.
Tapi biasanya yang ke atas positif. Yang ke bawah negatif. Kalau 0 kan tidak ada isi arah gerak ya.
Karena dia diam. Jadi tidak masalah mau kebalik plus minusnya. Nah ini nanti Na adalah Wa.
Jadi Na adalah 40 nih dapat. Nah ini tinjau benda A istilahnya. tinjau benda A kita tinjau sumbu Y nya untuk mencari gaya normal benda A tujuannya untuk mencari gaya geseknya nah ini koefisien geseknya kan 0,2 ini ya ini mu k itu koefisien gesek kalau fk itu gaya gesek ya jadi ini 0,2 x 40 ini 8 dapat ya sekarang kukung hitung lagi fkb mu k x nb nah sama untuk gaya normal Benda B kita tinjau benda B untuk yang sigma FI nya juga ya buat 0 nanti NB main WB itu 0 ya karena cuma ada dua gaya yaitu NA dan WB nih ya. Jadi NB adalah WB berarti NB nya bernilai 60 ya. Kita tinggal ngisi nih 0,2 x 60 jadi 12 Newton.
Nah ini dapat, kalau kita ada adik sudah ngitung FK, FK ini kita pakai cari untuk percepatannya. Menggunakan teori sistem tadi, kan dua benda. Jadi kalau bendanya lebih dari satu kita kerjanya sistem untuk mencari percepatan.
Jadi nanti sigma F, M kali A, yang searah gerak itu positif. Sistem gerak, ini sistem gerakan istilahnya, yang bergerak. Jadi ini F searah gerak ini. F positif ini min T ini kan minus ya tapi ini positif ini kan ke kanan jadi kiri kanan jadi nanti ini min T plus T. Yang ini ini melawan arah gerak FKB ini juga melawan FKA ini minus.
Jadi minus FKB minus FKA sama dengan masanya kita jumlah ya nanti masa A masa B gitu ya. jadi nanti min T plus C kita coret gayanya 30 FKB nya tadi kan udah ditung ya 12 ini 8 minus 12 minus 8 masanya di jumlah 4 tambah 6 nah ini hasilnya 30 kurang 20 10 ya ini berarti dapat percepatannya 1 nah dapat nih percepatan sistem Nah untuk menjadi tegangan tali, sama ya kita tinjau benda. Misalkan ada di tinjau benda A, misalkan ya tinjau benda A.
Nah kita gambar dulu aja untuk memperjelas gaya apa yang ada pada benda A. Yang arah gerakan ya pastinya yang ada talinya ya. Nah ini gambar tali ke kanan, ini pada benda A.
Sama gaya gesek ya, gaya geseknya yang ke kiri, FKA. Yang ini dipakai enggak yang T yang ke arah kiri ini? Ini punya benda B ya. Ini FKB juga punya benda B.
Gayanya ini bekerja pada benda B. Jadi kalau ada adik tinjau benda B, itu nanti ada tiga gaya. F, T, sama FKB.
Kalau tinjau benda A hanya ini, T sama FKA. Kira-kira nanti nilai tegangan talinya sama enggak kok? Sama hasilnya.
Jadi kok-kok tinjau benda A karena... Gayanya lebih dikit daripada kalau ada adik tinjau benda B. Tinjau benda B ada 3 gaya. Tapi nanti hasil tegangan talinya sama nilainya.
Nanti kita kerja ini sigma. F, M kali A. Yang positif T ya.
Searah gerak kan arah geraknya ke kanan nih. Jadi yang ke kanan T-nya positif. Min FKA, M kali A. Nah T-nya ditanya.
FKA-nya tadi 8. Masanya A tadi 4 kilo ya. Jadi ini 4 kilo. Jadi kalau tinjau benda masanya ya sesuai benda itu ya. Bukan di total.
Kalau sistem itu di total untuknya percepatan ya. A nya tadi 1. Jadi T min 8 adalah 4. Berarti T nya 4 tambah 8 ya. 12. Nah ini dapet nih. Ini jawabannya ya. Jadi gitu.
Jadi adik-adik kalau kerja. Carilah percepatan dulu. Dengan cara sistem.
Di total masanya. Yang untuk mencari tegangan tali. Tinjau benda.
Tinjau benda itu bebas. Boleh milih. Tapi gaya-gayanya harus benar ya. Ini gaya mana yang bekerja pada benda itu. Ada adik.
Mending digambar dulu aja gaya-gayanya. Biar jelas ada gaya apa aja. Nah, ini ada contoh soal berikutnya. Ini ada 3 benda ABC. Masanya 5 kg, 3 kg, 2 kg.
Ditarik gaya 10 N. Ini tapi bidangnya licin ya. Lantainya licin. Berarti kita nggak ada gaya gesek. Di sini kita nggak ada gaya gesek.
Tentukan tegangan tali antara A dan B. Dan tegangan tali antara B dan C. Jadi ini antara 2 benda diikat oleh tali ya.
Nilai tegangan talinya ini beda adik-adik ya. Ini kok kalau bilang ini T, yang ini T aksen. Anggap begitu aja.
Atau ini T1, ini T2 gitu juga boleh. Loh kok bisa beda? Karena talinya ini istilahnya terputus oleh benda B di tengah ya. Istilahnya ini ada dua benda yang bermasa yang berbeda.
Jadi nilai gaya talinya pasti beda lah antara ini sama ini. Pokoknya intinya kalau dia terputus oleh benda di tengah. Berarti nilai T-nya nggak sama. Loh kok kalau yang katrol tadi, yang sistem katrol yang nomor pertama tadi, kenapa tegangan tali sama?
Karena katrolnya tidak bermasa, jadi nilai T yang diikat pada katrol itu nilai tegangan talinya sama. Tapi kalau katrol itu bermasa, nilai T-nya beda, misalnya dia dipisah oleh katrol antara tali yang digantung kiri sama kanan. Jadi kalau dipisah oleh benda bermasa, tegangan tali itu beda nilainya.
Sekarang kita kerja ya langsung ini. Kita buat yang sistem dulu. Kerja untuk mencari percepatan. Tapi ini kita gambar dulu ya berat-beratnya ya. Ini berat A.
Ini berat B. Ini berat C. Ini gak normal A. Gak normalnya B.
Gak normalnya C ya. Tapi nanti kita tidak menghitung gaya normal A, B, C ya. Kita tidak diminta. Dan kenapa gue juga tidak menghitung? Karena gue tidak butuh gaya gesek.
Nah, gaya gesek itu yang butuh gaya normal ya dalam rumusnya. Karena gaya gesek adalah, gue harus gesek dikali gaya normal. Jadi gue tidak mencari gaya normal, karena juga tidak diminta.
Kalau diminta ya, Na adalah Wa ini, sama dengan ya, Sigma Fy sama dengan 0. Ini juga Nb sama dengan Wb, Nc sama dengan Wc, Sigma Fy sama dengan 0. Oke? Nah. Kita kerja sistem untuk nyari percepatan dulu ya.
Jadi sigma F sama dengan M kali A. Nah sigma F-nya ini udah jelas arah gerak ke kanan. Ini arah gerak, ini gambar dulu.
Nah yang positif ini F ya karena sesuai arah gerak. Berarti F lalu min T aksen tambah T aksen. Ini juga min T tambah T. intinya kalau sistem itu biasanya tegangan tali ini kecoret nah masanya kita jumlah ya semua ini MA, MB, MC dikali A ini gayanya 10 ini kan kehabis semua ya kok gak pakai gaya gesek kok karena licin ya masanya di total semua ini 5 tambah 3 tambah 2 dikali A berarti 10 adalah 10A berarti A nya 1 Nah sekarang kita mencari tegangan tali antara A dan B ya. Kita tinjau benda A aja.
Tinjau benda A. Pinjau A, kita gambar ya. Ini ada benda A. Kenapa kok tidak gambar NAWA ya seperti tadi itu?
Karena kalau nyari tegangan tali yang penting kan yang arah pada tegangan talinya ini ya. Gaya-gayanya yang sejajar gini loh. Nah jadi nanti ini T.
Yaudah T aja ini berarti karena kan tidak ada gaya gesek. Loh kok T yang ke arah kiri? Ini punya B.
Beda ya. Jadi nanti ini hanya tegangan tali aja. T saja yang bekerja pada benda A.
Jadi sigma F, M kali A, lalu sigma F gayanya ya T. Masanya, masa benda A 5 kilo dikali A-nya 1. Ini dapat nih, 5 Newton. Jadi tegangan tali antara A dan B, T adalah 5 Newton.
Nah kalau ada adik mau nyari B dan C, ini terserah. Boleh tinjau B, boleh tinjau C gitu ya. Misalkan gue tinjau yang C nih.
Tinjau C, kita gambar. benda C ini gaya ke kanan F ini ada T aksen ya yang ke kiri nah ini yang kita cari T aksen ini nanti kerjanya sigma F sama dengan M kali A sigma F nya ini F ini main T aksen ya F nya tadi 10 main T aksen masa benda C 2 kg Dikali A nya 1 ya. 2 x 1 ini 2. Dan asetnya 10-2 8. Nah ini jawabannya ini. 5 Newton dan 8 Newton. Nah gitu ya.
Kalau ada adik misalkan ini. Kok ini misalkan kasar. Ya ada adik gaya geseknya ada.
FKA, FKB, FKC. Nanti disini. Minus FKA, minus FKB, minus FKC.
Nah FKA nanti rumusnya mu K x NA. FKB mu K x NB. FKC, MIUK, kalian C. Misalkan kasar ya, seperti contoh sebelumnya.
Kalau licin ya, udah nggak perlu FK, FK ini. Gini kerjanya. Ini kalau ada contoh berikutnya ya, ini ada sebuah benda, masa 4 kilo, ditarik gaya 20 Newton dengan kemiringan alfa ya, sudut kemiringan alfa, di mana sin alfanya 0,6.
Benda ini bergerak dengan percepatan 0,5. Maka nilai koefisien gesek Kinetis antara benda dan lantai adalah. Jadi adik-adik nanti ditanya miukanya ya. Jadi tanya miuka.
Berarti yang kata lain ini kasar. Nah ini kalau kita lihat arah geraknya kemana. Karena kita tarik miring ke kanan. Ini miring adik-adik diproyeksikan dulu. Berarti nanti ini ada.
Seperti dibuat seperti vektor ya. Resultant vektor. Waktu kita belajar fisika vektor ya.
Semester 1 dibuat gini. Yang dekat sudut ini dikasih Fx atau F cos alpha. Yang jauh dari sudut ini F sin alpha ya. Teorinya seperti itu.
Jadi yang disentuh oleh sudut sumbunya itu cos. Yang tidak disentuh oleh sudut itu sin. Jadi gayanya kalikan cos sama kali sin.
Atau kita sebut ini Fx ini Fy. Nah gerakan ini berarti ini gerak ke kanan. Logo ngikuti yang mana?
Ngikuti yang F cos yang sejajar bidang. Intinya. Arah gerak itu sejajar bidang, bisa ke kanan atau ke kiri.
Jadi ikut yang F cos. Bukan yang F ini, kuh. Bukan.
Jadi dia diproyeksi ke arah sumbu yang sejajar bidang. Jadi F cos sama F sin. Kita ambil F cos yang sejajar bidang. Ini arah ke kanan. Gerak ke kanan berarti.
Itu nentukan arah gerak dulu. Berarti gesekannya gaya gesek ke mana? Karena arah gerak ke kanan, berarti gaya gesek ke kiri.
Nah, ini F kanya. Nah ya ini kasar. Nah kita gambar disini ada W. Berat. Disini ada N.
Ke normal. Nah ya seperti tadi. Kita kalau ada kayak gesek kita coba hitung dulu ya. FK adalah mu K kali N.
Loh kok mu K nya kan ditanya. Berarti otomatis kok gak tau nilai mu K. Nah kita coba nilai N nya dulu. Ya ke normal.
Nah, gak normal kita lihat sigma Fy sama dengan 0, pakai sumbu Y. Kenapa 0? Karena arah geraknya yang sejajar bidang, jadi yang sumbu Y-nya pasti 0. Walaupun ini ditariknya miring, jadi arahnya lebih ke arah yang sumbu X, yang sejajar bidang.
Nah, sigma Fy 0, yang ke atas kita anggap positif, lho kok ini ada yang ke atas lagi Fsin. Berarti ini nanti N ditambah Fsin alfa, dikurangi W sama dengan 0. Dengan kata lain, jika ada gaya miring, gaya normal ini tidak sama dengan W ya. Enggak, kenapa? Karena ada tambahan Fsin di sini. Jadi kalau tidak ada ini kan langsung adik-adik.
N min W 0, N sama dengan W. Tapi kalau ada ini, enggak bisa. N bukan W kalau gaya miring.
Ingat itu ya. Nah ini berarti N ditambah gayanya 20. Sine alpha 0,6. Beratnya ini kan 4 kilo berarti 40 ya. Nah ini 40. Jadi ini N ditambah 12 min 40. Berarti ini N min 28 ya. Berarti gayanya normalnya 28 Newton nih.
Nah nanti ada adik di sini. FK nya adalah mu. Miuka dikali 28. Nah ini belum tahu ya.
Kita tanya ini nanti. Miuka. Nah sekarang kita kerja untuk arah gerak atau sistemnya. Logo kan ini cuma satu benda.
Berarti nanti masanya hanya satu. Masa benda itu sendiri yang bergerak. Nah gayanya yang searah gerak ini F cos.
Yang Fk nya minus ya ke arah kiri. Logo yang gaya miring gimana? Udah nggak dipakai. Dia sudah di... Wakilkan oleh F cos dan F sin Jadi nanti ini F cos alpha Min FK M kali A Karena cuma satu benda kita nulisnya M aja ya Cos alpha berapa?
Kalau ada di hafal ini sin alpha 0,6 Sin yang nilainya 0,6 itu alfanya 37 derajat Ini ada di hafalan matematika trigonometri Atau waktu kita belajar vektor itu juga udah ada hafalannya ya. Nah berarti kalau kuku tanya cos alpha. Ya cos 37 berarti.
Ya cos alphanya. Itu 0,8. Atau 4 per 5 ya.
Kalau ini 3 per 5. Jadi nanti ini F nya 20. Dikali 0,8. Min FK nya mu K kali 28. Masanya ini ya. Tadi 4 kilo.
Nah di soal diberitahu percepatannya 0,5 ya. Jadi ini diketahui A sama dengan 0,5 ya. Jadi ini dikali 0,5. 20 kali 0,8 ini 16. 28 mu K ini 2. Berarti 14 ini kan 16 kurangi 2 ya.
14 ini pindah kanan aja langsung ya. Sama dengan 28 mu K. 14 ini dapat dari 16 kurangi 2 ya pindah ruas berarti mu k nya 14 dibagi 28 setengah ya berarti nah ini jawabannya jadi koesien gesek kinetisnya adalah setengah jadi koko kalau ada soal gaya miring jangan lupa ini ngingeti bahwa gaya normal tidak sama dengan w karena kebanyakan kalau kita belajar sering-sering kali itu n itu adalah w belum tentu ya tergantung ada gaya luar yang mempengaruhi tidak di arah sumbu Y nya jadi nanti tidak sama N dan W tapi ada F sin nya ini yang membuat dia tidak sama ya ada gaya luarnya ini ini ada contoh soal berikutnya ya ini ada seseorang dengan masa 60 kg berada di dalam lift yang bergerak ke atas dengan percepatan 3 meter per second kuadrat ini maksudnya jika G atau percepatan grafitasinya 10 ya maka gaya desakan kaki orang pada lift adalah Nah kita gambar ya, ini ada sebuah lift, ini anggaplah lift ya.
Nah lift ini ada orang, seseorang di dalam lift. Nah orang ini bermasa 60, berarti ada W ya, ini ada beratnya orang. Kalau 60 kg masa, berarti ini kan M x G, berarti beratnya 60 x 10 ya istilahnya, jadi beratnya 600. Gaya desakan kaki itu apa? Kalau ada orang, ini seperti benda yang berada di atas lantai tadi ya.
Orang ini menekan lantai ya, jadi ada gaya normal ke atas. Jadi yang dimaksud gaya desakan kaki orang pada lift itu gaya normalnya ini. Berapa nilainya?
Gaya tekan nih. Gaya tekan orang terhadap lantai, ya gaya normal ini. Nah, kita lihat ini lift gerak ke atas ya. Dari soal sudah jelas, ini arah gerak ke atas.
Dengan nilai A3 ya. Nah, ini gambarnya. Gambar gaya-gayanya. Ada orang di dalam lift, gaya tekan N, beratnya W. Nah, kita kerja sigma F.
Sama dengan M kali A. Nah, kenapa M kali A? Karena liftnya gerak.
Kalau liftnya diam ya, 0. Nah, geraknya ke atas. Ya, ke atas. Berarti nanti sigma F-nya, yang searah gerak yang mana? Nah, yang N.
Berarti nanti ini sigma F-nya, N min W sama dengan M kali A. Loh, kalau misalkan arah geraknya ke bawah gimana? Kalau ke bawah nanti W min N.
Ini kita ada adik ganti W min N. Ya, nanti dicari N-nya juga. Kalau diam, terserah. Mana yang mau positif negatif, terserah. Mau N-W atau W-N, terserah.
Tapi nanti sama dengannya 0. Itu kalau diam, kalau liftnya diam. Nah, berarti ini gerak ke atas, berarti yang positif N. Jadi nanti N-W itu N-600.
W-nya, masa orangnya 60, dikali percepatannya 3. Jadi N-600, ini 180 ya. 60 kali 3 berarti n nya 180 tambah 600 780 Nah ini dapat logo kalau misalkan Ke bawah tadi w min n Jadi 600 kurangi n Jadi nanti n nya 600 kurangi n berarti n nya 600 kurangi 180 berarti 420 Misalkan lift nya gerak ke bawah Kalau 0 Diam ya n min w sama dengan 0 Ya n sama dengan w Otomatis gaya normal nya sama dengan 600 Gaya tekan orang terhadap lantai lift itu ya. Ini ada contoh soal berikutnya. Ini ada benda bertumpuk ya.
Ada benda A, benda B. Ini bertumpuk, ditarik oleh gaya 20 N. Masa A 2 kg, masa B 5 kg ya.
Tentukan percepatan sistem jika yang A lantai licin, yang B lantai kasar ya. Dengan miukan 0,1. Jadi ada dua pertanyaan. Yang pertama licin, yang kedua kasar.
Jadi nyari percepatan ya, nyari A-nya. Yang... Kalau ada benda bertumpuk ya pastinya kita tetap disini ada W. Ini ada WA. Disini ada WB.
Berat benda B. Sekarang disini kita bedakan dua ya. Kalau licin berarti tidak ada gaya gesek. Kalau kasar berarti adik-adik ada gaya gesek.
Ini sudah jelas ya arah gerak ke kanan. Karena ditarik ke kanan ya dua benda ini. Nah nanti ada gaya normal ya. Disini gaya normalnya A.
Yang disini nanti ada gaya normalnya B ya. Ini ke atas. And B. Nah ini kalau adik-adik ada benda bertumpuk ya.
Istilahnya di dalam ini istilahnya kan ada dua benda yang ini dempet ya. Istilahnya kita berimpit ya. Ini saling tekan menekan. Jadi.
Ini Na, nanti ada di sini ada Na aksen ke arah bawah. Ini ada Na aksen. Na aksen ini apa? Ini aksi reaksi. Jadi kalau ada dua benda yang bertumpuk seperti ini, ini ada aksi reaksi.
Jadi kalau dua benda yang bertumpuk saling bermasa seperti ini, ini berarti ada aksi reaksi. Jadi ada Na ke atas, ada Na aksen ke bawah. Nah, NA yang ke atas ini milik benda A, NA aksen yang ke bawah miliknya benda B.
Loh kok yang lantai kok nggak gitu ya? Ini ada NB menekan lantai, harusnya ada NB aksen yang ke bawah. Iya, harusnya ada, tapi kan lantai ini kan dianggap lah masanya diabaikan ya, jadi nggak ada.
Jadi kita nggak perlu gambar NB aksen, nggak apa-apa. Sebenarnya ada. Yang ke ladak lantai ini sebenarnya ada NB aksen, tapi kita abaikan juga karena nggak masuk dalam hitungan. Istilahnya gitu ya. Ini lantainya.
Kalau kerja benda bertumpuk itu gimana? Kerjanya apa? Sama. Logikanya sama. Jadi gini, jika lantai licin, sigma F adalah M kali A.
Sigma F-nya apa? Kalau licin kan tidak ada gaya gesek. Berarti tidak ada yang ke kiri, gaya gesek.
Berarti nanti ini F sama dengan M kali A. Hanya F saja yang secara gerak. Tapi masanya tetap adik-adik masanya di total. Ini aku tulis aja ya.
Kenapa aku? Karena ini adalah 2 benda yang ketarik semua ya. Istilahnya jalannya bareng ini. Dua-duanya ke kanan semua. Nah ini 20 masa A masa B di jumlah dikali A ya.
Berarti 20 adalah 7A. Ini A nya 20 per 7. Nah ini dapat. Ini kalau yang lantai licin. Gimana kalau ada di lantai kasar dengan yuka 0,1? Nah, kalau lantai kasar, ini koko gambarkan gaya gesek ya.
Tapi ini untuk soal B, yang soal A kita nggak perlu gaya gesek. Nah, ini gambar. Gaya geseknya di mana, koko?
Ya, gaya geseknya antara benda B dengan lantai ini. Kenapa? Karena yang benda A ini istilahnya ikut ke kanan lah. Ini istilahnya dua-dua benda ini geser ke kanan semua. Nah, nanti kerjanya sama.
Sigma F sandaran M kali A. Nah, sigma F-nya ini. F dikurangi FK.
Yang bekerja pada arah gerak. Tapi ini minus ya. Kayak gesek minus. Jadi F min FK. Masanya di jumlah.
Karena dua benda yang bergerak. MA, MB kali A. Nah, gayanya ini 20. FK nya berapa? Nah kita hitung dulu ya. FK itu rumusnya Yuka kali N.
Nah N nya siapa? Nah yang menekan lantai ini untuk yang gaya gesek ini ya NB ini. Nilai NB berapa ya?
Nah kita lihat ya. Jadi ini kali NB. Nah NB kita kerja dulu disini. Sigma FY 0. Nah kita tinjau yang benda B aja dulu. Benda B, ini aku gambarkan dulu ya.
Ini untuk benda B, gaya benda B aku gambar dulu. Untuk benda B disini ada NB, ada WB, dan NA aksen ya. Jadi disini ada NB, disini ada WB, dan disini ada NA aksen. Oke, berarti untuk benda B ini sigma Fy nya.
NB, min NA aksen, min WB ya. Nah NB-nya nggak tahu, kita butuh untuk nyari FK-nya. NA aksen kita juga belum tahu.
Nah WB-nya, nah WB-nya ini kita tahu ya, berat B ini adalah 50 N, berarti nanti, karena masanya 5 kg ya. Kok belum bisa dihitung, kita belum tahu NA aksen. Nah NA aksen, aksi reaksi itu nilainya sama ya.
Jadi nilai-nilai besarannya antara gaya normal A sama NA aksen itu sama nilainya. Karena aksi-reaksi. Nah kalau gitu adik-adik hitung aja yang NA aja.
Nanti nilai NA berapa dapat NA aksen. Lo kok nyari NA dari mana? Nah nyari NA kita lewat benda A dulu. Tahu sini ya. Ini benda A.
Ini aku gambar. Nah benda A. Di sini ada NA sama WA ya.
yang bekerja pada benda A. Jadi nanti ini kita gambar ini Na, ini Wa, ini aku hapus dulu aja. Nanti sigma Fy adalah 0. Jadi nanti Na min Wa adalah 0. Berarti Na adalah Wa ya.
Wa tadi kalau 2 kg ini 20 N. Ini 20 N. Dapat nih Na-nya. 20 Newton berarti na aksen juga 20 Newton cuma bedanya arah kebawah dia miliknya benda B istilahnya seperti saling tekan ya jadi istilahnya ini berusaha nekan kebawah yang B itu istilahnya ketekan dari atas dia juga berusaha dorong ke atas sebenarnya istilahnya aksi-reaksi gitu ya jadi ada reaksi gitu jadi gini gitu ya ini jadi nanti ini dihitung NB Min 20, min 50. Berarti nanti NB-nya ini 70 ya. Nah ini dapat.
Untuk apa NB-ku? Untuk ngitung FK. Ini FK-nya aku tau sini aja. FK mu K kali NB mu K nya 0,1 NB nya 70. Jadi FK nya 7 ini.
Oke dapet ya. Nah kita masukkan di sini 20 kurangi 7. Masanya di total 2 tambah 5. Jadi ini 13 sama dengan 7A. Berarti A nya 13 per 7. Nah gitu ya, jadi prinsip benda bertumpuk untuk yang seperti ini, ini ada NA sama NA aksen ya istilahnya. Karena ada aksi-reaksi.
Jadi kalau ada dua benda bermasa gitu maksudnya. Nilainya tapi sama. Nah kerjanya gini.
Kok kenapa sigma V0? Karena ini kan yang arah sejajar kan yang sumbu X-nya ya. Jadi yang bergerak itu yang F sama FK aja. Nah untuk percepatan ini.
Untuk yang sigma V-nya 0. Nah untuk sigma V, tinjau-nya kok dua benda kok. Kita kalau ada dua benda yang sigma Fy itu pasti kerjanya sendiri-sendiri, tinjau tiap benda. Seperti tadi yang tiga benda diikat oleh tali, tinjau sigma Fy 0 ya tiga-tiganya kerjanya sendiri-sendiri. Ini ada gambar berikutnya ya, ini ada dua benda AB, ini ada meja ya istilahnya.
Ini diberi katrol ya, diikat oleh tali untuk menghubungkan dua benda. Ini pertanyaannya tentukan percepatan dan tegangan tali jika... lantai licin yang A yang B lantai kasar dengan miuka 0,2 ini kerja kita gambar gaya dulu ini ada tali tadi ini kita beri T ini juga T seperti soal yang pertama tadi yang digantung dua benda yang digantung oleh katrol nilai tegangan talinya sama karena katrol tidak bermasa nanti disini ada WB disini ada WA beratnya benda A Di sini ada NA. Ini kita kerja ya, lantai licin dan lantai kasar. Jadi, koko nggak beri gaya gesek dulu.
Kita kerjanya soalnya ada dua pertanyaan. Untuk menentukan arah gerak dulu ya, ini arah geraknya kemana, koko? Kalau koko lihat, ini arah gerak, kalau ada seperti meja gini, terus ini ada dua benda digantung, yang satu ini. Ini gerakannya bisa... Ini ke kanan lalu ini jatuh ke bawah.
Atau mungkin bisa ketarik ke kiri yang ini. Tapi ada syaratnya. Harus ada yang narik ke arah kiri.
Dan itu lebih besar nilainya daripada WB. Untuk membandingkan arah gerak. Tapi karena ini tidak ada yang narik ke arah kiri.
Otomatis benda ini ikut jatuh ke bawah. Akibat berat benda B ini. Jadi arah gerak itu dilihat dari arah gayanya.
Yang paling ujung kalau gue bilang. Jadi kita logikanya ini gerak ke mana. Kita lihat gaya-gaya yang paling ujung. Panahnya.
Jadi nggak usah lihat T-nya. Lihat WB. Kalau di sini ada yang ke kiri, berarti ini sama ini bandingkan.
Kalau nggak ada, otomatis ini pasti jatuh ke bawah gini. Nah, ini gerakannya. Jadi yang A gerak ke kanan, yang B gerak ke bawah. Akibat berat B ini.
Jadi bukan akibat masanya ya. Bukan karena 5 kg, 10 kg. Nggak.
Jadi walaupun ini ada adik 2 kg, ini ada berat B yang ke bawah. Ini kan 2 kg sama 5 kg, lebih besar yang 5 kg. Nanti adik-adik menganggap, oh tidak gerak.
Tidak, tetap gerak. Dilihat dari berat benda B ini. Ini kalau 10 kg, berarti ini 100 kg. Jadi yang dilihat itu arah gayanya yang searah gerak. Kira-kira ini kita logika, gerakannya itu bisa ke sini atau ke sini.
Jadi kalau dilihat itu gaya ke sini sama ke sini. Kalau ini tidak ada, ya otomatis pasti gerak ke sini. Kalau ada, bandingkan yang ke sini berapa besar sama yang ke sini.
Kalau besaran yang ke sini tetap jatuh, kalau besaran yang ke sini, dia naik ke sini. Itu logikanya. Sekarang kita kerja yang A, adik-adik lantai licin.
Kalau lantai licin otomatis, ya nggak ada gaya gesek. Kita juga nggak perlu nyari gaya normal. Karena gaya normal dibutuhkan kalau kita mencari gaya gesek. Nah sekarang, atau ditanya soal sih. Nah sekarang.
Kita kerja sistem dulu ya, arah gerak, sigma F, M kali A. Nah yang searah gerak, gerakannya kan gini ya, berarti yang searah gerak itu bisa WB, ini positif karena arah panah ke bawah ya. Lalu ini ke atas, ini negatif, ini positif. Ini negatif karena dia ke kanan ini positif. Jadi min T plus T, min T plus T.
Karena licin, kita nggak ada gaya lagi yang ke arah kiri. Nggak ada. Berarti langsung aja ini.
Masa A tambah masa B kali A. Ini coret. WB-nya 100. Masa A 5 sama 10 ya.
5 tambah 10A. Berarti 115A. Berarti A-nya.
100 per 15. Ini jawabannya ya. Meter per sekon kuadrat. Ini kalau lantai licin. Jadi tinggal gini aja. Nah sekarang adik-adik udah dapet A.
Kita mencari tegangan tali juga ya. Soal kita tinjau benda. Misalkan adik-adik tinjau benda B.
Tinjau benda B. Ini kita gambar dulu. Ini ada tali ke atas, ada WB ke bawah, nanti sigma F soalan M kali A.
Yang positif WB, min T, ini WB-nya 100, min T, masanya B10, tadi A-nya 115. Nah ini adik-adik yang 100 per 15 ini koko kecilin aja ya. Supaya nggak tahu besar kan bisa dibagi 5 semua. Jadi 20 per 3 ya.
Jadi nanti nih 100 min T 10 kali 20 per 3. Jadi maksudnya ini adik-adik bisa jawab 20 per 3 gini ya. Dikecilin sederhanakan. Nah ini hasilnya 100 min T 200 per 3. Berarti 100 dikurangi 200 per 3 sama dengan T. Nah ini saman penyebut yang 100 kita buat 300 ya. Min 200 per 3. Berarti talinya tegangannya ini 100 per 3 Newton.
Nah ini jawabannya. Loh kok aku misalkan tinjau benda A. Misal ya ini sekarang kok buat ya. Tadi kan kok bilang mau tinjau benda apapun tegangan tali itu harusnya sama.
Nah ini kok tunjukkan ya. Misalkan ada adik tinjau A. Nah tinjau A kita gambar. Gaya yang bekerja pada benda A hanya T ya.
Ini T. Otomatis nanti kerjanya ya sigma F adalah M kali A. Nah sigma F-nya hanya T. Nah T-nya ditanya masa benda A ini 5 kilo. Percepatannya pakai yang 20 per 3 ya.
Yang udah sederhana. Jadi jawabannya 100 per 3 ya. 5 kali 20, 100 per 3 Newton.
Lalu sama kan? Lo ko, tau gitu? Kalau gitu enak yang tinjau benda A ya ko? Iya, sederhana ngitungnya daripada tinjau benda B.
Makanya tadi ko bilang, kalau mau tinjau benda, mau nyari tegangan tali, carilah yang gaya pekerja pada benda itu yang sedikit. Jadi benda A ini kan cuma T ya, kalau benda B ini WB sama T. Seperti tadi yang soal sebelumnya, ko ada jelaskan, milih yang gaya pekerja pada benda itu yang paling sedikit untuk nyari tegangan tali. Kita masuk yang B ya. Jika lantai kasar dengan mu k 0,2 Nah kalau lantai kasar Lantai itu ini ya yang meja disini Ini kan digantung Berarti nanti ini ada gaya gesek Ini ke arah kiri ya Jadi FKA aja ya Diperjelas bahwa gaya geseknya Akibat benda A Nanti kita hitung dulu Mungkin FKA nya ini kan mu k kali Na Tekan normal A ini Karena benda B nya digantung Jadi yang menyebabkan gaya gesek itu ya benda A ini ya jadi yukanya 0,2 NA nya kita hitung dulu tinjau benda A nanti kita isi ya jadi aku gambar dulu untuk yang arah sumbu Y aja ya ini NA sama WA nanti sigma FY 0 berarti nanti NA min WA adalah 0 berarti NA adalah WA berarti NA WA nya ini kan 50 ya, kalau masa 5 kg ini 50 Newton jadi, ini kita isi 0,2 x 50, jadi 10 ya, ini dapat gaya gesek benda A terhadap lantainya 10 Newton, nah, kenapa arah gaya geseknya ke arah kiri, karena arah geraknya ini kan ke kanan terus ke bawah, jadi dia melawan arah ya, ke kiri nah Sekarang kita tinjau sistem untuk mencari percepatan.
Sigma F adalah M kali A. Yang positif ini WB. Min T plus T, Min T plus T. Nanti ada lagi min FKA ini.
Bedanya kalau licin kita nggak pakai FKA. Beda itu aja karena nggak ada GGC. Ini masanya di total.
Ini berarti WB-nya 100. Dicoret aja. Min FKA-nya 10. Masanya ini kan 5 tambah 10 ya. Berarti ini 90 adalah 15. A 90 bagi 15 itu 6 ya. Nah ini dapat kecepatannya.
Untuk mencari tegangan tali, kita tinjau benda. Tinjau benda kalau B ini ada EBB sama T. Jika benda A, ini ada T sama FKA.
Sama banyak sih. Ya koko tinjau benda B aja ya. Tinjau B. Nanti kita gambar dulu ini. Ini ada tali, ini ada WB ya.
Nah nanti kita buat sigma F sound dengan M kali A. Nah yang positif WB karena dia searah gerak nih WB-nya. Jadi nanti WB min T M kali A.
Ini masanya masa B ya kalau tinjau benda itu satu masa aja. WB-nya 100 min T masa benda B kan 10 ya. percepatannya 6 berarti 100 min T adalah 60 berarti T nya 40 Newton ya ini dapat nih Nah jadi kalau tinjau sistem untuk mencari percepatan bendanya di total masanya semua benda dan searah gerak positif yang beda arah gerak atau lawan arah gerak tuh minus kalau untuk nyari tegangan tali tinjau benda ini ada ada contoh soal berikutnya ya ini ada bidang miring Diberi benda bermasa 3 kg.
Ini ditarik oleh gaya 50 N ke atas ya. Ada yang narik ke atas. Dengan sudut 30 derajat kemiringan bidang miringnya.
Koefisien gesek kinetisnya 0,2. Tentukan percepatan benda ya. Kita nyari percepatan benda. Kita gambar gaya-gaya dulu.
Bidang miring ini W-nya tetap aranya lurus ke bawah ya. W ya. Nanti di sini kita proyeksikan.
Itu selalu seperti itu ya, ada di penjelasan videonya, yang video sebelum-sebelumnya. Nah, di sini ada, ini W cos 37, karena nanti kalau 37 di sini, ini 37-nya ya, nanti ada 37 di sini. Jadi, berseberangan lah istilahnya, 37, 37. Nah, nanti ini W cos 37 yang diproyeksi sejajar bidang, diproyeksi seperti ini ya, jadi dibuat seperti.
kotak gitu lah ya ini diagonalnya nah ini W sin 37 oke ini 37 ini 37 disini boleh ada adek-adek hafal kalau misalkan sudut kemiringan yang diketahui di alas ini ini yang masuk ke arah bidang cos yang sejajar sin nanti W cos W sin itu selalu gitu tapi kalau yang diketahui yang di puncak sudutnya yang ini sin yang ini cos mending adek-adek selalu pakai yang bawah aja bisa, bisa misalkan gini ini yang diketahui 53 derajat ini kan siku-siku kemiringan jadi nanti kita buat gini ini 53, ini 37 yang kita pakai selalu yang 37 bukan yang disini, totalnya antara ini sama ini 90 ya, karena siku-siku jadi ini 60, 37, 53 yang kita pakai yang 37 lalu yang ini Wkos, yang ini Wsin maafkan gitu aja untuk bidang miring nah sekarang kita kasih N ya normal disini N nya kok miring ya kuh? Karena N itu selalu tegak lurus bidang. Jadi kalau bidangnya dia miring, ya N nya juga agak miring.
Dia tegak lurus gini. Seperti, istilahnya ini sumbu X, bidangnya. Yang ini sumbu Y nya.
Sumbu Y nya nanti miring juga adik-adik ya. Kalau kita mengenal sumbu kan X nya mendatar, horizontal, Y nya kan vertikal. Nah dalam hal kasus bidang miring kita anggaplah yang bidang miring ini sumbu X. Yang tegak lurusnya gini yang sumbu Y. Gini ya kasusnya.
Kalau bidang horizontal, bidang lantai yang horizontal itu gini X Y nya. Kalau yang bidang miring ini X nya ini Y nya. Jadi ini sumbu X ini sumbu Y nya ya.
Sekarang kita lihat arah gerak untuk mengetahui arah gaya gesek. Nah arah geraknya kemana? Kan ada yang narik ke atas 50 Newton kok. Ini pasti gerak ke atas belum tentu. Siapa tahu ini nilai yang...
WC-nya lebih besar Kalau ini yang lebih besar Otomatis kan ini kalah kuat Otomatis kan dia yang hari ini ikut ke bawah ya istilahnya di arah ke bawah ya jadi kita bandingkan maka W sin 37 sama F ini besar mana jadi ini W nya kan 30 Newton ya karena masanya kan 3 Kilo 3 x 10 ya ini kalau tidak diberitahu nilai G itu adalah 10 ya jadi kalau tidak diberitahu soal itu G itu 10 nah W nya ini 30 nah sin 37 itu hafalan ya 0,6 Nah ini gayanya 50, ini kok bandingkan dulu untuk mengatakan arah gerak. Ini berarti 18, ini 50. Oh besaran yang 50 kok, berarti ini gerak ke atas. Nah ini arah geraknya.
Misalkan ya ternyata F-nya ini nariknya hanya 15 N, oh kalah besar. Berarti otomatis dia gerak ke bawah. Kalau ini misalkan 15, ini 18 kan lebih besar yang Wisin. Berarti arah geraknya ke bawah.
Kalau ini kan 50, besar yang ke atas. Karena gerak ke atas, berarti gaya geseknya ini miring ke bawah begini. Gambar, ini ada FK-nya.
Untuk nyari percepatan, kita kerja sistem Sigma F. Sama dengan M kali A. Jadi yang searah gerak ini F. Jadi F min W sin 37. Min FK sama dengan M kali A.
F nya 50. W sin 37 nya ini ya. Udah dihitung tadi 18. Nah FK nya kok. Kita hitung dulu ya.
Di sini aja. FK kan mu K kali N. Kita cari N dulu, menggunakan sumbu Y-nya, sigma Fy 0. Nah, jadi nanti N, ini min W cos 37 sama dengan 0. Loh kok, kok bukan N sama dengan W ya? Karena W-nya ini beda arah, dia sumbu Y-nya itu N sama W cos. Jadi hati-hati ya adik-adik, nggak selalu N adalah W.
makanya perhatikan selalu tinjau sumbu Y nya dilihat dulu ternyata ini N dilawan arah oleh W cos jadi N ini adalah W cos 37 jadi W nya kan 30 cos 37 itu 0,8 jadi normalnya ini 30 x 0,8 24 ya baru kita hitung GGSF FK mu K kali N. Mu K nya kan 0,2. Dikali 24. Berarti FK nya ini 4,8 ya Newton.
Nah ini gaya geseknya. Nah kita tinggal isi. Ini dikurangi 4,8.
Masanya 3 kilo. Kali A ya. Jadi ini 50 kurangi 22,83 A.
Berarti ini hasilnya 27,2 adalah 3A ya. Berarti A adalah 27,2 bagi 3. Ini hasilnya adalah 9,067 ya. Nah ini jawabannya.
Jadi adik-adik kalau melihat arah gerak. Kita lihatnya itu kan arah gerak itu kalau nggak ke atas ini atau yang ke bawah miring gini kan. Nah kita lihat gaya apa yang ada di ujung itu.
Nah kalau kita ke atas. yang mewakilinya F kalau ada yang kebawah ini yang mewakili Wisin loh FK nya kok? enggak FK kan ada setelah ada arah gerak nah kita bandingkan yang Wisin dan F besar mana? oh besar F berarti ke atas kalau besar yang Wisin berarti ke bawah gitu ya kita hitung dulu jadi arah gerak itu penting ya untuk menentukan apalagi kalau dia kasar itu menentukan arah gaya gesek juga Itu juga bisa menentukan mana yang plus, mana yang minus ya dalam jumlah gaya ini.
Terima kasih adik-adik sudah nonton video kali ini. Semoga bermanfaat dan berguna buat kalian semua di sekolah ya. Tolong dukung Goko dengan cara like, subscribe, dan share ke teman-teman kalian semua. Terima kasih.